• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M) PELAYANAN SKRINING KELAINAN REFRAKSI PADA SISWA SMP IV PETANG, BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M) PELAYANAN SKRINING KELAINAN REFRAKSI PADA SISWA SMP IV PETANG, BALI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M)

PELAYANAN SKRINING KELAINAN REFRAKSI PADA SISWA SMP IV PETANG, BALI

TIM PENGUSUL

Ketua: dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM (K) Anggota : Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K)

dr. Ariesanti T Handayani, SpM (K) dr. Ni Made Ari Suryathi, M.Biomed, SpM

UNIT PENGABDIAN PADA MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2018

Skema: Pelayanan Kesehatan

(2)

Lembar Pengesahan

1. Judul : Pelayanan Skrining Kelainan Refraksi Pada Siswa SMP IV Petang,Bali

2. Ketua Pelaksana :

a. Nama Lengkap : dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K)

b. NIDN : 8852510016

c. NIP : 195604201982122001

d. Pangkat/Golongan : IV D

e. Jabatan Fungsional : Dokter Mata

f. Program Studi/Jurusan : Ilmu Kesehatan Mata (IK Mata) g. Fakultas : Kedokteran

h. Nomor HP : 081337314911

i. Email : sukartinidjelantik@gmail.com 3. Jumlah Personalia : 4 orang

4. Bentuk Kegiatan : Pelayanan Kesehatan Mata 5. Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) hari

6. Tempat : SMP Negeri IV Petang, Bali 7. Biaya : Rp 10.000.000 ,00

Denpasar, 6 Desember 2018 Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Pelaksana

Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K) dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K) NIP: 197510172006042001 NIP: 195604201982122001

Menyetujui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B. Sp.OT (K) NIP: 196607091994121001

(3)

RINGKASAN

Pelayanan Skrining Kelainan Refraksi Pada Siswa SMP IV Petang, Bali

Kelainan refraksi adalah penyebab tertinggi gangguan penglihatan dan merupakan penyebab tertinggi kedua kebutaan di dunia. Penderita gangguan penglihatan termasuk kebutaan karena kelainan refraksi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 108 juta orang.

Kelainan refraksi merupakan penyebab tertinggi kebutaan setelah katarak.

Prevalensi kelainan refraksi pada anak usia 11-15 tahun yaitu 5,3%. Skrining kelainan refraksi diperlukan pada anak usia 11-15 tahun untuk mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini. Usia 11-15 tahun merupakan usia yang penting dilakukan skrining karena pada umur ini pertumbuhan bola mata sudah mulai stabil. Siswa SMP berada pada rentang umur 11-15 tahun sehingga skrining pada siswa SMP merupakan program yang cost-effective.

Perkembangan teknologi saat ini sudah mencapai wilayah pedesaan. Tugas-tugas dan proses belajar mengajar dewasa ini sudah banyak menggunakan komputer, smart phone, dan gadget. Hal ini mengakibatkan aktivitas melihat dekat meningkat dan kejadian kelainan refraksi juga meningkat.

SMP IV Petang merupakan salah satu SMP di Kabupaten Badung yang terletak di wilayah pedesaan (rural area). SMP ini berjarak 45 menit daari pusat kota dan pelayanan kesehatan mata. Wilayah pedesaan dimana lebih sedikit bersentuhan dengan kehidupan modern bukan berarti bebas dari kelainan refraksi. Jaman digital seperti saat ini, teknologi sudah banyak masuk ked ea sehingga berisiko terhadap kejadian kelainan refraksi.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi mata adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus jatuh tepat diretina. Kelainan refraksi ini dapat mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Pada keadaan normal, bayangan dapat fokus jatuh tepat di retina sehingga penglihatan menjadi tajam dan jelas.

Kelainan refraksi terjadi hampir di semua wilayah pedesaan dan perkotaan. Tidak ada prevalensi yang berbeda secara signifikan antara laki – laki dan perempuan. Angka kejadian kelainan refraksi mata di Indonesia cukup tinggi yakni sekitar 22,1%. Seiring dengan peningkatan kualitas hidup, masalah penglihatan yang terjadi tidak hanya katarak, namun kelainan refraksi mata perlahan mulai menunjukkan peningkatan. Penggunaan gadget, televisi, komputer, laptop, meningkatnya pekerjaan jarak dekat merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan kelainan refraksi mata. Tidak hanya orang dewasa, namun kelainan refraksi mata dapat terjadi pada anak-anak. Selain faktor genetika yang memiliki peranan, faktor gaya hidup juga memegang peranan penting pada progresifitas kelainan refraksi ini.

Ada beberapa macam kelainan refraksi mata. Kelainan refraksi mata yang paling umum ditemukan adalah myopia atau rabun jauh, hipermetropia atau rabun dekat, astigmatisma, presbiopia. Keadaan myopia adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh di depan retina. Gejala yang muncul adalah kabur melihat jauh, namun jelas jika melihat dekat. Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata minus. Keadaan hipermetropia adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh di belakang retina. Gejala yang muncul adalah kabur melihat dekat dan jauh, cepat lelah jika membaca dekat.

Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata plus.

Keadaan astigmatisma adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh pada titik yang berbeda di retina. Gejala yang muncul adalah garis lurus yang tampak bengkok, tulisan menjadi dobel dan berbayang. Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata silinder. Keadaan presbiopia adalah berkurangnya kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan proses penuaan, dan biasanya terjadi pada usia

(5)

lebih dari 40 tahun. Gejala yang uncul adalah kesukaran membaca dan melakukan pekerjaan dekat, seperti memasukkan benang ke dalam jarum. Penanganan kelainan refraksi ini dengan kacamata plus.

Seseorang yang memiliki gangguan penglihatan seperti kabur saat melihat jauh dan atau dekat, penglihatan berbayang, mata sering terasa lelah, kelopak mata dan dahi terasa berat, sering berkedip, sering sakit kepala, sebaiknya melakukan pemeriksaan apakah terjadi suatu kelainan refraksi. Penanganan yang apat dilakukan adalah penggunaan kacamata, lensa kontak, atau LASIK. Beberapa kesalahpahaman yang sering muncul di masyarakat terkait dengan kelainan refraksi mata ini adalah bahwa penggunaan kacamata akan menimbulkan ketergantungan. Hal seperti ini harus diluruskan, bahwa kacamata bukanlah alat yang bisa menyebabkan ketergantungan, namun merupakan alat bantu agar mata dapat melihat lebih jelas sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.

Kelainan refraksi merupakan penyebab tertinggi kebutaan setelah katarak.

Prevalensi kelainan refraksi pada anak usia 11-15 tahun yaitu 5,3%. Skrining kelainan refraksi diperlukan pada anak usia 11-15 tahun untuk mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini. Usia 11-15 tahun merupakan usia yang penting dilakukan skrining karena pada umur ini pertumbuhan bola mata sudah mulai stabil. Siswa SMP berada pada rentang umur 11-15 tahun sehingga skrining pada siswa SMP merupakan program yang cost-effective.

1.2. Rumusan Masalah

Kelainan refraksi mata merupakan gangguan yang sering pada anak SMP.

Banyaknya tugas yang membutuhkan bantuan komputer, laptop menyebabkan banyak kegiatan sekolah berhubungan dengan komputer. terjadi masyarakat. Penanganan kelainan refraksi pada mata biasanya dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, ataupun prosedur tindakan bedah LASIK. Dalam upaya untuk mengetahui kesehatan mata dan memberikan pelayanan kesehatan mata yang terjadi akibat kelainan refraksi, maka dipandang perlu untuk melakukan pelayanan kesehatan mata di SMP.

SMP Negeri III Petang, Bali merupakan sekolah yang terletak di daerah pedesaan (rural area). Jarak dari SMP Negeri III Petang ke sentral pelayanan kesehatan mata

(6)

kurang lebih 45 menit. Tugas-tugas yang banyak berhubungan dengan komputer selama proses belajar mengajar meningkatkan aktifitas dekat dan menyebabkan kelainan refraksi meningkat jumlahnya.

BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH

2.1. Tujuan Kegiatan

1. Memberikan informasi atau pengetahuan yang sistematis kepada anak-anak SMP Negeri IV Petang mengenai kelainan refraksi mata.

2. Memeriksa kesehatan mata anak terutama untuk kelainan refraksi. Pada pemeriksaan ini akan diinformasikan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan refraksi mata, sehingga diharapkan pasien menghindari faktor risiko terjadinya kelainan refraksi mata.

2.2. Manfaat Kegiatan

1. Meningkatnya pengetahuan atau wawasan anak-anak SMP Negeri IV Petang tentang kelainan refraksi mata.

2. Memberi edukasi bahwa kelainan refraksi yang diderita merupakan kondisi yang dapat diterapi dengan menggunakan kacamata.

(7)

BAB III

KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN

3.1. Khalayak Sasaran Strategis

Anak-anak SMP Negeri IV Petang kelas I-III

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

4.1. Metode Pelaksanaan

Persiapan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan mata dimulai dari berkordinasi mengenai topik yang akan diangkat., persiapan dalam hal penguasaan materi penyuluhan dan cara penyampaiam materi. Penguasaan materi dilakukan dengan cara membaca referensi yang didapatkan dari buku dan internet. Media penyuluhan berupa handout yang akan dipresentasikan menggunakan LCD Projector

MASALAH

ANGKA KEJADIAN KELAINAN REFRAKSI MATA MASIH TINGGI

HASIL

MENINGKATNYA PENGETAHUAN ANAK-ANAK SMP MENGENAI KELAINAN REFRAKSI MATA

PELAKSANAAN KEGIATAN :

PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KELAINAN REFRAKSI MATA

(8)

4.2. Metode, Tempat Dan Waktu Penyuluhan

Mengacu pada sasaran yang ditetapkan di atas maka metode yang digunakan adalah pendekatan berdasarkan kelompok berupa:

1. Penyampaian materi penyuluhan 2. Diskusi dan tanya jawab

3. Pemeriksaan kesehatan mata dan pembagian obat tetes mata gratis Kegiatan dilakukan di aula SMP Negeri IV Petang.

No. Kegiatan Bulan

Agustus September Oktober Penyusunan Proposal

Persiapan

Pelaksanaan Kegiatan

4.3. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Mata

No Waktu Kegiatan Metode Media Pelaksana

1 07.45–

08.00

Persiapan ruangan, LCD, persiapan materi

- - dr. Made Ari

2 08.00- 08.20

Pemberian materi mengenai kelainan refraksi mata (miopia, hipermetropia, astigmatisme)

Diskusi Slide dr. Made Ari

& dr. AA Sukartini, SpM (K)

3 08.20- 09.00

Tanya jawab Diskusi Slide + Tanya Jawab Lisan

dr. Ariesanti, SpM (K)

4 09.00- 12.00

Pemeriksaan Kesehatan Mata

Pelayanan Pemeriksaan dr. AA Mas, SpM (K)

(9)

BAB V LAPORAN AKHIR

I. TanggalPelaksanaan : Sabtu, 6 Oktober 2018

II. Lokasi : SMP Negeri IV Petang

III. Pelaksana : P2M Prodi Ilmu Kesehatan Mata Universitas Udayana

IV. JumlahPasien : 117 orang

V. Pelaksana :

1. dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K) 2. Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K) 3. dr. Ariesanti T Handayani, SpM (K)

4. dr. Ni Made Ari Suryathi, M.Biomed, SpM VI. Jenis Kegiatan:

1. Ceramah Kesehatan Mata 2. Pemeriksaan Kesehatan Mata 3. Kuisioner kesehatan mata

VII. Anggaran Biaya: Terlampir

(10)

SMP NEGERI IV PETANG

Sekolah Menengah Pertama Negeri IV Petang merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Badung yang memiliki 194 siswa yang terdiri dari 105 siswa laki-laki dan 89 siswa perempuan. Jumlah staf pengajar saat ini sebanyak 18 orang.

SMPN IV Petang beralamat di Br. Anggungan, kelurahan Carangsari, Petang dan didirikan pada tanggal 14 Juli 2008 dengan SK Pendirian Sekolah: 2433/02/IIK/2008.

Sekolah ini dibangun diatas tanah seluas 885 m2 dan memiliki 9 ruang kelas dan 1 ruang laboratorium. Sekolah ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan.

Pada pelayanan kesehatan yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2018 dilakukan pemeriksaan pada 116 orang siswa dan ditemukan 106 siswa dengan Emetropia, 10 siswa dengan myopia, dan 3 siswa diantaranya menderita ambliopia. Skrining dan pemeriksaan kesehatan mata dapat memberikan bantuan penatalaksanaan bagi siswa yang membutuhkan.

(11)

Rekapan Pasien Ceramah dan Pelayanan Kesehatan Mata (6 Oktober 2018)

No Nama Visus Diagnosa

OD OS

1 Adi Andika I Made 6/6. 6/6. Emetropia

2 Amerta Yoga Gede 6/6. 6/6. Emetropia

3 Andika Arta I Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

4 Aris Trijayanti Ni

Komang 6/6. 6/6. Emetropia

5 Awidya Putra I Made 6/6. 6/6. Emetropia

6 Ayu Trisna Sari Ni

Ketut 6/6. 6/6. Emetropia

7 Bagus Andika Putra I

Dewa 6/6. 6/6. Emetropia

8 Bayu Putra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

9 Belin Andari Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

10 Deni Putra Kartika 6/21 ph 6/12 6/18 ph 6/12

ODS Miopia Astigamtisma

Compositus

11 Dyarta I Ketut 6/6. 6/6. Emetropia

12 Dwi Kumalayanti Ni

Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

13 Intan Maharani Ida Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

14 Kori Astiti Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia

15 Mirah Mahaswari Ida

Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

16

Munang Artha Wididana I Gusti Ngurah

6/6. 6/60 ph 6/45 OS Myopia Simpleks + susp ambliopia 17 Putra Wijaya I Gusti

Ngurah Putu 6/6. 6/6. Emetropia

18 Putri Adelia Widyanti

Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

19 Swartana I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

20 Suma Nanda I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

21 Sumiantara I Komang 6/6. 6/6. Emetropia

22 Triastini NI Putu 6/7.5 ph 6/6 6/7.5 ph 6/6 23 Winda Winata Dewi Ni

Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

24 Abel Ni Ketut 6/6. 6/6. Emetropia

25 Adelia Ananda 6/6. 6/6. Emetropia

26 Adit Darma Putra I

Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

(12)

27 Alit Dirgayusa I

Komang 6/6. 6/6. Emetropia

28 Artini Ni Komang 6/6. 6/6. Emetropia

29 Ayu Trisnayanti Ni

Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia

30 Dwi Oktaviani 6/6. 6/6. Emetropia

31 Eka Damayanti Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

32 Eka Pratiwi Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

33 Elly Astini Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

34 Erik Setiawan I Made 6/6. 6/6. Emetropia

35 Feri Ariawan I Made 6/6. 6/6. Emetropia

36 Kariani Ni Ketut 6/6. 6/6. Emetropia

37 Kasih Artana I Made 6/6. 6/6. Emetropia

38 Mahendra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

39 Noviani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

40 Parta Yadnya I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

41 Putri Lestari Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia

42 Rama Jonathan 6/6. 6/6. Emetropia

43 Sugiarta I Gede 6/6. 6/6. Emetropia

44 Widya Putra I Komang 6/6. 6/6. Emetropia

45 Yesiyani Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

46 Yuliati Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia

47 Yoga Agastya I Made 6/7.5 ph 6/6 6/7.5 ph 6/6 ODS Myopia simpleks

48 Adi Raditya I Made 6/6. 6/6. Emetropia

49 Adi Suarya I Gst Made 6/6. 6/6. Emetropia

50 Agus Ariyana I Komang 6/6. 6/6. Emetropia

51 Alan Andika Putra I

Made 6/7.5 ph 6/6 6/6. OD Myopia simpleks

52 Alit Mahendra I Gusti

Ngurah Agung 6/6. 6/6. Emetropia

53 Ari Pratiwi I Gusti

Agung 6/6. 6/6. Emetropia

54 Ari Wulandari I Dewa

Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

55 Astifani I Made 6/6. 6/6. Emetropia

56 Ayu Artini Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

57 Bramanda Putra AA

Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia

58 Dika Mahendra Putra 6/6. 6/6. Emetropia

59 Dwi Bagastia Putra I

Made 6/6. 6/6. Emetropia

60 Mario Fransisco Solano

Sogen 6/6. 6/6. Emetropia

61 Nanda Aditya I Putu

Gede 6/6. 6/6. Emetropia

(13)

62 Nia Lestari Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

63 Pariarta I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

64 Pradnya Dewi I Gusti

Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

65 Rangga Mahesa I Gusti

Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia

66 Rian Arinaya I Komang 6/6. 6/6. Emetropia

67 Rista Maseni Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia

68 Rita Dyanthi Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia

69 Riva Guna I Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

70 Vidya Widiantari I

Gusti Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

71 Alit Antara I Gusti

Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia

72 Alvin Ary Satya I

Komang 6/6. 6/6. Emetropia

73 Ari Parwata I Nyoman 6/7.5 6/6. OD Miopia Astigmatisma simpleks

74 Asti Kemala Sari Luh

Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

75 Ayu Agustini Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia

76 Dela Apriani Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia

77 Dyah Purnama Dewi I

Gst Agung 6/6. 6/6. Emetropia

78 Giri Nata I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

79 Guanayasa I Made 6/6. 6/6. Emetropia

80 Hera Yanti NI Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

81 Iin Sulityadewi I Gusti

Ayu 6/6. 6/6. Emetropia

82 Indriani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

83 Juli Arthawan I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

84 Krisna Wijaya I ketut 6/6. 6/6. Emetropia

85 Lina Frayanti Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

86 Nada Cahyadi Putra I

Ketut 6/6. 6/6. Emetropia

87 Perdi Saputra I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

88 Prami A A Istri 6/6. 6/6. Emetropia

89 Rai Saputra Wisnawa I Made

6/60 PH 6/18.

6/7.5 DK 6/60 PH 6/30

OD MAC. OS Myopia Simpleks + susp

ambliopia 90 Rani Swastini Ni Made 6/60 PH 6/45 6/60 PH 6/9 ODS MAS + Susp

Ambliopia 91 Respa Uma Jonanta I

Komang 6/6. 6/6. Emetropia

92 Sinta Dewi Ida Ayu

Made 6/6. 6/6. Emetropia

(14)

93 Surya Adi Nata I Made 6/6. 6/6. Emetropia 94 Agus Bujangga Yasa I

Made 6/6. 6/6. Emetropia

95 Ardiani Ni Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia

96 Ary Saputra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

97 Arya Bagaskara I Gst

Ngr 6/6. 6/6. Emetropia

98 Ayu Anggreni Ni

Komang 6/6. 6/6. Emetropia

99 Ayu Ulantini I Gst 6/6. 6/6. Emetropia

100 Bagus Tirta Yoga I

Nyoman 6/7.5 PH 6/6 6/9 PH 6/7.5 ods MAC

101 Dwi Ningsih Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

102 Dwi Sandita Sari Ni

Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

103 Dwipayani Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia

104 Eka Rupa Wijaya I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

105 Kinandana Krisna I Putu 6/6. 6/6. Emetropia

106 Lodri Melani Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia

107 Nia Melayani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia

108 Novi Nabila Ni Putu

6/30 PH 6/12.

6/12 DK

6/30 PH 6/12.

6/7.5 DK ods MAC

109 Oka Sumawardana I

Kadek 6/6. 6/6. Emetropia

110 Rospi Yanda Ni

Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia

111 Sri Wira Repa Santi Ni

Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia

112 Swariawan I Komang 6/6. 6/6. Emetropia

113 Suta Wiweka I Gede 6/6. 6/6. Emetropia

114 Rtri Widyartha I

Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia

115 Wahyu Angga Dita I

Putu 6/6. 6/6. Emetropia

116 Yundari Putri Ni Luh

Putu 6/6. 6/6. Emetropia

(15)

DOKUMENTASI

PEMERIKSAAN MATA

(16)

CERAMAH TENTANG KESEHATAN MATA

(17)

PEMBERIAN KENANG-KENANGAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Walaupun pada menit menit awal pasca operasi pasien belum sadar maksimal namun latihan fisik operasi yang telah kita ajarkan pada responden seperti yang diajarkan saat

Ketahanan Beberapa Jenis Tanaman Terhadap Kadar Amonia (NH 3 ) di Udara dari Industri Pupuk Urea.. Program Pascasarjana

Berdasarkan hasil riset dan diskusi dengan bagian operasi di perguruan tinggi raharja, tentang pengelolaan manajemen aset kendaraan bermotor di Perguruan Tinggi Raharja,

Instalasi Instalasi 100 % staf 100 % staf klinis yang klinis yang memiliki memiliki  jabatan  jabatan struktural telah struktural telah melewati melewati evaluasi evaluasi

Teknik analisis data yaitu dengan wawancara langsung terhadap responden (pegawai negeri sipil yang diberikan pelayanan kepegawaian) mengenai permasalahan pelayanan

Struktur Menu Aplikasi Login Menu Utama Database Umum Perencanaan Proyek Pengendalian Proyek Laporan Perencanaan Proyek Laporan Pengendalian Proyek Databese proyek Database