• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PERIANAL BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) UNTUK MENCEGAH RUAM POPOK PADA BAYI DI BPM SUGIYATI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017 Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Keb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PERIANAL BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) UNTUK MENCEGAH RUAM POPOK PADA BAYI DI BPM SUGIYATI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017 Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Keb"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PERIANAL BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) UNTUK MENCEGAH

RUAM POPOK PADA BAYI DI BPM SUGIYATI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017

Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh : ASTRIN SAFALIA

B1401151

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PERIANAL BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) UNTUK MENCEGAH

RUAM POPOK PADA BAYI DI BPM SUGIYATI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017

Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh : ASTRIN SAFALIA

B1401151

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KARYA TULIS ILMIAH

PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PERIANAL BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) UNTUK MENCEGAH

RUAM POPOK PADA BAYI DI BPM SUGIYATI PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 20171

Astrin Safalia2, Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., MPH3

INTISARI

Latar Belakang: Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka, kondisi kulit pada bayi yang relatif tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi, sehingga diperlukan perawatan yang lebih menekankan pada perawatan kulit. Selain perawatan kulit rutin, para orang tua juga perlu memperhatikan perawatan kulit pada daerah yang tertutup popok agar tidak terjadi gangguan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan kulit tersebut adalah dengan perawatan perianal.

Tujuan: Memberikan pendidikan kesehatan perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). Metode Penelitian: Penerapan asuhan menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan melakukan pemeriksaan dan observasi langsung, dengan pendekatan studi kasus (case study) yang menggunakan berbagai macam sumber data yang digunakan secara sistematis.

Hasil: Adanya peningkatan pengetahuan ibu bayi tentang perawataan perianal, dan pendidikan kesehatan perawatan perianal pada bayi dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) terbukti efektif untuk mencegah terjadinya ruam popok pada bayi.

Kesimpulan: Setelah diberikan pendidikan kesehatan perawatan perianal dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat oleh penulis memudahkan penulis dan bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan.

Kata kunci : Ruam popok, perawatan perianal, pendidikan kesehatan, Standar Prosedur Operasional (SPO) Kepustakaan : 25 Literatur (2007-2014)

Jumlah halaman : xi + 61 halaman

1 Judul 2

Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan 3

(7)

vi

HEALTH EDUCATION OF PERIANAL CARE BASED ON OPERATIONAL PROCEDURE STANDARD (SPO) IN

PREVENTING DIAPER RASH ON A BABY IN INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF

MIDWIFE SUGIYATI PETANAHAN KEBUMEN 20171

Astrin Safalia2, Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., MPH3 ABSTRACT

Background: A baby has very sensitive skin. This relatively thin skin of the baby (infant) may cause the infant to be more susceptible to infection, irritation, and allergies. Therefore the skin needs more carefully treatment. Except doing the routine car for the skin, parents also need to pay attention to skin care for the areas covered with diapers not to cause the baby get problems. One of the efforts to prevent skin disorders is by giving perianal treatment.

Objective: Providing health education of perianal care in preventing diaper rash on infants by using Operational Procedure Standard (SPO).

Method: This scientific paper uses analytical descriptive approach by conducting examination and direct observation, with a case study approach (case study) by systematically using various data sources.

Result: There is an increase of knowledge of infant mothers on perianal care, and the health education of perianal care for infants using Operational Procedure Standard (SPO) is effective to prevent the occurrence of diaper rash of infants. Conclusion: After being given health education of perianal care using Operational Procedure Standard (SPO) made by the writer, the midwife and the writer can give health education easily.

Keywords : Diaper rash, perianal treatment, health

education,operational procedure standard (SPO) Literature : 25 references (2007-2014)

Number of pages : xi + 61 pages

1 Title 2

The student of DIII Program of Midwifery Dept. 3

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala (SWT), yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal KaryaTulis Ilmiah dengan judul Pendidikan Kesehatan Perawatan Perianal Berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Untuk Mencegah Ruam Popok Pada Bayi di BPM Sugiyati Petanahan Kabupaten Kebumen Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan.

Selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Hj. Herniyatun, S.Kep.Ners, Sp. Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong,

2. Eka Novyriana, S.ST., M.P.H selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong.

3. Siti Mutoharoh, S.SiT., M.P.H selaku penguji satu Karya Tulis Ilmiah.

4. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T., M.P.H selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. 5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil

maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti. 6. Semua teman-teman seangkatan.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, 9 Juni 2017

(9)

viii Halaman Sampul

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan... iv

Intisari ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... viii

Daftar Bagan ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan... 5

C. Manfaat... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori 1.Teori Pendidikan Kesehatan ... 7

2.Teori Pengetahuan ... 12

3.Teori Bayi ... 13

4.Teori Ruam Popok ... 24

5.Teori Popok Bayi ... 28

6.Teori Perawatan Perianal ... 31

7.Teori Standar Prosedur Operasional ... 33

8.Standar Prosedur Operasional ... 34

B. Kerangka Teori ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Partisipan ... 39

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 40

D. Instrumen ... 41

(10)

ix

DAFTAR BAGAN

(11)

x

Tabel 1. Standar Prosedur Operasional ... 34

Tabel 2. Alat pengumpulan data ... 41

Tabel 4.1 Hasil kuesioner sebelum diberikan pendidikan kesehatan ... 48

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar konsultasi bimbingan KTI Lampiran 2. Lembar Standar Prosedur Operasional Lampiran 3. Lembar Informed Consent

(13)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmojo, 2007). Masa bayi merukan masa peralihan dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar kandungan. Seperti halnya masa peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan, namun bagi bayi lain terasa sulit dan terkadang mengalami kegagalan (Herawati, 2011).

Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisiologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir. Karena perubahan bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Pada masa transisi ini bayi mengalami berbagai proses penyesuaian dalam dirinya seperti penyesuainnya tehadap suhu tubuh, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, metabolisme, ginjal, pencernaan, hati, sistem imun, dan kulit bayi (Muslihatun, 2010).

(14)

2

struktural, kulit bayi dan balita belum berkembang dan berfungsi secara optimal, sehingga diperlukan perawatan yang lebih menekankan pada perawatan kulit, sehingga bisa meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh. Selain perawatan kulit rutin, para orang tua juga perlu memperhatikan perawatan kulit pada daerah yang tertutup popok agar tidak terjadi gangguan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan kulit tersebut adalah dengan perawatan perianal (Manulang, 2010).

Perawatan kebersihan pada bayi, hingga saat ini memakaikan popok pada bayi merupakan cara yang paling praktis, efektif, dan higienis untuk menampung urine (air seni) dan feses (tinja) agar tidak menyebar pada saat buang air kecil maupun buang air besar. Namun sesungguhnya, kulit bayi tidak siap untuk mengatasi keadaan yang dapat timbul akibat kontak lama dengan urine dan feses yang disebabkan oleh pemakaian popok. Pemakaian popok

pada kulit bayi yang masih sensitif dapat menyebabkan bayi mengalami ruam popok (Manulang, 2010).

(15)

ringan, lepuhan kecil yang terasa gatal (vesikel) dari yang kecil hingga menutupi area tubuh yang luas (Susanto dan Ari, 2013).

Lebih dari 30% bayi dan balita di Indonesia mengalami ruam popok. Ini terjadi karena orang tua tidak peduli dengan jenis popok, popok yang dipakai sepanjang hari dan jarang diganti dan popok kain dicuci asal bersih (Marta Fitria, 2014). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012 pravalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari 6.840.507.000 bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok) akibat penggunaan popok. Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 7-35% yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan dibawah usia tiga tahun (Budi Arja Sita A, 2009). Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas dan Desentralisasi, dr. Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah anak balita (bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10% dari populaso penduduk. Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22 juta balita di Indonesia dan sepertiga dari jumlah bayi di Indonesia mengalami ruam popok ( Rahmat H, 2011).

(16)

4

Pemberian asuhan kesehatan pada anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat, berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, peranan ibu, peranan anak dimana fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga adalah asah, asih, asuh sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuh dan perawatan yang baik untuk bayinya. Ketepatan dalam perawatan daerah perianal memerlukan pengetahuan ibu dalam menjaga kesehatan kulit bayi. Kurangnya pengetahuan ibu saat terjadi ruam popok pada bayi, mengakibatkan ibu merasa gugup, ketakutan, dan merasa bersalah atas keteloderannya terhadap bayinya. Seolah-olah ibu beranggapan bahwa kurang memperhatikan bayinya tersebut. Pengetahuan ibu dalam pemakaian popok pada bayi di Indonesia ternyata masih rendah. Peneliti terdahulu menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%) (Manulang, 2010).

(17)

dampak buruknya, seperti iritasi pada kulit bayi, sehingga mengakibatkan bayi menjadi rewel. Ruam popok pada bayi membuat kulit kemerahan, agak membentol. Bayi yang terkena ruam popok biasanya akan rewel, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011).

Mengingat banyaknya kasus terjadinya ruam popok pada bayi karena kurangnya pengetahuan ibu dalam mengurus bayinya sehingga bayi mengalami ruam popok, maka penulis tertarik untuk Memberikan pendidikan kesehatan perawatan perianal berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang benar untuk mencegah ruam popok pada bayi di BPM Sugiyati Petanahan Kabupaten Kebumen tahun 2017.

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Pendidikan Kesehatan perawatan perianal untuk mencegah ruam popok pada bayi dengan menggunakan Standar Prosedur Operasional (SPO).

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan perawatan perianal untuk mencegah ruam popok pada bayi.

b. Mengetahui pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan perawatan perianal untuk mencegah ruam popok pada bayi.

(18)

6

d. Mempermudah penyampaian pendidikan kesehatan perawatan perianal untuk mencegah ruam popok pada bayi.

C.Manfaat

1. Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya perawatan perianal pada bayi untuk mengaplikasikan pendidikan kesehatan perawatan perianal pada bayi sebagai salah satu metode alternatif untuk mencegah ruam popok pada bayi.

b. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta pemikiran mengenai perawatan perianal untuk mencegah ruam popok pada bayi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Pasien

Diharapkan dapat bermanfaat pada umumnya sebagai informasi mengenai penatalaksanaan perawatan perianal untuk mencegaha ruam popok pada bayi.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

(19)

Anwar. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Darsana. (2009). Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Menurunkan Kejadian

Diaper Dermatitis Pada Neonatus. Available online on

http://journal.unusa.ac.id. Acessed 3 Februari 2017.

Deslidel dkk. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta : EGC. Dewi, V. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta : Salemba Medika. dr. Iwan. (2008). Popok Bayi. http://www.dokteranakku.com Accesed 3 Februari

2017.

Handy, Fransisca. (2011). Pengetahuan dan Kemampuan Ibu Dalam Perawatan Daerah Perianal Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Available online on. http://download.portalgaruda.org/ Acessed 3 Februari 2017.

Hartatik, Indah Puji. (2014). Buku Pintar Membuat S.O.P. Yogyakarta : FlashBooks.

JNPK-KR, (2012). Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini, JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta. Available online on http://repository.usu.ac.id/ Acessed 18 Februari 2017.

Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta.avalaible online on http://elib.unikom.ac.id/ . Acessed 20 Februari 2017.

Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Manulang, Yessi. (2010). Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Pada Neonatus. Jakarta : Balai Pustaka.

Marmi, Kukuh & Rahardjo. (2012). Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

(20)

Maryunani, Anik. (2010). Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Derajat Ruam Popok Pada Anak Diare Pengguna Diapers.available online on.http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ Acessed 3 Februari 2017.

Moekijad. (2008). Adminitrasi Perkantoran. Bandung : Mandar Maju. Available online on. http://digilib.polban.ac.id Accesed 20 Februari 2017.

Mubarak & Chayatin. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukur. Edisi kedua. Yokyakarta : Pustaka Pelajar. Available online on. http://eprints.ums.ac.id/ Acessed 17 Februari 2017.

Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya.http://www.ejournal.stikesmucis.ac.id/ Acessed 20 Februari 2017.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta Tersedia di http://eprints.ums.ac.id/ Acessed 20 Februari 2017.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Edisi 1.Jakarta :Rineka Cipta. Available online on http://eprints.ums.ac.id/ Acessed 17 Februari 2017.

Putra, Sitiava R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta : D-Medika.

Rahmah, S. (2012). Pengaruh Kompetensi Bidan Terhadap Kinerja Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III di Bidan Praktek Swasta (BPS) Kabupaten Biereuen.Tesis S2 FKM USU. Medan. http://repository.usu.ac.id/ Acessed 18 Februari 2017.

Sudarti, Khoirunnisa. ( 2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sudilarsih, Feni. (2010). Pengetahuan dan Kemampuan Ibu Dalam Perawatan Daerah Perianal Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Available online on. http://download.portalgaruda.org/ Acessed 3 Februari 2017.

(21)
(22)
(23)
(24)

Lampiran 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN PERIANAL UNTUK MENCEGAH RUAM POPOK PADA BAYI

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN PERIANAL UNTUK MENCEGAH RUAM

POPOK PADA BAYI

Pengertian Membantu perawatan pada area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi.

Tujuan Menjaga kebersihan pada bayi, memberikan rasa nyaman pada bayi, dan mencegah terjadinya ruam popok pada bayi.

Kebijakan Bayi 0-12 bulan. Peralatan 1. Handuk

8. Popok kain bersih atau popok sekali pakai 9. Baju bersih

Prosedur Pelaksanaan

A. Tahap Pra interaksi

1. Mengecek kembali kelengkapan alat dan bahan 2. Hand hygiene (Hand Wash/ Hand Scrub) B. Tahap Orientasi

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada ibu /keluarga.

2. Menanyakan kesiapan ibu dan bayi. C. Tahap Kerja

1. Menjelaskan kepada ibu pengertian perawatan perianal pada bayi adalah perawatan daerah yang tertutup oleh popok atau daerah kemaluan dan sekitarnya yaitu dengan membersihkan area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi.

(25)

4. Menggunakan sarung tangan.

5. Memastikan bayi dalam posisi nyaman (terbaring). 6. Membuka popok bayi dengan hati-hati.

7. Membersihkan dengan kapas DTT pada bagian kulit dan perianal bayi setelah BAB dengan cara mengusap dari depan ke belakang untuk membersihkankotoran agar mencegah infeksi..

8. Membersihkan menggunakan washlap dengan air dan sabun.

9. Mengeringkan dengan handuk atau kain yang lembut dengan cara menepuk-nepuknya.

10. Mengangin-anginkan area genetalia sebentar supaya benar-benar kering.

11. Memakaikan popok kain atau popok sekali pakai. Apabila menggunakan popok sekali pakai :

a. Kendorkan perekat popok supaya tidak tampak membekas di dekat pangkal paha bayi, ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.

b. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah.Jika tali pusat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali pusat.

12. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan pori-pori tertutup oleh bedak.

13. Menjelaskan pada ibu cara perawatan perianal yang benar yaitu :

a. Menganjurkan ibu untuk segera mengganti popok bayi jika bayi setelah BAK dan BAB.

b. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok sekali pakai setelah 3-4 jam pemakaian.

c. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi.

14. Memberitahu ibu apabila pada bayi mengalami tanda dan gejala ruam popok seperti kemerahan ringan dikulit pada daerah genetelia bayi disertai dengan lecet atau luka ringan pada kulit, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintik-bintik merah dan kadang bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok seperti paha maka menganjurkan ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan.

(26)
(27)
(28)

Lampiran 4

KUESIONER

A. Identitas Responden

1. Nama Bayi : Muhammad Rava Ar Rasyid 2. Umur Bayi : 2 hari

3. Nama Ibu : Nevi Kurnia 4. Umur Ibu : 21 tahun

5. Alamat : Jogomertan RT 01 RW 04 6. Pertemuan ke : Ke 1

B. Kuesioner

Petunjuk Pengisian:

1. Baca dan pahami setiap butir kuesioner dengan baik.

2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya. 3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas.

4. Beri tanda “√” pada pilihan yang anda anggap sesuai pada kolom yang tersedia (S=SETUJU, TS =TIDAK SETUJU )

5. Jika responden menjawab B>8 = Pengetahuan Ibu Baik. Jika responden menjawab S>5 = Pengetahuan Ibu Kurang.

(29)

NO PERTANYAAN PILIHAN

B S

1 Untuk membersihkan daerah genetalia bayi dapat digunakan sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit

2 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok / celana yang terbuat dari plastik atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

3 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan mengusap dari depan ke belakang, ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

4 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena

udara bebas untuk beberapa saat lamanya √ 5 Bayi yang baru mengompol harus segera

dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut

6 Ibu perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap mengganti popok setelah bayi mengompol √ 7 Perawatan Perianal pada bayi adalah perawatan

pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi √ 8 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area

genetalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi

9 Mengganti popok segera setelah bayi

mengompol merupakan salah satu perawatan perianal pada bayi

10 Pemakaian popok sekali pakai harus diganti 4-5

(30)

Lampiran 4

KUESIONER

C. Identitas Responden

7. Nama Bayi : Muhammad Rava Ar Rasyid 8. Umur Bayi : 6 hari

9. Nama Ibu : Nevi Kurnia 10.Umur Ibu : 21 tahun

11.Alamat : Jogomertan RT 01 RW 04 12.Pertemuan ke : Ke 2

D. Kuesioner

Petunjuk Pengisian:

1. Baca dan pahami setiap butir kuesioner dengan baik.

2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya. 3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas.

4. Beri tanda “√” pada pilihan yang anda anggap sesuai pada kolom yang tersedia (S=SETUJU, TS =TIDAK SETUJU )

5. Jika responden menjawab B>8 = Pengetahuan Ibu Baik. Jika responden menjawab S>5 = Pengetahuan Ibu Kurang.

(31)

NO PERTANYAAN PILIHAN

B S

1 Untuk membersihkan daerah genetalia bayi dapat digunakan sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit

2 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok / celana yang terbuat dari plastik atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

3 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan mengusap dari depan ke belakang, ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

4 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena

udara bebas untuk beberapa saat lamanya √ 5 Bayi yang baru mengompol harus segera

dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut

6 Ibu perlu menaburkan bedak pada daerah popok

setiap mengganti popok setelah bayi mengompol √ 7 Perawatan Perianal pada bayi adalah perawatan

pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi √ 8 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area

genetalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi

9 Mengganti popok segera setelah bayi

mengompol merupakan salah satu perawatan perianal pada bayi

10 Pemakaian popok sekali pakai harus diganti 4-5

(32)

Lampiran 4

KUESIONER

E. Identitas Responden

13.Nama Bayi : Abizar Alfarizki Ismail 14.Umur Bayi : 2 hari

15.Nama Ibu : Umi Safitri 16.Umur Ibu : 25 tahun

17.Alamat : Petanahan RT 02 RW 01 18.Pertemuan ke : Ke 1

F. Kuesioner

Petunjuk Pengisian:

1. Baca dan pahami setiap butir kuesioner dengan baik.

2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya. 3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas.

4. Beri tanda “√” pada pilihan yang anda anggap sesuai pada kolom yang tersedia (S=SETUJU, TS =TIDAK SETUJU )

5. Jika responden menjawab B>8 = Pengetahuan Ibu Baik. Jika responden menjawab S>5 = Pengetahuan Ibu Kurang.

(33)

NO PERTANYAAN PILIHAN

B S

1 Untuk membersihkan daerah genetalia bayi dapat digunakan sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit

2 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok / celana yang terbuat dari plastik atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

3 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan mengusap dari depan ke belakang, ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

4 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena

udara bebas untuk beberapa saat lamanya √ 5 Bayi yang baru mengompol harus segera

dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut

6 Ibu perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap mengganti popok setelah bayi mengompol √ 7 Perawatan Perianal pada bayi adalah perawatan

pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi √ 8 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area

genetalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi

9 Mengganti popok segera setelah bayi

mengompol merupakan salah satu perawatan perianal pada bayi

10 Pemakaian popok sekali pakai harus diganti 4-5

(34)

Lampiran 4

KUESIONER

G. Identitas Responden

19.Nama Bayi : Abizar Alfarizki Ismail 20.Umur Bayi : 6 hari

21.Nama Ibu : Umi Safitri 22.Umur Ibu : 25 tahun

23.Alamat : Petanahan RT 02 RW 01 24.Pertemuan ke : Ke 2

H. Kuesioner

Petunjuk Pengisian:

1. Baca dan pahami setiap butir kuesioner dengan baik.

2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya. 3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas.

4. Beri tanda “√” pada pilihan yang anda anggap sesuai pada kolom yang tersedia (S=SETUJU, TS =TIDAK SETUJU )

5. Jika responden menjawab B>8 = Pengetahuan Ibu Baik. Jika responden menjawab S>5 = Pengetahuan Ibu Kurang.

(35)

NO PERTANYAAN PILIHAN

B S

1 Untuk membersihkan daerah genetalia bayi dapat digunakan sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit

2 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok / celana yang terbuat dari plastik atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

3 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan mengusap dari depan ke belakang, ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

4 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena

udara bebas untuk beberapa saat lamanya √ 5 Bayi yang baru mengompol harus segera

dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut

6 Ibu perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap mengganti popok setelah bayi mengompol √ 7 Perawatan Perianal pada bayi adalah perawatan

pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi √ 8 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area

genetalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi

9 Mengganti popok segera setelah bayi

mengompol merupakan salah satu perawatan perianal pada bayi

10 Pemakaian popok sekali pakai harus diganti 4-5

(36)

KUNCI JAWABAN KUESIONER

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Untuk membersihkan daerah genetalia bayi dapat digunakan sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit

B

2 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok / celana yang terbuat dari plastik atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

B

3 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan

mengusap dari depan ke belakang, ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

B

4 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas untuk beberapa saat.

B 5 Bayi yang baru mengompol harus segera dibersihkan

dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut

B

6 Ibu perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap mengganti popok setelah bayi mengompol

S 7 Perawatan Perianal pada bayi adalah perawatan pada

daerah yang tertutup oleh popok pada bayi

B 8 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area genetalia,

area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi

B 9 Mengganti popok segera setelah bayi mengompol

merupakan salah satu perawatan perianal pada bayi

B 10 Pemakaian popok sekali pakai harus diganti 4-5 jam sekali

atau segera jika bayi BAK dan BAB

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

DOKUMENTASI Partisipan 1 Ny. N umur 21 tahun P1A0

Gambar 1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan perawatan perianal partisipn 1

(44)

Partisipan Ny. U umur 25 tahun P1A0

Gambar 3. Pelaksanaan pendidikan kesehatan perawatan perianal partisipan 2

(45)
(46)
(47)
(48)

Gambar

Tabel 1.   Standar Prosedur Operasional ............................................................
Gambar 1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan perawatan perianal partisipn 1
Gambar 3. Pelaksanaan pendidikan kesehatan perawatan perianal partisipan 2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Ekonomi Regional Pada Satuan Wilayah

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Keeyamudden Songkla sudah berjalan dengan baik, ini terlihat pada dalam pembelajaran guru selalu melaksanakan sesuai

SWR meter dan Power meter digital berbasis mikrokontroler ATTiny2313 merupakan sebuah alat yang dirancang untuk mengukur besamya gelombang tegak antara daya pancar dan daya balik

Selain harga yang terjangkau, maltodekstrin juga memiliki rasa yang hambar sehingga tidak merubah rasa produk, memiliki viskositas yang rendah pada rasio solid yang tinggi,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2016 9 indikator tahun 2016 sudah on the track untuk mencapai target akhir tahun 2019

 x  menyatakan nilai bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x Fungsi ceiling dari x :.  x  menyatakan bilangan bulat terkecil yang lebih besar

Belum diperhatikannya hal yang mempengaruhi penyusunan anggaran termasuk perencanaan anggaran yaitu data-data di waktu yang lalu berupa data yang berkaitan dengan keuangan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel pembiayaan menggunakan akad Murabahah pada jangka pendek dan jangka panjang