• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - 1. PENDIDIKAN NILAI-NILAI PANCASILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I - 1. PENDIDIKAN NILAI-NILAI PANCASILA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

PANCASILA

(2)

BAB I

(3)

A. Alasan Rasional Pendidikan

A. Alasan Rasional Pendidikan

Pancasila

Pancasila

a.

a.

Visi dan Misi P. Pancasila

Visi dan Misi P. Pancasila

Sumber Nilai & Pedoman Pengembangan

Kepribadian

VISI

MISI

-Mewujudkan nilai dasar -Menumbuhkan kesadaran

-Menumbuhkan sikap & perilaku

-Menumbuhkan tanggung jawab iptek & seni (Semuanya bersendikan nilai-nilai Pancasila)

Pancasila sbg keyakinan dan pegangan hidup

bermasyarakat, berbangsa &

bernegara

Pancasila dirasakan sebg sesuatu yang paling sesuai dengan

kehidupan keseharian

OUT PUT

(4)

b. Kompetensi yang diharapkan

(5)

c. Tugas dan Peranan Ilmuwan

(6)
(7)
(8)

LANDASAN & TUJUAN P. PANCASILA

LANDASAN & TUJUAN P. PANCASILA

1. Landasan Historis

1. Landasan Historis

Nasionalisme & rasa kebangsaan yang kuat yang

berakar pada sejarah bukan kekuasaan /hegemoni

ideologi

Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa sendiri =

kausa materialis, sehingga Bgs Indonesia tidak

dapat dipisahkan dgn nilai-nilai Pancasila

2. Landasan Kultural

2. Landasan Kultural

Ciri khas pandangan hidup , falsafah bangsa yang

berbeda dgn lainnya.

(9)

Lanjutan…..

Lanjutan…..

2. Landasan Filosofis

2. Landasan Filosofis

Konsistensi untuk

tindakan realisasi atas nilai-nilai sila Pancasila

Cerminan realisasi filosofis asli bangsa Indonesia Pancasila sbg Dasar Filsafat negara

(10)

C. PANCASILA SECARA ILMIAH

C. PANCASILA SECARA ILMIAH

Pengetahuan menurut Sifatnya

Pengetahuan menurut Sifatnya

Pengetahuan yang terjadi secara

serta merta tanpa melalui

pengalaman

Pengetahuan yang terjadi

berdasar pengalaman yang

(11)

Pengetahuan berdasarkan gradasinya

Pengetahuan berdasarkan gradasinya

P. Keagamaan ( Religious Knowledge )

P. Keagamaan ( Religious Knowledge )

P. Kefilsafatan

( Philosophical Knowledge )

P. Ilmiah / Ilmu

( Scientific Knowledge

/Science

P. Pra Ilmiah/ P. Biasa

( Common sense knowledge )

Pengetahuan

inderawi

Pengetahuan sistemik

melalui metodologi ilmiah

Pengetahuan menuju hakikat objek ( melalaui refleksi: analisa,pemahaman,

deskripsi, penafsiran, spekulasi Pengetahuan wahyu melalui keyakinan (terjadi melalui proses keyakinan shg sifatnya

(12)

Pengetahuan Ilmiah berdasarkan gradasinya

Pengetahuan Ilmiah berdasarkan gradasinya

P. Essensi

P.Normatif

P. Kausal

P. Deskriptif

Menjawab pertanyaan

“Bagaimana”

Menjawab

pertanyaan”Mengapa”

Menjawab pertanyaan “ ke mana” Menjawab pertanyaan “apa”

PYK

(13)

Syarat Pengetahuan Ilmiah

Syarat Pengetahuan Ilmiah

Ber Objek

( Formal & Material )

Ber Metode

Ber Sistem

Bersifat

(14)

4 Syarat Pengetahuan Ilmiah

4 Syarat Pengetahuan Ilmiah

Pada Pancasila

Pada Pancasila

Ber Objek

( Formal : YK, Filsafat)

( Material : empiris , non empiris )

Ber Metode

( Analitico Syntetic )

( Hermeunetik )

Ber Sistem

Sila-sila Pancasila tersusun

teratur, konsisten yang utuh dan bulat

Bersifat Universal

Sila-sila sesuai kenyataan,

umum, tidak terbatas

(15)

Penerapan Jenis Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila

Penerapan Jenis Pengetahuan Ilmiah Pada Pancasila

P. Essensi

P.Normatif

P. Kausal

P. Deskriptif

Kajian mengenai sejarah perumusan , bentuk & susunan

otentik, kedudukan & fungsi

Kajian mengenai kausalitas Pancasila ( K Materialis:asal mula bahan; asli ada pada bangsa) ( K Formalis: asal mula bentuk;susunan & rumusan aline 4 ( K Efisien: asal mula karya;perumusan BPUPKI,pentpn PPKI (sbg pembentuk negara)

( K Finalis: asal mula tujuan ;Pancasila sbg dasar filsft neg.) Kajian mengenai pedoman, norma hukum sbg realisasi &

kongkritisasi nilai Pancasila

(16)

BAGIAN II

(17)

PANCASILA

PANCASILA

Pancasila

( Pengertian )

Etimologis

Historis

Terminologis

- Bhs Sansekerta (Panca=5, Syila= Dasar/alas/sendi)

- Syiila = Aturan tingkah laku yang baik/ penting

- Tri Pitaka Budha ( 5 aturan berupa larangan = membunuh, mencuri,berzina, berdusta, minum miras)

-Negara Kertagama;Pu Prapanca; Majapahit 1365 &Sutasoma;Pu Tantular ( 5 batu sendi

kesusilaan berupa larangan = tindak kekerasa, mencuri,berhati dengki,berdusta,minum miras)

- Digunakan untuk memberi nama dasar fils negara. - Prosesnya :

Pengusulan ( Sukarno, sidang BPUPKI 1 Juni 1945)

Perumusan (Panitia 9 BPUPKI 22 Juni 1945 dlm Piagam Jakarta) Penetapan ( PPKI, 18 Agst 1945, dlm Pembukaan UUD 1945

Peresmian ( MPRS, 5 Juli 1966, dlm Tap MPRS No.

(18)

PANCASILA

PANCASILA

Pancasila

(Asal Mula )

Langsung

( proses terjadinya Pancasila

sbg dasar filsafat negara; sesudah & menjelang Prokl)

Tak Langsung

(asal mula sebelum Proklamasi )

Kausa Materialis

Kausa Formalis

Kausa Effisien

Kausa Finalis

Bgs Indons sbag kausa materialis

Nilai2 Pancasila sdh ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangs Indonesia sebelum membentuk negara dan

ditetapkan sbg dasar negara . Ex;nilai dalam adat,

(19)

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

( Hierarkis Piramidal )

( Hierarkis Piramidal )

Sila V

Sila IV

Sila III

Sila II

Sila I

Sila yang

Sila yang

di depan mendasari, meliputi dan menjiwai

di depan mendasari, meliputi dan menjiwai

sila-sila dibelakangnya atau sila-sila dibelakang didasari,

sila dibelakangnya atau sila dibelakang didasari,

diliputi, dan dijiwai sila didepannya

diliputi, dan dijiwai sila didepannya

Sila 1 menjiwai sila 2,3,4,&5 Sila 2 dijiwai sila 1 dan menjiwai sila 3,4 & 5 Sila 3 dijiwai sila 1,2 dan menjiwai sila 4 & 5

Sila 4 dijiwai sila 1,2,3 dan menjiwai sila 5 Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4

Sila dibelakang sila lainya itu

adalah penjelmaan /

pengkususan sila-sila dimukanya

Lebih sempit “luasnya” tapi lebih

(20)

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

( Kesatuan Majemuk Tunggal Bersifat Organis )

( Kesatuan Majemuk Tunggal Bersifat Organis )

Masing-masing sila tidak terpisahkan satu sama lain dalam hal kesatuannya

Masing-masing sila mempunyai kedudukan dan fungsi sendiri-sendiri

Masing-masing sila berbeda namun tidak bertentangani

Masing-masing sila atau bagian saling melengkapi

Masing-masing sila atau bagian tidak boleh dilepas-pisahkan satu sama lain

Masing-masing sila atau bagian bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, dan keseluruhan membina bagian2

Kesatuan organis dari

kemajemukan akan

menghidupkan

kedudukan dan

(21)

Fungsi Sila-Sila

Fungsi Sila-Sila

Sila 5 sbg TUJUAN NEGARA Sila 4 sbg SISTEM NEGARA Sila 3 sbg DASAR NEGARA Sila 2 sbg MORAL NEGARA Sila 1 sbg MORAL NEGARA

Sila 2 Sila 1

Sila 5 Sila 3 Sila 4

FUNDAMEN MORAL NEGARA

(FMN)

FUNDAMEN POLITIK NEGARA

(FPN)

(22)

Hubungan FMN & FPN

Hubungan FMN & FPN

Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan Yang Adil & Beradab ( Terkandung 3 Hukum: Hk Tuhan, Hk

Kodrat, Hk Etik ) Menjiwai

(4)

Pokok Pikiran

Persatuan (1)

(Sila 3)

Kerakyatan,Permusyawarat

an Perwakilan (3)

(Sila 4)

Pokok Pikiran

Keadilan Sosial (2)

(Sila 5)

Sebagai Dasar

Negara

Sebagai Sistem

Negara

Sebagai Tujuan

Negara

Fundamen Politik Negara/FPN

(23)

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

BENTUK SUSUNAN PANCASILA

( Saling Mengkualifikasi/Mengisi )

( Saling Mengkualifikasi/Mengisi )

Masing-Masing Sila

Mengandung 4 sila lainnya

Dikualifikasi oleh 4 sila lainnya

Sila 1 juga mengandung sila 2,3,4,5

Sila 2 juga mengandung sila 1,3,4,5

Sila 3 juga mengandung sila 1,2,4,5

Sila 4 juga mengandung sila 1,2,3,5

(24)

Syarat Sistem

Syarat Sistem

Merupakan tata yang konsiten & Koheren tidak mengandung kontradiksi

Segala sesuatunya mengarah Pada tujuan yang satu dan sama

Merupakan satu kesatuan

Ada kaitan antara bagian Yang satu dengan lainnya

Ada kerja sama yang Serasi dan seimbang

(25)

Landasan Antropologi Pancasila

Landasan Antropologi Pancasila

(26)

Kata Kunci

Kata Kunci

Manusia seutuhnya digunakan untuk

Manusia seutuhnya digunakan untuk

memahami arti makna Pancasila

memahami arti makna Pancasila

sebagai ideologi pembangunan serta

sebagai ideologi pembangunan serta

tujuan jangka panjang yang hendak

tujuan jangka panjang yang hendak

dicapai bersama. Ideologi pemba

dicapai bersama. Ideologi pemba

-

-ngunan bercorak “

ngunan bercorak “

antroposentrik

antroposentrik

-

-religius

religius

” da

” da

l

l

am arti manusia yang

am arti manusia yang

berada pada tempat yang sentral

berada pada tempat yang sentral

sebagai subjek dan sekaligus objek

sebagai subjek dan sekaligus objek

pembangunan

(27)

ISI ARTI

ISI ARTI

PANCASILA

PANCASILA

Abstrak

Abstrak

Umum

Umum

Universal

Universal

Umum

Umum

Kolektif

Kolektif

Khusus

Khusus

Singular &

Singular &

Kongkrit

Kongkrit

Isi arti yang tidak terbatas ruang,waktu,keada-an,situasi,kondisi maupun jumlah. Menunjuk pada makna essensial: Tuhan, manusia,satu,rakyat , adil Wujud pelaksanaan secara kongkret dalam hidup kenegaraan Indonesia. Mrpkn pedoman normatif dalam perundangan.

Ex. Sila 1:

Pembukaan UUD45 Al 4, Psl 29 ayat 2.

Sila 2:Ps 27,28

Wujud pelaksanaan secara kongkret dlm

bid khusus namun nyata seperti, Ipoleksusbud,

organisasi,pendidik-an .Bisa berkembang dan

dinamis . Ex. UU Politik 85 mjd 99 no

(28)

wilayah rakyat

pemerintah

Paham Negara Persatuan

Paham Negara Kebangsaan

Paham Negara Integralistik

Kesatuan bangsa,pulau, budaya,golongan

& agama

Persekutuan hidup sosial masyarakat

Indonesia

Mengatasi semua gol, tidak memihak dan

melindungi

Negara

Pancasila

.

(29)

Merupakan sumber tertib hukum tertinggi

Terdiri atas 4 alinea. Pernyataan Kemerdekaan

Alinea 1

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, maka penjajahan di atasdunia

harus dihapuskan, karena tidak sesuai

dengan perikemanusiaan & perikeadilan Alinea 2 Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia

dengan selamat sentausa mengantarkan

rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara

Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaul

at adil dan makmur

Alinea 3

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa

dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Alinea 4

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu

Pemerintahan neg Indonesia ang melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan

bangsa…..keadilan sos bagi seluruh rakyat

Indonesia

Pernyatana tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasalnya ( penjelasan atas peristiwa/keadaan yang

mendahului terbentuknya negara RI)

Memiliki hubungan kausal dengan pasal-pasalnya, dalam sudut:

1. UUD ditentukan akan ada

2. Yang diatur dlm UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan neg yang memenuhi berbagai syarat 3. Negara Indonesia adalah berbentuk Republik yang

berkedaulatan Rakyat

(30)
(31)

Hakikat

Pembukaan UUD 1945 (staatsfundamentalnorm)

Sebagai Tertib Hukum Tertinggi

-sumber hukum positif

pokok2 pikiran meliputi suasana kebatinan, mewujudkan cta-cita hukum, menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan tak tertulis/konvensi

-pokok pikiran terkongkritisasi dalam psl2 -pasal-pasal dijabarkan dalam hukum positif dibawahnya

Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia

Adanya Kesatuan Subjek; penguasa atas peraturan

hukum ( Al:4)

Adanya Kesatuan asas kerokhanian; dasar dari

keseluruhan perat. hukum, sbg sumber segala hukum . Al. 4

Adanya Kesatuan Daerah :seluruh tumpah darah,

Al. 4

Adanya Kesatuan waktu, dimana perat. hkm

berlaku. (maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan..

Sebagai Pokok Kaidah Negara Yg Fundamental .

Dari segi terjadinya: Sbg kehendak

bersama

Dari segi isinya:

-Dasar tujuan negara (umum dan khusus)

-Ketentuan diadakanya UUD ( maka disusunlah kemerdekaan… -Bentuk negara (susunan neg

berkedaulantan rakyat)

-Dasar Fils. Neg. (dengan berdasar pada ketuhanan…....sosial

Tetap terlekat pada

kelangsungan hidup negara

Tak dapat diubah oleh siapapun

Sbg tertib hukum tertinggi yg tetap &

tdk dapat diubah

Sebagai pengejawantahan

(32)

Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945

Alinea 1

Alinea 2

Alinea 3

Alinea 4

Hak Kodrat

Realisasi perjuangan cita-cita

Nilai religius, moral, pernyataan ulang Prokl

Tujuan Negara

Ketentuaan Diadakannya UUD Negara

Dasar Filsafat Negara

(33)

Tujuan Pembukaan

UUD 1945

Alinea I

Pertanggung jawaban atas pernyataan kemerdekaan yang sudah selayaknya, berdasar hak kodrat yang mutlak dari

moral bangsa untuk merdeka

Alinea II

Penetapan cita-cita bangsa yang ingin dicapai dengan kemerdekaan ;

terpeliharanya kemerdekaan, kedaulatan negara,kesatuan bangsa,neg & daerah atas dasar hukum dan moral, untuk kemakmuran

bersama yang berkeadilan

Alinea III

Penegasan bahwa proklamasi menjadi permulaan dan dasar hidup kebangsaan

dan kenegaraan yang luhur dan suci dalam lindungan Tuhan

Alinea IV

Penegasan bahwa untuk melaksanakan segala hal dalam perwujudan hal-hal

tertentu dalam alinea 4, sebagai pedoman dan pegangan yang tetap dan

(34)

Makna Alinea 1

Dalil Objektif

-Bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusisaan dan perikeadilan

- Bahwa semua bangsa di dunia harus dapat menjalankan hak asasinya yaitu hak untuk

merdeka

Pernyataan Subjektif

Aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan

Landasan Pokok Politik Luar Negeri

-Melawan setiap bentuk penjajahan, mendukung kemerdekaan setiap bangsa

-menentang setiap hal atau sifat yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan & perikeadilan

Dasar hukum dari pembentukan negara Republik Indonesia

Bahwa berdasarkan hukum alam adalah hak asasi setiap bangsa untuk

(35)

Makna Alinea 2

Alinea ini menunjukkan ketajaman penilaian : -Bahwa perjuangan pergerakan Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan

--Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk

menyatakan kemerdekaan

--Bahwa kemerdekaan tersebut bukanlah tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,

bersatu ,berdaulat, adil dan makmur

Alinea ini menunjukkan unsur-unsur negara merdeka, menurut anggapan

bangsa Indonesia , yaitu :

MERDEKA

BERSATU

ADIL BERDAULAT

(36)

Makna Alinea 3

Pengukuhan dari Proklamasi kemerdekaan

Membuat motivasi spiritual yang luhur, suatu kehidupan yang seimbang material

dan spiritual di dunia dan akhirat

Menunjukkan ketagwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME. Berkat ridhoNya bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai

kemerdekaannya.

Menunjukkan adanya perjanjian masyarakat atau perjanjian membentuk

negara

Berbeda dengan teori Thomas Hobbes, John Locke, Rousseau, sehingga

perjanjian ini merupakan :

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

Didorong oleh keinginan yang luhur: supaya berkehidupan kebangsaan

(37)

Makna Alinea 4

Tujuan perjuangan :

Negera Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuan yaitu :

-Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Dirumuskan adanya:

Unsur-unsur Negara ( teori Klasik): Pemerintah, Bangsa, Wilayah

Tujuan negara Indonesia: -Nasional

-- International

Sistem Hukum dasar kita : UUD 1945 ( Hukum Dasar Tertulis) Prinsip Dasar:

Menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam satu UUD Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara yang berkedaulan rakyat

Dasar Falsafah Negara : PANCASILA

Bentuk negara : REPUBLIK

Kekuasaan tertinggi : KEDAULATAN RAKYAT

(38)

Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan UUD 45

Pokok Pikiran I “PERSATUAN”

Pokok Pikiran II “KEADILAN SOSIAL”

Pokok Pikiran III

“KEDAULATAN RAKYAT”

Pokok Pikiran IV

“KETUHANAN & KEMANUSIAAN”

Fundamen Politik Negara

Fundamen Moral Negara

(juga landasan kejiawaan hukum dasar

(39)

Kedudukan Pembukaan UUD 45

-Sbg pernyataan kemerdekaan yang terperinci

-Mengandung dasar,rangka dan suasana bagi negara dan hukum Indonesia -Memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara

-Mengandung pengakuan atas adanya macam-macam hukum : nilai hukum Tuhan, hukum kodrat,hukum etis,hukum filosofis

Hukum Kodrat Hukum Etis

Cita-Cita Kemerdekaan

Hukum Tuhan Hukum Etis

Hukum Filosofis (Pancasila)

Hukum Positip Alinea I

Alinea II

Alinea III

Alinea IV

(40)

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN

PERANAN PANCASILA

PERANAN PANCASILA

Kedudukan Pancasila

Kedudukan Pancasila

Bersifat tetap, kuat dan terlekat

Bersifat tetap, kuat dan terlekat

pada kehidupan bangsa dan Negara

pada kehidupan bangsa dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Kesatuan Republik Indonesia.

Kedudukan

Kedudukan

Pancasila

Pancasila

bersifat

bersifat

“abadi” bagi bangsa dan Negara

“abadi” bagi bangsa dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

(41)

KEDUDUKAN,FUNGSI DAN PERANAN

PANCASILA

YURIDIS. KONS

KULTURAL

PEMBANGUNAN

DAN KEILMUAN

PANDANGAN HIDUP BANGSA DASAR NEGARA

IDEOLOGI NEGARA

ETOS BUDAYA

PEMBANGUNAN DAN

PARADIGMA

PENGEMBANGAN

IPTEKS

MEMBANGUN KEHIDUPAN BERSAMA YANG LEBIH:

RELIGIUS HUMANISTIS

NASIONALIS DEMOKRATIS

ADIL

(42)

Fungsi dan Peranan Pancasila

Fungsi dan Peranan Pancasila

Pandangan Hidup Bangsa, yakni Pancasila

Pandangan Hidup Bangsa, yakni Pancasila

dipakai sebagai petunjuk hidup sehari-hari.

dipakai sebagai petunjuk hidup sehari-hari.

Dasar Filsafat Negara, yakni Pancasila

Dasar Filsafat Negara, yakni Pancasila

dipakai sebagai landasan penyelenggaraan

dipakai sebagai landasan penyelenggaraan

pemerintahan negara.

pemerintahan negara.

Ideolologi

Ideolologi

Negara

Negara

(Nasional),

(Nasional),

yakni

yakni

Pancasila merupakan cita-cita yang ingin

Pancasila merupakan cita-cita yang ingin

diwujudkan oleh negara.

diwujudkan oleh negara.

Etika Politik di Indonesia

Etika Politik di Indonesia

Etos Budaya

Etos Budaya

(43)

Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa

a.

a.

Arti

Arti

Pandangan

Pandangan

Hidup:

Hidup:

Wawasan

Wawasan

menyeluruh kehidupan yang terdiri dari

menyeluruh kehidupan yang terdiri dari

kesatuan rangkaian

kesatuan rangkaian

nilai-nilai luhur

nilai-nilai luhur

.

.

Fungsi Pandangan Hidup Sebagai

Fungsi Pandangan Hidup Sebagai

Kerangka Acuan Untuk:

Kerangka Acuan Untuk:

Menata kehidupan diri pribadi

Menata kehidupan diri pribadi

Menata hubungan antar manusia dengan

Menata hubungan antar manusia dengan

masyarakat

masyarakat

Menata hubungan antar manusia dengan

Menata hubungan antar manusia dengan

alam sekitar

(44)

b.

b.

Arti Pandangan Hidup Bangsa:

Arti Pandangan Hidup Bangsa:

Kristalisasi dan institusionalisasi

Kristalisasi dan institusionalisasi

nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini

nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini

kebenaran dan ketepatan serta kemanfaatannya bagi bangsa,

kebenaran dan ketepatan serta kemanfaatannya bagi bangsa,

menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap,

menimbulkan tekad untuk mewujudkannya dalam bentuk sikap,

perilaku dan perbuatan.

perilaku dan perbuatan.

Dalam Pandangan Hidup Bangsa Terkandung:

Dalam Pandangan Hidup Bangsa Terkandung:

Konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan

Konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan

Dasar pikiran yang terdalam

Dasar pikiran yang terdalam

Wujud kehudupan yanng dianggap baik

Wujud kehudupan yanng dianggap baik

Urgensi Pandangan Hidup Bangsa Bagi Suatu Bangsa:

Urgensi Pandangan Hidup Bangsa Bagi Suatu Bangsa:

Memandang persoalan yang dihadapi

Memandang persoalan yang dihadapi

Menentukan arah serta cara memecahkan persoalan

Menentukan arah serta cara memecahkan persoalan

Tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan

Tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan

Memiliki pedoman dan pegangan dalam memecahkan

Memiliki pedoman dan pegangan dalam memecahkan

masalah

masalah

(45)

Pancasila Sebagai Dasar Filsafat

Pancasila Sebagai Dasar Filsafat

Negara

Negara

a. Pengertian Dasar Negara:

a. Pengertian Dasar Negara:

alas atau fundamen yang

alas atau fundamen yang

menjadi tumpuan dan memberi kekuatan kepada

menjadi tumpuan dan memberi kekuatan kepada

berdirinya negara. Di atas landasan atau fundamen itulah

berdirinya negara. Di atas landasan atau fundamen itulah

negara didirikan, ditegakkan dan dipertahankan.

negara didirikan, ditegakkan dan dipertahankan.

Dasar Negara”

Dasar Negara”

itu berasal dari

itu berasal dari

“Pandangan Hidup

“Pandangan Hidup

Bangsa” yang bersangkutan

Bangsa” yang bersangkutan

. Setelah berdirinya negara

. Setelah berdirinya negara

“Pandangan Hidup Bangsa”

“Pandangan Hidup Bangsa”

menjadi

menjadi

“Pandangan Hidup

“Pandangan Hidup

Negara”.

Negara”.

Di dalam “Dasar Negara” terkandung

Di dalam “Dasar Negara” terkandung

“prinsip-prinsip

“prinsip-prinsip

dasar yang menjadi induk, pangkal tolak dan

dasar yang menjadi induk, pangkal tolak dan

pengontrol”:

pengontrol”:

(46)

c. Negara Indonesia didirikan di atas satu landasan atau

c. Negara Indonesia didirikan di atas satu landasan atau

fundamen “Pancasila”.

fundamen “Pancasila”.

d. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara:

d. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara:

Pancasila

Pancasila

merupakan

merupakan

sumber

sumber

kaidah

kaidah

hukum

hukum

konstitusional yang mengatur NKRI beserta seluruh

konstitusional yang mengatur NKRI beserta seluruh

unsur-unsurnya (rakyat, wilayah dan pemerintahan)

unsur-unsurnya (rakyat, wilayah dan pemerintahan)

Pancasila merupakan landasan penyelenggaraan negara

Pancasila merupakan landasan penyelenggaraan negara

dan kehidupan NKRI.

dan kehidupan NKRI.

e. Implikasinya, Pancasila sebagai Dasar Negara:

e. Implikasinya, Pancasila sebagai Dasar Negara:

Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum

Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum

Terkait dengan struktur kekuasaan secara formal

Terkait dengan struktur kekuasaan secara formal

Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang

Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang

menguasai hukum dasar negara.

(47)

PANCASILA

Pasal-pasal UUD 1945

Peraturan-peraturan Hukum dan atau Peraturan Perundangan lainnya, seperti:

TAP. MPR, UU.PERPU, PP, KEPPRES, PERDA dan peraturan-peraturan

pelaksana lainnya yang bersifat operasional

dijelmakan

(48)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

ETIMOLOGI

ETIMOLOGI

Eidos = Cita-cita

Eidos = Cita-cita

Logos = studi atau telaah

Logos = studi atau telaah

TERMINOLOGIS

TERMINOLOGIS

Komplek pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan

Komplek pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan

menjadi landasan untuk memahami realitas serta

menjadi landasan untuk memahami realitas serta

menentukan sikap dasar untuk menanganinya.

menentukan sikap dasar untuk menanganinya.

Ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat

Ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat

kemampuannya mengadakan distansi terhadap duna

kemampuannya mengadakan distansi terhadap duna

kehidupannya. Antara ideologi dan realitas memiliki

kehidupannya. Antara ideologi dan realitas memiliki

hubungan dialektis (timbal balik)

(49)

Dalam hubungannya dengan negara, ideologi dapat diartikan :

Dalam hubungannya dengan negara, ideologi dapat diartikan :

- Konsensus tentang nilai-nilai dasar suatu masyarakat yang

- Konsensus tentang nilai-nilai dasar suatu masyarakat yang

bernegara.

bernegara.

- Kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara

- Kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara

sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan

sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan

kehidupannya, termasuk hidup bernegara.

kehidupannya, termasuk hidup bernegara.

(50)

UNSUR IDEOLOGI

Interpretasi

Preskripsi (seperangkat nilai)

Retorika (orientasi pada tindakan)

Keyakinan, mitos, dan loyalitas

DIMENSI IDEOLOGI

Dimensi Realita, Idealisme, dan

fleksibelitas (menurut Alfian)

Dimensi Teleologis, Etis, dan

Integral-Integratif (menurut

(51)

Penjelasan Unsur;

Penjelasan Unsur;

Interpretasi, Preskripsi (seperangkat nilai, Retorika (orientasi

Interpretasi, Preskripsi (seperangkat nilai, Retorika (orientasi

pada tindakan)

pada tindakan)

Adanya suatu “penafsiran atau pemahaman” terhadap

Adanya suatu “penafsiran atau pemahaman” terhadap

kenyataan.

kenyataan.

Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai-nilai atau suatu

Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai-nilai atau suatu

“preskripsi” moral.

“preskripsi” moral.

Memuat suatu orientasi pada tindakan (retorika), ideologi

Memuat suatu orientasi pada tindakan (retorika), ideologi

merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan

merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan

nilai-nilai yang termuat didalamnya. Pemahaman terhadap

nilai-nilai yang termuat didalamnya. Pemahaman terhadap

kenyataan tidak bertujuan untuk memberi informasi dan

kenyataan tidak bertujuan untuk memberi informasi dan

menjelaskan, tetapi agar sesuatu dikerjakan, yaitu

menjelaskan, tetapi agar sesuatu dikerjakan, yaitu

mentransformasi dunia.

(52)

Keyakinan, mitos dan loyalitas

Keyakinan, mitos dan loyalitas

Unsur keyakinan :

Unsur keyakinan :

setiap ideologi selalu memuat konsep-

setiap ideologi selalu memuat

konsep-konsep

dasar

yang

menggambarkan

seperangkat

konsep

dasar

yang

menggambarkan

seperangkat

keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para

keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku para

pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang

pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang

dicita-citakan.

citakan.

Unsur mitos :

Unsur mitos :

setiap ideologi selalu memitoskan suatu

setiap ideologi selalu memitoskan suatu

ajaran dari seseorang atau suatu badan sebagai kesatuan,

ajaran dari seseorang atau suatu badan sebagai kesatuan,

yang secara fundamental mengajarkan suatu cara

yang secara fundamental mengajarkan suatu cara

bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat

bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat

dicapai.

dicapai.

Unsur loyalitas:

Unsur loyalitas:

setiap ideologi selalu menuntut adanya

setiap ideologi selalu menuntut adanya

loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya.

loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya.

Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal dalam

Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal dalam

ideologi terkandung juga adanya tiga sub-unsur, yaitu;

ideologi terkandung juga adanya tiga sub-unsur, yaitu;

rasional, pengahayatan dan susila

(53)

FUNGSI IDEOLOGI

Struktur Kognitif

Membentuk Identitas

Orientasi dasar

Norma yang menjadi

pegangan

(54)

Ideologi Negara Pancasila

Ideologi Negara Pancasila

Ideologi sebagai pandangan hidup bangsa

Ideologi sebagai pandangan hidup bangsa

yang dikembangkan berdasarkan kepentingan

yang dikembangkan berdasarkan kepentingan

ttt mempunyai nilai-nilai bersifat tetap dan

ttt mempunyai nilai-nilai bersifat tetap dan

mampu berkembang secara dinamis.

mampu berkembang secara dinamis.

Ideologi negara Pancasila:

Ideologi negara Pancasila:

pandangan hidup

pandangan hidup

bangsa

Indonesia

yang

dikembangkan

bangsa

Indonesia

yang

dikembangkan

berdasarkan kepentingan ttt negara Indonesia.

berdasarkan kepentingan ttt negara Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara atau nasional

Pancasila sebagai ideologi negara atau nasional

ada yang bersifat tertutup (mempunyai

ada yang bersifat tertutup (mempunyai

nilai-nilai bersifat tetap) dan terbuka ( bersifat

nilai bersifat tetap) dan terbuka ( bersifat

dinamis).

(55)

Pandangan Hidup Bangsa

Dasar Negara

Ideologi Negara

(56)

HUKUM DASAR

HUKUM DASAR

Hukum Dasar Dibedakan Menjadi 2

Hukum Dasar Dibedakan Menjadi 2

Macam, Yaitu:

Macam, Yaitu:

1.

1.

Hukum Dasar Yang Tertulis (UUD)

Hukum Dasar Yang Tertulis (UUD)

2.

2.

Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis

Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis

(Konvensi)

(57)

Hukum Dasar Yang Tertulis

Hukum Dasar Yang Tertulis

(UUD)

(UUD)

Aturan-aturan dasar tertulis yang

Aturan-aturan dasar tertulis yang

dipakai sebagai landasan dalam

dipakai sebagai landasan dalam

penyelenggaraan pemerintahan neg.

penyelenggaraan pemerintahan neg.

Tertuang di dalam dokumen yang

Tertuang di dalam dokumen yang

memuat aturan-aturan

memuat aturan-aturan

(ketentuan-ketentuan pokok atau dasar-dasar

ketentuan pokok atau dasar-dasar

ketatanegaraan) yang bersifat kekal

ketatanegaraan) yang bersifat kekal

dan luhur.

(58)

Yang dimaksud dengan sifat “kekal”

Yang dimaksud dengan sifat “kekal”

UUD (Hk Dasar Yg Tertulis):

UUD (Hk Dasar Yg Tertulis):

UUD dimaksudkan untuk dipakai selama-

UUD dimaksudkan untuk dipakai

selama-lamanya atau sepanjang masa.

lamanya atau sepanjang masa.

Tidak untuk sering diganti atau diubah,

Tidak untuk sering diganti atau diubah,

meskipun mengganti dan merubah UUD

meskipun mengganti dan merubah UUD

itu boleh saja dilakukan oleh lembaga

itu boleh saja dilakukan oleh lembaga

yang berwenang dng syarat-syarat dan

yang berwenang dng syarat-syarat dan

prosedur ttt.

(59)

Yang dimaksud dengan sifat

Yang dimaksud dengan sifat

“luhur” UUD:

“luhur” UUD:

UUD itu dijunjung tinggi dan dihormati,

UUD itu dijunjung tinggi dan dihormati,

dipatuhi

dan

ditaati,

tidak

boleh

dipatuhi

dan

ditaati,

tidak

boleh

disimpangi.

disimpangi.

Contoh: salah satu upaya memelihara sifat

Contoh: salah satu upaya memelihara sifat

luhur UUD, adanya sumpah jabatan yang

luhur UUD, adanya sumpah jabatan yang

dilakukan oleh pejabat-pejabatn negara.

(60)

Cara Timbulnya UUD:

Cara Timbulnya UUD:

Melalui pemberian

Melalui pemberian

Melalui pembuatan

Melalui pembuatan

Melalui revolusi

Melalui revolusi

Motivasi Timbulnya UUD:

Motivasi Timbulnya UUD:

Menjamin hak-hak warga negara

Menjamin hak-hak warga negara

Menciptakan sistem ketatanegaraan

Menciptakan sistem ketatanegaraan

(61)

Fungsi UUD:

Fungsi UUD:

Sebagai landasan dasar penyelenggaraan negara.

Sebagai landasan dasar penyelenggaraan negara.

Penjamin hak-hak asasi manusia dan warga

Penjamin hak-hak asasi manusia dan warga

negara.

(62)

KEDUDUKAN UUD

KEDUDUKAN UUD

 Pada prinsipnya setiap UUD dimaksudkan untuk dipakai sepanjang masa Pada prinsipnya setiap UUD dimaksudkan untuk dipakai sepanjang masa

kehidupan bangsa dan negara yang bersangkutan, Jadi mempunyai

kehidupan bangsa dan negara yang bersangkutan, Jadi mempunyai

kedudukan yang bersifat tetap sepanjang masa.

kedudukan yang bersifat tetap sepanjang masa.

 Namun perubahan thd UUD dpt saja dilakukan jika dipandang perlu, untuk Namun perubahan thd UUD dpt saja dilakukan jika dipandang perlu, untuk

disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan jaman.

disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan jaman. • Perubahan UUD dpt dibedakan menjadi 2 (dua) macam:Perubahan UUD dpt dibedakan menjadi 2 (dua) macam:

1.Dipandang dari sudut “badan” yang merubahnya: badan

1.Dipandang dari sudut “badan” yang merubahnya: badan

perundang-undangan biasa atau badan yang secara khusus

perundang-undangan biasa atau badan yang secara khusus

dibentuk untuk merubah UUD;

dibentuk untuk merubah UUD;

2. Dipandang dari sudut “caranya” merubah: (a) secara langsung,

2. Dipandang dari sudut “caranya” merubah: (a) secara langsung,

yaitu teks lama yang ingin diubah langsung dihapus dan digantikan

yaitu teks lama yang ingin diubah langsung dihapus dan digantikan

dengan teks baru; (b) secara tidak langsung, yaitu teks lama

dengan teks baru; (b) secara tidak langsung, yaitu teks lama

masih tetap utuh, sedang teks baru penggantinya dilampirkan

masih tetap utuh, sedang teks baru penggantinya dilampirkan

pada naskah UUD tsb.

(63)

HUKUM DASAR YANG TERTULIS MEMPUNYAI

HUKUM DASAR YANG TERTULIS MEMPUNYAI

SIFAT-SIFAT ATAU CIRI-CIRI:

SIFAT ATAU CIRI-CIRI:

Merupakan peraturan perundangan yang tertinggi

Merupakan peraturan perundangan yang tertinggi

dalam negara.

dalam negara.

Mengikat pemerintah, lembaga-lembaga

Mengikat pemerintah, lembaga-lembaga

kenegaraan, lembaga-lembaga kemasyarakatan,

kenegaraan, lembaga-lembaga kemasyarakatan,

warga negara dan penduduk.

warga negara dan penduduk.

Menjadi dasar dan sumber hukum bagi segala

Menjadi dasar dan sumber hukum bagi segala

peraturan hukum dan peraturan

peraturan hukum dan peraturan

perundang-undangan.

undangan.

(64)

HUKUM DASAR YANG TIDAK TERTULIS

HUKUM DASAR YANG TIDAK TERTULIS

Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara

Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara

dalam praktek penyelenggaraan negara.

dalam praktek penyelenggaraan negara.

Hk Dasar yang Tdk Tertulis disebut juga

Hk Dasar yang Tdk Tertulis disebut juga

“Konvensi”. Contoh: pengambilan putusan secara

“Konvensi”. Contoh: pengambilan putusan secara

musyawarah untuk mencapai mufakat; laporan

musyawarah untuk mencapai mufakat; laporan

pertanggungjawabab Presiden kepada MPR atas

pertanggungjawabab Presiden kepada MPR atas

pelaksanaan tugas dan penggunaan wewenang

pelaksanaan tugas dan penggunaan wewenang

yang dilimpahkannya; pidato kenegaraan

yang dilimpahkannya; pidato kenegaraan

Presiden di depan sidang paripurna DPR setiap

Presiden di depan sidang paripurna DPR setiap

tanggal 16 Agustus.

(65)

Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis

Hukum Dasar Yang Tidak Tertulis

Mempunyai Sifat-sifat Sbb:

Mempunyai Sifat-sifat Sbb:

Merupakan

Merupakan

aturan-aturan

aturan-aturan

dasar

dasar

sebagai

sebagai

komplementer bagi UUD.

komplementer bagi UUD.

Tidak bertentangan dengan UUD.

Tidak bertentangan dengan UUD.

Berupa ketentuan-ketentuan atau merupakan

Berupa ketentuan-ketentuan atau merupakan

kebiasaan yang terpilihara dalam praktek

kebiasaan yang terpilihara dalam praktek

penyelenggara negara.

penyelenggara negara.

Diterima oleh rakyat, dan berjalan paralel atau

Diterima oleh rakyat, dan berjalan paralel atau

sejajar dengan UUD.

(66)

ARTI UUD 1945

ARTI UUD 1945

Keseluruhan naskah yang terdiri atas

Keseluruhan naskah yang terdiri atas

Pembukaan, Batang Tubuh atau Isi, dan

Pembukaan, Batang Tubuh atau Isi, dan

Penjelasan.

Penjelasan.

Ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18

Ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18

Agustus 1945.

Agustus 1945.

Diundangkan dalam Berita RI tahun II

Diundangkan dalam Berita RI tahun II

nomor 7 tanggal 15 Pebruari 1946.

nomor 7 tanggal 15 Pebruari 1946.

UUD 1945 disebut Hukum Dasar Yang

UUD 1945 disebut Hukum Dasar Yang

Tertulis di Indonesia.

(67)

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen:

Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen:

Negara Hukum

Negara Hukum

Sistem Konstitusional

Sistem Konstitusional

Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan Rakyat

Presiden tidak bertanggungjawab kepada

Presiden tidak bertanggungjawab kepada

DPR

DPR

Menteri Negara sebagai pembantu

Menteri Negara sebagai pembantu

Presiden

Presiden

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak

terbatas.

(68)

Negara Hukum:

Negara Hukum:

Negara dimana kekuasaan penguasa

Negara dimana kekuasaan penguasa

negara tidak didasarkan atas kekuasaan

negara tidak didasarkan atas kekuasaan

semata-mata,melainkan didasarkan atas

semata-mata,melainkan didasarkan atas

hukum dan dibatasi oleh hukum. Di dalam

hukum dan dibatasi oleh hukum. Di dalam

negara hukum yang berdaulat adalah

negara hukum yang berdaulat adalah

hukum, dan hukumlah yang mempunyai

hukum, dan hukumlah yang mempunyai

kedudukan yang supremasi.

(69)

Ciri-ciri Negara Hukum:

Ciri-ciri Negara Hukum:

Adanya pengakuan dan perlindungan hak-

Adanya pengakuan dan perlindungan

hak-hak asasi manusia dan hak-hak-hak-hak asasi

hak asasi manusia dan hak-hak asasi

warga negara

warga negara

Adanya peradilan yang bebas dari

Adanya peradilan yang bebas dari

pengaruh kekuasaan dan kekuatan lain

pengaruh kekuasaan dan kekuatan lain

dan tidak memihak

dan tidak memihak

Adanya legalitas hukum dalam segala

Adanya legalitas hukum dalam segala

kehidupan kenegaraan dan

kehidupan kenegaraan dan

kemasyarakat-an.

(70)

Konsekuensi Negara Hukum:

Konsekuensi Negara Hukum:

Bahwa segala tindakan negara dan

Bahwa segala tindakan negara dan

pemerintah maupun lembaga-lembaga

pemerintah maupun lembaga-lembaga

negara serta warga negara harus dilandasi

negara serta warga negara harus dilandasi

oleh

hukum,

atau

harus

dapat

oleh

hukum,

atau

harus

dapat

dipertangungjawabkan secara hukum.

(71)

Negara Hukum Menurut UUD

Negara Hukum Menurut UUD

1945:

1945:

Negara hukum dalam arti luas, yaitu negara

Negara hukum dalam arti luas, yaitu negara

hukum dalam material, bukannya negara hukum

hukum dalam material, bukannya negara hukum

dalam arti formal. Artinya, setiap tindakan

dalam arti formal. Artinya, setiap tindakan

negara harus mempertimbangkan 2 (dua) aspek:

negara harus mempertimbangkan 2 (dua) aspek:

1.

1.

Aspek kegunaannya (

Aspek kegunaannya (

doelmatigheid

doelmatigheid

), dan

), dan

2.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Widjaja (1995:66) bahwa “Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia terkandung nilai-nilai ketuhanan,

(CARA HIDUP & KEHIDUPAN) KRISTALISASI PANDANGAN HIDUP SISTIM NILAI (BENAR, BAIK, INDAH, RELIGIUS) IDEOLOGI DOKTRIN PROGRAM LAO ZHE. IDEOLOGI,

Pancasila sebagai Dasar Negara, sebagai ideologi Negara, serta pandangan hidup bangsa, memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan penjelmaan dari seluruh jiwa manusia Indonesia.

Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa,

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan, bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai  –  nilai yang tertuang

Sebagai nilai pandangan hidup atau filosofi nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari budaya dan jati diri bangsa dan memiliki nilai-nilai dasar atau intrinsik yang diakui secara

Karena Pancasila melalui sila-silanya memberikan dasar filosofis bagi penyelengaraan negara dan merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang bersumber dari nila-nilai luhur yang

Makna atau arti Panacila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi pengalaman-pengalaman hidup dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap,