• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA TASIKMALAYA. Eneng Daryanti 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA TASIKMALAYA. Eneng Daryanti 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Eneng Daryanti

1Staf Pengajar STIKES Mitra Kencana Tasikmalaya

ABSTRAK

BBLR memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat badan normal, khususnya kematian pada masa perinatal. Faktor yang mempengaruhi berat lahir adalah umur, pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit selama kehamilan, paritas, jarak kelahiran, lingkar lengan atas dan antenatal care. Tahun 2011 tercatat kasus BBLR di RSUD Kota Tasikmalaya sebesar 15,11 % dari 1935 persalinan. Rancangan penelitian cross sectional, populasi sebanyak 207 ibu yang bersalin di RSUD Kota Tasikmalaya periode Oktober-Desember 2011, pengambilan sampel secara konsekutife sampling dengan jumlah sampel 168 ibu yang bersalin.. Data penelitian menggunakan data sekunder dari status ibu bersalin yang ada di ruang rekam medik RSUD Tasikmalaya. Analisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil faktor maternal yang berhubungan dengan berat lahir adalah riwayat penyakit selama kehamilan (p value 0,001, OR=2,992), paritas (p value 0,000, OR=16,563), LILA (p Value 0,000, OR=10,390) dan ANC (p value 0,000, OR=3,063), sedangkan faktor yang maternal yang tidak berhubungan dengan berat lahir adalah umur, pendidikan, pekerjaan dan jarak kelahiran. Kesimpulan paritas merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan berat lahir di RSUD Kota Tasikmalaya tahun 2011.

Kata kunci: Faktor maternal, berat lahir, paritas, LILA ABSTRACT

Babies with low birth weight have a higher death risk than those with the normal one when they are born, especially death in the perinatal period. The factors influencing the birth weight are age, education, occupation, disease history during pregnancy, parity, birth range, upper arm circumferenceand antenatal care. In 2011,the case of low birth weight in the Hospital of Tasikmalaya is 15.11% of 1935 labours. The research design is cross sectional, the population consists of 207 women laboured in the Hospital of Tasikmalaya in October-December 2011, the technique of taking the sample uses consecutive sampling,in which the total numbers are 168 labour women. The data uses the secondary one about the status of laboured women in the medic record room of Hospital of Tasikmalaya. The data are analysed by using chi square and multivariate analysis (Logistic Regression Test). The maternal factors correlated with the birth weight are disease history during pregnancy (p value 0.001, OR=2.992), parity (p value 0.000, OR=16.563), upper arm circumference (p value 0.000, OR=10.390) and ANC (p value 0.000, OR=3.063), the maternal factors which are not correlated with the birth weight are age, occupation, and birth range. and the dominant maternal factors which is correlated with the birth weight is parity (OR=17,981). Concluded that parity is the most dominant factor correlated with the birth weight in the Hospital of Tasikmalaya in 2011.

Key words: Maternal factors, birth weight, parity, and upper arm circumference PENDAHULUAN

TargetMillenium Development Goals (MDGs)sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita dari tahun 2007 yaitu sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sekitar 57% angka kematian bayi terjadi pada umur dibawah 1 bulan. Penyebab

(2)

tersebut antara lain karena gangguan perinatal dan BBLR (bayi berat lahir rendah) (Depkes RI, 2010).

Faktor–faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR, antara lain adalah karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 20 tahun dan umur lebih dari 34 tahun, ras kulit hitam, status sosial ekonomi yang kurang, status perkawinan yang tidak sah, tingkat pendidikan yang rendah). Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas, berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan BBLR, jarak kelahiran). Status kesehatan reproduksi ibu berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksi dan penyakit selama kehamilan, riwayat kehamilan dan komplikasi kehamilan (Manuaba, 2001).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya merupakan pusat rujukan persalinan dari seluruh pertolongan persalinan di tingkat dasar, sehingga pertolongan persalinan yang dilakukan merupakan rujukan dari puskesmas, bidan praktek swasta yang mempunyai masalah dengan pertolongan persalinan. RSUD Kota Tasikmalaya merupakan rumah sakit milik pemerintah yang memiliki fasilitas KIA yang lengkap dan lokasi strategis dan menjadi tempat pemeriksaan dan tempat pelayanan pertolongan persalinan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten/Kota Tasikmalaya. RSUD Kota Tasikmalaya,penerapan penjagaan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi juga telah dilakukan antara lain melalui peningkatan keterampilan klinis, kegiatan audit maternal–perinatal dan bimbingan teknis yang terstruktur. Demikian pula perencanaan dengan penggerakkan puskesmas dan jajarannya sudah dilakukan termasuk bidan desa dalam upaya penurunan kejadian BBLR.

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Kota Tasikmalaya pada bulan Februari 2013, diperoleh data persalinan pada tahun 2010 bayi yang lahir dengan BBLR tercatat sebesar 12,97% dari 1842 persalinan, sedangkan pada tahun 2011 jumlah BBLR mengalami peningkatan sebesar 14,02 % dari 2033 persalinan, sedangkan pada tahun 2012 tercatat kasus BBLR sebesar 15,11 % dari 1935 persalinan.

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan informasi kasus BBLR yang terjadi adalah adanya rujukan dari puskesmas dan dari tempat persalinan yang ditolong oleh bidan dan sudah pernah mendapatkan pelayanan antenatal. Pasien yang dirujuk sebagian besar disebabkan akibat perdarahan dan partus macet.

(3)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Pendekatan. yang digunakan adalah desaincross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, dan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2002). Variabel Independen (variabel bebas) umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, riwayat penyakit ibu, paritas ibu, jarak kelahiran, Lingkar lengan atas (LILA) ibu,

Antenatal care, variable dependennya adalah berat lahir.

Populasi adalah ibu yang melahirkan bayi dalam kurun waktu bulan Oktober-Desember 2012 di RSUD Kota Tasikmalaya yang berjumlah 207 persalinan yang tercatat dalam Buku Status Ibu yang terkumpul di Ruang Rekam Medik RSUD Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel dilakukan secara

Konsekutive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

peneliti yaitu dengan menentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang berjumlah 168 ibu bersalin.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisisnya menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square (X2), menggunakan α = 0,05 dan 95%

ConfedenceInterval (CI). 0. Analisis multivariatnya menggunakan uji regresi logistik ganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1: Distribusi Frekwensi Ibu Menurut Faktor Maternal di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011

Faktor Maternal Rekapitulasi Hasil Jawaban

N (168) %

Umur Ibu

Tidak berisiko(antara >20 s.d <35 tahun

Berisiko (<20 dan >35 tahun)

136 32

81 19 Pendidikan

Pendidikan tinggi (DIII s.d PT) Pendidikan dasar (SD s.d SLTA)

89 79 53 47 Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 146 22 86,9 13,1 Penyakit selama kehamilan

(4)

Ya 53 31,5 Paritas

Paritas tidak berisiko (paritas < 4) Paritas berisiko (paritas 0 dan >4)

130 38

77,4 22,6 Jarak kelahiran

Tidak berisiko(> 2 tahun) Berisiko (< 2 tahun)

132 38

78,6 21,4 Lingkar lengan atas

Tidak berisiko (> 23,5 cm) Berisiko (< 23,5 cm) 122 46 72,6 27,4 Antenatal Care

Tidak berisiko (>4 kali) Berisiko (< 4 kali)

134 34

79,8 20,2

Berdasarkan tabel 5.1. menunjukkan bahwa dari 168 ibu sebanyak 32 ibu (19%) ada pada kategori umur berisiko dan sisanya sebanyak 136 orang (81%) ada pada kategori umur tidak berisiko. Hasil penelitian didapatkan rata-rata umur adalah 28 tahun, umur termuda 16 tahun dan umur tertua adalah 41 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata umur ibu adalah diantara 27,14 s.d 28,97 tahun.

Pendidikan ibu sebagian besar ada pada kategori pendidikan tinggi (D III-Perguruan Tinggi) yaitu sebanyak 89 orang (53%), sedangkan sisanya sebanyak 79 orang (47%) ada pada kategori pendidikan dasar (SD-SLTA).

Pekerjaan ibu sebagian besar ada pada kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 146 orang (86,9%), sedangkan sisanya sebanyak 22 orang (13,1%) ada pada kategori bekerja.

Penyakit yang diderita selama kehamilan sebagian besar ada pada kategori tidak menderita penyakit selama kehamilan yaitu sebanyak 115 orang (68,5%), dan sisanya sebanyak 53 orang (31,5%) ada pada kategori mengalami penyakit selama kehamilan.

Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu (paritas) sebagian besar ada pada kategori paritas tidak berisiko yaitu sebanyak 130 orang (77,4%), sedangkan sisanya sebanyak 38 orang (22,6%) ada pada kategori paritas berisiko. Hasil penelitian didapatkan rata-rata paritas ibu adalah paritas 3, paritas paling sedikit adalah 0 dan paritas terbanyak adalah paritas 7. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata paritas ibu adalah diantara paritas 1,87 dan paritas 2,30.

Jarak kelahiran responden sebagian besar ada pada kategori tidak berisiko yaitu sebanyak 132 orang (78,6%), sedangkan sisanya sebanyak 36

(5)

orang (21,4%) ada pada kategori berisiko. Hasil penelitian didapatkan rata-rata jarak kelahiran ibu adalah 4 tahun, jarak minimal adalah 0 tahun dan jarak kelahiran maksimal adalah 12 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini jarak kelahiran ibu adalah diantara 2,74 s.d 3,41 tahun.

Lingkar lengan atas responden sebagian besar ada pada kategori tidak berisiko yaitu sebanyak 122 orang (72,6%), sedangkan sisanya sebanyak 46 orang (27,4%) ada pada kategori berisiko. Hasil penelitian didapatkan rata-rata LILA ibu adalah 24,58 cm, LILA terkecil adalah 21,6 cm dan LILA terbesar adalah 36,1 cm. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata LILA ibu adalah diantara 24,271 s.d 24,889 cm.

Frekuensi pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh responden sebagian besar ada pada kategori tidak berisiko yaitu sebanyak 134 orang (79,8%), sedangkan sisanya sebanyak 34 orang (20,2%) ada pada kategori berisiko. Hasil penelitian didapatkan rata-rata ibu melakukan ANC sebanyak 4 kali, ANC minimal dilakukan sebanyak 2 kali dan ANC maksimal dilakukan sebanyak 8 kali. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata ibu melakukan ANC adalah diantara 4,01 s.d 4,36 kali.

Tabel 2: Distribusi Faktor Maternal danBerat Lahir di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011

Variabel Berat Lahir Tota

l P value OR 95% CI BBLR BBLN N % N % Umur 0,118 1,867 (0,847-4,112) -Berisiko -Tidak berisiko 14 40 43,8 29,4 18 96 56,3 70,6 32 136 Pendidikan 0,841 1,069 (0,559-2,044) -Pendidikan Dasar -Pendidikan Tinggi 26 28 32,9 31,5 53 61 67,1 68,5 79 89 Pekerjaan 0,133 0,427 (0,137-1,329) -Bekerja -Tidak bekerja 4 50 18,2 34,2 18 96 81,8 65,8 22 146

Riwayat penyakit selama kehamilan 0,001 2,992 (1,506-5,945) -Ya -Tidak 26 28 49,1 24,3 27 87 50,9 75,7 53 115 Paritas 0,000 16,563 (6,754-40,613) -Berisiko -Tidak berisiko 30 24 78,9 21,1 8 106 18,5 81,5 38 130

(6)

Jarak kelahiran -Berisiko -Tidak berisiko 14 40 38,9 30,3 22 92 69,7 61,1 36 132 0,328 1,464 (0,680-3,149) LILA 0,000 10,390 (4,766-22,651) -Berisiko -Tidak berisiko 32 22 69,6 18 14 100 30,4 82 46 122 ANC 0,004 3,063 (1,412-6,642) -Berisiko -Tidak berisiko 18 36 52,9 26,9 16 98 47,1 73,1 34 134

Hubungan antara umur ibu dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 14 orang (43,8%) dengan umur ibu berisiko, dan sebanyak 40 orang (29,4%) dilahirkan oleh ibu dengan umur tidak berisiko. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu danberat lahir dengan p = 0,118.

Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 26 orang (32,9%) dengan tingkat pendidikan ibu yaitu tingkat dasar, sedangkan sebanyak 28 orang (31,5%) dengan pendidikan ibu tinggi. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu danberat lahir dengan p = 0,841

Hubungan antara pekerjaan ibu dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 4 orang (18,2%) dengan ibu bekerja, sedangkan 50 orang (34,2%) dengan ibu tidak bekerja. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dan berat lahir dengan p = 0,133.

Hubungan antara riwayat penyakit selama kehamilandan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 26 orang (49,1%)dilahirkan dari ibu yang mempunyai riwayat penyakit selama kehamilan, sedangkan 28 orang (24,3%) dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat penyakit selama kehamilan. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyakit selama kehamilan danberat lahir dengan p = 0,001. Analisis hubungan antara dua variabel didapatkan OR = 2,992 (1,506-5,945) artinya ibu yang mempunyai penyakit selama kehamilan mempunyai peluang untuk melahirkan bayi berat lahir rendah 3 kali dibandingkan ibu yang tidak mempunyai riwayat penyakit selama kehamilan.

(7)

Hubungan antara paritas ibu dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 30 orang (78,9%) dengan paritas berisiko, sedangkan 24 orang (18,5%) dengan paritas tidak berisiko. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas danberat lahir dengan p = 0,000. Analisis hubungan keeratan dua variabel didapatkan OR = 16,563 (6,754-40,613) artinya ibu yang mempunyai paritas beresiko mempunyai peluang untuk melahirkan bayi berat lahir rendah 16,563 kali dibandingkan ibu yang paritasnya tidak berisiko.

Hubungan antara jarak kelahiran dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 14 orang (38,9%) dengan jarak kelahiran berisiko, sedangkansebanyak 40 orang (30,3%) dengan jarak kelahiran tidak berisiko. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubunganantara jarak kelahiran danberat lahir dengan p = 0,328.

Hubungan antara LILA dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 32 orang (69,6%) dengan LILA berisiko, sedangkan 22 orang (18%) dengan LILA tidak berisiko. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara LILA danberat lahir dengan p = 0,000. Analisis hubungan keeratan dua variabel didapatkan OR = 10,390 (4,766-22,651) artinya ibu yang mempunyai LILA beresiko mempunyai peluang untuk melahirkan bayi berat lahir rendah 10,390 kali dibandingkan ibu yang tidak mempunyai LILA tidak berisiko.

Hubungan antara ANC dan berat lahir diperoleh bahwa proporsi BBLR sebanyak 18 orang (52,9%) dengan antenatal care berisiko, sedangkan 36 orang (26,9%) dengan antenatal care tidak berisiko. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Antenatal Care danberat lahir dengan p = 0,004. Analisis hubungan keeratan dua variabel didapatkan OR = 3,063 (1,412-6,642) artinya ibu yang mempunyai antenatal care beresiko mempunyai peluang untuk melahirkan bayi berat lahir rendah 3,063 kali dibandingkan ibu yang tidak mempunyai antenatal care tidak berisiko.

(8)

Tabel 3: Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Faktor Maternal dan Berat Lahir di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011

Variabel B P wald Exp(B) Sig.

Paritas

Lingkar lengan atas ibu Riwayat penyakit ibu ANC Umur 2,889 1.890 .843 .915 .876 26.342 15.080 3.152 2.872 2.099 17,981 6.619 2.323 2.497 .416 .000 .000 .076 .090 .147

Berdasarkan tabel 3 di atas ternyata variabel paritas dan LILA mempunyai signifikansi p value< 0,05,yang berarti bahwa variabel tersebut merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dengan berat lahir, sedangkan 2 variabel lainnya variabel yaitu variabel umur ibu, ANC dan riwayat penyakit ibu memiliki signifikansi p value >0,05.

Dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 8 variabel independent yang diduga merupakan faktor yang berhubungan dengan berat lahir di RSUD Kota Tasikmalaya, ternyata ada 2 variabel yang secara signifikan berhubungan dengan BBLR yaitu paritas dan LILA. Selanjutnya dari 2 variabel tersebut yang dominan berhubungan dengan berat lahir yaitu variabel paritas dengan p value = 0,000 dan OR = 17,981, artinya ibu yang mempunyai paritas berisiko akan melahirkan BBLR sebesar 18 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang mempunyai paritas tidak berisiko setelah dikontrol dengan variabel umur ibu, riwayat penyakit ibu, LILA ibu dan ANC.

Variabel LILA ibu berhubungan dengan berat lahir (OR=6.619), artinya ibu yang mempunyai LILA berisiko akan melahirkan BBLR 7 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang mempunyai LILA tidak berisiko setelah dikontrol dengan variabel umur ibu, riwayat penyakit ibu, paritas dan ANC. Jadi variabel umur ibu, riwayat penyakit ibu, ANC adalah merupakan faktor konfonding.

Hasil uji statisistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan berat lahir dengan nilai p=0,004. Hal ini dikarenakan sebagian subyek belum melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak lebih atau sama dengan empat kali.

Hasil analisis regresi logistik ganda dengan model 2 menunjukkan bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan berat lahir adalah variabel Paritas dan Lingkar Lengan Atas. Hasil penelitian ini menunjukkan paritas (OR=17,981), berarti ibu yang mempunyai paritas berisiko akan melahirkan BBLR sebesar 18 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang mempunyai paritas tidak berisiko.

(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Faktor maternal yang berhubungan dengan berat lahir adalah paritas dan LILA ibu, adapun faktor yang dominan berhubungan dengan berat lahir adalah paritas, dengan nilai p value 0.000 dan OR 17,981. Umur ibu, ANC, dan riwayat penyakit ibu selama kehamilan merupakan konfounding terhadap hubungan paritas, LILA ibu dengan berat lahir. Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan, dan jarak kehamilan dengan berat lahir.

SARAN

Bagi RSUD Kota Tasikmalaya diharapkan dapat meningkatkan upaya sistem rujukan medis dengan menjalin kerjasama dan komunikasi melalui puskesmas dan klinik bersalin sehingga dapat memberikan pelayanan yang bermutu. Hendaknya ibu hamil dalam merencanakan persalinan pada kurun umur reproduksi sehat (20-35 tahun), dan membatasi jumlah anak tdk boleh lebih dari 4.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. Pengenalan ilmu gizi. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002; p.8-10.

Arikunto, 2006,Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Bobak M, Dejmek J, Sram RJ. Unfavourable Birth Outcomes of the Roma

Women in the Czech Republic and the Potential Explanations: A Population

Based Study. BMC Pub Health. Vol 106, No 5. 2005.p 2461-2458.

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom KD.

Penyakit dan Cedera pada Janin dan Neonatus, 2008.

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gillstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom KD.

Maternal adaptation to pregnancy. In: William obstetric, 21th ed. London; Mc.Graw-Hill, Medical publishing division; 2001.p.167-2003.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ibu Sehat, Bayi Sehat. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat; 1999.

Depkes RI. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Bayi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui (Pedoman Petugas Puskesmas). Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI; 2007. Hal 3-8.

Depkes RI. 2007.Menkes Canangkan Stiker Perencanaan dan Pencegahan

Komplikasi( http://www.litbang.com ).

Dutta DC. Antenatal care, preconceptional counselling and care. In : Konar H, editor. Text book of obstetrics including perinatology and contraception. 4th ed. Calcutta : New central book agency (P) Ltd; 1998.p.100-9.

(10)

Erika Ota. Maternal body mass index and gestational weight gain and their

association with perinatal outcomes in Viet Nam. Bulletin of the World Health Organization. Research Article ID: BLT.10.077982. 2010

Gibson RS. Anthropometric assessment of body composition. In : Principles of

nutritional assessment.New York : Oxford university press; 1990.p.187-210 Hastono, Sutanto Priyo, 2007. Basic Data Analysis for Health Research Training,

SPH

Hastono, Sutanto Priyo, Luknis Sabri, 2006. Statistik Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta.

Hastono, Sutanto Priyo. 2001. Analisis data. Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Ismi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR Pada Ibu-ibu Yang Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru. Medan. Program Sarjana Universitas Sumatera Utara; 2010

Karim A. Pengaruh ukuran antropometrik ibu terhadap berat badan lahir rendah. Dalam : Tesis program pasca sarjana. Bagian obstetri dan ginekologi unoversitas hasanuddin. Makassar. 1998

Mainase, J. Hubungan Faktor lbu Hamil dengan Terjadinya Bayi Lahir Rendah Di RSUD Dr.M.Haulussy Ambon. Maluku. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga; 2011

Mansjoer, Arief (2000).Kapita selekta. Media

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Nuthalapaty FS, Rouse DJ.The Impact of Obesity on Obstretical Practice

and Outcome. Clin Obstet Gynecol. 2004;47(4):899-913.

Ogunyemi D, Hullett S, Leeper J, Risk A. Prepregnancy body mass index,weight

gain during pregnancy and perinatal in a rural black population.J Maternal Fetal Med. Vol 7. No 4. 1998

Ota E, Haruna M, Suzuki M, Ahn DD, Tho LH, Thahn Tam NT, et al. Maternal

Body Mass Index and Gestational Weight Gain and Their Association with Perinatal Outomes in Vietnam. WHO [homepage on the internet]. Available from: http://www.who.int/bulletin/volumes/89/2/10-077982/en/index.html Prawirohardjo, Sarwono. 2005.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal. Jakarta : JN PKKR-POGI Bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2004

Sitorus, RH. Pedoman Perawatan Kesehatan Ibu dan Janin Selama Kehamilan. Bandung: CV Pionir Jaya Bandung; 1999. Hal 16.

Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from :http://www.eMedicine.com. Last Update : September 25, 2011. [diakses

(11)

Suparianto, Analisis Multivariat, Rineka Cipta, Jakarta, 2004

Titiek Setyowati. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah. 2001. Diunduh dari http://digilib.litbang.depkes. go.id. 15 April 2012

Usha Kiran TS, Hemmadi S, Bethel J, Evans J. Outcome of pregnancy in a

woman with an increased body mass Index. Br J Obstet Gynaecol.

2005;112:768-72.

Wildschut HIJ. Maternal weight and weight gain. In : High risk pregnancy management options. 2nd ed. London: WB Saunders; 1999.p.53-9

Wortington R, Williams SR. Nutrition Throughout The Life Cycle. Fourth Edition. North America. MC Graw-Hill International Editions. 2000.

World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting

optimal fetal growth. Avaliable from

:http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. [diakses pada tanggal 10 Maret 2012].

Gambar

Tabel 1: Distribusi Frekwensi Ibu Menurut Faktor Maternal di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011
Tabel 2: Distribusi Faktor Maternal danBerat Lahir di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011
Tabel 3: Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Faktor Maternal dan Berat Lahir di RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

and total population is 2,408,995 persons. The change of land use affected to water resource availability which can be used because related to evapotranspiration and the ability

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap akuntansi manajemen lingkungan dan strategi sedangkan penerapan

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa obesitas merupakan ciri khas penderita hipertensi walaupun belum di ketahui secara pasti hubungan antara

Dari sekian banyak jenis bumbu, bumbu daun seperti daun salam, daun jeruk dan pandan termasuk bumbu yang sering ditambahkan pada masakan.. Bagaimana dengan bumbu

Kun ohra oli kalkitusvuoden kasvi, nosti kevät- ja myös talvikalkitus pH:ta nopeammin kuin syyskalkitus Etelä-Pohjanmaan ensimmäisessä kokeessa (1982 - 85).. Syy

The independent variables in this research were total asset growth, market to book asset ratio, market debt to equity ratio and dividend payout ratio, meanwhile, the

Menimbang, bahwa hakim tingkat pertama dalam pertimbangannya menyatakan bahwa terhadap satu petak kedai kontrakan di Pasar Lubuk Alung dan perhiasan emas lebih kurang

Dalam proses pembuatan buku ini, tanpa adanya ridho Allah SWT, semangat, kesungguhan dan kesabaran, kami tidak akan mampu untuk menyelesaikannya. Buku ini merupakan hasil