• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE SCRAMBLE dan MOTIVASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE SCRAMBLE dan MOTIVASI BELAJAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

TENTANG METODE SCRAMBLE dan MOTIVASI BELAJAR

A. Metode Scramble

1. Pengertian Metode Scramble

John M. Echols dalam Hassan Shadily (2003:505) mengemukakan bahwa Scramble artinya perebutan, pertarungan atau perjuangan. Scramble merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat melatih kekompakan siswa dalam kelompok dan mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik karena Scramble merupakan model pembelajaran yang dipadukan dengan permainan yaitu permainan mengacak atau menyusun huruf menjadi jawaban yang benar. Sani (2013:

248) menambahkan pelaksanaan model pembelajaran Scramble membutuhkan media dengan pertanyaan dan jawaban yang ditulis pada sebuah kertas. Pertanyaan yang dibuat disesuaikan dengan bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa. Kemudian jawaban atas pertanyaan diberikan pada lembar yang sama dengan mengacak hurufnya.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Komara (2014: 53), media yang harus meliputi; membuat pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian membuat jawaban yang diacak hurufnya. Pelaksanaan model pembelajaran Scramble mengharuskan siswa menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Siswa tidak hanya menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak dengan durasi waktu yang telah ditentukan.

Kunci utama dalam permainan ini adalah ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal, karena skor siswa ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa cepat soal-soal tersebut dikerjakan (Huda, 2013: 303).

Menurut Rober B. Taylor dalam Huda (2013:303), Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri.

Dalam metode ini mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan metode pembelajaran Scramble. Skor siswa ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa cepat soal-soal tersebut dikerjakan.

(2)

2. Macam-Macam Metode Scramble

Menurut Aris Shoimin (2013:166) Scramble dipakai untuk jenis permainan anak- anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata. Sesuai dengan sifat jawabannya, Scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk, yakni:

1) Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna.

2) Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak.

Bentuk kalimat hendakya logis, bermakna, dan benar.

3) Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna.

Metode ini membutuhkan media dengan pertanyaan dan jawaban yang ditulis pada sebuah kertas. Pertanyaan yang dibuat disesuaikan dengan bahan ajar yang harus dikuasai siswa. Jawaban atas pertanyaan diberikan pada lembar yang sama dengan mengacak hurufnya.

3. Langkah-langkah Metode Scramble

Metode Scramble merupakan pembelajaran kooperatif. Dan seperti juga model pembelajaran kooperatif lainnya, siswa yang terlibat dalam metode scramble ini dikelompokkan secara acak berdasarkan tingkat kemampuan, jika memungkinkan anggota kelompok berdasarkan pertimbangan ras, budaya, suku, jenis kelamin.

Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006 : 90-91) Adapun langkah-langkah Metode Scramble yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat- kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat.

2. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang diacak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut.

3. Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.

4. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan.

5. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.

(3)

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble

Menurut Suyatno (2009 :76) kelebihan metode Scramble adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.

2. Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.

3. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode Scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.

4. Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.

5. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.

Adapun kekurangan metode Scramble Menurut Suyatno (2009 :76) adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

2. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikan oleh guru.

4. Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut

(4)

jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.Perubahan perilaku pada diri siswa ke arah yang lebih baik dapat dijadikan indikator bahwa siswa memiliki motivasi belajar. Keberhasilan guru dalam memotivasi siswanya mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa dan rasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B Uno (2011:23) Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang meyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak bisa diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu.

Motivasi dipandang sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kata motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak. Seperti yang dikutip Sadirman A.M. pada bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2007:23) bahwasanya Mc Donald mengemukakan pendapat tentang pengertian motivasi yakni perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sedangkan Menurut Iskandar (2012: 181) “motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman”. Dan menurut Hanafiah (2010: 26) “motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Menurut Uno (2012: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya

(5)

kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya ling- kungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik”.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar.

Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah dapat menjadi lebih baik setelah mendapat informasi yang benar. Pada peristiwa kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti.

Dalam memotivasi siswa terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu:

a. Kebutuhan b. Dorongan c. Tujuan

Kebutuhan terjadi bila individu ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena fungsinya yang mendorong menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip menggerakkan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip- prinsip belajar itu sendiri.

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Penguatan motivasi- motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru/pendidik.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, bahwa motivasi belajar merupakan suatu kekuatan atau dorongan baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa yang dapat merubah perilaku siswa dalam belajar. Indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita- cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang

(6)

kondusif.

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Sardiman, AM, (2014: 83) menyatakan bahwa ciri-ciri motivasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.

Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitis dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa ciri- ciri motivasi belajar adalah tekun menghadapi tugas, bersifat mandiri dan cenderung bertindak kreatif, mampu mempertahankan pendapatnya yang diyakini kebenarannya,

(7)

ulet menghadapi kesulitan dan berorientasi pada masa depan, memilih partner kerja sebaiknya atas dasar kemampuan.

3. Fungsi Motivasi Belajar

Oemar Hamalik (2007:161) berpendapat bahwa Motivasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku siswa.

Fungsi motivasi dalam belajar yang akan diuraikan sebagai berikut:

a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi dapat menggerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan dalam belajar.

Motivasi belajar dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.

Menurut Djamarah (2011: 157) ada 3 fungsi motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut.

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan.

2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan 3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

Sedangkan menurut Hanafiah (2010: 26) ada 4 fungsi motivasi belajar yaitu sebagai berikut.

1. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik.

2. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik.

3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa fungsi motivasi belajar yaitu sebagai pendorong dan penggerak untuk

(8)

mengarahkan siswa untuk lebih baik lagi dalam belajarnya sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Motivasi yang terbaik yaitu motivasi yang timbul dari diri siswa itu sendiri.

4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh di dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar pada dasarnya memiliki prinsip-prinsip di dalam penerapannya. Menurut Djamarah (2011: 153) ada beberapa prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi sebagai daya penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.

5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Sementara menurut Hanafiah (2010: 27) “prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu: (1) peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, (2) motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didik yang lain, (3) motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan implementasi keberagaman metode”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa prinsip-prinsip motivasi belajar, yaitu: (1) motivasi intrinsik siswa dalam belajar akan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik, (2) metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (3) motivasi belajar siswa akan berkembang jika disertai pujian dari pada hukuman.

5. Indikator Motivasi Belajar

Untuk mengetahui siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman yang dijelaskan Ali imran dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah :

a) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama yakni siswa tidak menganggap tugas sebagai beban dalam menuntut ilmu, melainkan kewajibannya sebagai siswa untuk menyelesaikan

(9)

tugas yang telah menjadi kewajibannya. Contoh: siswa segera mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas.

b) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa artinya kesulitan atau rintangan dalam menuntut ilmu itu pasti ada, dan siswa diharapkan selalu memiliki semangat dan optimisme yang tinggi dalam menghadapi kesulitan dan rintangan yang ada. Contoh: siswa akan belajar dengan temannya ketika menemukan kesulitan.

c) Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh yakni sepandai-pandainya siswa dilarang memiliki sifat merasa puas dan cukup atas prestasi yang ia peroleh, karena kedepannya masih banyak lagi rintangan atau ujian yang memungkinkan siswa tersebut mengalami kesulitan atau kejanggalan untuk menyelesaikannya.

Contoh: siswa mengerjakan soal latihan di buku siswa meskipun tidak diperintahkan oleh guru.

d) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar.

Selain harus pandai, siswa harus juga menunjukkan bakat dan minat yang ia miliki, karena dengan ini guru sangat terbantu mencari solusi apabila siswa tersebut sedang dalam permasalahan. Contoh: siswa belajar di tempat lain selain di sekolah seperti di tempat les, atau bimbingan belajar.

e) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sikap mandiri haruslah tertanam dalam diri siswa, bahkan dari saat mereka masih berusia sedini mungkin, agar nanti dalam kedepannya siswa bisa mencari solusi atau jalan keluar apabila mengalami kesulitan dan tidakada yang bisa dimintai bantuan.

Contoh: siswa belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai.

f) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. Bosan merupakan sifat umum yang dimiliki setiap manusia, namun hal ini bisa diminimalisir dengan permainan- permainan atau olah putar otak yang bisa membuat manusia khususnya para siswa untuk selalu merasa senang, rileks, dan semangat selalu muncul disaat otak kita sudah mulai lelah dengan beban tugas yang dimiliki siswa. Contoh: siswa mengerjakan soal di buku meskipun tidak diperintahkan oleh guru.

g) Dapat mempertahankan pendapatnya. Sikap teguh pendapat sangatlah penting dalam membangun motivasi belajar siswa. Umtuk itu sikap ini sebaiknya harus terpelihara dan selalu dikembangkan dalam dirinya. Contoh: siswa tidak akan mengikuti pendapat temannya jika terdapat perbedaan pendapat.

h) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Tidak melepaskan apa yang diyakini

(10)

ini juga sangatlah penting untuk membangun motivasi dan keratifitas siswa.

Contoh: siswa tidak akan merubah jawaban, jika jawabannya berbeda dengan jawaban teman.

i) Senang mencari dan memecahkan masalah. Tugas sebagai siswa yakni mencari inovasi permasalahan untuk mengembangkan daya berfikir dan meningkatkan pengetahuan mereka. Selain mencari inovasi permasalahan, siswa juga harus mampu mencari jalan keluar danpemecahan masalah yang ada. Contoh:siswa mengerjakan soal-soal lain di internet, di buku, atau di sumber yang lain.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar Ada 6 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a. Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi, dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu. Maka setiap siswa harus menunjukkan sikap yang seharusnya ditunjukkan dalam proses pembelajaran agar guru bisa menilai siswa yang senang terhadap model atau gaya pembelajaran yang disampaikan oleh guru atau sebaliknya.

b. Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini siswa jangan tertutup terhadap guru, keluarga, maupun teman sebaya, karena akan membatasi pengetahuan mereka tentang kebutuhan yang diperlukan dirinya.

c. Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman dalam lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif. Sikap peduli terhadap siswa dari guru sangat diperlukan untuk membangun keterbukaan dan keaktifan siswa.

d. Emosi mempunyai dua kategori, yakni emosi postif dan emosi negatif.Mengacu pada pengalaman individu selama proses belajar. Karena setiap siswa mempunyai emosi yang berbeda-beda yang mengkibatkan emosi belajar dari siswa juga beragam.

e. Kemampuan ini sama hal-nya dengan emosi, kemampuan ini juga berbeda-beda antar siswa. Untuk itu guru harus mengacu kepada kemampuan masing-masing individu siswa untuk merespon sebagai hasil belajar.

f. Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut. Guru harus benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan agar apabila ada pertanyaan atau masalah, guru bisa

(11)

menemukan titik terang atau jawaban yang sesuai dengan permasalahan.

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, diantara dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Memberi angka yang merupakan simbol dari kegiatan belajar, banyak siswa yang belajar hanya untuk mendapatkan angka/nilai yang baik. Biasanya siswa yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai dalam raport.

b. Hadiah, juga dapat digunakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetisi, persaingan dapat juga digunakan sebagai motivasi, baik persaingan individual atau persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu guru dituntut untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran maupun dalam diskusi.

d. Keterlibatan diri ini menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan. Sehingga kerja keras akan mucul dalam diri siswa dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat penting.

e. Memberi ulangan termasuk salah satu senjata ampuh dari guru untuk para siswa, agar para siswa mempunyai gerak untuk belajar. Para siswa akan giat belajar apabila mengetahui akan adanya ulangan.

f. Mengetahui hasil, dengan adanya ulangan, guru sedikit banyak akan terbantu dengan mengetahui hasil kemajuan atau bahkan kemunduran dan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pasti ada yang namanya Reward dan Punishment. Sebagai hadiah yang positif (Reward) dalam hal ini memberikan pujian yang sekaligus memberikan motivasi yang baik.

h. Hukuman, seperti hal-nya pujian dalam KBM, Sebagai hadiah yang negative (Punishment). Akan tetapi patutnya diberikan secara tepat dan bijak agar bisa menjadi alat motivasi untuk selalu meningkatkan motivasi belajar para siswa.

i. Hasrat untuk belajar, meskipun kita menyuruh siswa untuk belajar, namun dalam diri siswa tidak ada sedikitpun hasrat untuk belajar maka akan sia-sia usaha guru untuk membimbing siswa untuk selalu belajar.

(12)

j. Minat motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan motivasi yang pokok, proses belajar itu akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat.

Tujuan yang diakui merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

C. Urgensi Penerapan Metode Scrambel Terhadap Motivasi Belajar

Dalam pembelajaran terdapat komponen–komponen yang saling mempengaruhi diantaranya adalah guru, kurikulum, media, metode pembelajaran dan lain–lain.

Komponen tersebut harus berjalan dengan baik agar tujuan pengajaran bisa tercapai.

Dalam hal ini dengan munculnya berbagai macam metode, guru dapat lebih variatif menggunakannya agar peserta didik lebih mudah memahami suatu pelajaran dan sikap kebosanan akan terhindar.

Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar adalah proses pelaksanaan pembelajaran, terutama penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan materi pengajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode scramble. Metode scramble diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran. Untuk menjelaskan metode scramble terhadap motivasi belajar dasar mata pelajaran SKI, maka penulis perlu menyampaikan kembali tentang pengertian metode scramble. Walaupun pada bab sebelumnya telah dipaparkan oleh penulis. Hal ini dikarenakan untuk memperjelas penerapan metode scramble terhadap motivasi belajar.

Adapunm metode scramble merupakan salah satu metode cooperative yang komprehensif untuk memberikan pelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa.

Pembelajaran cooperative mengubah ruang kelas dari suatu kumpulan individu menjadi suatu jaringan kelompok dengan kerjasama yang aktif. Metode ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi satu sama lain membentuk suatu kelompok yang memiliki tugas dan tanggungjawab bersama. Melatih kemampuan berfikir cepat dalam bentuk permainan bacaan yang teracak untuk satu tim dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon kegiatan memahami menerka bacaan mereka. Kegiatan ini juga dapat membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.

Jadi dengan metode scramble ini peserta didik akan lebih memahami pelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang diharapkan dikarenakan

(13)

peserta didik akan lebih aktif menganalisa bacaan.

Menurut Istarani (2012:185) “model pembelajaran Scramble memiliki kelebihan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena dilengkapi dengan kerja-kerja yang telah dipersiapkan sebelumnya dan melatih siswa untuk berpikir secara kritis, sebab tanpa ada pikiran yang kritis ia tidak akan mampu melengkapi pernyataan sesuai dengan yang diinginkan”.

Jadi dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Scramble dapat dijadikan alternatif untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, Sebab siswa diajak untuk aktif mencari jawaban atau menyusun jawaban yang dianggapnya benar dengan pertanyaan yang ada. Pada model pembelajaran ini, siswa diajak seperti bermain dalam menyusun dan merangkai kata pada jawaban yang telah tersedia pertanyaannya Sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa turunan vinkadiformina yang tidak memiliki nilai aktivitas antimalaria pada rentang tersebut tidak dapat diterima sebab berada di luar rentang intrapolasi model

Namun pada uji regresi dengan variabel dependen yang diukur dengan menggunakan PBV memiliki nilai signifikansi sebesar 0,025 dengan nilai koefisien (B) sebesar - 1,121

Setelah melihat materi pembelajaran lewat power point tentang data yang berkaitan dengan diri peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya (C) Siswa (A) dapat

Upaya mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan suatu penciptaan sistem teknologi baru yang lebih mempermudah pihak penyelenggara pertandingan untuk

Dengan tidak adanya kebijakan dan prosedur penjualan secara tertulis hal ini memungkinkan kurangnya komunikasi antar suatu bagian dalam perusahaan mengenai aktivitas

Query citra tidak memiliki warna yang mirip dengan kelasnya sehingga Relevance Feedback (RF) gagal memperbaiki hasil temu kembali citra tersebut.. Query yang dimasukan

PANGAN LESTARI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KETAHANAN PANGAN SERTA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI KOTA SURAKARTA) ” sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh penyusunan laporan keuangan