Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF
PADA JALUR NON FORMAL
(Studi Kasus Pendidikan Agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh
Bayu Pamungkas
NIM 1303098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Nama Penulis, 2015
JUDUL UTAMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAYU PAMUNGKAS
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF
PADA JALUR NON FORMAL
(Studi Kasus Pendidikan Agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing
Dr. Zaenal Alimin, M.Ed. NIP. 195903241984031002
Mengetahui
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP. 195904141985031005
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF
PADA JALUR NON FORMAL
(Studi Kasus Pendidikan Agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang)
Oleh
Bayu Pamungkas
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Khusus
© Bayu Pamungkas 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAYU PAMUNGKAS
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF
PADA JALUR NON FORMAL
(Studi Kasus Pendidikan Agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang)
Bayu Pamungkas, NIM. 1303098 Program Studi Pendidikan Khusus
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam dan mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu (ATR) di Masjid Khoiru Ummah Semarang, dengan beberapa pertanyaan penelitian: (1) Bagaimana proses pendidikan agama yang diterapkan bagi ATR? (2) Bagaimana
setting tempat dan waktu dalam pendidikan agama bagi ATR? (3) Bagaimana
profil ATR yang mengikuti pendidikan agama? (4) Bagaimana profil pembimbing pada pendidikan agama bagi ATR? (5) Bagaimana hasil pendidikan agama bagi ATR? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui observasi partisipatif dan wawancara semi terstruktur terhadap pembimbing ATR dan ATR. Subjek penelitian ini adalah tiga pembimbing ATR dan tiga ATR. Hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) proses: terdapat 5 kegiatan pendidikan agama dan seluruhnya melibatkan masyarakat umum dalam pelaksanaanya, digunakanya Komunikasi Total dengan BISINDO sebagai sistem komunikasi utamanya, diterapkanya metode Contextual Teaching and Learning, dan tidak keseluruhan materi pendidikan agama diajarkan; (2) setting: adanya 3 setting kegiatan yang berbeda terkait kompleksitas materi; (3) profil ATR: ATR yang mengikuti pendidikan agama adalah ATR usia remaja, mereka juga berusaha mengajak ATR yang lain; (4) profil pembimbing ATR: pembimbing ATR berasal dari masyarakat yang sukarela membimbing ATR, mereka selanjutnya mengikuti proses pelatihan intensif; (5) hasil pendidikan agama: ATR menunjukkan kefahaman agama, ketaatan beribadah dan berhubungan baik dengan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ini, berikut saran peneliti: (1) Kepada masyarakat umum: masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi di berbagai kegiatan pendidikan agama bagi ATR untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai pelaksanaan pendidikan agama sebagai bahan pengembangan kegiatan keagamaan, serta diharapkan partisipasi masyarakat menjadi pembimbing ATR dalam kegiatan pendidikan agama; (2) Kepada orang tua, sekolah, praktisi dan pemerhati pendidikan bagi
ATR: diharapkan orang tua dan pihak sekolah memberikan dorongan serta
pendampingan agar ATR mengikuti kegiatan pendidikan agama dan agar tercipta sinergi dan keselarasan program pendidikan, praktisi dan pemerhati pendidikan bagi ATR diharapkan kesediaanya menjadi pembimbing ATR dalam pendidikan agama.
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION FOR CHILDREN WITH HEARING IMPAIRMENT
IN INKLUSIF SETTING AT NON FORMAL STRIPE (Case Study Islamic Religious Education at Khoiru Ummah Mosque
Semarang)
Bayu Pamungkas, Student ID Number: 1303098, Special Education Study Program, the School of Postgraduate Studies of Indonesia University of Education
The research aims to describe in depth and find about the implementation of Islamic religious education for children with hearing impairment in Khoiru Ummah Mosque Semarang, with the following research questions: (1) How is the religious education implemented? (2) How are the spatial and temporal settings of the religious education? (3) How is the profile of children with hearing impairment? (4) How is the profile of supervisors for children with hearing impairment? (5) How do the religious education outcomes impact? The research is descriptive qualitative with case study design. Data were collected through participatory observation and semi structured interview with three supervisors and three children with hearing impairment who also served as the subjects of this research. The results show: (1) in terms of process, there are five religious education activities that involve the public in their implementations, where Total Communication with BISINDO is the primary communication system, Contextual Teaching and Learning is the method applied, and not all materials of religious education are taught; (2) with respect to setting, there are three different settings in accordance with the complexity of the materials; (3) in terms of children’s with hearing impairment profile, the participants of the religious education program
are adolescents with hearing impairment who also attempt to invite other children with hearing impairment to join; (4) regarding the profile of children with hearing impairment supervisors, they are volunteering community members who first participated in intensive training; and (5) as regards religious education outcomes, the children with hearing impairment demonstrate religious understanding, religious observance, and good relationship with the society. Based on these results, the researcher recommends: (1) The society in general to participate in various religious education activities for children with hearing impairment in order to gain holistic description concerning the implementation of religious education as the basis for the development of religious activities and also to participate as supervisors of children in religious education activities; (2) Parents
and schools to give support to and accompany children with hearing impairment
in their participation in religious education activities and to create a synergy and harmony in education program; and practitioners and observers of education for
children with hearing impairment to be willing to take the role of supervisors of
children in religious education.
Keywords: Islamic Religious Education, Children with Hearing Impairment,
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... . 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Deskripsi Teori ... .. 12
1. Pendidikan Agama ... 12
2. Konsep Tunarungu ... 17
3. Problematika ATR dalam Belajar Agama Islam ... 20
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Pendekatan Penelitian ... 27
B. Prosedur Penelitian ... 29
C. Subjek Penelitian ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 37
G. Pengujian Kredibilitas Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 41
A. Pemaparan Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 94
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 104
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Alasan Pemilihan Kasus ... 32
Tabel 3.2. Daftar Wawancara yang Dilakukan ... 33
Tabel 3.3. Daftar Catatan Lapangan ... 34
Tabel 3.4. Daftar Dokumen ... 35
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Wawancara dengan Pembimbing ATR ... 36
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Wawancara dengan ATR ... 37
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Observasi ... 38
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sistematika Pendidikan Islam ... 14
Gambar 2.2. Problematika ATR dalam Belajar Akidah dan Syariah ... 21
Gambar 2.1. Problematika ATR dalam Belajar Ibadah, Muamalah dan Akhlak 22
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 31
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Wawancara dan Observasi ... 108
Lampiran 2. Pedoman Wawancara dan Observasi ... 112
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Pembimbing 1 ATR ... 115
Lampiran 4. Transkrip Wawancara Pembimbing 2 ATR ... 124
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Pembimbing 3 ATR ... 135
Lampiran 6. Transkrip Wawancara ATR 1 ... 142
Lampiran 7. Transkrip Wawancara ATR 2 ... 146
Lampiran 8. Transkrip Wawancara ATR 3 ... 149
Lampiran 9. Keterangan Kode Data Hasil Wawancara ... 152
Lampiran 10. Data Hasil Wawancara Pembimbing 1 ATR ... 154
Lampiran 11. Data Hasil Wawancara Pembimbing 2 ATR ... 159
Lampiran 12. Data Hasil Wawancara Pembimbing 3 ATR ... 170
Lampiran 13. Data Hasil Wawancara ATR 1 ... 174
Lampiran 14. Data Hasil Wawancara ATR 2 ... 176
Lampiran 15. Data Hasil Wawancara ATR 3 ... 178
Lampiran 16. Catatan Lapangan Kegiatan Mingguan (Malam Ijtima’) ... 179
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 18. Catatan Lapangan Kegiatan Bulanan Iktikaf Hari Kedua ... 184
Lampiran 19. Catatan Lapangan Kegiatan Bulanan Iktikaf Hari Ketiga ... 186
Lampiran 20. Catatan Lapangan Kegiatan Ta’lim ... 188
Lampiran 21. Dokumen Materi Kegiatan Ta’lim ... 189
Lampiran 22. Catatan Lapangan Kegiatan Jaulah ... 199
Lampiran 23. Transkrip Kegiatan Jaulah ... 200
Lampiran 24. Catatan Lapangan Kegiatan Musyawarah ... 202
Lampiran 25. Catatan Lapangan Kegiatan Mudzakaroh... 203
Lampiran 26. Dokumen Materi Kegiatan Mudzakaroh ... 204
Lampiran 27. Catatan Lapangan Transkrip Kegiatan Ceramah ATR 1 ... 208
Lampiran 28. Catatan Lapangan Transkrip Kegiatan Ceramah ATR 2 ... 211
Lampiran 29. Catatan Lapangan Transkrip Kegiatan Ceramah ATR 3 ... 214
Lampiran 30. Alamat Masjid Pelaksana PAI bagi Tunarungu ... 217
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
Pembahasan dalam bab ini meliputi latar belakang penelitian, fokus penelitian,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A.Latar Belakang Penelitian
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pasal 3
menjelaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas, 2003). Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan rumusan
mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional
menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartadinata (2011, hlm. 3) yang
menjelaskan bahwa “pendidikan bertujuan membantu manusia mencapai
realisasi diri, menemukan dirinya sendiri sebagai makhluk individu, sosial dan
makhluk Tuhan.
Membangun religiusitas melalui pendidikan agama merupakan bagian dari
tujuan pendidikan sehingga pendidikan agama merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan nasional. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 tahun 2003 Pasal 13 Butir a menyatakan bahwa “Setiap peserta didik berhak
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajarkan oleh pendidik seagama” (UU Sisdiknas, 2003). Subakti (2011, hlm. 5) menambahkan bahwa pendidikan agama bukan hanya pendidikan yang
dipelajari materinya, bukan juga sebuah buku yang hanya terus menerus dibaca
ataupun dihafal sehingga mengakibatkan pendidikan agama menjadi pelajaran
teoretis, tetapi bagaimana pendidikan agama menjadi pengamalan atau
penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri. Dalam hal spiritual diperlukan
cara mendidik yang paling tepat sebagai upaya memanusiakan diri setiap
manusia. Upaya tersebut salah satunya dengan memberikan pendidikan agama
(Wibowo, 2011, hlm. 11).
Kurikulum dalam sistem pendidikan merupakan alat yang dapat
mengaplikasikan program-program pendidikan yang sudah terencana.
Kurikulum pendidikan agama merupakan salah satu alat untuk membina dan
mengembangkan siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tuti, 2011,
hlm. 2).
Dalam pengaplikasian sebuah kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan,
maka dalam lembaga formal yaitu sekolah dilaksanakan suatu pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi salah satu kunci
ketercapaian dan keberhasilan sebuah pendidikan termasuk di dalamnya
pendidikan agama. Dengan pembelajaran, siswa mampu berfikir secara aktif
dalam belajarnya sehingga mampu meningkatkan kualitas belajarnya.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi
penegetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan tidak lagi diartikan dengan proses belajar secara formal di sekolah
melainkan juga berada di mana-mana, terutama dalam keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar. Dengan hal tersebut semua potensi yang ada dalam
kehidupan tersebut menjadi sarana dan media pembelajaran. Suasana yang
seperti inilah yang memberikan iklim kondusif bagi lahirnya masyarakat
belajar (learning society) (Sunarti, 2012, hlm. 30).
Diperlukan adanya pendidikan non formal yang dapat menjadi sebuah
alternatif untuk turut serta memecahkan berbagai masalah pendidikan yang
ditangani pemerintah, dengan cara melibatkan peran serta masyarakat secara
lebih luas. Masyarakat dilibatkan untuk memahami program-program yang
dilakukan dunia pendidikan dengan tujuan agar mereka termotivasi untuk bisa
memberikan bantuan yang maksimal terhadap terlaksananya program-program
pendidikan tersebut (Sunarti, 2012, hlm. 40).
Peran serta masyarakat dalam melakukan pendidikan terwujud dari
disediakanya berbagai tempat untuk segala aktifitas yang berhubungan
kegiatan pendidikan. Dalam masyarakat, selain sebagai tempat beribadah,
rumah ibadah seperti masjid dan gereja juga sering digunakan untuk
pendidikan agama sesuai dengan agama penganutnya.
Pelaksanaan pendidikan baik dalam jalur formal maupun non formal seperti
yang telah diuraikan tersebut harus merata kepada semua anak termasuk
mereka yang menyandang disabilitas maupun mereka yang memiliki
keberbakatan karena setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa” (UU Sisdiknas, 2003).
Pemberian kontribusi pendidikan agama kepada anak-anak penyandang
disabilitas adalah hak yang harus diberikan kepada mereka dalam rangka
meningkatkan perkembangan kepribadiannya. Pendidikan agama merupakan
sarana utama dalam membentuk kepribadian mereka. Melalui pengajaran dan
penghayatan, pendidikan agama berusaha membina mentalitas iman dalam diri
anak-anak penyandang disabilitas (Wibowo, 2011, hlm. 12).
Salah satu individu penyandang disabilitas adalah anak tunarungu. Anak
tunarungu adalah anak yang memiliki keterbatasan dalam hal mendengar
dikarenakan tidak berfungsinya organ-organ pendengaran. Pengalaman anak
tunarungu akan berbeda dengan orang mendengar, mereka kurang mengalami
hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran atau bersifat auditif. Aspek
kognitif pada anak tunarungu secara potensial sama dengan anak pada
umumnya, tetapi secara fungsional perkembanganya dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan berbahasanya dan keterbatasan memperoleh informasi, sehingga
menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas dan berdampak
juga pada perkembangan kognitifnya (Somantri, 2007, hlm. 24).
Mengingat keterbatasan dan hambatan yang dialami anak tunarungu tersebut,
diperlukan strategi tersendiri untuk memberikan pendidikan agama bagi
mereka. Dalam praktek di lapangan, pendidikan agama bagi anak berkebutuhan
khusus khususnya anak tunarungu di SLB masih menemui berbagai hambatan.
Terdapat dua hambatan utama dalam proses pembelajaran pendidikan agama di
SLB yaitu kualitas dan kompetensi guru yang kurang optimal dan perencanaan
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengakomodir kemampuan dan kebutuhan siswa (Wibowo, 2011, hlm.
15).
Permasalahan lain adalah sebagian besar pendidikan agama yang ada di
masyarakat dalam pelaksanaanya kurang dapat mengakomodir kebutuhan anak
tunarungu. Sering kali anak tunarungu yang hadir dalam kegiatan keagamaan
hanya duduk terdiam tanpa dapat memperoleh substansi materi dari pesan
agama yang disampaikan penceramah dikarenkan ketidak mampuan mereka
memahami bahasa yang digunakan penceramah. Problematika di lapangan
menunjukkan bahwa sebagian besar anak tunarungu masih belum memiliki
konsep ketuhanan dan konsep-konsep dasar keagamaan secara utuh. Ketika
mereka ditanya Tuhan ada berapa, ada yang menjawab 5, 7, 10 dan lain
sebagainya. Ketika jawaban mereka tersebut dikonfirmasi, mereka menjawab
bahwa Tuhan lebih dari 1 karena dalam pemahaman mereka Tuhan yang
menciptakan makhluk hidup, menumbuhkan tumbuhan, menurunkan hujan dan
lain sebagaianya merupakan Tuhan yang terpisah-pisah dan bukan merupakan
dzat yang Esa. Bahkan dalam pemahaman mereka Nabi Muhammad SAW
adalah istri dari Alloh SWT, pemahaman tersebut muncul karena disetiap ada
nama Alloh SWT disampingnya selalu ada nama Nabi Muhammad SAW, hal
tersebut mengindikasikan bahwa mereka belum memahami apakah yang
dimaksud dengan Nabi dan Rasul.
Suatu pengembangan dan pengkajian serta penelitian tentang model
pembelajaran pendidikan agama yang efektif dan tepat bagi anak berkebutuhan
khusus harus terus dikaji oleh pemerhati dan praktisi pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus termasuk anak tunarungu (Rohmah, 2010, hlm. 10).
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyandang tunarungu adalah pendidikan agama Islam dari masjid ke masjid
yang ada di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang,
Solo dan Yogyakarta. Dalam berbagai kesempatan selain memberikan
pendidikan agama yang disesuaikan bagi anggotanya yang menyandang
ketunarunguan, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi mereka para
penyandang tunarungu untuk berceramah. Dengan dibantu seorang
penerjemah, dalam penyampaian ceramahnya penyandang tunarungu mampu
memberikan ceramah agama di depan masyarakat umum dari masjid ke masjid.
Masjid Khoiru Ummah Semarang merupakan salah satu tempat sebagai pusat
berlangsungnya pendidikan agama Islam bagi tunarungu yang berlangsung
dalam setting inklusif pada jalur non formal yang masih terus berjalan dan
berkembang sampai saat ini. Rata-rata rentang usia penyandang tunarungu
yang mengikuti pendidikan agama di masjid tersebut adalah anak tunarungu
usia sekolah pada tingkat SMP dan SMA berbeda dengan pendidikan agama
Islam yang sama di kota lain yang anggota tunarungunya berada pada rentang
usia dewasa, selain itu pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah
Semarang kurang lebih berjumlah sekitar 30 tunarungu. Jumlah tersebut lebih
banyak jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang hanya berkisar 20 orang.
Jumlah yang cukup banyak tersebut menjadikan pendidikan agama Islam di
Masjid Khoiru Ummah Semarang tersebut sering mengadakan kunjungan dan
pelatihan ke kota lain.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah studi
deskriptif pada pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu dengan
mengambil lokasi penelitian di Masjid Khoiru Ummah Semarang. Peneliti
akan meneliti tentang bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi
anak tunarungu dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan agama tersebut tidak saja faham dan melakukan apa kewajiban
mereka sebagai umat beragama (Religious Practice) namun juga mampu
menyampaikan ajaran agama kepada penyandang tunarungu lain maupun
orang mampu dengar yang mereka temui (Religious Knowledge and Religious
Effect).
B.Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah pendeskripsian secara mendalam pelaksanaan
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting
inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang. Terkait
dengan fokus penelitian ini ada 5 hal yang akan peneliti deskripsikan secara
mendalam dalam penelitian ini.
Pertama, Proses pendidikan agama Islam yang diselenggarakan dalam rangka
memberikan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu. Banyak hal yang
terkait dengan proses dari pendidikan agama Islam yang diselenggarakan
seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berlangsungnya pendidikan
agama Islam bagi anak tunarungu, sistem komunikasi yang digunakan dalam
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu, materi yang diajarkan dalam
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu, dan metode yang digunakan
dalam pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu tersebut.
Kedua, Pengaturan tempat dan pembagian waktu yang diatur sedemikian rupa
dalam rangka memberikan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu.
Dalam hal ini peneliti akan mengkaji bagaimana pengaturan tempat dan
pembagian waktu saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam
bersama jamaah umum, bagaimana pengaturan tempat dan pembagian waktu
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kluster yang berbeda dari jamaah umum, bagaimana pengaturan tempat dan
pembagian waktu saat anak tunarungu memperoleh pembimbingan khusus dari
pembimbing.
Ketiga, Profil anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam di
masjid tersebut. Hal terkait profil anak tunarungu pada pendidikan agama Islam
yang dilakukan antara lain bagaimana proses awal mula anak tunarungu
mengikuti pendidikan agama Islam tersebut, bagaimana pengaturan dan
pengelompokan anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam
tersebut, dan bagaimana kesan anak tunarungu mengikuti pendidikan agama
Islam tersebut.
Keempat, Profil pembimbing yang membimbing dalam pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu. Pendeskripsian pembimbing dalam pendidikan
agama bagi anak tunarungu antara lain meliputi bagaimana proses pemilihan
pembimbing, bagaimana pelatihan bagi pembimbing, dan bagaimana kesan
pembimbing selama membimbing anak tunarungu dalam pendidikan agama
Islam tersebut.
Kelima, Hasil dari pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang telah
dilaksanakan. Pendeskripsian terhadap hasil pendidikan agama Islam yang
dilakukan dalam rangka memberikan pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu meliputi hasil pendidikan agama Islam tersebut bagi individu anak
tunarungu sendiri dan hasil pendidikan agama Islam tersebut bagi anak
tunarungu dalam kaitanya dengan kehidupan bermasyarakat.
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting
inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang?”
Terkait dengan pertanyaan utama penelitian tersebut berikut ini beberapa
pertanyaan penelitian yang merupakan sub rumusan masalah penelitian ini dan
beberapa hal yang akan dideskripsikan untuk masing-masing pertanyaan
penelitian.
1. Bagaimana proses pendidikan agama Islam yang diterapkan bagi anak
tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang?
a. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam rangka pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu tersebut?
b. Bagaimana sistem komunikasi yang digunakan dalam pendidikan
agama Islam bagi anak tunarungu tersebut?
c. Apa saja materi yang diajarkan dalam pendidikan agama Islam bagi
anak tunarungu tersebut?
d. Bagaimana metode yang digunakan dalam pendidikan agama Islam
bagi anak tunarungu tersebut?
2. Bagaimana pengaturan tempat dan pembagian waktu dalam pendidikan
agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang?
a. Bagaimana pengaturan tempat dan pembagian waktu saat anak
tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam bersama dengan jamaah
umum?
b. Bagaimana pengaturan tempat dan pembagian waktu saat anak
tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam dalam kelompok kluster
yang berbeda dari jamaah umum?
c. Bagaimana pengaturan tempat dan pembagian waktu saat anak
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana profil anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam
di Masjid Khoiru Ummah Semarang?
a. Bagaimana proses awal mula anak tunarungu mengikuti pendidikan
agama Islam tersebut?
b. Bagaimana pengaturan dan pengelompokan anak tunarungu dalam
mengikuti pendidikan agama Islam tersebut?
c. Bagaimana kesan selama mengikuti pendidikan agama Islam tersebut?
4. Bagaimana profil pembimbing pada pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang?
a. Bagaimana proses pemilihan pembimbing bagi anak tunarungu?
b. Bagaimana pelatihan bagi pembimbing anak tunarungu?
c. Bagaimana kesan selama membimbing anak tunarungu?
5. Bagaimana hasil pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah
Semarang bagi anak tunarungu?
a. Bagaimana hasil pendidikan agama Islam tersebut bagi individu anak
tunarungu sendiri?
b. Bagaimana hasil pendidikan agama Islam tersebut bagi anak tunarungu
dalam kaitanya dengan kehidupan bermasyarakat?
D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam dan
mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang
berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru
Ummah Semarang, yang terkait dengan proses pendidikan agama Islam bagi
anak tunarungu, pengaturan tempat dan pembagian waktu pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu, profil anak tunarungu, profil pembimbing anak
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi dalam pengembangan kajian teori tentang pelaksanaan
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. Kepada masyarakat umum
Pada sebagian besar pendidikan agama yang ada di masyarakat dalam
pelaksanaanya kurang dapat mengakomodir kebutuhan para penyandang
tunarungu. Sering kali tunarungu yang hadir dalam suatu pendidikan
agama hanya duduk tanpa dapat memperoleh substansi materi dari pesan
agama yang disampaikan penceramah karena mereka tidak faham bahasa
yang digunakan. Pendeskripsian mendalam yang dilakukan dalam
penelitian ini terkait pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal
di Masjid Khoiru Ummah Semarang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan menginspirasi masyarkat untuk dapat mengembangkan
pendidikan agama Islam yang mereka selenggarakan menjadi kegiatan
yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat yang mampu dengar saja
tetapi juga kegiatan yang dapat mengakomodir kebutuhan para
penyandang tunarungu dan bermanfaat bagi para penyandang tunarungu
di sekitarnya.
2. Kepada orang tua, sekolah, praktisi dan pemerhati pendidikan bagi anak
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terkait dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal
di Masjid Khoiru Ummah Semarang, temuan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan dan pemahaman sebagai sarana
pengembangan bagi orang tua, sekolah, maupun praktisi dan pemerhati
pendidikan bagi anak tunarungu dalam memberikan pendidikan agama
khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu
menciptakan pendidikan agama Islam yang lebih komprehensif, efektif,
dan efisien bagi anak tunarungu. Selain itu pendeskripsian mendalam
yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan gambaran dan
pengetahuan secara utuh terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam
bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang sehingga dapat
meminimalisir kekhawatiran yang mungkin muncul dari orang tua,
sekolah, maupun praktisi dan pemerhati pendidikan bagi anak tunarungu
terkait kegiatan keagamaan bagi anak tunarungu yang berkembang di
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan metode atau teknik yang digunakan dalam penelitian
terhadap pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung
dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah
Semarang terkait pelaksanaan pendidikan agama yang di masjid tersebut.
Secara garis besar akan dijelaskan langkah-langkah yang telah ditempuh
peneliti mulai dari pemilihan pendekatan penelitian, prosedur penelitian,
subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data, dan pengujian kredibilitas data.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengangkat tema mengenai fenomena pendidikan agama bagi
anak tunarungu. Berangkat dari sebuah fenomena tersebut peneliti mengangkat
kasus pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam
setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang.
Sejalan dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pelaksanaan
pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang dalam
memberikan pendidikan agama bagi anak tunarungu, penelitian ini akan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi partisipan dan lokasi
penelitian berdasarkan tempat-tempat dan orang-orang yang paling dapat
membantu peneliti dalam memahami fenomena sentral (Creswell, 2008, hlm.
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan penelitian lapangan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktifitas suatu kelompok dalam hal ini adalah pelaku
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting
inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang.
Sejalan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Alasan menggunakan desain
penelitian studi kasus dalam penelitian ini berdasarkan beberapa karakteristik
studi kasus seperti yang dikemukakan oleh Yin (2003, hlm. 25) berikut ini.
1. Penelitian ini pertanyaan utamanya adalah “bagaimana”
2. Peneliti hanya sedikit memiliki peluang mengontrol peristiwa yang
diteliti.
3. Fenomena penelitian ini terjadi di masa sekarang atau kontemporer.
Selanjutnya menurut Yin (2003, hlm. 27), ada tiga model desain studi kasus
yaitu:
1. Studi kasus Eksploratory. Ketika melaksanakan studi kasus
eskploratory, maka kerangka kerja dan pengumpulan data boleh jadi
dilaksanakan sebelum pertanyaan penelitian didefenisikan. Model
penelitian ini digunakan boleh jadi sebagai pembuka dalam penelitian
ilmu-ilmu sosial secara umum.
2. Studi kasus Eksplanatory. Studi kasus eskplanatory akan bermanfaat
jika digunakan dalam penelitian hubungan sebab akibat. Terutama
pada penelitian masyarakat atau organisasi yang kompleks,
menginginkan suatu pertimbangan untuk menggunakan berbagai
macam kasus untuk menguji beberapa pengaruh. Hal ini akan tercapai
dengan menggunakan teknik Pattern-matching seperti yang dikatakan
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagian informasi dari beberapa kasus dikorelasikan dengan beberapa
proposisi teori.
3. Studi kasus Deskriptif. Eksplorasi harus deskriptif membutuhkan
kehadiran investigator untuk mendeskripsikan teori yang mendapatkan
kerangka kerja yang menyeluruh untuk melakukan pengkajian
mengenai gagasan-gagasan penelitian. Peneliti harus mampu
menemukan sebuah awal penelitian bagian apa yang akan di analisis
dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif. Dengan desain studi
kasus deskriptif peneliti dapat memperoleh akses atau peluang yang luas
kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif dan
komprehensif terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal di
Masjid Khoiru Ummah Semarang. Hal ini dimaksudkan untuk
mendeskripsikan secara mendalam dan mengetahui pelaksanaan pendidikan
agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada
jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan penentuan subjek penelitian, yang dilanjutkan
dengan pengumpulan data penelitian, analisis data yang telah diperoleh selama
penelitian yang merupakan suatu rangkaian proses yang tidak berhenti dan
saling berhubungan satu sama lain.
Tahap penetuan subjek penelitian dilakukan dengan pemotretan kondisi
objektif dan analisis konseptual tentang masalah berupa masalah dalam
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belum dapat mengakomodir kebutuhan dan hambatan penyandang tunarungu.
Kemudian peneliti menemukan fenomena adanya pendidikan agama Islam
dengan tunarungu sebagai anggotanya dan berlangsung dalam setting inklusif
pada jalur non formal di beberapa kota. Dari fenomena tersebut, peneliti
memilih kasus pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang.
Pada pendidikan agama di masjid tersebut, terdapat sekitar 30 anggota/jamaah
yang menyandang ketunarunguan yang mayoritas berada pada usia sekolah
menengah (SMP dan SMA). Anak tunarungu yang mengikuti pendidikan
agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang tersebut tidak saja faham dan
melakukan apa kewajiban mereka sebagai umat beragama (Religious Practice)
namun juga mampu menyampaikan ajaran agama kepada penyandang
tunarungu lain maupun orang mampu dengar yang mereka temui (Religious
Knowledge and Religious Effect).
Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sedemikian rupa untuk
mencari jawaban bagaimanakah pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi
anak tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal
di Masjid Khoiru Ummah Semarang. Dalam penelitian ini akan digunakan
teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif dan wawancara semi
terstruktur, serta studi dokumentasi terkait pelaksanaan pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur
non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang tersebut. Kemudian
kredibilitas data penelitian yang didapatkan tersebut diuji dengan member
check.
Tahap analisis dari data yang berhasil dihimpun dilakukan melalui tiga tahap
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan yang dilakukan meliputi penjelasan perspektif peneliti tentang
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah
Semarang yang telah dianalisis dalam tahap pengumpulan data sebelumnya.
Kesimpulan yang didapatkan tersebut menjadi hasil penelitian.
Ilustrasi untuk menjelaskan prosedur penelitian yang peneliti lakukan dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Phenomena
Adanya kegiatan
pendidikan agama Islam
yang berlangsung
dalam setting inklusif pada jalur non formal di beberapa kota dengan
para penyandang
tunarungu sebagai
anggotanya
Case
Peneliti memilih kasus
pendidikan agama
Islam di Masjid Khoiru
Ummah Semarang
(alasan pemilihan kasus tercantum pada tabel 3.1)
Select Specific Research Problem/Question
Pertanyaan utama
dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid
Khoiru Ummah
Semarang? . Terkait pertanyaan penelitian tersebut, peneliti
memilih informan
utama yakni
pembimbing anak
tunarungu dan
informan pendukung yakni anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah tersebut. Wawancara Semi Terstruktur Profil Pembimbing Profil ATR Hasil Kegiatan Observasi Partisipatif Proses Kegiatan Setting Kegiatan Hasil Kegiatan Studi Dokumentasi
Dokumen terkait
(data pembimbing dan ATR, materi kegiatan) sebagai
pelengkap hasil
wawancara dan
observasi
Dilakukan
pengkodean untuk membantu proses analisis
Reduksi Data
Data hasil
observasi diulas dalam catatan lapangan
Data akan
dikelompokkan dalam kategori atau kelompok tertentu sesuai dengan fokus penelitian dan disajikan secaranaratif
Display Data
Berbagai data yang disajikan, dianalisis dan ditarik kesimpulan terkait pelaksanaan
pendidikan agama
Islam bagi ATR di Masjid Khoiru Ummah Semarang
[image:32.595.109.517.110.730.2]Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
C.Subjek Penelitian
Dalam pemilihan informan, peneliti menggunakan teknik homogenous
sampling, artinya peneliti secara sengaja mengambil sampel individu atau
tempat penelitian berdasarkan keanggotaan dalam sub kelompok yang
mendefinisikan karakteristik-karakteristik yang dicari. Untuk menggunakan
prosedur ini, peneliti perlu mengidentifikasi karakteristik dan menemukan
individu atau tempat penelitian yang memilikinya (Creswell, 2008, 216).
Informan dalam penelitian ini adalah pelaku pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal di
Masjid Khoiru Ummah Semarang yakni pembimbing anak tunarungu sebagai
informan utama dan anak tunarungu sebagai informan pendukung. Penggunaan
kedua informan tersebut peneliti maksudkan agar dapat diperoleh data yang
komprehensif dari seluruh pelaku pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu
di Masjid Khoiru Ummah Semarang sehingga data dari kedua informan
tersebut dapat saling melengkapi. Peneliti mengambil kasus pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur
[image:33.595.126.511.570.716.2]non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang karena:
Tabel 3.1. Alasan Pemilihan Kasus
No Alasan Pemilihan Kasus Keterangan
1. Pendidikan agama Islam bagi tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang ini sering berkunjung dan melakukan pelatihan dalam rangka pendidikan agama ke kota-kota lain.
Kota-kota lain misalnya Solo, Yogyakarta, Bandung.
2. Jumlah tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang tersebut lebih banyak jika dibandingkan kegiatan serupa di kota-kota lain di sekitarnya.
Tunarungu yang
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Usia tunarungu pada pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang berkisar belasan tahun, sedangkan di kota lain didominasi usia dewasa.
Sebagian besar
tunarungu usia sekolah pada tingkat SMP dan SMA.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
wawancara dan observasi. Model wawancara yang digunakan adalah
wawancara semi struktur (semi structured interview), yang masih termasuk
dalam kategori in depth interview (Sugiyono, 2013, hlm. 233). Peneliti
mempersiapkan beberapa poin pertanyaan yang akan ditanyakan dalam
wawancara. Poin-poin tersebut adalah seputar kelima pertanyaan penelitian ini
yang telah dijabarkan masing-masing.
Secara garis besar wawancara yang dilakukan kepada pembimbing dalam
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah
Semarang. Selain dengan pembimbing anak tunarungu, peneliti juga
melakukan wawancara dengan beberapa anak tunarungu yang mengikuti
pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah Semarang tersebut.
Transkrip wawancara terlampir. Berikut ini beberapa wawancara yang telah
dilakukan dalam penelitian ini.
[image:34.595.125.512.562.689.2]
Tabel 3.2. Daftar Wawancara yang Dilakukan
Wawancara
Informan Utama (Pembimbing ATR)
Pembimbing 1 ATR Ust. Jafar
Karyawan Swasta
Pembimbing 2 ATR Ust. Harist
Guru SLB
Pembimbing 3 ATR Ust. An’am Mahasiswa Informan Pendukung (ATR) ATR 1 AN Lulus SMA ATR 2 NM
Kelas 3 SMP
ATR 3 TN
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi
partisipatif (Sugiyono, 2013, hlm. 227). Pada kesempatan-kesempatan tertentu
yang memungkinkan, peneliti melakukan pengamatan dan mendokumentasikan
hal-hal tertentu yang dipandang penting terkait dengan tujuan penelitian ini,
khususnya ketika proses kegiatan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu
di Masjid Khoiru Ummah berlangsung. Tujuan utama dilakukanya observasi
adalah untuk mendapatkan data yang dapat mengkonfirmasi dan melengkapi
data yang didapatkan dari wawacara, khususnya yang terkai dengan fokus
penelitian yang pertama yaitu proses pendidikan agama bagi anak tunarungu.
Tentu saja dalam pelaksanaan observasi, tidak menutup kemungkinan
didapatkan data-data tertentu yang dapat melangkapi untuk fokus-fokus
penelitian lainya. Observasi juga dilakukan pada saat sedang dilakukan
wawacara dengan pembimbing maupun anak tunarungu. Untuk membantu
pencatatan akan digunakan rekaman audiovisual terhadap kejadian-kejadian
yang dianggap penting untuk didokumentasikan secara audiovisual. Seluruh
data hasil observasi akan diulas dalam catatan lapangan (terlampir). Dalam
[image:35.595.133.517.505.716.2]penelitian ini telah dilakukan beberapa observasi sebagai berikut:
Tabel 3.3. Daftar Catatan Lapangan
No Pelaksanaan Observasi Data Hasil Observasi
1. Malam Ijtima’ (Program Mingguan)
Catatan Lapangan Malam Ijtima’ (KMIJ)
2. Iktikaf Hari Pertama Catatan Lapangan Kegiatan Iktikaf Hari 1 (KIF.1)
3. Iktikaf Hari Kedua Catatan Lapangan Kegiatan Iktikaf Hari 2 (KIF.2)
4. Iktikaf Hari Ketiga Catatan Lapangan Kegiatan Iktikaf Hari 3 (KIF.3)
5. Kegiatan Ta’lim Catatan Lapangan Kegiatan 1. Ta’lim (K1.TM)
6. Kegiatan Jaulah Catatan Lapangan Kegiatan 2.
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Kegiatan Musyawarah Catatan Lapangan Kegiatan 3. Musyawarah (K3.MW)
8. Kegiatan Mudzakaroh Catatan Lapangan Kegiatan 4.
Mudzakaroh (K4.MD)
9. Kegiatan Ceramah (Bayan) Catatan Lapangan Kegiatan 5. Ceramah (K5C.1, K5C.2, K5C.3)
Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
materi dalam pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung
dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah
Semarang. Berikut adalah daftar dokumen yang peneliti peroleh dan peneliti
[image:36.595.134.521.113.215.2]gunakan sebagai pelengkap hasil wawancara dan observasi.
Tabel 3.4. Daftar Dokumen
No Dokumen Hasil Studi Dokumentasi
1. Materi Kegiatan Ta’lim MTS.1, MTS.2, MTS.3, MTS.4, MTS.5, MTS.6
2. Materi Kegiatan Mudzakaroh MKM.1, MKM.2, MKM.3, MKM.4
3. Alamat Masjid Pelaksana Pendidikan Agama Islam bagi Tunarungu di Pulau Jawa
AM.PAI TR
Materi pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam
setting inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah terdapat dalam
bagian lampiran.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara
dan pedoman observasi. Penyusunan pedoman wawancara dan observasi
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Studi literatur yang membahas topik terkait kelima fokus penelitian. Studi
literatur diperlukan untuk mendapatkan gambaran tentang
pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat memunculkan jawaban yang komprehensif
dan mendalam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.
2. Studi pendahuluan yang sudah dilakukan dalam rangka perkenalan awal
dengan anak tunarungu dan pembimbing anak tunarungu. Informasi yang
didapatkan dari studi pendahuluan membantu dalam memberikan sekilas
gambaran tentang pelaksanaan pendidikan agama bagi anak tunarungu yang
dilakukan. Informasi awal yang didapatkan ini membantu dalam
mempersiapkan pertanyaan yang tepat sasaran.
Pedoman wawancara dibagi menjadi dua kelompok pertanyaan berdasarkan
beberapa pihak (informan) yang akan diwawancarai yaitu (1) pembimbing anak
tunarungu, dan (2) anak tunarungu. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
kepada pembimbing anak tunarungu dan anak tunarungu bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian terkait proses kegiatan, setting tempat dan
waktu, profil anak tunarungu, profil pembimbing anak tunarungu dan hasil
pendidikan agama.
Poin-poin yang ditanyakan kepada pembimbing anak tunarungu maupun anak
tunarungu dikelompokkan sesuai dengan masing-masing pertanyaan penelitian
untuk mempermudah proses analisis data. Tetapi ada kemungkinan jawaban
untuk pertanyaan tertentu juga mengandung jawaban untuk pertanyaan yang
lainya. Misalnya poin tertentu yang sebenarnya untuk mendapatkan jawaban
terkait dengan proses pendidikan agama, dalam jawaban yang diberikan juga
terkandung jawaban terkait dengan hasil pendidikan agama dan sebagainya.
Kepada pembimbing anak tunarungu semua poin akan ditanyakan, tetapi ada
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan kisi-kisi wawancara yang dilakukan kepada pembimbing anak
[image:38.595.131.512.195.723.2]tunarungu dan kepada anak tunarungu.
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Wawancara dengan Pembimbing ATR
Kisi-Kisi Wawancara dengan Pembimbing Anak Tunarungu
Fokus Penelitian Fokus Wawancara
Proses Pendidikan Agama Islam
a. Kegiatan yang dilakukan
b. Sistem komunikasi yang digunakan c. Materi yang diajarkan
d. Metode yang digunakan
Setting Tempat dan Waktu Pendidikan Agama Islam
Pengaturan tempat dan pembagian waktu pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu:
a. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam bersama jamaah umum
b. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam dalam kelompok kluster yang berbeda dengan jamaah umum
c. Saat anak tunarungu memperoleh pembimbingan khusus dari pembimbing
Profil Anak Tunarungu a. Proses awal mula anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam tsb b. Pengaturan/pengelompokan anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam tsb
Profil Pembimbing Anak Tunarungu
a. Proses pemilihan pembimbing bagi anak tunarungu
b. Pelatihan bagi pembimbing anak tunarungu
c. Kesan selama membimbing anak tunarungu
Hasil Pendidikan Agama Islam
a. Hasil pendidikan bagi pribadi anak tunarungu
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:39.595.131.510.189.681.2]kaitanya dengan kehidupan bermasyarakat
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Wawancara dengan ATR
Kisi-Kisi Wawancara dengan Anak Tunarungu
Fokus Penelitian Fokus Wawancara
Proses Pendidikan Agama Islam
a. Kegiatan yang dilakukan
b. Sistem komunikasi yang digunakan c. Materi yang diajarkan
d. Metode yang digunakan
Setting Waktu dan Tempat Pendidikan Agama Islam
Pengaturan tempat dan pembagian waktu pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu:
a. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam bersama jamaah umum
b. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam dalam kelompok kluster yang berbeda dengan jamaah umum
c. Saat anak tunarungu memperoleh pembimbingan khusus dari pembimbing
Profil Anak Tunarungu a. Proses awal mula anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam tsb b. Pengaturan/pengelompokan anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam tsb
c. Kesan selama mengikuti pendidikan agama Islam tsb
Hasil Pendidikan Agama Islam
a. Hasil pendidikan bagi pribadi anak tunarungu
b. Hasil pendidikan bagi anak tunarungu kaitanya dengan kehidupan bermasyarakat
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fokus Penelitian Fokus Observasi
Proses Pendidikan Agama Islam
Seluruh Kegiatan yang Dilakukan
Setting Tempat dan Waktu Pendidikan Agama Islam
Pengaturan tempat dan pembagian waktu pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu:
a. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan agama Islam bersama jamaah umum b. Saat anak tunarungu mengikuti pendidikan
agama Islam secara terpisah
c. Saat anak tunarungu berceramah di depan jamaah umum di masjid yang dikunjungi
Daftar pertanyaan wawancara dan fokus observasi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan wawancara dan observasi terdapat dalam bagian lampiran.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analitical induction, artinya bahwa setelah data terkumpul maka peneliti
melakukan analisis langsung secara kritis kemudian secara bertahap dan
sistematis diorganisasikan, dan memilih yang penting sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Analisis data yang dimaksudkan adalah
kegiatan yang merupakan lanjutan dari langkah pengolahan data.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data yaitu melalui reduksi data,
penyajian data atau display data dan penarikan kesimpulan (konklusi) dan
verifikasi (Creswell, 2008, hlm. 244). Penjelasan masing-masing langkah
peneliti susun sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan memilih, memusatkan perhatian,
mengabstraksi dan mentransformasi data kasar dari lapangan. Data yang
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibuang bagi data yang tidak perlu dan diorganisir sehingga dapat
dilakukan interpretasi.
Dalam penelitian ini data hasil wawancara terhadap informan utama
(pembimbing anak tunarungu) maupun informan pendukung (anak
tunarungu) di Masjid Khoiru Ummah Semarang akan direduksikan dan
dilakukan pengkodean untuk membantu dalam proses analisis.
Sedangkan untuk data hasil observasi di Masjid Khoiru Ummah
Semarang akan diulas dalam catatan lapangan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan menyajikan data secara sistemik,
baik dalam bentuk teks naratif, matriks, grafik, bagan dan sebagainya,
sehingga mudah dipahami interaksi antar bagian-bagianya dalam
konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan
lainya.
Dalam proses ini data terkait pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi
anak tunarungu yang berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non
formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang akan dikelompokkan dalam
kategori atau kelompok tertentu sesuai dengan fokus penelitian dan
disajikan secara naratif dalam pemaparan hasil.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Berbagai data yang disajikan, dianalisis dan ditarik kesimpulan
berdasarkan berbagai makna yang muncul dan dibuat rumusan proposisi
yang terkait dengan prinsip logika, yang kemudian diangkat sebagai
temuan penelitian dalam hal ini berupa kesimpulan mengenai
pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang
berlangsung dalam setting inklusif pada jalur non formal di Masjid
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data hasil penelitian dilakukan dengan member check,
yaitu peneliti melakukan proses pengecekan data yang sudah diperoleh
kepada pemberi data, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data
tersebut sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono,
2013, hlm. 276). Member check dilakukan setiap setelah data dari
pembimbing sebagai partisipan utama maupun dari anak tunarungu sebagai
partisipan pendukung didapatkan. Member check dilakukan secara
individual, yaitu peneliti datang kembali ke pemberi data (pembimbing dan
anak tunarungu pada pendidikan agama Islam di Masjid Khoiru Ummah
Semarang). Setelah data disepakati bersama, agar lebih otentik dan sebagai
bukti bahwa peneliti telah melakukan member check, pemberi data diminta
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pembahasan dalam bab ini meliputi kesimpulan dan saran yang didasarkan pada
hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian ini, berikut adalah kesimpulan dari pelaksanaan
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu yang berlangsung dalam setting
inklusif pada jalur non formal di Masjid Khoiru Ummah Semarang terkait (1)
Proses pendidikan agama Islam yang diterapkan bagi anak tunarungu di Masjid
Khoiru Ummah Semarang. (2) Pengaturan tempat dan pembagian waktu dalam
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah
Semarang. (3) Profil anak tunarungu yang mengikuti pendidikan agama Islam di
Masjid Khoiru Ummah Semarang. (4) Profil pembimbing pada pendidikan agama
Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang. (5) Hasil
pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah
Semarang.
1. Proses Pendidikan Agama Islam yang Diterapkan bagi Anak Tunarungu di
Masjid Khoiru Ummah Semarang
Berdasarkan waktu pelaksanaanya, terdapat 3 program dalam pendidikan
agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru Ummah Semarang yakni
program harian, mingguan dan program bulanan. Program harian
dilaksanankan di masjid kampung tempat tinggal anak tunarungu dan
penterjemah selaku pembimbing. Namun tidak semua program harian ini
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kampung dikarenakan tidak adanya pembimbing bagi anak tunarungu tersebut.
Program mingguan dilaksanakan setiap hari Kamis malam di Masjid Khoiru
Ummah Semarang sebagai masjid pusat. Sedangkan program bulanan
dilaksanakan sebulan sekali dengan beriktikaf di masjid-masjid di kampung
sekitar Kota Semarang.
Selain kegiatan ibadah yang bersifat personal, secara umum terdapat 5
kegiatan utama dalam program harian, program mingguan, maupun program
bulanan pada pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu di Masjid Khoiru
Ummah Semarang. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah musyawarah,
silahturahmi (jaulah), ta’lim, mudzakaroh, dan ceramah (bayan).
a. Kegiatan musyawarah melatih anak tunarungu untuk berani
mengemukakan usul dan pendapat mereka.
b. Kegiatan silahturahmi (jaulah) memberikan kesempatan kepada anak
tunarungu untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan.
c. Kegiatan ta’lim memberikan motivasi dan membangkitkan semangat
anak tunarungu untuk beramal agama. Kegiatan ta’lim berisi materi hadist-hadist Nabi Muhammad SAW tentang keutamaan beramal yang
diambil substansi intinya serta disederhanakan untuk mempermudah anak
tunarungu dalam memahami maksud hadist tersebut.
d. Kegiatan mudzakaroh dimaksudkan agar anak tunarungu dapat
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari sesuai sunah Nabi Muhammad
SAW. Kegiatan mudzakaroh berisi materi tata cara ibadah yang
disesuaikan dengan kemampuan anak tunarungu (lebih ditekankan pada
penghayatan dari kegiatan ibadah yang dilakukan) serta tata cara hidup
sehari-hari sesuai dengan sunah Nabi Muhammad SAW yang disusun
Bayu Pamungkas, 2015
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNARUNGU DALAM SETTING INKLUSIF PADA JALUR NON FORMAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu