• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Saadah, 2014

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

SITI SAADAH 0900071

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Siti Saadah, 2014

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA

MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

Oleh Siti Saadah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Siti Saadah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

Siti Saadah, 2014

LEMBAR PENGESAHAN

SITI SAADAH

0900071

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA

MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 19760812 200112 1 001

Pembimbing II

dr. Imas Damayanti, M. Kes. NIP. 19800721 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

(4)

Siti Saadah, 2014

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PADA

MAHASISWI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

Siti Saadah 0900071

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi program studi ilmu keolahragaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswi program studi ilmu keolahragaan yang masih aktif dengan jumlah 41 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 41 orang. Instrument yang digunakan adalah physical activity rating (PA-R) Questionnare dan skala nyeri Mc.Gill. Analisis datanya dengan program SPSS for windows versi 16.0 menggunakan uji Spearman rho dengan taraf signifikasi 0.05. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai korelasi Spearman (r)= 0,016 dan nilai p= 0,923 maka Ho diterima. Hal ini bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat dismenore pada mahasiswi program studi ilmu keolahragaan.

(5)

Siti Saadah, 2014

PHYSICAL ACTIVITY RELATIONSHIP WITH DYSMENORRHEAL STUDY ON COLLEGE STUDENT SPORT SCIENCE

Siti Saadah 0900071

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship of physical activity with

(6)

Siti Saadah, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 5

1. Menstruasi ... 5

2. Dismenore ... 10

3. Aktivitas Fisik ... 16

4. Dismenore dan Olahraga ... 18

B. Kerangka Pemikiran ... 19

C. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 21

B. Desain Penelitian ... 22

(7)

Siti Saadah, 2014

D. Definisi Operasional... 22

E. Instrumen penelitian ... 23

F. Proses pengembangan instrument ... 25

G. Teknik Pengumpulan Data ... 26

H. Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian... 29

B. Pembahasan ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 45

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 72

(8)

Siti Saadah, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap wanita dalam usia subur setiap bulannya akan mendapatkan menstruasi (haid). Menstruasi sebagai suatu hal yang melekat pada seorang

wanita merupakan suatu hal sangat wajar, dan ini merupakan salah satu tanda bagi seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Menstruasi atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Selama menstruasi darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, termasuk juga sel telur yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma, sebanyak apapun darah haid keluar tidak akan menyebabkan anemia (Andira, 2010:30).

Hampir seluruh perempuan di dunia pernah merasakan nyeri haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekadar pegal-pegal di seputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang disebut dalam istilah medisnya dengan dismenore, dan banyak dialami para wanita.

Menurut Prakoso, (2008) nyeri haid itu bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat adanya kelainan dalam organ panggul. Nyeri yang terasa di bawah perut itu biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua pengeluaran darah. Derajat nyeri berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak. Dismenore/nyeri haid adalah nyeri kram (tegang) terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah tetapi dapat menjalar ke punggung atau permukaan dalam paha, yang terkadang menyebabkan penderita tidak

berdaya dalam menahan nyerinya tersebut (Hendrik,2006).

(9)

Siti Saadah, 2014

sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara karena nyeri haid ( Youngson, 2002).

Angka kejadian dismenore didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami dismenore. Di amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan 10-15% di Swedia sekitar 72%. Angka kejadian dismenore di Indonesia sendiri mencapai 60-70% ( Anna,2005)

dalam Puspitasari dan Novia (2008).

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsional, sesuai tujuan melakukan olahraga (Giriwijoyo,2010). Sedangkan menurut Irianto (2007: 1) olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana untuk berbagai tujuan, antara lain mendapatkan kesehatan,

kebugaran, rekreasi, pendidikan dan prestasi. Dapat dikatakan bahwa

olahraga memiliki banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh. Oleh karena itu,

olahraga harus memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak semua olahraga akan memberikan efek yang positif bagi kaum wanita.

Jumlah wanita yang berpartisipasi dalam olahraga dan aktifitas fisik terus meningkat. Walaupun olahraga memiliki banyak keuntungan,tetapi dapat menyebabkan beberapa gangguan pada atlet wanita apabila dilakukan secara berlebihan. Latihan fisik yang berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi siklus menstruasi dan kesehatan reproduksinya. Gangguan yang terjadi dapat berupa tidak adanya menstruasi (amenore), penipisan tulang (osteoporosis), pendarahan intermenstrual, pertumbuhan abnormal dinding rahim. Sifat dan tingkat keparahan gejala tergantung pada beberapa hal seperti jenis latihan, intensitas, dan lamanya latihan, dan laju perkembangan program latihan.

(10)

Siti Saadah, 2014

umum dipercayai bahwa olahraga dapat mengurangkan gejala dismenore. Namun, hanya beberapa studi yang telah meneliti efek latihan fisik terhadap dismenore (Carlberg, 2001).

Akan tetapi fenomena di lapangan pada mahasiswi ilmu keolahragaan yang melakukan aktivitas fisik secara teratur masih banyak yang mengalami dismenore. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan

penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran tingkat dismenore pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan?

2. Bagaimana gambaran tingkat aktivitas fisik pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan?

3. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat dismenore pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan. 2. Mengetahui tingkat aktivitas fisik pada mahasiswi prodi ilmu

keolahragaan.

(11)

Siti Saadah, 2014

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan meteri sejenis, serta memberikan sumbangan bagi pembendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji permasalahan dismenore dengan aktivitas fisik.

3. Bagi obyek yang diteliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menjaga kualitas hidup wanita dan menghindarkan wanita dari akibat-akibat yang tidak diinginkan.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan batasan penelitian sebagai berikut:

1. Variabel independen (bebas) adalah aktivitas fisik (X). 2. Variabel dependen (terikat) adalah tingkat dismenore (Y). 3. Teknik pengambilan sampel mengunakan teknik total sampling.

4. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi program studi ilmu keolahragaan dengan total keseluruhan 41 orang.

5. Instrument penelitian yang digunakan yaitu kuesioner Physical Activity Rating (PA-R) Questionner Jekson et al (1990) dan dismenore menggunakan skala nyeri menurut Mc.Gill (1999).

(12)

Siti Saadah, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Universitas Pendidikan

Indonesia, program studi ilmu keolahragaan yang beralamat di Jl.Dr Setiabudhi No.229 Bandung.

2. Populasi

Populasi penelitian merupakan seluruh objek penelitian atau keseluruhan dari objek yang diselidiki, yang dapat memberikan informasi atau fakta yang dihadapi. Lebih lanjut Populasi menurut ( Sugiyono, 2010 : 80)

merupakan “ obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi prodi ilmu keolahragaan yang masih aktif yaitu berjumlah 41 orang.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun yang dimaksud dengan sampel penelitian menurut Sugiyono, (2010 : 81), adalah "bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dimana pengambilan yang dilakukan harus (representatif) mewakili populasi".

Teknik pengambilan sampel mengunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2010). Dengan demikian, maka peneliti

(13)

Siti Saadah, 2014

B. Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

X = Aktivitas fisik Y = Dismenore

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua atau lebih variable tanpa ada usaha untuk mempengaruhi variable-variabel tersebut. Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:14), ”metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya". Sedangkan penelitian korelasi adalah untuk memperjelas pemahaman tentang fenomena-fenomena penting melalui identifikasi hubungan diantara variable-variabel Fraenkel & Wallen (1993:62).

D. Definisi Operasional

Penulis membuat batasan istilah menyamakan persepsi yang di gunakan terkait dengan konteks penelitian yang di lakukan. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas fisik dalam penelitian ini yaitu aktifitas fisik umum yang dilakukan selama sebulan terakhir oleh mahasiswi ilmu keolahragaan.

Menurut (Almatsier, 2003) aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Y

(14)

Siti Saadah, 2014

2. Dismenore yang di maksud adalah Perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh remaja saat menstruasi. Menurut (Badziad, 2003) Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Dismenore timbul akibat kontraksi disritmik lapisan miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, daerah

pantat dan sisi medial paha.

E. Instrument Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpulan data. Instrument penelitian menurut Sugiyono (2010:102), “ suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala nyeri Mc.Gill dengan rentang skala 0-5. Kuesioner Mc.Gill didasarkan pada tranmisi nyeri dan persepsi nyeri dari Mander (2003) Teori Gate Control. Present paint intensity (PPI) merupakan bagian dari Mc.Gill Pain Quesioner adalah Skala pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan tanda numerical, bagan skala nyeri Mc.Gill adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1

Skala Nyeri Menurut Mc.Gill

0 1 2 3 4 5

Tidak Nyeri Tidak nyaman Menderita Sangat Menyiksa

(15)

Siti Saadah, 2014

Dalam penelitian ini juga menggunakan physical activity rating (PA-R) Questionnaire untuk mengetahui aktifitas fisik umum mahasiswi IKOR selama sebulan terakhir dengan rentang skor 0-7. Untuk mendeskripsikan aktivitas fisik mahasiswi ikor yaitu :

Table 3.1

Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire

Point Deskripsi Aktifitas Fisik

Tidak berpartisispasi dalam aktifitas fisik berat ataupun olahraga rekreasi yang terprogram

0 Menghindari berjalan atau keletihan, contohnya selalu menggunakan lift, memakai kendaraaan ke mana-mana yang masih memungkinkan, dibandingkan berjalan.

1 Berjalan untuk kesenangan, rutin menggunakan tangga, sesekali berolahraga cukup capek sampai nafas terengah-engah atau berkeringat.

Berpartisipasi regular pada aktivitas fisik rekreasi atau kerja yang membutuhkan tenaga cukup berat, seperti golf, menunggang kuda, kalistenik,senam, tenis meja, angkat besi,

berkebun.

2 10 s/d 60 menit per minggu

3 lebih dari 60 menit per minggu

Berpartisipasi teratur dalam olahraga berat seperti lari, jogging, renang, bersepeda, mendayung, lompat tali, lari ditempat atau aktivitas aerobic intensitas tinggi seperti tenis,

basket, handball.

[image:15.595.117.520.201.747.2]
(16)

Siti Saadah, 2014

Lanjutan tabel 3.1 halaman 24

5 lari 1,6 sampai dengan 8 km per minggu atau menghabiskan waktu antara 30-60 menit per minggu untuk aktivitas fisik sepadan.

6 lari 8 sampai dengan 16 km per minggu atau menghabiskan waktu 1-3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan.

7 lari lebih dari 16 km per minggu atau menghabiskan waktu lebih dari 3 jam per minggu untuk aktivitas fisik yang sepadan.

Source: Jackson et al., (1990. Berdasarkan Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire terdapat point 0-7 yang dipilih salah satu oleh mahasiswi program studi ilmu keolahragaan. Aktivitas fisik responden kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas ringan, aktivitas fisik sedang, aktivitas fisik berat.

Selain skala Mc.Gill dan Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire, peneliti menambahkan dengan data demografis sebagai data

pribadi responden. Data demografis dalam penelitian ini berisi tentang informasi no responden, nama, umur, umur saat menstruasi pertama (menarche), lamanya menstruasi dan cabang olahraga.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Menurut Hidayat (2009) dalam Pratiwi (2012), validitas adalah alat

ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

(17)

Siti Saadah, 2014

nyeri menurut Mc.Gill dan Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya.

Untuk skala nyeri Mc.Gill Uji validitas dan reliabilitas instrument ini

pernah dilakukan Adelna Meilala pada tahun 1999 dengan hasil sebagai

berikut didapat kesesuaian antara dua pemeriksa dalam mengkaji keluhan

nyeri dari 30 penderita yang berobat kepoliklinik RSU Dr.Sarjito Yogyakarta.

Uji validitas yang digunakan adalah rumus cohen-kappa dengan hasil r=0,742

dengan kesimpulan bahwa kuesioner Mc.Gill dapat digunakan dan dinyatakan

valid untuk mengukur tingkat nyeri.

Untuk Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire uji validitas dan

reliabilitas instrument ini pernah dilakukan Milton, et al (2009) dengan hasil

(kappa= 0,63) hal ini menunjukkan bahwa PAR dinyatakan valid dan reliable

untuk mengukur aktivitas fisik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan memberikan keusioner kepada responden. Pembagian kuesioner dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswi prodi Ilmu Keolahragaan.

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden serta menyampaikan ke rahasiaan atas jawaban yang diberikan dalam kuesioner dan penelitian tidak berdampak negatif bagi responden.

2. Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian kuesioner, kemudian memberikan kuesioner kepada responden.

3. Responden diberikan waktu dan diminta untuk mengisi data sesuai jawaban yang sudah tercantum dalam kuesioner penelitian.

(18)

Siti Saadah, 2014

5. Sedangkan tingkat aktivitas fisik diukur menggunakakan physical activity rating (PA-R) Questioner dengan cara responden memilih rentang point 0-7, dan sedikit mengingat kegiatan yang dilakukan selama sebulan terakhir. 6. Apabila terdapat kuesioner yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung

ke peneliti.

7. Setelah semua data dikumpulkan, diperiksa kelengkapanya untuk

kemudian dian alisis oleh peneliti.

H. Analisis Data

Analisis data yang menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data atau menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft Excel. Berikut analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 menggunakan menu deskriptif frequensi dan Microsoft Excel. Untuk mempermudah menganalisis data yang diperoleh maka di interpretasikan

[image:18.595.117.513.90.707.2]

dengan kriteria sebagai berikut:

Table 3.2 Norma Aktivitas Fisik

( Penggolongan norma berdasarkan 27% batas bawah dan 73% batas atas dalam Nisfiannoor, 2009)

Interval Kategori

< 3 Aktivitas Ringan

3-5 Aktivitas Sedang

> 5 Aktifitas Berat

(19)

Siti Saadah, 2014

signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, apabila data yang diperoleh berdistribusi normal maka menggunakan analisis uji parametrik dengan menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen, dan apabila data yang diperoleh tidak berdisribusi normal maka menggunakan analisis uji

[image:19.595.119.517.205.631.2]

non-parametrik dengan menggunakan rumus Rank Spearman Korelasi. Kemudian hasil pengujian diinterpretasikan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 184).

Tabel 3.3

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2010: 184)

(20)

Siti Saadah, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat dismenore pada mahasiswi Program studi ilmu keolahragaan rata-rata-rata mengalami nyeri ringan. Ditunjukkan dari hasil penelitian, tidak nyeri 5 orang (12.2%), nyeri ringan 21 orang (51.2%), tidak nyaman sebanyak 12 orang (29.3%), dan menderita sebanyak 3 orang (7.3%). 2. Tingkat aktivitas fisik ringan sebanyak 9 orang (22,0%), pada aktivitas

sedang sebanyak 25 orang (61.0 %), sedangkan pada aktivitas berat sebanyak 7 orang (17.0 %).

3. Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenore pada mahasiswi prodi ilmu keolahragaan dengan menggunakaan uji statistik spearman rho didapatkan bahwa p = 0,923 > 0,05.

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas , dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswi

(21)

Siti Saadah, 2014

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi hendaknya bekerja sama dengan instansi terkait atau tenaga kesehatan untuk memberikan informasi mengenai dismenore kepada mahasiswi.

3. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan mengenai dismenore dan aktivitas fisik serta

penatalaksanaannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

Siti Saadah, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour, Z et al. (2005). The effect of exercise on primary dysmenorrhea. Res Health Sci Journal. 4 (2): 26-31.

Agus. (2007). Waspada Nyeri Pada Haid.

http://egosumquesum.wordpress.com/2008/03/01/waspada-nyeri

pada-haid/ [1 Mei 2013]

Aldani, Noor Azizah. (2011). Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Hubungannya Dengan Aktivitas Perawat Wanita Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

Andira, D. (2010). Seluk – Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. (1). Jogjakarta : A*PLUS BOOKS.

Andrew, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Astri. 2010. Nyeri Menstruasi ( Dismenorhea).

http://astriaje.blogspot.com/2010/07/nyeri-menstruasi dismenore.html [10 Agustus 2013]

Chandran, Lahta, 2008. Menstruation Disorders: Overview. E-medicine Obstetrics and Gynecology. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/953945-overview/ [Accessed 12 November 2013].

Ernawati. et al. (2010). Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Journal. 106-113. http://jurnal.unimus.ac.id

Giriwijoyo, H.Y.S.Santosa. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung :

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI.

(23)

Siti Saadah, 2014

Isnaeni, Desty Nur. 2010. Hubungan Antara Stress Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Leguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. (tidak diterbitkan).

Kusumawati,Y., & Kurniawati, D. (2011). Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas pada Siswi SMK. Jurnal Kesehatan Olahraga [Online], 6 (2), 93-99 halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas [15 Mei 2013]

Laila, Nur Najmi. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Buku Biru: Yogyakarta.

Mahvash,et al. 2012. The Effect Of Physical On Primary Dysmenorrheal Of Female University Students.World Applied Sciences Journal 17(10): 1246-1252,1012.

Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Hal 59.

Milton, K et al. (2009). Reliability and validity testing of a single-item physical activity measure.

bjsm.bmj.com/.../05/.../bjsm.2009.068395.full.pd.

Ningsih, et al. 2011. Hubungan aktivitas fisik (olahraga) dengan tingkat nyeri dismenore .Tidak diterbitkan.

Nisfianoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.

Olivia, Femi. (2013). “Mengatasi Gangguan Haid”, dalam Redaksi Health Secret. Jakarta: Kompas Gramedia.

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.

Pudiastuti, Ratna Dewi. (2012). 3 Fase Penting pada Wanita. Jakarta:

Kompas Gramedia.

(24)

Siti Saadah, 2014

Santoso, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Silvana, putri dewi. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik, Dan Konsumsi Produk Susu Dengan Dysmenore Primer Pada Mahasiswi Fik Dan Fkm Universitas Indonesia. Proceeding. Juli 2012.

Silvi, Yusti. 2011. Skripsi Pengaruh senam aerobik dalam mengurangi dismenore. Prosceeding. April 25, 2011.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Suherman,A., Damayanti, I. Dan Rahayu, N.I.(2013). Metode Penelitian Olahhraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Surya. 2011. Hubungan olahraga dengan tingkat nyeri dismenor. Vol.03, no.X , 2011

Williams, Lippincott dan Wilkins, Lippincot .2009. ASCM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription Edition. Philadelphia, USA ACSM’s Publisher.

Gambar

Table 3.1   Physical Activity Rating (PA-R) Questionnaire
Table 3.2  Norma Aktivitas Fisik
Tabel 3.3  Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Kata kunci: Aktivitas Fisik, Kadar Gula

Sementara itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi dan lama menstruasi.. Disarankan kepada mahasiswi agar

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada mahasiswi semester VIII Program Studi

Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Berdasarkan hasil analisis penelitian diketahui bahwa dari 147 responden terdapat 57 mahasiswi (38,8%) yang melakukan aktivitas fisik dalam kategori ringan, aktivitas

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian minuman kunyit asam terhadap penurunan dismenore primer pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai hubungan tingkat aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada mahasiswi, maka dapat disimpulkan bahwa

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik X1 dan pola makan X2 dengan