• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jukujikun pada Kanji Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Jukujikun pada Kanji Bahasa Jepang (Kajian Semantik)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

漢字

熟字訓

分析

意味論

研究

コサシ 0942011

タキ

大学

文学部.日

文学科

バン

(2)

1.序論

日 文字 カタカ 漢字 あ 漢字 中

国 伝来さ 漢字 中 音 訓 あ 音 日

語 け 漢字 字音 方 あ 訓 日 語

い 漢字を字音 く 同 似 意味 あ 日 語 固 語 固定的 方 あ 漢字 同音異字 多く 区別

こ 困難 あ そこ 漢字を 字以 集 一 意味を表 こ

古く 行わ こ を熟語 言う

さ 日 語 特別 熟語 あ こ 熟語 こ 熟語 漢字

音 訓 い 例え 五 雨 さ

相撲 う あ 五 雨 相撲 各々 漢字 音

訓 い 特別 方 うあ こう 特別

方を熟字訓 呼ぶ 佐竹邦子 熟字訓 漢字 字以 表 意味を利

用 佐竹 2005:67 い

こ 研究 目的 :

熟字訓 方 生成を

(3)

2. 論

ここ 集 ータを分析 用漢字 あ 熟字訓を使い

熟字訓 生成を

七夕

kun’yomi on’yomi

tujuh Nana-tsu shichi

(Kano, 1990:22)

Kun’yomi On’yomi

Malam, senja

Yuu Seki

(Kano, 1990:89)

七夕 七 夕 生成さ 熟字訓 あ

七夕 漢字 音 訓 い 七夕 今 牽牛星 職女

星 再会 日 知 い 神を迎え 行 七

七日 夜 水 棚を く 聖 乙女 機織 を 神を迎え こ 乙女 棚機女 乙棚機 呼 行 棚機 呼 そ

七 七日 行 こ ( ) 七夕 文字 あ

(4)
(5)

浴衣

Kun’yomi On’yomi

Mandi A-biru, a-biseru Yoku

(Kumon, 1993:424)

Kun’yomi On’yomi

Kain, pakaian Koromo I

(Kumon, 1993:331)

浴衣 浴 衣’ 生成さ 熟字訓 あ 浴

衣 湯 子 略 あ 湯 子 入浴時 入浴後 着 子 こ 子 夏用 単衣 着物を意味

片枚 書 江戸時代以降 入浴 関係 く夏 着 単衣

(6)

3. 結論

熟字訓 古く あ 日 語 言葉 あ 熟字訓 生成

略 古語 転 語 あ ほ 方 熟字訓 あ

ほ 方 意味 異

熟字訓 漢字 熟字訓 意味 意味関係 あ 例え 竹刀

い 竹刀 い 竹 け 刀

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iii

(8)

2.3.3 Relasi Makna ... 25

BAB III ANALISIS MAKNA KANJI-KANJI JUKUJIKUN (熟字訓) DAN PEMBENTUKANNYA ... 27

BAB IV SIMPULAN ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... viii

SINOPSIS ... x

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

dengan manusia lain untuk saling berinteraksi. Dengan adanya bahasa, seseorang

dapat saling mengerti antara satu sama lain, bahkan bahasa dapat menjadi alat

untuk mempersatukan suatu bangsa. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang

disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu

dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. (Kushartanti,

2005:3). Bahasa terdiri dari lisan dan tulisan. Bahasa lisan jauh lebih dulu tercipta

dibandingkan dengan bahasa tulis.

Bahasa Jepang dalam sistem penulisannya menggunakan tiga macam huruf .

Yaitu hiragana (ひ ), katakana (カタカナ), dan kanji (漢字). Hiragana

dan katakana adalah huruf yang melambangkan bunyi, sedangkan kanji

merupakan huruf yang tidak hanya melambangkan bunyi tetapi juga makna, maka

dari itu kanji juga biasa disebut huruf ideograph. Hiragana merupakan huruf yang

dipakai untuk menulis kata-kata asli dari bahasa Jepang, dan juga digunakan

untuk menulis kata bantu dalam bahasa Jepang, sedangkan katakana adalah huruf

yang dipakai untuk menulis kata serapan dari bahasa asing, dan kadang digunakan

(10)

2

Selain hiragana maupun katakana, bahasa Jepang masih memiliki satu jenis

huruf lagi, yaitu huruf kanji. Perlu diketahui bahwa huruf hiragana maupun huruf

katakana semula berasal dari huruf kanji, dengan kata lain kanji lebih dulu dikenal

dalam bahasa Jepang dibandingkan huruf hiragana maupun huruf katakana.

Huruf kanji bukan merupakan huruf yang berasal dari Jepang, melainkan huruf

yang berasal dari Cina kurang lebih sejak 2000 tahun yang lalu.

Kanji were introduced from China nearly 2000 years ago”

(Kano, 1990:XV)

“Kanji diperkenalkan dari Cina kurang lebih 2000 tahun yang lalu”

Pada bulan Oktober tahun 1981, pemerintah Jepang menetapkan jumlah huruf

kanji yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Huruf-huruf tersebut

dinamakan 常用漢字 jouyou kanji. Jouyou Kanji merupakan huruf yang telah

ditetapkan oleh pemerintah Jepang sebagai huruf yang sering muncul dalam

kehidupan sehari-hari, seperti dalam buku pelajaran, koran, majalah, dll. Jouyou

kanji sendiri terdiri dari 1945 kanji.

“pada tahun 1981, mentri pendidikan Jepang mengeluarkan daftar jouyou

kanji sebagai daftar kanji yang sering digunakan dalam bahasa Jepang masa

kini. Daftar jouyou kanji tersebut terdiri dari 1945 kanji, dan masing-masing

(11)

3

Kano pun menyatakan bahwa umumnya kanji Jepang memiliki 2 cara baca. Yaitu

kunyomi (cara baca Jepang) dan onyomi (cara baca Cina).

Dalam kanji Jepang terdapat banyak kanji yang memiliki cara baca yang

sama tetapi berbeda makna dengan kanji yang lainnya. Misalnya 効くkiku (efek)

dengan 聞くkiku (mendengar), 花hana (bunga) dengan 鼻hana (hidung).

Kanji-kanji tersebut memiliki cara baca yang sama tetapi berbeda arti. Matsumura dalam

bukunya yang berjudul kanji kentei handbook mengatakan bahwa

漢字 一字 け 同音 字 多く 区別 す こ

困難 す そこ 漢字 二字以上集め 一つ 意味 表すこ 古

く 行わ こ 熟語 言います

“Kanji wa ichiji dake dewa douon no ji ga ooku, kubetsu wo akiraka ni suru

koto ga konnan desu. Soko de kanji wo niji ijou atsumete hitotsu no imi wo

arawasu koto ga furuku kara okonawarete ori, kore wo jukugo to iimasu”

Karena terdapat banyak kanji yang sama ketika dibaca, maka sering terjadi kesalahpahaman arti dari kanji tersebut. Maka dari itu agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan suatu kanji, sejak dahulu kala mereka menggabungkan dua buah kanji atau lebih menjadi satu makna. Hal ini disebut dengan jukugo

(Matsumura, 2008:290)

Akan tetapi ada juga jukugo kanji yang cara bacanya tidak sesuai dengan

aturan pada umumnya. Kanji tersebut ada yang dapat dibaca menurut aturan pada

umumnya, yakni onyomi-onyomi, dan ada juga yang tidak dapat dibaca menurut

aturan pada umumnya. Misalnya果物 (kudamono) yang berarti buah-buahan, 山

葵(wasabi), dll.

Kedua kanji tersebut dibaca tidak mengikuti aturannya. 果物 seharusnya

(12)

4

kanji maka akan dibaca secara onyomi, namun dalam kasus ini dibaca tidak

dengan onyomi-onyomi seperti pada aturannya.

Contoh seperti di atas disebut dengan jukujikun (熟字訓 ). Menurut Satake

Jukujikun adalah.

熟字訓 漢字二字以上 表す意味 利用し

“Jukujikun wa kanji niji ijou ga arawasu imi wo riyou shite dekita”

Jukujikun adalah kanji yang terdiri dari dua atau lebih yang dapat mewakili

satu makna”

(Satake, 2005:67)

Menurut 語研編集部 goken henshuu bu dikatakan bahwa jukujikun adalah

jukugo kanji yang seluruhnya dibaca menjadi satu kesatuan. Jukujikun ini tidak

bisa dipisah-pisah pada saat akan membacanya. Semua sudah merupakan satu

kesatuan kanji yang tidak bisa diganggu gugat.

Jukujikun yang simpel seperti 父さ otousan (ayah), 母さ okaasan

(ibu), 一人hitori (satu orang), 二人 futari (dua orang) merupakan kanjikanji

-jukujikun yang diajarkan di Sekolah Dasar, dan anak-anak di Sekolah Dasar

tersebut dituntut harus bisa menulis dan membacanya, karena kanji-kanji

jukujikun tersebut sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dan ketika

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin sulit juga kanji-kanji jukujikun

yang diajarkan di kelas. Misalnya jukujikun-jukujikun seperti 眼鏡 megane (kaca

mata), 迷子 maigo (anak yang tersesat), 河原 kawara (tepi sungai).

(13)

5

Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji jukujikun dengan menggunakan

kajian semantik, karena jukujikun berkaitan dengan pembentukan makna dari

kanji jukujikun (semantik). Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya oleh

mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Jurusan Sastra Jepang, maka dari itu

penulis sengaja memilih penelitian ini untuk diangkat menjadi skrispi.

1.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah di atas, munculah beberapa pertanyaan

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana terbentuknya cara baca kanji jukujikun?

2. Apakah kanji-kanji yang membentuk jukujikun tersebut memiliki makna yang sesuai dengan arti dari jukujikun tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang

hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan terbentuknya cara baca kanji jukujikun.

2. Mendeskripsikan makna jukujikun dengan makna kanji-kanji yang

(14)

6 1.4 Metode dan Teknik Penelitian

1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif, yaitu:

“penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian

yang terjadi sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada

masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian

berlangsung. (Trianto, M.Pd:2010: 203-205)

Dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan data-data kanji jukujikun

mengenai awal terbentuknya, dan hubungan makna kanji nya.

1.4.2 Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini teknik penelitian yang digunakan adalah teknik kajian

studi pustaka. Menurut Mestika Zed dalam bukunya yang berjudul „Metode Penelitian Kepustakaan‟ mengemukakan bahwa “Studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. (Mestika Zed, 2004:3).

Berdasarkan pengertian tersebut, teknik kajian inilah yang dirasa paling sesuai

dengan apa yang selama ini dilakukan dalam memperoleh data-data.

Berikut ini akan diurutkan langkah-langkah yang akan penulis lakukan

(15)

7

1. Merumuskan dan membatasi masalah

2. Mengumpulkan data yang digunakan

3. Menganalisis data

4. Menarik kesimpulan

1.5Organisasi Penulisan

Penelitian ini terbagi menjadi empat bab. Dalam bab I berisi pendahuluan,

yang mengemukakan alasan dilakukannya penelitian yang mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik

penelitian, serta organisasi penulisan. Dalam Bab II yang merupakan Landasan

Teori, akan diuraikan teori dasar yang mendukung penelitian ini, yaitu teori dari

semantik, dan sejarah tentang masuknya kanji ke Jepang. Dalam Bab III yang

merupakan Analisa Data, akan dianalisis mengenai Jukujikun pada kanji bahasa

Jepang. Bab IV merupakan penutup. Dalam Bab ini akan ditulis kesimpulan dari

(16)

59 BAB IV SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dalam menganalisis

data kanji jukujikun, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jukujikun merupakan kosakata yang sudah ada sejak zaman dahulu di

Jepang. Orang Jepang zaman dahulu menciptakan kosakata ini dengan

melihat suatu fenomena di alam sekitarnya, atau berdasarkan

perasaannya pada saat itu. Seperti misalnya pada kata (梅雨tsuyu) yang

memiliki arti musim hujan. Kata tsuyu merupakan jukujikun yang terdiri

dari kanji (梅 ume) yang berarti buah plum dan kanji (雨 ame) yang

memiliki arti hujan. Pada saat berlangsungnya musim hujan di Jepang

yakni pada bulan juni sampai juli, buah plum ini juga sedang mengalami

musim panen. Maka dari itu setiap buah plum sedang panen pasti saat

itu akan terjadi tsuyu.

Jukujikun juga terbentuk dari perubahan atau penyingkatan suatu

kosakata lama, seperti pada kata miyage (土 産). Miyage merupakan

jukujikun yang berasal dari perubahan kata miage (見上げ). Jukujikun

yang terbentuk dari penyingkatan kosakata lama misalnya, pada kata

yukata (浴 衣) yang berasal dari penyingkatan kosakata lama yakni

yukatabira (湯帷子).

Ada beberapa jukujikun yang dapat dibaca dengan cara baca lain, dan

(17)

60

arti. misalnya dengan mengikuti on’yomi-on’yomi, atau kun’

yomi-kun’yomi dari kanji jukujikun tersebut. Namun bila dibaca dengan cara

baca lain, maka tidak termasuk dalam jukujikun. Misalnya seperti pada

kata 一日(tsuitachi). Kata 一日tidak harus selalu dibaca tsuitachi, tetapi

dapat juga dibaca ichijitsu, ichinichi. Tsuitachi, ichijitsu, ichinichi

memiliki arti yang berbeda antara satu sama lain. Ichijitsu mempunyai

arti satu hari dalam 24 jam. Ichinichi memiliki arti sepanjang hari atau

seharian. Sedangkan tsuitachi memiliki arti hari pertama dalam satu

bulan.

2. Jukujikun ada yang terdiri dari dua kanji atau lebih, kanji yang

membentuk kosakata jukujikun tersebut memiliki hubungan makna

dengan arti dari kosakata jukujikun tersebut. Misalnya kata shinai (竹刀)

yang berarti ‘pedang bambu’. Shinai merupakan jukujikun yang terdiri

dari kanji take (竹) yang memiliki arti ‘bambu’, dan kanji katana (刀 )

yang memiliki arti ‘pedang’. Jika dilihat dari kanji-kanji yang

membentuk kosakata jukujikun shinai (竹刀) yang memiliki arti ‘pedang

bambu’maka dapat dilihat bahwa kata shinai memiliki hubungan makna

dengan kanji-kanji yang membentuknya. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kanji-kanji suatu jukujikun memiliki hubungan makna dengan

arti suatu kosakata jukujikun tersebut. Dan jukujikun memiliki cara

(18)

61

DAFTAR PUSTAKA

Bu, G. H. (2008). Shakaijin No Joushiki Kanji Doriru. Goken Co ltd.

Club, N. H. (2001). Zatsugaku Hakubutsukan. PHP Kenkyuujo.

Hashimi, C. (1991). Kokugo Ikite Hataraku Gengo No Shidou. Kokushisha.

Hashimoto, A. B. (2003). Saijiki Gogen Jiten. Bun'geisha.

Horii, R. (1988). Gogen Dai Jiten. Tokyo: Tokyodo Shuppan.

Izumi, S. (1993). Kumon No Gakushuu Kanji Jiten. Kumon Shuppan.

Kano, C. (1990). Basic Kanji Book I. Tokyo: Bonjinsha.

Kano, C. (1991). Basic Kanji Book II. Tokyo: Bonjinsha.

Kano, C. (1993). Intermediete Kanji Book Vol I. Tokyo: Bonjinsha.

Komatsu, F. (2002). CJKVNicchukanetsu Jouhou Shori. O'Reilly Japan.

Kusakawa, N. (2003). Gogen Jiten: Meishi Hen. Tokyo: Tokyodo Shuppan.

Kushartanti, d. (2005). Pesona bahasa: langkah awal memahami linguistik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Matsumoto, T. (2005). Gogen kai. Tokyo: Tokyo Shoseki.

Matsumura, T. (2008). Hikkei Kanji Kentei Hando Bukku: 10 Kyuu~2 Kyuu.

(19)

62

Momiyama, Y. (2002). Ninchi Imiron No Shikumi. Tokyo: Kenkyuusha.

Morita, Y. (2011). Shashin de Miru Ajia no Shousuu Minzoku 1. Sanwa

Shoseki.

Nomura, M. (1992). Nihongo Jiten. Tokyo: Tokyodo shuppan.

Parera, D. (2004). Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Satake, K. S. (2005). Nihongo Wo Shiru. Migaku Kotoba No Hyouki No

Kyoukasho. Bere Shuppan.

Sato, K. (1983). Goshi vol 11. Meiji Shoin.

Shinmura, I. (1992). Kojien. Kyoto: Iwanami Shoten.

Shoten, K. Atarashii Jouyou Kanji No Kaki Arawasshi Kata. Kadokawa

Shoten.

Takako, S. (2010). 366 Nichi Tanjouseki no Hon. Nihon Work Sha.

Yamaguchi, Y. (2008). Kurashi No Kotoba. Shin Gogen Jiten. Kodansha.

Zed, M. (2003). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: yayasan obor

Referensi

Dokumen terkait

Pada percakapan ini terdapat aimai dalam bentuk deiksis karena terjadi.. kesalahpahaman dalam pengertian

Dari hasil penghitungan diketahui bahwa kesulitan mahasiswa dalam menguasai kanji meliputi penulisan 72% (mahasiswa tidak memperhatikan panjang pendek dan berhenti

Dan juga, jika masih ada waktu, lihat terlebih dahulu kata-kata serta kalimat- kalimat dalam pelajaran berikutnya yang akan dipelajari.. Jika melakukan persiapan dasar terlebih

meneliti lebih lanjut setiap jukugo yang salah satu kosakata kanjinya mempunyai bushu kihen. Apakah ada hubungannya kihen tersebut dengan makna jukugo yang dibentukknya.. 1.2

mengungkapkan dua fakta yang sedang maupun telah terjadi yang memiliki hubungan pertentangan dengan yang sewajarnya terjadi atau di luar dugaan. Perbedaannya terletak pada

Biasanya media dan metode yang dikembangkan untuk pembelajaran huruf kanji berkaitan dengan kemampuan mengingat kanji itu sendiri dikarenakan jumlah kanji yang

Penulis menyimpulkan dari pembahasan ini kai’i moji dan keisei moji cara pembentukannya sama atau berhubungan yaitu dengan menggabungkan dua kanji atau lebih namun

Arsitektur nusantara merupakan arsitektur nenek moyang yang telah mereka terapkan untuk hunian sejak jaman dahulu kala. Arsitektur nusantara merupakan arsitektur yang