MANAJEMEN RESIKO INVESTASI :
MENGATASI KERUGIAN DARI SAHAM
Oleh
Zulbiadi Latief
(Founder Analis.co.id)
ABSTRAK: Saham adalah instrument investasi yang ‘high risk, high return’. Untuk bisa berhasil meningkatkan aset investasinya, seorang investor dituntut tidak hanya bisa menganalisa fundamental dan teknikal perusahaan serta harga wajar dari saham itu sendiri, namun harus juga memahami dengan baik segala resiko dan manajemen mengatasi resiko kerugiannya. Kerugian dari saham bukan hanya disebabkan karena faktor perubahan fundamental dari perusahaan tersebut, tapi juga bisa dari faktor lain seperti sektor, kondisi makro dan global ekonomi, sentiment dari IHSG dan lainnya. Standar keamanan dalam bertransaksi saham: Kemampuan menganalisa, melakukan pengamatan pada pasar dan memahami timing yang tepat untuk mulai menjual atau membeli saham yang valuasinya menarik.
Kata Kunci: cara mengatasi kerugian dari saham, manajemen resiko investasi
Pendahuluan
Fakta yang banyak terjadi dalam dunia trading saham adalah dimana banyak investor pemula yang akhirnya keluar dari pasar
singkat. Berdasarkan publikasi penulis (https://analis.co.id/ main-saham.html) Ada dua
faktor utama yang
melatarbelkangi hal tersebut, yaitu:
1. Kurangnya ilmu
mengenai pasar saham dan teknik analisa
mendalam dalam
memilih saham yang tepat.
2. Belum memiliki
pengalaman yang cukup
dalam menghadapi
gejolak pasar dan menilai karakter dari masing-masing saham dan sektornya.
Dua modal dasar di atas pada dasarnya wajib dimiliki oleh semua investor sebelum mengalokasi semua total dana investasinya di pasar saham. Dan khusus mengenai pengalaman, maka untuk bisa mendapatkannya dan si investor tidak mengalami kerugian yang signifikan, maka penulis sendiri sering merekomendasikan untuk memulai dengan dana kecil terlebih dahulu, walau sebenarnya pada saat itu si calon investor telah memiliki
dana yang cukup banyak untuk diinvestasikan. Mengapa demikian? Ya, karena untuk mendapat pengalaman dan bisa membangun passion dalam berinvestasi saham seorang investor butuh waktu minimal dua tahun terjun di pasar saham tersebut. Sehingga, bila ia memulai dengan dana yang sedikit dulu, maka walau ia harus rugi dulu di awal yang merupakan bagian dari
proses belajar dan
mendapatkan banyak
pengalaman, maka tetap saja dananya tidak akan tergerus dari kerugian karena dana yang ia alokasikan belum seluruhnya.
Pertanyaannya kemudian, pengalaman apa yang sebaiknya dicari dalam proses belajar tersebut? Dalam banyak publikasi analis saham, termasuk yang penulis sering sampaikan dibeberapa
artikel yang sudah
dipublikasikan di blog Analis.co.id, di antaranya adalah:
a. Memahami bahwa
membaca laporan
tidak hanya bisa dinilai dari angka-angka yang tertera saja.
b. Memahami karakter dari masing-masing saham maupun sektornya.
c. Mengerti betul timing yang tepat untuk mulai menjual atau pun membeli saham.
d. Memahami dengan baik efek dari segala kondisi
ekonomi dan
pemberitaan di media terhadap pergerakan harga saham.1
Dengan berfokus pada empat poin di atas dalam proses mencari pengalaman trading saham di pasar saham Indonesia, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia, BEI, maka diharapkan calon investor yang akan totalitas dalam berinvestasi mampu dengan baik melakukan manajemen resiko investasi yang terarah dan juga aman untuk jangka panjang peningkatan asetnya.
Pengertian Saham dan Manajemen Resiko Investasi Saham
1 Teguh Hidayat, Value Investing: Beat The Market in Five Minutes!. Elex Media Komputindo: Jakarta, 2017, hal. 134-141.
Keberhasilan dalam investasi saham mencakup pada semua aspek, termasuk pada modal awal dalam berinvestasi, strategi berinvestasi dan keunikan pola pikir dari investor dalam meramu portofolio akun sahamnya di perusahaan sekuritas tempat ia melakukan transaksi.
1. Pengertian Saham
Oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
mendefenisikan kata saham dengan
Bagian; andil; sero (tentang permodalan) Sumbangan (pikiran dan
tenaga)
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor
Hak yang dimiliki orang
(pemegang saham)
terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi dalam
pemilikan dan
Oleh penulis sendiri merangkum defenisi saham sebagai “surat bukti atau pun catatan nilai dalam bentuk digital atas kepemilikan seseorang atau pun lembaga kepada sebuah perusahaan, baik yang tercatat di bursa saham resmi atau pun tidak, yang memberi jaminan atas hak memperoleh dividen berdasarkan jumlah modal yang disetor atau pun hak memperoleh capital gain dari hak menjualnya. (Zulbiadi Latief, Maret 2018)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa saham selain sebagai sebuah sekuritas atau surat berharga ia juga merupakan kata benda abstrak yang berarti andil atau sero seseorang dalam hal permodalan.
Ada perbedaan yang
mencolok antara saham pada masa lalu dengan zaman digital saat ini dimana saham saat ini bentuknya tidak lagi dalam bentuk lembaran kertas fisik, tapi telah berubah ke dalam bentuk catatan digital yang tercatat di masing-masing akun trading investor di perusahaan
sekuritas tempat mereka berinvestasi. Dan sebagai wujud menciptakan rasa aman dalam berinvestasi, oleh pemerintah menunjuk KSEI sebagai lembaga administrasi dan pencatatan kepemilikian saham investor di pasar modal.
Dengan demikian, walau tak lagi dalam bentuk catatan hitam di atas putih dalam bentuk lembaran kertas, namun karena sistem keamanan kepemilikan akun yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terstruktur maka investor bisa dengan tenang berinvestasi di pasar modal.
Pengertian Manajemen Resiko
adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain,
menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen
risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian.
Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau
merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan
dimana terdapat
kemungkinan yang
merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi
dapat memberikan
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.
Dalam pandangan RH Liembono menilai resiko lebih ditekankan pada aspek fundamental perusahaan itu sendiri, khususnya pada rasio utang yang dimiliki oleh perusahaan dan dalam istilah finansial dikenal dengan sebutan DER atau Debt to Equity Ratio. Menurut beliau, ini adalah bagian terpenting dalam menilai tingkat keamanan perusahaan untuk
kemudian memutuskan
apakah membeli atau tidak sahamnya.2
Strategi Mengatasi Kerugian Dari Saham
Bagi seorang pemula, memahami manajemen resiko dalam berinvestasi saham
2 RH Liembono, Analisis Fundamental. Brilliant: Surabaya, 2013, hal. 41-43.
maka selain mengamankan aset juga sebagai bekal dalam melakukan aktifitas trading dalam jangka panjang ke depan. Berikut adalah beberapa langkahnya.
1. Mulai dari dana kecil
Bagi anda yang sejak awal sudah memiliki banyak modal dan berniat melakukan investasi secara mandiri, maka penulis menyarankan untuk mulai dengan dana seadanya dulu.
Persentasenya, bisa dari 10% hingga 20% dari total dana yang Anda miliki.
Sebagai contoh, saat ini Anda memiliki dana Rp100 juta maka sangat disarankan memulai dari Rp10 juta dulu. Dan dalam kurun waktu minimal 2 tahun sebaiknya
jangan melakukan
penambahan modal sama sekali, walau Anda merasa ada saham yang valuasinya
sangat murah dan
menggiurkan untuk dikoleksi. Hal ini dikarenakan penurunan harga saham bukan saja
karena faktor
mengakibatkan munculnya sentimen negative yang kuat. Tuajuannya tentunya agar Anda bisa mendapat pelajaran yang cukup dari keadaan yang terduga seperti itu.
Selain itu, jika seandainya anda ternyata melakukan kesalahan dalam menganalisa atau pun memilih saham maka walau rugi yang dialami bis ahingga 50% maka tetap saja nilainya tak seberapa karena dana yang digunakan baru 10% nya saja.
2. Lakukan pembelian saham bertahap
Bertahap yang dimaksud di sini adalah membeli satu saham dengan membagi modal ke dalam beberapa bagian dari total dana yang ditargetkan untuk membeli satu saham tersebut.
Contohnya, seorang investor ingin membeli saham PT Astra International Tbk yang berkode ASII dengan dana 100 juga, maka demi keamanan dan mengantisipasi jika di hari akan datang, ternyata terjadi penurunan, maka bisa dilakukan dengan membeli 50 juta dulu dan sisanya yang 50 juta dipakai membeli saham
ASII lagi bila harganya ternyata turun setelahnya. Sebagian pakar menyarankan dengan membagi tiga dari target dana yang akan dialokasikan pada satu saham tersebut. Hal ini tentu lebih aman lagi dan si investor bisa mendapatkan harga tengah dari saham tersebut. Ini juga bertujuan agar bila harga saham kembali rebound kita tidak terlalu lama menunggu untuk menghasilkan untung dari saham tersebut.
3. Lakukan diversifikasi sektor
Sektor di sini adalah bidang usaha dari saham tersebut, sedang diversifikasi adalah
peragaman. Sehingga
diversifikasi sektor saham adalah peragaman jenis saham berdasarkan bidang usahanya.
disarankan tidak membeli terlalu banyak saham. Angka normalnya antara 5 sampai 10 saham saja agar Anda tidak terlalu repot memantau setiap perubahan fundamental dari saham tersebut.
4. Menyiapkan dana cadangan
Bila Anda telah melakukan deposit total dana investasi pada akun di perusahaan sekuritas, maka sebaiknya jangan gunakan semua dana untuk membeli saham, sebagian disimpan untuk berjaga-jaga bila ada saham yang ternyata tidak naik tapi turun untuk untuk sementara. Jumlah alokasinya antara 10% hingga 30% dari total dana yang digunakan berinvestasi. Hal ini mungkin tampak tidak baik dimata pemula karena berpikir bahwa untung yang didapat tidak 100% dari total dana yang dimiliki, namun sebenarnya ini malah menghindari perlambatan pertumbuhan dana investasi seseorang karena jika dapat melakukan averagedown di waktu yang tepat maka jika harga saham kembali rebound kita tak harus menunggu lama
untuk mendapatkan untung dari saham tersebut.
Sebenarnya ada 9 strategi manajemen investasi untuk menghindari kerugian dari saham ini. Untuk itu, silahkan lanjutkan baca di halaman ini: 9 Manajemen Resiko Investasi Saham
Baca juga:
Value Investing Indonesia Belajar Saham Pemula