• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Fisika Kimia Biologi DAS d (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karakteristik Fisika Kimia Biologi DAS d (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik (Fisika, Kimia, Biologi) DAS dan Rawa Gambut  DAS (Daerah Aliran Sungai)

(Gambar DAS)

Sebelum mengetahui karakteristik fisika, kimia, biologi dari DAS, maka harus paham terlebih dahulu apa itu DAS. DAS atau disingkat dengan Daerah Aliran Sungai ialah suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.

Daerah Aliran Sungai adalah daerah yang di batasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh pufnggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995).

 Karakteristik Fisika DAS

Mencakup kondisi geografis DAS yang bersangkutan. Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

- Bagian Hulu Sungai/Upperland (terletak di sekitar gunung), ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain:

(2)

2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun)

3. Erosi sungai sangat aktif dan laju erosi lebih cepat daripada pengendapan

4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).

5. Lembah sungainya berbentuk V.

6. Daerah konservasi

7. Kerapatan drainase tinggi

8. Kemiringan lereng besar (>15%)

9. Bukan daerah banjir.

10. Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.

11. Jenis vegetasi umumnya tegakan hutan.

12. Merupakan awal dari aliran sungai bermula. Bagian hulu sungai ini merupakan bagian awal atau bagian dimana sungai ini bermula, karena letaknya ada di sekat sumber- sumber mata air.

13. Mempunyai debit air yang kecil serTa dipengaruhi oleh hujan. Karena masih mendapatkan sungai dari sumber air, maka debit air di hulu sugai masih sedikit dan masih sangat dpengaruhi oleh intensitas air hujan yang turun.

14. Kualitas air masih baik. Hal ini karena keberadaannya yang dekat dengan sumber air dan air pun belum melakukan perjalanan liaran yang panjang, sehingga airnya masih murni.

15. Kondisi dasar dungai biasanya berbatu. 16. Sering ditemui air terjun yang jeram 17. Aliran air berada di atas batuan induk. 18. Aliran sungai cenderung lurus.

(3)

20. Arusnya deras.

- Bagian Tengah Sungai/Middleland, ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain:

1. Kemiringan sungai sudah berkurang.

2. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.

3. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.

4. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.

5. Lembah sungainya berbentuk U.

6. Daerah peralihan daerah hulu dan hilir.

7. Mulai terjadi proses pengendapan.

8. Relatif datar.

9. Proses yang terjadi didominasi oleh proses transportasi. Yang di maksud dengan proses transportasi ini adalah hasil dari erosi bagian hulu tadi akan di angkut ke arah bawah yakni menuju arah hilir meggunakan aliran air. Maka hal ini disebut dengan transportasi.

10. Sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

11. Arusnya tidak terlalu deras.

- Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai), ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain:

(4)

2. Aliran sungai berjalan sangat lamban.

3. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.

4. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.

5. Lembah sungai berbentuk huruf U.

6. Daerah pemanfaatan atau pemakaian air. 7. Zona sedimentasi.

8. Kerapatan drainase kecil.

9. Beberapa tempat merupakan daerah banjir atau daerah genangan. 10. Pengaturan pemakaian air diftentukan oleh bangunan irigasi.

11. Jenis vegetasi umumnya tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang didominasi hutan bakau.

12. Merupakan bagian atau akhir dari sungai. Bagian hilir sungai merupakan bagian akhir dari sungai karena letaknya yang berdeatan denga muara sungai.

13. Aliran air di bagian hilir sungai bersifat permanen.

14. Terdapat danau tapal kuda.

15. Erosi sungai ke arah samping.

16. Badan sungai menjadi melebar.

17. Di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

(5)

 Karakteristik Kimia DAS

Karakteristik kimia lebih menitikberatkan kepada kondisi daripada air sungai. Ciri-cirinya ialah :

1. Adanya konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam air yang ditimbulkan dari kegiatan fotosíntesis tumbuhan di daratan (pohon), maupun di sungai (fitoplankton) pada siang hari.

2. Sampah buangan organik yang terdapat dalam sungai (misalnya dekat dengan tempat pemukiman atau pabrik minyak kelapa sawit), maka proses penguraian oleh mikroorganisme meningkat dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut.

3. Campuran bahan anorganik dalam jumlah yang cukup besar dari air hujan.

4. Membawa serta bahan-bahan organik maupun anorganik yang dapat membuat larutan atau suspensi, akibat dari aktifitas air tanah yang memasuki sungai, diantaranya langsung mengalami pelapukan udara.

 Karakteristik Biologi DAS

Komponen biologi dilihat dari keragaman makhluk hidup termasuk manusia yang ada dalam DAS yang memiliki andil terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem DAS. Ciri-cirinya ialah :

1. Terdapat komponen biotik pada ekosistem air tawar yang dikenal sebagai makrofit. Golongan makrofit yang utama adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) dan lumut daun.

(6)

dijumpai adalah rotifera dan crustacea kecil. Jenis zooplankton tersebut banyak ditemukan di hilir sungai.

3. Kebanyakan jenis invertebrata hidup di dasar sungai yang dikenal sebagai bentos, seperti cacing tanah, kerang, remis, dan lain-lain.

4. Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton, termasuk sungai. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, yaitu ikan.

5. Organisme lainnya sepeti perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain.

 Rawa Gambut

(Gambar Rawa Gambut)

Lahan rawa adalah lahan yang menempati posisi peralihan antara daratan dan perairan. Lahan ini sepanjang tahun atau selama waktu yang panjang dalam setahun selalu jenuh air (waterlogged) atau tergenang. Keputusan Menteri PU No. 64/ PRT/1993 menyatakan lahan rawa dibedakan menjadi dua, yaitu rawa pasang surut/rawa pantai dan rawa nonpasang surut/rawa pedalaman.

(7)

pelembahan, rawa bekas danau, atau daerah depresi/basin pada dataran pantai di antara dua sungai besar, dengan bahan organik dalam jumlah banyak yang dihasilkan tumbuhan alami yang telah beradaptasi dengan lingkungan jenuh air.

Penumpukan bahan organik secara terus menerus menyebabkan lahan gambut membentuk kubah (peat dome). Aliran air yang berasal dari hutan gambut bersifat asam dan berwarna hitam atau kemerahan sehingga di kenal dengan nama ‘sungai air hitam’ (Tim Sintesis Kebijakan, 2008).

 Karakteristik Fisika Rawa Gambut, ciri-cirinya ialah :

1. Warna air hitam, hal itu terkait dfengan tingginya bahan organic.

2. Iklim selalu basah.

3. Dataran rendah selalu tergenang.

4. Kadar air tanah gambut berkisar antara 100 – 1.300% dari berat keringnya (Mutalib et al., 1991). Artinya bahwa gambut mampu menyerap air sampai 13 kali bobotnya. Dengan demikian, sampai batas tertentu, kubah gambut mampu mengalirkan air ke areal sekelilingnya. Kadar air yang tinggi menyebabkan BD menjadi rendah, gambut menjadi lembek dan daya menahan bebannya rendah (Nugroho, et al, 1997; Widjaja-Adhi, 1997). BD tanah gambut lapisan atas bervariasi antara 0,1 sampai 0,2 g cm-3 tergantung pada tingkat dekomposifsinya. Gambut fibrik yang umumnya berada di lapisan bawah memiliki BDlebih rendah dari 0,1 g/cm3, tapi gambut pantai dan gambut di jalur aliran sungai bisa memiliki BD > 0,2 g cm-3 (Tie and Lim, 1991) karena adanya pengaruh tanah mineral.

(8)

kayu/arang terbakar. Gambut yang terbakar juga sulit dipadamkan dan apinya bisa merambat di bawah permukaan sehingga kebakaran lahan bisa meluas tidak terkendali.

6. Berdasarkan kedalamannya gambut dibedakan menjadi:

- gambut dangkal (50 – 100 cm),

- gambut sedang (100 – 200 cm),

- gambut dalam (200 – 300 cm), dan

- gambut sangat dalam (> 300 cm)

 Karakteristik Kimia Rawa Gambut

Karakteristik kimia lahan gambut di Indonesia sangat ditentukan oleh

kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat dekomposisi gambut. Ciri-cirinya ialah :

1. Kandungan mineral gambut di Indonesia umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik terdiri dari senyawa-senyawa humat sekitar 10 hingga 20% dan sebagian besar lainnya adalah senyawa fflignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin, suberin, protein, dan senyawa lainnya. 2. Lahan gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan kisaran pH 3 - 5. Gambut oligotropik yang memiliki substratum pasir kuarsa di Berengbengkel, Kalimantan Tengah memiliki kisaran pH 3,25 – 3,75 (Halim, 1987;Salampak, 1999). Sementara itu gambut di sekitar Air Sugihan Kiri, Sumatera Selatan memiliki kisaran pH yang lebih tinggi yaitu antara 4,1 sampai 4,3 (Hartatik et al., 2004).

(9)

asam-asam fenolat. Sebagian besar dari asam-asam ini bersifat racun bagi tanaman (Kononova, 1968; Tsutsuki dan Ponnamperuma, 1987, Tsutsuki dan Kondo, 1995). Beberapa jenis asam fenolat yang umum dijumpai fdalam tanah adalah asam vanilat, p-kumarat, p-hidroksibenzoat, salisilat, galat, sinapat, gentisat, dan asam syringat (Tsutsuki, 1984).

4. Nilai kapasitas tukar kation tanah gambut umumnya sangat tinggi (90- 200 cmol(+)kg-1. Hal ini disebabkan oleh muatan negatif bergantung pH yang sebagian besar dari gugus karboksil dan gugus hidroksil dari fenol (Driessen dan Soepraptohardjo, 1974). Menurut Andriesse (1974) dan Driessen (1978), kapasitas tukar kation tanah gambut ombrogen di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh fraksi lignin dan senyawa humat (Tabel 9). Tanah gambut di Indonesia, terutama tanah gambut ombrogen fmempunyai komposisi vegetasi penyusun gambut didominasi dari bahan kayu-kayuan. Bahan kayu-kayuan umumnya banyak mengandung senyawa lignin yang dalam proses degradasinya akan menghasilkan asam-asam fenolat (Stevenson, 1994).

5. Secara alami status hara tanah gambut tergolong rendah, baik hara makro maupun mikro. Kandungan unsur hara gambut sangat ditentukan oleh lingkungan pembentukannya. Gambut yang terbentuk dekat pantai pada umumnya gambut topogen yang lebih subur, dibandingkan gambut pedalaman yang umumnya tergolong ombrogen.

6. Ketersediaan N bagi tanaman pada tanah gambut umumnya rendah, walaupun analisis N total umumnya relatif tinggi karena berasal dari N-organik. Perbandingan kandungan C dan N tanah gambut relatif tinggi, umumnya berkisar 20-45 dan meningkat dengan semakin meningkatnya kedalaman (Radjagukguk, 1997). Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan N tanaman yang optimum diperlukan pemupukan N.

(10)

8. Tanah gambut juga mengandung unsur mikro yang sangat rendah dan diikat cukup kuat (khelat) oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan unsure mikro direduksi ke bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Unsur mikro juga diikat kuat oleh ligan organik membentuk khelat sehingga mengakibatkan unsure mikro menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Gejala defisiensi unsur mikro sering tampak jelas pada gambut ombrogen seperti tanaman padi dan kacang tanah yang steril.

 Karakteristik Biologi Rawa Gambut, ciri-cirinya ialah :

1. Tanaman rawa gambut tumbuh di atas humus.

2. Tinggi tanaman rata-rata sama. 3. Diameter batang tanaman besar.

4. Pertumbuhan tanaman lambat, jika dibandingkan dengan tanaman darat.

5. Tidak kurang dari 300 (tiga ratus) jenis tumbuhan telah tercatat di hutan rawa gambut Sumatera. Di Taman Nasional Berbak Jambi, misalnya kawasan ini merupakan pelabuhan bagi keanekaragaman genetis dan ekologis dataran rendah pesisir di Sumatera. Sejauh ini telah tercatat tidak kurang dari 260 (dua ratus enam puluh) jenis tumbuhan (termasuk 150 jenis pohon dan 23 jenis palem), sejauh ini merupakan jumlah jenis terbanyak yang pernah diketahui.

6. Di beberapa wilayah pedesaan pesisir, rawa gambut bisa jadi merupakan sumber air yang dapat digunakan untuk keperluan minum dan irigasi untuk beberapa bulan selama setahun.

7. Hutan rawa gambut menempati kawasan yang khusus pada bentang alam dataran rendah, membentuk mosaik ekologi yang tersusun dari tipe vegetasi khas pada hutan bakau, diantara hamparan pantai tua, pinggiran sungai serta pertemuan dengan hutan rawa air tawar.

(11)

9. Jenis tanaman dan hewan khas rawa gambut adalah: - Tumih (Combretocarpus ratundus)

- Mahang (Macaranga spp.) - Pulai (Alstonia pneumatophora - Milas (Parastemon urophyllum) - Balam-suntai (Palaquium spp.) - Terentang (Camnosperma coreaceum) - Geronggang (Cratoxylon arborencens) - Simpur (Dillenia excelsa)

- Jelutung (Dyera lowii) - Gelam (Melaleuca cajuputi) - Ramin (Gonystylus bancanus) - Meranti batu (Shorea uliginosa)

Sedangkan hewan yang terdapat pada ekosistem hutan rawa gambut antara lain: - Burung Gereja

- Ikan Gabus - Ikan puyu - Capung - Kupu – kupu - Jangkrik - Ikan toman - Semut - Harimau - Gajah - Laba – laba

(12)

Penjelasan DAS :

Suatu “daerah aliran sungai” atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut. Istilah yang juga umum digunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.

Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerahperairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air).

Karena air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai. Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta. Batas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi.

Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong), beberapa wilayah kabupaten (misalnya DAS Brantas), atau hanya pada sebagian dari suatu kabupaten. Tidak ada ukuran baku (definitif) suatu DAS. Ukurannya mungkin bervariasi dari beberapa hektar sampai ribuan hektar. DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran selama dan sesaat sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow).

(13)

 Siklus Pendek / Siklus Kecil

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari 2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan

3. Turun hujan di permukaan laut

 Siklus Sedang

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari 2. Terjadi evaporasi

3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat 4. Pembentukan awan

5. Turun hujan di permukaan daratan

(14)
(15)

Sumber:

Mimbar Aksi Geografi. Tim Geografi; Disusun Pengurus MGMP Geografi Kabupaten Gresik Periode 2007 – 2008.

ttps://yuzch.wordpress.com/2012/11/27/das-daerah-aliran-sungai/

http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/ciri-ciri-sungai-bagian-hulu-dan-hilir http://chyrun.com/inventory-daerah-aliran-sungai/

https://bioenvironmental.wordpress.com/2013/10/02/karakteristik-ekosistem-rawa-gambut/

Referensi

Dokumen terkait

Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya dengan segenap kekuatan, kesempatan, serta ketabahan, dan ilmu pengetahuan

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran

Hal ini dapat disimpulkan bahwa percepatan pertautan antara batang atas dan batang bawah dipengaruhi oleh aktivitas nutrisi dan pembentukan sel-sel meristem yang

Setelah berhasil, maka pada sistem akan muncul halaman home yang berfungsi untuk melihat absensi dari student labor tersebut.. Lalu, data tersebut dengan otomatis akan tersimpan

EFEK REVERB TIPE LECTURE HALL DENGAN PENDEKATAN TEORI SABINE BERBASIS DIGITAL SIGNAL PROCESSOR

Hal tersebut membuat Littoral States yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura sebagai negara- negara pantai yang berbatasan langsung oleh Selat Malaka melakukan sejumlah

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana di bidang kimia.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan kasih sayang yang