U MB E L AJ ARA N I NQUI R Y TR A I NI N G TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II SMP SWASTA MUHAMMADIYAH-06 BELAWAN T.A
2013/2014
Oleh :
Fatima Hannum NIM 4101121008
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Siabu pada tanggal 31 Oktober 1991. Ayah bernama
Aman Efendi, S.Pd dan ibu bernama Erlina Hasibuan. Penulis merupakan anak
keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk TK ABA
Simangambat, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis masuk SD
Impres 145599 Siabu dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2007.
Kemudian pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah
atas ke SMA Negeri 1 Siabu dan lulus pada tahun 2010. Kemudian pada tahun
2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) dan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Skiripsi berjudul ” Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII semester II SMP Swasta
Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Prof.
Dr. Nurdin Bukit, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si, Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd dan
Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel
Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Validator yang
telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga
ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahaf, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan
Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga
kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dekan FMIPA Unimed.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda Aman Efendi,
S.Pd dan ibunda tercinta bernama Erlina Hasibuan yang telah membesarkan,
serta memberikan dorongan moril, spiritual, materil dan penguatan selama
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya
sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua Saudara –
saudara kandung saya, khususnya buat Abang Saiful Bahri, S.T, Kakak Efrida Ariani,
Amd.Keb, SST, Kakak Purnama Sari, SH, Adekku Rahmida Yanti, Reski Afandi
serta untuk Kakak Ipar Roswita Siregar, Amd.Keb dan Abang Ipar M. Jafar Lubis,
STP yang telah banyak memberi dorongan moril dan spiritual dalam kehidupan
sehari-hari hingga terselesaikannya skripsi ini.
Ucapan Terima kasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat tercinta dik b
Isni Nadia Siregar, Leny Khairani Daulay, Sepdian Anggreani Siahaan, Warmita
Oktami, Yeni Arisa, Mentari, Hevvi Adelina Lubis, Edi Susanto, Abdul Qodir Jailani
(Komting), Saripuddin Siregar, Primsya dan Khazali Fahmi yang telah memberi
motivasi dan saran-saran untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk
teman-teman fisika dik b yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Akhirnya
penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 2014
Penulis,
PE NG AR UH MO D E L PE MB E L AJA R AN I N QUI R Y TR A I NI NG T E RH ADA P HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II SMP SWASTA MUHAMMADIYAH-06 BELAWAN T.A 2013/2014
Fatima Hannum NIM 4101121008
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain two group Pre-test dan Pos-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 260 orang. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-3 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-1 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 37 siswa ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes essai yang telah divalidkan oleh validator.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 43,81 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 44,05. Melalui pengujian uji hipotesis diperoleh hasil yang signifikan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postes yang diperoleh yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 80,05 dan kelas kontrol 68,81. Hasil ini menggambarkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training melalui pengujian uji hipotesis terhadap hasil belajar Fisika.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model inquiry training 16
Tabel 2.2. Peneliti terdahulu Beserta Sintaks Model Yang Digunakan 33
Tabel 3.1. Two Group Pretest – Postest Design 38
Tabel 3.2. Kriteria Penskoran Tes Uraian 41
Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Tekanan 42
Tabel 3.4. Kategori dan Nilai Reliabilitas 44
Tabel 3.5. Kategori dan Nilai Taraf Kesukaran 45
Tabel 3.6. Kategori dan Nilai Daya Pembeda 46
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran (P) 50
Instrumen Tes Hasil Belajar
Tabel 4.2. Kriteria Taraf Kesukaran Tes 51
Tabel 4.3. Kriteria Daya Beda Tes 51
Tabel 4.4. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pretes 54
Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Pretes 54
Tabel 4.7. Uji Hipotesis Data Pretes 55
Tabel 4.8. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Postes 56
Tabel 4.10.Uji Homogenitas Data Postes 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Segitiga rumus tekanan 24
Gambar 2.2. Air pada dasar bejana memancar lebih jauh karena 25 tekanan paling besar
Gambar 2.3. Prinsip kerja dongkrak hidrolik 27
Gambar 2.4. Skema sistem rem pada mobil 28
Gambar 2.5. Cara kerja mesin hidrolik 28
Gambar 2.6. Bejana Berhubungan 29
Gambar 2.7. Pipa U yang diisi dengan air dan minyak 29
Gambar 2.8. Percobaan Torricelli 32
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 40
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 53
dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 66 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 83 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 100
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 1 115
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 2 122
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 3 128
Lampiran 7 Tabel Kisi-kisi Soal 133
Lampiran 8 Soal – Soal Tes Hasil Belajar 138
Lampiran 9 Rekapitulasi Reliabilitas Instrumen Penelitian 141
Lampiran 10 Urutan Nilai 143
Lampiran 11 Kelompok Atas 145
Lampiran 12 Kelompok Bawah 146
Lampiran 13 Rekapitulasi Daya Beda 147
Lampiran 14 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes 148 Lampiran 15 Menentukan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar 150 Lampiran 16 Menentukan Daya Beda Instrumen Tes Hasil Belajar 153 Lampiran 17 Menentukan Kriteria Taraf Kesukaran Instrumen 155
Tes Hasil Belajar
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Belajar 157
Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata (Xi), Simpangan Baku (S), 165 Dan Varians (S2) Nilai Hasil Belajar Siswa
Lampiran 20 Uji Normalitas Data 169
Lampiran 21 Uji Homogenitas 174
Lampiran 22 Uji Hipotesis (Uji T Dua Pihak) Nilai Pretes 176 Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 180 Lampiran 24 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 181 Lampiran 25 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 182 Lampiran 26 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 183
Lampiran 27 Lembar Angket Siswa 185
Lampiran 28 Lembar Angket Guru 188
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Sains di Indonesia terdapat pada setiap tingkat satuan
pendidikan baik SD, SMP, atau SMA. Pendidikan sains merupakan pengetahuan
yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi atau memahami alam sekitar secara
alamiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
banyak membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMP yang
tergabung dalam IPA terpadu, yang mempelajari tentang perisitiwa dan fenomena
alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup
menarik karena langsung berkaitan dengan alam, nyata, dan dapat dibuktikan juga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal tersebut berkebalikan
dengan apa yang di alami siswa, fisika menjadi tidak menarik, karena siswa jarang
sekali dapat membuktikan dan mengaplikasikan materi-materi fisika di sekolah,
hal ini disebabkan karena jarangnya melakukan praktikum fisika di sekolah. Dan
siswa juga tidak mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan baik
apalagi soal tersebut membutuhkan perhitungan matematika.
Hal ini menyebabkan munculnya anggapan dari kebanyakan siswa bahwa
fisika itu pelajaran yang sulit untuk dipahami baik konsep maupun dari segi
matematiknya. Pada kenyataannya, pelajaran fisika termasuk salah satu mata
pelajaran yang memiliki nilai terendah. Rendahnya nilai fisika hasil belajar siswa
merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan guru untuk melaksanakan
proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar secara
optimal.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya,2008).
Berdasarkan hasilwawancara dengan Bapak Jasanta dan 2 orang guru
fisika di SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan, rendahnya hasil belajar siswa
tersebut dikarenakan rendahnya kemampuan awal siswa mengenai konsep-konsep
fisika, siswa tidak mau belajar maksimal, karena fasilitas kurang (alat-alat
praktikum), dan kemampuan guru yang kurang baik, sementara motivasi siswa
yang tinggi dapat menjadi faktor tingginya hasil belajar fisika siswa.Model
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional, dengan metode
ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran fisika di
kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered). Ketuntasan kompetensi
minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 75. Namun
dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih belum optimal.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
yaitu, siswa sulit memahami konsep fisika sehingga siswa sering menghapal tanpa
membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari dan siswa kurang aktif dan
terlatih dalam proses pembelajaran, sarana dan prasarana di sekolah tersebut tidak
menunjang untuk bidang studi Fisika, masalah-masalah yang dihadapi saat proses
belajar mengajar yaitu kelas ribut, kelas tidak disiplin, siswa kurang respon
dengan materi yang sedang dibahas.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara
baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media
pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep
yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing
siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat
minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.
Berdasarkan pemaparan masalah-masalah tersebut, salah satu usaha yang
akan dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa belajar dengan suasana yang
menyenangkan.
Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi
hasil dari proses menemukan sendiri. Mengingat bahwa proses pembelajaran
fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih
teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori (Joyce, dkk.
2011). Model dari fakta menuju teori adalah Model Latihan Inkuiri.
Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa
secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat
memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.
Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya (Joyce,
dkk.2011).
Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training ini sudah pernah
dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, yaitu : bahwa ada pengaruh model
pembelajaran inquiry training (latihan inkuiri) terhadap peningkatan hasil belajar
siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, dan siswa
lebih aktif dalam belajar. Kelas eksperimen mempunyai tigkat penguasaan konsep
yang lebih tinggi sehingga mampu menjawab dengan lebih banyak tes hasil
belajar dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
3. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit
untuk dipahami.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.
5. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep fisika dengan
benar.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini,
maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Menerapkan Model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa SMP Swasta
Muhammadiyah-06 Belawankelas VIII semester II T.A. 2013/2014.
3. Materi yang diajarkan adalah materi pokok Tekanan pada siswa kelas
VIII Semester II.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian di kelas VIII Semester II SMP Swasta
Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model
pembelajaran inquiry training dan menerapkan pembelajaran konvensional
pada materi pokok Tekanan?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh model
pembelajaran inquiry training dan pembelajaran konvensional pada materi
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan di kelas VIII Semester II SMP
Swasta Muhammadiyah-06 Belawan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok Tekanan.
2. Untuk mengetahui adanyapengaruh hasil belajar fisika siswa dengan
penerapan model pembelajaran inquiry training dan penerapan
pembelajaran konvensional.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang hasil belajar
siswa pada materi pokok Tekanan dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training di dalam pembelajaran.
2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.
1.7. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa yang kita ajar.
3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari
proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai siswa
setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan sejauh mana
perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap materi yang
diajarkan.
4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.
secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan
meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat.
6. Model pembelajarn inquiry training akan membawa pikiran siswa untuk
melakukan eksperiman dan mengumpulkan data. Dengan demikian berarti
siswa telah terpancing untuk mengeluarkan ide-ide ketika guru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model inquiry training pada
materi Tekananmengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81
menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Tekanan juga
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 44,05 menjadi 68,81
pada nilai rata-rata postes. Perbedaan peningkatan hasil belajar antara
kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah sebesar 11,24.
2. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok tekanan kelas VIII Semester II SMP Swasta
Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014.
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model
pembelajaran inquiry traininghendaknya menyusun RPP yang sesuai
dengan fase-fase model pembelajaran inquiry trainingdan mempersiapkan
alat dan bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran inquiry trainingini supaya menyusun instrumen soal yang
berupa masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk
memecahkan masalah tersebut.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Model
pembelajaraninquiry training, ada baiknya memberikan motivasi terlebih
dahulu kepada siswa yang akan mempresentasekan hasil karya untuk
4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan
kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agartidak terjadi
kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas.