• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HAK DAN KEWAJIBAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN HAK DAN KEWAJIBAN (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa melepaskan diri dari masalah yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban merupakan suatu yang melekat pada diri orang itu sendiri ataupun pada orang lain yang ada disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hak dan kewajiban mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Hak dan kewajiban merupakan sebagian dari aturan-aturan dasar yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat harus jelas dan bersifat terbuka agar setiap individu sebagai bagian dari masyarakat mengetahui hal-hal yang harus ia terima dan hal-hal yang harus ia kerjakan dalam hidup bermasyarakat. Hal ini sangat penting agar pergaulan dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik, aman dan damai. Keadaan masyarakat yang demikian akan mendorong setiap anggota masyarakat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari hak ? 2. Apa pengertian dari kewajiban ? 3. Apa pengertian dari keadilan ?

4. Bagaimana hubungan hak, kewajiban, dan keadilan ? C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hak. 2. Untuk mengetahui pengertian kewajiban. 3. Untuk mengetahui pengertian keadilan.

▸ Baca selengkapnya: rpp pkn kelas 3 tentang hak dan kewajiban

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAK

1. Pengertian Hak

Hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan sesuatu yang dimiliki atau diterima oleh manusia karena sebab-sebab tertentu. Hak yang dimiliki oleh seseorang pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap eksistensi dan martabat manusia sebagai individu maupun sebagai anggota suatu masyarakat.1

Orang yang mempunyai hak bisa menuntut (dan bukan saja megharapkan dan menganjurkan) bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak itu.2

2. Proses Penetapan Hak

Sesuatu dapat dikatakan hak apabila sesuatu tersebut telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam masalah tersebut bahwa sesuatu tersebut adalah sebagai suatu hak. Proses penetapan suatu tuntunan menjadi suatu hak merupakan proses interaksi dalam kehidupan masyarakat yang berlangsung lama, dan akan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.

3. Macam-macam Hak

a. Hak asasi atau hak kodrat

Hak asasi atau hak kodrat dikenal dengan istilah hak fitri, yaitu hak yang dibawa manusia sejak lahir ke dunia. Hak asasi merupakan hak dasar atau hak pokok yang dimiliki setiap individu sebagaianugrah Allah yang menciptakan

1Imam Suraji, Etika dalam perspektif Al-qur’an dan hadist (jakarta :Pustaka

Al-Husna baru, 2006), 172

(3)

manusia. Oleh karena itu hak ini bersifat sangat mendasar dan sangat pokok bagi hidup dan kehidupan manusia di dunia. Hak yang dimasukkan kedalam kelompok hak asasi antara lain:3

Ø Hak Hidup

Tiap-tiap manusia mempunyai hak hidup, akan tetapi karena kehidupan manusia itu secara bergaul dan bermasyarakat, maka sudah seadilnya seseorang mengorbankan jiwanya untuk menjaga hidupnya masyarakat apabila di pandang perlu.4

Hidup adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia tanpa membedakan warna kulit, bangsa dan jenis kelaminnya. Oleh karena itu dengan alasan apapun dan dalam keadaan bagaimanapun seseorang tidak diperbolehkan bunuh diri. Disamping itu seseorang juga tidak diperbolehkan menghilangkan nyawa orang lain kecuali karena ada alasan tertentu dan yang dibenarkan oleh hokum yang ditetapkan oleh Allah. Karena hidup dan mati seseorang sepenuhnya merupakan wewenang Allah SWT.

Etika Islam tidak hanya menetapkan hak hidup sebagai hak dasar manusia yang harus ditegakkan, tetapi juga menjelaskan tentang kewajiban yang ada pada manusia untuk menjaga hak tersebut agar jangan sampai dilanggar atau dirusak, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Hak hidup merupakan hak dasar pertama yang ada pada manusia dan dengan adanya kehidupan maka manusia akan mendapatkan hak-hak lainnya.

(4)

Ø Kebebasan

Kebebasan mempunyai arti merdeka atau lepas dari penjajahan, perbudakan dan kurungan. Kebebasan mempunyai arti bahwa manusia bukanlah seorang budak, oleh karenanya ia tidak terikat oleh segala macam ikatan. manusia bebas untuk menerima atau menolak apapun yang ada di muka bumi.

Dalam pemikiran Etika Islam,kebebasan itu bertanggung jawab, dimana manusia bebas menentukan dan melaksanakan tindakan yang di inginkan, tetapi ia tetap akan diminta pertanggung jawaban atas semua keputusan dan tindakan yang dilakukannya.

Ø Kehormatan diri

Manusia adalah makhluk paling sempurna dan yang paling mulia di muka bumi ini. Oleh karena itu, kemuliaan atau kehormatan adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak kelahirannya di dunia. Kehormatan diri merupakan salah satu hak kodrat atau hak asasi manusia yang tidak bisa dihilangkan oleh siapapun.

Hak lain yang dapat di masukkan dalam kelompok hak kodrati antara lain hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk berpolitik, hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk menikmati kekayaan alam dan lain sebagainya.

b) Hak legal dan hak moral

(5)

mendapatkan bantuan tunai/BLT. Peraturan seperti itu dengan sendirinya menimbulkan hak kepada semua kepala keluarga di nusantara yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkanya.5

Searah dengan hak legal atau hak yang berfungsi dalam sistem hukum, hak moral juga hanya berlaku dalam sistem moral karena didasarkan pada prinsip-prinsip serta norma-norma moral. Adanya hak-hak hukum untuk semua orang jelas tak tersangkalkan karena didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku bagi semua orang.6

4. Pelaksanaan hak

Hak sebagai sesuatu yang menjadi milik seseorang dalam pelaksanaanya harus di jalankandengan baik dan tidak boleh ada diskriminasi antara individu yang satu dengan yang lain. Memang manusia adalah makhluk yang berbeda-beda, akan tetapi perbedaan ini bukan terletak pada esensi manusianya, tetapi terletak pada kemampuan, kecakapan, pekerjaan, dan tanggung jawab. Oleh karena itu perbedaan tersebut tidak boleh digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam memberlakukan suatu hak.

Perbedaan-perbedaan yang ada pada manusia adalah sunnatullah, karenanya dengan perbedaan tersebut manusia diperintahkan untuk bekerjasama dan saling tolong menolong dengan yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan hak bukan didasarkan atas suka atau tidak suka, tetapi berdasarkan pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Allah SWT dan berdasar pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.7

5L. Sinuor Yosephhus, Etika Bisnis Pendekatan Filafat Moral Terhadap Perilaku

Pebisnis Kontemporer, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), 183.

6Ibid, 183

(6)

B. KEWAJIBAN

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, tidak dapat terlepas dari kewajiban. Apa yang dilakukan seseorang dapat menyebabkan pola pengaruh pola hubungannya dengan sosial. Pola hubungan yang baik antara individu dengan yang satu dengan yang lain. Karena adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.8

1. Pengertian kewajiban

Mempunyai banyak pengertian, antara lain sebagai berikut: dilihat dari segi ilmu fiqih, wajib mempunyai arti pengertian sesuatu yang harus dikerjakan, apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Menurut ilmu tauhid, wajib sesuatu yang pasti benar adanya. Sedangkan menurut ilmu akhlak, wajib adalah suatu perbuatan yang harus dikerjakan, karena perbuatan itu dianggap baik dan benar.9 Kewajiban sendri adalah suatu tindakan yang harus dilakukan oleh

setiap manusia dalam memenuhi hubungan sebagai makhluk individu, sosial, dan tuhan.10

2. Macam-macam kewajiban

Kewajiban manusia dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu, kewajiban manusia terhadap diri sendiri, kewajiban terhadap sesama makhluk, dan kewajiban manusia terhadap Tuhan sebagai Dzat yang menciptakannya.

a. Kewajiban manusia terhadap diri sendiri ( individu )

Dalam rangka menjaga eksistensi dirinya sebagai makhluk hidup, mlaka setiap manusia memiliki kewajiban terhadap dirinya sendiri, antara: makan dan minum, berpakaian, menjaga kebersihan dan kesehatan, dll

(7)

b. Kewajiban kepada sesama makhluk ( sosial )

Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna dan sebagai kholifah mempunyai tugas utama menjaga kehidupan dunia dengan baik dan kemakmurannya. Dalam rangka melaksanakan tugas itu maka manusia mempunyai beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Diantaranya kewajiban terhadap alam, kewajiban terhadap sesama manusia, seperti tolong-menolong.

c. Kewajiban terhadap Allah SWT

Kewajiban terhadap Allah sangat penting agar setiap orang dapat mengetahui setiap kewajiban yang harus dilakukan dalam upaya untuk meraih kebahagiaan yang dicita-citakannya. Dengan demikian apabila seseorang dapat melakukan semua kewajibannya dengan baik, maka akan dapat tercipta hubungan yang baik antara dirinya dengan orang lain maupun dengan makhluk yang lain serta hubungan yang baik dengan Allah SWT. Adapun kewajiban manusia terhadap Allah, antara lain :

1. Beriman kepada Allah

2. Beribadah dengan ikhlas hanya kepada Allah

3. Tidak menyekutukan Allah dengan apapun

4. Bersyukur kepada Allah

5. Meminta ampun dan bertaubat

6. Taqwa kepada Allah

7. Tawakal kepada Allah.11

(8)

3. Pelaksanaan kewajiban

Dalam pelaksanaan kewajiban terletak apa yang disebut dengan tanggung jawab. Tanggung jawab berati sikap atau pendirian yang menyebabkan manusia menetapkan bahwa dia hanya akan menggunakan kemerdekaannya untuk melaksanakan perbuatan yang susila.

Tanggung jawab berati mengerti perbuatannya. Dia berhadapan dengan perbuatannya, sebelum berbuat, selama berbuat, dan sesudah berbuat. Dia diri sebagai subjek yang berbuat dan mengalami perbuatannya sebagai objek yang dibuat.

Tanggung jawab adalah kewajiban menanggung atas perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Berani bertanggung jawab berarti bahwa seorang berani menentukan, berani memastikan bahwa perbuatan ini sesuai dengan ketentuan kodrat manusia.12

C. KEADILAN

1. Pengertian Keadilan

Sejalan dengan adanya hak dan kewajiban diatas, maka timbul keadilan. Keadilan adalah perlakuan dan pengakuan yang seimbangan antara hak dan kewajiban . Jika mengakui hak hidup kita wajib mempertahankan dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain, karena orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika kita mengakui hak orang lain, kita wajib memberikan kesempatan kepada untuk mempertahankan hak hidup mereka sendiri, jadi keadilan pada

12Achmad Charis Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta : PT Raja Grafndo Persada , 1995),

(9)

pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara penuntut hak dan orang yang menjalankan kewajiban.13

Makna lainya yang dilekatkan pada keadilan dalam hubungan yang lebih luas ialah fairness yang kiranya mendekati pengertian kelayakan. Ciri adil dalam arti layak atau pantas misalnya terdapat pada ungkapan fair price (harga yang pantas) dan

fair wage (upah yang layak).14

2. Macam wujud keadilan

Menurut Aristoteles – Notonegoro, ada 4 macam wujud keadilan:

a. Keadilan tukar-menukar

Yaitu suatu kebajkan tingkah laku manusia untuk selalu memberikan kepada sesamanya, sesuatu yang menjadi pihak lain atau sesuatu yang sudah semestinya harus diterima oleh pihak lain itu. Dengan adanya keadilan tukar menukar, terjadilah saling memberi dan saling menerima. Keadilan itu timbul didalam hubungan antar manusia sebagai orang-orang terhadap sesamanya didalam masyarakat.

b. Keadilan distributif atau membagi

Yaitu suatu kebijakan tingkah laku masyarakat dan alat penguasanya untuk selalu membagikan segala kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata dan merata, sifat menurut keselarasan dan tingkat perbedaan jasmani dan rohani. Keadilan dalam membagi ini terdapat dalam hubungannya antara masyarakat dengan warganya.

13Mawardi, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), 172

(10)

c. Keadilan sosial

Yaitu suatu kebajikan tingkah laku manusia didalam hubungan dengan masyarakat, untuk senantiasa memberikan dan melaksanakan segala sesuatu yang menunjukan kemakmuran dan kesejahteraan bersama sebagai tujuan akhir masyarakat atau negara.

d. Keadilan negara

Yaitu mengatur hubungan antara anggota dan kesatuannya untuk bersama-sama selaras dengan kedudukan dan fungsinya untuk mencapai kesejahteraan umum.15

D. HUBUNGAN HAK, KEWAJIBAN, DAN KEADILAN

Telah dikemukakan bahwa akhlak adalah perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja, mendarah daging, sebenarnya dan tulus ikhlas karena Allah. Hubungan dengan hak dapat dilihat pada arti dari hak yaitu sebagai milik yang dapat digunakan oleh seseorang tanpa ada yang menghalanginya.

Akhlak yang mendarah daging itu kemudian menjadi bagian dari kepribadian seseorang yang dengannya timbul kewajiban untuk melaksanakannya tanpa merasa berat. Dengan telaksananya hak, kewajiban, dan keadilan, maka dengan sendirinya akan mendukung terciptanya perbuatan yang akhlaki.

Dimana hak maka ada kewajiban, dan dimana ada kewajiban ada keadilan. Yaitu menetapkan dan melaksanakan hak sesuai dengan tempat, waktu dan kadarnya yang seimbang.16

15Achmad Charis Zubair, Kuliah Etika…, 68-69

(11)

BAB III

PENUTUPAN A. Kesimpulan

Hak dapat diartikan wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang dapat

mengerjakan, memiliki, meninggalkan, mempergunakan atau menuntut sesuatu. Poendjawijata mengatakan bahwa yang dimaksud hak ialah semacam milik, kepunyaan yang tidak hanya benda kan saja, melainkan pula tindakan, pikiran, dan hasil pemikiran itu. Sedangkan kewajiban adalah suatu tindakan yang harus dilakukan manusia dalam memenuhi hubungan sebagai makhluk individu, sosial dan Tuhan. Dan keadilan merupakan tingkat tertinggi dalam menentukan segala bentuk permasalahan yang ada hubungannya dengan kepentingan orang banyak. Perintah berlaku adil pun mesti ditegakan dalam keluarga dan masyarakat muslim itu sendiri, bahkan kepada orang kafir pun umat islam diperintahkan berlaku adil.

B. Kritik dan Saran

Menyadari penulis masih jauh dari kata-kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tertungga dapat dipertangggung jawabkan.

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. 1995. Etika. Jakarta : PT. Bulan Bintang

Arifmanto.blogspot.com/2015/12/hak-kewajiban-keadilan.html

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Charis Zubair, Ahmad. 1995. Kuliah Etika. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mawardi, 2009. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia

Nata, Abuddin. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers.

Suraji, Imam.2006. Etika dalam perspektif al-qur’an dan hadist. Jakarta : PT Pustaka Al-husna Baru

Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.

Yosephus, L. Sinour, 2010. Etika Bisnis Pendekatan Filsafat Moral Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini biji pepaya disiapkan untuk proses ekstraksi dengan pelarut etanol sehingga diperoleh ekstrak yang mengandung senyawa fenolik sebagai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS di SD.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan, yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, terutama pengetahuan yang berkaitan dengan

dimana : ITP overlay = ITP kebutuhan – ITP eksisting ao = koefisien kekuatan relatif bahan yang digunakan untuk overlay ITP kebutuhan dihitung berdasarkan perhitungan kebutuhan

Uji toksisitas subkronis oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang diberikan

Hanya saja pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang bermanfaat, yang menjadikan seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu menyesuaikan diri dan

[r]

Metode yang digunakan yaitu spektrofotometri serapan atom (SSA) karena lebih selektif dalam menentukan kadar logam sampel. Sedangkan cemaran mikroba meliputi uji