• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian kuantitatif merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran sebagai sesuatu yang tunggal, objektif, universal dan dapat diverifikasi. Kebenaran itu dicapai dengan menggunakan metode tertentu. Penelitian menurut Zainal Arifin (2011 : 20) mengemukakan bahwa “suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan.”

Menurut Sugiyono (2010 : 14) mengungkapkan bahwa :

“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.”

Pada metodologi penelitian kuantitatif, kualitas diskor ke dalam angka kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis datanya. Prosedur ini ditempuh untuk menghilangkan subjektivitas dalam hasil penelitian, menurut Zainal Arifin, (2011 : 29), menyatakan bahwa :

“Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.”

(2)

2. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Menurut Mohammad Ali (1993 : 140), “kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, perbedaannya terletak pada penggunaan subjek, yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penggunaan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada.”

Penelitian dilakukan kepada dua kelompok siswa, yaitu kelompok siswa yang menggunakan media audio program musik bertempo cepat dan kelompok siswa yang menggunakan media audio program musik bertempo lambat sebagai kelompok eksperimen.

Metode Penelitian atau sering disebut juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen tanpa adanya random assignment

yaitu bentuk eksperimen yang tidak menggunakan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang telah terbentuk (intact group) dalam hal ini kelas-kelas biasa. Menurut Mohammad Ali (1993 : 145) mengemukakan “ciri utama kuasi eksperimen adalah tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada.”

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nana Sudjana (1988 : 24) mengemukakan “variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yakni variabel bebas dan variabel terikat atau variabel independent dan variabel

dependent. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk mengtahui intensitasnya terhadap variabel terikat. “

(3)

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009 : 12):

“Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.”

Variabel terikat adalah variebel yang timbul akibat variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini penggunaan media audio program musik di tempatkan sebagai variabel bebas X. Sedangkan untuk daya ingat di tempatakan sebagai variabel terikat Y. Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa penggunaan media audio program musik di tempatkan sebagai variabel bebas (X). Sedangkan untuk daya ingat di tempatakn sebagai variabel terikat (Y). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design. Pada desain ini ada dua kelompok yang akan diberikan perlakuan

Variabel Terikat (Y)

Variabel Bebas (X)

Daya Ingat (Y)

Media audio program musik bertempo cepat

X1 X1Y1

Media audio program musik bertempo

(4)

yang berbeda namun masih setara dan kemudian akan dibandingkan, kelas mana yang mengalami peningkatan daya ingatnya lebih signifikan. Pada penelitian ini akan diberikan tes di bagian awal sebelum diberi perlakuan dan bagian akhir setelah diberi perlakuan.

Tabel 3.2

Desain Penelitian Matching Pretest-Posttest Comparison Group Design

Kelompok Pretest (T) Treatment (X) Posttest (T’)

KE (I) T X1 T’

KE (II) T X2 T’

Keterangan:

KE = Kelas Eksperimen

T : tes awal (pretest) sebelum perlakuan. : Perlakuan dengan musik cepat : Perlakuan dengan musik lambat. T’ : tes akhir (posttest) sesudah perlakuan.

(Sukmadinata, 2011: 208)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2010 : 297). Sedangkan menurut Gulo (2003 : 76-77) mengemukakan bahwa, “populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.” Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 SDN 2

(5)

Ciwaruga Bandung yang terdiri dari 32 siswa, sekolah ini bertempat di Jln. Waruga Jaya no.45, Kecamataan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

2. Sampel Penelitian

“Sampel sering juga disebut “contoh”, yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi” (Gulo, 2003 : 78). Sedangkan menurut Sugiyono (2010 : 118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kualitas sampel sangat mempengaruhi kualitas hasil kesimpulan penelitian, karena kesimpulan penelitian atas sampel akan digeneralisasi kepada populasi.” Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi sehingga sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Begitu juga menurut Zainal Arifin (2011 : 215) “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population).”

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling. Menurut Sugiyono (2011 : 82) “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang bagi setiap populasi untuk dijadikan suatu sampel.” Peneliti menggunakan simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel,

seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011 : 82) “dikatakan sampel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata, anggota populasi tersebut di anggap homogen.” Untuk menentukan anggota sampel dari semua populasi yang ada, maka peneliti menggunakan tabel bilangan random (table of random numbers). Zainal Arifin (2012 : 218) mengemukakan “tabel bilangan random banyak digunakan oleh para peneliti karena dianggap lebih mudah, praktis, dan sederhana dibandingkan dengan cara-cara sebelumnya.” Tabel bilangan random merupakan tabel yang memuat bilangan atau angka-angka sehingga

(6)

dapat digunakan untuk memilih sampel secara acak. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas 3 SDN 2 Ciwaruga Bandung, sekolah ini bertempat di Jln. Waruga Jaya no.45, Kecamataan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

D. Definisi Operasional

“Definisi operasional merupakan definisi yang menuntun pada pengumpulan data yang relevan dan falid” (Gulo, 2003 : 104). Definisi operasional mengenai penelitian ini yaitu :

1. Media Audio

Media audio merupakan media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran.

2. Media audio program musik bertempo cepat dan lambat

Musik mengandung pesan dalam bentuk auditif/musik (pita suara atau media perekam lainnya), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Dalam musik terdapat tempo yaitu cepat lambatnya suatu lagu.

3. Daya ingat

Daya ingat tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah dialami, tetapi juga termasuk untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang telah dialaminya. Dalam penelitian ini rumus dan konsep matematika dibuat ke dalam sebuah musik kemudian seluruh siswa ikut bernyanyi dan mendengarkan sehingga dapat menerima dan mengingat tentang sebuah rumus dan konsep matematika.

4. Mata pelajaran Matematika

Ilmu mengenai bilangan dan angka dalam pandangan formalis dengan pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika.

(7)

E. Instrumen Penelitian

Tes daya ingat dalam penelitian ini sebagai data primer, instrument dalam penelitian ini menggunakan tes objektif. Menurut (Mohammad Ali, 1993 : 82), “tes objektif digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang tertentu.” Tes objektif dalam penelitian ini berbentuk berupa tes perkalian dengan pilihan ganda (multiple choices) dengan 4 alternatif jawaban. Item-item yang digunakan untuk mengumpulkan data daya ingat ini diambil dari mata pelajaran matematika pada materi pelajaran perkalian kelas 3 SD. Test atau ujian diadakan pada saat pre-test dan pos-test. Pretes atau test awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan. Test ini dibuat oleh peneliti yang diambil dari bank soal matematika. Test awal ini bertujuan untuk mengukur dan melihat kemampuan awal peserta didik.

Sedangkan pos-test atau test akhir diberikan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan daya ingat pada kelompok penelitian (kelompok eksperimen). Sebelum test akhir dilakukan, siswa diberikan perlakuan terlebih dahulu dengan sebuah materi berupa media program musik. Tes akhir ini menggunakan instrument tes soal yang sama dengan tes awal dengan maksud untuk memudahkan peneliti melakukan perbandingan antara test awal dan test akhir, sehingga peneliti dapat dengan mudah dalam menarik kesimpulan. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini agar mengetahui seberapa besar pengaruh media audio program musik untuk meningkatkan daya ingat, dengan cara membandingkan hasil nilai pretes dan postes kemudian mencari nilai gain maka diketahui mana yang lebih pengaruh dalam meningkatkan daya ingat pada mata pelajaran matematika ini.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes objektif yaitu ;

a. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru mata pelajaran matematika kelas 3 sekolah dasar.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator pada mata pelajaran matematika

(8)

kelas 3 SD semester II, sub pokok bahasan perkalian bilangan sampai dua angka.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran yang telah ditentukan d. Menyusun instrumen penelitian berbentuk tes objektif dengan 4 (empat)

pilihan jawaban.

e. Membuat kunci jawaban dan menyiapkan lembar jawaban. f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrument penelitian yang baik

h. Melaksanakan penelitian, menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.

Menurut Zaenal Arifin ( 2011 : 226 ), “Instrumen penelitian dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Tes memiliki sifat mengukur, sedangkan nontes bersifat menghimpun.” Menurut Zaenal Arifin ( 2011 : 226 ), “ tes terdiri dari beberapa jenis, di antaranya tes tertulis, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan nontes terdiri dari angket, observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penelitian, studi dokumentasi, dan sebagainya.” Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan instrumen tambahan dengan menggunakan angket, berfungsi untuk mengetahui efektifitas kegunaan media audio terhadap daya ingat siswa disekolah.

F. Uji Validitas dan Relibilitas Instrumen 1. Uji validitas instrumen

Menurut Zainal Arifin (2009 : 247) mengemukakan bahwa : “validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.”

(9)

Pengujian validitas ini untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidaknya diukur, yaitu mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. Dengan demikian maka peneliti akan menguji validitas soal yang akan digunakan dalam pengambilan data. Untuk mengukur soal yang akan digunakan dalam pengambilan data ini maka soal akan diuji validitasnya. Untuk mengukur validitas instrumen maka digunakan productmomen correlation dengan rumus :

r

xy

=

 

2 2

2

2

)

(

)

(

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

(Sugiyono, 2008 : 356) Keterangan

r

xy : Koefisien korelasi yang di cari

∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden ∑Y : Skor responden

∑X : Skor item tes

(∑X2) : Kuadrat skor item tes (∑Y2) : Kuadrat responden

Menurut Zainal Arifin (2009 : 257) “untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut” :

(10)

Tabel 3.3

Kriteria Acuan Validitas Soal

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan 0.81 – 1.00 Sangat Tinggi 0.61 – 0.80 Tinggi 0.41 - 0.60 Cukup 0.21 – 0.40 Rendah 00.00 – 0.20 Sangat Rendah (Zainal Arifin 2009 : 257) Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus:

t =

(Sugiyono, 2011 : 230) Keterangan : t : Nilai t hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas (dk) = n-2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan atau berarti. Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal yang akan dihitung menggunakan Microsoft Office Excel 2010, untuk mengetahui Validitas dari tiap butir soal.

(11)

2. Uji reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. “Secara internal reliabilitas isntrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu” Sugiyono, (2011 : 354).

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman Brown sebagai berikut:

(Sugiyono, (2011 : 359) Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrumen

= yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

3. Tingkatan Soal

Tingkatan soal dalam penelitian ini sangat penting karena tingkatan soal dapat menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Tingkatan soal terbagi menjadi beberapa tingkatan yaitu : tingkat kemudahan, dan tingkat kesukaran. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengukur seberapa derajat kesukaran suatu soal. Dikatakan Zainal Arifin (2009 : 266) “jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal

(12)

tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.”

Pengukuran tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus:

(Arikunto, 2001 : 208) Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: - Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 030 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2001 : 210) 4. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2009 : 177) “daya pembeda adalah kemampuan soal tes untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.” Maka peserta tes dipisahkan menjadi dua sama besar berdasarkan skor total yang mereka peroleh.

Dengan demikian, untuk menguji daya pembeda tes tersebut menggunakan rumus indeks deskriminasi (D) sebagai berikut:

(13)

D = - = PA - PB

(Arikunto, 2009 : 213) Keterangan:

D = daya pembeda butir soal tes

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab betul JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul JB = banyaknya subjek kelompok bawah

PA = proporsi subjek kelompok atas yang menjawab betul PB = proporsi subjek kelompok bawah yang menjawab salah

Untuk menginterpretasikan daya pembeda soal tes tersebut, dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi daya pembeda

Nilai D Interpetasi

00,00-0,20 Jelek (poor) 0,20-0,40 Cukup (satisfactory) 0,40-0,70 Baik (good) 0,70-1.00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto 2009 : 218) Sedangkan apabila nilai D = negatif, semuanya tidak baik. Maka sebaiknya dibuang saja atau di revisi.

G. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Proses pengolahan data dilakukan jika semua data telah diperoleh. Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan perhitungan statistika, untuk menjawab pertanyaan

(14)

penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak.

1. Penskoran

Penskoran di sini adalah dengan menghitung jumlah jawaban yang benar dari setiap soal. Jawaban yang benar diberi nilai satu dan jawaban yang salah diberi nilai nol. Penskoran ini menggunakan rumus berikut :

S =

x 100

Dengan:

R = Jumlah jawaban yang benar S = Skor siswa

n = Jumlah Soal

Pada penelitian ini mencari skor dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

2. Menghitung rata-rata (mean)

Untuk mengetahui skor pretes maupun skor postes maka dimulai dengan menghitung rata – rata atau (mean) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

̅

Dengan:

̅ = rata-rata skor

= skor atau nilai siswa ke i = jumlah siswa

(15)

Pada penelitian ini untuk menghitung rata-rata (mean) dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

3. Menentukan nilai gain

Selisih antara skor pretes dan skor postes yaitu Gain. Untuk mengitung gain maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dengan:

G = gain; = skor posttest; = skor pretest

Untuk menentukan nilai gain dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

4. Menentukan nilai gain ternormalisasi

“Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa” (Hake, 2002). Untuk menghitung nilai gain ternormalisasi digunakan persamaan berikut.

Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) dirumuskan sebagai berikut.

Dengan:

= rata-rata gain yang dinormalisasi = rata-rata skor posttest

= rata-rata skor pretest

(16)

Tabel 3.5

Interpretasi Gain yang dinormalisasi Gain Ternormalisasi Interpretasi

0,00 < h ≤ 0,30 Rendah 0,30 < h ≤ 0,70 Sedang 0,70 < h ≤1,00 Tinggi

(Hake, 2002) Untuk menentukan nilai gain dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

5. Uji Hipotesis

Untuk melihat bahwa data yang diperoleh mempunyai perbedaan yang signifikan maka diperlukannya uji hipotesis. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan melalui pengolahan data gain setiap siswa. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan beberapa tahapan pengolahan data yaitu:

a. Melakukan uji normalitas ke dua kelas eksperimen untuk menentukan distribusi normal.

b. Pengolahan data dengan uji homogenitas variansinya jika keduanya berdistribusi normal.

c. Jika kedua variansinya homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji t.

Untuk menghitung pengolahan data uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

(17)

6. Uji Normalitas

Menurut Arikunto, (2006 : 160) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut :

Menentukan skor terbesar dan terkecil a. Menentukan rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

b. Menentukan banyak kelas (BK) dengan rumus: BK = 1 + 3,3 log n, n = jumlah siswa c. Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata dan standar deviasi

Rata-rata dihitung dengan menggunakan persamaan ̅

Sedangkan, standar deviasi dihitung dengan menggunakan persamaan

√ ̅ Dengan:

̅ = rata-rata skor

= skor atau nilai siswa ke i = jumlah siswa

S = standar deviasi

e. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan angka skor kanan interval ditambah 0,5.

f. Menentukan nilai baku (z) dengan menggunakan rumus: ̅ bk = batas kelas

(18)

h. Mencari luas daerah di bawah kurva normal (l) untuk setiap kelas interval dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

l = luas kelas interval

= luas daerah batas bawah kelas interval = luas daerah batas atas kelas interval

i. Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya respon

yang termasuk pada interval yang telah ditentukan dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

j. Mencari harga Chi Kuadrat ( ) dengan menggunakan rumus: ∑

Keterangan:

hitung = Chi Kuadrat hasil perhitungan

k. Membandingkan harga hitungdengan tabel

Jika hitung < tabel, maka data berdistribusi normal

Jika hitung > tabel, maka data tidak berdistribusi normal

Untuk menghitung uji normalitas maka dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

(Arikunto, 2006:156) 7. Uji Homogenitas

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan homogenitas adalah sebagai berikut :

a. Menentukan varians dari dua sampel data yang diuji homogenitasnya. b. Menghitung nilai F dengan menggunakan persamaan:

(19)

Keterangan:

= varians yang lebih besar = varians yang lebih kecil

c. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

Jika Fhitung< Ftabel, maka data homogeny

Jika Fhitung> Ftabel, maka data tidak homogeny

Untuk menghitung uji hipotesi ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

(Arikunto, 2006 : 156) 8. Uji Hipotesis (Uji-t)

Dilakukannya uji-t jika data terdistribusi normal dan homogeny. Untuk sampel besar (n > 16) persamaan yang digunakan adalah

= rata-rata gain kelas eksperimen = rata-rata gain kelas kontrol = jumlah siswa

= jumlah siswa

= varians gain kelas eksperimen = varians gain kelas kontrol

Cara untuk membandingkan hasil thitung dengan ttabeladalah sebagai berikut:

a. Menentukan derajat kebebasan (dk), dk =

b. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu ekor pada taraf signifikansi 0,05 atau kepercayaan 95%, sehingga akan diperoleh nila t dengan persamaan

(20)

c. Kriteria hasil pengujian

thitung > ttabel maka Ho ditolak atau Ha diterima

thitung < ttabel maka Ho diterima atau Ha ditolak

untuk menghitung uji hipotesis (uji-t) ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

(Panggabean, (2001 : 149)

H. Analisis Data Angket 1. Uji Korelasi

Untuk mengetahui data analisis tentang respon siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio program musik terhadap peningkatan daya ingat maka diberikan penilaian dengan diberikannya angket. Untuk menghitung angket maka digunakan uji chi kuadrat. Uji chi kuadrat digunakan untuk mengetahui hasil dari angket yang telah diberikan kepada sampel. Maka digunakan teknik penelitian chi kuadrat ini dengan menggunakan rumus:

(Ruseffendi, 1998) Di mana : : Frekuensi Observasi

Di mana : : Frekuensi Ekspektasi Kriteria :

Data dikatakan berdistribusi normal jika : hitung > tabel

Pada penelitian ini uji chi kuadrat dilakukan dengan menggunakan perhitungan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

(21)

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Tahapan Persiapan Penelitian

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.

b. Melakukan studi awal ke sekolah yakni SDN 2 Ciwaruga Bandung guna mengumpulkan informasi berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan dalam pelajaran matematika.

c. Melakukan studi pustaka.

d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. e. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan

dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

f. Menyususn rencana pelaksaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran yang telah ditentukan.

g. Menyusun instrumen tes dengan guru bidang studi yang bersumber dari bank soal pelajaran matematika SDN 2 Ciwaruga untuk kelas 3.

h. Membuat kunci jawaban berdasarkan instrumen tes yang telah disusun. i. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

j. Menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkatan soal.

k. Menganalisis item-item soal untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menetapkan kelas eksperimen.

b. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada. c. Memberikan pretes pada responden penelitian kelas eksperimen.

(22)

d. Melakukan proses pemberian treatment menggunakan media audio program musik cepat dan lambat kepada kelompok eksperimen selama beberapa kali pertemuan.

e. Memberikan postes pada responden penelitian kelas eksperimen

Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan berikut ini:

Pertemuan Pertama

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Melakukan proses pemberian treatment menggunakan media audio program musik.

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen, Pertemuan Kedua

1) Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen.

2) Melakukan proses pemberian treatment menggunakan media audio program musik.

3) Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen,

Prosedur pada tiap pertemuan sama, yaitu melakukan pre-test, Melakukan proses pemberian treatment, dan melakukan post-test yang membedakannya yaitu pemberian treatment setiap pertemuan, pertemuan pertama pemberian treatment menggunakan media audio program musik cepat, pertemuan kedua pemberian treatment

(23)

3. Tahap Pelaporan Penelitian

a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian

b. Membuat kesimpulan atau penapsiran hasil penelitian berdasarkan hipotesis.

J. Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan penjabaran dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan sampai tahap penyusunan akhir penelitian, yang digambarkan pada diagram alur penelitian.

(24)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Menentukan Masalah

Merumuskan Masalah

Melakukan Studi Awal Merumuskan Kajian Teoritis

Populasi

Menyusun Instrumen

Uji Coba Instrumen

Sampel Instrumen Penelitian Analisis Instrumen

Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen Tempo Cepat

Pre-test Treatmen ttt

Post-Test

Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen Tempo Lambat

Pre-test Treatmen

t

Post-Test

Analisis Data Hasil penelitian

Gambar

Tabel 3.1  Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dalam salah satu faktor tersebut ada hubungan dengan kegiatan mentoring yaitu rasa ingin tahu seseorang terhadap sifat keberagamaan, kebutuhan seseorang yang

63 tanggal 11 September 2007, pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan sebesar Rp 7,2 triliun yang terdiri

Cerita ini mengemukakan tema keberanian luar biasa seorang raja yang bernama Indera Nata dalam usaha mencari gajah bergadingkan emas dan menyelamatkan tujuh orang

Metode ANFIS bisa digunakan untuk melakukan perkiraan beban listrik di Kota Sungai Penuh menggunakan data historis sebagai variabel input, yang kemudian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau masukan untuk telaah,serta pengembangan dan kajian bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar sekolah,

Energi aktivasi (Ea) harus ditentukan dengan cara mengamati perubahan konsentrasi pada suhu tinggi, dengan membandingkan dua harga konstanta penguraian zat pada temperatur

Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN” dan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa mampu menuliskan laporan tentang posisi dan

Pancasila secara terminologis menurut Asmoro Achmadi ialah lima sila/ aturan yang menjadi ideologi bangsa dan negara, pedoman bermasyarakat, dan pandangan