BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pasar dimana dana jangka panjang baik utang
maupun modal sendiri ditawarkan kepada investor dan diperdagangkan antar
investor. Dana jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan
dalam bentuk surat-surat berharga yang memiliki jangka waktu jatuh tempo lebih
dari 1 tahun. Dana jangka panjang berupa utang diperdagangkan dalam bentuk
obligasi (bond), sedangkan modal sendiri diperdagangkan dalam bentuk saham
biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang (obligasi) atau modal
sendiri (saham) (Syahyunan, 2012:11). Pasar modal dibentuk oleh berbagai pasar
sekuritas (securities exchange) yang menyediakan media transaksi saham dan
obligasi.
Pasar modal adalah pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas
(Tandelilin, 2001:13). Tempat dimana terjadi jual beli sekuritas ini disebut bursa
efek. Menurut Widoatmodjo (2009:11), Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak
dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang
2.1.2 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan
dimasa mendatang (Tandelilin,2001:3). Dengan kata lain, motivasi utama dalam
melakukan investasi adalah untuk memperoleh return (kembalian) investasi sesuai
dengan harapan pada tingkat risiko tertentu.
2.1.3 Return Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham merupakan
pengembalian bagian dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas.
Perusahaan dapat menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui go public.
Perusahaan yang sudah go public menjual sahamnya dengan mendaftarkan
dan mencatatkan saham-sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Jenis saham yang
biasa diperdagangkan adalah saham biasa. Saham biasa adalah sekuritas yang
menunjukkan posisi kepemilikan dan risiko terakhir atas suatu perusahaan (Horne
dan Wachowicz, 2005:372).
Saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham (Tandelilin, 2001:18). Dengan memiliki saham suatu
perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan
kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban
perusahaan. Selain itu, saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu
perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa :
Menurut Samsul (2006:45), Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan
dimana pemiliknya disebut sebagai pemilik saham (shareholder atau stockholder).
Saham dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba
setelah laba bagian saham preferen dibayarkan.
2. Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak
terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif.
Return adalah laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan dalam
persentase tahunan. Return adalah penghasilan yang diterima dari suatu investasi
ditambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut (Horne dan Wachowicz,
2005:144). Tanpa adanya return yang dapat dinikmati dari investasi, maka
investor tidak akan mau untuk berinvestasi.
Return adalah imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Return saham merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga imbalan
atas keputusan investasi yang mengandung risiko di dalam investasinya.
Return saham adalah tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi
yang dilakukan dalam saham atau beberapa saham melalui portofolio. Return
saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini dengan harga
pembelian atau harga awal periode. Return dibedakan menjadi dua yaitu return
realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspektasi yaitu return yang
karena digunakan sebagai indikator atau pengukur kinerja perusahaa. Sehingga
perhitungan return saham dilakukan dengan rumus (Sjahrial, 2007:106):
Return = 𝑃𝑃𝑃𝑃−𝑃𝑃𝑃𝑃−1
𝑃𝑃𝑃𝑃−1
Keterangan:
Pt = harga saham periode akhir t
Pt-1 = harga saham periode awal t
Untuk menghitung return rata-rata saham dapat digunakan rumus
pengembalian aritmatika. Return rata-rata dirumuskan dengan formula:
Return rata-rata = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑃𝑃 1+𝑅𝑅𝑅𝑅𝑃𝑃 2+𝑅𝑅𝑅𝑅𝑃𝑃 3+⋯…. +𝑅𝑅𝑅𝑅𝑃𝑃𝑛𝑛
𝑁𝑁
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
2.1.4.1 Book to Market Value
Book to market value adalah perbandingan antara nilai buku saham suatu
perusahaan dengan nilai pasar sahamnya di pasar modal. Nilai pasar adalah nilai
ekuitas yang dilihat oleh investor. Book value (nilai buku) merupakan nilai yang
dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Sedangkan
nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham
tersebut di pasar. (Tandelilin, 2001:183).
Nilai pasar yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut dihargai lebih
tinggi dari nilai bukunya. Sedangkan jika harga saham diperdagangkan lebih
rendah dari nilai buku per lembarnya maka ini menunjukkan saham perusahaan
saham. Book to market value dapat diperoleh dengan rumus (Auret dan Sinclaire,
2006) :
Book to market value = Book value of equity
Market value of equity
Atau
Book to market value =Nilai buku ekuitas per lembar saham
Harga per lembar
2 .1.4.2 Price Earning Ratio
Price earning ratio adalah harga per lembar saham dibagi dengan laba
(earning) per saham (Hirt dan Block, 2003:180). Price earning ratio ditetapkan
investor di pasar pada saat mereka menawarkan harga saham naik atau turun
berkaitan dengan earning-nya. Price earning ratio biasanya dinyatakan dalam
laporan keuangan sebagai angka historis dengan menggunakan harga saat ini
dibagi dengan pendapatan 12 bulan terakhir.
Price earning ratio adalah perbandingan dari harga saham dengan laba per
lembar saham (Brealey dkk, 2001:134). Jika semakin tinggi nilai PER berarti
bahwa investor bersedia membayar lebih atas setiap rupiah laba bersih dan harga
saham ini lebih tinggi dari saham yang memiliki PER yang lebih rendah. PER
adalah indeks yang mencerminkan permintaan investor saat ini dengan PER yang
tinggi mengindikasikan permintaan yang relatif lebih tinggi pada saham tersebut.
PER berkaitan dengan harga saham yang merupakan return saham
,sehingga dapat mencerminkan pendapatan bersih perusahaan saat ini. Jika harga
ratio didefinisikan sebagai harga per lembar saham dibagi dengan laba per lembar
saham (Ross et.al, 2003:71).
Berdasarkan teori yang diuraikan,maka perhitungan Price Earning Ratio
dapat dirumuskan dengan ( Ross et al, 2003:31) :
Price earning ratio= 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑙𝑙𝑅𝑅𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑠𝑠𝐻𝐻ℎ𝐻𝐻𝑙𝑙
𝐸𝐸𝐻𝐻𝐻𝐻𝑛𝑛𝐸𝐸𝑛𝑛𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑙𝑙𝑅𝑅𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻𝐻𝐻 𝑠𝑠𝐻𝐻ℎ𝐻𝐻𝑙𝑙
Price earning ratio digunakan untuk mengukur berapa banyak investor
harus membayar tiap dollar/rupiah atas laba saat ini. Price earning ratio yang
tinggi sering diartikan bahwa perusahaan memiliki prospek di masa yang akan
datang.
Untuk mandapatkan price earning rasio harus terlebih dahulu dihitung
nilai earning per share yaitu keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada
pemegang saham. Earning per share merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.
Earning per share adalah menunjukkan besarnya laba yang diberikan kepada
pemegang saham (Syahyunan, 2012:95). Earning per share dapat dirumuskan
dengan formula:
Earning per share = 𝐽𝐽𝐽𝐽𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻 ℎ𝐿𝐿𝐻𝐻𝑙𝑙𝐻𝐻𝑙𝑙𝑅𝑅𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻𝐻𝐻𝑙𝑙𝑅𝑅𝐻𝐻𝑠𝑠𝐸𝐸 ℎ𝑠𝑠𝐻𝐻ℎ𝐻𝐻𝑙𝑙𝑠𝑠𝑅𝑅𝑃𝑃𝑅𝑅𝑙𝑙𝐻𝐻 ℎ𝑦𝑦𝐻𝐻𝑛𝑛𝐻𝐻𝑝𝑝𝐻𝐻𝑝𝑝𝐻𝐻𝑝𝑝𝑙𝑙𝑅𝑅𝐻𝐻𝑅𝑅𝑏𝑏𝐻𝐻𝐻𝐻
2.1.4.3 Dividend Yield
Dividend yield adalah bagian dari total return yang investor terima selama
capital gain atau capital loss (Block dkk, 2003:219). Dividend yield dapat
lembar saham (Syahyunan, 2012:95). Dividend yield menunjukkan tingkat
penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan.
Menurut Bodie dan Merton (2000:235), Dividend yield didefinisikan
sebagai dividen dollar tahunan dibagi dengan harga saham yang dinyatakan
sebagai persentase. Hal ini mencerminkan bahwa dividen yield dinyatakan dalam
bentuk persentase tertentu. Dividen yield merupakan ukuran atau rasio keuangan
yang mengukur rasio penilaian (valuation ratio) yang bertujuan menjadi tolak
ukur yang mengaitkan hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan
perusahaan dan nilai buku saham atau mencerminkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Dividend Yield dihitung dengan membagi dividen per lembar saham
biasa dengan harga per lembar saham.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perhitungan Dividend yield dapat
dilakukan dengan rumus (Auret dan Sinclaire, 2006):
Dividend Yield = 𝑀𝑀𝐻𝐻𝐻𝐻𝑝𝑝𝑅𝑅𝑃𝑃𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝐸𝐸𝑏𝑏𝑅𝑅𝑛𝑛𝑏𝑏𝑝𝑝𝐻𝐻𝐸𝐸𝑝𝑝𝑅𝑅𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑠𝑠ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅𝑠𝑠ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅
2.1.4.4 Firm Size
Ukuran perusahaan (Size) adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara seperti total aktiva, nilai pasar saham
dan logaritma natural nilai pasar perusahaan. Firm size dikelompokkan dalam 3
(tiga) kategori ukuran yaitu perusahaan besar (large size), perusahaan menegah
(medium size), dan perusahaan kecil (small size).
Suatu perusahaan besar lebih mudah memasuki pasar modal dibandingkan
dengan perusahaan menegah dan kecil yang mengalami keterbatasann akses ke
memperoleh pinjaman di pasar modal. Oleh karena itu, perusahaan cenderung
menahan laba untuk membiayai kegiatan operasional atau investasi di masa
mendatang, maka dividen yang merupakan return saham yang diterima pemegang
saham akan semakin kecil.
Menurut Banz (dalam Tandelilin, 2001:125), menunjukkan bukti empiris
mengenai size effect yaitu adanya kecenderungan saham-saham perusahaan kecil
yang mempunyai return yang lebih tinggi dibanding saham-saham perusahaan
besar. Size perusahaan dapat diukur dengan rumus (Auret dan Sinclaire, 2006):
Size = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐻𝐻𝑛𝑛𝐻𝐻𝑃𝑃𝐽𝐽𝐻𝐻𝐻𝐻𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻𝐻𝐻𝑝𝑝𝑅𝑅𝑃𝑃𝐷𝐷𝐻𝐻𝑙𝑙𝐽𝐽𝑅𝑅𝐿𝐿𝑜𝑜𝑅𝑅𝑒𝑒𝐽𝐽𝐸𝐸𝑃𝑃𝑦𝑦
Atau
Size = 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐻𝐻𝑛𝑛 (𝑝𝑝𝐽𝐽𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻ℎ𝑠𝑠𝐻𝐻ℎ𝐻𝐻𝑙𝑙𝑙𝑙𝑅𝑅𝐻𝐻𝑅𝑅𝑏𝑏𝐻𝐻𝐻𝐻𝑥𝑥ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑝𝑝𝐻𝐻𝑠𝑠𝐻𝐻𝐻𝐻𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑙𝑙𝑅𝑅𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻𝐻𝐻)
Ukuran perusahaan diukur dengan mengembalikan ke bentuk natural dari
nilai kapitalisasi pasar dengan cara melogaritma-naturalkan nilai tersebut.
2.1.4.5 Price to Net Asset Value
Price to net Asset Value adalah perbandingan antara harga saham dengan
nilai asset bersih per lembar saham. Nilai asset bersih per lembar saham diperoleh
dari nilai pasar portofolio dikurangi kewajiban perusahaan dibagi dengan jumlah
saham yang beredar ( Fabozzi, 2000:192). Nilai pasar saham dihitung dengan
jumlah saham beredar dikalikan harga akhir perdagangan tiap hari.
Net Asset Value.= 𝑇𝑇𝐿𝐿𝑃𝑃𝐻𝐻𝑙𝑙𝐽𝐽𝐽𝐽𝑙𝑙𝑙𝑙𝐻𝐻 ℎ𝐴𝐴𝑠𝑠𝑠𝑠𝑅𝑅𝑃𝑃 −𝑇𝑇𝐿𝐿𝑃𝑃𝐻𝐻𝑙𝑙𝑠𝑠𝐻𝐻ℎ𝐻𝐻𝑙𝑙𝑙𝑙𝑅𝑅𝐻𝐻𝑅𝑅𝑏𝑏𝐻𝐻𝐻𝐻𝐿𝐿𝐸𝐸𝐻𝐻𝑙𝑙𝐸𝐸𝑙𝑙𝐸𝐸𝑃𝑃𝐻𝐻𝑠𝑠
PNAV diperoleh dengan membagi harga pasar saham dengan nilai aset bersih per
lembar saham. Berdasarkan uraian teori maka perhitungan Price to net asset value
PNAV= 𝑃𝑃𝐻𝐻𝐸𝐸𝑝𝑝𝑅𝑅 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑠𝑠ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅
𝑁𝑁𝑅𝑅𝑃𝑃𝐻𝐻𝑠𝑠𝑠𝑠𝑅𝑅𝑃𝑃 𝐷𝐷𝐻𝐻𝑙𝑙𝐽𝐽𝑅𝑅 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑠𝑠ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅
2.1.4.6 Cash Flow to Price
Cash flow to price adalah perbandingan antara arus kas terhadap harga
saham. Cash flow diproksikan oleh arus kas bersih dari kegiatan operasi yang
dapat dilihat dalam laporan arus kas. Laporan arus kas adalah menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan kebutuhan
perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Arus kas operasi secara normatif adalah positif. Perusahaan tidak
mengalami masalah operasional yaitu laba dan modal kerja, arus operasionalnya
positif. Aliran kas operasi adalah penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas
dari kegiatan operasional perusahaan selama satu periode (satu tahun).
Sehingga cash flow to price dihitung dengan rumus:
Cash flow to price= 𝑁𝑁𝑅𝑅𝑃𝑃𝐶𝐶𝐻𝐻𝑠𝑠ℎ𝐹𝐹𝑙𝑙𝐿𝐿𝐹𝐹 𝑜𝑜𝐻𝐻𝐿𝐿𝑙𝑙 𝑂𝑂𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝐻𝐻𝑃𝑃𝐸𝐸𝑛𝑛𝐻𝐻 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑆𝑆ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅
𝑃𝑃𝐻𝐻𝐸𝐸𝑝𝑝𝑅𝑅 𝑝𝑝𝑅𝑅𝐻𝐻𝑆𝑆ℎ𝐻𝐻𝐻𝐻𝑅𝑅
2.1.5 Indeks LQ-45
Indeks LQ-45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 perusahaan yang
paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar yang merupakan indikator
likuiditas. Indeks LQ-45 menggunakan 45 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia yang dipilih berdasarkan likuiditas perdagangan sahamnya dan
disesuaikan setipa enam bulan sekali (bulan Pebruari dan Agustus).
Oleh karena itu, perusahaan dalam indeks ini selalu berubah. Hal ini
sekuritas memiliki frekuensi yang tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal,
namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksinya dan
cenderung bersifat pasif.
Indek LQ-45 hanya terdiri dari 45 perusahaan yang terpilih melalui
berbagai kriteria pemilihan sehingga hanya terdiri dari saham-saham dengan
likuiditas dan kapitalisasi yang tinggi. Saham LQ-45 harus memenuhi kriteria
berikut:
1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama
12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BEI selama minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan,frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi di pasar regular.
Perkembangan kinerja masing-masing ke 45 saham yang terdaftar dalam
indeks LQ-45 akan dipantau atau di-review enam bulan sekali (Pebruari dan
Agustus). Apabila ada saham yang tidak masuk kriteria pemilihan akan diganti
dengan saham yang memenuhi kriteria. Tujuan indeks LQ-45 adalah sebagai
pelengkap IHSG dan menyediakan sarana objektif dan terpercaya bagi analisis
keuangan, manajer investasi, investor dan pihak yang berkepentingan lainnya di
pasar modal dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang relevan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini adalah:
Auret dan Sinclaire (2006) melakukan penelitian dengan judul Book to
market ratio and return on the JSE”. Variabel independenya adalah Size, Price
Earning Ratio (PE), Cash Flow to Price (CFTP), Dividend Yield (DY), Price to
Net Asset Value (PNAV), dan Book to Market Value (BTM). Variabel
dependennya adalah return saham. Teknik analisis data yang digunakan adalah
regresi OLS univariat, Regresi Bivariat dan regresi multivariat (regresi linear
berganda).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil regresi OLS univariat
menunjukan bahwa seluruh variabel berpengaruh signifikan. Hasil regresi bivariat
menggunakan sepasang variabel bebas menunjukkan 1 pasang variabel bebas
berpengaruh signifikan pada level 5% yaitu PE dan Size sementara empat pasang
variabel bebas berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu DY dan Size, CFTP
dan Size, BTM dan CFTP, serta BTM dan DY. Dan hasil regresi linear berganda
bahwa seluruh variabel tidak berpengaruh signifikan pada level 5 %.
Sezgin (2010) melakukan penelitian dengan judul “An Emperical
Investigation of Relationship among P/E ratio, Stock Return and dividend yield
for Istanbul stock exchange”. Variabelnya adalah Price earning ratio (P/E),
Dividend yield (DY), dan return saham. Teknik analisis data yang digunakan
adalah stationary test, Uji Cointegration Johansen, Model Error-Corection dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil statistik deskriptif volalitas
nilai nilai P/E ratio muncul lebih tinggi, P/E membawa sebuah karakter yang
menunjukkan bahwa lebih variasi dibanding dividend yield dan return. Hasil
Cointegration dan model Error-Corection menunjukkan ada hubungan antara
variabel dalam jangka panjang dan jangka pendek. Return ratio berdampak
negatif pada P/E ratio dalam jangka panjang dan rasio Dividend yield (DY)
berdampak positif pada P/E dalam jangka panjang. Sementara hasil uji Granger
Causality adalah ada unidirectional Granger kausal dari DY terhadap PE, Return
terhadap PE, dan DY terhadap RE.
Aras dan Yilmaz (2008) melakukan penelitian dengan judul “Price
Earning Ratio, Dividend Yield And Market to Book Ratio To Predict Return On
Stock Market : Evidence From The Emerging Market”. Variabel independennya
adalah Price Earning Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio. Variabel
dependennya adalah Return. Teknik analisis data adalah model regresi. Hasil
penelitian mereka adalah investor dalam emerging market dapat meramalkan
return saham pasar potensial untuk periode 1 tahun sampai batas tertentu dengan
tingkat probabilitas yang tinggi menggunakan rasio Market to Book dan sebagian
Dividend Yield. Di sisi lain Price earning ratio berperan kecil dalam memprediksi
return saham.
Kheradyar dan Ibrahim (2011) melakukan penelitian dengan judul
“Financial Ratio as Emperical Predictor of Stock Return”. Variabel
Variabel dependennya adalah Stock Return. Teknik analisis adalah regresi data
panel dan metode Generalized Least Squares. Hasil penelitian adalah:
1. Uji parsial (setiap variabel) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
rasio keuangan dan return masa depan. Selain itu, adjusted R2 menunjukkan
bahwa kekuatan prediksi Book to Market (B/M) paling tinggi diantara rasio
keuangan serta kekuatan prediksi Dividend Yield (DY) lebih besar dari pada
Earning Yield (EY)
2. Hasil kombinasi rasio menunjukkan bahwa kombinasi B/M ratio, DY dan EY
dapat memprediksi return saham masa mendatang dan koefisiennya bernilai
positif. Koefisien B/M rasio terbesar dari semua variabel dan lebih berpengaruh
terhadap return saham dibanding Dividend Yield dan Earning Yield. Namun
secara kombinasi B/M rasio, Dividend Yield dan Earning Yield mampu
memprediksi return saham.
Pan (2012) melakukan penelitian dengan judul” Which factors explain
stock returns on the Shanghai Stock Exchange”. Variabel indepeden penelitian
adalah Market Beta, Price/Earning Ratio, Market Value, Book to Market Value,
Average return, Number of Trade. Variabel depeden adalah return saham. Teknik
analisis adalah Analisis data panel.
Hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh faktor market beta dalam
pasar yang bergairah dan lesu, Number of trade, Market value, Book to Market
Value pada pasar yang naik dan lesu adalah signifikan terhadap return saham di
Shanghai Stock Exchange. Faktor Number of Trade dan Book to Market Value
dalam pasar yang bergairah dan lesu serta Market Value adalah berpengaruh
negatif signifikan. Price earning ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap
return saham. Average return signifikan.
Harsalim (2013) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Market
Risk, Size, Book to Market Ratio, dan Earning Price Ratio terhadap return saham
sektor miscellaneous industry di BEI periode 2006-2012”. Variabel independenya
adalah Market Risk, Book to Market ratio, dan Earning price ratio. Variabel
dependen adalah Return saham. Teknik analisis data yang digunakan adalah
model regresi linear berganda. Hasil penelitiannya adalah Market risk
berpengaruh negatif signifikan, Size berpengaruh negatif signifikan, Book to
Market berpengaruh positif tidak signifikan dan Earning Price Ratio berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham sektor miscellaneous industry di BEI
2006-2012.
Margaretha dan Damayanti (2008) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio
terhadap stock return di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independennya adalah
Price earning ratio, Dividend Yield dan Maket to Book Ratio. Variabel dependen
adalah stock return. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan hasil analisis bahwa Price
Earning ratio, Dividend Yield, dan Market to Book ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
Trisnawaty (2009) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Arus
Variabel independennya adalah Arus kas operasi, Arus kas Investasi, Arus kas
pendanaan dan Laba bersih. Variabel dependennya: Return saham. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitiannya adalah Arus kas
operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba operasi berpengaruh
positif terhadap return saham secara simultan. Uji parsial bahwa Arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba bersih berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Tabel 2.1
Variabel Teknik Analisis
1.Regresi OLS univariat: seluruh variabel berpengaruh signifikan. 2.Regresi Bivariat:
Menggunakan 2 variabel independen menunjukkan 1 pasangan variabel berpengaruh signifikan pada level 5% yaitu PE dan Size, sedangkan 4 pasang variabel berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu DY dan Size,CFTP dan Size,BTM dan CFTP,btm dan DY.
No Peneliti/ Judul
Judul Penelitian
Variabel Teknik Analisis
1.Hasil statistik deskriptif volalitas nilai P/E ratio lebih tinggi dan membawa karakter lebih variasi dibanding DY dan RE 2.Hasil Uji Cointegration
dan Model
Error-Corection : ada hubungan antara variabel dalam jangka panjang dan jangka pendek.RE berpengaruh negatif pada PE dalam jangka panjang, dan DY berpangaruh positif pada PE dalam jangka panjang 3.Uji Granger Causality:
ada unidirectional
Granger kausal dari DY terhadap PE, RE terhadap PE, dan DY terhadap RE.
probabilitas yang tinggi dibanding PE ratio dalam
memprediksi Return
saham dalam emerging market. hubungan positif antara rasio keungan dan return
saham. Adjusted R2 menunjukkan bahwa kekuatan prediksi B/M paling tinggi diantara rasi keuangan dan DY lebih tinggi dari EY.
2.Uji simultan : kombinasi B/M rasio, DY, dan EY
dapat memprediksi return
saham dan koefisiennya positif. Koefisiennya B/M terbesar dibanding dari semua variabel dan lebih berpengaruh terhadap
No Peneliti/ Tahun
Judul Penelitian
Variabel Teknik Analisis
1.Faktor Market Beta, Number of trade, market value, Book to Market value pada pasar yang bergairah dan lesu berpengaruh signifikan terhadap return saham di SSE.
2.Faktor Number of trade, Book to Market value dalam kondisi pasar yang naik dan lesu berpengaruh positing signifikan
3.beta dalam pasar yang naik dan turun dan market value berpengaruh negatif.
4.Price Earning Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return
saham. 5.Average return
berpengaruh signifikan.
2.Size berpengaruh negatif signifikan 3.Book to Market ratio
berpengaruh positif tidak signifikan 4.Earning price
berpengaruh positif
ratio,Dividend Yield dan Market to Book ratio
No Peneliti /Tahun
Judul Penelitian
Variabel Teknik Analisis
1.Secara simultan arus kas operasi, investasi pendanaan,serta laba bersih berpengaruh positif signifikan.
2.Secara parsial Arus kas operasi, Arus kas investasi, Arus kas pendanaan,serta Laba bersih berpengaruh signifikan.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teoritis dan penelitian terdahulu maka variabel
independen yang terdiri dari: Book to Market Value, Price Earning Ratio,
Dividend Yield, Size, Price to Net Asset Value, Cash Flow to Price, sedangkan
variabel dependennya adalah return saham.
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemilik modal atas investasi yang dilakukannya. Dapat dikatakan para pemodal
melakukan investasi untuk mendapatkan return. Return saham merupakan selisih
antara harga beli saham atau harga saat ini dengan harga jual atau periode
sebelumnya. Investor harus benar-benar memahami dan mempertimbangkan
bahwa di samping mendapat keuntungan kemungkinan mengalami kerugian
karena adanya risiko yang harus dihadapi.
Keuntungan dan kerugian dipengaruhi kemampuan investor menganalisis
keadaan pasar dan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kinerja keuangan perusahaan, kekuatan permintaan dan penawaran harga saham,
Book to market value merupakan perbandingan antara nilai buku per
lembar saham dengan nilai pasar per lembar saham. Book to market value
berpengaruh negatif terhadap return saham. Semakin tinggi book to market maka
semakin rendah return saham yang dihasilkan dan sebaliknya. Book to market
memiliki kekuatan untuk memprediksi return saham.
Price earning ratio adalah perbandingan antara harga saham di pasar
dengan earning per saham. Tingkat pendapatan perusahaan tercermin di earning
per share (EPS) yang memiliki hubungan dengan peningkatan harga saham. Jika
semakin tinggi EPS maka semakin tinggi perubahan harga dan return sahamnya.
Semakin tinggi PER maka semakin tinggi return yang diperoleh.
Dividend yield merupakan perbandingan antara dividen per lembar saham
dengan harga pasar per lembar saham. Dividend yield berpengaruh terhadap
return saham untuk periode tertentu saja.
Size merupakan ukuran nilai pasar saham perusahaan di pasar modal.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi return perusahaan karena perusahaan
besar menjadi faktor untuk mengakses pasar modal bagi perusahaan terutama
perusahaan besar.
Price to net asset value merupakan perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan nilai aktiva bersih per lembar saham. Price to net asset
value digunakan untuk mengukur seberapa besar harga per saham yang
dibayarkan atas nilai aktiva bersih perusahaan. Harga tersebut akan
Cash flow to price merupakan ukuran aliran kas dari kegiatan operasi per
lembar saham dengan harga per lembar saham. Arus kas dari operasi berpengaruh
terhadap return saham karena arus kas bersih operasi mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan pendapatan yang mempengaruhi laba perusahaan.
Dengan adanya arus kas yang positif investor yakin bahwa kinerja perusahaan
akan baik dan berpengaruh pada harga saham. Jika harga saham meningkat maka
akan diperoleh return.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan diperkuat hasil penelitian terdahulu
bahwa Book to Market Value, Price Earning Ratio, Dividend Yield, Size, Price to
Net Asset Value, dan Cash Flow to Price berpengaruh terhadap Return saham.
Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Book to Market Value (X1)
Price Earning Ratio (X2)
Dividend Yield (X3)
Size (X4)
Price to Net Asset Value (X5)
Cash Flow to Price (X6)
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield
(DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP)
berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia dengan regresi univariat.
2. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield
(DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP)
berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia dengan regresi bivariat.
3. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield
(DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP)
berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek