• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VII SMP NEGERI 27 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VII SMP NEGERI 27 MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 27 MEDAN

Oleh: Dewi Irawaty NIM. 4103311017

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis M.Pd, Bapak Dr. H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta staf pegawai direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(4)

v

Hj. Masraya, S.Pd dan Bapak Andi Syahputra,S.Pd selaku guru bidang studi matematika di SMP Negeri 27 Medan.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat Ekstensi Matematika 2010 terutama kepada Alice Chulaisyah, Dinda Kartika, Diniatul Hidayani Sipahutar, Febry Tiffany, Sary Pratiwi, Sirry Hidayani yang telah banyak membantu dan mendukung penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudaraku Kos Gang Kitab 28 yakni Catur Wulandari, Dita Evikarati, Elvina Aprillia Sinaga, Fadilla Anggraini, Farah Reyhan Hussin, Istiqomah Sri Astuti, Sarimah Sirehar, Sary Pratiwi, Siti Hajar Sitorus yang selalu memberikan semangat serta selalu bersama-sama menghadapi suka dan duka selama berada di Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli2014 Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

RiwayatHidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangMasalah 1

1.2. IdentifikasiMasalah 8

1.3. BatasanMasalah 9

1.4. RumusanPMasalah 9

1.5. TujuanPenelitian 9

1.6. ManfaatPenelitian 9

1.7.DefenisiOperasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KerangkaTeoritis 12

2.1.1. PengertianBelajar 12

2.1.2. PembelajaranMatematika 13

2.1.3. PengertianBerpikir 14

2.1.4. BerpikirKreatif 16

2.1.5. ModelPembelajaranBerbasisMasalah 19 2.1.5.1. KarakteristikModel PembelajaranBerbasisMasalah 21 2.1.5.2. TeoriBelajar yang Melandasi Model

(6)

vii

2.1.5.3. Langkah-LangkahembelajaranBerbasisMasalah 24

2.1.6. PembelajaranKonvensional 26

2.2. MateriPembelajaran 28

2.2.1. LuasPermukaanKubusdanBalok 29

2.2.2. Volume KubusdanBalok 31

2.3. Penelitian Yang Relevan 32

2.4. KerangkaKonseptual 33

2.5. Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan WaktuPenelitian 35

3.2. Populasi dan SampelPenelitian 35

3.2.1. Populasi 35

3.2.2. Sampel 35

3.3. VariabelPenelitian 35

3.3.1. VariabelBebas 35

3.3.2. VariabelTerikat 35

3.3.3. VariabelKontrol 36

3.4. JenisdanDesainPenelitian 36

3.4.1. JenisPenelitian 36

3.4.2. DesainPenelitian 36

3.5. ProsedurPenelitian 37

3.6. InstrumenPenelitian 39

3.7. Uji Coba Instrumen Tes 41

3.7.1 Uji Reliabilitas 41

3.7.2 Uji Validitas 42

3.7.3 Tingkat Kesukaran 42

3.7.4 Daya Pembeda 43

3.8. Teknik Analisis Data 44

3.8.1. Uji Prasyarat 44

(7)

viii

3.8.1.2 Menghitung Simpangan Baku 44

3.8.1.3.UjiNormalitas 44

3.8.1.4.UjiHomogenitas 45

3.8.2. MenghitungGainTernormalisasi 46

3.8.3. UjiHipotesis 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilUjiCobaInstrumenTes 48

4.1.1.ReliabilitasTes 48

4.1.2 ValiditasTes 49

4.1.3 Tingkat KesukaranTes 49

4.1.4. DayaPembedaTes 50

4.2. HasilKemampuanAwalMatematika 51

4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika 52 4.2.1. UjiNormalitas Data KemampuanAwalMatematika 52 4.3. HasilPenelitianKemampuanBerpikirKreatif 53 4.3.1.Deskripsi DataPretesKemampuanBerpikirKreatif 53

4.3.2.Deskripsi Data PostesKemampuanBerpikirKreatif 54

4.3.3. DeskripsiPeningkatanKemampuanBerpikirKreatif 55

4.3.4. AnalisisUjiPrasyarat 56

4.3.4.1. UjiNormalitas Data 56

4.3.4.2.UjiHomogenitas Data 55

4.3.5. PengujianHipotesis 57

4.5 PembahasanHasilPenelitian 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 61

5.2 Saran 61

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model PembelajaranBerbasisMasalah 25 Tabel 2.2.Standar KompetensidanKompetensiDasarkelas VIII Semester 2 28

Tabel 3.1. Desain Penelitian 36

Tabel 3.2. Kisi-kisikemampuanberpikirkreatifmatematika 40

Tabel 3.3..Pedomanpenskoransoal 40

Tabel 3.4..InterpretasiIndeksKesukaran 43

Tabel 3.5..InterpretasiDayaPembeda 44

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1..SalahSatuSoalMenunjukkanBerpikirKreatif 3 Gambar 1.2. SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 1 4 Gambar 1.3.SalahSatuJawabanSiswapadaSoalNomor 2 5

Gambar 2.1.Jaring-Jaring Kubus 29

Gambar 2.2.Kubus ABCD.EFGH 29

Gambar 2.3.Jaring-Jaring Balok 30

Gambar 2.4..Balok ABCD.EFGH 30

Gambar 2.5..KubusSatuan 31

Gambar 2.6.Balok Satuan 32

Gambar 3.1..SkemaProsedurPenelitian 38

Gambar 4.1. Diagram NilaiKemampuanAwalMatematika 51 Gambar 4.2.DiagramNilaiPretesKelasEksperimendanKontrol 53 Gambar 4.3. Diagram NilaiPostesKelasEksperimendanKontrol 54 Gambar 4.4. Diagram NilaiPeningkatan (N-Gain) KelasEksperimen

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL (RPP I) 64 Lampiran 2. RencanaPelaksanaanPembelajaran Model PBL(RPP II) 72 Lampiran 3. RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP I) 80 Lampiran 4. RencanaPelaksanaanPembelajaranKonvensional (RPP II) 84 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa PBLI 88 Lampiran 6. LembarAktivitas Siswa PBL II 95 Lampiran 7. AlternatifJawaban LAS PBL1 102 Lampiran 8. AlternatifJawaban LAS PBL II 109 Lampiran 9. Kisi-KisiPretestKemampuanBerpikirKreatifSiswa 114 Lampiran 10. Soal Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 115 Lampiran 11. Alternatif JawabanPretest Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa 117

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa 123

Lampiran 13. Kisi-KisiPostestKemampuanBerpikirKreatifSiswa 125 Lampiran 14. Soal Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 126 Lampiran 15. Alternatif Jawaban Postest Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa 128

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Postest Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa 134

Lampiran 17. Lembar Validasi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif 136 Lampiran 18. Lembar Validasi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif 139

Lampiran 19. Daftar Nama Validator 142

(11)

xii

Lampiran 24. Perhitungan Daya Pembeda Tes 159 Lampiran 25. Nilai Kemampuan Awal Matematika Seluruh Siswa 164 Lampiran 26. Uji Prasyarat Normalitas dan Homogenitas KAM 165 Lampiran 27. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 169 Lampiran 28. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes

Kelas Eksperimen 170

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes

Kelas Eksperimen 171

Lampiran 30. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain

Kelas Eksperimen 172

Lampiran 31. Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol 173 Lampiran 32. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pretes

Kelas Kontrol 174

Lampiran 33. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Postes

Kelas Kontrol 175

Lampiran 34. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data N-Gain

Kelas Kontrol 176

Lampiran 35. Perhitungan Uji Normalitas 177 Lampiran 36. Perhitungan Uji Homogenitas 180 Lampiran 37. Perhitungan Uji Hipotesis 181 Lampiran 38. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 184 Lampiran 39. Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 185 Lampiran 40. Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z 186 Lampiran 41. Tabel Distribusi Nilai F 188 Lampiran 42. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 191

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk masa yang akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dalam pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk meningkatkan kualitas SDM, salah satunya adalah ilmu matematika.

Pendidikan matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan kerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Departemen Pendidikan Nasional).

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cokroft (dalam Abdurrahman 2003: 253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :

1. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.

2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai. 3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.

4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara. 5. Meningkatkan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan.

6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

(13)

2

disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit.Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.

Perkembangan informasi mengalami perubahan pesat ke arah yang lebih maju yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan.Keterampilan yang harus dimiliki tersebut salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif.Kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Menurut Munandar (2009:45-46) :

“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena: Pertama, dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok manusia, dan kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.Kedua, kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan bagi individu.Keempat, kreativitasyang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya.”

Berpikir kreatif merupakan salah satu aspek dari kreativitas.Munandar (2009:85) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan unsur esensial kreativitas.

(14)

3

mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidak menentuan perubahan di dunia saat ini.

Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika kurang dikembangkan.Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Andi Sahputra salah seorang guru matematika di SMP Negeri 27 Medan pada tanggal 21 Januari 2014 mengatakan bahwa siswa SMP Negeri 27 Medan hanya menerima konsep dari guru dan menghafal rumus-rumus yang diberikan oleh guru. Di dalam menyelesaikan soal matematika, biasanya siswa menjawab dengan satu cara dan siswa hanya dapat menjawab soal matematika yang mirip atau sama dengan contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa belum memiliki kemampuan berpikir kreatif dengan baik.Kebanyakan nilai hasil belajar matematika di sekolah ini juga masih rendah, walaupun ada juga beberapa siswa yang mendapatkan nilai matematika yang bagus.”

Selain itu, pada observasi awal peneliti juga memberikan soal kepada siswa kelas VIII9 yang berjumlah 22 siswa pada materi bangun datar yang menguji berpikir kreatif siswa.Dari 22 siswa hanya 8 orang yang menjawab dengan benar.

1. AB = 8 cm

BD = 6 cm

Carilah luas daerah ABCEG

(daerah yang diarsir) dalam beberapa cara

(15)

4

Salah satu cara jawaban siswa dalam menjawab soal nomor 1 adalah

Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 1

Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa siswa tersebut hanya menggunakan satu cara dalam menjawab soal yang diberikan. Ada juga beberapa siswa yang menjawab beberapa cara, tetapi memberikan cara penyelesaian yang kurang tepat. Siswa juga memberikan penyelesaian yang terpaku kepada luas bangun segiempat dikurang luas daerah yang diarsir. Padahal masih ada beberapa cara lain yang dapat dipergunakan. Sehingga siswa kurang mengembangkan gagasan jawaban dari soal tersebut.

(16)

5

Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2 Dari jawaban siswa diatas, terlihat bahwa siswa hanya menggunakan satu cara dalam menjawab soal. Cara yang digunakan bukan merupakan solusi dari persoalan sehingga jawaban yang diberikan siswa tidak tepat. Dapat disimpulkan siswa tidak dapat mengeembangkan pemikiran jawaban sesuai dengan permasalahan yang diberikan.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dalam menyelesaikan masalah matematika.Siswa belum terbiasa dengan modifikasi soal-soal yang menuntut pemikiran kreatif. Hal ini dimungkinkan karena siswa merasa bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang sulit dan banyak menggunakan rumus-rumus matematika yang sulit dipahami serta model yang digunakan guru kurang cocok sehingga menyebabkan siswa kurang menggunakan pemikirannya dengan baik dalam pembelajaran matematika apalagi untuk mampu berpikir kreatif dengan baik.

(17)

6

dengan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Seperti yang dikatakan Arends (dalam Trianto,2007:66) bahwa :

“Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belaar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.”

Biasanya guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model konvensional, dimana guru mendominasi di dalam proses pembelajaran yang menyebabkan peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas kurang aktif. Seharusnya siswa sebagai pembelajar harus berperan aktif dalam pembelajaran.Model konvensional ini menyebabkan siswa mengalami kemalasan dan kejenuhan dalam belajar yang mengakibatkan siswa malas berpikir. Pada umumnya guru mengajar hanya menyampaikan apa yang ada di buku paket dan kurang mengakomodasi kemampuan siswanya. Dengan kata lain, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika yang akan menjadi milik siswa sendiri. Guru cenderung memaksakan cara berpikir siswa dengan cara berpikir yang dimiliki gurunya. Dengan kondisi yang ini, kemampuan kreatif siswa kurang berkembang.

Melihat kurangnya kemampuan berpikir kreatif didalam kelas serta implikasi terhadap hasil belajar, maka perlu adanya perhatian lebih pada kemampuan ini dalam pembelajaran matematika saat ini umumnya untuk memperbaiki dan menyiapkan aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi siswa.Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam matematika.

Oleh karena itu pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran aktif siswa dan memberikan kebebasan berpikir agar mereka mampu menemukan pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan pemikiran yang diberikan oleh guru.Salah satu model dalam pembelajaran matematika yang dapat memberikan keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif adalah pembelajaran berbasis masalah. Menurut Dewey dalam Trianto (2010: 91) bahwa :

(18)

7

lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah. Sedangakan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.”

Pembelajaran berbasis masalah dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan menjadi pelajar yang mandiri.Dengan demikian siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan matematika dan berpikir kreatif. Pendidikpun harus mampu menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan dan proses matematika (doing math) seperti menginvestigasi, merencanakan langkah-langkah penyelesaian dan kemudian pemecahan masalah. Sesungguhnya dalam proses pembelajaran, pendidik bertindak sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator, sedangkan siswa diharapkan terlibat aktif dan berkontribusi selama pembelajaran berlangsung.

(19)

8

Keberhasilan siswa mengatur pengetahuan mereka sendiri sangat membantu mereka dalam memecahkan permasalahan matematika dengan baik.Pembelajaran berbasis masalah dapat mengorganisir pengajaran matematika disekitar masalah siswa itu sendiri.Sehingga siswa dapat melakukan aktivitas pemecahan masalah dan mengusahakan siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir. Dimana keterampilan berpikir ini merupakan kemampuan siswa untuk menganalisi suatu masalah sehingga memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara memunculkan ide-ide kreatif mereka sendiri.

Salah satu materi kelas VIII (semester genap) terdapat materi bangun ruang khususnya kubus dan balok. Hal ini dikarenakan, di dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat benda-benda yang berbentuk kubus dan balok.Sehingga mempermudah siswa dalam memahami permasalahan yang diberikan dan diharapkan siswa mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang baik.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional Pada Pokok BahasanKubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1.Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa.

2. Penerapan model yang kurang sesuai dengan materi pelajaran.

3. Peran serta siswa dalam melakukan aktivitas di kelas masih kurang aktif. 4. Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa.

(20)

9

Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 27 Medan?

1.5.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa secara pembelajaran konvensional pada materi kubus dan balokbalok di SMP Negeri 27 Medan?

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi Guru

a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pemilihan model pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan partisipasi siswa.

(21)

10

a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.

c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.

4. Bagi Peneliti

a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses. b. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap

melaksanakan tugas di lapangan.

1.7.Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang carakemampuan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi pembelajaran.

(22)

11

3. Kemampuan berpikir kreatif yaitu mencakup komponen :

 kelancaran (fluency) merupakan lancar mengungkapkan gagasannya dalam menyelesaikan soal.

 keluwesan (fleksibelity) merupakan kemampuan siswa menyelesaikan soal secara beragam/bervariasi.

 elaborasi (elaboracy) ialah kemampuan mengembangkan atau memperkaya gagasan jawaban suatu soal secara terperinci.

(23)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkanuraianhasilpenelitiandapatdiambilkesimpulanbahwapembelaja ranberbasismasalahdapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifsiswalebihbaikd aripadadenganpembelajarankonvensional. Hal inimenunjukkandari rata-rata peningkatan (N-Gain) padakelaseksperimenadalahsebesar 0,37danpeningkatanpadakelaskontroladalahsebesar 0,26. Hal inidiperkuatolehujihipotesisdimanathitung = 3,438 sedangkan ttabel = 1,679 dapat dilihat bahwa thitung>ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu disampaikan antara lain:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan kemampuan berpikirkreatif siswa dan melibatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat menerapkan pembelajaran berbasismasalah. Karena Strategi pembelajaran inidapatmenjadisalahsatualternatifuntukmeningkatkankemampuanberpikirkrea tifsiswa.

2. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran agar siswa mampu menemukan pemikiran sendiri, tidak hanya berpatokan dengan pemikiran yang diberikan oleh guru.

3. Kepadapenelitilanjutan agar

(24)

62

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M.,( 2009), PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Abdullah Sani, R., (2013),InovasiPembelajaran, PenerbitBumiAksara, Jakarta Afrilianto,M.,(2013),Pendekatan Metaphorical Thinking UntukMeningkatkan

KemampuanKompetensiStrategisMatematisSiswa SMP, Tesis, FMIPA, STKIP, Bandung

Agus, NuniekAvianti. (2007). MudahBelajarMatematikauntukKelas VIII SMP/MTs 2.,PenerbitPusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional, Jakarta.

Arifin, Z., (2009), (2009), EvaluasiPembelajaran, PenerbitRemajaRosdakarya, Bandung.

Arikunto, S., (2008), Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, PenerbitBumiAksara, Jakarta.

FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri Medan, (2012),

BukuPedomanPenulisandan Proposal PenelitianMahasiswa Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hudojo, H., (2005). PengembanganKurikulumdanPembelajaranMatematika, Penerbit IKIP Malang, Malang.

Munandar, U., (2009), PengembanganKreativitasAnakBerbakat, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Nasution, H., (2013), PerbedaanPeningkatanKemampuanPemecahanMasalah danKomunikasiMatematikasiswapadaPembelajaranBerbasis

Masalahdan PembelajaranLangsungpadaSiswaSekolahMenengah Pertama., Tesis, FMIPA, Unimed, Medan

Purwanto, N., (2010), PsikologiPendidikan, PenerbitRemajaRosdakarta, Bandung.

Rusman, (2010), Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru, PenerbitRajawaliPers, Jakarta.

(25)

63

Simamora, Y., (2011). PerbedaanPeningkatanKemampuanBerfikirKreatifdan PemecahanMasalahMatematikaantaraSiswa yang diberiPembelajaran BerbasisMasalahdenganpengajaranLangsung.,Tesis, FMIPA, Unimed, Medan

Simanjuntak,L., (2012). Penerapan Model PembelajaranBerbasisMasalahuntuk MeningkatkanKreativitasSiswa SMP padaPokokBahasan Pythagoras TahunAjaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Siregar, EvelinedanHartini Nana, (2010), TeoriBelajardanPembelajaran, PenerbitGhalia Indonesia, Bogor.

Slameto, (2010), BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), MetodeStatistik,PenerbitTarsito, Bandung.

Sugiyono, (2008), MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suryabrata, S., (2001), PsikologiPendidikan, Penerbit PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Taufiq Amir, M., (2009), InovasiPendidikanMelalui Problem Based Learning, PenerbitPrenada Media Group, Jakarta

Gambar

Tabel 2.1. Sintaks Model PembelajaranBerbasisMasalah
Gambar 1.1. Salah Satu Soal Untuk Mengukur Berpikir Kreatif
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 1
Gambar 1.2. Salah Satu Cara Jawaban Siswa Pada Soal Nomor 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sampai pada persoalan istilah yang digunakan, yang disadari bahwa informasi keuangan yang relevan itu banyak bersifat kualitatif dan tidak dapat

Indonesia dan Mesir tidak ada perjanjian pengiriman tenaga kerja ataupun MoU (Memorandum of Understanding) yang layaknya dilakukan Indonesia dengan negara tujuan

Setelah itu diadakan sesi tanya jawab mengenai proses penyusunan laporan arus kas serta kendala-kendala yang dihadapi dalam menyusun dan menganalisis laporan arus kas,

or she may face both academic sanctions imposed by the instructor of the course and disciplinary sanctions imposed either by the provost of his or her college or by the

Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya,

A National Survey of Nitrite/ Nitrate Concentration in Cured Meat Products and Non Meat Foods Avalable at Retail.. Research Report

Khalayak sasaran strategis dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah binaan dari Koperasi Serba Usaha Peternak Sapi Perah (KSU) “Margo Makmur Mandiri” yang berdiri tahun 2002

Pada hari ini Sabtu tanggal Tiga Belas bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas (13 - 04 - 2013 ), kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah