PENDAHULUAN
Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) atau Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah / Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit untuk mempersiapkan situasi darurat dan bencana. Program ini merupakan kerjasama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB)/ Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammmadiyah bersama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Adapun program HPCRED saat ini merupakan HPCRED#2 dengan sasaran program di area Bima - Nusa Tenggara Barat, melalui RS PKU Muhammadiyah Bima.
Komite Kesehatan Bencana (KKB) merupakan suatu wadah pengorganisasian khusus di dalam struktur manajemen rumah sakit, yang bertugas merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan mengontrol tim kesehatan rumah sakit yang siap ditugaskan pada situasi kedaruratan dan bencana. Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB) merupakan kegiatan pertemuan yang menyusun rancangan dokumen KKB. Dokumen tersebut antara lain menjelaskan tentang landasan pentingnya pembentukan KKB, fungsi dan wewenang KKB, pengorganisasian KKB, hingga program kerja KKB. Kegiatan ini akan melibatkan unsur stakeholder rumah sakit serta tim kesehatan rumah sakit yang pernah terlibat sebagai mitra latih HPCRED pada Pelatihan Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS).
TUJUAN
Menyusun Komite Kesehatan Bencana (KKB) di RS PKU Muhammadiyah Bima KELUARAN
Terbentuknya Pengurus Komite Kesehatan Bencana Rumah Sakit
Terbentuknya Tim Deploy WAKTU DAN TEMPAT
Hari, tanggal : Selasa,18 Juli 2017 Pukul : 08.00 - 16.00 WITA
Tempat : Gedung Serba Guna (GSG) Muhammadiyah Kota Bima (Depan RS PKU Muhammadiyah Bima)
Jl. Gajah Mada, Monggonao, Mpunda, Bima, Nusa Tenggara Barat Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB)
Bima, 18 Juli 2017
PESERTA
No. Nama Jabatan
1. Drs.Dahimin Anwar, M.Pd BPH RS PKU Muhammadiyah Bima
2. dr. H. Muhammad Ali, Sp Direktur
3. dr. H. Tajuddin Wakil Direktur
4. Imran Syafruddin, S. Pd.I Wadir Non Medis
5. Wahudin MT, S.Pd.I Kabag Umum dan Kepegawaian
6. dr. Feti Rahmawati Kabag Yanmen
7. Rahmat Gunawan, S.Kep. Ners Kabag Keperawatan 8. Diniatun Islamiah, A.Md. Mars Kabag Keuangan
9. Rosdiatun, S.Kep.Ners IPCN
10. Yuli Yani, A.Md Kep Karu Ranap Atas
11. Nining Andriyani, S. Farm.Apt Kepala Instansi Farmasi 12. Abdurrachman, S.Kep. Ners Kepala IGD
13. Nuraini, Amd. Gz Kepala Unit Gizi
14. Ratu Prapurnawati, Amd. Ft Fisioterapi
15. Istiqomah, S.Kep. Ners Karu Ranap Bawah
16. Agus Faisal, Amd.Ft Fisioterapi
17. Nunung Almaidah, S.ST Laboratorium
18. Sujiyati, Amd. Rad Radiologi
19. Muchrul Anggrenia M, Amd. Keb Bidan
20. Andi Darmansyah Securitiy
21. Hj. St. Hadijah, Amd. Kep Perawat Pelaksana 22. Nurmadinah, Amd. Kep Perawat Pelaksana
AGENDA TENTATIVE Selasa, 18 Juli 2017
No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC
1. 07.30 - 08.00 30 menit Re-Registrasi Panitia
2. 08.00 - 09.00 60 menit
Pembukaan
- Sambutan Direktur Rumah Sakit (sekaligus membuka acara)
Manager Area
3. 09.00 - 09.45 45 menit Pengantar Komite Kesehatan Bencana Fasilitator
4. 09.45 - 10.00 15 menit Coffee Break Panitia
5. 10.00 - 12.00 120 menit
Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) 1:
Pembentukan Komite Kesehatan Bencana (KKB) dan Program Kerja
Fasilitator
6. 12.00 - 13.00 60 menit Istirahat Panitia
No. Waktu Alokasi Kegiatan PIC 7. 13.00 - 15.00 120
menit
Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) 2:
Pembentukan Tim Deploy Fasilitator
8. 15.00 - 15.30 30 menit Istirahat Panitia
9. 15.30 - 16.00 30 menit
1. Rencana Tindak Lanjut 2. Penutupan
- Direktur Rumah Sakit
Manager Area
10. 16.00 - ~ ~ Post-Registrasi Panitia
LOKAKARYA KOMITE KESEHATAN BENCANA
PEMBUKAAN
Dengan dipandu oleh Imran Syafruddin, S.PdI selaku Manajer Area HPCRED#2 Bima, pembukaan Lokakarya Komite Kesehatan Bencana dibuka dengan basmallah. Setelah mengawali dengan ucapan selamat datang kepada para pimpinan dan unit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima, kemudian beliau mempersilahkan Pak Latif Widodo untuk memberikan sambutan acara.
SAMBUTAN
Latif Widodo, S.Kep. Ns (Fasilitator Rumah Sakit Aman Bencana)
Mengawali dengan memperkenalkan diri sebagai fasilitator nasional di HPCRED utuk kesiapan dalam menghadapi bencana. Kegiatan HPCRED ini adalah merupakan kegiatan yang ke enam di Bima yaitu pelatihan RPBRS, lokakarya RPBRS, pelatihan RPKBRS, lokakarya RPKBRS, lokakarya KOMD, dan lokakarya KKB yaitu komite yang ada di rumah sakit yang
disiapkan untuk mengurangi dan
menyiapkan terkait dengan kondisi
bencana yang dikenal dengan Tim Deploy
atau tim siaga bencana rumah sakit. Beliau
menjelaskan bahwa pembentukan komite
kesehatan bencana ini melakukan kegiatan
berdasarkan panduan yang telah disusun
pada pelatihan dan lokakarya
sebelumnya.
Setelah lokakarya ini akan
dilanjutkan dengan Lokakarya Rencana
Kontijensi (renkon), yang nantinya
menjadi dasar dan panduan dalam
melakukan simulasi bencana di akhir pelatihan HPCRED#2 yang melibatkan seluruh unsur rumah sakit, pihak dinas terkait dan masyarakat.
Lokakarya Komite Kesehatan Bencana (KKB) ini akan melakukan kegiatan untuk menyusun sebuah panduan, struktrur organisasi dan membentuk tim yang bertugas dan merencanakan program penanggulangan bencana. Dan ketika ada bencana di luar rumah sakit maka akan dikirim tim komite kesehatan bencana. Beliau berharap semoga acara ini berlangsung lancar hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi rumah sakit dan masyarakat.
dr. H. Muhammad Ali, Sp.PD (Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima)
Beliau menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membentuk penyusunan dokumen komite dan membentuk Tim Deploy. Merujuk pada kejadian bencana yang terjadi di bulan Desember 2016 yang lalu, pelatihan ini lebih memfokuskan untuk menyatukan seluruh tim
termaksud dari seluruh unsur terkait untuk bergabung dalam satu misi dalam penanggulangan bencana. Dan nantinya akan dilanjutkan dengan pelatihan yang melibatkan unsur dinas terkait yang berkaitan dengan kelanjutan Pertemuan Stake Holder di awal bulan Juli 2017.
Beliau berharap setelah pelatihan ini semua unsur dari rumah sakit harus tahu peranannya masing-masing jika suatu saat nanti terjadi bencana sesungguhnya baik itu encana yang terjadi di dalam dan di luar rumah sakit. Karena memang bencana tidak dapat diprediksi kedatangannya namun harus selalu siap siaga dalam menghadapi bencana. Sehingga untuk itu dari lokakarya ini akan dibentuk sebuah struktur organisasi yang bertanggungjawab dalam kesiapsiagaan bencana sehingga setiap unit yang terkait dapat mengetahui perannya masing- masing.
TAARUF
Sesi ini dipandu oleh Abdul Muis yang mengawalinya dengan perkenalan para fasilitator dan peserta Lokakarya Komite Kesehatan Bencana, kemudian dilanjutkan dengan permainan bersama sehingga dari terbentuk lima kelompok peserta yang terdiri dari 4-5 peserta di tiap kelompok. Setelah itu fasilitator menjelaskan kontrak kerja selama pelatihan berlangsung, menentukan siapa yang bertindak sebagai Hakim, Time Keeper, Ice Breaker, dan Notulen.
PENGANTAR KOMITE KESEHATAN BENCANA (dr. Aurick Yudha Nagara) Tujuan:
1. Meningkatkan dan mengoptimalkan sistim penanggulangan bencana di rumah sakit 2. Meningkatkan kapasitas staff rumah sakit dan masyarakat di sekitar rumah sakit 3. Mengembangkan kesadaran bencana di lingkungan rumah sakit
4. Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi untuk membuat sistim penanggulangan bencana
Tugas:
1. Meningkatkan dan mengoptimalkan sistim penanggulangan bencana di rumah sakit 2. Meningkatkan kapasitas staff rumah sakit dan masyarakat di sekitar rumah sakit 3. Mengembangkan kesadaran bencana di lingkungan rumah sakit
4. Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi untuk membuat sistim penanggulangan bencana
Fungsi dan Peran
1. Melakukan Assessment Kebutuhan Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit.
2. Melakukan revisi dan penetapan dokumen RPBRS dan RPKBRS setiap 2 (dua) tahun sekali, bersama unit terkait.
3. Memberikan rekomendasi pilihan perencanaan pengurangan risiko bencana di RS kepada Direktur untuk diteruskan kepada unit terkait.
Komite Kesehatan Bencana Berisi:
SK Direktur
Panduan kerja output lokakarya KKB Program kerja
Evaluasi
Tugas
Saat terjadi bencana yang dgunakan adalah dokumen rpbrs, 3 siklus itu terangkum dalam rpbrs.
Rpkbrs adaah saat penanganan bencana sedangkan yang menyusunnya adalah tim dari KKB Template kelengkapan organisasi KKB
1. Ketua 2. Sekretaris
3. Divisi ada kepala kepegawaian, kepala rumah tangga dan kepala pelayanan medis Template Struktur Organisiasi Tim Bantuan Medis
Ketua, sekretaris, bendahara, divisi logistik dan transportasi, divisi SDM Penyusunan Dokumen Kesehatan Bencana (dr. Muhammad Aliansyah)
Kerangka penyusunan dokumen terdiri dari:
1. Pendahuluan: berisi letak greografis RS Muhammadiyah, potensi bencana dan kebijakan Muhammadiyah terhadap penanggulangan bencana
2. Visi misi tujuan 3. Fungsi dan wewenang
4. Cakupan dan program kerja bersisi upaya mitigasi, upaya peningkatan kapasitas anggota, pengelolaan logistik bencana, pengelolaan pelatihan dan peningkatan profesionalitas dalam penanggulangan bencana.
5. Pengorganisasian berisi keanggotaan, pengurus KKB, struktur organisasi, susunan pengurus dan uraian tugas pengurus
6. Standar kompetensi
7. Fasilitas dan peralatan
8. Kebijakan dan prosedur, bagaimana prosedur penanganan bencana di dalam dan di luar rumah sakit
9. Penutup
Diskusi Kelompok Terfokus (FGD): Penyusunan Dokumen Komite Kesehatan Bencana
Tugas yang diberikan adalah:
Kelompok Ceria: menyusun bab 1 dan 2
Kelompok Capung: menyusun bab 3 dan bab 4
Kelompok Have Fun: menyusun bab 5
Kelompok Cusss : menyusun bab 6 dan bab 7
Kelompok Sumber Hidup: menyusun bab 8 dan 9
Tim Deploy (dr. Muhammad Aliansyah)
Tim deploy lebih dikenal sebagai tim bantuan medis sakit rumah yang dikirim untuk merespon kejadian bencana yang terjadi di luar rumah sakit.
Bagian dari Tim Deploy adalah:
1. Personalia, yaitu jumlah tim medis yang akan dikirim oleh rumah sakit ke daerah bencana.
Jika di dokumen RPBRS yang diplenokan ada 8 orang, tetapi jika dirasa tidak memungkinkan bisa diusulkan ke lainnya atau ada yang dikurangi jumlahnya atau ada yang perlu ditambahkan. Dan tim ini harus siap jika terjadi bencana apapun baik yang terjadi di dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi diluar rumah sakit
2. Pengorganisasian: harus ada yang menjadi penanggungjawab dari suatu tim
3. Fasilitas dan perangkat: disesuaikan dengan jenis bencana yang sifatnya umum atau khusus 4. Tugas dan kewajiban:
5. Kompetensi: dikhususkan dan siap ditempatkan dimana saja
Pada akhirnya rumah sakit disiapkan untuk dibentuk 2 tim deploy yang bergantian, karna ketika terjadi bencana sudah siap siaga untuk dikirim ke daerah bencana. Kadang tim deploy yang dikirim disesuaikan dengan permintaan pusat, yang tidak hanya dari 1 rumah sakit, ada yang dikirim dari perwakilan berbagai rumah sakit.
PLENO: (Latif Widodo, S.Kep.Ns)
Penyusunan Dokumen Komite Kesehatan Bencana (KKB)
BAB 1 PENDAHULUAN
Secara geologi wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia dibagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng Indo-Australia menunjam kebawah lempeng Eurasia dan menimbulkan gempabumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan. Penunjaman (subduction) Lempeng Indo-Australia yang bergerak relative keutara dengan Lempeng Eurasia yang bergerak keselatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng. Di samping itu jalur gempa bumi juga terjadi sejajar dengan jalur penunjaman, maupun pada jalur patahan regional seperti Patahan Sumatera/Semangko. Dengan kondisi geologi yang demikian, ancaman bencana di wilayah Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu.
Kota Bima sejak tahun 2004 silam sudah merupakan daerah rawan bencana, di antaranya banjir bandang pertama terjadi pada tahun 2004 dan menggenangi beberapa wilayah kota bima meliputi Kelurahan Lampe, Rabadompu hingga sampai pada Kelurahan Jatiwangi yang menyebabkan terjadinya tanah longsor hingga mengakibatkan rusaknya sarana prasarana dan korban jiwa. Banjir bandang kembali terjadi untuk kedua kalinya pada bulan Desember tahun 2016. Kejadiaan tersebut dipicu maraknya penggundulan hutan di daerah pegunungan wilayah Sape dan Wawo. Keadaan ini bertentangan dengan motto Kota Bima sebagai Kota Tepian Air dan juga Ngaha Aina Ngoho. Kota Bima juga terletak dekat dengan lereng Gunung Sangiang, sehingga sering menerima tumpahan abu vulkanik juga tidak jarang terjadi gempa bumi sebagai akibat letusan gunung berapi tersebut.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima termasuk Rumah Sakit yang terletak di daerah dengan resiko bencana yang tinggi. Ancaman bencana tersebut meliputi: 1. Bencana teknologi yaitu (a) Lokasi yang dekat dengan jalan raya nasional yang rawan kecelakaan lalu lintas, (b) Fasilitas RS yang mengoperasionalkan berbagai macam peralatan elektronik dan elektromedik dengan resiko tinggi kebakaran, dan 2. Bencana alam yaitu letak geografis wilayah Kota Bima yang rawan bencana banjir. Sesuai dengan Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah 45
tentang rekomendasi internal poin 1 yang menyebutkan: Muktamar mendesak PP Muhammadiyah untuk menggalakkan kembali kerja-kerja kemanusiaan (humanitarian works) dalam membantu korban bencana alam dan kerja-kerja sosial kemanusiaan, yang pada masa lalu dikenal sebagai lembaga ”Penolong Kesengsaraan Oemoem” (PKO). Muhammadiyah perlu mengembangkan lembaga tersebut bukan sekedar untuk melakukan respon terhadap bencana (disaster response) yang bersifat reaktif, tetapi menjadi lembaga yang memiliki kemampuan untuk mengelola (merencan akan langkah-langkah antisipatif) terhadap berbagai jenis bencana (disaster management). Rumah sakit Muhammadiyah sebagai salah satu amal usaha kesehatan merupakan salah satu sasaran program pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan yang dijalankan oleh Muhammadiyah sehingga dituntut untuk selalu berinovasi terkait program yang tidak hanya bersifat responsive terhadap bencana melainkan juga preventif sesuai dengan UU no 24 tahun 2007.
Sebagai salah satu percontohan RS Siaga Bencana Muhammadiyah, RS PKU Muhammadiyah Bima juga harus mempunyai tim medis tanggap darurat yang siap diberangkatkan kelokasi bencana baik lokal, regional, maupun nasional. Oleh karena itu dengan disusunnya pedoman kerja ini diharapkan program kerja pengurangan resiko, kewaspadaan dan respon tanggap darurat bencana Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima khususnya Disaster Medical Committee bias lebih tersistematis dan terstruktur dengan baik.
BAB II
VISI – MISI DAN TUJUAN Visi
Menjadikan RS PKU Muhammadiyah Bima sebagai Rumah Sakit yang Tangguh dan Siaga terhadap Bencana dalam upaya mengoptimalkan pelayanan kesehatan saat kondisi bencana internal dan eksternal Rumah Sakit.
Misi
1. Menjadikan RS PKU Muhammadiyah Bima sebagai rumah sakit yang tangguh dan siaga terhadap bencana.
2. Melibatkan masyarakat di sekitar RS PKU Muhammadiyah Bima (khususnya) dan masyarakat kota Bima (umumnya) sebagai masyarakat yang tangguh dan siaga terhadap bencana.
3. Meningkatkan profesionalisme dan kapasitas anggota dalam penanganan bencana internal/eksternal rumah sakit.
4. Menjalin kerja sama dengan lembaga bencana baik internal Muhammadiyah dan eksternal ditingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
Tujuan
Program KKB dilakukan di internal maupun eksternal RS PKU Muhammadiyah Bima untuk : 1. Meningkatkan dan mengoptimalkan sistim penanggulangan bencana di rumah sakit 2. Meningkatkan kapasitas staff rumah sakit dan masyarakat di sekitar rumah sakit.
3. Meningkatkan profesionalisme KKB sebagai tim respon bencana 4. Mengembangkan kesadaran bencana dilingkungan rumah sakit.
5. Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi untuk membuat sistim penanggulangan bencana.
6. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam penanggulangan bencana, peningkatan kualitas tanggap darurat, manajemen, dan pengadaan logistick, tanggap darurat, serta rehabilitasi pasca bencana.
BAB III
FUNGSI DAN WEWENANG Fungsi
1. Membangun kesadaran seluruh staf RS PKU Muhammadiyah Bima dalam pengurangan resiko bencana Rumah Sakit
2. Membangun partisipasi masyarakat/komunitas sekitar Rumah Sakit dalam pengurangan resiko bencana di RS
3. Melakukan assesment kebutuhan penanggulangan bencana di RS
4. Melakukan revisi dan penetapan dokumen RPBRS dan RPKBRS setiap 1 (satu) Tahun sekali, bersama unit terkait.
5. Memberikan rekomendasi pilihan perencanaan pengurangan resiko bencana di RS kepada Direktur untuk diteruskan kepada unit terkait.
6. Merumuskan kebijakan program, kegiatan, sasaran serta indikator keberhasilan program 7. Menyusun format struktur organisasi serta manajemen pelaksanaan program dan diminta
pengesahannya oleh direktur
8. Melaksanakan semua kegiatan yang telah disusun dan melaporkan hasilnya kepada direktur.
9. Memimpin serta mengkoordinasikan seluruh kegiatan bersama dengan pimpinan rumah sakit serta pemangku kebijakan di luar RS PKU Muhammadiyah Bima
10. Dalam melakukan fungsinya, KKB selalu berkoordinasi dengan unit/tim/bidang lain di RS PKU Muhammadiyah Bima terkait kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana yaitu Tim K3 RS.
11. Mengawasi dan memonitor semua kegiatan yang berkenaan dengan rencana kedaruratan rumah sakit dan peningkatan kapasitas masyarakat di sekitar RS dalam hal gawat darurat dan kebencanaan.
12. Melakukan evaluasi setiap akhir kegiatan dan melaporkan minimal enam bulan sekali atas seluruh kegiatan yang telah dilakukan.
13. Melakukan usaha pencegahan, penyuluhan serta advokasi kepada seluruh karyawan RS PKU Muhammadiyah Bima dan masyarakat sekitar RS PKU Muhammadiyah Bima tentang pentingnya usaha pengurangan resiko bencana di RS dan lingkungan sekitar RS.
Wewenang
1. Memberikan rekomendasi kepada Direksi terhadap usaha-usaha pengurangan resiko bencana internal maupun eksternal RS PKU Muhammadiyah Bima.
2. Memberikan rekomendasi kepada Direksi terkait revisi dan hasil evaluasi rencana penanggulangan bencana (RPBRS) RS PKU Muhammadiyah Bima.
3. Memberikan rekomendasi tentang kinerja anggota KKB berdasarkan analisa hasil evaluasi kinerja anggota KKB berupa pemberian apresiasi terhadap anggota KKB yang aktif (kenaikan golongan, pengikutsertaan pelatihan dll) maupun sanksi terhadap anggota KKB yang mangkir dari tugas.
4. Memberikan rekomendasi dan pendampingan kepada Direksi terhadap upaya kerjasama dengan lembaga/instansi lain terutama dalam hal pengurangan resiko bencana di RS dan pelatihan kegawatdaruratan dan kebencanaan baik internal maupun eksternal.
BAB IV
CAKUPAN PROGRAM KERJA KKB Upaya mitigasi, kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana di RS
a. Melakukan analisis ancaman, bahaya dan kerentanan di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Bima dan sekitarnya
b. Memberikan rekomendasi upaya-upaya pengurangan resiko bencana di RS PKU Muhammadiyah Bima baik secara structural, non structural maupun fungsional.
c. Membuat rencana kedaruratan RS
d. Melakukan simulasi bencana eksternal dan internal RS
e. Melakukan evaluasi dan rekomendasi revisi rencana kedaruratan RS f. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait.
Upaya peningkatan kapasitas anggota KKB
a. Melakukan pelatihan gawat darurat dan kebencanaan terhadap anggota KKB seperti pelatihan simulasi penggunaan APAR, pelatihan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, pelatihan sistem pengendalian operasi PBRS, pelatihan metode evakuasi korban dan pelatihan BLS/BHD.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengetahuan dan kemampuan anggota KKB secara berkala.
c. Mengembangkan SDM pelatihan (Instruktur) kegawatdarurtan dan kebencanaan.
Pengelolaan logistik bencana
a. Melakukan identifikasi kebutuhan logistik gawat darurat dan bencana b. Melakukan perawatan dan perbaikan logistik KKB
c. Melakukan koordinasi dengan bagian lain di RS PKU Muhammadiyah Bima terkait pemenuhan dan perawatan logistik KKB (medis dan non medis)
Pengelolaan pelatihan
a. Merencanakan, menyusun dan melakukan evaluasi semua pelatihan yang diadakan oleh KKB baik internal maupun eksternal.
b. Mengembangkan modul-modul pelatihan gawat darurat dan kebencanaan di RS PKU Muhammadiyah Bima bekerjasama dengan LPB PP/PWM atau lembaga lain (jika diperlukan).
c. Mengelola tenaga instruktur sesuai dengan aturan yang berlaku.
Meningkatkan profesionalisme dalam penanganan bencana (tanggap darurat)
a. Merencanakan dan membuat rancangan prosedur penanganan bencana internal dan eksternal RS PKU Muhammadiyah Bima
b. Melakukan sosialisasi prosedur penanganan bencana kepada seluruh karyawan RS PKU Muhammadiyah Bima
c. Melakukan evaluasi terhadap semua prosedur penangnan bencana dan melakukan revisi bila diperlukan
d. Meningkatkan kemampuan waktu respon tim reaksi cepat bencana dengan membuat daftar kelompok tim (rooster list) dan mengembangkan prosedur on call
BAB V
PENGORGANISASIAN Keanggotaan
Keanggotaan KKB bersifat fungsional dan bertanggung jawab kepada pengurus KKB. Tim KKB terdiri dari karyawan medis dan non medis maupun bagian lain yang terkait. Anggota KKB berkewajiban untuk menjalankan program kerja yang telah di susun oleh pengurus KKB.
Evaluasi keanggotaan KKB dilaporkan kepada direksi sebanyak 2 kali selama masa kepengurusan.
Pengurus KKB
Pengurus KKB bersifat fungsional dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.
Pengangkatan pengurus KKB dipilih melalui mekanisme pleno seluruh anggota dan disahkan dengan SK direktur. Pengurus KKB wajib menjalankan seluruh program kerja KKB.
Struktur Organisasi
Ketua
MITIGASI
Bendahara Sekertaris
DIV. PRB DIV. HUMAS &
KERJASAMA DIV. TANGGAP
DARURAT DIV. LOGISTIK
KESIAPSIAGAAN MEDIS NON MEDIS
Susunan Pengurus
Ketua : dr. M. Aliansyah Sekertaris : Rahmat Gunawan Bendahara : Diniatun Islamiah
Divisi PRB
1. Koordinator Kesiapsiagaan: Abdul Muis Anggota: M. Fajriansyah
Mujiono Rahmadin
2. Koordinator Mitigasi: Muchrul Anggrenia M Anggota: Hj. Hadijah
Agus Faisal Nurmadina
Divisi Tanggap Darurat Koordinator: Wahudin MT
Anggota: Hasyim Darmawan Ratu Prapurnawati
Divisi Kerjasama dan Humas Korrdinator: Abdurachman Anggota: Edi Bachtiar
Yuli yani Yuflihul Khair
Divisi Logistik Medis dan Non Medis
1. Koordinator Logistik Medis: Nining Andriani Anggota: Sahlan
Afrin
2. Koordinator Logistik Non Medis: Nuraini Anggota: Aqidah
Andi Darmansyah Kamarudin
Uraian Tugas Pengurus
BAGIAN URAIAN TUGAS
KETUA 1. Memonitor dan melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan KKB setiap bulan dan insidentil untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam bentuk rapat koordinasi.
2. Mengembangkan program-program KKB sesuai kebutuhan renstra RS PKU Muhammadiyah Bima dan mengusulkan pengembangan program tersebut kepada direksi.
3. Memastikan KKB RS PKU Muhammadiyah Bima dapat bertugas secara profesional di semua kegiatan yang dilaksanakan.
4. Bertanggung jawab kepada Direktur atas semua program KKB yang dijalankan dalam bentuk laporan tertulis maupun lisan.
5. Menerima laporan dari semua ka divisi untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik kegiatan rutin maupun kegiatan insidentil
SEKRETARIS Pokok :
1. Membantu memastikan semua laporan dari semua divisi dapat berjalan tepat waktu dengan format yang baku
2. Memastikan urusan administrasi semua kegiatan KKB ber skala lokal dapat berjalan sesuai prosedur dan sesuai standar baku diklat KKB (TOR dan laporan kegiatan)
3. Membuat rekam proses dan notulensi setiap kegiatan KKB dibantu sie Humas (jika diperlukan)
4. Membuat risalah semua rapat KKB
5. Membantu memastikan absensi semua kegiatan KKB dapat berjalan dengan baik. Baik itu absensi manual maupun elektronik/computer 6. Merencanakan persiapan keperluan rapat-rapat KKB (mis laptop,
LCD, pointer dll)
7. Menjaga kerapihan dan kebersihan kantor KKB
Bulanan:
1. Bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan logistik administrasi KKB
2. Membantu mengatur agenda rapat bulanan KKB, rapat koordinasi bersama polres, BPBD, dan puhak terkait lainnya.
Harian :
1. Mempersiapkan dan mengecek kelengkapan kantor KKB
2. Membantu Melakukan koordinasi dengan sekretariat dan bidang- bidang lain bila diperlukan.
PRB 1. Merencanakan pengembangan program-program KKB
2. Menganalisa kebutuhan kompetensi KKB dan merekomendasikan/
menyusun konsep pelatihan yang diperlukan
3. Merencanakan dan menyusun konsep kegiatan KKB
4. Membuat perencanaan dan Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan bulanan dan tahunan KKB
5. Merencanakan keperluan setiap kegiatan KKB
6. Evaluasi hasil setiap kegiatan KKB dan melaporkan hasilnya kepada ketua KKB
KERJASAMA DAN HUMAS
1. Melakukan promosi semua kegiatan KKB melalui media pers cetak/elektronik/internet bekerjasama dengan bidang pemasaran RS 2. Memberikan masukan/saran kepada ketua KKB terkait strategi
pemasaran kegiatan KKB
3. Membuat berita/artikel untuk dikirim ke media cetak dan elektronik (mis: Kahabanet, stabilitas) secara rutin untuk setiap kegiatan KKB 4. Mengkoordinasikan peliputan media cetak maupun visual untuk
kegiatan KKB (jika diperlukan)
5. Menjalankan fungsi protokoler di kegiatan KKB (jika diperlukan) 6. Mengelola website/blogspot KKB RS PKU Muhammadiyah Bima BENDAHARA 1. Merencanakan dan Menyusun RAPB tahunan KKB
2. Merencanakan dan mengawasi pendanaan setiap kegiatan KKB
3. Membuat laporan keuangan per kegiatan dan laporan bulanan kepada ketua KKB
4. Membuat laporan cash flow keuangan KKB
5. Mengatur, merencanakan serta mengelola sumber-sumber keuangan KKB
6. Mengatur alur keluar masuk dana operasional kegiatan KKB
7. Mengusulkan perubahan fee/lungsum/ tarip pelatihan kepada direksi dengan persetujuan ketua KKB
LOGISTIK MEDIS
Medis :
1. Merencanakan semua kebutuhan logistik medis KKB yang digunakan untuk pelatihan, maupun non pelatihan (relawan bencana) dan mengusulkan kepada KKB chief
2. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan perawatan semua inventaris logistik medis KKB bekerjasama dengan bidang IPS RS PKU Muhammadiyah Bima/farmasi (obat/alkes)
3. Mengevaluasi penggunaan logistik medis dan alkes
4. Mempersiapkan kebutuhan logistik medis untuk setiap kegiatan KKB 5. Memberikan laporan mengenai pemakaian dan kerusakan (jika ada)
logistik medis per kegiatan kepada ketua KKB
6. Melakukan perbaikan pada logistik medis KKB jika terjadi kerusakan bekerjasama dengan IPS RS PKU Muhammadiyah Bima atau farmasi (alkes/obat)
LOGISTIK NON MEDIS
Non Medis
1. Merencanakan semua kebutuhan logistik non medis KKB dan mengusulkan kepada ketua KKB
2. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan perawatan semua inventaris logistik non medis KKB bekerjasama dengan bidang IPS RS PKU Muhammadiyah Bima atau pihak luar yang kompeten
3. Mengevaluasi penggunaan logistik non medis KKB
4. Mempersiapkan kebutuhan logistik non medis untuk setiap kegiatan KKB
5. Memberikan laporan bulanan/insidentil (jika diperlukan) mengenai pemakaian dan kerusakan (jika ada) logistik non medis KKB kepada ketua KKB
6. Melakukan perbaikan pada logistik non medis KKB jika terjadi kerusakan bekerjasama dengan IPS RS PKU Muhammadiyah Bima DIV. TANGGAP
DARURAT
1. Bertanggung jawab terhadap pengaturan anggota KKB saat mengikuti kegiatan KKB (saat bencana, pelatihan-pelatihan)
2. Memberi masukan kepada ketua KKB terkait kinerja anggota saat bertugas mengikuti kegiatan KKB
3. Berkoordinasi dengan Kabid Keperawatan dan KARU mengenai pengaturan jaga anggota KKB yang bertugas
4. Berkoordinasi dengan devisi-devisi lain terkait penugasan anggota KKB
5. Membantu ketua KKB dalam mengelola dan monitoring evaluasi ambulance gawat darurat.
BAB VI
STANDAR KOMPETENSI
Pelatihan yang harus diikuti oleh pengurus dan anggota KKB RS PKU Muhammadiyah Bima adalah sebagai berikut:
1. Wajib
a. Koordinator Operasi Medis Darurat
b. Rencana Penanggulangan Bencana Rumah sakit c. BCLS (Perawat)
d. BTLS (Perawat) e. ATLS (dokter) f. ACLS (dokter)
g. BLS awam (selain perawat dan dokter) 2. Tambahan
a. SAR Medik b. Water rescue
c. Vertical rescue
d. Kaji Cepat dan Kaji Cepat Kesehatan
BAB VII
FASILITAS DAN PERALATAN
Fasilitas dan perlatan yang dibutuhkan dalam upaya pengurangan resiko bencana di RS Muhammadiyah Bima dan lingkungan sekitar RS PKU Muhammadiyah Bima adalah:
1. Ruang kerja tim KKB yang terdiri dari minimal:
- Satu set meja dan kursi
- Satu set komputer lengkap dan printer/scannner/fotokopi - Alat tulis kantor
- Lemari penyimpanan arsip - Lemari penyimpanan logistik - Pendingin ruangan (AC) - LCD dan perlengkapannya 2. Peralatan logistik bencana
a. Peralatan/logistik tim bencana antara lain:
- Handy talkie (HT) minimal 4 buah - Perahu karet dan motornya
- Tenda kapasitas 6 orang - Tandu 4 buah
- Ambulance minimal 1
- Jaket pelampung minimal 12 buah - Rompi Tim bencana minimal 12 buah - Tas ransel minimal 12 buah ukuran 60 liter - Sepatu boot 12 set
- Banner / Bendera KKB RS. PKU Muhammadiyah Bima b. Logistik individu
- Sliping bag minimal 12 set 3. Sarana dan prasarana:
- Buku Pedoman Kerja Komite Kesehatan Bencana RS PKU Muhammadiyah Bima
4. Dana :
- KKB mendapat dana operasional program tahunan yang diajukan setiap akhir tahun sebelumnya untuk disetujui oleh direktur
- RS menyediakan lumbung bencana yang diperoleh dengan mekanisme penyimpanan setiap bulan dengan nominal tetap. Dana ini dikeluarkan untuk keperluan tahap tanggap darurat yang diajukan oleh ketua KKB dan disetujui direksi.
- Pengumpulan dana disesuaikan dengan pendanaan yang ada di RPBRS.
BAB VII
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Kebijakan
Kepmenkes No28/MenkesSK/I/1995
Tiap rumah sakit harus mempunyai disaster plan, agar bila terjadi bencana dapat dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat.
Kepmenkes No106/MenkesSK/I/2004
Pelatihan, advokasi, pembinaan teknis & manajemen serta menyusun standar/pedoman untuk menunjang SPGDT dari Pra RS sampai RS di IRD, HCU, ICU dan KamarJenazah serta Antar RS.
Kepmenkes No462/MenkesSK/V/2004 Pengembangan teknologi bidang Gadar.
Permenkes no. 19 Tahun 2016 mengenai SPGDT.
UU no 24 tahun 2007
Paradigma perubahan penanggulangan bencana dari responsive ke preventif yaitu pengurangan resiko bencana.
Rencana Strategis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima tahun 2015-2020.
Peraturan Ketenagakerjaan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.
SK Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima tentang Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS) No../../ 2017.
SK Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima tentang Kebijakan Umum pelaksanaan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) No../.. /2017.
Pedoman RSAB PP Muhamamdiyah tahun 2016.
Prosedur Kerja
a. Saat Bencana Eksternal
- Setelah mendapat informasi permintaan tenaga kesehatan ke lokasi bencana, ketua divisi tanggap darurat mengajukan daftar nama ke Ketua KKB sesuai dengan prosedur pengiriman tim ke lokasi bencana.
- Sekretaris menyiapkan surat tugas untuk tim yang ditugaskan dan berkoordinasi dengan bagian SDI terkait penugasan tersebut dan menyiapkan form pelaporannya.
- Divisi keuangan menyiapkan kebutuhan dana selama di lokasi bencana dengan berkoordinasi bagian keuangan RS.
- Divisi logistik menyiapkan semua kebutuhan peralatan selama di lokasi bencana.
- Setelah penugasan ke lokasi bencana selesai, maka ketua tim medis bencana membuat laporan kepada direksi dengan tembusan kepada Ketua KKB.
b. Saat Bencana Internal
- Apabila terjadi bencana di RS dan membutuhkan tenaga KKB maka ketua divisi logistik akan menghubungi ketua KKB untuk memobilisasi SDM KKB.
c. Saat tidak terjadi bencana
- Permintaan kegiatan non bencana melalui surat resmi ke rumah sakit dan menunggu disposisi dari direksi sebelum dilaksanakan oleh KKB.
- Setelah direksi menyetujui kegiatan yang akan dilakukan maka bidang diklat RS berkoordinasi dengan pengurus KKB melalui ketua KKB.
- Ketua menugaskan divisi diklat KKB untuk menyiapkan SDM sesuai kebutuhan dan disetujui oleh Ketua, dan meneruskan informasi ke diklat RS.
- Diklat RS menyiapkan surat tugas untuk tim yang ditugaskan dan berkoordinasi dengan bagian SDI terkait penugasan tersebut dan menyiapkan form pelaporannya.
- Divisi keuangan KKB menyiapkan kebutuhan dana selama kegiatan dengan berkoordinasi bagian keuangan RS.
- Divisi logistik dapat meliputi medis/non medis KKB menyiapkan semua kebutuhan peralatan selama kegiatan.
- Setelah kegiatan, maka ketua divisi PRB membuat laporan kepada direksi dengan tembusan kepada ketua KKB dalam bentuk memo internal.
Sistem Pelaporan a. Pelaporan bulanan:
- Setiap laporan mencakup rangkuman jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, kepanitiaan, sasaran kegiatan, keuangan serta hasil kegiatan.
- Format laporan sesuai dengan standar akreditasi terkait tata naskah pada pokja Kualifikasi Pendidikan Staf RS.
- Waktu pelaporan maksimal tanggal 15 setiap bulannya.
b. Pelaporan setiap ada kegiatan
- Format laporan sesuai dengan standar akreditasi terkait tata naskah pada pokja Kualifikasi Pendidikan Staf RS.
- Mencakup kerangka acuan, waktu pelaksanaan, kepanitiaan, sasaran kegiatan, keuangan serta hasil kegiatan (data peserta, keberhasilan kegiatan).
- Waktu pelaporan maksimal 2 minggu paska kegiatan.
c. Pelaporan semesteran
- Format pelaporan mencakup evaluasi program selama 6 bulan, pencapaian target program dan kendala yang dihadapi serta rekomendasi/usulan pemecahannya.
- Waktu pelaporan maksimal tanggal 20 setiap bulan Juli dan bulan Januari.
d. Pelaporan tahunan
- Format laporan mencakup evaluasi selama 1 tahun, pencapaian target program dan kendala yang dihadapi serta rekomendasi/usulan pemecahannya.
- Laporan keuangan selama 1 tahun dibandingkan dengan rencana kebutuhan anggaran yang telah dibuat.
e. Pengajuan program kerja tahunan dan anggaran
- Format laporan mencakup program kerja sesuai dengan standar RS dan dilengkapi matrik.
- Anggaran yang dibutuhkan dimasing-masing kegiatan dilengkapi dengan perincian masing-masing kegiatan.
- Disusun setelah dilaksanakan rapat pleno tahunan KKB maksimal tanggal 15 Desember.
BAB IX PENUTUP
Pedoman Kerja Komite Kesehatan Bencana RS Muhammadiyah Bima ini dibuat dengan harapan sebagai acuan bagi tim KKB dalam melaksanakan tugas. Kami berharap dengan adanya pedoman ini dapat menjadi salah satu sarana dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima . Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberi petunjuk kepada kita sekalian.
Pembentukan Tim Deploy
Di RS PKU Muhammadiyah Bima memiliki 3 tim medis bencana (Tim Deploy) yang beranggotkan:
1. Tim I terdiri dari :
a. Dokter : 1 orang Muh. Aliansyah
b. Perawat : 2 orang Hj. Hadijah & Edi Bahtiar c. Bidan : 1 orang Muchrul Anggrenia d. Logistik :1 orang Sahlan apotik e. Driver :1 orang Guntur 2. Tim II terdiri dari :
a. Dokter : 1 orang Fety Rahmawati
b. Perawat : 2 orang Yuliani & M. Fajriansyah c. Bidan : 1 orang Siti Mardiah
d. Logistik : 1 orang Amin
e. Driver : 1 orang Sahlan satpam 3. Tim III terdiri dari
a. Dokter : 1 orang Muammar Amirullah b. Perawat : 2 orang Abdul Muis & Nurmadina c. Bidan : 1 orang Nurhawani
d. Logistik : 1 orang Agus Faisal e. Driver : 1 orang Jakariah
Rencana Kerja Tindak Lanjut (dr. Muhammad Aliansyah)
1. Ada pertemuan kembali untuk membahas dokumen yang harus diperbaiki jika ada yang perlu ditambah dan dikurangi serta didiskusikan kembali
2. Diharapkan dokumen dan KKB disetujui oleh direksi dan segera ditandatangani agar langsung direaliasasikan
3. Target dua pekan setelah pelatihan sudah selesai
PENUTUPAN
Acara lokakarya ini ditutup oleh sambutan dari Bapak Tajuddin dengan sebuah kisah yang menginspirasi bagi para peserta tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, beliau berharap agar kita semua harus selalu siap dengan tugas dan jabatan masing-masing.
Program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Program ini bertujuan untuk memperkuat rumah sakit Muhammadiyah / Aisyiyah dan masyarakat di sekitar rumah sakit
untuk mempersiapkan situasi kedaruratan dan bencana.
http://www.mdmc.or.id/ | http://www.rumahsakitaman.id/