• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS 1 MEMOMTIVASI PESERTA DIDIK DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS 1 MEMOMTIVASI PESERTA DIDIK DALAM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh : Dr. Amin Budiamin, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015

1507181

Indah Santika

1505236

Intan Ryana Hidayanti

1504334

Kristiawati

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kita semua. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Amin Budiamin, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Psikolgi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Memotivasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran” ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan. Makalah ini berisi pemaparan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Oktober 2015

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Ruang Lingkup...2

BAB II...3

MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN...3

A. Pengertian Motivasi...3

B. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia...4

C. Fungsi Motivasi...5

D. Strategi Membangun Motivasi Belajar...6

E. Sumber Motivasi Belajar...8

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar...8

G. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi...11

BAB III...14

IMPLIKASI DAN KESIMPULAN...14

A. Implikasi...14

B. Kesimpulan...15

DAFTAR PUSTAKA...16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru. Sudah seharusnya seorang guru memberikan sebuah dorongan yang mampu memberikan motivasi terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dorongan yang telah diberikan oleh guru belum cukup untuk merubah sikap/perilaku siswa untuk meningkatkan cara belajar mereka apabila tidak adanya peran individu itu sendiri didalamnya, karena semua aspek tersebut mempunyai suatu hubungan yang sangat berkaitan dan dapat memberikan satu nilai tambah dalam meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Suryabrata (1989:142),faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor instrument.

Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yaitu dengan memberikan suatu arahan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagaimana caranya untuk meningkatkan prestasi belajar? Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang diberikan kepada siswa harapannya dapat untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Apabila kondisi psikologis seseorang baik maka dengan sendirinya motivasi untuk melakukan sesuatu juga akan baik. Dalam hal pembelajaran tentu perlu menjadi perhatian oleh pendidik karena tidak semua

(5)

peserta datang ke sekolah dengan kondisi psikologis yang sama karena ada pengaruh internal dan eksternal peserta didik itu sendiri.Untuk itu, dalam perencanaan pembelajaran seorang pendidik perlu merancang sebuah strategi pembelajaran yang mampu memotivasi belajar peserta didik.

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Agar motivasi belajar tesebut dimiliki oleh peserta didik maka dituntut kepiawaian guru dalam menentukan strategi yang tepat dalam pembelajaran sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Apabila peserta didik sudah termotivasi untuk belajar dengan sendirinya akan berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan serta dapat dijadikan dasar mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta pendidik.

B. Ruang Lingkup

1. Pengertian Motivasi

2. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia 3. Fungsi Motivasi

4. Strategi Membangun Motivasi Belajar 5. Sumber Motivasi Belajar

(6)

BAB II

MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menutut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya tujuan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.

(7)

Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupan inti motivasi.

Motivasi disebut juga :

 Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau

 Suatu keadaan yang kompleks (acomplex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move,motion,motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

B. Penggolongan Motivasi Perilaku Manusia

Atas dasar sumber dan proses perkembangannya, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan (interchangeable). Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dngan diadakan penggolongannya, anatara lain sebagai berikut ini

1. Motif Primer (Primary Motive) atau motif dasar (basic motive) menunjukan kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive). Golongan inipun dibedakan lagi ke dalam

(8)

5

b). Dorongan umum (Morgan’s general drive) dan motif darurat ( Wodworth’s emergency motive ), termasuk di dalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman dan ingin tahu; dalam hhubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dorongan untukmelarikan diri (escape), meneyerang (combate), berusaha (effort) dan menegejar (pursuit) dalam rangka mempertahankan dan menyelamatkan dirinya.

Motif-motif yang termasuk ke dalam kategori primer tersebut pada umumnya terjadi secara natural dan instinktif.

2. Motif Sekunder (Secondary Motive) menujukan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari ( conditioning and reinforcement). Ke dalam golongan ini termasuk anatara lain

a) Takut yang dipelajari ( learned fearce)

b) Motif-motif sosial (Ingin diterima, dihargai, konforomitas, afiliasi, persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya)

c) Motif-motif objektif dan interest ( eksplorasi, manpulasi, minat ) d) Maksud (purposes) dan aspirasi

e) Motif berprestasi (achievement motif)

C. Fungsi Motivasi

Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya.

(9)

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

D. Strategi Membangun Motivasi Belajar

Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya.

Ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, berikut ini:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

(10)

7

berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang berbentuk simbol, penghargaan, dan benda.

3. Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.

9. Menggunakan metode bervariasi.

(11)

E. Sumber Motivasi Belajar

Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri

tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.

2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari

luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata (1989:142),faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor instrument.

(12)

9

a. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.

b. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

(13)

Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi:

a. Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar

misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alatpelajaran.

Dari lingkungan alami yang dalamnya ada faktor yang mempengaruhinya dianatanya pertama faktor Keadaan udara, keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa, apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.kedua waktu belajar, waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.Ketiga cuaca, cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.Keempat tempat atau gedung, Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang membahayakan keselamatansiswa.Faktor yang kelima media, media/alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).

b. Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik

(14)

11

G. Teori dan Prinsip-prinsi Motivasi

Wlodkowski (dalam Suciati, 2001:52) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sementara Ames dan Ames (Suciati, 2001) menjelaskan motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut definisi ini, konsep diri yang positif akan menjadi motor penggerak bagi kemauan seseorang.Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu:

1. Attention (Perhatian)

Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.

(15)

2. Relevance(Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).

Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.

Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.

3. Confidence (Percaya diri)

(16)

13

4. Satisfaction (Kepuasan)

(17)

Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk memotivasi siswa dalam

pembelajaran. Dengan cara:

Pertama Meluangkan waktu untuk menemani anak.

Kedua Memberikan penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk

belajar.

Ketiga Memberikan hukuman yang mengandung pelajaran.

Ketiga Mendengarkan keluh kesah anak mengenai kegiatan belajar yang

dilakukannya

.Keempat Memberi perhatian pada hal-hal yang dilakukan anak pada saat ia

belajar.

Kelima Menghargai setiap perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam

kegiatan belajarnya, sekecil apa pun perkembangan itu

Keenam Mengetahui kemampuan minat dan bakat anak sedari dini.

Upaya ini tidak sebatas hanya dilakukan seorang guru pada saat proses

belajar mengajar di sekolah, tetapi peranan orang tua di rumah sangatlah

dibutuhkan demi meningkatkan motivasi yang optimal.

(18)

15

B. Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan didepan dapat diambil suatu

kesimpulan diantaranya bahwa;

Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga komponen utama dam

motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Motivasi yang ada

pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari dalam diri individu,

yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya yang memang harus

dikembangkan. Semua hal tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan

satu sama lain untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan motivasi peserta didik.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk meningkatkan

motivasi peserta didik. Namun, upaya yang dilakukan guru saja tentunya tidak

cukup, dukungan dari siswa itu sendiri, dukungan dari orang tua dan faktor

lingkungan juga sangat menentukan tingkat motivasi seorang siswa. Oleh karena

itu motivasi bukan hanya dilakukan oleh guru didalam pembelajaran namun harus

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anggota keluarga dan teman-teman

(19)

[Online]. Tersedia:

http://deryjamaluddin.page.tl/Motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran.html. [7 Oktober 2015].

Makmun, AS. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Redaksi MIN . (2007). Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar. Malang: Copyright Malang.

Taidin, Suhaimin. (2008). Artikel Motivasi & Pembangunan Diri. Kinabalu: Copyright UGMC.

Referensi

Dokumen terkait

MEMILIKI FUNGSI MENDORONG BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG MENDAPATKAN PENUGASAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN PERDAGANGAN MELALUI MUATAN BALIK KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN

Banyaknya usaha mikro yang berkembang dijalani para kaum perempuan ini membuktikan bahwa perempuan memiliki karakteristik yang unik dalam menjalankan

Terdapat 3 (tiga) instrumen pokok yang digunakan dalam melakukan pengendalian penggunaan tanah di Kabupaten Temanggung. Ketiga instrumen tersebut adalah: a) Penggunaan Tanah (PT);

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan lahan di sekitar sungai, untuk mengetahui konsentrasi nitrat dan fosfat serta untuk mengetahui status

Sebagai Salah Satu SD Negeri yang memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, melalui Gerakan Gemar Menabung Sampah

Selain itu, proses pembatalan sertifikat hak milik atas tanah berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) pada Kantor

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pengelolaan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban terhadap publik yang merupakan stakeholder perlu menjadi perhatian

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan penilaian konsumen tehadap kualitas pelayanan berdasarkan jenis kelamin digunakan Uji t dan Uji F (One Way ANOVA). Hasil