• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETANI SADAR LINGKUNGAN DAN TEKNIK PEMBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PETANI SADAR LINGKUNGAN DAN TEKNIK PEMBE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SOSIOLOGI PETERNAKAN

PETANI SADAR LINGKUNGAN DAN

TEKNIK PEMBERDAYAANNYA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

Agus Maulana i111 12 266

Suraeni i111 12 268

M. Abdan Syukur i111 12 270 Ibnuhady Ramadhani111 12 272 Ahmad Syahrul i111 12 274 Ekadara Larasati i111 12 276

Ibrahim i111 12 278

Ayu Angga Reny i111 12 280 Miswar Yakub i111 12 282

Kasmita i111 12 284

M. Asfar Syafar i111 12 286

Setiawan Halim i111 12 288 Muh. Arman DB i111 12 290 Nopi Pertiwi i111 12 292

Nirwana i111 12 294

Irene F Pasino i111 12 296 Kurniawan Akbar i111 12 298 Muh Fajriansyah i111 12 300 Decky Ariza Putra i111 12 302 Rudi Nal Adiatma i111 12 304 Vina Nur Israi111 12 306

(2)

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Petani Sadar Lingkungan dan Teknik Pemberdayaannya”

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 20 Mei 2013

(3)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, idealnya memadukan perimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka pemanfaatan sumber daya alam tersebut harus dilakukan secara bijaksana dan terencana dengan baik sehingga dapat menjamin kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan yang ramah lingkungan atau bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan sudah sepatutnya dipikirkan lebih lanjut oleh setiap komponen bangsa. Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan berencana dalam pembangunan sekaligus pengelolaan sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan.

Kawasan pertanian adalah kawasan yang sangat baik, Karena pertanian mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluh hidup (tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Lebih dari seperempat abad yang lalu, tepatnya tahun 1972 di Stockholm, Swedia, diselenggarakan Konferensi PBB yang bertemakan Lingkungan Hidup. Pada kesempatan tersebut disepakati tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Selain itu asas pengelolaan lingkungan yang diharapkan menjadi kerangka acuan bagi setiap negara turut dideklarasikan.

(4)

gangguan atau kerusakan pada berbagai ekosistem yang menyebabkan komponen -komponen yang menyusun ekosistem, yaitu keanekaragaman varietas (genetic, variety, atau subspeciesdiversity), keanekaragaman jenis (speciesdiversity) juga ikut terganggu. Akibatnya, terjadilah kepunahan varietas atau jenis hayati yang hidup di dalam ekosistem. Pada akhirnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, manusia yang sangat tergantung pada kelestarian ekosistem tapi berlaku kurang bijaksana terhadap lingkungannya, akan merasakan berbagai akibatnya.

Kerusakan lingkungan, khususnya di Indonesia, telah terjadi pada berbagai tempat dan berbagai tipe ekosistem. Misalnya, pada ekosistem pertanian, pesisir dan lautan. Ancaman kepunahan satwa liar juga telah terjadi di mana-mana. Berbagai kerusakan lingkungan di ekosistem pertanian telah banyak terjadi baik pada ekosistem pertanian sawah maupun ekosistem pertanian lahan kering nonpadi. Kerusakan lingkungan di ekosistem sawah utamanya diakibatkan oleh program Revolusi. Isu kerusakan lingkungan saat menjadi semakin santer di berbagai media massa. Kerusakan lahan akibat praktek usaha yang dilakukan manusia telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap perubahan kesimbangan lingkungan yang berakibat pada terjadinya perubahan iklim yang drastis serta terjadinya berbagai bencana.

Usaha pertanian disebutkan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kerusakan lingkungan pada beberapa dekade terakhir. Peningkatan penduduk yang begitu besar harus dimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan secara cepat pula. Berbagai usaha pertanian terus dikembangkan seiring permintaan produk yang begitu tinggi. Berbagai masukan teknologi diberikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara memuaskan.

(5)

berimbas ke daerah lain yang memiliki hubungan perairan terutama daerah sedimentasi maupun muara sungai.

Dalam mengembangangkan suatu sistem pertanian, kita harus mengedepankan konsep keberlanjutan. Pemanfaatan teknologi pengelolaan lahan serta konservasi sumberdaya air sangat penting untuk diterapkan dalam suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Karena konsep sistem pertanian yang berkelanjutan tergantung pada seluruh kemajuan dari sisi kesehatan manusia serta kesehatan lahan.

Dari banyaknya para pelaku di dalam sektor pertanian ternyata terdapat kelompok petani tertentu yang memiliki prinsip bahwa alam bukanlah untuk dikuasai melainkan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia, hal ini pula yang menyebabkan kelompok petani ini melakukan proses pertanian yang seimbang dan selaras dengan alam atau biasa disebut dengan petani sadar lingkungan. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana petani sadar lingkungan dan pemberdayaan apa saja yang dilakukan. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu a) Bagaimana konsep petani sadar lingkungan ?

b) Bagaimana teknik pemberdayaan terhadap petani sadar lingkungan? I.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :

a) Untuk mengetahui konsep petani sadar lingkungan.

b) Untuk mengetahui teknik pemberdayaan terhadap petani sadar lingkungan. I.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai petani sadar lingkungan dan berbagai teknik pemberdayaan yang dilakukannya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Konsep Petani Sadar Lingkungan II.1.1 Petani Sadar Lingkungan

Petani sadar lingkungan prinsip dasarnya adalah petani yang memiliki pemahaman bahwa alam bukan sesuatu untuk dikuasai atau dikendalikan tetapi untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Adapun yang menjadi ciri khas petani sadar lingkungan adalah dalam pemilihan teknologi didasarkan pada pertimbangan (1) produktivitas (2) sustainabilitas produksi, para petani ini melakukan proses cocok tanam secara selaras dan seimbang dengan alam. Adapun beberapa pola pertanian yang dikembangkan antara lain:

 Konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture)

 Pertanian Organik

 Pertanian Terpadu

II.1.2 Pertanian Berkelanjutan (Suistinable Agriculture)

Pertanian berkelanjutan menurut definisi dari Gips, 1986 cit. Reijntjes, (1999) adalah

 Mantap secara Ekologis,

(7)

serta mampu mencegah pencemaran. Tekanannya adalah pada penggunaan sumber daya yang bisa diperbarui.

 Bisa berlanjut secara ekonomis

Yang berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan atau pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Keberlanjutan ekonomis ini bisa diukur bukan hanya dalam hal produk usaha tani yang langusng namun juga dalam hal fungsi seperti melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan resiko.

 Adil

Yang berarti bahwa sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin. Semua orang memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan baik di lapangan maupun di dalam masyarakat. Kerusuhan sosial bisa mengancam sistem sosial secara keseluruhan, termasuk sistem pertaniannya.

 Manusiawi

Yang berarti bahwa, semua bentuk kehidupan tanaman, hewan, dan manusia dihargai. Martabat dasar semua makhluk hidup dihormati, dan hubungan serta institusi menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar, seperti kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama dan rasa sayang. Integritas budaya dan spiritual masyarakat dijaga dan dipelihara.

 Luwes

Yang berarti bahwa masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus, misalnya pertambahan jumlah penduduk, kebijakan, permintaan pasar, dan lain-lain. Hal ini meliputi bukan hanya pengembangan teknologi yang sesuai, namun juga inovasi dalam arti sosial dan budaya.

(8)

kita, karena bagaimanapun kelestarian lingkungan (agrekosistem) yang merupakan sumber kehidupan masyarakat kita di masa lalu, kini dan masa mendatang.

II.1.3 Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yaitu pembangunan

yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi

mendatang untuk memiliki kebutuhan mereka sendiri. Keseimbangan antara dimensi

sosial, ekonomi dan lingkungan menjadikan kunci yang harus diperhatikan dalam

merumuskan kebijakan pembangunan.

Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan

diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi

pembangunan. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat

mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya

yang menjadi modal pembangunan.

Pembangunan berwawasan lingkungan maknanya setara dengan pembangunan

berkelanjutan, yaitu memanfaatkan sumberdaya alam dan sumber daya manusia

secara optimal dengan menyelaraskan dan menyerasikan aktivitas manusia terhadap

daya dukung lingkungan (Soemarwoto, 2001).

II.2 Pola Pertanian yang Dikembangkan dan Teknik Pemberdayaan II.2.1 Konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture)

Dalam mengembangangkan suatu sistem pertanian, kita harus mengedepankan konsep keberlanjutan. Pemanfaatan teknologi pengelolaan lahan serta konservasi sumberdaya air sangat penting untuk diterapkan dalam suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Karena konsep sistem pertanian yang berkelanjutan tergantung pada seluruh kemajuan dari sisi kesehatan manusia serta kesehatan lahan.

(9)

lokal sebagai bahan baku pola pertanian terpadu, sehingga nantinya akan menjaga kelestarian usaha pertanian agar tetap eksis dan memiliki nilai efektifitas, efisiensi serta produktifitas yang tinggi. Dalam konsep ini dikedepankan dua hal : yang pertama adalah memanfaatkan limbah pertanian terutama sisa budidaya menjadi pakan ternak dan yang kedua adalah mengubah limbah peternakan menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan kembali dalam proses budidaya tanaman. Konsep LEISA merupakan penggabungan dua prinsip yaitu agro-ekologi serta pengetahuan dan praktek pertanian masyarakat setempat/tradisional. Agro-ekologi merupakan studi holistik tentang ekosistem pertanian termasuk semua unsur lingkungan dan manusia. Dengan pemahaman akan hubungan dan proses ekologi, agroekosistem dapat dimanipulasi guna peningkatan produksi agar dapat menghasilkan secara berkelanjutan, dengan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun sosial serta meminimalkan input eksternal. Konsep ini menjadi salah satu dasar bagi pengembangan pertanian yang berkelanjutan.

II.2.2 Pertanian Organik

Menurut USDA Study Term on Organic Farming, pertanian organik dirangkum dalam pengertian sebagai berikut :

“Pertanian organik merupakan suatu sistem produksi yang menghindari atau sangat membatasi penggunaan pupuk kimia (pabrik), pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan adiktif pakan”.

Sampai tingkat maksimum yang dimungkinkan, sistem pertanian organik bersandar pada pergiliran tanaman, mendaur ulang sisa pertanaman, pupuk kandang atau kotoran ternak, legum, pupuk hijau, limbah organik dari luar usaha tani, kompos, penyiangan mekanik, batuan pengandung mineral dan aspek pengendalian hama secara biologis, untuk mempertahankan produktivitas dan kegemburan tanah, untuk memasok hara tanaman, dan untuk mengendalikan hama, gulma dan jasad merugikan lainnya.

(10)

akibat penggunaan teknologi masukan tinggi dapat ditekan atau bahkan ditiadakan. Dalam pengertian ini maka manusia harus menyadari secara mendalam bahwa dirinya merupakan bagian dari alam sehingga kerusakan yang terjadi pada alam pertanian dengan sendirinya akan merusak dan mengancam kehidupan manusia. Pandangan yang utuh dan integral semacam ini sebenarnya sudah ada dalam masyarakat tani pedesaan, hanya saja mereka seringkali belum dapat menjelaskan secara nalar sehingga sering dijumpai dalam bentuk mitos maupun yang berbentuk mistik.

II.2.3 Pertanian Terpadu

Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan kebutuhan jangka pendek, mene-ngah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini

Model pertanian terpadu dalam satu siklus biologi (Integrated Bio Cycle Farming) yang tidak ada limbah, semua bermanfaat. Limbah pertanian untuk pakan ternak dan limbah peternakan diolah jadi biogas dan kompos sehingga impian membentuk masyarakat tani yang makmur dan mandiri terkonsep dengan jelas.

Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4 yang sebenarnya adalah langkah pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara regional maupun nasional, terutama pada kawasan kawasan remote area dari jajaran kepulauan Indonesia.

FOOD; Pangan manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, jamur, sayuran, dll.), produk peternakan (daging, susu, telor, dll.), produk budi-daya ikan air tawar (lele, mujair, nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak, kayumanis, sirsak, dll.)

(11)

jerami dan kawul, semua produk sampingan apabila diproses lanjut masih mempunyai kegunaan dan nilai ekonomis yang layak kelola. Jerami dan malai kosong (kawul) dapat disimpan sebagai hay (bahan pakan kering) untuk ternak ruminansia atau dibuat silage (makanan hijau terfermentasi), sedangkan bekatul sudah tidak asing lagi sebagai bahan pencampur pakan ternak (ruminansia, unggas dan ikan). Pakan ternak ini berupa pakan hijauan dari tanaman pagar, azolla, dan eceng gondok.

FUEL; Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk organik cair dan kompos.

Pemakaian tenaga langsung lembu untuk penarik pedati, kerbau untuk meng-olah lahan pertanian sebenarnya adalah produk berbentuk fuel/energi. Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi (pembakaran langsung maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun arang sekam yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organic, sementara apabila energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi hasil sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat digunakan untuk pengewet makanan atau campuran pestisida organik.

FERTILIZER; Sisa produk pertanian melalui proses decomposer maupun pirolisis akan menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara dan C-organik yang relative tinggi. Bio/organic fertilizer bukan hanya sebagai penyubur tetapi juga sebagai perawat tanah (soil conditioner), yang dari sisi keekonomisan maupun karakter hasil produknya tidak kalah dengan pupuk buatan

(12)

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a) Petani sadar lingkungan prinsip dasarnya adalah petani yang memiliki

pemahaman bahwa alam bukan sesuatu untuk dikuasai atau dikendalikan tetapi untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.

b) Berdasarkan pola pertanian yang dikembangkan dan jenis pemberdayaan pada petani sadar lingkunga dapat dibedakan atas konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), Pertanian Organik dan Pertanian Terpadu.

III.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai konsep petani sadar lingkungan meliputi berbagai pola pengembangan pertanian dan teknik pemberdayaannya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, S. 1990. Dari Prestasi Pembangunan Sampai Ekonomi Politik: Kumpulan Karangan. Universitas Indonesia, Jakarta.

Reijntjes, C., Haverkort, B., dan Ann Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan. Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (eds. Terjemahan). Kanisius. Yogyakarta.

Resosoedarmo, R.S., Kartawinata, K., dan Soegiarto, A. 1989. Pengantar Ekologi. Remadja. Bandung.

Salim E. 1991. Pembangunan Berkelanjutan: Strategi Altematif Dalam Pembangunan Dekade Sembilan Puluhan. Prisma No. 1 Januan 1991.

Soemarwoto O. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

__________ .2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

___________ .2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Djambatan. Jakarta.

Sunaryo, L dan Joshi. 2003. Peranan Pengetahuan Ekologi Lokal dalam Sistem Agroforestri. World Agroforestry Centre. Bogor.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah Turen memiliki sejarah panjang, tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Turen. Ini berarti ada semacam tanggung jawab sosial dan kultural dari

A fin de reducir el desperdicio y la aplicación ex- cesiva de agroquímicos, las fincas tienen proce- dimientos y equipo para mezclar los productos químicos y mantener

Berdasarkan data yang diperoleh dari website Wikipedia.com yang memuat artikel tentang Kota Tangerang, Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi

Beberapa keuntungan penggunaan bakteri entomopatogenik khususnya Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida adalah tidak menimbulkan pencemaran, tidak membahayakan manusia,

Observasi pembelajaran fiqih kelas VII .11 November 2015.. dicapai, d) mempersiapkan alat-alat peraga yang diperlukan, e) mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode true experimental research dengan pokok kajian terletak pada: yang pertama adalah rancang bangun alat pengering, dan

Data yang diperoleh dari penelitian kelas ini, yaitu data mengenai hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

idea- idea baru (Fielding, 2004), (3) “menguji” hasil penelitian yang sudah dilakukan, baik berujud “verifikasi” (menguji ketidakbenaran dengan bukti yang