• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMINAR UMUM PEMANFAATAN LIMBAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SEMINAR UMUM PEMANFAATAN LIMBAH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

0

MAKALAH SEMINAR UMUM

PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jaqs)

Disusun oleh:

Nama : Yan Ardila

NIM : 09/283836/PN/11736

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Tohari, M.Sc Hari dan Tanggal Presentasi : Kamis, 9 Januari 2014

PROGRAM STUDI AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)

1 HALAMAN PENGESAHAN

PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jaqs)

Disusunoleh : Nama : Yan Ardila

NIM : 09/283836/PN/11736 Jurusan : Budidaya Pertanian Prodi : Agronomi

Laporan Seminar Umum ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu kelengkapan mata kuliah Seminar Umum di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Menyetujui: TandaTangan Tanggal

DosenPembimbing

Prof. Dr. Ir. Tohari, M.Sc ……….… ……...2014

NIP.19490210 197603 1 001

Mengetahui :

KomisiSeminar Umum JurusanBudidayaPertanian Prodi Agronomi

Ir. Sri Muhartini, M.S. ……….. .. ...2014 NIP. 19540304 198003 2 002

Mengetahui : KetuaJurusan BudidayaPertanian

Dr. Ir. Taryono, M.Sc ………..… ...2014

(3)

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilaiekonomis yang cukup tinggi karena

merupakan salahsatu tanaman penghasil minyak nabati. Produksiminyak kelapa sawit

Indonesia saat ini mencapai 6,5juta ton pertahun dan diperkirakan pada tahun 2012akan

meningkat menjadi 15 juta ton pertahun, kerenaterjadinya pengembangan lahan.Limbah

pabrik kelapa sawit yang mengandungsejumlah padatan tersuspensi, terlarut danmengambang

merupakan bahan-bahan organic dengankonsentrasi tinggi (Kasnawati, 2011).

Definisi limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat.

Limbah industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair atau padat yang masih

kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian. Kebanyakan industri yang ada

membuang limbahnya ke perairan terbuka, sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan

terjadi bau busuk sebagai akibat terjadinya fermentasi limbah.

Dalam 10 tahun terakhir ini PabrikKelapa Sawit (PKS) di Indonesiaberkembang

dengan sangat pesat.Sebagian besar lahan-lahan perkebunan nonkelapa sawit di seluruh

Indonesia berangsur-angsurberalih atau diubah menjadi lahan perkebunan kelapa

sawit.Sebagai contoh ialah lahan perkebunantebu milik Pabrik Gula di KabupatenPelaihari,

Kalimantan Selatan, telah beralihfungsi menjadi lahan perkebunan KelapaSawit dan masih

banyak lahan-lahan milikkehutanan atau milik masyarakat yang telahdisulap menjadi areal

kebun kelapa sawityang besar.

Dengan meningkatnya pabrik pabrik pengolahan kelapa sawit, tidak dipungkiri maka

akan menyebabkan peningkatan produksi CPO (Crude Palm Oil). Hal ini berarti Indonesia

telah menjadi negara dengan volume eksport CPO yang tinggi. Menurut Kurniawan (2007),

pada tahun 2006, Indonesia memproduksi 15,9 juta ton CPO, dan 11,6 juta ton diantaranya

diekspor. Sampai Oktober 2007, produksi CPO sudah mencapai 16,9 juta ton, dan diprediksi

bisa mencapai 17,2 ton tahun ini. Dengan lahan tanaman 6 juta hektar, Indonesia melaju

melewati angka produksi Malaysia.

Dengan meningkatnya jumlah ekspor CPO Indonesia, maka timbul permasalahan lain

mengenai CPO, yaitu permasalahan limbah PKS. Pada umumnya, hampir semua PKS

memiliki permasalahan mengenai pengelolaan limbah PKS, baik limbah padat maupun

limbah cairnya. Pada umumnya, Effluent (hasil akhir yang dibuang ke alam) oleh PKS yang

(4)

3

COD (> 150 ppm), pH(< 5), amoniak bebas (> 1,0 ppm), padatan terlarut (> 350 ppm),

padatan tersuspensi (> 100 ppm).

Seiring dengan bertambahnya laju pertumbuhan tanaman kelapa sawit maka industri

pengolahan kelapa sawit juga mengalami peningkatan. Selain menghasilkan minyak kelapa

sawit yang tinggi maka juga menghasilkan limbah yang terdiri atas limbah padat dan limbah

cair. Limbah padat pabrik kelapa sawit berasal dari proses pengolahan tandan kosong kelapa

sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, lumpur dan bungkil. Sedangkan

limbah cair dari pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses

klarifikasi dan buangan hidrosiklon.

Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit ini berpotensi mencemari air tanah

dan badan air. Namun, limbah ini masih banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman dan tanah. Limbah cair ini biasanya digunakan sebagai alternatif pupuk di

lahan perkebunan kelapa sawit. Namun, sebelumnya limbah cair perlu diolah terlebih dahulu.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengolahan limbahkelapa sawit di Indonesia.

2. Mengetahui apa saja yang bisa dilakukan dalam meminimalisir pencemaran lingkungan

akibat limbah kelapa sawit.

C. Kegunaan

Memberikan informasi tentang pengolahan limbah kelapa sawit yang beragam, dalam

(5)

4 II. KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya

demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau

limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri

atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal

dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon.

Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi

sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air. Sedangkan limbah padat pabrik kelapa

sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang

berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan

berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat,

sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau

busuk, tempat bersarangnya serangga lalat dan potensial menghasilkan air lindi (leachate).

Limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa

oleh hasil pengolahan air limbah.

A. Produksi dan luas areal kelapa sawit

Peningkatan produksi CPO didorong oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit di

Indonesia secara signifikan dari tahun ke tahun. Perluasan perkebunan kelapa sawit pada

periode 2003-2009 berasal dari petani kecil atau pertanian rakyat dengan pertumbuhan

rata-rata 7,19% per tahun. Setelah itu, diikuti oleh perusahaan swasta yang tumbuh 4,98% per

tahun. Sementara itu, kepemilikan pemerintah atas perkebunan kelapa sawit menurunk 0,63%

per tahun dalam periode 2003-2009.

Produksi CPO nasional dapat mengalami peningkatan yang sangat signifikan, pada

thn 1964 produksi sebesar 157.000 MT dalam kurun waktu 10 tahun (thn 1974) sudah

meningkat menjadi 411.000 MT naik sebesar 162% atau rata-rata kenaikan sebesar 16,2%

per tahun. Sedangkan untuk dasawarsa berikutnya produksi CPO mengalami kenaikan

rata-rata 18,9% per 10 tahun, hal ini dapat dilihat dari perbandingan produksi thn 1984 sebesar

1.185.000 MT dengan produksi tahun 1974 sebesar 411.000 MT. Produksi pada thn 1994

sebesar 4.250.000 MT atau kenaikan sebesar 3.065.000 MT selama 10 Thn atau rata-rata

306.500 MT/tahun (25,9%/thn). Produksi tahun 2004 sebesar 13.560.000 (kenaikan rata-rata

21,9%) sedangkan dibanding produksi tahun 2010 sebesar 23.600.000 MT maka terjadi

(6)

5

Adapun data produksi CPO Indonesia dari tahun 1964 sampai dengan tahun 2010

dapat kami sampaikan pada tabel dan grafik sebagai berikut :

(7)

6

Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 -

2013**

Sumber: Badan Pusat Statistik

Catatan:

1) Luas areal untuk tanaman tahunan adalah areal yang ditanami di akhir tahun

2) Luas areal untuk tanaman musiman adalah luas panen kumulatif bulanan area.

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

B. Limbah Kelapa Sawit

Secara umum limbah kelapa sawit terbagi atas dua jenis yaitu limbah padat dan

limbah cair. Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang

terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain. Sedangkan limbah cair terjadi

pada in house keeping. Limbah padat dan limbah cair pada generasi berikutnya terdapat pada

Gambar 1. berikut;

Tahun Karet 1) Kelapa Sawit 1) Coklat 1) Kopi 1) Teh 1) Kina 1) Tebu 2) Tembakau 2)

1995 471,9 992,4 125,4 49,3 81,0 4,6 496,9 9,1

1996 538,3 1146,3 129,6 46,7 88,8 2,2 400,0 4,3

1997 557,9 2109,1 146,3 61,8 89,3 2,3 378,1 4,5

1998 549,0 2669,7 151,3 62,5 91,2 0,6 405,4 5,7

1999 545,0 2860,8 154,6 63,2 91,6 1,3 391,1 5,2

2000 549,0 2991,3 157,8 63,2 90,0 1,3 388,5 5,2

2001 506,6 3152,4 158,6 62,5 83,3 1,2 393,9 5,3

2002 492,9 3258,6 145,8 58,2 84,4 1,2 375,2 5,4

2003 517,6 3429,2 145,7 57,4 83,3 3,3 340,3 5,2

2004 514,4 3496,7 87,7 52,6 83,3 3,2 344,8 3,3

2005 512,4 3593,4 85,9 52,9 81,7 3,1 381,8 4,8

2006 513,2 3748,5 101,2 53,6 78,4 3,1 396,4 5,1

2007 514,0 4101,7 106,5 52,5 77,6 3,0 427,8 5,8

2008 515,8 4451,8 98,4 58,3 78,9 3,0 436,5 4,6

2009 482,7 4888,0 95,3 48,7 66,9 3,0 422,9 4,2

2010 496,7 5161,6 92,2 47,6 66,3 3,0 436,6 3,4

2011 523,1 5349,8 94,3 48,7 66,5 3,0 192,5 2,9

2012* 527,3 5456,5 94,4 48,7 65,5 3,1 198,8 2,9

(8)

7

Gambar 1. Pohon Industri Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit

Sumber:Departemen Pertanian (2006)

C. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit

Industri kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan.

Harga minyak sawit di pasaran internasional juga cederung membaik. Hal ini menyebabkan

industri minyak sawit dapat menjadi andalan devisa di masa mendatang. Berdasarkan data

dari Direktorat Jendral Perkebunan (2006), terbukti dalam 20 tahun terakhir (1985-2005),

pertambahan kebun kelapa sawit mencapai 5 juta hektar atau sekitar 837 %. Hal itu juga

dibuktikan dengan kontribusi minyak sawit yang terhadap ekspor nasional yang mencapai

6 %. Minyak sawit telah menjadi komoditas nomor satu dari produksi Indonesia.

Dari data-data tersebut diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi produksi kelapa

sawit maka semakin banyak limbah kelapa sawit nya. Karena itu diperlukan suatu teknologi

tepat guna yang dapat mengolah limbah kelapa sawit ini menjadi sesuatu yang berguna atau

bermanfaat dan memiliki nilai komersil.

Pengelolaan limbah industri kelapa sawit sebaiknya menggunakan konsep zero

emissions. Konsep zero emissions adalah konsep yang menerapkan sistem bahwa proses

industri seharusnya tidak menghasilkan limbah dalam bentuk apapun karena limbah tersebut

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi industri lain. Melalui proses penerapankonsep

ini maka proses-proses industri akan menghemat sumber daya alam, memperbanyak jenis

produk, menciptakan lapangan kerja lebih banyak serta mencegah pencemaran dan kerusakan

(9)

8

Konsep zero emissions merupakan konsep yang harus mengeliminasi limbah agar

industri menjadi zero waste. Hal ini merupakan perubahan revolusioner konsep industri yang

dapat menjaga ekosistem. Dari sudut lingkungan, konsep zero emissions merupakan solusi

akhir dari permasalahan pencemaran yang mengancam ekosistem baik skala kecil maupun

skala besar. Selain itu, penggunaan maksimal bahan mentah yang dipakai dan sumber-sumber

yang terperbaharui (renewable) menghasilkan keberlanjutan (sustainable) penggunaan

sumber daya alam dan penghematan (efisiensi) terutama bagi limbah yang mempunyai nilai

ekonomi. Berikut adalah perubahan konsep industri dari model linier menjadi konsep zero

emissions.

Gambar 2. Model Linier Konvensional

Sumber:Departemen Pertanian (2006)

Gambar 3. Model Zero Emissions

Sumber:Departemen Pertanian (2006)

Dengan menggunakan konsep zero emissions pada industri kelapa sawit

meningkatkan daya saing dan efisiensi karena sumber daya digunakan secara maksimal yaitu

memproduksi lebih banyak dengan bahan baku yang lebih sedikit.Salah satu pemanfaatan

(10)

9 Land application atau aplikasi lahan adalah pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk atau

bahan penyubur tanah bagi tanaman kelapa sawit itu sendiri. Hal ini dikarenakan limbah cair

tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan tanah seperti nitrogen, phosphor,

dan kalium. Jumlah kalium dan nitrogen dalam limbah tersebut sangat besar sehingga dapat

digunakan sebagai nutrisi bagi tanaman kelapa sawit.

Limbah cair yang digunakan sebagai land application adalah limbah cair yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga kadar BODnya berkisar antara 3500 mg/l hingga 5000

mg/l. Limbah cair yang kaya akan unsur N, P dan K tersebut akan dapat menggantikan peran

pupuk anorganik yang selama ini digunakan. Secara tidak langsung akan menghemat

pengeluaran perusahaan dalam proses pemupukan tanaman. Selain itu, biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan pengolahan limbah cair akan menurun sekitar 50-60%.

D. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit

1. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan oleh PKS pada umumnya berupa janjang kosong

(tandan kosong), cangkang dan lain-lain yang masih dapat bermanfaat. Sebagai sumber

energi ketel pabrik dapat digunakan serat, janjang kosong dan cangkangnya. Sedangkan

untuk pupuk dapat digunakan janjang kosong, abu janjang, limbah padat dan cair. Selain itu,

limbah padat yang dihasilkan oleh PKS ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan

ternak yang karena berserat tinggi, nitrogen dan fosfor yang cukup tinggi yang baik bagi

ternak. Diketahui pula bahwa serat janjang kosong ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

dasar pembuatan pulp karena TBS mengandung 20% lebih crude fiber (serat kasar) yang

dapat diperoleh melalui proses kimia. Batang kelapa sawir sendiri juga dapat dimanfaatkan

sebagai bahan dasar pembuatan perabot rumah, kayu rumah yang berkualitas cukup baik.

Industri kelapa sawit menghasilkan limbah yang berpotensi sebagai pakan, seperti

bungkil inti sawit, serat perasan buah, tandan buah kosong, dan solid (Aritonang, 1986;

Pasaribu, et al., 1998 ; Utomo, et al., 1999) . Bungkil inti sawit mempunyai nilai nutrisi yang

lebih tinggi dibanding Iimbah lainnya dengan kandungan protein kasar 15% dan energi kasar

4.230 Kkal/kg (Ketaren, 1986) sehingga dapat berperan sebagai pakan penguat (konsentrat).

 Pelepah Kelapa Sawit

Pelepah kelapa sawit juga mempunyai kandungan nutrisi walaupun dalam

jumlah kecil. Setiap pelepah kelapa sawit yang terpotong mempunyai kandungan 125

Kg N, 23 kg P2O5, 176 kg K2O dan 25 Kg MgO dalam tiap hektarnya selama

(11)

10

dan 0,1% MgO. Susunan pelepah yang rapi dan berbentuk L pada lahan datar akan

merangsang pertumbuhan akar serabut pada tumpukan pelepah tersebut.

 Serat (Fiber)

Pemanfaatan lain dari ampas serabut yakni sebagai mulsa di pembibitan

kelapa sawit terutama di Main Nursery (MN). Ampas serabut diaplikasikan secara

tipis di permukaan atas untuk mengurangi evaporasi tanah sehingga kelembaban tanah

terjaga dan mengurangi pertumbuhan gulma di permukaan tanah polibag.

 Janjangan Kosong

Janjangan kosong atau yang biasa disebut EFB (empty fresh bunch)

merupakan bekas TBS (tandan buah segar) yang berondolannya sudah lepas pada saat

pengolahan di pabrik kelapa sawit. Dari setiap TBS yang diolah akan dihasilkan 20%

janjangan kosong dari setiap berat TBS yang diolah.

Janjangan kosong mempunyai rasio C/N sangat tinggi sehingga proses

dekomposisi dan mineralisasi janjangan kosong dilapangan oleh mikroorganisme

relatif lambat. Lamanya proses dekomposisi dan mineralisasi janjangan kosong

seperti yang terlihat pada Tabel. Walaupun demikian janjangan kosong sangat kuat

menyerap dan menyimpan air. Janjangan kosong dapat dijadikan sebagai mulsa untuk

menahan air agar ketersediaan air bagi tanaman lebih terjamin terutama untuk kelapa

sawit TBM (tanaman belum menghasilkan). Janjangan kosong juga mengandung

nutrisi utama yang dibutuhkan kelapa sawit walaupun dalam jumlah yang sedikit.

Kandungan nutrisi janjangan kosong seperti yang terdapat pada Tabel.

Tabel. Waktu Menguraikan Unsur Hara dalam Janjangan Kosong

(12)

11  Dried Decanter Solid

Dried Decanter solid atau sering disebut dengan solid merupakan limbah padat

pabrik kelapa sawit. Solid sebenarnya berasal dari mesocarp atau serabut berondolan

sawit yang telah mengalami pengolahan di pabrik kelapa sawit. Produksi basah solid

sekitar 5% dan produksi solid kering sekitar 2 % dari berat total TBS yang diolah.

Tabel. Kandungan Nutrisi Dalam Solid

Tidak seperti janjangan kosong, decanter solid lebih mudah terurai dilapangan.

Secara umum solid akan melapuk dalam waktu 6 minggu. Solid basah harus segera

diaplikasikan dalam waktu 1 minggu, karena solid basah tidak dapat disimpan lama.

Dibandingkan dengan janjangan kosong, kandungan persentase nutrisi solid lebih

tinggi. Persentase nutrisi solid sangat dipengaruhi oleh kadar air solid itu sendiri.

(13)

12  Pakan Ternak

Pemanfaatan solid sebagai pakan ternak diharapkan dapat membantu

mengatasi masalah ketersediaan pakan terutama pada musim kemarau, serta

meningkatkan produktivitas ternak. Rata-rata pertambahan bobot badan harian (PBBH)

sapi milik petani di KabupatenKotawaringin Barat yang tidak diberi pakan solid jauh

di bawah PBBH ternak yang diberi solid, yaitu hanya 250 g/ekor/ hari (Zulbardi et al.

1995). Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, dalam hal ini

rumput alam, relatif rendah. Sapi hanya dilepas di padang penggembalaan yang

umumnya hanya ditumbuhi alang-alang tanpa diberi pakan tambahan (konsentrat).

Solid sangat berpotensi sebagai sumber pakan lokal mengingat kandungan nutrisinya

cukup memadai, jumlahnya melimpah, kontinuitas terjamin, terpusat pada satu tempat,

murah karena dapat diminta secara cuma-cuma, dan tidak bersaing dengan kebutuhan

manusia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, solid memungkinkan untuk menjadi

titik tolak agroindustri pakan di Kalimantan Tengah.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa solid berpotensi sebagai

sumber nutrisi baru untuk ternak dengan kandungan bahan kering 81,56%, protein

kasar 12,63%, serat kasar 9,98%, lemak kasar 7,12%, kalsium 0,03%, fosfor 0,003%,

dan energi 154 kal/100 g (Utomo et al.1999). Pada uji preferensi terhadap 25 ekor

(14)

13 2. Limbah Cair

Limbah cair PKS yang akan keluar dari proses pengolahan harus memiliki kualitas

dan standar yang ditentukan keputusan menteri lingkungan hidup (22 oktober 1995) seperti

berikut:

Limbah cair industri pengolahan kelapa sawit yang akan ditinjau lebih lanjut

mempunyai potensi untuk mencemarkan lingkungan karena mengandung parameter

bermakna yang cukup tinggi. Dimana golongan parameter yang dapat digunakan sebagai

tolok ukur penilaian kualitas air adalah sebagai berikut:

- BOD (Biological Oxygen Demand) yang merupakan kadar senyawa organik yang

dapat dibiodegradasi dalam limbah cair.

- COD (Chemical Oxygen Demand) yang merupakan ukuran untuk senyawa

organik yang dapat dibiodegradasi atau tidak.

- Total suspended solidataupadatantersuspensi total (TSS) adalahresidudaripadatan

total yang tertahanolehsaringandenganukuranpartikelmaksimal 2μm

ataulebihbesardariukuranpartikelkoloid,yangtermasuk TSS adalahlumpur,

tanahliat, logamoksida, sulfida, ganggang, bakteridanjamur.

- pH adalah keasaman air atau limbah cair yang menenukan tingkat gangguan atau

kehidupan dalam air.

Limbah cair yang dihasilkan oleh PKS ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

mengingat kandungan hara yang terkandung di dalamnya dapat digunakan oleh tanaman

sebagai sumber hara. Limbah cair ini mengandung unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium

(15)

14

Tekhnik aplikasi lahan telah banyak dikembangkan di beberapa negara. Pemilihan

teknik aplikasi tergantung kepada kondisi topografi areal kebun. Ditjen PPHP, Dit.

Pengolahan hasil Pertanian subdit Pengelolaan lingkungan menganjurkan teknik aplikasi

sebagai berikut:

 Teknik penyemprotan/ sprinkler.

Limbah cair yang sudah diolah dengan PBAn dengan WPH selama 75-80 hari

diaplikasikan ke areal tanaman kelapa sawit dengan penyemprotan/ sprinklerberputar atau

dengan arah penyemprotan yang tetap. Sistem ini dipakai untuk lahan yang datar atau

sedikit bergelombang, untuk mengurangi aliran permukaan dari limbah cair yang

digunakan. Setelah penyaringan limbah kemudian dialirkan ke dalam bak air yang

dilengkapi dengan pompa setrifugal yang dapat memompakan lumpur dan

mengalirkannya ke areal melalui pipa PVC diameter 3”. Kelemahan sistem ini adalah

sering tersumbatnya nozzle sprinkler oeh lumpur yang dikandung limbah cair tersebut.

Disampping itu biaya pembangunan instalasi sistem sprinkler relatif mahal.

 Sistem Flatbed atau teknik parit dan teras

Sistem ini digunakan di lahan berombak-bergelombang dengan membuat

konstruksi diantara baris pohon yang dihubungkan dengan saluran parit yang dapat

mengalirkan limbah dari atas ke bawah dengan kemiringan tertentu. Sistem ini dibangun

mengikuti kemiringan tanah. Teknik aplikasi limbah adalah dengan mengalirkan limbah

(16)

15

berukuran 4m x 4m x 1m, ke parit sekunder (flatbed) berukuran 2,5m x 1,5m x 0,25m,

yang dibuat setiap 2 baris tanaman.

Gambar 4 Bak Distribusi 4m x 4m x 1m

Gambar 5 Parit Sekunder (flatbed) 2,5m x 1,5m x 0,25m

Sistem ini dapat dibangun secara manual atau dengan mekanis menggunakan

back-hoe. Flatbed dibangun dengan kedalaman yang cukup dangkal. Limbah cair

yang akan diaplikasi dipompakan melalui pipa ke atas atau ke dalam bak distribusi.

Setelah penuh, lalu dibiarkan mengalir ke bawah dan masing-masing teras atau

flatbed diisi sampai ke tempat yang paling rendah. Seperti pada gambar dibawah ini

aplikasi tergantung kepada kecepatan alir, dan dapat dialirkan secara simultan melalui

beberapa baris flatbed dalam areal tanaman. Dengan teknik pengaliran ini, secara

(17)

16 3. Limbah Gas

Limbah udara berasal dari pembakaran solar dari generating set dan pembakaran

janjangan kosong dan cangkang di incenerator. Gas buangan ini dibuang ke udara terbuka.

Umumnya limbah debu dan abu pembakaran janjang kosong dan cangkang sebelum dibuang

bebas ke udara dikendalikan dengan pemasangan dust collector, untuk menangkap debu

ikutan dalam sisa gas pembakaran, kemudian dialirkan melalui cerobong asap setinggi ± 25

meter dari permukaan tanah. Debu dari dust collector secara reguler ditampung dan dibuang

(18)

17 III. PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri dari limbah cair, limbah padat dan limbah

gas. Ketiga jenis limbah ini dapat dimanfaatkan kembali guna meningkatkan nilai

ekonomisnya.

b. Limbah padat dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak. Limbah cair

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena memiliki kandungan unsur hara yang

cukup tinggi dan limbah gas dapat dimanfaatkan sebagai debu untuk penimbunan

jalan.

c. Pengelolaan limbah kelapa sawit dapat menggunakan konsep zero emissions yang

meminimalisir effluent sehingga menjadi ramah terhadap lingkungan. Salah satu

cara yang dapat digunakan adalah land application atau pengaplikasian lahan yaitu

memanfaatkan limbah cair sebagai pupuk bagi tanaman kelapa sawit itu sendiri.

B. Saran

Dalam pemanfaatan limbah cair kelapa sawit perlu diadakannya kajian dan penelitian

lebih detail agar dalam pemanfaatannya lebih optimal. Selain itu meningkatnya permintaan

produk yang ramah lingkungan seharusnya memacu perusahaan untuk berupaya

meningkatkan kuantitas serta kualitas produk. Oleh karena itu, kepedulian pelaku usaha

untuk tetap menaati Undang-undang serta peraturan yang berlaku menjadi modal penting

selain tetap mengupayakan juga teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah cair kelapa

(19)

18 DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, D. 1986 . Perkebunan kelapa sawitsebagai sumber pakan ternak di Indonesia .Jurnal Penelitian dan PengembanganPertanian 5: 93-99 .

Direktoran Jenderal Pengolahan Hasil Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Jakarta.

Kasnawati. 2011. Penggunaan limbah sabut kelapa sawit sebagaibahan untuk mengolah limbah cair. Ilmu Teknik 6 : 891-898

Ketaren, P.P. 1986 . Bungkil inti sawit dan ampasminyak sawit sebagai pakan ternak. WartaPenelitian dan Pengembangan Pertanian 8: 10-11 .

Kurniawan, W. 2007. Urgensi Penerapan Sistem Mutu (Kualitas) dan Produktivitas pada Pabrik Kelapa Sawit. Prosiding Lokakarya Nsional Rapi V. UMS. Solo.

Pahang, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 halaman.

Pamin, K., M. M. Siahaan, dan P. L. Tobing, 1996. Pemanfaatan limbah cair PKS pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Lokakarya Nasional Pemanfaatan Limbah Cair cara Land Application.

Pasaribu, T., A.P. Sinurat, J . Rosida, T.Purwadaria, dan T. Haryati. 1998. Pengkayaan gizi bahan pakan inkonvensionalmelalui fermentasi untuk ternak unggas . 2.Peningkatan nilai gizi lumpur sawit melaluifermentasi . Edisi Khusus Kumpulan Hasil-hasilPenelitian Peternakan Tahun Anggaran1996/1997 . Buku III : Penelitian TernakUnggas . Balai Penelitian Temak. Bogor .

Tim PT. SP. 2000. Produksi bersih pengolahan tandan buah segar di pabrik kelapa sawit (pengalaman PT. Salim Indoplantation di Riau). Makalah Lokakarya Pelaksanaan Produksi Bersih pada Industri Minyak Sawit. Pekanbaru, 2-3 Maret 2000.

Utomo, B.N., E. Widjaja, S. Mokhtar, S.E. Prabowo, dan H. Winarno. 1999. Laporan Akhir Pengkajian Pengembangan Ternak Potong pada Sistem Usaha Tani Kelapa Sawit. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, Palangkaraya.

Widjaja, E., B.N. Utomo, R. Rachmadi, S.E. Prabowo, dan D. Hartono. 2000a. Laporan Akhir Pengkajian Sistem Usaha Pertanian Domba Berwawasan Agribisnis (tahun kedua). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, Palangkaraya.

Widjaja, E., B.N. Utomo, dan R. Ramli. 2000b. Potensi limbah kelapa sawit “solid” sebagai

pakan suplemen ternak sapi. Prosiding Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Palangkaraya 10 Oktober 2000. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Palangkaraya, Palangkaraya. hlm. 145−154.

Huan, Lim Kim. 1987. Trial on longterm effects of application of POME on soil properties, oil palm nutrition and yields. Proc. Of the 1987 International Oil Palm/Palm Oil Conference PORIM.

(20)

19 LAMPIRAN

Pertanyaan:

1. Demianti

Apakah ada pemanfaatan lain pada limbah kelapa sawit selain sebagai pupuk,

yang lebih memiliki nilai ekonomi? Berapakah pH yang sesuai pada tanaman

kelapa sawit itu sendiri?

Jawaban:

- Ada, jika kita lihat sekarang ini sudah banyak pemanfaatan limbah kelapa sawit

yang lebih memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti pemanfaatan batang kayu pada

tanaman kelapa sawit sebagai bahan funiture (perabotan) dan lain-lain, sehingga

lebih memiliki nilai ekonomi.Contohnya pada tabel berikut :

- Sebelum diaplikasikan ke lahan limbah cair tersebut yang memiliki pH yang asam

maka harus dibasakan terlebih dahulu, bisa dengan menambahkan KOH ataupun

dolomit agar dapat pHnya ditingkatkan. Selain itu, limbah yang diaplikasikan

bukanlah limbah yang langsung keluar dari pabrik namun limbah yang telah

diolah terlebih dahulu karena di dalam limbah cair tersebut apabila tidak diproses

terlebih dahulu maka akan cukup berbahaya bagi tanaman kelapa sawit itu sendiri.

Sehingga pada umumnya PKS yang berskala cukup besar telah memiliki kolam

pengolahan limbah cair sendiri agar dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman

kelapa sawitnya. Pada tanaman kelapa sawit dapat tahan atau tumbuh pada pH

ekstrim, hanya saja jika kita ingin melihat nilai ekonomisnya maka perlu

(21)

20

2. Fajar Arif

Apakah pemanfaatan limbah dapat memenuhi kebutuhan pupuk tanaman kelapa

sawit? Berapakah kebutuhan pupuk yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit?

Jawaban :

- Pemanfaatan limbah tentu memenuhi kebutuhan dari tanaman kelapa sawit.

Dikarenakan pada tanaman kelapa sawit sangat membutuhkan unsur hara yang

sangat banyak dalam proses pertumbuhannya. Hal ini dapat dilihat dengan sangat

berkurangnya unsur hara pada suatu lahan yang pasca ditanami tanaman kelapa

sawit.

- Kebutuhan pupuk pada tanaman kelapa sawit tidak ada data pasti, hanya saja kita

bisa memperkirakan dari kondisi tanaman itu sendiri, apakah sudah sesuai dengan

kebutuhan tanaman, dengan menguji sampel daun yang dilakukan di pusat untuk

Gambar

Gambar 1. berikut;
Gambar 1. Pohon Industri Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit
Gambar 2. Model Linier Konvensional
Tabel. Waktu Menguraikan Unsur Hara dalam Janjangan Kosong
+3

Referensi

Dokumen terkait

By including the available emergy for use in the category of Non-Financial Assets, while natural resources and energy used to produce emergy into the

Pada model ini, evaluasi pelatihan memiliki keterbatasan yaitu pertama, tidak dapat membandingkan kebutuhan pelatihan sesuai dengan dunia kerja dengan hasil pelatihan yang telah

Saat ini komputer tidak hanya digunakan sebagai pengganti mesin ketik atau alat perhitungan biasa, namun lebih dari sekedar itu, komputer digunakan penyimpanan data. Salah

Dari program ini, dapat diketahui informasi seperti, status pada link dan device , waktu selama dalam keadaan up , jumlah data yang masuk dan keluar, IP Address, Subnet Mask,

Proposal lahir setelah melakukan berbagai macam riset, karena hasil catatan riset harus bisa disampaikan kepada orang lain dan menjadi pondasi yang kuat dari karya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa isolat fungi endofit dari bunga cengkeh ( Syzygium aromaticum L.) dengan kode isolat IFBC-01 memiliki

No.W2.U1/15.640/Pid.B.01.10/X/2013, diberitahukan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal 25 Oktober 2013 s/d tanggal 31 Oktober 2013, sebelum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar matematika siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif dengan aktivitas quick on the draw (kelas