• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sebagaimana kodrat manusia adalah makhluk sosial yang saling

berhubungan antar manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat

dikatakan kehidupan manusia saling membutuhkan dan mempengaruhi. Rasa

saling membutuhkan antar manusia ini akan terus tumbuh seiring perkembangan

zaman walaupun antar manusia dipisahkan oleh jarak yang jauh. Jarak yang jauh

ini menimbulkan sistem untuk mempermudah interaksi antar manusia yang lazim

kita sebut pengangkutan. Pengangkutan ini dilakukan untuk mempermudah

pemindahan barang yang dibutuhkan manusia dan juga memudahkan pergerakan

manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sehingga dapat dikatakan

sekarang kegiatan pengangkutan tidak dapat lepas dari kehidupan manusia

sehari-hari.

Pengangkutan atau sekarang lazim disebut dengan transportasi berperan

semakin penting dalam kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan dan

pertumbuhan tingkat kemajuan dari kehidupan manusia itu sendiri. Perkembangan

peradaban manusia, khususnya dalam bidang teknologi telah membawa peradaban

manusia ke dalam suatu sistem transportasi yang lebih maju dibandingkan era

sebelumnya.2

2

Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport, Angkutan Laut, Angkutan Darat, dan Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, hal 1.

Sistem pengangkutan harus ditata dan terus menerus disempurnakan

(2)

kesejahteraan masyarakat.3

Berbagai faktor tersebut akan diuraikan berikut ini

Masyarakat yang sudah maju dan modern salah

satunya ditandai dengan ketersediaan sarana dan prasarana pengangkutan yang

sudah semakin baik. Sarana dan prasarana pengangkutan yang baik juga akan

memicu tingkat perekonomian yang lebih baik karena memperlancar arus

pemindahan barang dan/atau manusia untuk mencapai tujuan perekonomiannya.

Pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat vital dalam

kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena didasari oleh berbagai faktor

baik geografis maupun kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam rangka

pelaksanaan pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.

4

1. Keadaan Geografis Indonesia

:

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas

beribu-ribu pulau besar dan pulau kecil berupa daratan dan sebagian besar

perairan yang terdiri dari atas perairan laut,sungai dan danau. Di atas teritorial

daratan dan perairan tersebut membentang pula teritorial udara yang semuanya itu

merupakan wilayah negara Indonesia yang sangat luas. Keadaan wilayah negara

Indonesia yang demikian luas ini membutuhkan banyak pengangkutan melalui

daratan, perairan dan udara yang mampu menjangkau seluruh wilayah negara

Indonesia, bahkan ke negara-negara lain. Kenyataan ini mengakibatkan kebutuhan

pengangkutan di Indonesia makin meningkat sesuai dengan lajunya pembangunan

fisik ataupun psikis serta perkembangan penduduk Indonesia yang tersebar di

3

Suwardjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung, 2002, hal 13

4

(3)

seluruh pulau yang diselingi laut. Namun, di sisi lain, infrastruktur dan sarana

pengangkutan masih jauh dari terpenuhi, bahkan kondisi pengangkutan melalui

tiga jalur, yakni darat, laut, dan udara yang ada kini masih belum memenuhi

persyaratan secara wajar atau sudah tidak sesuai lagi dengan sistem pengangkutan

modern. Keadaan ini menjadi pendorong dan alasan pembangunan hukum dan

pengangkutan modern dengan menggunakan alat pengangkut modern yang

digerakkan secara mekanik.

2. Menunjang Pembangunan Berbagai Sektor

Kemajuan dan kelancaran pengangkutan akan menunjang pelaksanaan

pembangunan berupa penyebaran kebutuhan, pemerataan dan pendistribusian

hasil pembangunan berbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air Indonesia,

misalnya sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Pelaksanaan

pembangunan dan penyebaran hasil pembangunan yang merata akan mencegah

terjadinya kegiatan pembangunan yang menumpuk pada daratan pulau-pulau

lainnya terabaikan, seperti yang terjadi di Pulau Papua dan daerah pelosok yang

sulit dijangkau oleh pengangkutan modern.

3. Mendekatkan Jarak antara Desa dan Kota

Lancarnya pengangkutan berarti mendekatkan jarak anatar kota dan desa,

dan ini akan memberi dampak bahwa untuk bekerja di kota tidak harus pindah ke

kota. Mereka yang tinggal di kota tidak perlu khawatir bekerja di daerah luar kota.

Arus pengangkutan dan informasi timbal balik yang cukup lancar dan cepat antara

kota dan desa akan memperdekat jarak antara kota dan desa.Ini berarti hawa

kehidupan sejahtera di kota akan dinikmati juga oleh kehidupan di desa melalui

(4)

cenderung mengikuti pola hidup di perkotaan. Tingkat berpikir dan ingin maju

warga pedesaan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat berpikir dan

ingin maju perkotaan. Dengan kata lain, pembangunan sektor pengangkutan

merupakan upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat dan harus mendapat

tempat yang layak dalam blue print pembangunan nasional.

4. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Pembangunan di sektor pengangkutan mendorong perkembangan

pendidikan di bidang ilmu dan teknologi pengangkutan modern, prasarana dan

sarana, infrastruktur pengangkutan modern, dan hukum pengangkutan modern

terutama mengenai pengangkutan melalui railway, jalan raya, perairan, dan udara

termasuk sumber daya manusia di bidang pengangkutan serta infrastruktur

pengangkutan. Di bidang pendidikan, pengangkutan dan hukum pengangkutan

menjadi objek kajian ilmu tersendiri di samping ilmu-ilmu lainnya. Teknologi

pengangkutan yang serba modern kini sudah seharusnya menjadi fokus

pembangunan jangka panjang sampai ke anak cucu.

Perkembangan pengangkutan yang pesat juga tidak terlepas dari

kebijaksanaan pemerintah mengenai sistem pengangkutan nasional yang menuntut

ketersediaan pengangkutan yang baik guna menunjang segala kegiatan

masyarakat di sektor perekonomian dalam rangka menciptakan masyarakat yang

adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Mengingat tuntutan arus globalisasi yang memerlukan sistem

pengangkutan yang efektif dan efisien maka kebijaksanaan pemerintah itu

diwujudkan dalam Sistem Transportasi Nasional. Perwujudan sistem transportasi

(5)

kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti

otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa

transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanya keterbatasan sumber

daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional perlu

terus ditata dan disempurnakan dengan dukungan sumber daya manusia yang

berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan

intra moda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan,

tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional dengan

memperhatikan kehandalan serta kelaikansarana dan prasarana transportasi.5

Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman

terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan

danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta

transportasi pipa,yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali

pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunakdan perangkat

pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien,

berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang

secara dinamis.

Sebagaimana tercantum dalam buku Sistem Transportasi Nasional yang

disusun oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia mendefinisikan :

6

Berdasarkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) moda

transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasi jalan, kereta api, sungai dan

5

Departemen Perhubungan Republik Indonesia , Sistem Transportasi Nasional, Jakarta, 2005, hal 1

(6)

danau, laut, udara dan pipa. Angkutan daratsekarang paling banyak digunakan

masyarakat saat ini walaupun angkutan lainnya juga tak kalah peminatnya.

Angkutan darat terdiri atas7

a. Angkutan jalan raya :

Angkutan jalan raya meliputi angkutan yang menggunakan alat angkut

berupa manusia, binatang, pedati, sepeda motor, becak, bus, truck, dan kendaraan

bermotor lainnya. Tenaga yang digunakan adalah tenaga manusia, tenaga

binatang, tenaga uap, BBM (bahan bakar minyak), dan diesel.

b. Angkutan rel atau kereta api

Menggunakan kereta api yang terdiri dari lokomotif, gerbong barang dan

kereta penumpang. Jalan yang digunakan berupa jalan rel baja, baik dari dua rel

maupun monorel dengan tenaga penggerak berupa tenaga uap, diesel, dan tenaga

listrik.

Dari kedua jenis angkutan darat tersebut angkutan jalan raya saat ini

mengalami perkembangan yang paling pesat, hal itu dikarenakan antara lain

pesatnya jumlah kendaraan bermotor dan tidak bermotor yang secara tidak

langsung mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas di jalan raya. Kepadatan

lalu lintas ini tentulah harus diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana

angkutan darat antara lain kendaraan, perbaikan dan penambahan panjang jalan

raya, penerangan jalan, terminal, sistem lalu lintas dan lainnya serta juga tidak

kalah pentingnya aturan hukum yang mengatur pengangkutan darat itu sendiri.

Pengaturan hukum mengenai lalu lintas ini mengatur berbagai hal yang

patut untuk diketahui oleh pengguna angkutan darat untuk terciptanya rasa aman,

7

(7)

lancar dan ketertiban dalam berlalu lintas. Peraturan hukum mengenai lalu lintas

ini bersifat mengikat bagi seluruh pengguna jalan dan undang-undang

mengamanatkan kepada pihak Kepolisian Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan

untuk menjalankan berbagai aturan hukum mengenai lalu lintas ini. Tentunya

kewenangan antara dua instansi tersebut berbeda. Kewenangan petugas kepolisian

lebih kepada pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli lalu lintas, penerbitan

surat izin mengemudi, penegakan hukum dan pendidikan berlalu lintas, sedangkan

kewenangan petugas Dinas Perhubungan secara umum hanya dilaksanakan di

terminal dan/atau tempat alat penimbangan yang dipasang secara tetap dan di unit

pengujian kendaraan bermotor dinas perhubungan.8

8

http://dishubinfokom.grobogan.go.id/artikel-perhubungan/94-uu-nomor-22-tahun-2009-dan-kewenagan-petugas-dinas-perhubungan.html diakses 17 September2014

Salah satu yang menjadi

kewenangan Dinas Perhubungan yaitu mengenai uji laik kendaraan. Uji laik

kendaraan ini sangat penting dilakukan demi menghindari kecelakaan lalu lintas

yang disebabkan karena tidak laik jalan suatu kendaraan bermotor ataupun karena

pelanggaran batas kecepatan atau batas muatan dari kendaraan bermotor tersebut.

Dengan adanya pengujian kelaikan kendaaran bermotor diharapkan mengurangi

tingkat kecelakaan dan membuat setiap pengendara kendaran bermotor lebih tertib

dalam berkendara. Pelaksanaan uji laik jalan biasanya dilakukan terhadap

angkutan umum dan angkutan barang dikarenakan angkutan umum dan angkutan

barang dinilai lebih membutuhkan perhatian khusus mengingat muatan yang

dibawa dan keselamatan jiwa para penumpang yang salah satunya ditentukan oleh

kelaikan kendaraan bermotor tersebut. Hal inilah yang mendorong penulis untuk

membahas bagaimana peranan Dinas Perhubungan dalam menjalankan segala

(8)

”PERANAN DINAS PERHUBUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN UJI

LAIK JALAN ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN BARANG DITINJAU

DARI UU NO. 22 TAHUN 2009 (STUDI PADA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN LANGKAT)”dianggap perlu untuk diteliti.

B.Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis uraikan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan

barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana peranan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dalam

pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang?

3. Apa saja kendala yang timbul dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan

umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat?

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaa uji laik jalan angkutan umum dan

angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui apa saja peranan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat

dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang.

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan uji laik

jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan kabupaten

(9)

D.MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Pembahasan terhadap masalah-masalah akan memberikan kita

pengetahuan bagaimana peranan Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan uji laik

jalan angkutan umum dan angkutan barang

2. Manfaat Praktis

Secara praktis akan memberikan pengetahuan bagi semua kalangan baik

itu dari kalangan akademisi maupun dari masyarakat pada umumnya. Juga akan

memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya Dinas

Perhubungan untuk melaksanakan pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan

angkutan barang dengan lebih baik serta meningkatkan kesadaran bagi pengemudi

angkutan umum dan angkutan barang pentingya pelaksanaan uji laik jalan bagi

kendaraanya.

E.Metode Penelitian

Metode penelitian hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian Hukum Normatif dan penelitian Hukum Empiris. Penelitian

hukum Normatif terdiri dari penelitian terhadap inventarisasi Hukum Positif,

menemukan asas dan doktrin hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi,

perbandingan hukum dan sejarah hukum.9

9

(10)

Sedangkan penelitian hukum Empiris terdiri dari penelitian terhadap

identifikasi hukum dan efektifitas hukum.10

a. Bahan hukum primer, meliputi norma dasar Pancasila, Peraturan dasar seperti

batang tubuh UUD 1945, ketetapan-ketetapan MPR, peraturan

perundang-undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasikan yurisprudensi, traktat. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan sumber data primer yaitu diperoleh langsung melalui teknik

wawancara kepada narasumber dan dengan menggunakan data sekunder yang

dapat dibedakan menjadi :

b. Bahan-bahan hukum sekunder meliputi, yaitu bahan-bahan yang erat

hubungannya dengan bahan hukum primer, dan dapat membantu menganalisis

dan memahami bahan hukum primer, meliputi rancangan peraturan-peraturan

perundang-undangan, hasil karya ilmiah para sarjana dan hasil-hasil penelitian.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang

hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya bibliografi danindeks ,

kumulatif.11

Teknik pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini adalah :

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan (library research) yaitu teknik pengumpulan data

dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, karya-karya ilmiah,

literatur-literatur, dan seminar ilmiah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

10

Suratman dan H. Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2012, hal 45

11

(11)

2. Studi lapangan

Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data dengan

mengunjungi langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara dan peninjauan

langsung terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Dalam hal ini penelitian dilakukan pada Dinas Perhubungan Kabupaten

Langkat yang berlokasi di Stabat, Sumatera Utara. Penelitian lapangan ini

dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak terkait dari

Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat mengenai pelaksanaan uji laik jalan

angkutan umum dan angkutan barang

F.Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang setiap bab nya dijelaskan

secara terperinci secara sistematis sebagai satu kesatuan dari penulisan skripsi ini.

Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan

dan keaslian penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

Bab ini menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi

pengangkutan, prinsip dasar dan jenis-jenis pengangkutan, dan

(12)

BAB III ANGKUTAN JALAN DITINJAU DARI UU NO. 22 TAHUN

2009

Bab ini menjelaskan mengenai perjanjian pengangkutan jalan raya

menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

jalan, uji laik jalan dalam penyelenggaraan angkutan jalan dan lalu

lintas jalan raya, dan peraturan hukum dan praktek pelaksana uji

laik jalan dalam penyelenggaran angkutan jalan dan lalu Lintas

jalan raya.

BAB IV PERANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN

LANGKAT TERHADAP PELAKSANAAN UJI LAIK JALAN

ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN BARANG

Bab ini berisikan tentang struktur organisasi dan prosedur

pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang

pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat, peranan dan

pengawasan penyelenggaraan angkutan jalan oleh Dinas

Perhubungan Kabupaten Langkat, kendala serta contoh kasus yang

dihadapi Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dalam

pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan

dari keseluruhan isi skripsi ini dan saran dari permasalahan yang

(13)

G. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran dan penelitian penulis pada Kepustakaan

Fakultas Hukum USU bahwa :

1. Tidak ditemukan sebelumnya skripsi yang berjudul “Peranan Dinas

Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum dan

Angkutan Barang Ditinjau Dari UU No. 22 Tahun 2009 ( Studi Pada Dinas

Perhubungan Kabupaten Langkat)”.

2. Adapun judul skripsi yang telah ada pada Perpustakaan Fakultas Hukum USU

yaitu :

Nama : Emmi R. Nasution

NIM : 900200081

Judul : Tanggung jawab hukum uji kendaraan pada angkutan barang di dinas

lalu lintas dan angkutan jalan raya Sumatera Utara (DLLAJR-SU) Medan

Nama : Dian Natalia

NIM : 070200147

Judul : Perlindungan hukum bagi pengguna jasa (penumpang) angkutan umum

berdasarkan Undang-Undang No, 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan

3. Penulisan skripsi ini adalah hasil pemikiran penulis yang berasal dari

bahan-bahan berkaitan dengan judul skripsi ini ditambah dengan hasil studi lapangan

pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat. Sehingga penulisan skripsi ini

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tahap perkembangan kognitif Piaget dalam operasi logis yang dikaji menurut tingkat kemampuan matematika siswa

Dalam ha1 ini Pusat Penelitian IKIP Padang berusaha mendorong staf pengajar untuk melakukan penelitian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan

Alhamdulillahi robbil’alamin , segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penulis

Guru mengajarkan menggunakan permainan tongkat laci portable untuk meningkatkan kemampuan matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sungai Kakap pada materi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam penerapan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD

membuat kita tahu bagaimana kita memanfaatkan api tersebut untuk berbagai keperluan, seperti membuat api unggun jika kita kedinginan, membakar sampah, memasak dan lain-lain.

(2) umurnnya merupakan rumah dengan l-2 lantai, (3) berkepadatan sedang.(4) sebagian besar lahan yang dipakai adalah lahan kosong.. Penelitian ini menengarai bahwa