• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA

(

STUDENT CENTERED LEARNING

(SCL)

DI UNIVERSITAS Al AZHAR INDONESIA

Kompleks Masjid Agung Al Azhar Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12110

(2)

P E N G A N T A R

Kurikulum mata kuliah Program studi di UAI telah disusun dan dikembangkan bebasis kompetensi, yang mengacu pada tuntutan kemampuan dan keahlian guna memenuhi kepbutuhan kualifikasi yang dipersyaratkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI/Indonesian Qualification Frame Work) (Peraturan Presiden RI No 8 tahun 2012)

Untuk pelaksanaan Proses Pembelajaran/ Perkuliahan kirukulum yang berbasis kompetensi dan yang mengacu kepada KKNI harus dilaksanakan berupa Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa/ Student Centered Learning (SCL).

Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran “SCL” ini disusun pedomannya yang diberi judul buku: “Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa/

Student Centered Learning (SCL) di Universitas Al Azhar Indonesia”

Buku Pedoman ini meliputi :

• Pendahuluan (Visi; Misi dan Tujuan UAI)

• Dasar-Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di UAI (Tridarma PT; Tujuh Elemen Dasar; dan Enterprising university)

• Arah dan tujuan Pendidikan Tinggi (KKNI; Kelompok Komponen Kompetensi; Kompetensi Program studi dan lulusan, Acuan kompetensi KKNI level 6; Ciri kurikulum berbasis kompetensi dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

• Sistem Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa (SCL) dan Pembelajaran yang berpusat pada Dosen (TCL) {SCL >< TCL}; (Klasikal/ tradisional dan individual/ kelompok; Continuous Pogress; Realisasi pelaksaan SCL)

• Modul dengan sistim pembelajarannya. (Cara belajar dengan modul; perbandingannya dengan pembelajaran tradisional/klassikal; Ciri-ciri belajar dengan modul; Batasan Modul; Komponen modul dan Komponen Modul yang disiapkan oleh dosen).

• Cara pelaksanaan pembelajaran dengan modul, (pelaksanaan modul di kelas; Bagan urutan pembelajaran dengan modul. Cara menyusun Lembaran Kerja= LK

(3)

(Worksheet) modul. LK dan sumber belajar; Isi LK; Jenis, dan bagian-bagian lembaran kerja).

• Contoh Lembaran Kerja (dua buah LK )

(contoh LK yang diberikan adalah untuk mata kuliah Fisika Dasar elementer)

• Turut pula dilampirkan: Contoh Format pembuatan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan contoh Hubungan Tujuan/kompetensi dasar dengan Proses Pembelajaran/ PBM serta dengan Evaluasi yang diperlukan dosen dalam merencanakan Pembelajaran.

Mudah-mudahan buku pedoman yang sederhana ini bermamfaat bagi dosen dalam merencanakan pelaksaaan pembelajaran.

Jakarta, 10 April 2015 Ketua BPMU

ttd

Drs. H. Muhsin Lubis, M.Sc.

(4)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

BAB I PENDAHULUAN ………...……….……… 1

Visi, Misi dan Tujuan ……… 1

BAB II DASAR-DASAR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ………... 2

A. Tridarma Perguruan Tinggi ………. B. Tujuh Elemen Dasar ……… C. Enterprising University ………... 2 2 3 BAB III ARAH DAN TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI ………. 5

A.Arah Tujuan Pendidikan Tinggi Dilihat Dari KKNI ………... B.Pengertian Dan Kelompok Elemen Kompetensi …….……… C.Kompetensi Program Studi Dan Lulusan ………...….……… D.Acuan Kompetensi Prodi (S1) Adalah KKNI Level 6 Setara S1 dan D IV ….………... E. Ketentuan Dan Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi …...………. F. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) UAI ……….. 5 BAB IV SISTIM PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA (SCL) DAN PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA DOSEN (TCL)..………. A.Pembelajaran Klasikal/Tradisional (Berpusat Pada Dosen = Teacher Centered Learning = (TCL) ……….. B.Pembelajaran Individual/Kelompok Berpusat Pada Mahasiswa = Student Centered Learning (SCL) ……… C.Azas Continuous Progress (Maju Berkelanjutan)…..…..………… D.Realisasi Pengelolaan Pembelajaran Yang Berpusat Pada Mahasiswa (SCL) ……….…... BAB V APAKAH MODUL ITU DAN BAGAIMANA SITEM PEMBELAJARANNYA ……….. 14

A.Perbandingan Cara Belajar Tradisional Dengan Cara Belajar Dengan Modul ………..………... 14

(5)

B.Ciri-Ciri Pembelajaran Individual/ Kelompok Dengan Modul …...

C.Batasan Modul ……….

D.Komponen-Komponen Modul ………….………

E. Komponen Modul Yang Disiapkan Dosen Sebagai Sarana Belajar Mahasiswa ………...………

15 16 17

18

BAB VI CARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODUL ... 19

A.Pelaksanaan Modul Pada Pertemuan Kelas ………. B.Bagan Urutan Penggunaan Komponen Modul Pada Proses Pembelajaran ………

19

20

BAB VII CARA MENYUSUN LEMBARAN KERJA/

WORKSHEET-MODUL……… 21

A.Pengertian Pembelajaran Mandiri/ Berpusat Pada Mahasiswa …… B.Lembaran Kerja (LK = Worksheet)……...………...

C.Bagian – Bagian Lembaran Kerja ………

D.Pentingnya Urutan Yang Logis Dalam Lembaran Kerja (LK) …… 21 21 23 23 Contoh Lembaran Kerja ………...… Contoh Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ………...… Contoh Hubungan Tujuan, Proses Pembelajaran dan Evaluasi ………...

25 29 30

(6)

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

YANG BERPUSAT PADA MAHASISWA

(

STUDENT CENTERED LEARNING

(SCL

)

DI UNIVERSITAS Al AZHAR INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

Universitas Al Azhar Indsonesia yang didirikan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 135/D/O/2000 tanggal 10 Agustus 2000 telah menetapkan Visi, Misi, dan tujuannya Sebagai berikut:

VISI

Menjadi universitas terkemuka dalam membentuk manusia unggul dan bermartabat, yang memiliki kemampuan intelektual berlandaskan nilai-nilai spiritual, moral dan etika Islami.

MISI

(1) Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan kaidah Enterprising University;

(2) Menjalin kemitraan dengan institusi yang relevan baik di dalam maupun di luar negeri;

(3) Menumbuhkembangkan nilai-nilai universal Islam dalam pembentukan karakter bangsa.

TUJUAN

(1) Menghasilkan lulusan yang bermartabat relevan dengan kebutuhan masyarakat yang memiliki intelektualitas, daya saing, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur, dilandasi nilai-nilai luhur Islam;

(2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang profesional dan kompeten dalam bidang masing-masing;

(3) Meningkatkan pelayanan prima kepada semua pemangku kepentingan, terutama sivitas akademika dan pemakai jasa pendidikan;

(4) Mengintegrasikan nilai-nilai universal Islam dalam kegiatan tri dharma terutama terhadap sivitas akademika;

(5) Menerapkan sistem tata pamong yang akuntabel, transparan sesuai prinsip Good University Governance;

(6) Membina kerjasama quadrapel antara akademi, pemerintah, dunia industri dan dunia usaha untuk pengembangan universitas.

(7)

BAB II

DASAR-DASAR PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Dalam usaha mencapai Visi Misi dan tujuan UAI, penyelenggaraan pendidikan di Universitas Al Azhar Indonesia, mengikuti sepenuhnya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disimpulkan dalam

Tridarma Perguruan Tinggi. Dalam perjalanan selanjutnya UAI melengkapi dirinya dengan 2 (dua) prinsip dasar khusus yaitu “Tujuh Elemen Dasar” dan “Enterprising

University. Semua materi perkuliahan dalam penyelenggaraan pembelajaran,

masing-masing kelompok mata kuliah diintegrasikan dengan nilai-nilai islami.

A. Tridarma Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi sebagai institusi pendidikan berkewajiban menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi. (UU Sistem Pendidikan Nasional, pasal 20 ayat 2)

Darma pertama, pendidikan, adalah penyelenggaraan perkuliahan yang teratur ditata dalam kurikulum khusus untuk jenis pendidikan yang diselenggarakan dengan pembebanan perkuliahan yang dinyatakan dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Program pendidikan sarjana strata satu (S1) diselenggarakan dalam 4 tahun atau 8 semester dengan beban perkuliahan setara dengan 144 SKS.

Darma kedua, penelitian yang diwajibkan kepada dosen atau mahasiswa atau dosen bersama mahasiswa adalah pengembangan ilmu pengetahuan (bagi dosen) atau pelatihan melaksanakan penelitian (bagi mahasiswa).

Darma ketiga, pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan menerapkan hasil-hasil penelitian.

Dengan melaksanakan tiga darma ini, lulusan diharapkan memiliki bekal untuk menimba, mengembangkan dan memberdayagunakan ilmu.

B. Tujuh Elemen Dasar

Sebagai Perguruan Tinggi yang ingin berdiri di garis depan dan dalam usahanya meningkatkan daya saing lulusannya. Sejak pendiriannya UAI merencanakan memberikan landasan khusus kepada mahasiswanya dengan kelompok perkuliahan yang disebut “Tujuh Elemen Dasar” yang meliputi: (1) Nilai-nilai Islam, (2) Kepemimpinan, (3) Kewirausahaan, (4) Manajemen, (5) Kemitraan, (6) Bahasa Asing dan (7) Teknologi Informatika. Penyelenggaraan perkuliahan yang terkait dengan tujuh elemen dasar dikelompokkan sebagai berikut:

- MK Pendidikan Agama dan Integrasi Nilai-Nilai Islam yang berisi materinya nilai-nilai Islam.

(8)

- MK Penumbuhan Jiwa Kepemimpinan dan Karakter Korporasi (JK3) berisi tentang materi kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen dan kemitraan.

- MK Pengantar TIK Terapan berisi materi tentang informatika dan komunikasi terapan.

- MK Bahasa Asing terdiri dari bahasa inggris (speaking) dan bahasa arab.

Adapun penjabaran pemberdayaan ketujuh elemen dasar tersebut dijelaskan sebagai berikut:

- Elemen dasar yang pertama: (1) nilai-nilai Islam.

Elemen dasar yang pertama ini adalah landasan utama dalam merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai keberhasilan yang bermartabat. Dalam kaitan dengan tujuan ini UAI memperkenalkan dan mendorong mahasiswanya beserta seluruh sivitas akademika dan para karyawannya untuk mempelajari, mendalami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

- Dua elemen dasar berikutnya: (2) kepemimpinan dan (3) kewirausahaan.

Manusia dalam usaha mengembangkan dan mempertahankan hidupnya sebenarnya adalah seorang Pemimpin dan Wirausahawan, baik bagi kelompoknya, masyarakatnya, keluarganya maupun bagi dirinya sendiri. Berkaitan dengan kenyataan ini UAI memberikan bekal kepada alumninya agar dapat menjadi Pemimpin yang memiliki karakter wirausaha atau sebagai Wirausahawan yang mempunyai jiwa kepemimpinan.

- Dua elemen dasar berikutnya: (4) manajemen dan (5) mitra strategis.

Keberhasilan Manusia baik sebagai Pemimpin atau sebagai Wirausahawan sangat terbantu oleh adanya manajemen yang sesuai dan mitra yang tepat, handal dan terpercaya.

Dalam hal ini, UAI berusaha menumbuhkan kesadaran kepada mahasiswanya bahwa kemungkinan keberhasilan akan lebih besar bila semua langkah dilakukan berdasarkan penataan atau manajemen yang sesuai dan dalam pelaksanaannya menyertakan jaringan mitra strategis yang handal dan dapat dipercaya.

- Dua elemen dasar yang terakhir: (6) teknologi informatika dan (7) bahasa asing.

Teknologi informatika dan bahasa asing (bahasa inggris dan bahasa arab) sangat membantu meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mempercepat dan mengakuratkan komunikasi, pengumpulan informasi dan pengolahan data. Dalam kaitan ini UAI mendorong mahasiswanya agar tumbuh keinginan untuk mendalami dan menguasai kedua elemen dasar ini.

C. Enterprising University

Dengan cita-cita menjadikan UAI sebagai Universitas yang unggul dalam membentuk manusia bermartabat, seluruh stakeholder bertekad untuk mendorong UAI menjadi

Enterprising University, yang ditandai dengan tiga unsur utama, yaitu unsur

(9)

“excellent, unsur equity dan unsur entrepreneurship”. Peng-artian ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Unsur Excellent diartikan sebagai sifat yang selalu mengejar ke-Unggul-an, 2. Unsur equity diartikan sebagai dasar pelaksanaan langkah yang selalu

memperhatikan nilai-nilai yang berke-Adil-an dan,

3. Unsur Entrepreneurship diartikan sebagai naluri kewirausahaan atau naluri keber-Ihtiar-an, suatu naluri untuk mengejar keberhasilan. Ketiga unsur disingkat (UAI)

Sudah barang tentu dalam pelaksanaan penyelenggaraannya ketiga unsur tersebut saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam kaitan ini UAI berusaha agar ketiga unsur tersebut excellent, equity dan entrepreneurship atau unggul, adil dan ikhtiar menjadi dasar dalam penyelenggaraan semua kegiatan di UAI. Dalam menuju enterprising university, disamping pembudayaan ketiga unsur utama tersebut, seluruh penyelenggaraan kegiatan di UAI didukung dengan sistem teknologi terkini.

(10)

BAB III

ARAH DAN TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI

A. Arah Tujuan Pendidikan Tinggi Dilihat Dari Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI/Indonesian Qualification Frame Work)

Arah tujuan pendidikan tinggi mengacu pada kemampuan yang diperlukan lulusan dalam KKNI sesuai peraturan Presiden No. 8 tahun 2012, dalam ketentuan umum disebutkan:

1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. 2. Pengalaman kerja adalah pengalaman melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu

dan jangka waktu tertentu secara intensif yang menghasilkan kompetensi.

3. Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan.

4. Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pengalaman kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI mempertimbangkan bidang dan lama pengalaman kerja, tingkat pendidikan serta pelatihan kerja yang telah diperoleh. 5. Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan

jenjang kualifikasi pada KKNI

B. Pengertian Dan Kelompok Elemen Kompetensi (Kemendiknas 232/U/2000 Pasal 1 Dan Pasal 8)

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (Kepmendiknas 045/2002)

Kelompok elemen atau rumpun kompetensi pendidikan dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kelompok MPK (Pengembangan Kepribadian) Kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan;

2. Kelompok MKK (Keilmuan dan Keterampilan) Kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu;

3. Kelompok MKB (Keahlian Berkarya) Kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;

4. Kelompok MPB (Perilaku Berkarya)  Kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;

(11)

5. Kelompok MBB (Berkehidupan Bermasyarakat)  Kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

C. Kompetensi Program Studi Dan Lulusan

1. Kurikulum program studi wajib merumuskan kompetensi atau learning outcomes lulusannya dengan mengacu pada KKNI dan pada rumusan kompetensi hasil kesepakatan forum program studi sejenis yang melibatkan dunia profesi dan stakeholders.

2. Kompetensi lulusan suatu program studi terdiri dari kompetensi umum,

kompetensi utama, dan kompetensi khusus.

 Kompetensi umum dicapai  mata kuliah umum

 Kompetensi utama  penciri suatu program studi

 Kompetensi keahlian  penciri perguruan tinggi sesuai visi dan misinya, dicapai melalui mata kuliah Keahlian

D. Acuan Kompetensi Program Studi (S1) adalah KKNI level 6 setara S1 dan D IV

1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi;

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural;

3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

(12)

E. Ketentuan Dan Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi.

2. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan di UAI dikembangkan oleh program studi yang bersangkutan dengan melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait, serta kelompok ahli yang relevan, melalui forum program studi sejenis.

3. Menyatakan kompetensi secara jelas dari proses pembelajaran

4. Proses pembelajaran memberi bekal kepada tercapainya kompetensi dan berfokus pada mahasiswa (Student Centered Learning)

5. Lebih mengutamakan kesatuan penguasaan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.

6. Proses penilaian lebih ditekankan pada kemampuan untuk mendemonstrasikan kognitif, psikomotorik dan afektif.

F. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) UAI

Standar Nasional Mutu pendidikan Tinggi ( SNPT) di UAI didasarkan atas PP Nomor 19 tahun 2005 dan Permendikbud RI No. 49 tahun 2014 dimana delapan

standar Nasional Pendidikan (SNP) berdasarkan PP 19/2005 harus ditambah dua Standar Nasional Pendidikan Tnggi (SNPT) khusus bagi Perguran Tinggi yaitu (1) Standar Nasional Penelitian, dan (2) Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

Sehingga jumlah standar mutu untuk Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang diwajbkan oleh Dikti adalah 10 (sepuluh) standar. Disamping itu UAI menambahkan 3 (tiga) standar mutu khusus untuk UAI, yaitu (1) Standar Budaya Institusi dan (2) Standar “Sustainability“ Ketahanan Institusi UAI serta (3) Standar Inovasi dan Kerjasama. Sehingga SNPT yang menjadi sasaran penjaminan mutu UAI adalah tiga belas standar mutu pendidikan. Ketiga belas standar mutu UAI inilah yang menjadi sasaran pencapaian mutu tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan.

13 Standar Mutu ( SNPT-UAI ) adalah sebagai berikut:

NO STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

TINGGI ( SNPT) UAI KETERANGAN

1 Standar Isi

Sasaran Mutu (SNP) yang diharuskan oleh Dikti (PP Nomor 19 tahun 2005)

2 Standar Proses (Pembelajaran) 3 Standar Kompetensi Lulusan

4 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5 Standar Sarana dan Prasarana

6 Standar Pengelolaan 7 Standar Pembiayaan 8 Standar Penilaian

9 Standar Nasional Penelitian Permendikbud R.I.

No.49 tahun 2014 10 Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat

11 Standar Inovasi dan Kerjasama Bidang Sasaran Mutu yang ditambahkan oleh UAI

12 Standar Ketahanan Institusi 13 Standar Budaya institusi

(13)

Pencapaian Mutu Pendidikan di UAI dilaksanakan oleh Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU) bekerja sama dengan Program studi dan Koordinator Kendali Mutu yang merupakan pelaksana system penjaminan mutu Fakultas dan Program studi.

Untuk pelaksanan Monitoring dan Evaluasi Mutu dan penentuan nilai komponen standar mutu telah diatur sesuai dengan pedoman system penjaminan, mutu yang ada yaitu :

1. Buku Pedoman Pelaksanaan Penjaminan Mutu Internal , dan 2. Buku Pedoman Penilaian Standar Mutu Internal Program Studi.

(14)

BAB IV

SISTIM PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT

PADA MAHASISWA (SCL) DAN PEMBELAJARAN YANG

BERPUSAT PADA DOSEN (TCL)

Sistem Pembelajaran atau Proses Pembelajaran di UAI adalah menerapkan pendekatan (approach) Pembelajaran yang berpusat /berpokus pada mahasiswa (Student centered

learning = SCL).

Pada sistem ini para mahasiswalah yang aktif belajar untuk mencari/ mempelajari ilmu pengetahuan yang diperlukan sedangkan dosen adalah sebagai fasilisator. Para mahasiswa secara otomatis belajar sesuai dengan sarana pembelajaran yang ada yaitu berupa Lembaran Kerja/ Worksheet; video; menggunakan website atau lembaran tugas. Para mahasiswa dengan alat belajar yang ada, langsung belajar mencari pengetahuan/keterampilan yang diperlukan,dari buku-buku teks/ referensi yang telah ditetapkan oleh dosen.

Sebelum Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (SCL) ini dibahas lebih jauh ada baiknya sistem pembelajaran ini kita perbandingkan dulu dengan Sistem pengajaran atau pembelajaran yang berpusat pada dosen (Teacher centered learning = TCL)

Sistem pembelajaran yang berpusat pada dosen yang dipandang sebagai pembejaran tradisional dengan pendekatan klasikal dinilai sudah kurang sesuai, dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sedang berkembang. Bermacam-macam usaha dilakukan untuk memperbaharui sistem pendidikan kita. Ada yang melalui kurikulum, metode, alat dan metode pembelajaran dan sebagainya.

Meskipun usaha-usaha pembaharuan di bidang pembelajaran baik disekolah maupun Perguruan Tinggi yang dilakukan ada hasilnya,namun masih tetap bercorak tradisonal dan klasikal.

Ada juga para ahli pendidikan di Indonesia yang berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dalam pendidikan dapat diatasi melalui perbaikan materi (contents) dan atau metode penyampaian (delivery system / methods pembelajaran di kelas.

Namun kedua macam usaha ini masih tetap kurang berperan mengubah pembelajaran tradisional itu apabila sistem pembelajaran yang klasikal tidak diubah.

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran klasikal tradisional atau Pembelajaran yang berpusat pada Dosen dan apa kelemahan-kelemahan serta bagaimana mengatasinya, berikut ini akan dijelaskan.

(15)

A. Pembelajaran Klasikal/ Tradisional (Berpusat Pada Dosen = Teacher Centered

Learning = TCL)

Pembelajaran klasikal adalah pembelajaran yang diberikan kepada sekelas atau serombongan mahasiswa secara bersama-sama.

Pembelajaran tradisional ini menggunakan metode klasikal. Apakah metode klasikal itu? Metode klasikal adalah: “procedures designed for use in teaching more then one person at a time”.

Pembelajaran dan metode klasikal ini biasanya dipertentangkan dengan pengajaran kelompok kecil dan pendekatan individual. Adapun ciri-ciri pembelajaran klasikal/ tradisional adalah:

- Dosen menghadapi kelas yang terdiri dari sejumlah mahasiswa yang rata2 sebaya. - Pada waktu yang sama dosen memberikan materi kuliah yang sama kepada semua

mahasiswa di dalam kelas, dan mereka mengerjakan tugas yang sama dan secara bersama-sama pula.

- Pada awal semester, kelas itu memulai program secara bersama-sama dan pada akhir semester sebagian besar mereka naik tingkat secara bersama-sama pula; kecuali beberapa mahasiswa yang gagal harus tetap mengulang mata kuliah yang tidak lulus.

1. Dasar pikiran sistem pembelajaran klasikal adalah:

Oleh karena kelas itu terdiri dari mahasiswa yang sebaya padahal mereka itu relative memiliki perhatian, minat, pengalaman dan taraf kepandaian yang sama pula, maka kepada mereka dapat diberikan program pembelajaran yang sama dan dikenai tuntutan-tuntutan yang sama pula.

Dalam sistem ini diakui adanya perbedaan perseorangan diantara mahasiswa dalam satu kelas, tetapi perbedaan perseorangan itu dianggap tidak penting. Sistem pembelajaran klasikal lebih menitikberatkan persamaan daripada

perbedaan di antara mahasiswa dalam kelas.

2. Berbagai kelemahan Sistem pembelajaran klasikal :

Pertama, pembelajaran klasikal ini mengabaikan perbedaan individual.

Dalam kenyataan beberapa mahasiswa dalam kelas ada yang lebih cepat dari teman-temannya. Diantara mahasiswa di dalam kelas terdapat perbedaan kemampuan kebutuhan, minat, pengalaman yang berasal dari lingkungan sosial mereka masing-masing. Oleh karena itu dalam proses belajar mereka memperlihatkan arah dan irama yang berbeda.

Dalam pembelajaran klasikal perbedaan-perbedaan itu diabaikan. Akibatnya mahasiswa yang cepat belajarnya harus menunggu temannya sehingga mereka menjadi bosan atau mengacau di dalam kelas.

Sebaliknya mahasiswa yang lambat belajar selalu tertekan karena harus mengejar ketinggalannya. Masalah perbedaan minat mahasiswa terhadap pelajaran tertentu juga tidak teratasi pada pembelajaran klasikal ini.

(16)

Kedua, dalam pembelajaran klasikal potensi-potensi dalam diri mahasiswa tidak dapat dikembangkan secara optimal. mahasiswa yang cerdas sebenarnya dapat belajar lebih cepat dan materi yang lebih banyak dari program yang disediakan oleh dosen tetapi pembelajaran klasikal ini tidak mampu melayani hal ini.

Hal ini merupakan pemborosan pengembangan potensi sumber daya manusia. Di pihak lain mahasiswa yang lambat cenderung akan menjadi drop outs.

Ketiga, dalam pembelajaran klasikal mahasiswa cenderung bersikap pasif, sedang dosen berperan dominan (pembelajaran berpusat pada dosen = teacher centered learning). Kegiatan belajar cenderung lebih banyak diberikan dosen karena memang cara ini paling mudah untuk memelihara ketertiban kelas. Akibatnya mahasiswa sangat tergantung; kurang inisiatif tidak dilatih untuk berdiri sendiri dalam hal belajar.

Independent study tidak bisa berkembang pada pembelajaran klasikal, hal inilah

yang merupakan kelemahan fundamental, sebab belajar itu sebenarnya pada akhirnya berarti belajar sendiri atau Lembaga pendidikan /Perguruan Tinggi harus mampu melatih mahasiswa untuk mampu belajar sendiri/ mandiri. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ditemukan tadi para ahli pendidikan kita dapat mengembangkan konsep pembelajaran individual/kelompok.

B. Pembelajaran Individual/ Kelompok Yang Berpusat Pada Mahasiswa ( Student

Centered Learning – SCL).

Dalam memberikan pengertian tentang pembelajaran individual/kelompok atau Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa ini, dapat diberikan dua batasan:

Pertama, Pembelajaran individual/kelompok adalah pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa seorang-seorang/ atau sekelompok, sebagai lawannya adalah pembelajaran klasikal seperti yang disebut pada bagian sebelum ini. Dengan bentuk pembelajaran perorangan ini tiap-tiap mahasiswa/kelompok dapat belajar menurut kecepatan masing-masing danmateri pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kesanggupan mahasiswa masing-masing.

Kedua, Pembelajaran individual /kelompok adalah pembelajaran yang diselenggarakan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap mahasiswa/ kelompok terlibat setiap saat dalam proses belajarnya, itulah hal-hal yang paling berharga bagi dirinya sebagai individu.

Pengajaran individual/kelompok merupakan usaha untuk menyajikan kondisi-kondisi belajar yang optimum bagi masing-masing individu.

Selanjutnya pengertian pembelajaran individual yang digunakan dalam tulisan ini adalah pengertian yang kedua ini yaitu :

Pengertian pembelajaran individual menurut Russel ini bukan hanya semata-mata pembelajaran yang hanya ditujukan kepada seorang-seorang saja, melainkan pembelajaran itu dapat saja ditujukan kepada sekelompok mahasiswa, namun dengan tetap mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan

(17)

perseorangan mahasiswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran itu memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing mahasiswa secara optimal.

Cita-cita sistem pembelajaran individual ini pun mungkin tidak akan dapat dicapai secara murni karena keterbatasan, dalam waktu, biaya, peralatan dan kemampuan dosen untuk mengenal semua kebutuhan mahasiswanya.

Dasar pemikiran pembelajaran individual yang disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa = SCL, ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individu pada masing-masing mahasiswa.

Untuk merealisasikan pengakuan perbedaan individual itu dalam program pembelajaran di Perguruan Tinggi maka asas kurikulum harus menganut continuous progress atau maju berkelanjutan.

C. Azas Continuous Progress (Maju Berkelanjutan)

Continuous Progress adalah asas kurikulum yang memungkinkan peserta didik secara

individual atau kelompok secara kontinyu mengikuti program pendidikan yang bertujuan tercapainya pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara optimal, sehingga mahasiswa yang cepat dan cerdas tidak dihambat karena menunggu teman yang lambat, atau mahasiswa yang kurang cerdas tidak harus mengikuti kecepatan anak yang lebih berbobot dalam kemampuan dan minatnya untuk suatu bidang kegiatan pendidikan.i

Menurut E.R. Howard bahwa secara ringkas continuous progress dapat dirumuskan: “The term continuous Progress is usually used to designate the type of flexible curriculum”, dimana dalam proses pembelajaran itu mahasiswa mengikuti irama perkembangan masing-masing.

Dalam organisasi kurikulum asas continuous progress ini dapat dilaksanakan dengan

tehnik akselerasi dan atau tehnik pengayaan (enrichment).

Tehnik akselerasi ini memungkinkan mahasiswa dapat melanjutkan tugas ke pembelajaran berikutnya setelah dapat menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya tanpa menunggu teman-temannya yang akan menyelesaikan tugas yang serupa.

Tehnik pengayaan (enrichment) ini memungkinkan mahasiswa memperoleh tambahan belajar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kemampuan masing-masing setelah yang bersangkutan menyelesaikan semua tugas kuliah yang dipersyaratkan kepadanya.

Perbedaan tehnik akselerasi dan tehnik pengayaan adalah:

Pada tehnik akselerasi kemajuan belajar mahasiswa adalah mengikuti jalur vertikal

(dengan memberikan materi pembelajaran berikutnya ) sedangkan pada tehnik pengayaan kemajuan belajar mahasiswa mengikuti jalur horizontal ( mahasiswa yang

(18)

telah selesai program belajar pertama, diberikan program pengayaan /tambahan secara paralel).

Sebagai effect dalam pelaksanaan kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut:

Pada tehnik akselerasi ini, dimungkinkan mahasiswa yang cepat akan dapat menyelesaikan program studinya lebih singkat dari yang biasanya. Misalnya seorang mahasiswa dapat menyelesaikan program S-1 kurang dari 8 semester.

Pada tehnik pengayaan, mahasiswa tetap terikat pada tingkat semesternya hingga mahasiswa yang cepat tidak mungkin dapat naik tingkat mendahului temannya, Sisa waktunya akan diisi dengan berbagai kegiatan pengayaan yang sifatnya memperluas atau memperdalam materi program studi pokok yang telah diselesaikannya. Sehingga mereka akan lebih kaya dalam pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dari pada teman-temannya yang tidak mengambil program pengayaan ini.

D. Realisasi Pengelolaan Pembelajaran Yang Berpusat Pada Mahasiswa (Student

Centered Learning)

Dalam penelolaan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (SCL) yang cendrung melayani mahasiswa individual/kelompok,dosen akan mengalami kesulitan, karena banyaknya variasi perbedaan individual mahasiswa dalam satu tingkat kelas.

Untuk itu perlu didisain beberapa kelompok belajar antara lain:

Achievement groupin, non grading system, pembelajaran dengan

modul/menggunakan paket pembelajaran, atau bentuk pembelajaran individual lainnya.

Melalui achievement grouping variasi perbedaan individual di suatu kelas akan dapat dibatasi sesuai dengan banyaknya kelompok yang dibentuk berdasarkan kemampuan. Pada achievement grouping ini mahasiswa dikelompokkan berdasarkan tingkat kemajuan masing-masing. Pengelompokkan ini dapat bersifat heterogen maupun bersifat homogen:

− Pengelompokkan secara heterogen dimana dosen sekaligus menghadapi beberapa kelompok yang berbeda tingkat kemampuan masing-masing mahasiswa.

− Pengelompokkan secara homogen dimana dosen hanya menghadapi satu kelompok tertentu yang sama tingkat kemampuannya.

Sebagai salah satu cara / realisasi pembelajaran individual/kelompok ataupun sistem pembelajaran “Student Centered Learning“ (SCL) dapat dilakukan adalah

Pembelajaran dengan menggunakanpaket belajar atau disebut modul (modular insruction).

(19)

BAB V

APAKAH MODUL ITU DAN BAGAIMANA SISTEM

PEMBELAJARANNYA

Untuk dapat mengenal modul dalam batasan, ciri-ciri dan bagaimana unsur-unsur modul itu kita lihat dulu bagaimana perbandingan antara cara belajar tradisional yang klasikal yaitu pembelajaran yang berpusat pada dosen (teacher centered learning) dengan cara belajar dengan modul yang bersifat pengajaran individual atau pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning).

A. Perbandingan Cara Belajar Tradisional Dengan Cara Belajar Dengan Modul

Untuk melihat cara manakah yang lebih efisien dan efektif dari kedua cara ini kita coba memperbandingkan keduanya.

1. Belajar dengan cara tradisional (pada teacher’s centered learning)

a. Mahasiswa lebih banyak mencatat dan mendengarkan b. Kemampuan mahasiswa selalu dianggap sama

c. Mahasiswa diajar secara klasikal

d. Penilaian terhadap kemajuan mahasiswa selalu bersamaan e. Dosen menjadi pusat/sumber belajar dan memberi ceramah f. Belajar/mengajar terikat pada ruang kelas.

2. Belajar dengan modul (pada student centered learning):

a. Mahasiswa belajar sendiri dengan modul dan mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. b. Mahasiswa dibina sesuai tingkat kemampuannya baik individual maupun

kelompok.

c. Penilaian terhadap kemajuan mahasiswa secara individual/kelompok d. Dosen berfuingsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran . e. Belajar mengajar tidak terlalu terikat pada ruang kelas

3. Pembelajaran dengan modul ternyata lebih baik dalam hal-hal berikut :

a. Memberi motivasi belajar yang kuat untuk mencapai tujuan pembelajaran dan minat mahasiswa meningkat dalam proses pembelajaran.

b. Mahasiswa dapat belajar menurut kecepatan belajar masing-masing, sehingga mahasiswa yang cepat tidak terhambat oleh mahasiswa yang lambat, sebaliknya mahasiswa yang lambat tidak merasa tertekan untuk mengejar mahasiswa yang cepat.

c. Dosen mempunyai waktu,membantu mahasiswa yang mempunyai kesulitan belajar

d. Mahasiswa lebih memungkinkan dapat menerapkan hasil belajarnya pada situasi kehidupan nyata dengan menyimpulkan sendiri prinsip dan konsep dalam situasi yang menyerupai situasi kehidupan sebenarnya dari pada hanya sekedar menghafalkan saja.

(20)

e. Mahasiswa dapat memperoleh informasi berulang-ulang tentang kemajuan belajarnya karena mereka harus memperbaiki semua kesalahanyang mereka alami dalam pembelajaran.

f. Dosen akan menggunakan metode-metode belajar yang paling efisien seperti melalui buku, kertas LK, hardcopy, e-learning; internet, website dan sebagainya.

B. Ciri-Ciri Pembelajaran Individual/Kelompok Dengan Modul

Disini dicoba memberikan beberapa ciri-ciri pembelajaran dengan modul:

1. Modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat self instructional. Pengajaran modul menggunakan paket pembelajaran yang memuat konsep atau unit dari bahan pembelajaran. Mahasiswa diberi kesempatan belajar menurut irama dan kecepatan masing-masing. Dasar pengembangan modul ialah bahwa pembelajaran dengan modul itu merupakan proses yang harus dilakukan oleh mahasiswa sendiri.

2. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual.

Pada pembelajaran klasikal, perbedaan individual tidak mungkin mendapat pelayanan yang semestinya dari dosen, pembelajaran cenderung menyamaratakan, perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap proses pembelajaran yaitu perbedaan kemampuan intelektual, perbedaan latar belakang akademik dan perbedaan gaya belajar. Modul yang bersifat self instructional itu sangat sesuai untuk menanggapi kebutuhan dan perbedaan individual mahasiswa. Sehingga sebagian modul disusun untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara perseorangan, dan ada pula disusun untuk diselesaikan oleh mahasiswa dalam bentuk kelompok.

3. Rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit.

Tiap modul memuat rumusan tujuan pembelajaran yang spesifik.

Rumusan tujuan ini sangat berguna bagi penyusunan modul, bagi dosen dan bagi mahasiswa sendiri untuk mengarahkan proses belajar mereka.

Rumusan tujuan ini berguna juga buat menyusun item tes guna mengevaluasi hasil belajar mahasiswa.

4. Penggunaan berbagai macam media (multimedia)

Pengajaran dengan modul dapat menggunakan berbagai macam media guna menanggapi perbedaan-perbedaan mahasiswa terhadap berbagai media pembelajaran.

Media yang digunakan antara lain:

a. Bahan Cetakan : buku modul,buku teks/referensi yang ditetapkan, atau didownload dari internet dengan website dan sebagainya.

b. Bahan Visual /Audio: diagram, foto, slide, website dan rekaman/tape,dan sebagainya.

c. Benda/alat Tiruan atau benda yang sebenarnya

d. Interaksi langsung antara dosen dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa.

(21)

5. Partisipasi mahasiswa.

Parrtisipasi dari pada mahasiswa, dapat dicapai; karena dengan pembelajaran dengan modul ini mahasiswa secara aktif berpartisipasi dalam proses belajar, sedangkan kalau dengan tehnik ceramah perhatian anak hanya mampu ditarik sekitar 10% dari jumlah mahasiswa di kelas.

6. Adanya reinforcement langsung terhadap response mahasiswa, dimana mahasiswa secara langsung dapat mengetahui jawaban-jawaban yang benar dalam kegiatannya, dan juga mendapat koreksi langsung terhadap kesalahan yang dilakukan mahasiswa dapat secara langsung dan terus-menerus mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang ada. Hal ini tentu tidak terjadi pada pengajaran klasikal biasa.

Sekarang kita lihat apa batasan modul itu?

C. Batasan Modul

Yang kita maksudkan dengan modul adalah Modul pembelajaran (instructional

module). Selanjutnya untuk memudahkan, kita sebut saja dengan singkat Modul.

Di bawah ini disajikan beberapa buah definisi tentang modul.

1. Menurut James D. Russel “A module is an instructional package dealing with a single conceptual unit of subject matter. It is an attempt to individualize learning by enabling the student to master one unit of content before moving to another”ii 2. Sedang menurut R.M. Thomas dalam memberikan definisi modul ini dapat

diberikan dalam dua kategori yaitu secara umum dan secara terperinci.

Secara umum dia mendefinisikan “A Module is a package of suggestions for teachers and learning materials for students that can be used for persuing specified learning goals for a period of time that may be as short as fifteen minutes or as long as six or light class periods distributed over a series of three or four weeks

Jadi “Modul” adalah suatu satuan pelajaran yang telah direncanakan dan ditulis secara operational, sistematis yang isinya meliputi:

a. Rumusan tujuan-tujuan pelajaran yang secara khusus harus dikuasai para mahasiswa setelah menyelesaikan satuan pelajaran tersebut.

b. Pokok-pokok bahan yang akan dipelajari oleh para mahasiswa sampai selesainya satuan pelajaran tersebut

c. Daftar alat pelajaran yang harus disediakan dan digunakan dalam proses belajar mengajar

d. Rumusan kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh para mahasiswa dalam bentuk:

Teks materi yang berisi bacaan dan petunjuk-petunjuk belajar yang harus diikuti oleh para mahasiswa dan

Lembaran kerja yang berisi tugas-tugas yang harus diselesaikan sehubungan dengan satuan kegiatan mahasiswa tersebut.

e. Kunci lembaran kerja yang berisi petunjuk-petunjuk tentang jawaban atau cara penyelesaian tugas yang benar.

(22)

f. Lembaran tes untuk mengukur tingkat penguasaan mahasiswa terhadap bahan yang telah dipelajari yang dilengkapi dengan lembaran jawaban

g. Kunci lembaran tes yang berisi petunjuk tentang jawaban-jawaban yang benar Secara singkat modul dapat didefinisikan sebagai berikut:

Modul ialah suatu satuan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh mahasiswa dengan bantuan yang minimal dari pihak dosen, satuan program ini meliputi; tujuan yang harus dicapai secara jelas, petunjuk kegiatan yang harus dilakukan, materi dan alat-alat yang dibutuhkan, alat penilaian guna mengukur keberhasilan mahasiswa dalam mengerjakan satuan tersebut.

D. Komponen-Komponen Modul

Komponen modul meliputi;

1. Pedoman/petunjuk untuk dosen

2. Lembaran Kegiatan mahasiswa (buku teks) 3. Lembaran Kerja

4. Kunci lembaran kerja 5. Lembaran tes

6. Kunci lembaran tes

Isi dan tujuan dari masing-masing komponen ini kita bicarakan berikut ini:

1. Pedoman/Petunjuk untuk dosen

Pedoman/petunjuk untuk dosen ini terdiri dari: a. Topik modul: Pokok materi yang dibahas b. Tujuan yang ingin dicapai

c. waktu yang diperlukan, tingkat berapa,

d. Prosedur pembelajaran modul, kegiatan dosen dan mahasiswa serta alat yang dipergunakan

e. Penilaian, prosedur dan alat evaluasinya.

2. Lembaran Kegiatan Mahasiswa/sumber pelajaran

Lembaran kegiatan mahasiswa/sumber pelajaran atau sebagai buku teks, yang berisi tentang:

Petunjuk bagi mahasiswa mengenai topik yang dibahas dan waktu:

Tujuan berupa TIK; Pokok-pokok materi dan rinciannya: alat pelajaran yang Dipergunakan.

Petunjuk mengenai langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh melalui petunjuk padaLembaran Kerja.

Lembaran kagiatan Mahasiswa ini ditulis/dikembangkan oleh dosen dari buku teks yang ada. Lembaran kegiatan ini dapat juga langsung berupa buku teks/refernsi yang ditetapkan. Sehingga lembaran kerja yang disusun dosen, dikerjakan oleh mahasiswa langsung bersumber dari buku teks tersebut.

3. Lembaran Kerja, berisi tentang :

(23)

Lembaran Kerja ini dapat tertulis dapat lisan ataupun melalui internet dengan e-learning dan website.

4. Kunci Lembaran Kerja

Berisi jawaban dari tugas-tugas dan persoalan yang terdapat di dalam lembaran kerja dari kunci lembaran kerja ini mahasiswa dapat mengoreksi hasil kerjanya.

5. Lembaran Tes

Berisi soal-soal untuk menguji tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.

6. Kunci Lembaran Tes

Pada kunci ini ditemukan jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lemabaran tes, yang digunakan untuk mengoreksi hasil tes mahasiswa.

E. Komponen Modul Yang Disiapkan Dosen Sebagai Sarana Belajar Mahasiswa

Dalam pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan menerapkan pembelajaran dengan Modul secara sederhana praktis dan singkat, adalah dengan cara:

1. Dosen yang tetap menggunakan buku teks /referensi sebagai “sumber belajar” atau pada sitem modul disebut komponen “Lembaran Kegiatan Mahasiswa” yang sudah mengandung Pedoman/ petunjuk Dosen dan sumber belajar mahasiswa”.

Jadi buku teks/referensi mata kuliah itulah dipandang sebagai komponen modul berupa: Pedoman/ Petunjuk dosen dan Lembaran kegiatan Mahasiswa.

2. Komponen berikutnya yang disiapkan dosen adalah “Lembaran Kerja/Worksheet” (LK) yang berisi tentang: Tugas-tugas dan soal yang harus dikerjakan oleh mahasiswa dalam mempelajari bahan ajar /buku teks yang ditetapkan dosen ataupun LK ini dapat pula diberi dengan lisan, mahasisiwa diminta mengerjakan tugas langsung oleh dosen mata kuliah.

3. Komponen berikutnya adalah Kunci Lembaran Kerja tentang: jawaban dari tugas-tugas dan persoalan yang terdapat di dalam lembaran kerja. Dari kunci lembaran kerja ini mahasiswa dapat mengoreksi hasil kerjanya.

Sehingga secara singkat dapat dilakukan Pembelajaran dengan Modul tersebut dapat berlangsung jika tiga komponen modul sudah ditetapkan dan disiapkan oleh Dosen yaitu Buku teks, Lembaran Kerja dan Kunci lembaran kerja.

Komponen modul lainnya seperti Lembaran tes dan kunci lembaran tes dapat saja tidak perlu disiapkan dulu,jika dosen menginginkan para mahasiswa dalam proses belajarnya saja yang pakai modul sedang tes /ujian tetap bersama sama seperti biasa. Hal ini karena UAI masih menganut adanya Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan secara bersamaan bagi seluruh mahasiswa, dan telah ditetapkan waktunya.

Tapi jika seorang dosen ingin menerapkan system Pembelajaran dengan Modul secara lengkap agar mahasiswa belajar sesuai dengan waktu dan kemampuan masing-masing, maka Lembaran tes dan kunci lembaran tes perlu disiapkan oleh dosen. Hal ini diserahkan kepada dosen masing-masing sistem mana yang mau dilaksanakan.

(24)

BAB VI

CARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MODUL

Untuk mengetahui bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran dengan modul ini kami akan uraikan bagaimana urutan penggunaan atau pelaksanaan modul pada sesuatu pertemuan, bagaimana peranan dosen dan cara penggunaan fasilitas dan perlengkapannya.

A. Pelaksanaan Modul Pada Pertemuan Di Kelas

Untuk memperoleh ilustrasi pelaksanaan pembelajaran dengan modul pada suatu pertemuan atau pada suatu jam pelajaran kita coba memberikan langkah-langkah yang harus diikuti oleh dosen maupun mahasiswa sebagai berikut:

Pertama Dosen mempelajari petunjuk yang ada baik pada buku teks maupun petunjuk lainnya dan menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu modul, untuk menyiapkan alat ini sebaiknya kerjasama dengan/dibantu oleh mahasiswa dan atau Laboran.

Kedua Dosen memberikan pengarahan singkat tentang tugas mahasiswa dalam pembelajaran modul tersebut dan sekaligua memberikan/menjelaskan Lembaran Kerja/ Worksheet.

Ketiga Mahasiswa membaca teks atau buku sumber yang ditetapkan dan mengerjakan tugas-tugas yang ada pada lembaran kerja. Pada saat itu hendaklah dosen berkeliling mengamati kegiatan mahasiswa sambil memberikan bantuan secara individu jika diperlukan.

Keempat Dosen memberikan kunci lembaran kerja kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas dalam lembaran kerja. mahasiswa memeriksa hasil kerjanya berdasarkan kunci yang ada, dan memperbaiki jawaban yang salah setelah mempelajari kembali bagian teks yang salah itu.

Kelima Mahasiswa yang telah menyelesaikan modul dengan baik pada lembaran kerjanya dapat meminta lembaran kerja Topik modul berikutnya pada dosen. Dan atau sekaligus mengerjakan Lembaran kerja untuk topik yang bersangkutan. Dan seterusnya sampai selesai seluruh modul perkuliahan semester yang terkait. Tetapi Jika telah tersedia Lembaran tes (tes formatif) maka sebaiknya mahasiswa tersebut mengerjakan tes formatif untuk setiap topik modul yang bersangkutan.

Keenam Dari hasil tes yang dikerjakan para mahasiswa inilah dosen dapat mengevaluasi penguasaan mahasiswa atas modul yang baru mereka pelajari. Dosen memberikan nilai pada hasil tes dengan ketentuan sebagai berikut:

- Mahasiswa yang mencapai nilai ≥ 75% dinyatakan lulus dan dapat

meneruskan ke modul berikutnya atau mengambil pengayaan.

- Mahasiswa yang mencapai nilai < 75% harus mengambil program perbaikan.

(25)

Begitulah tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan modul.

Untuk lebih jelas berikut ini kami gambarkan pada suatu bagan tentang urutan penggunaan komponen-komponen modul.

B. Bagan Urutan Penggunaan Komponen Modul Pada Proses Pembelajaran

Dosen mempelajari petunjuk dan menyiapkan alat serta memberi

pengarahan singkat

mahasiswa belajar dari buku sumber yang telah ditetapkan dan

mengerjakan lembaran kerja

Mencocokkan hasil lembaran kerja dengan kunci lembaran

kerja

Mengerjakan Tes Formatif

Jawaban tes dicocokkan dengan kunci tes

Hasil tes ≥75% langsung ke modul

berikutnya/pengayaan

Hasil tes <75%

program perbaikan

(26)

BAB VII

CARA MENYUSUN LEMBARAN KERJA/

WORKSHEET

- MODUL

A. Pengertian Pembelajaran Mandiri/ Berpusat Pada Mahasiswa (Student Centered

Learning)

Sebagai salah satu cara dalam mengaktifkan mahasiswa dalam pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa adalah Pembelajaran mandiri yang menggunakan self

instruction biasanya menggunakan modul.

Modul adalah satu satuan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari peserta didik dengan bantuan minimal dari pihak dosen. Modul itu sendiri merupakan satuan program pembelajaran yang memuat konsep atau materi kuliah. Satuan Program ini meliputi, tujuan yang harus dicapai, petunjuk kegiatan yang harus dilakukan;materi kuliah,alat yang dibutuhkan; alat penilaian guna mengukur keberhasilan mahasiswa. Untuk memudahkan dosen dalam pelaksanaan pembelajaran SCL ini dosen hanya menggunakan dan menyiapkan tiga komponen modul penting saja. Yaitu Buku teks;

lembaran kerja, kunci lembaran kerja sedang komponen lembaran tes dan kunci lembaran tes karena UAI masih menganut UTS dan UAS bersama, maka kedua komponen tersebut tidak perlu disiapkan saat ini.

Sehingga Komponen Modul yang harus disusun/disiapkan dosen adalah Bacaan materi kuliah/atau buku teks sebagai komponen modul Lembaran kegiatan mahasiswa; Lembaran Kerja(LK); Kunci Lembaran Kerja.

Pada kesempatan ini, difokuskan pada penyusunan lembaran kerja sebagai salah satu komponen modul. Untuk mengaktifkan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik harus disusun Lembaran Kerja/Worksheet, sedang sumber materi tetap menggunakan buku sumber/teks (referensi) dengan e-learning atau sumber lainnya yang biasa digunakan.

B. Lembaran Kerja (LK = Worksheet)

1. Pengertian :

Lembaran Kerja berisi tugas-tugas yang harus diselesaikan sehubungan dengan satu satuan kegiatan pembelajaran tertentu.

2. Lembaran Kerja dan sumber belajar

Melalui LK mahasiswa akan mencari pengetahuan dari berbagai sumber yang ditrtapkan dosen.Mahasiswa akan mendapat banyak kesempatan untuk menggali pengetahuan, langsung dari sumbernya, seperti; Laboratorium, alam sekitar, museum, media cetak dan elektronik, website, dowlload dari internet dan sumber lainnya.

(27)

Hubungan LK dan sumber belajar digambarkan pada diagram berikut:

Jadi Lembaran Kerja dapat diartikan sebagai petunjuk bagi peserta didik untuk belajar langsung dari berbagai sumber belajar yang ada. Tanpa LK kegiatan belajar cenderung klasikal berpusat pada dosen, pengetahuan yang diperoleh mahasiswa sebagian besar akan hanya berasal dari dosen. Belajar dengan LK mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing

3. Isi Lembaran Kerja

Pada dasarnya LK berisi tugas yang harus dikerjakan para mahasiswa dan atau pertanyaan yang harus mereka cari jawabannya dari sumber belajar.

Sebagai contoh ;

- Amati peta Jawa Barat dan catatlah nama-nama sungainya.

- Bacalah buku Science tentang satuan dan jawablah pertanyaan pada hal 30.

Bentuk pertanyaan dapat menggunakan kata tanya : Apa, siapa, dimana; kapan; mengapa; dan bagaimana?

4. Jenis Lembaran Kerja

Lembaran Kerja ada dua macam LK terbuka dan LK tertutup.

LK disebut terbuka apabila memungkinkan berbagai alternatif jawaban yang diberikan. Tingkat berpikir pada LK terbuka ini adalah lebih tinggi karena memerlukan kemampuan ( C-2-C4-C5,C-6 ) yaitu; analisa, sintesa, dan bahkan evaluasi.

LK disebut tertutup apabila jawaban yang diperlukan sudah tertentu; Jenis LK ini hanya perlu tingkat berpikir yang lebih rendah, hanya berupa domain C-1 hafalan/ingatan saja.

Contoh: LK Terbuka:

- Amati peta dunia,mengapa Indonesia disebut menempati posisi silang?

- Rencanakan eksperimen untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap larutnya gula dalam air!

LK Tertutup:

- Amati Peta dunia, apa dua benua yang berdekatan dengan Indonesia?

- Masukkan sesendok gula dalam segelas air dingin aduk sampai larut semua; catat waktunya.Masukkan lagi sesendok gula dalam segelas air panas; aduk sampai larut semua, catat lagi waktunya; bandingkan.

(28)

5. LK Singkat dan LK Panjang

Ada kekhawatiran bahwa LK kegiatan belajar akan menjadi berkepanjangan, memakan waktu lama. Anggapan seperti itu kurang benar, karena LK ada hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Contoh:

LK Singkat :

- Buatlah 10 buah kata dengan awalan me.

- Tuliskan 7 buah benda yang mempunyai bangun lingkaran.

LK Panjang:

Buatlah naskah drama minimal tiga babak,tema bebas, tampilkan di depan kelas.

C. Bagian – Bagian Lembaran Kerja

Lembaran kerja yang disusun terdiri dari hal-hal berikut:

a. Informasi mengenai Prodi, pokok bahasan/sub pokok bahasan dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Materi Pelajaran yang akan diajarkan ; sumber materi yaitu buku teks yang digunakan; serta alat & bahan yang diperlukan, dicantumkan pada bagian kedua. c. Tujuan pembelajaran Umum (TPU/ Standar kompetensi), Tujuan umum yang

akan dicapai setelah mereka menyelesaikan suatu pokok bahasan tertentu.

d. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK/Kompensasi dasar). Berbagai kompetensi dasar yang diuraikan dari TIU yang merupakan tujuan yang akan dicapai setelah mereka menyelesaikan atau mengerjakan lembaran kerja yang bersangkutan. e. Kegiatan Pembelajaran, Urutan kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik

untuk mencapai tujuan. Kegiatan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan, dimana setiap kegiatan minimal dapat mencapai satu tujuan pembelajaran /kompetensi dasar. Pada tiap kegiatan supaya dicantumkan bahan/alat, buku sumber dan gambar/schema yang diperlukan untuk mengerjakan tugas yang ada pada Lembaran Kerja tersebut.

f. Kegiatan tambahan diluar jam tatap muka yang merupakan materi perluasan atau pendalaman yang bersifat pengayaan dari materi pokok yang sudah selesai.

g. Tugas/ cara belajar dengan LK ini dapat disampaikan melalui tertulis/ hardcopy, melaui internet ,pakai e’learning maupun website.

D. Pentingnya Urutan Yang Logis Dalam Lembaran Kerja (LK)

Dalam penyususnan Lembaran Kerja, kegiatan atau tugas yang harus dikerjaan perlu disusun secara teratur dan logis.LK yang disusun secara teratur secara tidak sadar pertanyaan–pertanyaan itu sudah dapat terjawab sendiri oleh pertanyaan berikutnya. Cara belajar seperti ini akan sangat berguna untuk menggiring mahasiswa untuk menemukan sendiri. “Bahkan Pertanyaan/Tugas yang tersusun secara teratur sebenarnya 50 % telah terjawab sendiri”. Jadi urutan soal/pertanyaan dalam LK disusun dari yang mudah ke yang sukar. Contoh:

Apa yang tampak seperti asap yang keluar dari permukaan air yang mendidih. Pertanyaan ini biasanya dijawab dengan “uap air”; padahal itu salah. Untuk menanamkan konsep secara benar; maka pertanyaan-pertanyaan berikut ini bisa digunakan :

(29)

a. Apa yang terjadi jika permukaan laut mendapat sinar matahari? b. Apa kita dapat melihat uap air yang keluar dari permukaan laut itu? c. Setelah sampai di tempat tinggi uang air itu akan berubah menjadi apa? d. Apa kita dapat melihatnya?

e. Di daerah pegunungan uap air juga dapat berubah menjadi tampak apa namanya? f. Apakah uap air itu (sebelum berubah) dapat tampak oleh mata kita?

g. Jadi apakah yang keluar dari permukaan air yang mendidih itu?

(30)

Contoh Lembaran Kerja (LK)

Contoh 1

Lembaran Kerja

Mata pelajaran : Fisika

Pokok bahasan : Besaran pokok dan Besaran turunan

Uraian Materi

: Pengukuran; besaran pokok; besaran turunan;

satuan dalam fisika

Sumber Bahan : Buku Pelajaran Fisika

Standar Kompetensi : Memahami dan mengerti ttg satuan fisika ;

(TIU) Pengukuran; Besaran pokok dan besaran turunan

Kompetensi Dasar ( TIK ):

1. Dapat mengukur suatu benda dengan menggunakan system satuan 2. Dapat menjelaskan pengertian besaran dan juga satuan

3. Dapat menjelaskan arti besaran pokok dan besaran turunan

4. Dapat menjelaskan sebab mengapa sistem internasional (SI) sangat penting 5. Dapat menerapkan sistem satuan pada contoh kehidupan sehari-hari

Kegiatan 1 :

Bacalah buku Fisika tentang Besaran pokok dan besaran turunan. Kemudian lakukanlah diskusi secara kelompok (3 orang)

1. Ukurlah panjang meja kamu dengan pensil sebagai alat ukur. Berapakah panjang pensil meja kamu? ...

2. Bagaimana perbandingan panjang meja dengan panjang pensil ? ... 3. Dari kegiatan mengukur pertama manakah yang merupakan besaran & manakah yang merupakan satuan ? ...

4. Jadi apa yang dimaksud mengukur ? ... 5. Apa yang dimaksud besaran ? dan apa pula yang dimaksud satuan ? ...

(31)

No. Besaran Pokok Satuan Lambang Satuan 1.

2. 3. 4.

No. Besaran Turunan Satuan Lambang Satuan

1. Luas 2. Gaya 3.

4.

Kegiatan 2 :

Perhatikan buku Fisikamu lagi bahwa ada dua jenis besaran dan juga dijelaskan dibuku tersebut latar belakang digunakannya sistem internasional. Kemudian jawablah pertanyaan berikut :

1. Apa yang dimaksud besaran pokok ? dan apa pula besaran turunan ? ... 2. Ada berapa besaran pokok dalam Fisika sebutkan ? ... 3. Apa latar belakang digunakannya Sistem Internasional ? ……….

Kegiatan 3 :

Kamu perhatikan pula dalam bukumu tentang satuan dan lambang- lambang satuan yang ada dalam fisika menurut system internasional

1. Kemudian isilah tabel berikut sesuai sistem internasional (SI)

2. Perhatikan contoh besaran turunan pada table berikut, kemudian carilah contoh besaran turunan lainnya

Kegiatan 4 :

Kemudian baca lagi Fisikamu kerjakan tugas yang ada pada bagian akhir sub-pokok bahasan pokok dan turunan. Kemudian tugas tersebut dikumpulkan kepada Dosen pada pertemuan berikutnya.

(32)

Contoh 2

Lembaran Kerja

Mata pelajaran : Fisika

Pokok bahasan : Suhu dan Kalor

Sub Pokok Bahasan : Suhu dan Termometer

Waktu : 1 Pertemuan

Materi : Suhu dan Termometer, Pemuaian, Kalor

Laten, dan Perubahan Wujud

Sumber Bahan : Buku Fisika Kelas I – Bob Foster – Penerbit

Erlangga.

Standar Kompetensi (TIU) : Memahami dan mengerti serta dapat

menggunakan Konsep suhu dan kalor, jenis

termometer

Kompetensi Dasar ( TIK ):

1. Menentukan suhu benda dingin dan suhu benda panas dengan

menggunakan termometer.

2. Menyebutkan Skala-skala dalam pengukuran suhu suatu benda.

3. Menjelaskan perbandingan antara skala satu dengan skala lainnya.

Kegiatan 1 :

Bacalah buku fisika terbitan Erlangga tentang Suhu dan Termometer, kemudian lakukanlah percobaan dengan kelompok masing-masing (satu kelompok terdiri dari 3 orang).

1. Ukurlah suhu air es (dingin) dan air yang mendidih (panas) dengan menggunakan termometer. Berapa Suhu masing-masing?

2. Manakah suhu yang lebih tinggi pada termometer Celcius antar air es (dingin) dengan air mendidih (panas)? ………

3. Coba sekali lagi. Ukurlah suhu air hangat (tidak dingin dan tidak panas) dengan menggunakan termometer. Bandingkan dengan suhu air mendidih? ………..

• Suhu air hangat = ...

4. Apakah suhu berkaitan dengan panas dingin suatu benda?

(33)

Kegiatan 2 :

1. Apa yang dimaksud dengan suhu ?

... 2. Sebutkan macam-macam skala termometer ?

...

Kegiatan 3 :

Perhatikan buku Fisikamu kemudian tuliskan perbandingan suhu antara skala Celcius, Reanmur, Fahrenheit, dan Kelvin.

a) t

o

F = ………. t

o

C b) t

o

R = ………. t

o

C c) t

o

K = ………. t

o

C

Kegiatan 4 :

Setelah kamu menuliskan rumus diatas cobalah isi titik-titik yang ada dalam kotak di bawah

(34)

Untuk memudahkan Dosen dalam menyusun rencana pembelajaran di

lampirkan contoh format SAP

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada pegawai yang ada pada kantor Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Belopa

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan trust pasangan hubungan jarak jauh yang belum menikah (pacaran jarak jauh) dengan pasangan hubungan jarak jauh yang

Hidupkan mesin kendaraan sebelum dilakukan servis. Prosedur ini diperlukan untuk mengetahui kondisi awal kendaraan. Pemeriksaan minyak pelumas dan air pendingin

Seminar yang dilakukan di kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) 6irebon, dilakukan dalam a6ara peringatan hari %usantara yang ke &amp; pada tanggal

Kelebihan yang didapat adalah para pengguna dan penyedia barang atau jasa bertemu secara langsung dan melakukan tahap-tahap pelaksanaan pengadaan barang atau jasa

Urban dosis tinggi terhadap jumlah corpus luteum dan resorpsi embrio mencit Mus musculus betina, mengingat beberapa bahan aktif yang terkandung dalam pegagan pada dosis tinggi

Dalam Bulgelijk Weetboek (BW) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam telah diatur masalah perjanjian perkawinan, Isi dari