• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN MUSIK VOKAL UNGUT – UNGUT PADA MASYARAKAT ANGKOLA DI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERADAAN MUSIK VOKAL UNGUT – UNGUT PADA MASYARAKAT ANGKOLA DI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN MUSIK VOKAL UNGUT – UNGUT PADA

MASYARAKAT ANGKOLA DI KECAMATAN SIPIROK

KABUPATEN TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

IRFANSYAH

NIM. 209142023

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua berkat yang

melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut Pada Masyarakat Angkola di Kecamatan

Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan”. Skripsi ini merupakan salah satu satu syarat

yang harus dipenuhi guna memeperoleh gelar sarjana program S-1 Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan

dalam penyelesaiannya. Namun karena berkat karunia-Nya dan bantuan dari

semua pihak serta usaha yang maksimal, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Atas bantuan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dra. Tuty Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik

Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widyastuti, M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik

Universitas Negeri Medan.

5. Panji Suroso, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik

Universitas Negeri Medan, Sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

(7)

iii

8. Seluruh dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran

berlangsung selama perkuliahan.

9. Baginda Siregar. Selaku Kepala Desa Parandolok Kecamatan Sipirok dan

seluruh masyarakat Sipirok yang telah memberikan bantuan bagi penulis

untuk mengadakan penelitian.

10. Daud Siregar, Parhanuddin Ritonga, dan Bapak Tinggi Barani. Selaku

narasumber yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

11. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda (Alm) Mirwan Sakti Hutasuhut dan

Ibunda Masniari Siregar yang telah memberikan kesabaran serta kerja

kerasnya dalam membantu dan memberikan semangat serta doa yang tiada

henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai ke perguruan

tinggi. Abang saya Ahmad Husin Parlaungan dan Adik saya Syahril

Hutasuhut yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Saudari Ratih Pramita Silalahi, S.Pd yang selalu memberikan motivasi,

semangat dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman Pendidikan Seni Musik stambuk 2009, Khususnya Juliandy,

Pahruddin, Gufran, Apheles, Nurlena, Habibi. Terima kasih buat kerja

sama dan kebersamaanya selama ini.

Atas segala bantuan dan jasa mereka, penulis mengucapkan terima kasih

dan serta doa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Berkat dan Karunia

yang berlimpah bagi mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun

guna perbaikan skripsi ini. Terima kasih.

Medan, Maret 2014 Penulis

(8)

i

ABSTRAK

Irfansyah, NIM 209142023, Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut Pada Masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, fungsi, isi nyanyian dalam Ungut-ungut, alat musik yang dipakai dan tanggapan masyarakat terhadap Musik Vokal Ungut-ungut pada masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori keberadaan, teori-teori musik , teori-teori vokal serta teori-teori fungsi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di Desa Parandolok Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripif kualitatif, yang mengumpulkan berbagai informasi mengenai keberadaan musik vokal Ungut-ungut. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan, studi kepustakaan, wawancara dan dokumentasi.

Pada penelitian ini diperoleh bahwa musik vokal Ungut-ungut merupakan suatu kebiasaan turun temurun bagi masyarakat Angkola khususnya di Kecamatan Sipirok sejak dahulu dan keberadaannya masih ada walaupun sudah sangat jarang orang yang melakukannya. Ungut-ungut memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosi dan fungsi perlambangan, karena apa yang telah dirasakan seseorang dalam hidupnya itulah yang dituangkan kedalam nyanyian. Isi lirik dalam

Ungut-ungut yang diteliti menceritakan tentang penderitaaan hidup yang dialami oleh

seseorang ketika ditinggal mati orang tua yang memiliki 4 baris dalam tiap. Syair tersebut dinyanyikan secara spontanitas. Nada-nada yang dinyanyikan beserta cengkok (andung) di dalamnya yaitu (do,re,mi,fa, dan sol) bernada dasar fis=do. Senandung yang dinyanyikan pada musik vokal Ungut-ungut ini pada dasarnya merupakan repitisi yang dilakukan setiap bait dalam syair tersebut yang merupakan sebuah perumpamaan atau tidak sebenarnya. Alat musik yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah seruling yang bernada dasar fis=do yang memiliki 5 nada yaitu do,re,mi,fa, dan sol (pentatonik) dimainkan di awal lagu, di tengah lagu (mengiringi pada saat senandung dinyanyikan) dan di akhir

lagu.Tanggapan masyarakat tentang musik vokal ungut-ungut ialah

(9)

iv

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis... 9

1. Teori Keberadaan ... 9

2. Teori Musik ... 10

(10)

v

B. Kerangka Konseptual... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

(11)

vi

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Ungut-ungut ... 34

B. Fungsi Ungut-ungut ... 36

1. Fungsi Pengungkapan Emosional ... 36

2. Fungsi Perlambangan ... 37

C. Isi nyanyian Ungut-ungut ... 38

D. Alat Musik ... 43

E. Teknik Menyanyikan Lagu ... 44

1. Awal Lagu (Intro) ... 44

2. Tengah Lagu (Interlude) ... 45

3. Akhir Lagu (Ending) ... 47

F. Tanggapan Masyarakat Tentang Musik Vokal Ungut-ungut ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1: Syair dan Terjemahan Ungut-ungut Natinggal Menek... 42

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

ix

DAFTAR FOTO

Halaman

Foto 4.1 : Pemain Seruling ... 44

Foto 4.2 : Menyenandungkan Ungut-ungut ... 46

(15)

x

DAFTAR PARTITUR

Halaman

Partitur 2.1 : Contoh Pola Ritme Samba ... 12

Partitur 2.2 : Contoh Melodi Dalam Lagu Butet ... 13

Partitur 4.1 : Vokal Ungut-ungut Natinggal Menek ... 39

Partitur 4.2 : Melodi Intro Seruling ... 45

Partitur 4.3 : Melodi Interlude Seruling ... 46

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumatera utara memiliki berbagai macam etnik yang di mana etnik

tersebut memiliki kebudayaan dan kesenian di daerahnya masing-masing. Salah

satu contoh etnik di Sumatera Utara adalah etnik Angkola. Angkola adalah salah

satu dari etnis Batak yang terletak di daerah Tapanuli Selatan yang mendiami

beberapa daerah yaitu Angkola Jae, Angkola Julu dan Angkola Dolok. Pada

dasarnya kesenian Angkola Jae, Julu, maupun Dolok tidak terdapat

perbedaan-perbedaan secara prinsipil, akan tetapi dalam teknis detail mungkin saja terdapat

perbedaan – perbedaan.

Etnik Angkola-Mandailing, menganut garis keturunan patrialineal,

mempunyai sistem kemasyarakatan yang disebut dalian na tolu ("tiga

tumpuan").Sistem kekerabatan ini terdiri dari tiga unsur fungsional yang

masing-masing unsur tersebut mempunyai rasa ketergantungan antara satu dengan lainnya

yang berupa ikatan darah (genealogis) dan ikatan perkawinan. Ketiga kelompok

tersebut adalah: (1) mora, (2) kahanggi, dan (3) anak boru. Mora adalah

kelompok kerabat yang memberi anak perempuan atau pihak pemberi isteri.

Kahanggi yaitu kelompok keluarga yang mempunyai satu garis keturunan yang

sama atau disebut juga keluarga semarga. Anak boru yang merupakan pihak

penerima anak perempuan atau kerabat suami H.M.D Harahap (dalam Takari

(17)

2

Sebagai salah satu etnik di Sumatera Utara, masyarakat Angkola memiliki

corak nyanyian yang disebut dengan Ende. Ende atau nyanyian merupakan satu

satu kesenian dari Angkola-Mandailing yang dibawakan melalui vokal atau suara

yang dihasilkan melalui mulut. Perkembangan zaman secara tidak langsung akan

menenggelamkan suatu tradisi yang telah ada di zaman sebelumnya khusunya

musik-musik tradisional yang lamban laun akan menghilang. Salah satunya musik

vokal Ungut- ungut yang merupakan suatu kesenian yang berasal dari masyarakat

angkola khususnya daerah Tapanuli Selatan-Mandailing yang keberadaannya

sudah hampir hilang dalam masyarakat Angkola. Masyarakat Angkola adalah

masyarakat yang senang mengungkapkan perasaannya dengan berlagu. Hal ini

digambarkan oleh adanya jenis karya (sastra) yang berbentuk puisi yang

disampaikan dengan cara berlagu, yang disebut Ende Ungut-ungut. Vokal atau

suara yang dibawakan dalam Ungut – ungut cenderung rendah (halus).

Kisah yang diceritakan dalam Ungut-ungut merupakan hal- hal yang

berisikan ungkapan serta keluh kesah yang ditujukan kepada seseorang secara

tidak langsung,dan apabila ada orang yang mendengarkannya maka akan merasa

ikut bersedih. Karena cerita dalam Ungut-ungut merupakan pengalaman atau

kejadian yang nyata yang telah dialami oleh orang tersebut.

Dilihat dari teksnya Ende Ungut – ungut tidak memiliki jumlah baris (bait)

yang tetap karena dinyanyikan secara spontan ada kalanya 4 baris, 5 baris , 6 baris

dan sebagainya. Namun,dalam perkembangan selanjutnya ada kecenderungan

berstruktur pantun. Ungut – ungut bersajak ab-ab dimana baris pertama dan kedua

(18)

3

musikal Ungut-ungut dinyanyikan secara solo oleh seorang pria dengan tempo

yang lambat, tanpa meter, dan biasanya ada alat musik yang mengiringinya.

Ungut- ungut memiliki berbagai macam cerita yang bertemakan tentang

kesedihan yang dinyanyikan/ disenandungkan dan penyampaiannya pun

dilakukan dengan irama sedih . Tiap syair yang dinyanyikan dalam Ungut-ungut

memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada tema yang akan dibawakan,

namun memiliki fungsi yang sama. Adapun jenis tersebut Ungut - ungut antara

lain: . 1. Ungut – ungut yang ditinggalkan orang tua, 2 Ungut – ungut nasihat

terhadap anak agar rajin bersekolah dan menuntut ilmu dan nasihat terhadap orang

yang telah berumah tangga, 3. Ungut –ungut untuk orang yang ditinggalkan

kekasih, 4. Ungut – ungut untuk orang yang dilanda kerinduan, 5. Ungut – ungut

tentang penderitaan hidup.

Dari uraian diatas, hal tersebut merupakan hal yang sangat menarik bagi

penulis untuk dijadikan sebagai bahan penelitian karena sudah hampir

menghilangnya sebuah tradisi (kebiasaan) kesenian tersebut di dalam masyarakat

Angkola akibat dari kemajuan zaman dan perlu di revitalisasi kembali agar

generasi –generasi selanjutnya dapat mengetahui tentang kesenian –kesenian asli

dari Tapanuli Selatan khususnya Ungut –ungut, serta menambah literatur tentang

kebudayaan nasional khususnya Tapanuli Selatan . Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis memilih judul ”Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut

(19)

4

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari

uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan

lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah

agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah tidak

terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini

dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, antara lain;

1. Bagaimana Keberadaan Musik Vokal Ungut – ungut di Kecamatan

Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?

2. Apa fungsi dari Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan Sipirok

Kabupaten Tapanuli Selatan?

3. Bagaimana isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut - ungut di

Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?

4. Apa sajakah alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut – ungut di

Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?

5. Apa makna yang terkandung dalam Musik Vokal Ungut – ungut di

Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?

6. Bagaimana bentuk Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan Sipirok

Kabupaten Tapanuli Selatan ?

7. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal Ungut-ungut

(20)

5

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah

untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono

(2011:286) yang mengatakan bahwa “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih

didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan fleksibilitas masalah yang akan

dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu”. Berdasarkan

latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahan penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana sejarah Musik Vokal Ungut- ungut pada masyarakat

Angkola di Kecamatan Sipirok kabupaten Tapanuli Selatan?

2. Apa fungsi Musik Vokal Ungut-ungut yang Ditinggalkan Orangtua

(Natinggal Menek) Kecamatan Sipirok Kabupten Tapanuli Selatan?

3. Bagaimana isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut – ungut yang

ditinggalkan orang tua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok

Kabupaten Tapanuli Selatan?

4. Apa sajakah alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut – ungut di

Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?

5. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal Ungut-ungut

(21)

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari penelitian yang hendak

dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan

jawaban pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2011:288) mengatakan

bahwa “Rumusan masalah adalah bentuk pertanyaan yang dapat memandu

peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut,

pemasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut”.

Bagaimanakah Keberadaan Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut pada

masyarakat Angkola di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan?”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian manusia senantiasa berorientas kepada ujian, salah satu

keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian

selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang

akan dicapai. Berhasil atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan terlihat dari

tercapai tujuan penelitian.

Sukmadinata (2008:310) mengatakan bahwa,”tujuan merupakan sasaran

yang akan dicapai atau dihasilkan oleh penelitian, dapat dirumuskan dalam bentuk

hasil atau proses”. Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah Musik Vokal Ungut-ungut di Kecamatan

(22)

7

2. Untuk mengetahui fungsi dalam musik vokal Ungut-ungut yang

Ditinggalkan Orangtua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok

Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Untuk mengetahui isi nyanyian dalam Musik Vokal Ungut – ungut

yang Ditinggal Orangtua (Natinggal Menek) di Kecamatan Sipirok

Kabupaten Tapanuli Selatan.

4. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan Musik Vokal Ungut-

ungut di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan.

5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang Musik Vokal

Ungut-ungut di Kecamatan Sipriok Kabupaten Tapanuli Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

Manfaat Teoritis :

1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan penulis dalam

rangka menuangkan gagasan ke dalam karya tulis dalam bentuk

proposal penelitian, khususnya mengenai musik vokal ungut-ungut di

Tapanuli Selatan

2. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik unimed.

3. Menambah pengetahuan penulis dalam menerapkan teori-teori yang

(23)

8

Manfaat Praktis :

1. Dapat dijadikan media informasi untuk dan menambah sumber bacaan

tentang kesenian yang ada di Tapanuli Selatan.

2. Menambah literature tentang kebudayaan nasional

3. Sebagai masukan bagi pemerintah, lembaga – lembaga khususnya di

Tapanuli Selatan agar meningkatkan dan melestarikan kesenian

(24)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Musik vokal Ungut-ungut merupakan sebuah kesenian yang berasal dari

Angkola dan juga berkembang di wilayah Angkola. Serta menjadi tradisi

masyarakat angkola secara turun –temurun. Ungut-ungut sering dimainkan

diwaktu senggang asalkan tidak ditempatkan kedalam peribadatan atau

upacara-upacara adat.

2. Keberadaan Musik Vokal Ungut-ungut masih tetap dikenal di wilayah

Angkola khusunya Sipirok kendati popularitasnya tidak seperti dahulu yang

diakibatkan semakin maju zaman dan secara perlahan masyarakat akan

meninggalkan kebiasaan tersebut.

3. Lagu yang dinyanyikan dinyanyikan pada Ungut-ungut yaitu pentatonik yaitu

do,re,mi, fa dan sol dan adanya repetisi/ pengulangan pada tiap bait dalam

syair tersebut serta memiliki 4 baris dalam setiap baitnya. Isi dalam

Ungut-ungut biasanya menceritakan tentang penderitaaan hidup yang dialami oleh

seseorang dan dinyanyikan secara spontanitas. isinya merupakan sebuah

(25)

56

4. Ungut-ungut memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosi dan fungsi

perlambangan karena apa yang telah dirasakan seseorang dalam hidupnya

itulah yang dituangkan ke dalam sebuah senandung.

5. Alat musik yang dipakai dalam berungut-ungut yaitu seruling yang memakai

nada yang dimainkan yaitu do,re,mi, fa, dan sol (pentatonik) dengan nada fis=

do.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran,

antara lain :

1. Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan lagi kesenian vokal

Ungut-ungut khusunya Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menyertakannya

dokumentasi dalam bentuk audio maupun audiovisual agar mempunyai bukti

fisik yang otentik sehingga hak kepemilikkannya resmi dan bukan hanya

sekedar pengakuan saja agar dapat menjadi pelajaran bagi generasi

mendatang.

2. Bagi para masyarakat maupun seniman sekitar agar melestarikan dan

mengajari kesenian tersebut sehingga dapat berkembang dan tidak dilupakan

Gambar

Tabel 4.1: Syair dan Terjemahan Ungut-ungut Natinggal Menek...................  42
Gambar 4.1 : Alat Musik Seruling ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pengumuman Pokja 6 ULP Kabupaten Kapuas Hulu tanggal 23 April 2014 tentang Pemenang Lelang untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Rabat Beton Tahun 2014

Thus, the foreign workers influx in a country labor market does not cause the negative side to wage rate and employment for local workers, since job categories possessed

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Early Warning System (EWS) yang diwakili oleh rasio likuiditas, rasio retensi sendiri, rasio beban, dan rasio investasi

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum.. © Ahmad Daelami

Observasi oleh guru BK dan Wali kelas selama 1 semester.. 2) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh

Angka Melek Huruf digunakan untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf terutama di daerah pedesaan. Selain itu AMH juga

ketidakseimbangan waktu penyelesaian produk di setiap stasiun kerja yang akan.. mengakibatkan adanya penumpukan barang setengah jadi dan idle time

Hal tersebut relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurnaningsih (2011) yang menunjukkan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan