• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU 3 STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUKU 3 STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TAHUN 2021"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU 3 STANDAR MUTU

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TAHUN 2021

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA (UKiP)

(2)
(3)
(4)

PENGESAHAN STANDAR MUTU SPMI UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

Revisi : 1

Tanggal : 25 Maret 2021 Disiapkan Oleh : Wakil Rektor Bidang Akademik Tanda Tangan

Dr. Ricky D. Montang, M.Th Ditetapkan Oleh: Rektor UKiP Sorong Tanda Tangan

dr. Sphian Andi, M.PdK Dikendalikan Oleh: Ketua LPMI Tanda Tangan

Dwi Indah Widya Yanti, S.Pi., M.Si

REKTOR

Universitas Kristen Papua

Disetujui Oleh:

dr. Sophian Andi, M.PdK Revisi

1

Tanggal 25 Maret 2021

(5)

CATATAN PERUBAHAN STANDAR MUTU

No. Tanggal Halaman Alasan Disahkan oleh Tanda Tangan

1. 5 Januari 2020 Perubahan Format Standar Mutu dan

Penambahan Standar Mutu Bidang Non

Akademik

Dr. Ricky D. Montang, M.Th (Wakil Rektor Bidang Akademik)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan pertolongan-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Standar Mutu SPMI ini. Standar Mutu SPMI ini merupakan acuan bagi seluruh pejabat, dosen dan tenaga kependidikan baik di tingkat universitas, fakultas, program studi maupun unit kerja di UKiP Sorong.

Saya berharap, Standar Mutu SPMI ini dijadikan pedoman bagi pengelolaan universitas, fakultas, program studi, unit kerja, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam upaya meningkatkan kualitas Tridharma Pendidikan Tinggi.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada Tim Penyusun Standar Mutu SPMI UKiP dan semua pihak yang telah membantu atas segala partisipasi yang telah diberikan selama penyusunan Standar ini. Tuhan memberkati kita semua. Amin

Sorong, 25 Maret 2021

Rektor

dr. Sophian Andi, M.PdK

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SPMI UKIP A. Latar Belakang

B. Komponen Standar Mutu UKiP C. Pelaksanaan Standar Mutu UKiP D. Pemantauan Standar Mutu UKiP E. Perbaikan Standar Mutu UKiP BAB 2. STANDAR PENDIDIKAN A. Standar Kompetensi Lulusan B. Standar Isi Pembelajaran C. Standar Proses Pembelajaran D. Standar Penilaian Pembelajaran

E. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan F. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran G. Standar Pengelolaan Pembelajaran

H. Standar Pembiayaan Pembelajaran BAB 3. STANDAR PENELITIAN

A. Standar Hasil Penelitian B. Standar Isi Penelitian C. Standar Proses Penelitian D. Standar Penilian Penelitian E. Standar Peneliti

F. Standar Sarana Dan Prasarana Penelitian G. Standar Pengelolaan Penelitian

H. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian

(8)

BAB 4. STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT A. Standar Hasil Pengabdian Masyarakat

B. Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat C. Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat D. Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat E. Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat

F. Standar Sarana Dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat G. Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat

H. Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat

BAB 5. STANDAR TAMBAHAN BIDANG NON AKADEMIK A. Standar kerjasama

B. Standar Layanan Kemahasiswaan C. Standar pengelolaan Keuangan

(9)

BAB 1

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SPMI UKIP

1. Latar Belakang

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia diatur pada Pasal 52 Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Mendikbud No 49 tahun 2014. Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan dan dilakukan melalui proses penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi.

Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen, produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Di level perguruan tinggi, penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.

Pasal 54 UU RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi terdiri dari: 1) standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar nasional pendidikan tinggi; dan 2) standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Perguruan tinggi memiliki keleluasaan mengatur pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dengan mengacu pada peraturan yang ada.

Perkembangan terkini tentang standar nasional pendidikan diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 49 tahun 2014. Pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1-4 telah menjabarkan Standar Nasional

(10)

Pendidikan yang diperluas dengan Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Mengacu kepada

Permendikbud No 49 tahun 2014, Universitas Kristen Papua menetapkan standar pendidikan tinggi untuk setiap satuan pendidikan. Pemilihan dan penetapan standar itu dilakukan dalam sejumlah aspek yang disebut butir-butir mutu. Standar mutu dibutuhkan oleh UKiP dalam kaitan:

1. Sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi UKiP.

2. Untuk memacu Unived agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan yang bermutu dan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan tugas pokoknya;

3. Tolok ukur kompetensi/kualitas minimum yang dituntut dari lulusan Unived yang dapat diukur dan dapat diuraikan menjadi parameter dan indikator.

Standar mutu Universitas Kristen Papua dirumuskan dan ditetapkan dengan mengacu pada visi perguruan tinggi (secara deduktif) dan kebutuhan stakeholders (secara induktif) yang dirumuskan secara spesifik dan terukur serta mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior, Competence, Degree). Standar mutu ini akan menjadi acuan dalam proses pelaksanaan tugas dan pengelolaan UKiP sebagai sebuah institusi perguruan tinggi. Untuk itu pengembangan standar mutu akan terus dilakukan dan ditingkatkan secara berkelanjutan sejalan dengan peningkatan capaian pada standar mutu tersebut. Secara rinci, mekanisme penetapan, pelaksanaan dan pemenuhan standar, serta pengendalian dan pengembangan standar diuraikan pada Buku Manual Mutu Universitas Kristen Papua.

2. Komponen Standar Mutu UKiP

Komponen yang menjadi jaminan mutu UKiP ditetapkan sebagai Standar Mutu UKiP. Standar mutu yang ditetapkan UKiP dengan berpedoman pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Bab IX Pasal 35 dan

(11)

PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan Peraturan Mendikbud No 49 tahun 2014.

Standar mutu yang ditetapkan merupakan hasil mutu kumulatif dari semua kegiatan yang terencana, yang meliputi unsur masukan, proses dan keluaran dari sistem pendidikan. Standar mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Kristen Papua mencakup komponen-komponen yang mencerminkan tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan tinggi yang bermutu. Komponen yang tercakup dalam standar mutu untuk menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Papua adalah:

1. Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari:

a. Standar Kompetensi Lulusan b. Standar Isi Pembelajaran c. Standar Proses Pembelajaran d. Standar Penilaian Pembelajaran

e. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan f. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran g. Standar Pengelolaan Pembelajaran

h. Standar Pembiayaan Pembelajaran

2. Standar Nasional Penelitian yang terdiri dari : a. Standar Hasil Penelitian

b. Standar Isi Penelitian c. Standar Proses Penelitian d. Standar Penilian Penelitian e. Standar Peneliti

f. Standar Sarana Dan Prasarana Penelitian g. Standar Pengelolaan Penelitian

h. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian

3. Standar Nasional Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari:

a. Standar Hasil Pengabdian Masyarakat b. Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat c. Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat

(12)

d. Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat e. Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat

f. Standar Sarana Dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat g. Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat

h. Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat

4. Standar Tambahan Bidang Non Akademik a. Standar kerjasama

b. Standar Layanan Kemahasiswaan c. Standar pengelolaan Keuangan

Semua unsur/ komponen ini harus terus diupayakan agar berada pada kondisi sebaik mungkin untuk mencapai mutu terbaik, yang sekaligus mencerminkan mutu Universitas Kristen Papua. Upaya peningkatan kinerja dan mutu dilakukan terhadap hasil pelaksanaan dan pencapaian 24 standar tersebut.

3. Pelaksanaan Standar Mutu UKiP

Keberhasilan pelaksanaan jaminan mutu berbagai aspek pendidikan sangat dipengaruhi oleh kultur/ budaya kerja dan mindset kesadaran mutu semua dosen, karyawan dan mahasiswa/peserta didik di UKiP. Untuk itu, sangat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan inisiatif manajemen dalam proses penyadaran dan perubahan kultur serta etos kerja secara terus-menerus melalui sosialisasi, lokakarya, penerbitan pedoman pelaksanaan dan bimbingan kendali mutu yang dikembangkan mulai dari tingkat universitas hingga tingkat program studi sehingga tercipta suasana akademik yang diharapkan.

Standar mutu yang telah ditetapkan di tingkat institusi kemudian disampaikan ke unit-unit yang terkait. Untuk masing-masing standar mutu yang akan dicapai, unit- unit pelaksana seperti Fakultas, Program Studi, Biro, dan Unit Pelaksana Teknis membuat rencana kegiatan rutin maupun pengembangan yang harus ditetapkan target-target pencapaiannya.

Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan standar mutu adalah penetapan

(13)

prosedur, persiapan, pelaksanaan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang dirancang dalam upaya pencapaian mutu. Penyiapan sumber daya pelaksana perlu disiapkan melalui proses pelatihan, lokakarya dan diskusi- diskusi. Dengan bekal persiapan-persiapan ini diharapkan pelaksanaan 24 komponen Standar Mutu Universitas Kristen Papua dapat berjalan seperti yang diharapkan.

4. Pemantauan Standar Mutu UKiP

Pada suatu sistem penjamin mutu, pemantauan merupakan langkah esensial untuk menilai keberhasilan sistem secara keseluruhan. Pada prinsipnya, pemantauan sistem adalah upaya agar suatu sistem dapat diterapkan sesuai dengan yang direncanakan, mencari akar permasalahan dan menetapkan solusi untuk penyelesaian masalah yang tepat dan mengarah pada perbaikan berkelanjutan. Pemantauan dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor penghambat dan pendukung untuk menentukan tindakan koreksi yang dibutuhkan, dan apabila diperlukan dapat mengarah pada pengkajian ulang tentang sistem penjaminan mutu yang sedang berlaku. Untuk kebutuhan ini pada tahap perencanaan, telah disediakan pula prosedur pemantauan, evaluasi dan perbaikan.

5. Perbaikan Standar Mutu UKiP

Selain dari langkah pemantauan yang memang harus dilakukan, proses penjaminan mutu menuntut adanya suatu proses perbaikan yang didahului oleh proses evaluasi diri yang perlu dilakukan secara berkala. Evaluasi diri ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali faktor-faktor yang terkait dengan perbaikan berkelanjutan yang menentukan keberhasilan dari sistem penjaminan mutu yang dilakukan secara operasional. Proses perbaikan mutu akan melibatkan langkah- langkah sistematis sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

(14)

Langkah ini menentukan kegiatan yang akan dievaluasi, sasaran yang diharapkan, jadwal kegiatan, mendefinisikan dengan rinci apa yang dikerjakan, langkah-langkah yang perlu dilakukan, cara pemantauan dan evaluasi yang terfokus dan dapat dikerjakan;

2. Menentukan status saat ini dari kegiatan yang diamati

Langkah ini dilakukan melalui Evaluasi Diri dan ditujukan untuk mempelajari masalah yang ada dan untuk memperoleh data yang terkait dengan masalah yang dikaji;

3. Mengkaji masalah secara mendalam untuk menentukan penyebab serta langkah-langkah koreksi yang perlu dilakukan. Diskusi dengan pihak pihak lain yang terlibat dalam penjaminan mutu dapat dilakukan untuk meluaskan kemungkinan-kemungkinan perbaikan; Melakukan perbaikan. Perbaikan ditujukan untuk mengembalikan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan;

4. Memantau hasil perbaikan. Pemantauan dilakukan dengan cara membandingkan hasil dengan apa yang direncanakan. Hasil komparasi yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat apakah koreksi yang dilakukan sudah berhasil mengembalikan kegiatan sesuai dengan apa yang direncanakan atau harus dicari suatu alternatif solusi yang lebih baik;

5. Implementasi perbaikan. Pada saat solusi yang diajukan sudah berhasil menyelesaikan masalah yang ada, maka langkah yang sudah diambil dapat dijadikan standar untuk dipergunakan kemudian hari.

(15)

BAB 2

STANDAR PENDIDIKAN

(16)

STANDAR

KOMPETENSI LULUSAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

(17)

1. Visi, Misi dan Tujuan Universitas Kristen Papua

Visi Universitas Kristen Papua:

“Menjadi Universitas Unggul dalam Penyelenggaraan Pendidikan Konteks Papua.”

Misi Universitas Kristen Papua:

a. Menyelenggarakan pendidikan (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) guna memenuhi tuntutan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pendidikan akademik untuk mendukung pembangunan di tanah Papua yang dilandasi kepedulian, kemandirian, kreativitas dan inovatif.

c. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel.

d. Mengembangkan budaya kewirausahaan.

Tujuan Universitas Kristen Papua:

a. Tujuan Umum

Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong adalah menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berjiwa

(18)

Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Tujuan Khusus

1. Menyiapkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan/atau kesenian.

2. Menyiapkan peserta didik yang memiliki

profesionalisme dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern.

3. Menyiapkan peserta didik yang mampu

menterjemahkan konsep-konsep dan/atau tugas- tugas pengabdian di masyarakat.

4. Mewujudnyatakan masyarakat Papua, menjadi masyarakat modern.

2. Rasional Standar Kompetensi Lulusan

Misi UKIP adalah menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk mendorong pengembangan keahlian dalam bidang ilmu sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan jiwa kewirausahaan yang pada gilirannya dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta dapat mengaplikasikan IPTEKS dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencapai Misi tersebut, UKIP sebagai bagian dari bentuk pelayanan tri darma perguruan tinggi khususnya bidang akademik yang

(19)

berkualitas, profesional serta kompetitif, diperlukan ketersediaan standar kompetensi lulusan yang mampu mengakomodasi para pemangku kepentingan baik dari kalangan profesi, pengguna lulusan ataupun masyarakat umum.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana amanah pada pasal 26 ayat (4) PP No.19 tahun 2005 bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

3. Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Standar Kompetensi Lulusan

a. Dekan sebagai pimpinan Fakultas.

b. Ketua Program Studi sebagai pimpinan Program Studi.

c. Dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa

4. Definisi Istilah a. Merancang standar adalah olah pikir untuk menghasilkan standar tentang hal yang dibutuhkan dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal UKIP.

b. Menetapkan standar adalah tindakan berupa persetujuan dan pengesahan standar sehingga standard dinyatakan berlaku.

c. Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian

(20)

pembelajaran lulusan (Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 5 ayat (1).

d. Capaian pembelajaran merupakan acuan utama dalam pengembangan standar dimana rumusan capaian pembelajaran wajib mengacu pada deksripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI (Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3)

e. Studi Pelacakan adalah studi untuk mendapatkan data yang diperlukan dari pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal sebagai bahan acuan untuk menentukan/ membuat draf standar.

f. Uji Publik merupakan proses pengujian atau sosialisasi kepada pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal dari draf standar sebelum ditetapkan sebagai standar.

g. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu (PP No. 32 tahun 2013.

5. Pernyataan Isi Standar

Kompetensi Lulusan

1. Program Studi harus menjadikan Standar Kompetensi Lulusan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan

(21)

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasaranan pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran.

2. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan harus mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

3. Program Studi dalam merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) harus mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

4. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan dalam hal Sikap harus merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan social melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.

5. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan dalam hal Pengetahuan harus merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, peneltian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.

6. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan dalam hal Ketrampilan harus merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep,

(22)

teori, metode, bahan, dan/atau instrument, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalam kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup ketrampilan umum dan ketrampilan khusus.

7. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan dalam hal Sikap dan Ketrampilan umum harus mengacu kepada SNDIKTI.

8. Program Studi dalam merumuskan kompetensi lulusan dalam hal Pengetahuan dan Ketrampilan khusus harus disusun oleh forum program studi sejenis atau pengelola program studi yang tidak memiliki forum program studi sejenis.

9. Mahasiswa yang dinyatakan lulus harus menyelesaikan seluruh beban sks dengan IPK minimal 2,0 bagi S1 dan 3,0 bagi S2 tanpa nilai E sesuai dengan Peraturan Akademik.

10. Dekan dan Kaprodi mengusahakan lulusan tepat waktu harus 75% bagi program sarjana.

11. Dekan dan Kaprodi mengusahakan lulusan program studi sarjana harus 60% memiliki nilai IPK 2,75.

12. Direktur dan Kaprodi harus mengusahakan lulusan Magister harus 75% memiliki nilai IPK 3,20.

13. Program Studi harus mengusahakan masa tunggu dalam mendapatkan pekerjaan adalah ≤ 6 bulan bagi lulusan program sarjana.

14. Program studi harus mengusahakan 70% lulusan sarjana bekerja sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari.

15. Dekan dan Kaprodi mengusahakan kinerja lulusan

(23)

harus 75% baik, yang diukur melalui kepuasan pengguna lulusan.

6. Strategi Pencapaian Standar

a. Dekan dan Ketua Program Studi perlu membina hubungan dengan organisasi profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha.

b. Menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan proses pembelajaran untuk dosen.

c. Melibatkan secara aktif unit kerja terkait dalam perancangan, penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Lulusan di tingkat universitas, fakultas, progam studi.

d. Melakukan sosialisasi Standar Kompetensi Lulusan , Standar Operasional Prosedur (SOP), formulir (borang) kepada para pemangku kepentingan, seperti pejabat struktural bidang akademik, para dosen, staf administrasi yang menangani bidang akademik, dan para mahasiswa secara periodik.

e. Merancang program kerja peninjauan dan penyusunan kurikulum terkait dengan pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada isi standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan, yang dilakukan oleh ketua program studi.

f. Melaksanakan evaluasi dan usaha peningkatan stantar kompetensi lulusan agar terbangun “siklus kaizen”

yang berkelanjutan atau continuous quality improvement.

g. Melaksanakan pengendalian Standar Kompetensi Lulusan secara terus menerus selama kurun waktu

(24)

“siklus manajemen SPMI”

7. Indikator Ketercapaian Standar

1. Rata-rata IPK lulusan S1 adalah 2,75 dan S2 adalah 3.00

2. Rata-rata masa studi mahasiswa Program Studi S1 adalah 4,3 tahun

3. Rata-rata masa studi mahasiswa S2 adalah 2,3 tahun.

4. Persentase lulusan tepat waktu lebih dari 60%

5. Rata-rata masa tunggu kerja pertama dari lulusan program studi S1 kurang dari 6 bulan

8. Dokumen Terkait Standar ini harus dilengkapi dengan form penyusunan kompetensi lulusan.

9. Referensi a. Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kulifikasi Nasional Indonesia.

d. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

e. Permendikbud nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi.

f. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan.

g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang

(25)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

(26)

1. Visi, Misi dan Tujuan

Universitas Kristen Papua

Visi Universitas Kristen Papua:

“Menjadi Universitas Unggul dalam Penyelenggaraan Pendidikan Konteks Papua.”

Misi Universitas Kristen Papua:

a. Menyelenggarakan pendidikan

(pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) guna memenuhi tuntutan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pendidikan akademik untuk mendukung pembangunan di tanah Papua yang dilandasi kepedulian, kemandirian, kreativitas dan inovatif.

c. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel.

d. Mengembangkan budaya kewirausahaan.

Tujuan Universitas Kristen Papua:

a. Tujuan Umum

Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada

(27)

Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong adalah menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Tujuan Khusus

1. Menyiapkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan/atau kesenian.

2. Menyiapkan peserta didik yang memiliki

profesionalisme dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern.

3. Menyiapkan peserta didik yang mampu

menterjemahkan konsep-konsep dan/atau tugas- tugas pengabdian di masyarakat.

4. Mewujudnyatakan masyarakat Papua, menjadi masyarakat modern.

2. Rasional Standar

Isi Pembelajaran Perkembangan global yang dewasa ini terjadi dimana percepatan perubahan di segala sektor membuat terbukanya berbagai kemungkinan dan peluang bagi partisipasi masyarakat dalam hubungan dengan dunia luar. Selain itu dengan diratifikasinya berbagai aturan yang berlaku secara global telah juga menuntut standar mutu dan kualitas lulusan yang sama dengan kualitas dan lulusan diberbagai belahan dunia

(28)

lain. Dengan hal tersebut semua perguruan tinggi termasuk Universitas Kristen Papua wajib melaksanakan menerapkan standar isi pembelajaran.

Penyesuaian itu dilakukan mulai dari visi, misi serta tujuan dimana untuk mencapai tujuan tersebut UKIP sebagai bagian dari bentuk pelayanan tri darma perguruan tinggi khususnya bidang akademik yang berkualitas profesional serta kompetetif, diperlukan ketersediaan standar isi pembelajaran yang mampu mengakomodasi para pemangku kepentingan baik dari kalangan profesi, pengguna lulusan maupun masyarakat umum. Untuk mengatasi dinamika kebutuhan dunia pendidikan, maka standar isi ini perlu dilakukan evaluasi, pengembangan standar isi tidak hanya bertujuan untuk mengatasi permintaan pasar kerja saja akan tetapi harus mampu memenuhi visi ilmiah agar dapat mempersiapkan lulusan dalam menciptakan lapangan kerja ataupun studi lanjut. Oleh karenanya, UKIP melalui LPMI menetapkan standar isi yang akan menjadi tolok ukur bagi pimpinan fakultas, program studi maupun dosen yang bertanggungjawab dalam perannya sebagai percancang, penilai, dan pembaharu atau pengembangan standar isi pembelajaran. Standar Isi pembelajaran UKIP memuat:

a. Kerangka dasar dan stuktur kurikulum b. Beban Belajar

c. Muatan kurikulum mencakup kelengkapan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat peninjauan silabus mata kuliah, mata kuliah kompetensi lainnya, dan pengendalian kurikulum.

(29)

d. Kalender akademik

3. Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Standar Isi Pembelajaran

a. Dekan

b. Ketua Program Studi c. Organisasi Profesi d. Alumni

e. Pemerintah f. Dunia usaha

4. Definisi Istilah 1. Merancang standard adalah olah pikir untuk menghasilkan standard tentang hal yang dibutuhkan dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal UKIP (SPMI-UKIP).

2. Menetapkan standar adalah tindakan berupa persetujuan dan pengesahan standar sehingga standard dinyatakan berlaku.

3. Studi Pelacakan adalah studi untuk mendapatkan data yang diperlukan dari pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal sebagai bahan acuan untuk menentukan/ membuat draf standar.

4. Uji Publik merupakan proses pengujian atau sosialisasi kepada pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal dari draf standar sebelum ditetapkan sebagai standar.

5. Standar isi berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar NasionalPasal I pasal 1 ayat (6) adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

(30)

Kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

6. Standar isi berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5 ayat (1) memuat cakupan standar isi yaitu: a.Ruang lingkup materi; dan b.Tingkat kompetensi.

7. Ruang lingkup materi berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5A dirumuskan berdasarkan kriteria:

a. Muatan wajib yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Konsep keilmuan; dan

c. Karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.

8. Tingkat Kompetensi berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5B dirumuskan berdasarkan kriteria:

a. tingkat perkembangan Peserta Didik;

b. kualifikasi Kompetensi Indonesia; dan c. penguasaan Kompetensi yang berjenjang.

9. Standar isi pembelajaran berdasarkan Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang

(31)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Bagian III Pasal 8 ayat (1) merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.

10. Capaian pembelajaran berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, komptensi dan akumulasi pengalaman kerja.

11. Kurikulum pendidikan tinggi berdasarkan UU nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Paragraf 2 Pasal 35 ayat (1) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.

12. Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program.

1. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minimal 16 (enam belas) minggu.

2. Semester sisipan/pendek adalah satuan kegiatan akademik yang diselenggarakan antara semester genap dan semester gasal atau sebaliknya yang ekivalen dengan semester genap dan semester gasal sesuai

(32)

dengan pengertian satuan kredit semester (sks).

13. Satu satuan kredit semester, selanjutnya disebut 1 (satu) sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 (satu) semestermelalui 3 (tiga) kegiatan per minggu meliputi 50 (lima puluh) menit tatap muka terjadwal(perkuliahan), 60 (enam puluh) menit kegiatan terstruktur dan 60 (enam puluh) menitkegiatan mandiri, atau 100 (seratus)menit praktikum, atau 240 (dua ratus empat puluh)menit kerja lapangan.

14. Student Centered Learning (SCL) adalah sistem pembelajaran dengan menempatkanmahasiswa sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran dan dosen berfungsi sebagai fasilitator.

5 Pernyataan Standar Isi Pembelajaran

1. Setiap dosen dalam menyampaikan kedalaman dan keluasan materi pembelajaran di setiap program pendidikan wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

2. Setiap Dosen dalam menyampaikan kedalaman dan keluasan isi atau materi pembelajaran di setiap program pendidikan harus mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.

3. Setiap Dosen di tingkat pendidikan sarjana dalam menyampaikan kedalaman dan keluasan materi pembelajaran harus paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian

(33)

khusus dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan tersebut secara mendalam dalam mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).

4. Setiap Dosen di tingkat pendidikan Magister dalam menyampaikan kedalaman dan keluasan materi pembelajaran harus paling sedikit menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu dalam mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)..

5. Setiap Dosen di tingkat pendidikan Doktor dalam menyampaikan kedalaman dan keluasan materi pembelajaran harus paling sedikit menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu dalam mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

6. Program Studi wajib mengadakan peninjauan kurikulum secara berkala setiap empat tahun dengan melibatkan yayasan, dosen, mahasiwa, alumni dan stakeholder.

7. Program Studi wajib merancang kurikulum sesuai dengan pedoman peninjauan kurikulum yang dikeluarkan oleh UKiP dengan beban sks 144-150.

8. Program Studi dalam menyusun kurikulum wajib disertai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) baik dalam hal sikap, pengetahuan dan ketrampilan baik umum maupun khusus.

9. Setiap Dosen yang mengampuh mata kuliah wajib memiliki Bahan Ajar atau Diktat sebagai pegangan bagi mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

6. Strategi

Pencapaian Standar a

Dekan dan Ketua Program Studi perlu membina

(34)

hubungan dengan organisasi profesi, alumni, pemerintah, dan dunia usaha.

b Menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan peninjauan kurikulum..

c Melakukan sosialisasi Standar Isi Pembelajaran.

Standar Operasional Prosedur (SOP), formulir (borang) kepada para pemangku kepentingan, seperti pejabat struktural bidang akademik, para dosen, staf administrasi yang menangani bidang akademik, dan para mahasiswa secara periodik.

d Merancang program kerja peninjauan dan penyusunan kurikulum terkait dengan pelaksanaan Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada isi standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan, yang dilakukan oleh ketua program studi.

e Melaksanakan evaluasi dan usaha peningkatan stantar isi pembelajaran agar terbangun “siklus kaizen” yang berkelanjutan atau continuous quality improvement.

f Melaksanakan pengendalian Standar Isi Pembelajaran secara terus menerus selama kurun waktu “siklus manajemen SPMI”

7. Indikator Ketercapaian Standar

6. Rata-rata IPK lulusan S1 adalah 2,75 dan S2 adalah 3.00

7. Rata-rata masa studi mahasiswa Program Studi S1 adalah 4,3 tahun

8. Rata-rata masa studi mahasiswa S2 adalah 2,3 tahun.

9. Persentase lulusan tepat waktu lebih dari 60%

(35)

10. Rata-rata masa tunggu kerja pertama dari lulusan program studi S1 kurang dari 1 tahun 8. Dokumen Terkait Standar ini harus dilengkapi dengan form penyusunan

kompetensi lulusan.

9. Referensi a. Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kulifikasi Nasional Indonesia.

d. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

e. Permendikbud nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi.

f. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan.

g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

(36)

STANDAR

PROSES PEMBELJARAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

(37)

1. Visi, Misi dan Tujuan

Universitas Kristen Papua

Visi Universitas Kristen Papua:

“Menjadi Universitas Unggul dalam Penyelenggaraan Pendidikan Konteks Papua.”

Misi Universitas Kristen Papua:

a. Menyelenggarakan pendidikan (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) guna memenuhi tuntutan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pendidikan akademik untuk mendukung pembangunan di tanah Papua yang dilandasi kepedulian, kemandirian, kreativitas dan inovatif.

c. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel.

d. Mengembangkan budaya kewirausahaan.

Tujuan Universitas Kristen Papua:

a. Tujuan Umum

Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada

(38)

Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong adalah menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Tujuan Khusus

1. Menyiapkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan/atau kesenian.

2. Menyiapkan peserta didik yang memiliki

profesionalisme dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern.

3. Menyiapkan peserta didik yang mampu

menterjemahkan konsep-konsep dan/atau tugas- tugas pengabdian di masyarakat.

4. Mewujudnyatakan masyarakat Papua, menjadi masyarakat modern.

2. Rasional Standar Proses

Pembelajaran

Dalam meningkatkan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini berubah menjadi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melakukan berbagai upaya, diantaranya dengan melakukan pembenahan sistem pengelolaan perguruan tinggi, melakukan berbagai lokakarya maupun menerbitkan berbagai buku atau

(39)

dokumen yang terkait. Adapun pada saat ini setidaknya terdapat 3 kegiatan yang telah dilakukan oleh Dikti, tentunya terkait dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu:

1) Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) 2) Akreditasi Perguruan Tinggi.

3) Penjaminan Mutu (Quality Assurance).

Sebagai universitas yang memiliki visi menjadi universitas yang unggul, maka sistem penjaminan mutu merupakan sebuah keharusan yang diterapkan.

Penerapan itu merupakan komitmen Universitas Kristen Papua untuk membangun dan mengembangkan pendidikan yang bermutu demi menghasilkan lulusan yang sesuai standar pendidikan yang pada gilirannya lulusan tersebut mampu mengembangkan bidang ilmu dan menciptakan lapangan kerja.

Penerapan mutu yang sejak awal dilakukan juga secara langsung akan menuntut setiap dosen dan pegawai serta mahasiswa untuk secara kreatif melaksanakan dan mengembangkan sistem penjaminan mutu internal melalui proses input, porses, output dan outcomenya.

Dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan, UKIP telah menyiapkan berbagai dokumen terkait SNP diantaranya dokumen standar proses pembelajaran dimana dalam dokumen tersebut perlu ditetapkan standar mutunya, yaitu:

(40)

1). Standar Perencanaan Proses Pembelajaran 2) Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran 3). Standar Pengawasan proses Pembelajaran 3. Pihak yang

Bertanggung jawab untuk Mencapai Standar Proses

Pembelajaran

a. Rektor b. Dekan

c. Ketua Program Studi d. Mahasiswa

4. Definisi Istilah a. Student Centered Learning (SCL) adalah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.

b. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

c. RPS adalah Rencana Pembelajaran Semester yang disusun oleh dosen baik secara mandiri maupun bersama dalam kelompok keahlian tertentu paling sedikit memuat: a) nama program studi; b) capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah; c) kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran; d) bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; e) metode pembelajaran; f) waktu yang disediakan pada tiap tahap pembelajaran; g) pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; h) kriteria, indikator dan bobot penilaian;

dan i) daftar referensi yang digunakan.

(41)

d. Manajemen kelas adalah perencanaan pembelajaran dalam pengelolaan jadwal termasuk pengaturan perkuliahan.

e. Kartu Rencana Studi (KRS) adalah borang pengisian matakuliah yang direncanakan oleh mahasiswa setiap semester.

f. Kartu Hasil Studi (KHS) adalah borang hasil studi mahasiswa dalam setiap semester.

g. Berita Acara Perkuliahaan (BAP) adalah borang pengisian kegiatan pelaksanaan perkuliahan setiap tatap muka.

h. Presensi adalah daftar hadir dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran untuk setiap matakuliah.

i. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa adalah penilaian kinerja dosen oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran.

j. Proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam pembelajaran :

1. Ranah kognitif (learning to know) : kemampuan yang yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran, atau pikiran,

2. Ranah afektif (learning to be) : kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran,

3. Ranah psikomotorik (learning to do) :

kemampuan yang mengutamakan ketrampilan

(42)

jasmani,

4. Ranah kooperatif (learning to live together) : kemampuan untuk bekerjasama.

k. Stakeholder (pengguna lulusan), adalah dari sektor industri atau produksi, masyarakat luas, pemerintah maupun kalangan perguruan tinggi sendiri.

l. Proses pembelajaran yang bersifat interaktif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.

m. Proses pembelajaran yang bersifat holistic adalah proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.

n. Proses pembelajaran yang bersifat interaktif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.

o. Proses pembelajaran yang bersifat saintifik adalah proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.

(43)

p. Proses pembelajaran yang bersifat kontekstual adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.

q. Proses pembelajaran yang bersifat tematik adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengankarakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.

r. Proses pembelajaran yang bersifat efektif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.

s. Proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

t. Proses pembelajaran yang bersifat berpusat pada mahasiswa adalah capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian

(44)

dalam mencari dan menemukan pengetahuan 5. Pernyataan

Standar Proses

Pembelajaran

1. Dosen dalam menyelenggarakan proses pembelajaran harus bersifat interaktif, holistic, integrative, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa.

2. Dosen dalam menyelenggarakan proses pembelajaran harus mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian,

dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

3. Dosen dalam perencanaan proses pembelajaran harus membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.

4. Dosen dalam membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) paling sedikit memuat:

a. nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;

b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;

c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;

(45)

e. metode pembelajaran;

f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;

g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan i. daftar referensi yang digunakan.

5. Dosen dalam membuat Rencana pembelajaran semester (RPS) wajib ditinjau dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Program Studi dalam melaksanakan proses pembelajaran harus berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu atau kondusif.

7. Dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran di setiap mata kuliah harus dilaksanakan sesuai Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang telah dibuat oleh Dosen.

8. Dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Penelitian.

9. Dosen dalam melaksankan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

10. Dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran

(46)

melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

11. Dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah, meliputi: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

12. Program Studi dan Dosen wajib membuat bentuk pembelajaran berupa: kuliah, responsi dan tutorial, seminar, praktikum, praktik bengkel atau praktik lapangan bagi setiap matakuliah.

13. Program Studi wajib menambah bentuk pembelajaran berupa penelitian, pengabdian kepada masyarakat, perancangan, atau pengembangan dibawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman otentik, serta meningkatkan kesejahteran masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa dan daya saing bangsa.

14. Program Studi dalam melaksanakan proses pembelajaran efektif harus paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester

(47)

dan ujian akhir semester dalam satu semester.

15. Program Studi dalam menyelenggarakan semester antara/pendek wajib paling sedikit 8 (delapan) minggu dengan beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (Sembilan) sks dan sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

16. Program Studi Sarjana wajib menyelesaikan studi paling lama 7 (tujuh) tahun akademik dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 sks.

17. Program Studi Magister wajib menyelesaikan studi paling lama 4 (empat) tahun akademik dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 sks.

18. Program Studi Doktor wajib menyelesaikan studi paling lama 7 (tujuh) tahun akademik dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 42 sks.

19. Dosen dalam proses pembelajaran wajib mengadakan tatap muka perkuliahan 16 kali perminggu termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

20. Dosen wajib membuat Diktat/Bahan Ajar bagi mahasiswa sebagai pegangan bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran.

21. Dosen wajib mengadakan ujian tengah semester dan ujian akhir semester dalam satu semester berjalan sesuai kalender akademik.

22. Mahasiswa wajib mengikuti proses pembelajaran tatap muka perkuliahan 12 kali sebagai syarat mengikuti ujian akhir semester.

6. Strategi Pencapaian

1. Dekan dan Kaprodi mensosialisasikan standar

(48)

Standar proses pembelajaran kepada seluruh dosen.

2. Mengadakan workshop tentang cara pembuatan RPS.

3. Mengadakan seminar tentang “Metode Pembelajaran yang Efektif.”

7. Indikator Ketercapaian Standar

1. Adanya RPS bagi setiap matakuliah

2. Adanya pedoman dalam proses pembelajaran 3. Memiliki Berita Acara Perkuliahan

4. Daftar absen mahasiswa 5. Berta Acara nilai mahasiswa 8. Dokumen Terkait 1. Format RPS

2. Pedoman proses pembelajaran 3. Pedoman Peninjauan Kurikulum 4. Peraturan Akademik

9. Referensi a. Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

b. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kulifikasi Nasional Indonesia

c. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

d. Permendikbud nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi

(49)

e. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

f. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi yang dikeluarkan oleh Tim Kurikulum dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014.

g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

(50)

STANDAR

PENILAIAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

(51)

1. Visi, Misi dan Tujuan

Universitas Kristen Papua

Visi Universitas Kristen Papua:

“Menjadi Universitas Unggul dalam Penyelenggaraan Pendidikan Konteks Papua.”

Misi Universitas Kristen Papua:

a. Menyelenggarakan pendidikan (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) guna memenuhi tuntutan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pendidikan akademik untuk mendukung pembangunan di tanah Papua yang dilandasi kepedulian, kemandirian, kreativitas dan inovatif.

c. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel.

d. Mengembangkan budaya kewirausahaan.

Tujuan Universitas Kristen Papua:

a. Tujuan Umum

Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong adalah

(52)

menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Tujuan Khusus

5. Menyiapkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan/atau kesenian.

6. Menyiapkan peserta didik yang memiliki

profesionalisme dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern.

7. Menyiapkan peserta didik yang mampu

menterjemahkan konsep-konsep dan/atau tugas- tugas pengabdian di masyarakat.

8. Mewujudnyatakan masyarakat Papua, menjadi masyarakat modern.

2. Rasional Standar Penilaian

Pembelajaran

Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) pasal 18 ayat (1) menyebutkan bahwa standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran. Selain itu dalam ayat (2) menyebutkan cakupan dari penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: a) prinsip penilaian; b) teknik dan istrumen penilaian; c)

(53)

mekanisme dan prosedur penilaian; d) pelaksanaan penilaian; e) pelaporan penilaian; dan f) kelulusan mahasiswa. Dengan pertimbangan yang didasari pada Permendikbut tersebut maka UKIP melalui LPMI menetapkan standar penilaian pendidikan yang akan menjadi pedoman dan tolok ukur bagi pimpinan universitas, pimpinan fakultas, ketua program studi, dan dosen yang bertanggung jawab dalam perannya sebagai penilai proses pembelajaran dan hasil belajar.

3. Pihak yang Bertanggung jawab untuk Mencapai Standar Penilaian

Pembelajaran

a. Rektor sebagai pimpinan universitas b. Dekan sebagai pimpinan fakultas

c. Ketua program studi sebagai pimpinan program studi

d. Dosen e. Mahasiswa

4. Definisi Istilah 1. Dosen adalah tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus diangkat dengan tugas utama melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap

2. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di UKIP.

3. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk menentukan pencapaian hasil pembelajaran mahasiswa.

4. Penilaian Hasil Studi adalah ukuran untuk menentukan kemajuan dan keberhasilan studi

(54)

mahasiswa dalam setiap semester.

5. Ujian adalah kegiatan evaluasi keberhasilan belajar bagi mahasiswa yang dilakukan untuk setiap mata kuliah yang diikutinya.

6. Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ujian yang dilaksanakan pada pertengahan semester, baik dalam bentuk ujian tulis maupun ujian lisan.

7. Ujian Akhir Semester (UAS) adalah ujian yang dilaksanakan pada akhir semester, baik dalam bentuk ujian tulis maupun ujian lisan.

8. Tugas Akhir adalah matakuliah penutup dari kurikulum program studi berupa tugas mandiri yang wajib dilaksanakan bagi setiap mahasiswa.

9. Yudisium/Kelulusan adalah mahasiswa dinyatakan lulus studinya apabila telah menyelesaikan seluruh beban studi kumulatif, sebagaimana dipersyaratkan dalam kurikulum masing-masing program studi.

10. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program.

11. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minimal 16 (enam belas) minggu.

12. Satu satuan kredit semester, selanjutnya disebut 1 (satu) sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh

(55)

selama 1 (satu) semester melalui 3 (tiga) kegiatan per minggu meliputi 50 (lima puluh) menit tatap muka terjadwal (perkuliahan), 60 (enam puluh) menit kegiatan terstruktur dan 60 (enam puluh) menit kegiatan mandiri, atau 100 (seratus) menit praktikum, atau 240 (dua ratus empat puluh) menit kerja lapangan.

13. Indeks Prestasi (IP) adalah ukuran kemampuan mahasiswa yang dapat dihitung berdasarkan jumlah sks matakuliah yang diambil dikalikan dengan nilai bobot masing masing matakuliah dibagi dengan jumlah seluruh sks matakuliah yang diambil pada semester tersebut.

14. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada periode waktu tertentu yang dapat dihitung berdasarkan jumlah sks matakuliah yang diambil sampai pada periode waktu tertentu dikalikan dengan nilai bobot masing masing matakuliah dibagi dengan seluruh sks matakuliah yang diambil.

15. Evaluasi kemajuan studi mahasiswa adalah kriteria penilaian yang dilakukan secara bertahap terhadap pencapaian IPK untuk menentukan mahasiswa akan mampu melanjutkan studi atau dihentikan statusnya sebagai mahasiswa.

16. Prinsip penilaian edukatif adalah penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu: a.

memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan b.

meraih capaian pembelajaran lulusan.

(56)

17. Prinsip penilaian otentik adalah penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

18. Prinsip penilaian objektif adalah penilaian yang didasarkan pada standar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.

19. Prinsip penilaian akuntabel adalah penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.

20. Prinsip penialian transparan adalah penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

5. Pernyataan Standar Penilaian Pembelajaran

1. Dosen dalam memberikan penilaian harus mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

2. Teknik penilaian oleh Dosen harus terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.

3. Instrumen penilaian oleh dosen harus terdiri atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.

4. Dosen dalam melaksanakan mekanisme penilaian harus terdiri atas: menyusun, menyampaikan,

(57)

menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran.

5. Dosen dalam melaksanakan proses penilaian harus sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian.

6. Dosen wajib memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa.

7. Prodi dan Dosen wajib mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

8. Dosen dalam melaksanakan prosedur penilaian harus mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir sesuai dengan rencana pembelajaran.

9. Dosen atau tim dosen dalam pelaksanaan penilaian harus dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran dengan mengikutsertakan mahasiswa dan/atau pemangku kepentingan yang relevan.

10. Dosen wajib membuat pelaporan penilaian keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah dengan kualifikasi huruf A,B,C,D dan E.

11. Dosen wajib mengumumkan hasil penilaian kepada mahasiswa setelah satu tahap

pembelajaran sesuai dengan rencana

(58)

pembelajaran.

12. Program Studi dalam membuat Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester harus dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS) dan akhir program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).

13. Mahasiswa program sarjana UKiP dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00.

14. Mahasiswa program pascasarjana UKiP dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00.

15. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dan telah diwusuda berhak mendapatkan Ijasah dan gelar sebagai hak bagi mahasiswa.

16. Program Studi dalam melaksanakan Sidang Tugas Akhir harus dilakukan oleh 2 dosen penguji dan 2 dosen pembimbing yang telah memiliki jabatan fungsional.

17. Mahasiswa yang mengikuti ujian Tugas Akhir harus memperoleh nilai minimal rata-rata 70 untuk dinyatakan lulus.

6. Strategi Pencapaian

a. Pimpinan universitas menyelenggarakan koordinasi

(59)

Standar dengan para dekan dan kaprodi secara berkala.

b. Dekan dan ketua program studi menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan untuk dosen yang berkaitan dengan metode dan mekanisme penilaian, prosedur penilaian, dan instrumen penilaian.

c. Mengintegrasikan data hasil penilaian kedalam Sistem Informasi Akademik universitas.

7. Indikator Ketercapaian Standar

1. Adanya pedoman penilaian universtas 2. Adanya Berita Acara UAS

3. Adanya KHS mahasiswa 8. Dokumen Terkait 1. Pedoman Penilaian

2. Pedoman Ujian Tugas Akhir

9. Referensi a. Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

b. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kulifikasi Nasional Indonesia

c. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional d. Permendikbud nomor 73 tahun 2013 tentang

Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi

e. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan

f. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi yang

(60)

dikeluarkan oleh Tim Kurikulum dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

STANDAR

DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA

(61)

1. Visi, Misi dan Tujuan

Universitas Kristen Papua

Visi Universitas Kristen Papua:

“Menjadi Universitas Unggul dalam Penyelenggaraan Pendidikan Konteks Papua.”

Misi Universitas Kristen Papua:

a. Menyelenggarakan pendidikan (pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) guna memenuhi tuntutan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program pendidikan akademik untuk mendukung pembangunan di tanah Papua yang dilandasi kepedulian, kemandirian, kreativitas dan inovatif.

c. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang profesional dan akuntabel.

d. Mengembangkan budaya kewirausahaan.

Tujuan Universitas Kristen Papua:

a. Tujuan Umum

Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada Universitas

(62)

Kristen Papua (UKiP) Sorong adalah menyiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Tujuan Khusus

1. Menyiapkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan/atau kesenian.

2. Menyiapkan peserta didik yang memiliki

profesionalisme dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi modern.

3. Menyiapkan peserta didik yang mampu

menterjemahkan konsep-konsep dan/atau tugas- tugas pengabdian di masyarakat.

4. Mewujudnyatakan masyarakat Papua, menjadi masyarakat modern.

2. Rasional Standar

Dosen dan Tendik Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 38 disebutkan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

(63)

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Lebih lanjut dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, secara tegas menggunakan istilah dosen untuk merujuk pada pengertian pendidik pada jenjang pendidikan tinggi.

Dalam Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 1 angka 14 menyebutkan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama dosen mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada Permendikbud yang sama pada pasal 1 angka 15 menyebutkan bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik informasi.

Dalam konteks hubungan input- proses-output dan outcome pada system pendidikan tinggi, dosen dan tenaga kependidikan merupakan sumberdaya manusia yang penting tugas dan perannya dalam menjalankan proses pada system tersebut. Agar dosen dan tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik diperlukan standar dosen dan tenaga kependidikan yang baik.

Dengan pertimbangan hal hal tersebut maka

Referensi

Dokumen terkait

Berkah Fajar Tamtomo Kiono (ScopusID: 53063327400) Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Nara sumber jero balian mengenal semua spesies tanaman obat (47 spesies), nara sumber masyarakat bali setempat mengenal 40 spesies dari 47 tanaman obat dan pedagang ceraken di

Maksud data sekunder ini di gunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa banyak adanya kepemilikan tanah pertanin secara absentee serta untuk mengetahui

Gerindo Investa Internasional yang terletak di Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya (DH. Desa Tebing Tinggi Okura Kecamatan Bukit Raya) Kota Pekanbaru Provinsi

Untuk Desa Warialau, strategi pengelolaan yang diterapkan dalam aturan seperti sasi cukup baik, namun ada beberapa tambahan yaitu: (1).Pengayaan stok teripang di habitat alaminya

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN INTERNALISASI NILAI KARAKTER SISWA MELALUI TEKNIK INKUIRI NILAI DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi mempunyai unsur pemahaman praanggapan yang terdiri dari tiga yaitu

Tetapi di dalam hasil penelitian ada beberapa nilai intensitas penerangan yang berbanding lurus dengan skor kelelahan mata tenaga kerja, hal ini dikarenakan kondisi mata