LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P2M)
PELAYANAN SKRINING KELAINAN REFRAKSI PADA SISWA SMP IV PETANG, BALI
TIM PENGUSUL
Ketua: dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM (K) Anggota : Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K)
dr. Ariesanti T Handayani, SpM (K) dr. Ni Made Ari Suryathi, M.Biomed, SpM
UNIT PENGABDIAN PADA MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA 2018
Skema: Pelayanan Kesehatan
Lembar Pengesahan
1. Judul : Pelayanan Skrining Kelainan Refraksi Pada Siswa SMP IV Petang,Bali
2. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap : dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K)
b. NIDN : 8852510016
c. NIP : 195604201982122001
d. Pangkat/Golongan : IV D
e. Jabatan Fungsional : Dokter Mata
f. Program Studi/Jurusan : Ilmu Kesehatan Mata (IK Mata) g. Fakultas : Kedokteran
h. Nomor HP : 081337314911
i. Email : sukartinidjelantik@gmail.com 3. Jumlah Personalia : 4 orang
4. Bentuk Kegiatan : Pelayanan Kesehatan Mata 5. Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) hari
6. Tempat : SMP Negeri IV Petang, Bali 7. Biaya : Rp 10.000.000 ,00
Denpasar, 6 Desember 2018 Mengetahui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana
Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K) dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K) NIP: 197510172006042001 NIP: 195604201982122001
Menyetujui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B. Sp.OT (K) NIP: 196607091994121001
RINGKASAN
Pelayanan Skrining Kelainan Refraksi Pada Siswa SMP IV Petang, Bali
Kelainan refraksi adalah penyebab tertinggi gangguan penglihatan dan merupakan penyebab tertinggi kedua kebutaan di dunia. Penderita gangguan penglihatan termasuk kebutaan karena kelainan refraksi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 108 juta orang.
Kelainan refraksi merupakan penyebab tertinggi kebutaan setelah katarak.
Prevalensi kelainan refraksi pada anak usia 11-15 tahun yaitu 5,3%. Skrining kelainan refraksi diperlukan pada anak usia 11-15 tahun untuk mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini. Usia 11-15 tahun merupakan usia yang penting dilakukan skrining karena pada umur ini pertumbuhan bola mata sudah mulai stabil. Siswa SMP berada pada rentang umur 11-15 tahun sehingga skrining pada siswa SMP merupakan program yang cost-effective.
Perkembangan teknologi saat ini sudah mencapai wilayah pedesaan. Tugas-tugas dan proses belajar mengajar dewasa ini sudah banyak menggunakan komputer, smart phone, dan gadget. Hal ini mengakibatkan aktivitas melihat dekat meningkat dan kejadian kelainan refraksi juga meningkat.
SMP IV Petang merupakan salah satu SMP di Kabupaten Badung yang terletak di wilayah pedesaan (rural area). SMP ini berjarak 45 menit daari pusat kota dan pelayanan kesehatan mata. Wilayah pedesaan dimana lebih sedikit bersentuhan dengan kehidupan modern bukan berarti bebas dari kelainan refraksi. Jaman digital seperti saat ini, teknologi sudah banyak masuk ked ea sehingga berisiko terhadap kejadian kelainan refraksi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi mata adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus jatuh tepat diretina. Kelainan refraksi ini dapat mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Pada keadaan normal, bayangan dapat fokus jatuh tepat di retina sehingga penglihatan menjadi tajam dan jelas.
Kelainan refraksi terjadi hampir di semua wilayah pedesaan dan perkotaan. Tidak ada prevalensi yang berbeda secara signifikan antara laki – laki dan perempuan. Angka kejadian kelainan refraksi mata di Indonesia cukup tinggi yakni sekitar 22,1%. Seiring dengan peningkatan kualitas hidup, masalah penglihatan yang terjadi tidak hanya katarak, namun kelainan refraksi mata perlahan mulai menunjukkan peningkatan. Penggunaan gadget, televisi, komputer, laptop, meningkatnya pekerjaan jarak dekat merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan kelainan refraksi mata. Tidak hanya orang dewasa, namun kelainan refraksi mata dapat terjadi pada anak-anak. Selain faktor genetika yang memiliki peranan, faktor gaya hidup juga memegang peranan penting pada progresifitas kelainan refraksi ini.
Ada beberapa macam kelainan refraksi mata. Kelainan refraksi mata yang paling umum ditemukan adalah myopia atau rabun jauh, hipermetropia atau rabun dekat, astigmatisma, presbiopia. Keadaan myopia adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh di depan retina. Gejala yang muncul adalah kabur melihat jauh, namun jelas jika melihat dekat. Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata minus. Keadaan hipermetropia adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh di belakang retina. Gejala yang muncul adalah kabur melihat dekat dan jauh, cepat lelah jika membaca dekat.
Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata plus.
Keadaan astigmatisma adalah keadaan dimana bayangan sinar jatuh pada titik yang berbeda di retina. Gejala yang muncul adalah garis lurus yang tampak bengkok, tulisan menjadi dobel dan berbayang. Penanganan kelainan refraksi ini adalah menggunakan kacamata silinder. Keadaan presbiopia adalah berkurangnya kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan proses penuaan, dan biasanya terjadi pada usia
lebih dari 40 tahun. Gejala yang uncul adalah kesukaran membaca dan melakukan pekerjaan dekat, seperti memasukkan benang ke dalam jarum. Penanganan kelainan refraksi ini dengan kacamata plus.
Seseorang yang memiliki gangguan penglihatan seperti kabur saat melihat jauh dan atau dekat, penglihatan berbayang, mata sering terasa lelah, kelopak mata dan dahi terasa berat, sering berkedip, sering sakit kepala, sebaiknya melakukan pemeriksaan apakah terjadi suatu kelainan refraksi. Penanganan yang apat dilakukan adalah penggunaan kacamata, lensa kontak, atau LASIK. Beberapa kesalahpahaman yang sering muncul di masyarakat terkait dengan kelainan refraksi mata ini adalah bahwa penggunaan kacamata akan menimbulkan ketergantungan. Hal seperti ini harus diluruskan, bahwa kacamata bukanlah alat yang bisa menyebabkan ketergantungan, namun merupakan alat bantu agar mata dapat melihat lebih jelas sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.
Kelainan refraksi merupakan penyebab tertinggi kebutaan setelah katarak.
Prevalensi kelainan refraksi pada anak usia 11-15 tahun yaitu 5,3%. Skrining kelainan refraksi diperlukan pada anak usia 11-15 tahun untuk mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini. Usia 11-15 tahun merupakan usia yang penting dilakukan skrining karena pada umur ini pertumbuhan bola mata sudah mulai stabil. Siswa SMP berada pada rentang umur 11-15 tahun sehingga skrining pada siswa SMP merupakan program yang cost-effective.
1.2. Rumusan Masalah
Kelainan refraksi mata merupakan gangguan yang sering pada anak SMP.
Banyaknya tugas yang membutuhkan bantuan komputer, laptop menyebabkan banyak kegiatan sekolah berhubungan dengan komputer. terjadi masyarakat. Penanganan kelainan refraksi pada mata biasanya dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, ataupun prosedur tindakan bedah LASIK. Dalam upaya untuk mengetahui kesehatan mata dan memberikan pelayanan kesehatan mata yang terjadi akibat kelainan refraksi, maka dipandang perlu untuk melakukan pelayanan kesehatan mata di SMP.
SMP Negeri III Petang, Bali merupakan sekolah yang terletak di daerah pedesaan (rural area). Jarak dari SMP Negeri III Petang ke sentral pelayanan kesehatan mata
kurang lebih 45 menit. Tugas-tugas yang banyak berhubungan dengan komputer selama proses belajar mengajar meningkatkan aktifitas dekat dan menyebabkan kelainan refraksi meningkat jumlahnya.
BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH
2.1. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan informasi atau pengetahuan yang sistematis kepada anak-anak SMP Negeri IV Petang mengenai kelainan refraksi mata.
2. Memeriksa kesehatan mata anak terutama untuk kelainan refraksi. Pada pemeriksaan ini akan diinformasikan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan refraksi mata, sehingga diharapkan pasien menghindari faktor risiko terjadinya kelainan refraksi mata.
2.2. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatnya pengetahuan atau wawasan anak-anak SMP Negeri IV Petang tentang kelainan refraksi mata.
2. Memberi edukasi bahwa kelainan refraksi yang diderita merupakan kondisi yang dapat diterapi dengan menggunakan kacamata.
BAB III
KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN
3.1. Khalayak Sasaran Strategis
Anak-anak SMP Negeri IV Petang kelas I-III
BAB IV. METODE PELAKSANAAN
4.1. Metode Pelaksanaan
Persiapan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan mata dimulai dari berkordinasi mengenai topik yang akan diangkat., persiapan dalam hal penguasaan materi penyuluhan dan cara penyampaiam materi. Penguasaan materi dilakukan dengan cara membaca referensi yang didapatkan dari buku dan internet. Media penyuluhan berupa handout yang akan dipresentasikan menggunakan LCD Projector
MASALAH
ANGKA KEJADIAN KELAINAN REFRAKSI MATA MASIH TINGGI
HASIL
MENINGKATNYA PENGETAHUAN ANAK-ANAK SMP MENGENAI KELAINAN REFRAKSI MATA
PELAKSANAAN KEGIATAN :
PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KELAINAN REFRAKSI MATA
4.2. Metode, Tempat Dan Waktu Penyuluhan
Mengacu pada sasaran yang ditetapkan di atas maka metode yang digunakan adalah pendekatan berdasarkan kelompok berupa:
1. Penyampaian materi penyuluhan 2. Diskusi dan tanya jawab
3. Pemeriksaan kesehatan mata dan pembagian obat tetes mata gratis Kegiatan dilakukan di aula SMP Negeri IV Petang.
No. Kegiatan Bulan
Agustus September Oktober Penyusunan Proposal
Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan
4.3. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Mata
No Waktu Kegiatan Metode Media Pelaksana
1 07.45–
08.00
Persiapan ruangan, LCD, persiapan materi
- - dr. Made Ari
2 08.00- 08.20
Pemberian materi mengenai kelainan refraksi mata (miopia, hipermetropia, astigmatisme)
Diskusi Slide dr. Made Ari
& dr. AA Sukartini, SpM (K)
3 08.20- 09.00
Tanya jawab Diskusi Slide + Tanya Jawab Lisan
dr. Ariesanti, SpM (K)
4 09.00- 12.00
Pemeriksaan Kesehatan Mata
Pelayanan Pemeriksaan dr. AA Mas, SpM (K)
BAB V LAPORAN AKHIR
I. TanggalPelaksanaan : Sabtu, 6 Oktober 2018
II. Lokasi : SMP Negeri IV Petang
III. Pelaksana : P2M Prodi Ilmu Kesehatan Mata Universitas Udayana
IV. JumlahPasien : 117 orang
V. Pelaksana :
1. dr. AAA Sukartini Djelantik, SpM(K) 2. Dr. dr. AA Mas Putrawati T, SpM (K) 3. dr. Ariesanti T Handayani, SpM (K)
4. dr. Ni Made Ari Suryathi, M.Biomed, SpM VI. Jenis Kegiatan:
1. Ceramah Kesehatan Mata 2. Pemeriksaan Kesehatan Mata 3. Kuisioner kesehatan mata
VII. Anggaran Biaya: Terlampir
SMP NEGERI IV PETANG
Sekolah Menengah Pertama Negeri IV Petang merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Badung yang memiliki 194 siswa yang terdiri dari 105 siswa laki-laki dan 89 siswa perempuan. Jumlah staf pengajar saat ini sebanyak 18 orang.
SMPN IV Petang beralamat di Br. Anggungan, kelurahan Carangsari, Petang dan didirikan pada tanggal 14 Juli 2008 dengan SK Pendirian Sekolah: 2433/02/IIK/2008.
Sekolah ini dibangun diatas tanah seluas 885 m2 dan memiliki 9 ruang kelas dan 1 ruang laboratorium. Sekolah ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan.
Pada pelayanan kesehatan yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2018 dilakukan pemeriksaan pada 116 orang siswa dan ditemukan 106 siswa dengan Emetropia, 10 siswa dengan myopia, dan 3 siswa diantaranya menderita ambliopia. Skrining dan pemeriksaan kesehatan mata dapat memberikan bantuan penatalaksanaan bagi siswa yang membutuhkan.
Rekapan Pasien Ceramah dan Pelayanan Kesehatan Mata (6 Oktober 2018)
No Nama Visus Diagnosa
OD OS
1 Adi Andika I Made 6/6. 6/6. Emetropia
2 Amerta Yoga Gede 6/6. 6/6. Emetropia
3 Andika Arta I Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
4 Aris Trijayanti Ni
Komang 6/6. 6/6. Emetropia
5 Awidya Putra I Made 6/6. 6/6. Emetropia
6 Ayu Trisna Sari Ni
Ketut 6/6. 6/6. Emetropia
7 Bagus Andika Putra I
Dewa 6/6. 6/6. Emetropia
8 Bayu Putra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
9 Belin Andari Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
10 Deni Putra Kartika 6/21 ph 6/12 6/18 ph 6/12
ODS Miopia Astigamtisma
Compositus
11 Dyarta I Ketut 6/6. 6/6. Emetropia
12 Dwi Kumalayanti Ni
Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
13 Intan Maharani Ida Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
14 Kori Astiti Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia
15 Mirah Mahaswari Ida
Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
16
Munang Artha Wididana I Gusti Ngurah
6/6. 6/60 ph 6/45 OS Myopia Simpleks + susp ambliopia 17 Putra Wijaya I Gusti
Ngurah Putu 6/6. 6/6. Emetropia
18 Putri Adelia Widyanti
Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
19 Swartana I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
20 Suma Nanda I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
21 Sumiantara I Komang 6/6. 6/6. Emetropia
22 Triastini NI Putu 6/7.5 ph 6/6 6/7.5 ph 6/6 23 Winda Winata Dewi Ni
Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
24 Abel Ni Ketut 6/6. 6/6. Emetropia
25 Adelia Ananda 6/6. 6/6. Emetropia
26 Adit Darma Putra I
Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
27 Alit Dirgayusa I
Komang 6/6. 6/6. Emetropia
28 Artini Ni Komang 6/6. 6/6. Emetropia
29 Ayu Trisnayanti Ni
Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia
30 Dwi Oktaviani 6/6. 6/6. Emetropia
31 Eka Damayanti Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
32 Eka Pratiwi Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
33 Elly Astini Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
34 Erik Setiawan I Made 6/6. 6/6. Emetropia
35 Feri Ariawan I Made 6/6. 6/6. Emetropia
36 Kariani Ni Ketut 6/6. 6/6. Emetropia
37 Kasih Artana I Made 6/6. 6/6. Emetropia
38 Mahendra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
39 Noviani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
40 Parta Yadnya I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
41 Putri Lestari Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia
42 Rama Jonathan 6/6. 6/6. Emetropia
43 Sugiarta I Gede 6/6. 6/6. Emetropia
44 Widya Putra I Komang 6/6. 6/6. Emetropia
45 Yesiyani Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
46 Yuliati Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia
47 Yoga Agastya I Made 6/7.5 ph 6/6 6/7.5 ph 6/6 ODS Myopia simpleks
48 Adi Raditya I Made 6/6. 6/6. Emetropia
49 Adi Suarya I Gst Made 6/6. 6/6. Emetropia
50 Agus Ariyana I Komang 6/6. 6/6. Emetropia
51 Alan Andika Putra I
Made 6/7.5 ph 6/6 6/6. OD Myopia simpleks
52 Alit Mahendra I Gusti
Ngurah Agung 6/6. 6/6. Emetropia
53 Ari Pratiwi I Gusti
Agung 6/6. 6/6. Emetropia
54 Ari Wulandari I Dewa
Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
55 Astifani I Made 6/6. 6/6. Emetropia
56 Ayu Artini Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
57 Bramanda Putra AA
Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia
58 Dika Mahendra Putra 6/6. 6/6. Emetropia
59 Dwi Bagastia Putra I
Made 6/6. 6/6. Emetropia
60 Mario Fransisco Solano
Sogen 6/6. 6/6. Emetropia
61 Nanda Aditya I Putu
Gede 6/6. 6/6. Emetropia
62 Nia Lestari Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
63 Pariarta I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
64 Pradnya Dewi I Gusti
Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
65 Rangga Mahesa I Gusti
Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia
66 Rian Arinaya I Komang 6/6. 6/6. Emetropia
67 Rista Maseni Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia
68 Rita Dyanthi Ni Putu 6/6. 6/6. Emetropia
69 Riva Guna I Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
70 Vidya Widiantari I
Gusti Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
71 Alit Antara I Gusti
Ngurah 6/6. 6/6. Emetropia
72 Alvin Ary Satya I
Komang 6/6. 6/6. Emetropia
73 Ari Parwata I Nyoman 6/7.5 6/6. OD Miopia Astigmatisma simpleks
74 Asti Kemala Sari Luh
Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
75 Ayu Agustini Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia
76 Dela Apriani Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia
77 Dyah Purnama Dewi I
Gst Agung 6/6. 6/6. Emetropia
78 Giri Nata I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
79 Guanayasa I Made 6/6. 6/6. Emetropia
80 Hera Yanti NI Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
81 Iin Sulityadewi I Gusti
Ayu 6/6. 6/6. Emetropia
82 Indriani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
83 Juli Arthawan I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
84 Krisna Wijaya I ketut 6/6. 6/6. Emetropia
85 Lina Frayanti Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
86 Nada Cahyadi Putra I
Ketut 6/6. 6/6. Emetropia
87 Perdi Saputra I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
88 Prami A A Istri 6/6. 6/6. Emetropia
89 Rai Saputra Wisnawa I Made
6/60 PH 6/18.
6/7.5 DK 6/60 PH 6/30
OD MAC. OS Myopia Simpleks + susp
ambliopia 90 Rani Swastini Ni Made 6/60 PH 6/45 6/60 PH 6/9 ODS MAS + Susp
Ambliopia 91 Respa Uma Jonanta I
Komang 6/6. 6/6. Emetropia
92 Sinta Dewi Ida Ayu
Made 6/6. 6/6. Emetropia
93 Surya Adi Nata I Made 6/6. 6/6. Emetropia 94 Agus Bujangga Yasa I
Made 6/6. 6/6. Emetropia
95 Ardiani Ni Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia
96 Ary Saputra I Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
97 Arya Bagaskara I Gst
Ngr 6/6. 6/6. Emetropia
98 Ayu Anggreni Ni
Komang 6/6. 6/6. Emetropia
99 Ayu Ulantini I Gst 6/6. 6/6. Emetropia
100 Bagus Tirta Yoga I
Nyoman 6/7.5 PH 6/6 6/9 PH 6/7.5 ods MAC
101 Dwi Ningsih Ni Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
102 Dwi Sandita Sari Ni
Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
103 Dwipayani Ni Made 6/6. 6/6. Emetropia
104 Eka Rupa Wijaya I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
105 Kinandana Krisna I Putu 6/6. 6/6. Emetropia
106 Lodri Melani Ni Luh 6/6. 6/6. Emetropia
107 Nia Melayani Ni Wayan 6/6. 6/6. Emetropia
108 Novi Nabila Ni Putu
6/30 PH 6/12.
6/12 DK
6/30 PH 6/12.
6/7.5 DK ods MAC
109 Oka Sumawardana I
Kadek 6/6. 6/6. Emetropia
110 Rospi Yanda Ni
Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia
111 Sri Wira Repa Santi Ni
Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia
112 Swariawan I Komang 6/6. 6/6. Emetropia
113 Suta Wiweka I Gede 6/6. 6/6. Emetropia
114 Rtri Widyartha I
Nyoman 6/6. 6/6. Emetropia
115 Wahyu Angga Dita I
Putu 6/6. 6/6. Emetropia
116 Yundari Putri Ni Luh
Putu 6/6. 6/6. Emetropia