KEBERADAAN MUSIK VOKAL UNGUT – UNGUT PADA
MASYARAKAT ANGKOLA DI KECAMATAN SIPIROK
KABUPATEN TAPANULI SELATAN
SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
IRFANSYAH
NIM. 209142023
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua berkat yang
melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut Pada Masyarakat Angkola di Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan”. Skripsi ini merupakan salah satu satu syarat
yang harus dipenuhi guna memeperoleh gelar sarjana program S-1 Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan
dalam penyelesaiannya. Namun karena berkat karunia-Nya dan bantuan dari
semua pihak serta usaha yang maksimal, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Atas bantuan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuty Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik
Universitas Negeri Medan.
4. Uyuni Widyastuti, M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik
Universitas Negeri Medan.
5. Panji Suroso, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik
Universitas Negeri Medan, Sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
iii
8. Seluruh dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran
berlangsung selama perkuliahan.
9. Baginda Siregar. Selaku Kepala Desa Parandolok Kecamatan Sipirok dan
seluruh masyarakat Sipirok yang telah memberikan bantuan bagi penulis
untuk mengadakan penelitian.
10. Daud Siregar, Parhanuddin Ritonga, dan Bapak Tinggi Barani. Selaku
narasumber yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
11. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda (Alm) Mirwan Sakti Hutasuhut dan
Ibunda Masniari Siregar yang telah memberikan kesabaran serta kerja
kerasnya dalam membantu dan memberikan semangat serta doa yang tiada
henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai ke perguruan
tinggi. Abang saya Ahmad Husin Parlaungan dan Adik saya Syahril
Hutasuhut yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Saudari Ratih Pramita Silalahi, S.Pd yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman Pendidikan Seni Musik stambuk 2009, Khususnya Juliandy,
Pahruddin, Gufran, Apheles, Nurlena, Habibi. Terima kasih buat kerja
sama dan kebersamaanya selama ini.
Atas segala bantuan dan jasa mereka, penulis mengucapkan terima kasih
dan serta doa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Berkat dan Karunia
yang berlimpah bagi mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun
guna perbaikan skripsi ini. Terima kasih.
Medan, Maret 2014 Penulis
i
ABSTRAK
Irfansyah, NIM 209142023, Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut Pada Masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, fungsi, isi nyanyian dalam Ungut-ungut, alat musik yang dipakai dan tanggapan masyarakat terhadap Musik Vokal Ungut-ungut pada masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori keberadaan, teori-teori musik , teori-teori vokal serta teori-teori fungsi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di Desa Parandolok Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripif kualitatif, yang mengumpulkan berbagai informasi mengenai keberadaan musik vokal Ungut-ungut. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan, studi kepustakaan, wawancara dan dokumentasi.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa musik vokal Ungut-ungut merupakan suatu kebiasaan turun temurun bagi masyarakat Angkola khususnya di Kecamatan Sipirok sejak dahulu dan keberadaannya masih ada walaupun sudah sangat jarang orang yang melakukannya. Ungut-ungut memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosi dan fungsi perlambangan, karena apa yang telah dirasakan seseorang dalam hidupnya itulah yang dituangkan kedalam nyanyian. Isi lirik dalam
Ungut-ungut yang diteliti menceritakan tentang penderitaaan hidup yang dialami oleh
seseorang ketika ditinggal mati orang tua yang memiliki 4 baris dalam tiap. Syair tersebut dinyanyikan secara spontanitas. Nada-nada yang dinyanyikan beserta cengkok (andung) di dalamnya yaitu (do,re,mi,fa, dan sol) bernada dasar fis=do. Senandung yang dinyanyikan pada musik vokal Ungut-ungut ini pada dasarnya merupakan repitisi yang dilakukan setiap bait dalam syair tersebut yang merupakan sebuah perumpamaan atau tidak sebenarnya. Alat musik yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah seruling yang bernada dasar fis=do yang memiliki 5 nada yaitu do,re,mi,fa, dan sol (pentatonik) dimainkan di awal lagu, di tengah lagu (mengiringi pada saat senandung dinyanyikan) dan di akhir
lagu.Tanggapan masyarakat tentang musik vokal ungut-ungut ialah
iv
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis... 9
1. Teori Keberadaan ... 9
2. Teori Musik ... 10
v
B. Kerangka Konseptual... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
vi
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Ungut-ungut ... 34
B. Fungsi Ungut-ungut ... 36
1. Fungsi Pengungkapan Emosional ... 36
2. Fungsi Perlambangan ... 37
C. Isi nyanyian Ungut-ungut ... 38
D. Alat Musik ... 43
E. Teknik Menyanyikan Lagu ... 44
1. Awal Lagu (Intro) ... 44
2. Tengah Lagu (Interlude) ... 45
3. Akhir Lagu (Ending) ... 47
F. Tanggapan Masyarakat Tentang Musik Vokal Ungut-ungut ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1: Syair dan Terjemahan Ungut-ungut Natinggal Menek... 42
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 4.1 : Pemain Seruling ... 44
Foto 4.2 : Menyenandungkan Ungut-ungut ... 46
x
DAFTAR PARTITUR
Halaman
Partitur 2.1 : Contoh Pola Ritme Samba ... 12
Partitur 2.2 : Contoh Melodi Dalam Lagu Butet ... 13
Partitur 4.1 : Vokal Ungut-ungut Natinggal Menek ... 39
Partitur 4.2 : Melodi Intro Seruling ... 45
Partitur 4.3 : Melodi Interlude Seruling ... 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera utara memiliki berbagai macam etnik yang di mana etnik
tersebut memiliki kebudayaan dan kesenian di daerahnya masing-masing. Salah
satu contoh etnik di Sumatera Utara adalah etnik Angkola. Angkola adalah salah
satu dari etnis Batak yang terletak di daerah Tapanuli Selatan yang mendiami
beberapa daerah yaitu Angkola Jae, Angkola Julu dan Angkola Dolok. Pada
dasarnya kesenian Angkola Jae, Julu, maupun Dolok tidak terdapat
perbedaan-perbedaan secara prinsipil, akan tetapi dalam teknis detail mungkin saja terdapat
perbedaan – perbedaan.
Etnik Angkola-Mandailing, menganut garis keturunan patrialineal,
mempunyai sistem kemasyarakatan yang disebut dalian na tolu ("tiga
tumpuan").Sistem kekerabatan ini terdiri dari tiga unsur fungsional yang
masing-masing unsur tersebut mempunyai rasa ketergantungan antara satu dengan lainnya
yang berupa ikatan darah (genealogis) dan ikatan perkawinan. Ketiga kelompok
tersebut adalah: (1) mora, (2) kahanggi, dan (3) anak boru. Mora adalah
kelompok kerabat yang memberi anak perempuan atau pihak pemberi isteri.
Kahanggi yaitu kelompok keluarga yang mempunyai satu garis keturunan yang
sama atau disebut juga keluarga semarga. Anak boru yang merupakan pihak
penerima anak perempuan atau kerabat suami H.M.D Harahap (dalam Takari
2
Sebagai salah satu etnik di Sumatera Utara, masyarakat Angkola memiliki
corak nyanyian yang disebut dengan Ende. Ende atau nyanyian merupakan satu
satu kesenian dari Angkola-Mandailing yang dibawakan melalui vokal atau suara
yang dihasilkan melalui mulut. Perkembangan zaman secara tidak langsung akan
menenggelamkan suatu tradisi yang telah ada di zaman sebelumnya khusunya
musik-musik tradisional yang lamban laun akan menghilang. Salah satunya musik
vokal Ungut- ungut yang merupakan suatu kesenian yang berasal dari masyarakat
angkola khususnya daerah Tapanuli Selatan-Mandailing yang keberadaannya
sudah hampir hilang dalam masyarakat Angkola. Masyarakat Angkola adalah
masyarakat yang senang mengungkapkan perasaannya dengan berlagu. Hal ini
digambarkan oleh adanya jenis karya (sastra) yang berbentuk puisi yang
disampaikan dengan cara berlagu, yang disebut Ende Ungut-ungut. Vokal atau
suara yang dibawakan dalam Ungut – ungut cenderung rendah (halus).
Kisah yang diceritakan dalam Ungut-ungut merupakan hal- hal yang
berisikan ungkapan serta keluh kesah yang ditujukan kepada seseorang secara
tidak langsung,dan apabila ada orang yang mendengarkannya maka akan merasa
ikut bersedih. Karena cerita dalam Ungut-ungut merupakan pengalaman atau
kejadian yang nyata yang telah dialami oleh orang tersebut.
Dilihat dari teksnya Ende Ungut – ungut tidak memiliki jumlah baris (bait)
yang tetap karena dinyanyikan secara spontan ada kalanya 4 baris, 5 baris , 6 baris
dan sebagainya. Namun,dalam perkembangan selanjutnya ada kecenderungan
berstruktur pantun. Ungut – ungut bersajak ab-ab dimana baris pertama dan kedua
3
musikal Ungut-ungut dinyanyikan secara solo oleh seorang pria dengan tempo
yang lambat, tanpa meter, dan biasanya ada alat musik yang mengiringinya.
Ungut- ungut memiliki berbagai macam cerita yang bertemakan tentang
kesedihan yang dinyanyikan/ disenandungkan dan penyampaiannya pun
dilakukan dengan irama sedih . Tiap syair yang dinyanyikan dalam Ungut-ungut
memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada tema yang akan dibawakan,
namun memiliki fungsi yang sama. Adapun jenis tersebut Ungut - ungut antara
lain: . 1. Ungut – ungut yang ditinggalkan orang tua, 2 Ungut – ungut nasihat
terhadap anak agar rajin bersekolah dan menuntut ilmu dan nasihat terhadap orang
yang telah berumah tangga, 3. Ungut –ungut untuk orang yang ditinggalkan
kekasih, 4. Ungut – ungut untuk orang yang dilanda kerinduan, 5. Ungut – ungut
tentang penderitaan hidup.
Dari uraian diatas, hal tersebut merupakan hal yang sangat menarik bagi
penulis untuk dijadikan sebagai bahan penelitian karena sudah hampir
menghilangnya sebuah tradisi (kebiasaan) kesenian tersebut di dalam masyarakat
Angkola akibat dari kemajuan zaman dan perlu di revitalisasi kembali agar
generasi –generasi selanjutnya dapat mengetahui tentang kesenian –kesenian asli
dari Tapanuli Selatan khususnya Ungut –ungut, serta menambah literatur tentang
kebudayaan nasional khususnya Tapanuli Selatan . Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis memilih judul ”Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut
4
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah
agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah tidak
terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini
dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, antara lain;
1. Bagaimana Keberadaan Musik Vokal Ungut – ungut di Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?
2. Apa fungsi dari Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan?
3. Bagaimana isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut - ungut di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?
4. Apa sajakah alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut – ungut di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?
5. Apa makna yang terkandung dalam Musik Vokal Ungut – ungut di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?
6. Bagaimana bentuk Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan ?
7. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal Ungut-ungut
5
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.
Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono
(2011:286) yang mengatakan bahwa “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih
didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan fleksibilitas masalah yang akan
dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu”. Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi ruang
lingkup permasalahan penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana sejarah Musik Vokal Ungut- ungut pada masyarakat
Angkola di Kecamatan Sipirok kabupaten Tapanuli Selatan?
2. Apa fungsi Musik Vokal Ungut-ungut yang Ditinggalkan Orangtua
(Natinggal Menek) Kecamatan Sipirok Kabupten Tapanuli Selatan?
3. Bagaimana isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut – ungut yang
ditinggalkan orang tua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan?
4. Apa sajakah alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut – ungut di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?
5. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal Ungut-ungut
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari penelitian yang hendak
dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan
jawaban pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2011:288) mengatakan
bahwa “Rumusan masalah adalah bentuk pertanyaan yang dapat memandu
peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut,
pemasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut”.
Bagaimanakah Keberadaan Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut pada
masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?”.
E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian manusia senantiasa berorientas kepada ujian, salah satu
keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian
selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang
akan dicapai. Berhasil atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan terlihat dari
tercapai tujuan penelitian.
Sukmadinata (2008:310) mengatakan bahwa,”tujuan merupakan sasaran
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh penelitian, dapat dirumuskan dalam bentuk
hasil atau proses”. Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan
7
2. Untuk mengetahui fungsi dalam musik vokal Ungut-ungut yang
Ditinggalkan Orangtua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Untuk mengetahui isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut – ungut
yang Ditinggal Orangtua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan.
4. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut-
ungut di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.
5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal
Ungut-ungut di Kecamatan Sipriok Kabupaten Tapanuli Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
Manfaat Teoritis :
1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan penulis dalam
rangka menuangkan gagasan ke dalam karya tulis dalam bentuk
proposal penelitian, khususnya mengenai musik vokal ungut-ungut di
Tapanuli Selatan
2. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik unimed.
3. Menambah pengetahuan penulis dalam menerapkan teori-teori yang
8
Manfaat Praktis :
1. Dapat dijadikan media informasi untuk dan menambah sumber bacaan
tentang kesenian yang ada di Tapanuli Selatan.
2. Menambah literature tentang kebudayaan nasional
3. Sebagai masukan bagi pemerintah, lembaga – lembaga khususnya di
Tapanuli Selatan agar meningkatkan dan melestarikan kesenian
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1. Musik vokal Ungut-ungut merupakan sebuah kesenian yang berasal dari
Angkola dan juga berkembang di wilayah Angkola. Serta menjadi tradisi
masyarakat angkola secara turun –temurun. Ungut-ungut sering dimainkan
diwaktu senggang asalkan tidak ditempatkan kedalam peribadatan atau
upacara-upacara adat.
2. Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut masih tetap dikenal di wilayah
Angkola khusunya Sipirok kendati popularitasnya tidak seperti dahulu yang
diakibatkan semakin maju zaman dan secara perlahan masyarakat akan
meninggalkan kebiasaan tersebut.
3. Lagu yang dinyanyikan dinyanyikan pada Ungut-ungut yaitu pentatonik yaitu
do,re,mi, fa dan sol dan adanya repetisi/ pengulangan pada tiap bait dalam
syair tersebut serta memiliki 4 baris dalam setiap baitnya. Isi dalam
Ungut-ungut biasanya menceritakan tentang penderitaaan hidup yang dialami oleh
seseorang dan dinyanyikan secara spontanitas. isinya merupakan sebuah
56
4. Ungut-ungut memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosi dan fungsi
perlambangan karena apa yang telah dirasakan seseorang dalam hidupnya
itulah yang dituangkan ke dalam sebuah senandung.
5. Alat musik yang dipakai dalam berungut-ungut yaitu seruling yang memakai
nada yang dimainkan yaitu do,re,mi, fa, dan sol (pentatonik) dengan nada fis=
do.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran,
antara lain :
1. Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan lagi kesenian vokal
Ungut-ungut khusunya Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menyertakannya
dokumentasi dalam bentuk audio maupun audiovisual agar mempunyai bukti
fisik yang otentik sehingga hak kepemilikkannya resmi dan bukan hanya
sekedar pengakuan saja agar dapat menjadi pelajaran bagi generasi
mendatang.
2. Bagi para masyarakat maupun seniman sekitar agar melestarikan dan
mengajari kesenian tersebut sehingga dapat berkembang dan tidak dilupakan