• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir DAn Praktikum Saponifikasi.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Akhir DAn Praktikum Saponifikasi.doc"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BILANGAN SAPONIFIKASI (BILANGAN PENYABUNAN)

Disusun Oleh :

Ariesta Dwi Utami (2015430005)

FAKULTAS TEKNIK

(2)

I. PRINSIP PERCOBAAN

Berdasarkan Saponifikasi, yaitu reaksi yang terjadi ketika minyak atau lipid atau lemak di campur dengan larutan alkali membentuk sabun dan gliserol.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk mengetahui proses analisa bilangan penyabunan

III. REAKSI

C₃H₅(OOR)₃ + 3NaOH → C₃H₅(OH)₃ + 3NaOOCR Lemak/Minya Alkali Gliserin Sabun

IV. DASAR TEORI

Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

(3)

penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. ( Herina, 2002)

Penentuan bilangan penyabunan dilakukan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dapat digunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Alcohol yang ada pada KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun. Hidrolisis lemak netral dalam air sangat lambat , tetapi dapat dipercepat dengan meningkatkan konsentrasi H+ atau OH-. Hidrolisis lemak netral oleh basa kuat seperti KOH dan NaOH disebut penyabunan, ion-ion karboksilat yang terbentuk dengan adanya kation akan menjadi sabun. Banyaknya miligram KOH yang dipakai untuk menyabunkan 1 gram lemak secara sempurna disebut angka penyabunan. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat moekul dari suatu lemak atau minyak. Kandungan asam lemak yang tinggi dapat berpengaruh terhadap rendahnya angka penyabunan.

Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu ;

1. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapatdalam bahan mkanan atau bahan pertanian.

2. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching).

(4)

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH atau NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.

Angka asam besar menunjukan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisis minyak atupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya. Sedangkan dengan metode Mojonnier, hasil ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya dan dikeringkan dalam oven sampai diperoleh berat konstan, berat residu dinyatakan sebagai berat lemak atau minyak dalam bahan, Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relatif kecil (Andry,2008).

Pada umumnya, alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan KOH, namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH.

A. LIPID (MINYAK / LEMAK )

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.

Dalam banyak literatur ilmiah dipakai istilah lipid yang berarti lemak, minyak atau unsur yang menyerupai lemak yang didapat dalam pangan dan digunakan dalam tubuh. Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen daripada karbohidrat. Oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga (Sudarmadji, 1989).

(5)

terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air (Harper, 1980).

Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini (Sudarmadji, 1989).

Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air (Sudarmadji, 1989).

Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut non polar dan relatif tidak larut dalam air (Colby, 1988). Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982).

(6)

1. trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, dan butter.

2. lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax,

3. sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol

(Scy Tech Encyclopedia, 2008).

B. NaOH

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayudan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.

Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonimn, 2012).

1. Sifat Kimia

 Sangat basa dan mudah terionisasi

(7)

 Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab

 NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air  Bereaksi dengan asam (HCl) membentuk garam.

NaOH + HCl NaCl + H2O 2. Sifat Fisik

 Massa molar 39,9971 g/mol

 berwarna putih atau praktis putih. berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain.

 mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter

 Densitas 2,1 g/cm³

 Titik lebur 318 °C (591 K)  Titik didih 1390 °C (1663 K)

 Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)  Kebasaan (pKb) -2,43

C. INDIKATOR PP

Indikator PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja karena perubahan pH larutan. Indikator ini merupakan senyawa organik yang bersifat asam atau basa, yang dalam daerah pH tertentu akan berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:

(8)

saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna berubah pada pH 8.

2. Titrasi asam lemah oleh basa kuat. Boleh untuk digunakan karena

pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M

3. Titrasi basa lemah oleh asam kuat, tidak dapat dipakai,

4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen

(Anonim, 2011)

D. HCl

Hidrogen klorida (HCl) adalah suatu asam monoprotik, yang berarti asam ini dapat berdisosiasi (yaitu, mengion) hanya sekali untuk menghasilkan satu ion H+ (proton tunggal). Dalam air asam hidroklorida, H+ bergabung dengan satu molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:

HCl + H2O → H3O+ + Cl

Ion lain yang terbentuk ialah Cl−, ion klorida. Oleh karena itu, asam klorida digunakan untuk membuat garam-garam yang disebut klorida, seperti natrium klorida (NaCl). Asam klorida merupakan suatu asam kuat, karena ia secara esensial terdisosiasi dengan sempurna di dalam air.

1. Sifat fisika HCl

 Massa atom : 36,45

 Berbentuk cair berwarna kekuningan

 Bersifat korosif

 Berbau menyengat

 Larut dalam air, idetil eter, air dingin

 Massa jenis : 3,21 gr/cm3

 Titik leleh : -1010C ( 172 K -69 F)

 Energi ionisasi : 1250 kj/mol

(9)

2. Sifat Kimia HCl

 Merupakan asam kuat

 Jika di reaksikan dengan basa kuat membentuk garam dan air

HCL + NaOH -> NaCl + H2O

 Merupakan Oksidator Kuat

E. ETANOL

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat

psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman

beralkohol dan termometer modern.

Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). (Wikipedia)

1. Sifat Fisik Etanol :

 Berbentuk cairan tidak berwarna  Mudah terbakar

 Memiliki bau yang khas  Titik didih 780C

 Titik lebur -1140C  Mr 46 gr/mol

(10)

2. Sifat Kimia Etanol

Mengalami reaksi subtitusi dan eliminasi

Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil klorida dan etil bromida Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida, yang kemudian

dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat

Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:

Indikator PP Titrasi dengan Titrasi dengan HCl 0,5 N HCl 0,5 N

(11)

VI. RANGKAIAN ALAT

2. Beaker gelas 8. Selang

3. Labu alas bulat 9. Corong Kecil

4. Pendingin tegak 10. Spatel

Timbang sampel

alas bulat

Panaskan sampai

Panaskan sampai

mendidih

mendidih

Di dinginkan

Di dinginkan

Tambahkan

Indikator PP

Tambahkan

Indikator PP

Titrasi dengan

Titrasi dengan

HCl 0,5 N

HCl 0,5 N

(12)

5. Pipet tetes 11. Kertas Saring

6. Erlenmeyer 12. Klem & Statif

b) Bahan:

1. Margarine/minyak 2. KOH

3. NaOH

4. Etanol teknis & PA 5. HCl

6. PP

VIII. CARA KERJA

1. Timbang minyak atau margarin sebanyak 2 gram.

2. Untuk sampel minyak gunakan pelarut NaOH 0,5N 25 ml yang dilarutkan dengan air, masukkan kedalam labu alas bulat yang telah terhubung dengan pendingin tegak.

3. Panaskan sampel hingga mendidih, setelah mendidih tambahkan etanol teknis sebnayak 5ml, panaskan campuran dengan heater selama 30 menit. 4. Dinginkan sampel kemudian titrasi dengan HCl 0,5N.

5. Buat blanko yang titrasi dengan HCl 0,5N.

6. Untuk sampel margarine gunakan pelarut KOH 0,5N 25 ml yang dilarutkan dengan etanol, masukkan kedalam labu alas bulat yang telah terhubung dengan pendingin tegak.

7. Panaskan sampel hingga mendidih,

8. Dinginkan sampel kemudian titrasi dengan HCl 0,5N. 9. Hitung angka penyabunan

IX. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Bobot minyak yang digunakan adalah 2,03 gram Pembuatan NaOH 0.5 N 100 ml

gr = N × V × Mr1000 = 0,5×100025×40 = 0,5 gram

(13)

HCl yang di sediakan 32 % N = %× P×Mr 10

= 32×1,1836,5×10 = 10,3452 N Pengenceran HCl V1.N1 = V2.N2

V2 = 10010,3452×0,5 = 4,8 ml

Data Titrasi

Titrasi HCl

Sampel 1 12,3 ml

Sampel 2 13,1 ml

Blanko 1 15,5 ml

Blanko 2 15 ml

Bilangan penyabunan

Sampel 1 = (15,5ml−12,32gramml)×0,5N ×40=32

Sampel 2 = (15ml−13,12gramml)×0,5N ×40=19

X. PEMBAHASAN

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

(14)

tambahkan dengan Etanol teknis sebanyak 5 ml. Penambahan etanol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar mampu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun.

Selanjutnya di panaskan kembali selama 30 menit dengan suhu stabil 780C. Tidak boleh lebih karena etanol akan menguap. Setelah itu di dinginkan. Setelah dingin ditambahkan indikator PP 3 tetes. Lalu di titrasi dengan HCl 0,5 N sampai berubah menjadi merah muda seulas. Buat blanko dari NaOH yang di panaskan dan penambahan etanol seperti sebelumnya. Lakukan titrasi juga. Buat titrasi blanko dan sampel secara duplo.

Hasil yang di dapat dari sampel 1 bilangan penyabunannya 32. Dan dari sampel ke 2 bilangan penyabunannya 19. Semakin kecil angka penyebunan semakin bagus sabun yang di dapat.

XI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah

 Bilangan penyabunan menggunakan metode saponifikasi  Semakin kecil angka penyabunan semakin bagus

 Hasil bilangan penyabunan yang di dapat adalah 32 dan 19

XII. DAFTAR PUSTAKA

Andry, 2008, Teknologi Lemak Dan Minyak, http://www.pdf-search-engine.com.

Julianty., Riza, 2008. Analisis Kadar Lemak, http://www.pdf-search-engine.com.

Lehninger., Albert., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Gramedia, Jakarta Scy Tech Encyclopedia, 2008, Lipid

Soerawidjaja., T., 2005, Mendorong Upaya Pemanfaatan dan Sosialisasi Biodiesel Secara Nasional , Makalah disampaikan pada pertemuan duabulanan ke-3 LP3E KADIN Indonesia, Jakarta.

Sudarmadji., Slamet., et al, 1996, Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta..

Referensi

Dokumen terkait

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh.Istilah lemak berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos.Lipid adalahnama suatu golongan senyawa organik yang

a) Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut- pelarut organik tetapi sukar

Berbeda denga senyawa organik lainnya lipid bersifat non- polar sehingga lipid memiliki sifat tidak dapat larut oleh air dan juga larutan lain yang memiliki sifat polar

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa vitamin adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan

Minyak adalah suatu senyawa yang bersifat non polar dan tidak larut pada pelarut polar seperti Na 2 SO 3 1%, Alkohol 70%, dan Aquades.. Minyak larut dalam senyawa non polar

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam

Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzene , dalam karbon disulfide, dalam kloroform, larut dalam heksana dan dalam sebagian besar minyak lemak dan

Fungsi dari penambahan kloroform adalah sebagai pelarut, karena minyak merupakan kelompok yang masuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut