• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai berturut-turut mengenai variabel penelitian, alat ukur, validitas dan reliabilitas alat ukur, dan subjek penelitian.

3.1. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi dan kepemimpinan transformational, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah produktivitas kerja.

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil kerja guru berdasarkan standar kemampuan profesionalnya selama melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru di sekolah.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala produktivitas kerja, yang dibuat penulis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) yang mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Makin tinggi nilai

(2)

62

(scoring) skala tersebut, makin menunjukkan produktivitas kerja yang tinggi pada guru, demikian juga sebaliknya.

3.2.2 Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seorang guru untuk berprestasi dalam upaya mencapai suatu kesuksesan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala motivasi berprestasi, yang dibuat penulis berdasarkan aspek-aspek McClelland (1985). Makin tinggi nilai (scoring) skala tersebut, makin menunjukkan motivasi berprestasi yang tinggi pada guru, demikian juga sebaliknya.

3.2.3 Kepemimpinann Transformational

Kepemimpinan transformational adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan merubah orang lain mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan empat dimensi kepemimpinan transformational menurut Northouse (2001), dan Avolio Bass (1990), yang sudah diadaptasi dari Multifactor Leadership Questionnaire milik Bass dan Avolio (1990) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.

3.3 Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pengumpulan data melalui skala kuesioner. Metode ini

(3)

63 merupakan suatu metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan yang berisi karakteristik dari skala yang diukur dan harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek penelitian. Suryabrata (sebagaimana dikutip dalam Haryanti, 2006).

Di dalam penelitian ini skala dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai motivasi berprestasi responden, bagian kedua mendapatkan data mengenai kepemimpinan transformational, dan yang ketiga mendapatkan data mengenai produktivitas kerja responden.

Setiap skala dalam penelitian ini, yaitu skala untuk aspek produktivitas kerja, skala motivasi berprestasi dan skala kepemimpinan transformational dibuat dalam bentuk skala Likert dengan empat alternatif jawaban sebagai berikut:

Skor Jawaban Item Item

Favorable Unfavorable SS = Sangat sesuai 4 1

S = Sesuai 3 2 TS = Tidak sesuai 2 3 STS = Sangat Tidak sesuai 1 4

3.3.1 Produktivitas kerja

Pada skala produktivitas kerja, responden diminta menilai kesesuaian pernyataan dengan dirinya sendiri. Skala ini terdiri dari 5 aspek, yaitu aspek merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik. dan

(4)

64

melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Yang mana masing-masing aspek juga memiliki jumlah indikator yang berbeda-beda.

Pernyataan-pernyataan dalam skala ini sebanyak 40 item pernyataan. Berikut adalah instrumen variabel produktivitas yang digambarkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Blue Print Skala Produktivitas Kerja Aspek

Produktivitas Kerja Indikator Item

No Item F UF Merencanakan Pembelajaran 1. Kelengkapan Materi

Saya memilih tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum Saya merencanakan RPP sesuai dengan materi dalam kurikulum Saya merencanakan RPP yang sesuai dengan kemampuan murid. Saya mendesain pembelajaran yang memungkinkan murid menggabungkan isi pengetahuan, keterampilan / penyelidikan. Saya menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kondisi dan penilaian kelas. 1 2 3 4 5 Melaksanakan Pembelajaran

1. Tatap muka Menggunakan

teknik bertanya

(5)

65

2. Penggunaan

Media.

3. Pemanfaatan

waktu

yang cocok untuk aktifitas-aktifitas yang menghendaki murid

menggunakan cara berpikir yang tinggi. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi dalam kelas. Mengklarifikasi setiap pertanyaan murid-murid yang membutuhkan jawaban. Saya kurang memberikan motivasi kepada siswa yang belum/kurang berpartisipasi aktif. Teknologi digunakan sebagai tambahan di dalam pelajaran, tetapi tidak mengikat di dalam pelajaran.

Saya tidak cukup familiar dengan media yang digunakan, sehingga cenderung menunjukkan kecanggungan. Saya sering terlambat dalam memulai materi pelajaran. Saya mengakhiri 8 10 13 7 9 11 12

(6)

66 materi pelajaran tepat waktu. Saya konsisten dengan durasi waktu yang diberikan dalam penyampaian materi. 14 Menilai Hasil Pembelajaran 1. Penilaian dengan tes. Saya menggunakan beberapa evaluasi untuk menilai penguasaan murid pada isi materi. Penguasaan murid pada materi

ditentukan melalui tes-tes bagi kelas secara menyeluruh. Saya cenderung kurang memberikan catatan-catatan kecil tentang penilaian proses pembelajaran. Saya mengadakan tes sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Soal tes disusun berdasarkan materi yang telah

disampaikan. Nilai tes yang dihasilkan oleh siswa tidak memuaskan. Saya meluangkan waktu untuk

memeriksa hasil tes siswa. 15 16 18 19 21 17 20

(7)

67

2. Penilaian non tes

berupa

pengamatan dan pengukuran sikap.

3. Penilaian non tes

berupa hasil karya.

Saya menegur siswa yang berperilaku negatif.

Saya memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku positif.

Saya memberikan penilaian terhadap siswa tidak hanya dari penilaian tes, tetapi juga dari perilakunya. Siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pembuatan karya ilmiah. Ada perasaan bangga ketika siswa di sekolah saya memiliki prestasi dalam membuat karya-karya terbaru diluar jam sekolah.

22 23 24 25 26 Membimbing dan Melatih Peserta Didik 1. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka. Materi yang disampaikan relevan dengan kehidupan peserta didik. Memberikan umpan balik yang positif. Melibatkan siswa untuk mencari informasi yang luas berkenaan dengan kompetensi dasar. Memfasilitasi peserta didik untuk mengelaborasi

27

28

29

(8)

68 2. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakulikuler. 3. Bimbingan dan latihan pada kegiatan ekstrakulikuler. materi pelajaran berdasarkan media yang disajikan. Membimbing siswa yang belum menguasai materi pelajaran. Siswa yang

memperoleh nilai tes rendah diberi ujian ulang (remedial). Tidak memiliki jadwal kusus untuk mengadakan bimbingandan latihan. Memberikan tugas individu/kelompok guna pemantapan hasil belajar. Menyediakan fasilitas lengkap kepada siswa untuk mengembangkan bakat dalam bidang ekstrakulikuler. Siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler sesuai kemampuan yang ada dalam dirinya. Memfasilitasi siswa ketika harus mengkuti pertandingan/perlo mbaan dalam bidang tertentu. 31 32 34 35 36 37 33

(9)

69

Melaksanakan Tugas Tambahan yang Melekat Pada Pelaksanaan Tugas Pokok 1. Pengembangan Profesionalitas Saya melaksanakan tugas tambahan yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Saya berdisiplin tinggi dalam melaksanakan tugas tambahan yang diberikan. Saya menjadi teladan bagi siswa dalam melaksanakan tugas tambahan yang diberikan. 38 39 40 3.3.2 Motivasi Berprestasi

Pengukuran variabel motivasi berprestasi menggunakan metode pengisian kuesioner berupa skala. Skala ini menggunakan enam aspek motivasi berprestasi menurut McClelland (1985).

Skala motivasi berprestasi terdiri dari 20 item pernyataan yang telah dimodifikasi penulis. Berikut adalah instrumen variabel motivasi kerja yang digambarkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Aspek Motivasi

Berprestasi Indikator Item

No Item F UF Menyenangi tugas atau tanggungjawab pribadi 1. Melakukan tanggung jawab dalam tugas

Jika saya diberikan

pekerjaan, saya

selalu

menyelesaikannya dengan baik.

(10)

70 2. Melaksanakan tugas tepat waktu. Tugas yang diberikan kepada

saya akan saya

selesaikan sebelum jatuh tempo.

Saya adalah orang

yang suka menunda-nunda pekerjaan. 2 3 Menyenangi umpan balik atas tugas yang dilakukannya.

1. Menyenangi kritik dan saran sebagai dorongan untuk bekerja lebih baik. Saran yang membangun dapat mendorong saya

untuk bekerja lebih baik.

Kritikan dari teman

membuat saya

malas bekerja.

Saya cenderung

mengabaikan saran dari orang lain.

4 5 6 Menyenangi tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya

tidak terlalu sulit tetapi juga tidak

terlalu mudah.

1. Senang dalam

mengerjakan tugas yang sulit.

2. Lebih suka

mengerjakan

tugas daripada

bermain.

Saya lebih suka

mengerjakan

pekerjaan yang

dianggap sulit bagi orang lain. Saya cenderung terbeban dalam melaksanakan pekerjaan yang sulit. Saya senang mengerjakan tugas

saya dari pada

berpangku tangan. 7

9 8

(11)

71

Tekun dan ulet dalam berkerja. 1. Kreatif. 2. Suka mencoba hal yang menantang. Saya termasuk

orang yang kreatif karena saya senang mengerjakan

pekerjaan rumit. Saya lebih menyukai jenis pekerjaan yang

menantang bagi

saya.

Saya sering merasa

bosan jika harus

menghadapi pekerjaan yang monoton. 10 11 12 Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak spekulasi atau untung-untungan). 1. Mengerjakan tugas dengan hati-hati. 2. Menyenangi hal yang berbeda

dari yang lain.

Saya lebih suka

mengerjakan pekerjaan dengan hati-hati. Saya cenderung berjaga-jaga dalam bekerja.

Saya lebih suka

perkerjaan berbeda dari orang lain.

Saya jarang melakukan pertimbangan dalam melaksanakan tugas. 13 15 14 16 Keberhasilan tugas dan tetap bersifat

realistis.

1. Kepuasan

mendapat hasil

yang baik.

Hasil kerja yang

saya dapatkan dari

pekerjaan saya,

selalu memuaskan.

Saya cenderung

pesimis dalam

menentukan target

yang harus saya

kerjakan.

17

(12)

72 2. Optimis. Saya dapat merasakan kesenangan tersendiri dalam bekerja.

Saya selalu optimis dalam bekerja.

19

20

3.3.3 Kepemimpinan Transformational

Pada Skala kepemimpinan, responden diminta meneilai kesesuaian pernyataan dengan dirinya sendiri. Skala ini terdiri dari 4 aspek, yaitu pengaruh ideal, motivasi inspirational, stimulasi intelektual, dan kepekaan individual. dimana masing-masing aspek memiliki jumlah indikator yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan aspek-aspek kepemimpinan transformational yang diadaptasi dari Multifactor Leadership questionaire milik Bass dan Avolio (1990) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.

Pernyataan-pernyataan dalam skala ini berjumlah sebanyak 20 item pernyataan. Berikut adalah instrumen variabel kepemimpinan yang digambarkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Blue Print Skala Kepemimpinan Transformational Aspek Kepemimpinan Trasnformational Indikator Item No Item F UF

Pengaruh ideal atau kharisma

1. Menekankan

pentingnya memiliki komitmen

terhadap apa yang kami yakini. Menurut saya, Kepsek selalu bekerja sesuai dengan komitmen yang diyakini. 1

(13)

73 2. Mengikutsertakan guru-gurunya dalam perencanaan suatu kegiatan. 3. Memperlakukan guru-gurunya dengan orang lain dengan hormat. 4. Membuat kepsek siap mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan kelompok. 5. Mempertimbangka n konsekuensi etika dan moral dari setiap tindakannya. Kepsek selalu melibatkan saya dalam setiap kegiatan formal maupun informal. Menurut saya, Kepsek selalu bersikap adil. Kepsek lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan kelompok. Kepsek tidak mempertimbangkan konsekuensi etika

moral dari setiap

tindakannya. 2 3 4 5 Motivasi inspirational 1. Menetapkan standar yang tinggi dalam bekerja. 2. Memberi dorongan terus-menerus 3. Mengarahkan perhatian guru-gurunya berfokus

pada apa yang

perlu dilakukan untuk berhasil. 4. Membuat guru-gurunya bekerja dengan penuh semangat optimis. Kepsek bekerja dengan menetapkan standar yang tinggi.

Kepsek senantiasa memberikan motivasi kepada para guru. Kepsek mengarahkan para guru untuk menjalankan pekerajaan dengan baik guna mencapai keberhasilan. Kepsek memberikan

motivasi kepada

para guru dalam

mengerjakan tugas 6

7

8

(14)

74

5. Memberikan

dorongan akan

apa yang mesti dikerjakan. dengan panuh optimis. Kepsek selalu memberikan arahan sesuai dengan pekerjaan. 10

Stimulasi Intelektual 1. Mendorong

guru-gurunya untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat mereka. 2. Memecahkan persoalan-persoalan lama

dengan cara baru.

3. Mendorong guru-guru untuk mencoba cara-cara baru dalam berbagai kegiatan. 4. Mendorong guru-guru untuk inovatif, bekerja keras dan profesional. 5. Mencari prespektif yang berbeda ketika memecahkan persoalan. Setiap guru diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Setiap persoalan diselesaikan dengan tepat. Setiap kesempatan kepsek memberi dukungan kepada para guru.

Bagi Kepsek, inovasi bukan menjadi hal

utama bagi para

guru.

Menurut saya,

Kepsek

menyelesaikan

masalah dengan

cara yang berbeda.

11

13

15 12

14

Kepekaan Individu 1. Cukup mengenal

guru-gurunya secara individual dalam rangka mengetahui ketrampilan, minat dan memahami persoalan yang dihadapi. 2. Memberikan perhatian yang Kepsek kurang memiliki hubungan kedekatan yang

baik dengan setiap guru.

Kepsek senantiasa

mendorong para

17 16

(15)

75 besar atas pengembangan potensi. 3. Meningkatkan upaya pengembangan diri guru-gurunya. 4. Mendengarkan dengan penuh perhatian segala keprihatinan guru-gurunya. 5. Menyisihkan waktu mengajar, melatih, dan membimbing guru-gurunya.

guru untk bekerja

keras guna pengembangan potensi. Kepsek cenderung memberi kesempatan yang

sama bagi para guru

untuk dapat

meningkatkan potensi dirinya. Kepsek menjadi pendengar yang baik dalam menerima keluhan dari para guru.

Kepsek memiliki

waktu yang cukup dalam membimbing para guru.

18

19

20

3.4 Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, data yang telah disusun diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.

3.4.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui sejauh manakah kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya untuk mengukur pokok pertanyaan-pokok pertanyaan dapat mengukur secara cermat. Nilai minimal 0,30 cukup valid (Azwar, 2010). Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi, apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dalam pengujian ini,

(16)

76

validitas diukur dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Analisa reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Aswar 2010).

Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach, dengan alasan karena sesuai untuk tes-tes yang memiliki item yang dapat diskor dalam suatu rentang nilai tertentu, dan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Menurut Kaplan dan Saccuzzo (2001) kriteria reliabilitas yang digunakan adalah bila:

1. r ≥ 0.7 berarti alat ukur tersebut dapat diandalkan

dalam melakukan penelitian.

2. r ≤ 0.7 berarti alat ukur tersebut tidak dapat

diandalkan dalam melakukan penelitian.

3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dari perhitungan validitas dan reliabilitas skala motivasi berprestasi, kepemimpinan transformational, dan produktivitas kerja diperoleh hasil sebagai berikut:

3.5.1 Skala Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja diukur melalui 5 aspek berdasarkan tugas-tugas guru menurut Peraturan

(17)

77 Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1). Validitas angket produktivitas bergerak dari 0.315 sampai dengan 0.818. Hasil uji validitas dari penelitian ini yang dilakukan pada 38 orang, menjelaskan bahwa dari 40 jumlah item yang ada, terdapat 10 item yang dinyatakan gugur dan 30 item dinyatakan valid. kemudian koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan adalah 0.942 yang berarti skala produktivitas memiliki tingkat reliabilitas dengan kategori sangat kuat dan dapat diandalkan dalam melakukan penelitian.

Tabel. 3.4.

Sebaran Item Valid & Gugur Skala Produktivitas Kerja

Aspek Produktivitas Kerja Jumlah Item No Item Valid No Item Gugur

Merencanakan Pembelajaran 5 2, 5 1, 3, 4 Melaksanakan Pembelajaran 9 8, 9, 10, 11, 13, 14 6, 7, 12

Menilai Hasil Pembelajaran 12

15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26

17, 21, 22

Membimbing dan Melatih Peserta Didik 11

27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36,

37

33

Melaksanakan Tugas Tambahan yang Melekat Pada Pelaksanaan Tugas

Pokok

3 38, 39, 40

-

Total 40

1. Merencanakan Pembelajaran

Merencanakan Pembelajaran menunjukkan bahwa bagaimana Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan

(18)

78

Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum, juga dapat menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kondisi dan penilaian kelas (2,5). Sedangkan ketiga item gugur pada aspek ini adalah item nomor 1,3, dan 4 merupakan item favorable yang berkaitan dengan perencanaan RPP yang sesuai dengan kemampuan murid.

2. Melaksanakan Pembelajaran

Aspek ini menunjukkan bahwa melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara guru dengan murid. yang mencakup Kegiatan tatap muka yang terjadi antara guru dan murid, penggunaan media secara efisien di kelas serta pemanfaatan waktu yang baik antara guru dan murid Sedangkan item gugur pada aspek ini adalah item nomor 6,7, dan 12. Item nomor 6 merupakan item favorable yang berkaitan dengan teknik bertanya yang digunakan guru untuk para murid di kelas. Kemudian item nomor 7 dan 12 merupakan item unfavorable yang berkaitan dengan keikutsertaan murid untuk berinteraksi di kelas dan kehadiran murid dikelas.

3. Menilai Hasil Pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran menunjukkan bahwa merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar para murid yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian secara tes, Penilaian

(19)

79 nontes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian nontes berupahasil karya.

Kemudian item no 17 pada aspek ini myang merupakan item gugur, adalah item unfavorable yang berkaitan dengan evaluasi kecil melalui catatan tentang penliaian proses pembelajaran. Dan juga item nomor 21 dan 22 yang merupakan item gugur item favorable yang berkaitan dengan kesediaan guru dalam memeriksa hasil tes murid serta ketegasan sikap guru terhadap murid yang berprilaku buruk atau kurang sopan.

4.

Membimbing dan Melatih Peserta Didik

Membimbing dan melatih peserta didik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam membimbing atau melatih murid. Baik dalam proses tatap muka, kegiatan intrakurikuler, maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Item gugur dalam aspek ini adalah nomor 33 merupakan item unfavorable yang berkaitan dengan jadwal yang disiapkan guru dalam melakukan kegiatan membimbing atau melatih murid.

5. Melaksanakan Tugas Tambahan yang Melekat Pada

Pelaksanaan Tugas Pokok

Aspek ini bertujuan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan. Misalnya wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala perpustakaan. Dan dapat menjalankan dengan penuh rasa

(20)

80

tanggung jawab dan disiplin dan dapat menjadi teladan bagi para murid. Dalam aspek ini semua item dinyatakan valid.

3.5.2 Skala Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi diukur melalui 6 aspek yaitu Menyenangi tugas atau tanggungjawab pribadi, Menyenangi umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukannya, Menyenangi tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah, Tekun dan ulet dalam berkerja, Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak spekulasi atau untung-untungan), serta Keberhasilan tugas dan tetap bersifat realistis.

Validitas skala motivasi berprestasi bergerak dari 0.330 sampai dengan 0.768. Hasil uji validitas dari penelitian ini yang dilakukan pada 38 orang, menjelaskan bahwa dari 20 item yang ada, terdapat 5 item yang dinyatakan gugur dan 15 item yang dinyatakan valid. kemudian koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan adalah 0.874 yang berarti angket motivasi memiliki tingkat reliabilitas dengan kategori sangat kuat dan dapat diandalkan dalam melakukan penelitian.

Tabel. 3.5.

Sebaran Item Valid & Gugur Skala Motivasi Berprestasi

Aspek Motivasi Berprestasi Jumlah

Item

No Item Valid

No Item Gugur Menyenangi tugas atau tanggung jawab

(21)

81

Menyenangi umpan balik atas

perbuatan (tugas) yang dilakukannya. 3 4, 5 6

Menyenangi tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

3 8, 9 7

Tekun dan ulet dalam berkerja. 3 10, 11, 12 -

Penuh pertimbangan dan perhitungan

(tidak spekulasi atau

untung-untungan).

4 13, 16 14, 15

Keberhasilan tugas dan tetap bersifat realistis.

4 17, 18 19,

20 -

Total 20

1. Menyenangi Tugas dan Tanggung jawab pribadi

Menyenangi tugas dan tanggungjawab pribadi menunjuk pada tanggungjawab dalam bekerja. Dimana setiap guru menyenangi tugasnya dan dapat menyelesaikannya dengan baik sesuai dengan ketentuan waktu yang diberikan. Sedangkan item gugur dalam aspek ini adalah pada nomor 1 yang merupakan item favorable yang berkaitan dengan mengutamakan penyelesaian tugas dengan baik.

2. Menyenangi umpan balik atas perbuatan (tugas) yang

dilakukannya

Menyenangi umpan balik atas perbuatan yang dilakukan menunjuk pada mengharapkan adanya umpan balik terhadap

aktivitas yang dilakukan. Mencakup kritik atau saran sebagai

dorongan untuk bekerja leih baik. Sedangkan item gugur dalam aspek ini adalah pada nomor 6 yang merupakan item unfavorable yang berkaitan dengan sikap yang cenderung tidak ingin dikritik.

(22)

82

3. Menyenangi tugas yang bersifat moderat yang tingkat

kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

Aspek ini mengarah pada setiap tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Yang artinya guru menyenangi dan menikmati setiap tugas yang diberikan. Sedangkan item gugur dalam aspek ini adalah pada nomor 7 yang merupakan item favorable yang menyatakan bahwa lebih senang menyatakan tugas yang sifatnya lebih sulit.

4. Tekun dan ulet dalam berkerja.

Tekun dan ulet dalam berkerja menunjuk pada sikap individu menikmati setiap tugas dan berusaha mengerjakan tugas secara total hingga sukses. Dan juga termasuk orang yang kreatif dan suka jenis pekerjaan yang lebih menantang. Tidak ada item gugur dalam aspek ini karena semua item dianggap valid.

5. Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak spekulasi

atau untung-untungan)

Penuh pertimbangan dan perhitungan yang dimaksudkan disini adalah sikap penuh kehati-hatian dalam bekerja dan selalu ingin mencoba hal-hal yang berbeda dari sebelumnya. Item nomor 14 dan 15 dalam aspek ini dinyatakan gugur atau tidak valid.

(23)

83

6. Keberhasilan tugas dan tetap bersifat realistis.

Aspek ini menunjuk pada keberhasilan tugas dan tetap bersifat realistis. Dimana individu mendapat kepuasan atas hasil yang baik, dan juga selalu optimis dalam bekerja. Tidak ada item gugur dalam aspek ini karena semua item dianggap valid.

3.5.3 Skala Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan diukur melalui 4 aspek yaitu; Pengaruh ideal atau kharisma, Motivasi inspirational, Stimulasi Intelektual, dan Kepekaan Individu. Validitas angket kepemimpinan bergerak dari 0.530 sampai dengan 0.822. Hasil uji validitas dari penelitian ini yang dilakukan pada 38 orang, menjelaskan bahwa dari 20 jumlah item yang ada, terdapat 4 item yang dinyatakan gugur dan 16 item yang dinyatakan valid. kemudian koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan adalah 0.947 yang berarti angket kepemimpinan memiliki tingkat reliabilitas dengan kategori sangat kuat dan dapat diandalkan dalam melakukan penelitian.

Tabel. 3.6.

Sebaran Item Valid & Gugur Skala Kepemimpinan Transformational Aspek Kepemimpinan Trasnformational Jumlah Item No Item Valid No Item Gugur

Pengaruh ideal atau kharisma 5 2, 3, 4, 5 1

Motivasi inspirational 5 7, 8, 9, 10 6

(24)

84

Kepekaan Individu 5 16, 17, 18,

19, 20

-

Total 20

1. Pengaruh ideal atau kharisma

Pengaruh ideal atau kharisma menunjuk pada sifat seorang pemimpin dalam hal ini seorang kepala sekolah yang mencakup komitmen yang diyakini dalam bekerja, hubungan sosial antara kepala sekolah dan para guru, serta kepentingan, konsekuensi dan etika moral dalam bekerja.

Pada aspek ini hanya ada satu item yang gugur. Yaitu item nomor 1 yang merupakan item favorable yang berkaitan dengan masalah komitmen yang diyakini pemimpin dalam bekerja.

2. Motivasi inspirational

Motivasi inspirational yang dimaksudkan disini adalah kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan perhatian bagi para guru dalam bekerja dengan penuh semangat yang optimis. Pada aspek ini hanya ada satu item yang gugur. Yaitu item nomor 6 yang merupakan item favorable yang berkaitan dengan penetapan standar yang tinggi oleh kepala sekolah dalam bekerja.

3. Stimulasi Intelektual

Merupakan aspek yang mengarah pada sikap untuk Mendorong para guru dalam mengungkapkan gagasan atau pendapat, berkeja lebih keras dan profesional serta dapat

(25)

85 mencari prespektif yang berbeda ketika memecahkan persoalan.

Pada aspek ini terdapat 2 item yang gugur. Yaitu item nomor 12 dan 15. Dimana item nomor 12 merupakan item unfavorable yang berkaitan dengan penyelesaian persoalan secara tepat. Dan item no 15 yang merupakan item favorable yang berkaitan dengan penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda.

4. Kepekaan Individu

Aspek ini menunjuk pada kedekatan emosional antara kepala sekolah dengan apra guru. mencakup bagaimana seorang kepala sekolah dapat membagi perhatian, mendengar keluhan, menyisahkan waktu dan membimbing atau melatih para gurunya. Tidak ada item gugur dalam aspek ini karena semua item dianggap valid.

3.6 Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Penentuan Sampel

3.6.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan bardasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut. Populasai dapat dipahami sebagai kelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan Emory, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Kristen 1 Salatiga.

(26)

86

3.6.2 Teknik Penetuan Sampel

Cara penetuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara Saturation sampling. Sampling jenuh yaitu teknik penarikan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Pengambilan sampel dilakukan langsung oleh peneliti di SMU Kristen 1 Salatiga, dimana dilakukan pada pagi dan siang sesuai dengan waktu para guru mengajar.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji hipotesis, data perlu diuji agar memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih (Supramono & Haryanto 2005). Dalam penelitian ini pengujian asusmsi klasik ini akan menggunakan SPSS for windows. Ada 3 uji asumsi klasik yang dilakukan, sebagai berikut:

a) Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat menunjukkan bahwa sampel yang diambi berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram dan P-P Plot Test dan uji one sample Kolmogorov

(27)

87

Smirnov. Normalitas P-P Plot Test dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bessrgerak dari bawah ke kanan atas. Sehingga bila titik-titik tersebut mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal, dan analisis dapat dilanjutkan (Santoso, 2000).

b) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghozali, 2009).

c) Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui goodnes of fit (kesesuaian model). Uji ini dilakukan dengan melihat hasil grafik Scatterplot hasil perhitungan menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

d) Autokorelasi

Menurut Ghozali (2009), model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dinyatakan bahwa tidak adanya autokorelasi jika nilai du < d < 4-du.

(28)

88

Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Durbin – Watson.

e) Linearitas

Uji linearitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linear tidaknya suatu distribusi data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linearitas akan menentukan teknik anareg yang akan digunakan. Apabila dari hasil uji linearitas didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data penelitian dikategorikan linear maka data penelitian harus diselesaikan dengan teknik anareg linear. Demikian juga sebaliknya, jika data penelitian tidak linear, maka data penelitian harus dianalisa dengan anareg non-linear (Winarsunu, 2006).

3.7.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2006).

Gambar

Tabel 3.1. Blue Print Skala Produktivitas Kerja
Tabel 3.2. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi
Tabel 3.3. Blue Print Skala   Kepemimpinan Transformational  Aspek  Kepemimpinan  Trasnformational  Indikator  Item  No Item F  UF

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan membuat sebuah rancangan prototype sistem informasi pelayanan

Disajikan gambar penampang melintang salah satu organ pada tumbuhan, siswa dapat menjelaskan fungsi bagian yang ditunjuk.

Orang perseorangan warga Indonesia dan/ atau Badan Hukum Indonesia yang telah memiliki sertifikat operasi pelayanan jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Pengaruh Temperatur Dinding Ruang Bakar Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi temperatur dinding akan menyebabkan biomas kayu Jati terbakar diawal.. Sedangkan dengan

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan