• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

30 JUNI 2014 DAN 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) KECUALI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL

(2)

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian 1

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian 5

(3)

Rp Rp ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d , 3 53.034.246.741 67.041.602.624

Investasi jangka pendek 2e , 4 49.984.500.000 40.324.500.000

Piutang Usaha - Pihak ketiga 2f , 5 17.843.678.624 15.090.426.809 Piutang lain-lain - Pihak ketiga 6 1.549.672.941 1.155.068.716

Persediaan 2g , 7 44.282.444.821 43.312.845.339

Biaya dibayar di muka 2h , 8 424.536.712 178.559.638

Pajak dibayar dimuka 19a 551.001.975

-Total Aset Lancar 167.670.081.814 167.103.003.126

ASET TIDAK LANCAR

Piutang pemegang saham 9 1.400.000.000

-Properti Investasi 2j , 10 2.205.926.250 2.206.176.250

Aset Keuangan tidak lancar lainnya 11 15.627.104.468 15.171.891.498

Aset tetap 2k , 12 12.950.689.971 11.734.067.653

Aset pajak tangguhan bersih 2q , 19d 9.005.459.687 8.371.661.003

Uang jaminan 4.540.000 4.540.000

Biaya eksplorasi ditangguhkan 2m 30 57.981.329.520 51.781.329.520

Total Aset Tidak Lancar 99.175.049.896 89.269.665.924

TOTAL ASET 266.845.131.710 256.372.669.050

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

Direktur

Pontianak, 21 Juli 2014 S.E. & O.

(4)

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 13 8.208.857.559 10.200.943.412

Utang lain-lain - pihak ketiga 14 339.781.575 339.781.575

Utang dividen 15 7.867.578.545 1.244.979.505

Biaya yang masih harus dibayar 16 207.057.531 108.648.269

Pendapatan diterima dimuka 17 92.907.000 -18 122.877.000 122.877.000

Utang pajak 19b 2.619.818.759 4.407.021.774

Total liabilitas jangka pendek 19.458.877.969 16.424.251.535

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan pasca kerja 2p , 20 18.068.969.951 16.520.452.726

Total Liabilitas jangka panjang 18.068.969.951 16.520.452.726

TOTAL LIABILITAS 37.527.847.920 32.944.704.261

EKUITAS Modal saham

Modal dasar 540.000.000 lembar saham 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 nilai nominal Rp 250 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh

saham pada 30 Juni 2014 dan

31 Desember 2013 21 82.782.488.000 82.782.488.000

Agio Saham 22 93.450.650 93.450.650

Komponen ekuitas lainnya 797.222.676 371.167.949

Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 23 4.900.000.000 4.550.000.000

Belum ditentukan penggunaannya 114.095.190.033 112.559.566.169

Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada

Pemilik entitas induk 202.668.351.359 200.356.672.768

Kepentingan nonpengendali 24 26.648.932.431 23.071.292.021

Total Ekuitas 229.317.283.790 223.427.964.789

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 266.845.131.710 256.372.669.050 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini. Jaminan Sewa Kantor

S.E. & O.

Budiono Pontianak, 21 Juli 2014 331.129.952

(5)

Beban Pokok penjualan 2o 26 50.524.870.879 50.434.828.261

LABA BRUTO 18.234.361.863 12.343.929.028

Pendapatan lainnya 27 4.001.157.673 2.385.130.152

Beban usaha 28 (11.248.849.275) (10.854.138.208)

Beban lainnya 29 (697.599.586) (26.311.717)

Pemulihan beban penyisihan penurunan nilai atas

beban eksplorasi & pengembangan 30 - 30.014.449.408

LABA USAHA 10.289.070.675 33.863.058.663

Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi - 1.277.003.208 Laba sebelum pajak penghasilan 10.289.070.675 35.140.061.871 Penghasilan (beban) pajak penghasilan 2q 19c (1.762.168.895) (6.282.218.250) LABA TAHUN BERJALAN 8.526.901.780 28.857.843.621

Pendapatan komprehensif lain

Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program

pensiun manfaat pasti 20 (588.051.288) 264.524.530 Aset keuangan tersedia untuk dijual 11 568.072.970 (230.562.640) Pajak penghasilan terkait 19d 4.994.579 (8.490.473)

(14.983.739)

25.471.417 TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 8.511.918.041 28.883.315.038

Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk 8.949.261.370 19.486.123.468

Kepentingan nonpengendali (422.359.590) 9.371.720.153 8.526.901.780

28.857.843.621

Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk 8.934.277.631 19.511.594.885

Kepentingan nonpengendali 24 (422.359.590) 9.371.720.153 8.511.918.041

28.883.315.038 Laba per saham dasar 2r 31 27,03 58,85 *) Disajikan kembali, lihat catatan 37

Budiono Direktur

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

Pontianak, 21 Juli 2014 S.E. & O. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN

(6)

Modal Ditempatkan Tidak Ditentukan Ditentukan Entitas Induk nonpengendali Ekuitas Catatan dan Disetor Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya

Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo 01 Januari 2013 82.782.488.000 93.450.650 58.863.099.622 4.200.000.000 309.662.182 146.248.700.454 9.344.600.891 155.593.301.345

Peningkatan modal - 4.800.000.000 4.800.000.000

Cadangan Umum (350.000.000) 350.000.000 - -Deviden Tunai (4.966.949.280) (4.966.949.280) (4.966.949.280) Total Laba komprehensif tahun berjalan 19.684.516.865 - (172.921.980) 19.511.594.885 9.371.720.153 28.883.315.038

82.782.488.000

93.450.650 73.230.667.207 4.550.000.000 136.740.202 160.793.346.059 23.516.321.044 184.309.667.103

*) disajikan kembali

Total ekuitas Kepentingan Total Modal Ditempatkan Tidak Ditentukan Ditentukan Entitas Induk nonpengendali Ekuitas Catatan dan Disetor Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya

Rp Rp Rp Rp Rp Saldo 01 Januari 2014 82.782.488.000 93.450.650 112.559.566.169 4.550.000.000 371.167.949 200.356.672.768 23.071.292.021 223.427.964.789 Peningkatan modal 4.000.000.000 4.000.000.000 Cadangan Umum 23 (350.000.000) 350.000.000 - -Deviden Tunai 23 (6.622.599.040) (6.622.599.040) (6.622.599.040) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Pendapatan Komprehensif Saldo Laba

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

(7)

Penerimaan dari pelanggan 71.050.091.682 69.005.748.291

Pendapatan lainnya 315.946.000 232.644.000

Pembayaran kepada pemasok (53.317.122.948) (45.969.779.933)

Pembayaran gaji dan tunjangan (12.674.793.679) (11.640.668.766)

Pembayaran beban operasi lainnya (3.215.569.206) (3.423.617.495) Kas yang diperoleh (digunakan untuk) operasi 2.158.551.849 8.204.326.097 Pembayaran bunga -

-Pembayaran pajak (3.165.633.456) (3.326.806.589)

Arus kas neto dari aktivitas operasi (1.007.081.607) 4.877.519.508

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:

Penerimaan bunga 3.493.823.111 1.529.961.173

Pencairan (penempatan) investasi jangka pendek (9.547.140.000) (2.615.300.000) Penerimaan dari Penjualan aset tetap 325.000.000 609.500.000 Pembayaran untuk perolehan aset tetap (2.357.108.888) (2.676.033.671) Piutang kepada Pemegang Saham (1.400.000.000)

-Penambahan aset tidak lancar (biaya eksplorasi ditangguhkan) (6.200.000.000) (6.276.000.000) Arus kas neto untuk aktivitas investasi (15.685.425.777) (9.427.872.498)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

Peningkatan modal disetor anak perusahaan 4.000.000.000 4.800.000.000 Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan 4.000.000.000 4.800.000.000

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (12.692.507.384) 249.647.010

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 67.041.602.624 44.932.029.262

Efek perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas (1.314.848.499) 664.246.176

SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS 53.034.246.741 45.845.922.448

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(8)

a. Pendirian dan Informasi Umum

Dewan Komisaris 30 Juni 2014 31 Desember 2013

Komisaris Utama Tn. Ng Tjie Koang Tn. Ng Tjie Koang

Komisaris Tn. Budi Satria Sanusi Tn. Budi Satria Sanusi

Komisaris Independen Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Direksi

Direktur Utama Tn. Siang Hadi Widjaja Tn. Siang Hadi Widjaja

Direktur Tn. Ir. Winata Indradjaja Tn. Ir. Winata Indradjaja

Direktur Tn. Ir. Honky Widjaja Tn. Ir. Honky Widjaja

Direktur Tidak Terafiliasi Tn. Budiono Tn. Budiono

Komite Audit

Ketua Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA

Anggota Tn.Tjhin Khim Kiat, SE Tn.Tjhin Khim Kiat, SE

Tn. Drs. Halim Makopolo Tn. Drs. Halim Makopolo

PT Duta Pertiwi Nusantara (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982 dari Jahja Irwan Sutjiono, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-12-HT-01.04 th. 86 tanggal 4 Januari 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 11 Juni 2009 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1. tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep-79/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah didaftarkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum dengan No. AHU-0002536.AH.01.09. Th 2010 tanggal 14 Januari 2010.

Perusahaan berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Kantor Pusat beralamat di Jl Tanjungpura No. 263 D, Pontianak 78122 sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Adisucipto Km. 10,6 Desa Teluk Kapuas, Kec. Sei Raya, Kab. Kubu Raya, Pontianak 78391.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri lem, barang-barang kimia dan pertambangan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1987. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri.

Pada periode laporan yang disajikan tidak terdapat ekspansi maupun penciutan usaha

Jumlah karyawan Perusahaan untuk tahun yang berakhir per 30 Juni 2014 dan per 31 Desember 2013 rata-rata 106 dan 109 karyawan.

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 sebagai berikut:

Jumlah kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan, untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp 6.713.760.304 dan Rp 17.057.549.611

(9)

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

c. Entitas Anak

Perusahaan memiliki saham Entitas anak, sebagai berikut :

Entitas Anak Domisili Jenis Usaha

PT Intitirta Primasakti Jakarta Pertambangan

d. Penerbitan laporan keuangan

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian

Mata uang fungsional Perusahaan adalah dalam Rupiah dan setiap Entitas Anak di dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsionalnya sendiri dan transaksi-transaksi di dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012.

Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis

60% 68.443.485.143 59.535.827.769

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan telah menyetujui untuk menerbitkan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 pada tanggal 21 Juli 2014.

Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan yang tidak dijadikan jaminan

Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, Entitas anak masuk dalam tahap persiapan untuk produksi.

Pada tanggal 18 Juni 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan Surat No. SI-118/SHM/MK.10/1990, untuk menawarkan 2.270.000 sahamnya kepada masyarakat, dan pada tanggal 8 Agustus 1990 seluruh saham Perusahaan telah tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta).

30 Juni 2014

2014 2013 31 Desember 2013

Persentase

Kepemilikan Jumlah aset (Rp)

(10)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)

Berlaku efektif 01 Januari 2014 :

•ISAK 27 : Pengalihan Aset dari Pelanggan

•ISAK 28 : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

Berlaku efektif 01 Januari 2015 :

•PSAK 1 (revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan

•PSAK 4 (revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri

•PSAK15 (revisi 2013) : Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

•PSAK 24 (revisi 2013) : Imbalan Pasca Kerja

•PSAK 65 : Laporan Keuangan Konsolidasian

•PSAK 66 : Pengaturan Bersama

•PSAK 67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

•PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK 65.

PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi.

PSAK ini menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontijensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.

PSAK ini menggantikan porsi PSAK 4 (2009) yang mengenai akuntasi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika suatu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.

PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK 4 (2009), PSAK 12 (2009) dan PSAK 15 (2009). Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain.

PSAK ini menggantikan PSAK 12 (2009) dan ISAK 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama.

PSAK ini memberikan panduan-panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Berikut ini adalah standar akuntasi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntasi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan yang berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode pada tanggal setelah 01 Januari 2014 dan 01 Januari 2015:

(11)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)

b. Prinsip konsolidasian Sejak tanggal 1 Januari 2011

Sebelum tanggal 1 Januari 2011

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan Entitas Anak) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dana operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal perusahaan induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak , lebih dari setengah kekuasaan suara perusahaan.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan menggunakan garis lurus selama 20 tahun

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun.

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan dan Entitas Anak , kecuali dinyatakan lain.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.

Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Perusahaan dan entitas anak sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian .

(12)

b. Prinsip konsolidasian (lanjutan)

c. Transaksi dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

d. Kas dan setara kas

e. Investasi

Deposito berjangka

Investasi pada entitas asosiasi

Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investee secara individu. Bagian perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika perusahaan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran liabilitas entitas asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut.

Pembukuan Perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Goodwill dan goodwill negatif dari investasi pada entitas asosiasi diakui dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Lihat kebijakan akuntansi mengenai prinsip konsolidasi).

Hasil akuisisi atau penjualan Entitas Anak selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan, dan beban dieliminasi pada saat proses konsolidasi.

Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.

Amortisasi goodwill dan goodwill negatif termasuk dalam bagian perusahaan atas laba entitas asosiasi.

Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dari tanggal laporan posisi keuangan disajikan sebagai aset keuangan tidak lancar lainnya dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

(13)

f. Piutang usaha

g. Persediaan

h. Biaya dibayar dimuka

i. Sewa

Sebagai lesse (penyewa)

(ii) Sebagai lessor (yang menyewakan)

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 30 (revisi 2011), “Sewa. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

- Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu.

Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (Finance Lease).

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

Apabila aset sewa disewakan dengan sewa pembiayaan, nilai kini pembayaran sewa diakui sebagai piutang. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang tersebut diakui sebagai penghasilan sewa pembiayaan tangguhan.

-(i)

Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode first-in, first-out (FIFO).

Dalam sewa pembiayaan, setiap pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan disajikan sebagai hutang jangka panjang. Unsur bunga dalam biaya keuangan dibebankan di laporan laba rugi komprehensif setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat.

Apabila aset disewakan dengan sewa operasi, aset disajikan di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Penghasilan sewa diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah:

Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebaga sewa operasi (Operating Lease).

(14)

i. Sewa (lanjutan)

(ii) Sebagai lessor (yang menyewakan) (lanjutan)

j. Properti investasi

k. Aset tetap - pemilikan langsung

- Tanah

- Golongan bangunan dana prasarana

- Golongan bukan bangunan dan prasarana yang terdiri dari : Golongan II :

Golongan III :

Group II : 25% Group III : 10%

Properti investasi merupakan tanah dan bangunan berupa ruang perkantoran yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai dan tidak digunakan maupun dijual dalam kegiatan operasi.

Penghasilan sewa diakui selama masa sewa dengan menggunakan metode investasi neto yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan.

Bangunan dengan masa manfaat 20% disusutkan dengan metode garis lurus sebesar 5% dari Harga Perolehan.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Golongan bangunan dan prasarana disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) sebesar 5% per tahun dari biaya perolehan, sedangkan golongan bukan bangunan sesuai dengan golongannya disusutkan dengan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif per tahun sebagai berikut :

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Setiap laba atau rugi yang berasal dari tidak diakuinya aset (perhitungan selisih antara hasil bersih pengurangan dan jumlah tercatat aset) termasuk dalam laporan laba rugi akhir tahun dimana akun tersebut dihentikan pengakuannya.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini juga mengatur akuntansi tanah sehingga PSAK ini juga mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. ISAK No. 25 yang juga berlaku efektif pada tanggal yang sama, memberikan pedoman lebih lanjut mengenai perlakuan beberapa hak atas tanah di Indonesia beserta biaya terkait.

Perusahaan dan Entitas Anak memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi aset tetap dimana aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, aset tetap digolongkan menjadi :

meliputi kendaraan/alat angkutan dan inventaris kantor dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun.

meliputi mesin dan perlengkapan dengan masa manfaat lebih dari 8 tahun.

Perusahaan menerapkan model nilai biaya atas akun pembelian properti investasi selama tahun berjalan. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan termasuk pengeluaran langsung diatribusikan.

(15)

k. Aset tetap - pemilikan langsung (lanjutan)

l. Aset Dalam Penyelesaian

m. Beban eksplorasi ditangguhkan

n. Transaksi hubungan berelasi

Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Apabila manfaat ekonomi suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian tahun berjalan.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount

) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai

tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap bila telah selesai dan siap untuk digunakan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penyelidikan umum, perijinan dan eksplorasi, geologi dan fisika Entitas Anak ditangguhkan dan akan diamortisasi mulai saat tambang umum yang bersangkutan mulai menghasilkan dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan estimasi cadangan batubara yang ada.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas anak jika:

a. Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan dan Entitas anak ; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas anak ; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak ; Pengeluaran yang berhubungan dengan pembangunan suatu aset tetap yang belum selesai dikerjakan dikelompokkan dalam aset dalam penyelesaian. Setelah selesai dibangun dan siap untuk dipergunakan, nilai perolehan aset tersebut dikapitalisasikan ke dalam aset tetap dan disusutkan sesuai kebijakan akuntansi yang tertera di Catatan k di atas.

Aset dalam penyelesaian anak perusahaan, PT Intitirta Primasakti telah dilakukan penyisihan penurunan nilai sebesar nilai perolehannya, lihat penjelasan catatan 11.

(16)

n. Transaksi hubungan berelasi (lanjutan)

o. Pengakuan pendapatan dan beban

p. Imbalan Pasca Kerja

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan dan Entitas Anak memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/ kerugian aktuaria yang timbul.

b. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak ;

Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak atau induk;

f.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 23 (revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau perusahaan lain yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak .

Suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut.

suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venture;

g. c.

e. d.

(17)

p. Imbalan Pasca Kerja (lanjutan)

q. Pajak Penghasilan

r. Laba bersih per saham

s. Informasi segmen

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis serta lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi.

Jumlah yang diakui sebagai imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk perusahaan yang berbeda.

Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba per Saham", LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak mencatat bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, dalam Penghasilan (Beban) Lainlain sebagai bagian dari “Lainlain -bersih” dalam laporan laba rugi komprehensif interim konsolidasian.

(18)

s. Informasi segmen (lanjutan)

t. Penggunaan Estimasi

u. Instrumen keuangan

u1. Aset keuangan Pengakuan awal

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari resiko keuangan Kelompok Usaha yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Kelompok Usaha mengelola risiko mereka.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

PSAK 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan items non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai.

(19)

u. Instrumen keuangan (lanjutan) u1. Aset keuangan (lanjutan)

Pengakuan awal (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •

Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, investasi jangka pendek dan investasi pada entitas asosiasi.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

(20)

u. Instrumen keuangan (lanjutan) u1. Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

-Aset keuangan tersedia untuk dijual [Available For Sale (“AFS”)]

Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, dan investasi jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anak termasuk dalam kategori ini.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo [Held-To-Maturity (“HTM”)]

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

Perusahaan memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS:

Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan.

Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS. Investasi ini dicatat sebesar nilai wajarnya.

Investasi tersedia untuk dijual reksadana pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Investasi tersebut selanjutnya diukur berdasarkan klasifikasinya. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh dan ditentukan pada saat pengakuan awal.

(21)

Instrumen keuangan (lanjutan) u2. Liabilitas keuangan

Pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •

u3. Saling hapus dari instrumen keuangan

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi utang usaha, utang lain-lain, utang dividen, biaya masih harus dibayar, dan liabilitas imbalan pasca kerja.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam Laporan laba rugi konsolidasian.

Pinjaman dan utang

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(22)

u. Instrumen keuangan (lanjutan) u4. Nilai wajar instrumen keuangan

u5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

u6. Penurunan nilai dari aset keuangan

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada Laporan laba rugi.

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(23)

u. Instrumen keuangan (lanjutan)

u7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

v. Penurunan nilai aset non-keuangan

Setiap tanggal pelaporan, aset non-keuangan, selain goodwill, yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai,maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali atas sebuah aset adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.

Aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.

Liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, yang ditentukan oleh besarnya perubahan nilai aset yang ditransfer.

(24)

Kas : Rupiah Valas Jumlah Kas Pihak ketiga : Bank : Rupiah

Bank Permata, Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Bank Windu, Jakarta

Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank BII, Pontianak

Bank BTPN, Jakarta Bank Mandiri, Jakarta Bank Mandiri, Pontianak Bank Windu, Pontianak

Bank UOB Indonesia , Pontianak Bank Ekonomi, Pontianak Bank Panin, Pontianak

Nobu Nasional Bank, Pontianak Bank Mayapada

Bank CIMB Niaga, Pontianak

Dollar Amerika Serikat Bank OCBC NISP, Pontianak Bank Danamon , Pontianak Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank Permata , Pontianak Bank Commonwealth, Pontianak Bank CIMB Niaga , Pontianak Bank Windu, Pontianak Deposito Berjangka :

Rupiah

Bank OCBC NISP, Pontianak Bank CIMB Niaga,Pontianak Bank BII , Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank UOB Indonesia, Pontianak Bank Mayapada, Pontianak Bank Permata, Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank Windu, Jakarta

Bank Nasionalnobu, Pontianak Bank BTPN, Jakarta 3.196.784.931 1.000.000.000 29.724.941.682 1.000.000.000 10.340,52 2.705.372.610 3.362.270.079 264.468.938 80.374.313 69.230.611 5.080.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 9.000.000.000 9.699,36 6.190,55 6.455.245.917 4.000.000.000 -2.223.686.371 643.098,64 6.000.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 36.500.471.302 154.489.891 11.363.329 222.002.744 2.354.138.376 54.553.088 10.340,52 385.658,59 224.995.453 4.849,53 165.884.532 388.024.255 4.849,53 123.765.684 380.950.622 53.466.402 4.510.780 8.875.446 59.110.921 511.789.939 76.465.426 310.011.274 77.385.070 140.063.111 13.235.292 2.243.438.386 18.969.516 91.676.208 3.601.217.082 3.075.228.538 81.318.315 11.574.796 29.603.668 7.493.526.239 4.615.947.664 2.574.941.682 5.150.000.000 7.000.000.000 308.060.516 5.940,48 7.838.729.323 614.777,77 1.200.719.188 2.428,72 171.345.283 57.843.835 78.126.249 25.738,20 14.057,37 71.101.605 116.091.640 4.475,60 74.094.693 949,61 5.784,16 9.566.739.583 15.785.917 131.934.535 107.205.913 98.187.636 10.359.986.166 15.422.454 122.097.998 46.955.713 539.330,43 100.319,09 -6.000.000.000 6.409,57

(25)

US Dollar

Bank Cimb Niaga,Pontianak Bank Windu, Pontianak Jumlah

Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun Tidak ada kas dan Setara kas pada pihak berelasi INVESTASI JANGKA PENDEK

Deposito Rupiah Bank BII , Pontianak Bank Permata, Pontianak Bank Danamon, Pontianak Bank Mayapada, Pontianak Bank Nasionalnobu, Pontianak Bank CIMB Niaga,Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak

Jumlah Deposito Rupiah Deposito US Dollar

Bank Windu, Pontianak

Jumlah Deposito US Dollar Jumlah Investasi Jangka Pendek

Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun

PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA Pihak ketiga :

a. Rincian piutang usaha berdasarkan debitur: PT Erna Djuliawati

PT Sabak Indah PT Sari Bumi Kusuma PT Harjhon Timber Limited PT Putra Kalimantan Sukses PT Resource Alam Indonesia CV Surya Utama

PT Wahana Mas Mulia

PT Tunassumber Ideakreasi Kimia jumlah

Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang Usaha-Bersih 550.000,00 34.230.000.000 2.000.000.000 2.197.948,17 6.703.950.000 12.189.000.000 1.000.000 6,25% - 10% 10.000.000.000 7% - 10,75% 12.000.000.000 549.670,95 5.984.500.000 3.000.000.000 49.984.500.000 44.619.560 17.000.000.000 5.984.500.000 5.931.475.000 500.000 31 Desember 2013 455.334.800 9.175.727.256 30 Juni 2014 17.843.678.624 Rp Rp 7.827.875.000 114.467.323 770.568.965 10.080.000.000 5 4 6.094.500.000 500.000 1.065.149.159 17.843.678.624 30 Juni 2014 US$ 53.034.246.741 US$ 44.000.000.000 Rp 31 Desember 2013 6.094.500.000 15.150.000.000 30 Juni 2014 18.892.950.000 6.000.000.000 - 3,4% - 4% Rp 1.550.000,00 3.000.000.000 67.041.602.624 500.000 7,25% - 10,50% 1.161.390.673 45.533.480 225.873.056 15.090.426.809 15.090.426.809 1.056.423.493 40.324.500.000 4% - 10% 9.110.023 4.580.911.808 229.943.777 239.702.060 3,4% - 3,75% 3,65% - 4% 500.000 31 Desember 2013

(26)

b. Rincian piutang usaha berdasarkan lokasi penjualan adalah sebagai berikut :

Pontianak Jambi Jakarta Jumlah

Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih

c. Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: Rupiah

USD Jumlah

Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih

d. Rincian piutang usaha berdasarkan umur : (hari) adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo

Lewat jatuh tempo: 1 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari di atas 150 hari Jumlah

Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih

e. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu: Saldo awal

Penghapusan piutang usaha Saldo akhir

355.190,10

Selama periode laporan, tidak ada piutang usaha yang direstrukturisasi dan tidak ada piutang usaha yang dijadikan sebagai jaminan pinjaman perusahaan.

3.108.892.212

Piutang usaha yang berumur sampai dengan 30 hari setelah tanggal jatuh tempo dikategorikan lancar, sehingga tidak dibentuk penyisihan. Apabila berumur lebih dari 150 hari lewat jatuh tempo, dibentuk penyisihan berdasarkan estimasi kemampuan bayar tiap-tiap debitur yang bersangkutan.

5.931.475.000 31 Desember 2013 9.873.461.348 17.843.678.624 17.843.678.624 17.843.678.624 17.843.678.624 17.843.678.624 14.734.786.412 30 Juni 2014 Rp 15.090.426.809 44.619.560 8.997.720.765 37.743.334.294 15.090.426.809 751.752,09

Sejak 1 Januari 2010, piutang usaha dievaluasi untuk penurunan nilai atas dasar seperti yang dijelaskan di catatan 2u6 17.843.678.624 31 Desember 2013 11.867.584.064 8.845.957.859

Dalam saldo piutang usaha tidak terdapat piutang usaha kepada pihak berelasi

15.090.426.809 500.868.280 30 Juni 2014 15.090.426.809

Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 37.743.334.294 telah dihapuskan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk nomor 01/SK/DPN/XII/13 tanggal 11/12/13 tentang Penghapusan Piutang yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih dan untuk memenuhi syarat yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 105/PMK.03/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tentang Piutang Yang Nyata-nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, maka telah diumumkan di International Media pada tanggal 19 Desember 2013.

10.761.014.680 Rp 5.216.965.461 4.329.412.129 15.090.426.809 7.827.875.000 6.761.683.529 (37.743.334.294) 15.090.426.809

(27)

Karyawan Bunga deposito Dividen reksa dana Sewa

Lain-lain

Penyisihan kerugian penurunan nilai

PERSEDIAAN

Barang jadi

Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Suku cadang

Jumlah

Cadangan penyisihan persediaan usang Jumlah

BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Asuransi Tenaga Kerja

Sewa tanah dan ruang kantor dan parkir lain-lain Jumlah 23.321.415 48.050.600 30 Juni 2014 31 Desember 2013 8 Rp Rp Rp Rp 38.193.810 97.242.308 338.021.487 286.554.481 12.113.346 384.307.804 80.352.062 36.265.331.925 31 Desember 2013 7 1.182.030.926 1.531.938.552 1.332.710.291 43.312.845.339

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap fisik dari persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan penurunan atas nilai persediaan dan persediaan usang.

Rp 4.116.714.727 80.806.791 766.800.000 Rp 4.335.680.700 43.312.845.339 21.250.000 112.173 1.549.672.941 1.155.068.716 36.482.161.134 2.348.721.905 30 Juni 2014 19.125.000 25.000.000 250.000 33.016.730 1.549.672.941

Seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 4.914.828 pada 30 Juni 2014 dan US$ 4,666,132 pada 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan.

44.282.444.821 44.282.444.821 1.155.068.716 424.536.712

Asuransi merupakan premi asuransi gedung, bangunan,peralatan pabrik, kendaraan dan persediaan milik PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.

178.559.638

Persediaan tidak dijaminkan kepada pihak ketiga.

Terhadap piutang lain-lain tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih.

1.053.320.000

(28)

PROPERTI INVESTASI Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Tanah Bangunan Akumulasi penyusutan: Bangunan Harga Perolehan : Kepemilikan Langsung : Tanah Bangunan Akumulasi penyusutan: Bangunan

Properti investasi berupa tanah per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 terdiri dari :

Tanah hak guna bangunan seluas 931 m2 berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat Tanah hak guna bangunan seluas 228 m2 berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat Tanah hak guna bangunan seluas 94.750 m2 berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas, Pontianak

2.203.676.250 Rp 30 Juni 2014 3.637.370.947 - -Rp 3.637.370.947 10 Rp 2.206.176.250 01 Januari 2013 1.433.694.697 1.431.444.697 2.203.676.250 - 3.637.370.947 31 Desember 2013 Rp Rp Rp Rp Rp 30 Juni 2014 Reklasifikasi 01 Januari 2014 1.431.444.697 1.433.694.697 71.684.735 1.433.694.697 31 Desember 2013 1.431.194.697 250.000 2.205.926.250 - 1.431.194.697 - 1.431.194.697 2.206.176.250 1.533.300.000 202.250.000 468.126.250 2.203.676.250

Properti investasi bangunan dengan nilai Rp 1.433.694.697 merupakan ruang perkantoran seluas 222m2 berlokasi di Menara Sudirman lt.7C, Jl. Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta

Perusahaan menetapkan kebijakan untuk menyajikan nilai properti investasi di laporan posisi keuangan dengan menggunakan model biaya.

Umur manfaat bangunan 20 tahun. Beban penyusutan dialokasikan ke beban administrasi dan umum.

Nilai wajar atas dua kavling tanah yang berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta yaitu dengan luas 1.159 m² berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi Bangunan (PBB) tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 9.440.055.000. Adapun tanah yang berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas, Pontianak belum dapat ditentukan nilai wajarnya mengingat transaksi jual-beli tanah yang serupa di sekitar lokasi tanah tersebut sangat

1.433.694.697 Rp 3.637.370.947 2.203.676.250

-Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 250.000 Pengurangan Penambahan 1.359.509.962 1.431.194.697 2.203.676.250 71.684.735 1.359.509.962 Rp 2.277.860.985

Piutang pemegang saham sebesar Rp 1.400.000.000 adalah piutang kepada pemegang hak minoritas atas saham entitas anak PT Intitirta Primasakti, yaitu PT Ayrus Prima.

(29)

ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Efek Ekuitas tersedia untuk dijual : Biaya perolehan :

Saham Bank OCBC NISP : sebanyak Lembar

Saham PT. Berlian Laju Tanker : sebanyak Lembar

Laba (rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar Efek

Harga pasar saham per lembar Bank OCBC NISP

Harga pasar saham per lembar PT Berlian Laju Tanker Tbk Reksa dana Terproteksi - (Rupiah)

Bank Permata

NISP PROTEKSI INCOME PLUS XI DANAREKSA PROTEKSI V NISP PROTEKSI INCOME PLUS XIX BII

OSKN CPF16

Laba (rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar Reksa dana Obligasi - Rupiah

Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Thp 1 2012 Obligasi - US Dollar

Laba (rugiA) yang belum direalisasi Jumlah obligasi USD

Jumlah obligasi

Jumlah aset keuangan tersedia untuk dijual

Simpanan Deposito - US Dollar

Bank CIMB Niaga, Pontianak jumlah deposito

Jumlah Aset keuangan tidak lancar lainnya

Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun Suku bunga reksa dana Rupiah

Kupon Obligasi Rupiah

6,2% - 6,5% 6,2% - 6,5% 9,40% 9,40% US$ 15.171.891.498 3,65% 3,35% 200.000 200.000 2.393.800.000 200.000 200.000 359.575.500 4.674.732.500 2.393.800.000 2.437.800.000 13.233.304.468 12.734.091.498 2.437.800.000 5.000.344.000

Indon42 di Bank Permata, Pnk 1.885.117.500 1.919.767.500

7.571.895.000 7.478.515.000 1.895.389.500 Rp 500.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000 Rp 1.861.179.500 30 Juni 2014 31 Desember 2013 500.000.000 500.000.000 15.627.104.468 71.895.000 754.047.000

Indon42 di Bank Commonwealth, Pnk

500.000.000 (21.485.000) 4.174.732.500 237.021.569 500.000.000 500.000.000 500.000.000 4.500.344.000 Rp1.400 Rp1.230 Rp196 452.899 Rp196 30 Juni 2014 11 661.065.468 580.843.998 156.800.099 500.000.000 452.899 423.591.000

Ruang perkantoran di Menara Sudirman disewakan kepada PT Centralwatch Perkasa International. Jumlah pendapatan sewa gedung sebesar Rp 185.814.000 per 30 Juni 2014 dan per 30 Juni 2013.

Rp

423.591.000

Tanah berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta disewakan kepada PT Berkat Bukit Emas berlimpah. Jumlah pendapatan sewa tanah sebesar Rp 38.250.000 per 30 Juni 2014 dan 30 Juni 2013.

471.891 Rp 31 Desember 2013 US$ 2.133

Referensi

Dokumen terkait

pemeliharaan, Penyiapan dan Pengukuran Petak Ukur Permanen (PUP), serta Inventarisasi Hutan Menyeluruh Setiap Lima Tahun serta. 2) Rencana Teknis Restorasi Habitat Flora dan

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perceived usefulness sebagai variabel intervening pada hubungan kualitas sistem informasi terhadap

Tingginya kandungan phosfor (P) pada pupuk organik cair kombinasi jerami padi, daun kelor, dan penambahan kotoran burung puyuh sebagai bioaktivator berdasarkan

Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap kesedaran terhadap amalan keselamatan di makmal kejuruteraan dalam kalangan pelajar yang merangkumi tiga aspek utama iaitu

P2 Luapan kebahagiaan dan sukacita yang mereka rasa dan alami menerima anugerah Allah bertumbuh dalam hati dan berbuah dalam hidup.. Alangkah indahnya m adah yang

Merisuo-Stormin (2006) mukaan suomalai- set pojat lukevat tosiasiassa paremmin kuin pojat monessa muussa OECD-.. maassa ja jopa paremmin kuin joidenkin OECD-maiden

Quick ratio yaitu rasio yang menunjukan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan

Berdasarkan hal tersebut maka keaslian dari penelitian dalam rangka penyusunan tesis berjudul Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan