• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KANIGORO DESA KANIGORO KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KANIGORO DESA KANIGORO KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

MELALUI METODE

TIME TOKEN

PADA SISWA KELAS V

MI MA’A

RIF KANIGORO DESA KANIGORO

KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MILA SETIYANINGSIH

(115-13-090)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

MELALUI METODE

TIME TOKEN

PADA SISWA KELAS V

MI MA’A

RIF KANIGORO DESA KANIGORO

KEC. NGABLAK KAB. MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MILA SETIYANINGSIH

(115-13-090)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

“Sing penting yakin, teliti lan istiqomah“ ( K.H. Nasrul Arif )

Jadilah seperti gula, walaupun pada akhirnya harus larut dan tidak

nampak tapi meninggalkan rasa manis untuk orang lain.

PERSEMBAHAN

Untuk Ayahanda ( Suhir Tanto) dan Ibunda tercinta ( Widarti ) yang

telah memberikan kasih sayang dan do’a sertamemberikandukungan

(8)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيممسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang

Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi

dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan Melalui Metode Time Token pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif

Kanigoro Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017

bisa selesai.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi

Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis

sampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga beserta Dosen PGMI dan stafnya, khususnya Ibu Peni Susapti,

M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI.

3. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang

senantiasa membimbing dan memotivasi serta mengarahkan dari awal

(9)

4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing,

memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak A.Rafiq, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian di MI Ma‟arif Kanigoro Kecamatan

Ngablak Kabupaten Magelang.

6. Segenap guru MI Ma‟arif Kanigoro yang telah membantu penulis

melaksanakan penelitian dan siswa siswi kelas V MI Ma‟arif Kanigoro

Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang yang sudah berkenan menjadi

subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

7. Bapak Suhir Tanto dan Ibu widarti tercinta yang senantiasa mendidik dan

memberikan dukungan moral dan spiritual serta adikku tersayang Akhmad

Taufik,semoga menjadi anak yang sholeh.

8. Keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga khususnya KH.

Drs. Nasafi, M.Pd.I, dan Ibu Nyai Hj.Asfiyah yang mendidik dan

membimbing penulis menjadi pribadi yang baik.

9. Teman-Teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama – sama

menempuh pendidikan di IAIN Salatiga, khususnya sahabat sinyalku ( Amel,

Dewi dan Rahma ).

Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca dan

khususnya bagi penulis. Aamiin.

Salatiga, 10 Agustus 2017

(10)

Abstrak

Setiyaningsih, Mila. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Metode Time Token pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kanigoro Kec. Ngablak Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2016 / 2017. SKRIPSI. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci: Time Token, Hasil Belajar, Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan

Proses pembelajaran kelas V di MI Ma‟arif Kanigoro Ngablak

Kabupaten Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih menggunakan metode lama yaitu guru menerangkan dan murid mendengarkan saja. Sehingga para siswa akan menjadikan mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan. Untuk itu guru harus segera memperbaiki proses pembelajarannya dengan menggunakan metode time token.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dengan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Model pembelajaran dengan menggunakan metode time token. Metode ini merupakan struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial. Selain itu, juga untuk menghindari siswa yang mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.

(11)

DAFTAR ISI

Sampul ... i

Lembar Berlogo ... ii

Judul ... iii

Persetujuan Pembibimbing ... iv

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan ... vi

Motto dan Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

(12)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar ... 18

B. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 25

C. Usaha Mempertahankan Kemerdekaan ... 28

D. Metode Time Token ... 43

E. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ... 45

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 49

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Prasiklus ... 51

2. Siklus I ... 53

3. Siklus II ... 57

4. Siklus III ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Standar Pencapaian KKM ... 65

2. Deskripsi Pra Siklus ... 65

3. Deskripsi Siklus I ... 67

4. Deskripsi Siklus II ... 72

5. Deskripsi Siklus III ... 79

(13)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD Kelas V Semester II

Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian

Tabel 3.2 Nilai Pra Siklus

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Pada Siswa Siklus I

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif Pada Siswa Siklus II

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus III

Tabel 4.10 Hasil Tes Formatif Pada Siswa Siklus III

Tabel 4.11 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III

Lampiran 4 Soal-soal Tes Time Token Siklus I

Lampiran 5 Soal-soal Tes Time Token Siklus II

Lampiran 6 Soal-soal Tes Time Token Siklus III

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Siklus III

Lampiran 13 Foto Kegiatan

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 16 SK KKM

Lampiran 17 Nilai SKK Mahasiswa

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No 2 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional,

pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negaranya.

Dalam dunia pendidikan sendiri pendidikan dikategorikan menjadi

dua, pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal

diselenggarakan oleh lembaga resmi yang dinaungi oleh pemerintah dan

memiliki kurikulum tertentu yang tentunya disetiap jenjangnya

berbeda-beda sesuai dengan tingkat jenjang pendidikan. Pendidikan non formal

adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga non pemerintah

atau swasta yang kurikulumnya tidak menentu.

Di Indonesia sendiri pendidikan formal amat sangat diminati karena

sudah jelas kurikulum pembelajarannya. Apalagi sekarang ini kurikulum

di Indonesia lebih mengedepankan afektif (sikap), psikomotorik

(18)

Pendidikan IPS merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait

dengan ilmu pendidikan dan IPS itu sendiri. Pendidikan adalah suatu

proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk

membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada

dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diujikan di Ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut

menentukan predikat kelulusan setiap siswa SD. Diharapkan dari

pembelajaran IPS tersebut siswa mampu meningkatkan kepekaan

masalah-masalah sosial disekitarnya sehingga penguasaan terhadap materi

pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Mi Ma‟arif Kanigoro

yang terletak di Desa Kanigoro Kecamatan Ngablak kabupaten Magelang.

Madrasah ini termasuk Madrasah yang banyak diminati oleh Masyarakat

Kanigoro karena dibandingkan dengan menyekolahkan putra putri mereka

di Sekolah Dasar yang letaknya bersebelahan dengan MI Ma‟arif

Kanigoro. Meskipun MI Ma‟arif Kanigoro mendapat kepercayaan dari

masyarakat setempat, namun dalam proses belajar mengajar guru masih

menggunakan metode yang seringkali digunakan yaitu hanya metode

ceramah dan tanya jawab saja. Terlihat dari nilai ulangan harian siswa

kelas V masih ada beberapa yng belum mencapai KKM yang telah

ditentukan oleh Madrasah yaitu 60. Rendahnya nilai siswa disebabkan

(19)

pelajaran IPS karena mata pelajaran IPS seringkali dituntut untuk banyak

hafalan, didalam kelas antusiasme terhadap mata pelajaran IPS kurang,

pembelajaran yang monoton menyebabkan siswa cepat bosan dan malah

asik sendiri dengan teman sebangkunya sehingga tidak memperhatikan

guru yang sedang mengajar.

Permasalahannya kondisi siswa dipembelajaran Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan seringkali didominasi oleh kegiatan

menulis, membaca dan mendengarkan guru. Semua itu adalah aktivitas

yang dilakukan oleh otak kiri saja. Sehingga siswa cenderung cepat bosan

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan kurang memiliki inisiatif aktif

dalam kegitan pembelajaran.

Problem lainnya yang sering nampak pada sebuah momen

pembelajaran ketika guru memanggil siswa untuk maju tampil di depan

teman – temannya pemandangan yang terjadi adalah sebagian siswa yang

selalu sulit untuk memberanikan diri tampil di depan kelas. Hal lain lagi

yang sering terlihat para siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa

tiap individu memiliki peluang yang sama untuk dilibatkan secara aktif,

seharusnya tidak siswa yang pandai saja yang aktif di kelas.

Oleh karena itu peneliti mengusulkan penggunaan metode

pembelajaran yang memungkinkan semua siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui

metode ceramah seperti biasa hanya akan medapatkan siswa dalam kondisi

(20)

pemusatan perhatian tidak optimal termasuk juga aktifitas siswa yang

kurang maksimal dalam pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran IPS yang dapat diterapkan adalah

metode time token. Dengan model pembelajaran time token peserta didik

akan melakukan diskusi kelompok yang akan dipimpin oleh Guru. Dimana

masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk

memberikan pendapat mereka dan mendengarkan pandangan serta

pemikiran anggota lain. Setiap kelompok diskusi akan diberikan kupon

berbicara sesuai jumlah anggota dengan waktu yang telah ditentukan.

Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk cenderung lebih aktif dan

bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta

menumbuhkan keberanian siswa.

Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS

Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Metode Time

Token Pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Kanigoro Desa Kanigoro Kec.

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah melalui metode time token dapat meningkatkan hasil belajar

IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa

kelas V MI Ma‟arif Kanigoro Ngablak Magelang Tahun Pelajaran

2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah melalui metode time token dapat

meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan pada siswa kelas V MI Ma‟arif Kanigoro Ngablak

Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis Tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah

yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat

untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui

PTK (Mulyasa, 2011:3). Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(22)

materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V

MI Ma‟arif Kanigoro Ngablak Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode time token dapat dikatakan berhasil jika

indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS

materi perjuangan memepertahankan kemerdekaan pada siswa

kelas V minimal 6,0.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapatkan nilai minimal 6,0.

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkaan nantinya akan memberikan manfaat

bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.

Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan membuat

para peserta didik lebih senang dalam mengikuti pelajaran. Sehingga

(23)

diajarkan dapat diterima dan hasil belajar peserta juga dapat

menuntaskan criteria minimal.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

1) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang

dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran.

2)

Adanya inovasi penerapan metode Time Token yang

diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di Mi

Ma‟arif Kanigoro Ngablak Magelang.

b. Manfaat bagi Siswa

1) Menumbuhkan minat siswa untuk berperan aktif sebagai

pelaku pembelajaran dengan sukarela, riang dan gembira.

2) Proses pembelajaran IPS tidak monoton hanya mendengarkan

ceramah guru.

3) Mempermudah siswa dalam menangkap ilmu yang diajarkan.

4) Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

(24)

1) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang

menyenangkan.`

2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan.

3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya

guru-guru yang kreatif, inovatif, dan profesional.

d. Manfaat bagi Peneliti

1) Mempersiapkan diri menjadi guru yang professional dalam

menghadapi situasi apapun dalam pembelajaran.

2) Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang cara yang

efektif dalam menerapkan metode Time Token.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas

maka dijelaskan di bawah ini :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah mata pelajaran integrasi dari

(25)

sosial lainnya yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah (Sapriyadi, 2014:7). Ilmu sosial dasar dapat diartikan

pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya

masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan

menggunakan pengertian-pengertian (fakta,konsep,teori) yang bersal

dari berbagai bidang keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social

(FIP-UPI, 2007:274).

3. Metode Time Token

Pembelajaran ini merupakan struktur yang dapat digunakan untuk

mengajarkan keterampilan sosial. Selain itu, juga untuk menghindari

siswa yang mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali

(Aqib, 2013:33). . Guru memberi kupon berbicara dengan waktu ± 30

detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa

menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Satu kupon adalah

untuk satu kali kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah

bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak

boleh berbicara lagi. Sedangkan siswa yang masih memegang kupon

harus berbicara sampai kuponnya habis (Miftahul, 2014:240).

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(26)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama

(Arikunto, 2007:3).

Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam

bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Alasan peneliti

menggunakan jenis penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah

tindakan guru dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas

dengan menggunakan metode time token sehingga hasil belajar siswa

meningkat.

2. Subjek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V MI Ma‟arif

Kanigoro Ngablak Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang

berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari laki-laki 3 siswa, perempuan

12 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPS.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Ma‟arif Kanigoro yang

terletak di desa Kanigoro kecamatan Ngablak kabupaten

Magelang. MI Ma‟arif Kanigoro memiliki letak yang sangat

strategis yaitu berada di pinggir jalan yang membelah desa

(27)

desa Kanigoro. Disamping itu MI Ma‟arif Kanigoro merupakan

salah satu sekolah swasta yang mendapat apresiasi dari warga

setempat dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan

sudah terbilang cukup baik dari sekolah dasar lainnya yang ada

didaerah tersebut, sehingga para orang tua menyekolahkan

anak-anak mereka di sana.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama ± 3 bulan yang dimulai dari

akhir bulan Maret- Mei 2017 semester 2 tahun ajaran 2016/2017

dengan alasan bertepatan dengan materi yang akan diajarkan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan, yaitu 1. Perencanaan,

2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi. Adapun gambar tahapan

(28)

Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suharsimi, 2007:16).

a. Perencanaan

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti

sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan

yang dilakukan adalah :

1) Mengumpulkan data dengan cara observasi dan

wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan

guru kelas mengenai masalah-masalah yang ada pada

mata pelajaran IPS.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa. Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

(29)

5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan yang akan

dilakukan guru dalam pembelajaran.

6) Menyusun soal evaluasi untuk siswa.

b. Pelaksanaan

Merupakan perencanaan yang telah dibuat yang berupa

penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah tertulis dalam RPP dan tahap

perencanaan.

c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini akan

mengamati bagaimana siswa dalam proses pembelajaran. Hal

yang akan diamati berupa keaktifan dan inisiatif siswa dalam

pembelajaran. Guru yang melakukan pembelajaran dan

bagaimana dayaserap siswa dalam menerima materi yang

diajarkan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Meliputi :

1) Mencatat hasil pengamatan dan proses pembelajaran

2) Melakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan

3) Melakukan evaluasi terhadapa hasil pembelajaran.

Memperbaiki kelemahan yang terdapat pada siklus I yang

(30)

4. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen

sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui guru

dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di MI Ma‟arif Kanigoro

Ngablak Kabupaten Magelang tahun ajaran 2016/2017.

b. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang

diajarkan dengan menggunakan metode Time Token. Lembar

evaluasi yang digunakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang telah diajarkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data adalah dari subjek penelitian itu sendiri, yakni

peserta didik Kelas V MI Ma‟arif Kanigoro Ngablak Magelang, hasil

refleksi dari peneliti dan dari hasil tes. Dalam pengumpulan data

penelitian ini menggunakan metode:

a. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

(31)

b. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya

barang – barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda – benda tertulis seperti

buku – buku,catatan harian siswa dan lain sebagainya. Melalui

metode ini peneliti mengumpulkan data mengenai daftar sasaran

penelitian, yaitu daftar nama peserta didik kelas V MI Ma‟arif

Kanigoro Ngablak Magelang. Peneliti juga mengumpulkan

berbagai bahan kajian yang dapat digunakan sebagai dasar

pelaksanaan penelitian ini, yakni berupa gambar-gambar saat

proses pembelajaran.

c. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis (Suharsimi, 2015:45)

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa saat proses belajar mengajar menggunakan metode time

token.

6. Analisi Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka

analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil

observasi yang tercatat dalam setiap siklusnya. Nilai KKM mata

(32)

nilai yang diperoleh siswa 60 atau lebih maka bisa dikatakan tuntas

belajar. Sebaliknya jika nilai yang diperoleh siswa kurang dari 60

maka siswa diakatakan belum tuntas belajar.

Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata kelas

Nilai rata-rata siswa dapat dihitung dengan rumus:

̅

Keterangan:

̅ = Nilai rata-rata..

∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh siswa

∑ = Banyaknya individu

Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu 60.

b. Mencari presentase ketuntasan belajar

Menurut Daryanto (2011:192), menghitung presentase ketuntasan

belajar dapat menggunakan rumus :

Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika

(33)

85% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan nilai

minimal 60.

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian

ini, penulis menulis dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, meliputi : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian , hipotesis tindakan, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian pustaka berisi tentang pengertian peningkatan hasil

belajar IPS materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan melalui metode Time Token.

BAB III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang gambaran umum

MI Ma‟arif Kanigoro Kecamatan Ngablak Kabupaten

Magelang.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang deskripsi per

siklus yang meliputi data hasil pengamatan (observasi) dan

wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan.

(34)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Islam sebagai agama rahmah li al-‘alamin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Bahkan, Allah mengawali menurunkan

Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang

memerintahkan rosul-Nya, Muhammad SAW., untuk membaca dan

membaca (iqra‟). Beberapa ayat pertama surat Al „Alaq yang

diwahyukan kepada Rasulullah :

ۡۡأَزۡقٱ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan

perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya (QS Al „Alaq [96]: 1-5).

Sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Muhammad Saw.,

Islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga

menjadi bukti bahwa Al Qur‟an memandang penting belajar agar

manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada di sekitarnya,

sehingga meningkakan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran

(35)

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,

keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi

memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti

memegang botol dan mengenali ibunya. Selama masa kanak-kanak

dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan

hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai

mata ajaran di sekolah, ( Margaret, 1994:1).

Menurut ( Slameto, 1991:2) Belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang

kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah arti dari

stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang

dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar merupakan

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,

melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru ( Dimyati,

2006 : 10 )

Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman

belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil

belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.

(36)

baik secara material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara

behavior (Syaiful, 1997:11).

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas dapat dipahami

tentang makna hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

belajar ( Dimyati : 2006 : 3).

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikimotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan,ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas,contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,

menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikimotorik meliputi initiatory, pre-routine,

dan rountinized. Psikimotor juga mencakup keterampilan poduktif,

teknik, fisik, sosial, manajeril, dan intelektual (Agus, 2011:6).

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

(37)

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau

kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Ahmad, 2013:4).

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau

penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur

tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja

diukur dati tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan

keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa

mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut

pengetahuan, sikap dan keterampilan (Asep, 2012: 15).

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut pendapat Gagne bahwa segala sesuatu yang dipelajari

oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “The

Domains Of Learning” yaitu :

a. Keterampilan Motoris (Motor Skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan,

misalnya melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan

sebagainya.

b. Informasi Verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,

menggambar; dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk

(38)

c. Kemampuan Intelektual

Manusiai mengadakan interaaksi dengan dunia luar dengan

menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar cara inilah yang

disebut “kemampuan intelektual”, misalnya membedakan huruf

“m” dan “n”, menyebut tanaman yang sejenis.

d. Strategi Kognitif

Ini merupakan organisasi ketrampilan yang internal (internal

organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.

Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual,

karenaditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari hanya

dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan

dan terus – menerus.

e. Sikap

Kemampuan ini tidak dapat dipelajari dengan

ulangan-ulangan, tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal

seperti domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar;

tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik

(Slameto, 1991:15).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat

kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan

agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah

(39)

eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar

diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal

berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor

eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi

fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa

dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga,

lingkungansekolah dan lingkongan masyarakat (termasuk

teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam

belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan

(40)

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor fisiologis terdiri dari :

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam

diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan

tonusjasmani secara jasmani ini, misalnya tingkat kesehatan

dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam

keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil

belajar. Sebaliknya jika badan individu dalam keadaan

kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil

belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah

keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.

Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya

pengetahuan dalam diriindividu.

(41)

Faktor psikiologis adalah faktor psikis yang ada dalam

diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antar lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya (Lilik, 2009:23).

B. Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami

perkembangan sehingga timbullah paham studi sosial (social studies),

atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Social

studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) adalah ilmu-ilmu sosial

yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran

di sekolah dasar dan menengah ( Abu, 1991:2).

Ilmu sosial dasar dapat diartikan pengetahuan yang menelaah

masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan

oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan

pengertian-pengertian (fakta,konsep,teori) yang bersal dari berbagai bidang

keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial. Pendidikan IPS adalah

penyerdehanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisir,

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mencapai tujuan

pendidikan (FIP-UPI, 2007:274).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari

(42)

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu

Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial

yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang

ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari

kurikulum sekolah yang diturunkan dari materi cabang-cabang ilmu

sosial (yulia, 2016:7).

Masih banyak definisi tentang IPS (Social Study) yang telah

disampaikan para ahli. Namun, pada umumnya definisi-definisi

tersebut menunjukkan pengertian bahwa IPS sebagai program

pendidikan atau bidang studi dalam kurikulum sekolah yang

mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan

atau interaksi antara manusia dengan lingkungannya (fisik dan sosial).

Isi atau materi IPS diambil dan dipilih dari bagian-bagian

pengetahuan/konsep dari ilmu-ilmu sosial disesuaikan tingkat

pertumbuhan dan usia siswa (Yulia,2016:7).

Proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berarti proses

belajar-membelajarkan segala aspek, fenomena, perkembangan dan

permasalahan kehidupan sosial manuisa di masyarakat. Oleh karena itu

masyarakat menjadi sumber utama dalam pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial (Rasimin, 2012:47).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk

mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

(43)

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin, 2007:15).

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI

Mata pelajaran IPS di SD/Mi bertujuan agar peserta didik mempunyai

kemampuan sebagai berikut :

a. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman

manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu. Sekarang

dan masa yang akan datang.

b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk

mencari dan mengolah informasi.

c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi

dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil

bagian/berperan serta dalam bermasyarakat.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI

Ruang Lingkup bahan kajian IPS untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut :

a. Manusia, tempat dan lingkungan.

b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.

c. Sistem sosial dan budaya.

(44)

4. SK dan KD IPS Kelas V semester 2

SK dan KD Kelas V Semester 2 dapat dilihat dalam table 2.1 sebagai

berikut :

Tabel 2.1 SK dan KD Kelas V, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan

kemerdekaan Indonesia

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

C. Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

1. Pertempuran - Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan

a. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

Pertempuran yang terjadi di Surabaya berawaldari pendaratan

pasukan sekutu pada tanggal 25 oktober 1945 yang dipimpin oleh

Jendral A.W.S Mallaby yang diterima dengan tangan terbuka oleh

pihak pemerintah dan rakyat Indonesia. Sebenarnya kedatangan

mereka bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang dan

menyelamatkan tentara sekutu yang ditawan,tetapi mereka malah

melakukan penyerangan sambil menduduki tempat-tempat penting.

(45)

Pertempuran terus berlangsung selama beberapa hari sampai

akhirnya tercapai kesepakatan berdasarkan perundingan tanggal 30

oktober 1945 dimana pihak sekutu mengakui ekstensi RI dan

kedua belah pihak akan berusaha mencari cara untuk menghindari

bentrokan senjata tersebut. Meskipun telah tercapai kesepakatan

pihak Inggris ternyata masih melakukan penyerangan. Mereka

bahkan masih tetap mempertahankangedung International. Pada

pertempuran itulah, Jendral Mallaby dinyatakan tewas. Pihak

Inggris sangat marah dan berniat akan membalas kematian perwira

tertingginya.

Untuk mengantisipasi tindakan balas dendam tentara Inggris

tersebut pihak Indonesia bersatu menyusun kekuatan diantaranya

TKK, Tentara Pelajar, dan BPRI yang dipimpin oleh Bung Tomo.

Tanggal 9 November 1945 pimpinan sekutu mengeluarkan

ultimatum yangisinya menuntut pihak Indonesia segeraa menyerah

terhadap Inggris. Batas ultimatum tersebut adalah tanggal 10

November 1945 pukul 06.00 pagi.

Tepatnya tanggal 10 November 1945, pihakIndonesia

menyerukan penolakan ultimatum tersebut melalui Siaran Radio

Pemberontak. Karena ultimatum ditolak mentah-mentah oleh

Indonesia maka mereka harus terus melakukan penyerangan,

pertempuran berlangsung selama 3 minggu dan pertempuran di

(46)

Perang Dunia II. Akhirnya untuk memperingati semangat

kepahlawanan rakyat Surabaya, pemerintah menetapkan tanggal 10

November 1945 sebagai Hari Pahlawan dan saat ini Surabaya

dikenal sebagai Kota Pahlawan.

b. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa diawali mendaratnya tentara Sekutu

di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang. Tentara

Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.

Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang

dan tentara Jepang di Jawa Tengah.

Kedatangan sekutu semula disambut baik oleh rakyat

Semarang. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah menawarkan bantuan

bahan makanan dan keperluaan-keperluaan lainnya. Pihak sekutu

pun berjanji untuk tidak mengganggu Kedaulatan Republik

Indonesia.

Kontak senjata mulai terjadi di Magelang. Bentrokan itu

mulai meluas menjadi pertempuran antara pasukan Sekutu dengan

pejuangIndonesia. Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi

NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil

Administration, yaitu pemerintah peralihan Belanda. NICA hendak

membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan

(47)

Setelah diadakan perundingan antara Presiden Soekarno

dengan Brigadir Jenderal Bathel, tentara sekutu kemudian

meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21

November 1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan

Kolonel M.Sarbini mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke

Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan Sekutu dihadang pejuang

Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. Di desa Ngipik,

pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh

Suryosumpeno.

Pada saat mundur, pasukan Sekutu mencoba menduduki dua

desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk

membebaskan kedua desa tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur.

Letnan Kolonel Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas.

Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel

sudirman turun langsung ke medan pertempuran Ambarawa.

Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi Banyumas. Pasukan

Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai jurusan pada

saat yangsama. Pasukan Indonesia mendapatkan bantuan dari

Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwekerto, Magelang, Semarang

dan lain-lain.

Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia

(48)

Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil mundur ke Semarang.

Dalam pertempuran ini banyak pejuang yang gugur.

Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal

15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Selain itu, di

Ambarawa juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama

Palagan Ambarawa.

c. Pertempuran Medan Area

Sulitnya komunikasi, transportasi, serta sensor yang ketat

dari pihak Jepang, mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan

Indonesia baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945.

Berita tersebut dibawa oleh Mr. Teuku M. Hasan yang diangkat

menjadi gubernur di Sumatra. Setelah menerima berita proklamasi,

para pemuda yang dipimpin olehAchmad Taher, bekas perwira

tentara sukarela (giyugun), membentuk barisan pemuda Indonesia

pada tanggal 13 september 1945. Tindakan pertama yang

dilakukan adalah mengambil alih gedung-gedung pemerintah pada

tanggal 4 oktober 1945 dan merebut senjata dari tangan Jepang.

Pasukan Sekutu yang diboncengi oleh serdadu Belanda (NICA)

dipimpin oleh Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan pada

tanggal 9 oktober 1945. Untuk menghadapi segala kemungkinan,

para pemuda segera membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat)

(49)

Pada tanggal 13 oktober 1945 terjadi pertempuran pertama

antara pemuda dan pasukan Belanda yang dikenal dengan

pertempuran Medan Area. Pertempuran menjalar ke seluruh

Medan. Pada tanggal 18 oktober 1945 tentara Sekutu di Medan

mengeluarkan maklumat yang melarang rakyat membawa senjata

dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara Sekutu. Pada

tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan

besar-besaran dengan pesawat tempur dan kapal perang. Rakyat

Indonesia menghadapinya dengan gigih. Akibatnya, jatuh korban

cukup banyak di kedua belah pihak. Walaupun dengan kekuatan

yang terbatas namun semangat juang bangsa Indonesia tidak

pernah berkurang dalam mempertahankan Kemerdekaan.

d. Pertempuran Bandung Lautan Api

Kota Bandung dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia

pada tanggal 23 Maret 1946 setelah pihak Indonesia mengeluarkan

perintah untuk menggosongkan kota. Pada awalnya Sekutu

menuntut agar senjata hasil rampasan dari Jepang diserahkan

kepada Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu

mengeluarkan ultimatum pertama agar Kota Bandung bagian utara,

selambat-lambatnya pada tanggal 29 November, dikosongkan oleh

pihak Indonesia. Ultimatum tidak diindahkan oleh pejuang

Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi kontak senjata antara

(50)

selatan adalah rel kereta api yang melintas di Kota Bandung.

Namun, sebelum meninggalkan Bandung, pejuang Indonesia

melakukan serangan serentak ke arah pos-pos Sekutu dan

membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Peristiwa ini

disebut “Bandung Lautan Api”. Selain di Bandung, pertempuran

juga terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Walaupun para pejuang

Indonesia mundur dari Kota Bandung namun itu semua dilakukan

untuk kepentingan dan strategi yang lebih besar. Perjuangan

dilanjutkan di tempat lain. Perjuangan tidak boleh berhenti.

Peristiwa “Bandung Lautan Api” oleh seniman Ismail

Amrzuki diabadikan dalam lagu perjuangan yang terkenal dengan

ljudul “Halo-Halo Bandung” dan “Bandung Selatan”.

2. Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia

a. Perjanjian Linggarjati

Pimpinan tentara inggri menyadari, sengketa Indonesia

dengan belanda tidak mungkin diselesaikan melalui peperangan.

Inggris berusaha mempertemukan kedua belah pihak di meja

perundingan. Melaluui meja perundingan diharapkan konflik bisa

diatasi.

Pada tanggal 10 november 1946 diadakan perundingan antara

Indonesia dengan Belanda. Perundingan ini dilaksanakandi

(51)

perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh perdana menteri

Sutan Syahrir. Sementara delegasi Belanda oleh Van Mook.

Pada tanggal 15 November 1946, hasil perundingan

diumumkan dan disetujui oleh kedua belah pihak. Secara resmi,

naskah hasil perundingan ditandatangani oleh pemerintah

Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. Hasil

perjanjian Linggarjati sangat merugikan Indonesia karena wilayah

Indonesia menjadi sempit. Isi perjanjian Linggarjati adalah sebagai

berikut :

1) Belanda hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa, Madura dan

Sumatra.

2) Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama

membentuk Negara Indonesia Serikat yangterdiri atas ;

- Negara Republik Indonesia,

- Negara Indonesia Timur dan,

- Negara Kalimantan.

3) Negara Indonesia Serikat dan belanda akan merupakan suatu

uni (kesatuan) yang dinamakan uni Indonesia-Belanda dan

diketahui olehratu Belanda.

b. Agresi Militer belanda I

Meskipun sudah ada perjanjian Linggarjati, Belanda tetap

(52)

Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini

melanggar Perjanjian Linggarjati. Belanda berhasil merebut Jawa

Barat, jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibatnya wilayah

kekuasaan RI semakin kecil.

Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer

belanda I. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari

negara-negara tengga dan dunia internasional. Wakil-wakil dari India dan

Australia mengusulkan kepada PBB agar mengadakan sidang

untuk membicarakan msalah penyerangan belanda ke wilayah RI.

c. Penjanjian renvill (17 januari 1948)

PBB membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia

dan Belanda dengan membentuk komisi Tiga Negara yang terdiri

atas:

1) Australia dipilih Indonesia.

2) Belgia dipilih oleh Belanda.

3) Amerika Serikat dipilih oleh Australia dan Belanda.

Komisi Tiga Negara memprakarsai perundingan antara

Indonesia dan Belanda. Perundingan dilakukan di atas kapal renvill

yaitu Angkatan Laut Amerika Serikat. Oleh karena itu, hasil

perundingan ini dinamakan Perjanjian renville. Dalam perundingan

ittu negara Indonesia, belanda, dan masing-masing anggota KTN

(53)

1) Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin.

2) Delegasi belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.

3) Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.

4) Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul Van Zeeland.

5) Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.

Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut :

1) Belanda hanya mengakui Republik Indonesia atas Jawa

Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.

2) Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah

yang telah diduduki Belanda.

Hasil perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Wilayah

kekuasaan Republik Indonesia menjadi semakin sempit.

d. Agresi Militer Belanda II

Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada

tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas

wilayah Republik Indonesia. Penyerangan Belanda ini dikena

sebagai Agresi Militer Belanda II.

Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta diserang

Belanda. Perlu diketahui bahwa sejak 4 Januari 1946, Ibu kota

Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Belanda

mengerahkan angkatan udaranya, lapangan udara Maguwo tidak

(54)

Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta

ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap,

Presiden Soekarno telah mengirimmandat lewat radio kepada

Menteri Kemakmuran, Mr. Syarifudin Prawiranegara yang berada

di Sumatra. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan

darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.

Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia,

terutama negara-negara di Asia. Negara-negara di Asia seperti

India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan

konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka

bersimpati kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan mendesak

agar;

1) Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta.

2) Serdadu Belanda segera diatik mundur dari Indonesia.

Belanda tidak memperdulikan desakan itu. Belanda baru bersedia

berunding setelah Dewan keamanan PBB turun tangan.

3. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan

Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations

Commission For Indonesia) berhasil mempertemukan pihak Indonesia

dan Belanda dalam meja perundingan. Dalam

perundingan-perundingan itu, delegasi dari Indonesia berjuang secara diplomasi

(55)

antara lain, perjanjian Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar

(KMB).

a. Perjanjian Roem-Royen

Perjanjian Roem-Royen disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei

1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan

pihak Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Anggota delegasi

lainnya adalah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono

IX.

Isi perjanjian Roem-royen adalah sebagai berikut :

1) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.

2) Menghentikan gerakan – gerakan militer dan membebaskan

semua tahanan politik.

3) Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian

dari Negara Indonesia Serikat.

4) Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara

Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia

kembali ke Yogyakarta.

b. Konferensi Meja Bundar

Sebagai tindak lanjut Perjanjian Roem-Royen, pada tanggal 23

Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan konferensi

Meja Bundar (KMB) d Den Haag. Delegasi Indonesia dipimpin

oleh drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeekomst Voor Federal

(56)

oleh Sultan Hamid II. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. Van

Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.

Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah

sebagai berikut :

1) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan

Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir

bulan Desember 1949.

2) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.

3) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan

kedaulatan oleh Belanda.

Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat

memuaskan rakyat Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara

Indonesia diakui oleh pihak Belanda. Seluruh rakyat Indonesia

menyambut hasil KMB dengan suka cita.

4. Pengakuan kedaulatan

Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan

upacara pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada

pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua

tempat yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Dalam

acara penandatanaganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ran

Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri Belanda dan Drs. Moh. Hatta

sebagai wakil Indonesia. Sedangkan dalam upacara pengakuan

(57)

Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia

diwakili Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan

Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia

Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah

dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara

penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibara bendera

Indonesia.

5. Berikut ini beberapa tokoh pejuang dalam mempertahankan

kemerdekaan :

a. Ir. Soekarno

Soekarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia

didampingi Drs. Moh. Hatta beliau membacakan teks proklamasi

kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau adalah

presiden pertama Republik Indonesia.

b. Drs. Mohammad Hatta

Drs. Moh. Hatta juga dikenal sebagai Proklamator

Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau memimpin kabinet

diawal pembentukan negara Indonesia. Jasa Beliau dalam

perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangatlah besar. Beliau

dikenal sebagai delegasi Indonesia yang handal. Pada tanggal 23

agustus-2 November 1949, beliau memimpin delegasi Indonesia

(58)

Hasil KMB sangat memuaskan Bangsa Indonesia. Belanda

akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Upacara

pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu di

Yogyakarta dan di Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949.

c. Jenderal Sudirman

Peranan Jenderal sudirman salam perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Sebagai

Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin

Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris.

Pada tanggal 18 Desember 1945, sudirman diangkat menjadi

Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal. Sudirman tetap

memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan sakit.

d. Bung Tomo

Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman pergerakan

beliau bekerja di Surat Kabar Suara Umum dan menjadi redaktur

mingguan “Pembela Rakyat”. Beliau mendirikan dan memimpin

Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Beliau mengobarkan

semangat rakyat Surabaya dalam perang melawan pasukan Sekutu

pada tanggal 10 November 1945.

e. Sri Hamengku Buwono IX

Sri Sulta Hamengku Buwono IX berperan besar dalam

perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai

(59)

sultan Hamengku Buwono merupakan tokoh pejuang diplomatik

Indonesia. Beliau menjadi anggota delegasi Indonesia dalam

Perundingan Roem-Royen yang dilakukan di Jakarta pada tanggal

2 Mei 1949.

D. Metode Time Token

1. Pengertian Time Token

Strategi pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh

kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah. Proses

pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang

menempatkan siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar, aktivitas

siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu

dilibatkan secara aktif. Guru berperan mengajak siswa mencari solusi

bersama terhadap masalah yang ditemui (Miftahul, 2014:239).

Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan

sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama

sekali. Guru memberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per

kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon

terlebih dahulu pada guru. Satu kupon adalah untuk satu kali

kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran

dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh

berbicara lagi. Sedangkan siswa yang masih memegang kupon harus

berbicara sampai kuponnya habis (Miftahul, 2014:240).

(60)

Adapun langkah - langkah dari pembelajaran Time Token ini adalah

sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar.

2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.

3) Guru memberi pertanyaan kepada siswa.

4) Guru memberikan sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30

detik per kupon tiap siswa.

5) Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum

berbicara atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu

kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran

dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tidak

boleh berbicara lagi. Sedangkan siswa yang masih memegang

kupon harus berbicara sampai kuponnya habis. Demikian

seterusnya (Miftahul, 2014:240)

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Time Token

a. Keunggulan

Strategi Time Token memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan pertisipasi.

2) Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara sama

sekali.

3) Membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

(61)

6) Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untukk saling

mendengarkan, berbagi, memberikan masukan, dan memiliki

sikap keterbukaan terhadap kritik.

7) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

8) Mengajak siswa untuk mencari solusi bersama terhadap

permasalahan yang dihadapi.

9) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

b. Kelemahan

Pembelajaran Time Token memiliki beberapa kelemahan,

diantaranya:

1) Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.

2) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya

banyak.

3) Memerlukan waktu untuk persiapan dalam proses

pemeblajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu

sesuai denganjumlah kupon yang dimiliki.

4) Kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan

membiarkan siswa yang aktif untuk tidak berpartisipasi lebih

banyak di kelas (Miftahul, 2014:241).

E. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

1. Pengertian KKM

Kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar

(62)

2. KKM Individu, Nasional, dan Kelas

a. KKM Individu

Kriteria ketuntasan minimal individu adalah kriteria ketuntasan

minimal yang harus dicapai oleh siswa. KKM individu mata

pelajaran IPS adalah sebesar 60. Sehingga dalam setiap melakukan

penilaian minimal siwa mendapat nilai 60 adalah tuntas, kalau

mendapat nilai dibawah 60 maka siswa tersebut dianggap tidak

tuntas.

b. KKM Nasional

KKM Nasional adalah kriteria ketuntasan minimal belajar yang

sudah ditetapkan secara nasional. Ketuntasan belajar setiap

indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar

berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan masing-masing

indikator adalah 75% (BSNP, 2006:12).

c. KKM Kelas

KKM kelas adalah Kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai

dalam suatu kelas. KKM kelas di MI Ma‟arif Kanigoro adalah 85%

dari jumlah siswa. Jumlahsiswa yang menjadi subjek penelitian

berjumlah 15 siswa, 85% dari 15 siswa adalah 12,75 atau 12 siswa.

Jadi siswa yang harus tuntas dalam suatu pembelajaran harus

(63)

3. Fungsi KKM

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta

didik sesuai KD mata pelajaran yang diikuti.

b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran.

c. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan

evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.

d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dan peserta didik

dan satuan pendidikan dengan masyarakat.

e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi

tiap mata pelajaran (Depdiknas, 2009:5).

4. Penentuan KKM

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan

pendidikanatau beberapa satuan pendidikan yang memiliki

karakteristik yang hampir sama (Depdiknas, 2008:3).

Hal-hal yang harus diperhatikandalam penentuan kriteria ketuntasan

minimal adalah :

a. Tingkat kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan/kerumitasn setiap

indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus

dicapai oleh peserta didik.

b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

(64)

1) Saran dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan

kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti

perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses

pembelajaran.

2) Ketersediaan tenaga, managemen sekolah, dan kepedulian

stakeholder sekolah.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suharsimi, 2007:16).
Tabel 2.1 SK dan KD Kelas V, Semester 2
Table 3.1 Data Subjek Penelitian
Table 3.2 Nilai Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Yaitu suatu eksibisi yang biasa diselenggarakan secara berpindah- pindah dari tempat yang satu ke tempat-tempat yang lain. Berbagai macam barang yang dipamerkan

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui capaian kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti strategi TPS dalam PBL; 2) Mengetahui capaian kemampuan

Data primer diperoleh peneliti melalui hasil kuesioner tertutup yang diisi oleh responden, yang berisi pendapat dan fenomena dari obyek penelitian ini, yaitu

Sistem yang dirancang pada penelitian ini adalah penerapan Wireless Sensor Network menggunakan topologi tree pada pendeteksi dini potensi kebakaran lahan gambut

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur tiram putih ( P. ostreatus ) untuk pertumbuhan miselium cukup terpenuhi pada media tanam

Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix” disampaikan pakar marketing namun secara umum dapat disampaikan adalah kumpulan dari

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN ANGGARAN 2012 PEMERINTAH