• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

untuk yang manual bisa di koreksi lewat starbook, sedangkan untuk yang otomatis memerlukan teleskop tambahan yang biasa disebut sebagai teleskop pemandu atau sebagai teleskop peng-koreksi dari teleskop utama dan sangat bermanfaat untuk pengamatan yang relatif lama terutama untuk mengumpulkan cahaya dari bintang-bintang yang redup, sedangkan untuk pemasangannya dibutuhkan sebuah alat yang dapat menghubungkan antara teleskop pemandu dengan teleskop utama yang biasa disebut sebagai piggyback.

Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu 1. Latar Belakang

Di luar negeri Piggyback astronomi biasanya dijual terpisah dari paket teleskop, selain harganya yang tidak murah juga pengirimannya lambat karena biasanya lama di bea cukai sedangkan alat tersebut akan segera digunakan untuk pengamatan benda-benda langit, Untuk pengamatan benda-benda-benda-benda langit dibutuhkan satu paket teleskop yang terdiri dari beberapa komponen yaitu tabung optik utama (teleskop utama), mounting, half pilar, tripod, counterweight, starbook dan finderscope, teleskop utama digerakan oleh sebuah mounting dan pergerakan mounting teleskop tidak selamanya sempurna disebabkan oleh kualitas motor dan rugi-rugi mekanik termasuk didalamnya backlash roda gigi untuk itu dibutuhkan sebuah alat untuk meng-koreksi pergerakan mounting, koreksi disini bisa manual bisa juga otomatis, untuk yang manual bisa di koreksi lewat starbook, sedangkan untuk yang otomatis memerlukan teleskop tambahan yang biasa disebut sebagai teleskop pemandu atau sebagai teleskop peng-koreksi dari teleskop utama dan sangat bermanfaat untuk pengamatan yang relatif lama terutama untuk mengumpulkan cahaya dari bintang-bintang yang

(2)

redup, sedangkan untuk pemasangannya dibutuhkan sebuah alat yang dapat menghubungkan antara teleskop pemandu dengan teleskop utama yang biasa disebut sebagai piggyback. dengan memanfaatkan peralatan yang ada di observatorium bosscha yaitu mesin bubut dan mesin frais dengan bahan untuk alat yaitu aluminium maka pembuatan piggyback bisa direalisasikan.

1.1 Tujuan

Pembuatan Piggyback astronomi sebagai metode di mana teleskop pemandu dipasang pada teleskop utama dengan menggunakan sebuah mounting. Teleskop ini digunakan sebagai peng-koreksi dari teleskop utama. Selain itu sebagai referensi bagi siapa saja yang membutuhkan baik tulisan maupun alat bagaimana cara pembuatan piggyback untuk keperluan astronomi, baik yang hobi, amatir maupun profesional.

2. Teori Dasar 2.1 Teleskop

Teleskop atau teropong adalah instrumenpengamatan yang berfungsi mengumpulkan

radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatanastronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular,binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Teleskop terdidri dari dua bagian yaitu objektif dan okuler, untuk objektif bisa berupa cermin atau lensa, bagian okuler adalah lensa yang bisa digantikan oleh kamera.

(3)

A

B mountng equatorial.

Gambar 2.2 Contoh Mountng Altazimuth (A) dan Mountnng Equatorial (B)

2.3 Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi

(4)

dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

(5)

Gambar 2.3 Mesin Bubut

2.4 Mesin Frais

Mesin Frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar, Pisau Frais dipasang pada arbormesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau Frais akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.

Prinsip kerja dari mesin Frais yaitu pahat pemotong Frais melakukan gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong Frais tersebut.

(6)

Gambar 2.4 Mesin Frais

2.5 Mesin Bor

Dalam proses produksi pemesinan sebagian besar lubang dihasilkan dengan proses bor (drilling). Cekam mata bor yang biasa digunakan adalah cekam rahang tiga. Kapasitas pencekaman untuk jenis cekam mata bor ini biasanya maksimal diameter 13 mm.

(7)

Gambar 2.5 Cekam mata bor rahang tiga dengan kapasitas maksimal mata bor 13 mm

Gambar 2.6 Mesin Bor Duduk

A. Mata bor (Twist Drill) dan Geometri Mata Bor

Diantara bagian-bagian mata bor yang paling utama adalah sudut helik ( helix angle) , sudut ujung (point angle /lip angle, 2χr), dan sudut bebas (clearance angle,

(8)

α). Untuk bahan benda kerja yang berbeda, sudut-sudut tersebut besarnya bervariasi (Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Geometri mata bor (twist drill) yang disarankan

Benda Kerja Sudut

ujung, 2χr

Sudut helik Sudut bebas, α Baja karbon kekuatan tarik< 900 N/mm2 118o 20 o -30 o 19 o -25 o Baja karbon kekuatan tarik > 900 N/mm2 125 o -145o 20 o -30 o 7 o -15 o Baja keras (manganese) kondisi austenik 135o-150o 10 o -25 o 7 o -15 o Besi tuang 90o-135o 18 o -25 o 7 o -12 o Kuningan 118o 12 o 10 o -15 o Tembaga 100o-118o 20 o -30 o 10 o -15 o Alluminium 90o -118o 17 o -45 o 12 o -18 o

Ada beberapa kelas mata bor untuk jenis pekerjaan yang berbeda. Bahan benda kerja dapat juga mempengaruhi kelas dari mata bor yang digunakan, tetapi pada sudut-sudutnya bukan pada mata bor yang sesuai untuk jenis pengerjaan tertentu. Penggunaan dari masing-masing mata bor tersebut adalah :

(9)

Gambar 2.7 Mata bor khusus untuk pengerjaan tertentu

1. Mata bor helix besar (High helix drills) : mata bor ini memiliki sudut helik yang besar, sehingga meningkatkan efifiensi pemotongan, tetapi batangnya . lemah. Mata bor ini digunakan untuk memotong logam lunak atau bahan yang memiliki kekuatan rendah.

2. Mata bor helix kecil (Low helix drills) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas atau terpegang benda kerja ketika membuat lubang pada material kuniangan dan material yang sejenis.

3. Mata bor kerja berat (Heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan untuk menahan tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian web.

4. Mata bor tangan kiri (Left hand drills) : mata bor standar dapat dibuat juga untuk mata bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang jamak yang mana bagian kepala mesin bor di desain dengan sederhana yang memungkinkan berputar berlawanan arah.

5. Mata bor dengan sisi sayat lurus (Straight flute drills) : adalah bentuk ekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat lubang pada kuningan dan plat.

6. Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills) : mata bor yang di desain khusus untuk mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan untuk membuat lubang dalam pada material yang ulet. Memiliki web yang tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar dari ukuran normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang akhirnya banyak digunakan secara luas dan menjadi mata bor standar.

7. Mata bor panjang (Extension drills) : mata bor ini memiliki shank yang panjang yang telah ditemper, digunakan untuk membuat lubang pada permukaan yang secara normal tidak akan dapat dijangkau.

(10)

Gambar 2.8 Proses kelanjutan setelah dibuat lubang : (a) reaming, (b) tapping, (i) iounterboring, (d) iountersinking

8. Mata bor ekstra panjang (Extra-length drills) : mata bor dengan badan pahat yang panjang, untuk membuat lubang yang dalam.

9. Mata bor bertingkat (Step drills) : satu atau dua buah diamater mata bor dibuat pada satu batang untuk membuat lubang dengan diameter bertingkat.

10. Mata bor ganda ( Subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor bertingkat.Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu batang. 11. Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material paduan

ringan, dan material bukan logam, bentuknya bisa sama dengan mata bor standar. Proses pembuatan lubang dengan mata bor ini tidak boleh ada beban kejut, karena bahan carbide mudah pecah.

12. Mata bor dengan sisipan karbida (Carbide tipped drills) : sisipan karbida digunakan untuk mecegah terjadinya keausan karena kecepatan potong yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan web yang tipis diterapkan untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini, yang menjaga keawetan karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang keras, atau material non logam yang abrasif.

13. Mata bor dengan lubang minyak (Oil hole drills) : lubang kecil di dalam bilah pahat bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak pelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor. Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang liat.

14. Mata bor rata ( Flat drills) : batang lurus dan rata dapat digerinda ujungnya membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan ruang yang besar bagi beram tanpa bagian helix. Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang pada jalan kereta api.

15. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong : mata bor ini digunakan untuk memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya dengan mata bor atau di

punch. Mata bor ini digunakan karena memiliki produktifitas, akurasi, dan kualitas permukaan yang lebih bagus dari pada mata bor standar pada pengerjaan yang sama.

16. Center drill : merupakan kombinasi mata bor dan countersink yang sangat baik digunakan untuk membuat lubang senter .

B. Pengerjaan yang berhubungan dengan proses bor

Proses pembuatan lubang biasanya dengan mesin bor dilakukan untuk pengerjaan lubang awal. Pengerjaan selanjutnya dilakukan setelah lubang dibuat. Proses kelanjutan dari pembuatan lubang tersebut misalnya : reaming (meluaskan

(11)

lubang dengan diameter dengan toleransi ukuran tertentu), taping (pembuatan ulir), counterboring (lubang untuk kepala baut tanam), countersinking (lubang menyudut untuk kepala baut/sekrup).

2.6 Tap ( Membuat ulir dalam )

Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut). Pada bagian pertama dari tulisan ini kita akan membahas cara membuat ulir dalam dengan menggunakan Tap.

Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini disebut saja “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.

Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian ( Gambar 1)

(12)

Gambar 2.9 Jenis-jenis Tap

Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney).

Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut: a. Tap/snei M10 x 1,5.

Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik 10 = Diameter nominal ulir dalam mm 1,5 = Kisar ulir

b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16 Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth ¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi 20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi

Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam ( Gambar 2 ), yaitu:

(13)

Gambar 2.10 Pemegang Tap

Langkah Pengetapan.

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus:

D = D’– K Dimana :

D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi

D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi K = Kisar (gang).

Contoh :

(14)

b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “

Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur.Bentuk standar mur dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.

Contoh Urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10X1,5 1. Buatlah lubang pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm

2. Pilih dan ambil mata tap M10 X 1,5 serta pasangkan pada tangkainya

3. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu tap no.1 (Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian

Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian pastikan bahwa tap enar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar tap secara perlahan searah jarum jam. Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270o maju searah jarum jam, kemudian

diputar mundur ±90o berlawanan arah jarum jamdengan tujuan untuk memotong tatal,

selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum jam

dan mundur lagi 90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.

3. Perancangan dan Realisasi

(15)

Gb. 3.1 Software Catia V5 3.1.1 Cincin Teleskop Vixen

Untuk menentukan diameter cincin yang akan di buat, terlebih dahulu harus tahu diameter teleskop vixen, teleskop vixen yang digunakan yaitu jenis VMC 110L dengan diameter tabung 119 mm dan panjang tabung 370 mm. dengan menggunakan bahan pipa alumunium dengan diameter dalam 120 mm dan ketebalan 20 mm maka pengerjaan bisa dilakukan. Pembuatan cincin sebanyak dua buah dengan ukuran yang sama.

(16)

Gb. 3.2 Cincin Vixen tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.2 Cincin Teleskop William Optics

Sama seperti diatas untuk menentukan diameter cincin yang akan di buat, terlebih dahulu harus tahu diameter teleskop William Optic (WO), teleskop WO dengan diameter tabung 88 mm dan panjang tabung 285 mm. dengan menggunakan bahan pipa alumunium dengan diameter 88 mm dan ketebalan 20 mm maka pengerjaan bisa dilakukan, untuk bagian bawah dipapas sebagai dudukan ke pelat adaptor agar lebih kokoh, sedangkan antar lubang berjarak 120 derajat didapat dari 360 derajat dibagi 3 buah lubang. Pembuatan cincin sebanyak dua buah dengan ukuran yang sama.

(17)

Gb. 3.3 Cincin William Optics tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.3 Pelat Adaptor

Pelat adaptor digunakan sebagai penghubung antara cincin william optics ke cincin vixen, bahan menggunakan pelat alumunium dengan ketebalan 10 mm dengan panjang 150 mm, untuk tampak samping panjang bawah 35 mm dan panjang atas 25 mm, untuk lubang berdiameter 5 mm.

Gb. 3.4 Pelat Adaptor tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.4 Dovetail

(18)

Dovetail berfungsi sebagai penghubung piggyback ke mounting teleskop dan dapat masuk ke celah mounting dapat di atur dengan menggeser arah maju mundur untuk posisi balancing, bahan menggunakan pelat alumunium dengan ketebalan 10 mm dengan panjang 150 mm dan lebar 48 mm, untuk lubang berdiameter 10 mm. dengan kemiringan sebesar 13 derajat (disesuaikan dengan kemiringan mounting)

Gb. 3.5 Dovetail tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D

(19)

Tampak Depan Tampak Samping

3 D dan Keterangan 3 Dimensi Gb. 3.6 Gambar keseluruhan desain

(20)

Setelah gambar selesai beralih kebahan pipa alumunium untuk dilakukan pembubutan. Mesin bubut yang tersedia di Observatorium Bosscha yaitu jenis AI berasal dari negara Belanda.

3.2.1 Cincin Vixen

Sebelum dicekam ke mesin bubut pastikan panjang benda kerja yang akan dibubut ukurannya disesuaikan dengan gambar di atas, setel pisau pahat bubut sejajar dengan senter dipasang pada kepala lepas. pemakanan diameter luar menggunakan pahat lurus sedangkan pemakanan diameter dalam menggunakan pahat melebarkan lubang, untuk pemakanan awal putar motor berada pada kecepatan rendah tapi torsi besar, boleh menggunakan manual atau di setel secara otomatis tapi tetap harus dalam pengawasan tidak ditinggal begitu saja dan jika mendekati ukuran sebenarnya sebaiknya pembubutan dilakukan dengan pemakanan sedikit baik untuk dimeter luar maupun diameter dalam. Untuk engsel menggunakan sambungan rantai motor dan agar tidak menggores cat teleskop vixen sebaiknya diameter dalam dilapisi sesuatu yang halus (empuk) disini penulis menggunakan karet dari bahan untuk sandal dibentuk selebar diameter cincin vixen.

Gb. 3.7 Cincin vixen yang telah dibubut

(21)

Gb. 3.8 Cincin William Optics yang telah dibubut

3.3 Mesin Frais

Salah satu fungsi dari mesin frais yaitu untuk pemapasan benda kerja. Mesin frais yang tersedia di Observatorium Bosscha yaitu jenis Aciera berasal dari negara Swiss. Pencekaman menggunakan ragum dipasang pada meja mesin frais, gerakan meja arah kiri kanan atau sumbu x, ukuran disesuaikan dengan gambar diatas, sebelum dilakukan pemapasan sama seperti mesin bubut pahat mesin frais diseting center pada benda kerja, dari pengalaman penulis untuk pemakanan awal putar motor berada pada kecepatan rendah tapi torsi besar pada bahan alumunium pemakanan awal antara 1 -2,5 mm dan jika mendekati ukuran sebenarnya sebaiknya dilakukan dengan pemakanan sedikit antara 0,1 – 0,5 mm supaya bentuk permukaan pada benda kerja lebih halus, boleh menggunakan manual atau di setel secara otomatis tapi tetap harus dalam pengawasan tidak ditinggal begitu saja dan pastikan pelumasan berjalan dengan baik, pelumasan disini berfungsi selain untuk medinginkan cuter juga berfungsi untuk membuang bram/tatal dari benda kerja.

(22)

Untuk pelat adaptor dan Dovetail jika ukurannya masih jauh dari gambar kerja sebaiknya sebelum dilakukan pemakanan oleh mesin frais harus dilakukan penggergajian terlebih dahulu, ini dilakukan untuk mempercepat proses pengerjaan agar semua pemakanan tidak harus dilakukan di mesin frais.

Gb. 3.8 Bentuk - bentuk benda kerja setelah di frais

3.4 Mesin Bor

Sesuai fungsinya mesin bor yaitu untuk melubangi benda kerja, sebelum dilkukan pengeboran sebaiknya dipilih dulu diameter mata bor yang akan digunakan dan pada benda kerja diberikan tanda oleh alat yang namanya penitik. ini dilakukan untuk memudahkan pengeboran. Untuk cincin wiliam optics diberi tiga buah lubang untuk baut adjustment dengan jarak 120 derajat (360 derajat dibagi 3 lubang).

Pembuatannya sebelum ke benda kerja sebaiknya di mal dulu pada kertas atau karton setelah didapat ukuan yang sesuai baru kertas ditempel ke benda kerja dan dilakukan

(23)

dan pengetapan juga harus tegak lurus tidak boleh miring, walaupun kemiringannya sedikit ini akan berpengaruh pada hasil ulir dalam yang akan dibuat, misalnya tap akan patah dan baut ketika diulirkan jadi kurang kokoh karena miring dan goyang. 3.6 Pemasangan seluruh alat (assembling)

Setelah peralatan semuanya berhasil di buat, maka saatnya untuk menyatukan bagian bagian yang telah dibuat, ini dilakukan untuk mengetahui apakah bagian yang satu dengan yang lainnya telah sesuai misal : tegak lurus cincin vixen dan william optics, lubang yang telah dibor apakah sejajar dan lain sebagainya. Langkah perakitannya yaitu :

1. Cincin vixen dengan dovetail

(24)

3. Cincin vixen, dovetail, pelat adaptor dan william optics

4. Pemasangan ke teleskop

(25)

waterpas, pasang half pilar masih menggunakan waterpas, pasang mounting teleskop vixen, pasang piggyback, atur balancing sudut declinasi dan sudut jam dengan menggunakan counterweight, pasang teleskop menghadap ke timur, pasang filter matahari pada teleskop vixen dan william optics, nyalakan tombol on, atur starbook tanggal jam lokasi pengamatan dan mulai arahkan teleskop ke matahari dengan starbook, setelah didapat objek matahari oleh teleskop vixen maka arahkan teleskop william optics ke matahari dengan memutar 3 (tiga) buah baut adjusment untuk alignment dengan teleskop utama.

5. Kesimpulan

 Sebelum melakukan pengerjaan permesinan buat gambar dahulu di software

catia.

 Agar tidak menggores tabung teleskop vixen sebaiknya diameter dalam cincin

menggunakan alas atau bahan pelapis yang tidak melukai dan agar tidak menggores tabung william optis (wo) maka ketiga ujung baut pada cincnin wo dipasang hardnilon.

 Dalam mengerjakan permesinan pakai peralatan safety: (jas lab, safety shoes,

kacamata dan sarung tangan).

 Berat piggyback sebaiknya disesuaikan dengan beban maximum mounting

(bisa dilihat di manual book teleskop vixen).

 Dengan adanya baut adjusment untuk posisi alignment antara teleskop vixen

dan teleskop william optics bisa disesuaikan dengan memutar ketiga baut tersebut.

(26)

 Dibuatnya piggyback memudahkan astronom untuk melakukan koreksi

terhadap objek langit dapat dilakukan secara otomatis.

Referensi : 1. http://www.ielestron.iom/astronomy/ielestron-unieersal-piggybaik-mount-all-sits.html 2. http://gregorius-smakid.blogspot.iom/2o13/o2/program-keahlian-teknik-pemesinan.html 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut

4. Anonim. . “Mountng Teleskop”. http://kaf/efftrononi.coni/itpf-ieineli.-teliefkantpchtili

5. Leoof, P.eroroec 1998c “PeogeroifoTeliefkantp”c httpf://..c i.ka.tpe..fcnrog/i.ka./Teliefkantp/c

6. http://zwingly.wordpress.iom/2o11/o3/2//membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luar-dengan-tap-dan-sney-part-1/

Gambar

Gambar 2.1 Contoh bentuk Teleskop Vixen dan William Optis
Gambar 2.2 Contoh Mountng Altazimuth (A) dan Mountnng Equatorial (B)
Gambar 2.3 Mesin Bubut
Gambar 2.4 Mesin Frais
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.2 Message Dialog Apabila User Belum Login Tetapi Mengakses Menu-Menu Utama

Observasi yang dilakukan pada materi Termokimia kelas XI IPA MAN 1 Pontianak menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah,

Dicari nilai residual dari model ARIMA( ) yang akan digunakan untuk menentukan model GARCH pada data kenaikan harga sembilan bahan pokok.. Setelah diperoleh model GARCH

Dari hasil desain dan implementasi diperoleh sebuah sistem informasi visualisasi yang terdiri dari 2 aplikasi yaitu aplikasi web dan aplikasi android, dimana aplikasi web

Ramuan/ Resep Herbal Alami Untuk Pengobatan Alternatif Alamiah Kangker Hati 3 lembar sirih merah, direbus dengan air dari 3 gelas menjadi 1 ½ gelas, disaring, + madu 2 sendok

Kebangkitan adalah kemenangan atas kematian. Dengan poros inilah kekristenan mula- mula memiliki keberanian untuk meletakkan kesetiaan mereka kepada Yesus dan bukan pada

Commuter marriage sebagai pernikahan yang diidentikkan dengan kurangnya waktu yang dihabiskan bersama pasangan membuat peneliti tertarik untuk meneliti. mengenai gambaran

Peta blok plan di Desa Nambangan ini disusun oleh Satgas Pelaksana dari Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri yang diketuai oleh