• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JAM KERJA WANITA DI PT BUKIT INTAN ABADI FEBRY HARTIKA SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JAM KERJA WANITA DI PT BUKIT INTAN ABADI FEBRY HARTIKA SARI"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JAM KERJA WANITA DI PT BUKIT INTAN ABADI

OLEH

FEBRY HARTIKA SARI 140501035

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi” ialah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat pada skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2018

Febry Hartika Sari 140501035

(5)

ABSTRAK

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jam kerja wanita di PT. Bukit Intan Abadi dengan variabel dependen jam kerja wanita dan variabel independen upah, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran keluarga, dan usia.

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode slovin dengan jumlah 75 responden. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan table distribusi frekuensi dan tabulasi silang (cross tab) kemudian dengan melakukan uji korelasi pearson.

Hasil analisis dengan menggunakan hasil pearson correlation diketahui bahwa nilai dalam variable upah berpengaruh positif dan derajat hubungan adalah korelasi sempurna, variabel pendapatan suami berpengaruh negatif dengan derajat hubungan adalah korelasi sedang, variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan derajat hubungan adalah korelasi kuat, variabel jumlah pengeluaran keluarga berpengaruh posistif dan derajat hubungan adalah korelasi kuat, variabel usia berpengaruh positif dan derajat hubungan adalah korelasi sedang.

Kata kunci : Tenaga Kerja Wanita, Jam Kerja, Upah, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan Keluarga, Jumlah Pengeluaran Keluarga, Usia.

(6)

ABSTRACT

Factors Affecting Women’s Working hours at PT. Bukit Intan Abadi

This research aims to analyze about factors affecting women’s working hours at PT. Bukit Intan Abadi with women’s working hours as dependent variable and wages, husband’s income, family size, family’s expenditure, and age as independent variable.

This research uses descriptive statistic method and the sampling technique uses slovin method with 75 respondents. Primary data was collected through questionnaires distributed to respondent. The analytical method used frequency distribution table and cross tab with pearson correlation.

Result of analysis by using result of pearson correlation known that value in variable wage have positive effect and degree of relationship is perfect correlation, husband income variable have negative effect with degree of correlation is medium correlation, variable of family dependent count positive and degree of relation is strong correlation, families are postive and relationship degree is strong correlation, age variable has positive effect and degree of relationship is medium correlation.

Keyword : Female Labor, Women’s Working Hours, Wages, Husband’s Income, Family Size, Family’s Expenditure, Age

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi berjudul “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jam Kerja Wanita di PT.

Bukit Intan Abadi”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Tentunya dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan terbuka mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Ir.Ramli dan Ibunda Serirosa Br Tarigan yang telah senantiasa memberika doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, pengorbanan dan semangat selama ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP. selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(8)

3. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikan skripsi ini.

4. Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si. selaku dosen pembanding I saya yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan berupa saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si. selaku dosen pembandimg II saya yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan berupa saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepada keluarga dan adik-adik saya yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Kepada Nurul Ika, Endy, Zei, Bob Tison, Rizky, Agus, Dita, Juniar, Armayanti, GGC, Kakubik, dan teman-teman Ekonomi pembangunan 2014 serta kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, termasuk bagi penulis sendiri.

Medan, Maret 2018 Penulis

Febry Hartika Sari NIM : 140501035

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Ketenagakerjaan ... 11

2.1.1.1 Penduduk ... 11

2.1.1.2 Tenaga Kerja ... 11

2.1.1.3 Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja ... 14

2.1.1.4 Pengangguran ... 16

2.1.2 Teori penawaran ... 18

2.1.3 Teori Penawaran Tenaga Kerja ... 18

2.1.4 Teori Leisure atau Istirahat ... 21

2.2 Hubungan Aantara Variabel Dependen dan Variabel Independe . 22 2.2.1 Hubungan Antara Upah Terhadap Jam Kerja Wanita ... 22

2.2.2 Hubungan Pendapatan Suami Terhadap Jam Kerja Wanit 23 2.2.3 Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Terhadap Jam Kerja Wanita ... 24

2.2.4 Hubungan Antara Pengeluaran Keluarga Terhadap Jam Kerja Wanita ... 25

2.2.5 Hubungan Antara Usia Terhadap Jam Kerja Wanita ... 25

2.3 Penelitian Terdahulu ... 25

2.4 Kerangka Konseptual ... 28

2.5 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2.1 Tempat Penelitian ... 32

3.2.2 Waktu Penelitian ... 32

(10)

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Defenisi Variabel Operasional ... 33

3.5 Populasi dan Sampel ... 34

3.6 Jenis Data ... 35

3.7 MetodePengumpulan Data ... 36

3.8 Metode Analisis Data dan Pengolaan Data ... 36

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 38

4.2 Karakteristik Responden ... 38

4.2.1 Usia ... 38

4.2.2 Pendidikan ... 39

4.2.3 Upah Responden ... 40

4.2.4 Pendapatan Suami ... 41

4.2.5 Pekerjaan Suami ... 42

4.2.6 Jumlah Tanggungan Keluarga... 43

4.2.7 Jumlah Anak Yang Bersekolah ... 44

4.2.8 Jumlah Pengeluaran Keluarga ... 45

4.2.9 Lama Bekerja ... 46

4.2.10 Jumlah Jam Kerja Dalam Sehari ... 47

4.2.11 Danpak Bekerja di PT. Bukit Intan Abadi Terhadap Tanggung Jawab Rumah Tangga ... 47

4.2.12 Alasan Wanita Bekerja ... 48

4.2.13 Izin Suami ... 49

4.3 Analisis Crosstab ... 49

4.3.1 Upah Responden ... 49

4.3.2 Pendapatan suami ... 50

4.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga... 51

4.3.4 Jumlah Pengeluaran Keluarga ... 53

4.3.5 Usia ... 54

4.4 Pembahasan ... 55

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 38

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 39

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Upah ... 40

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Suami ... 41

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 42

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 43

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Bersekolah ... 44

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran Keluarga ... 45

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 46

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Jam Kerja Dalam Sehari ... 47

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Mengganggu Pekerjaan Rumah Tangga ... 47

4.12 Karakteristik Responden berdasarkan Alasan Wanita Bekerja 48 4.13 Crosstab Upah Responden Terhadap Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi ... 49

4.14 Crosstab Pendapatan Suami Terhadap Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi ... 50

4.15 Crosstab Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi... 51

4.16 Crosstab Jumlah Pengeluaran Keluarga Terhadap Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi... 53

4.17 Crosstab Usia Terhadap Sudah Berapa Jam Kerja Wanita di PT. Bukit Intan Abadi ... 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 31

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Output Chi-Square Lampiran 3 Data Responden

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari sebab dan akibat dari pilihan-pilihan yang dilakukan oleh manusia. Ilmu ekonomi mempelajari segala sesuatu tentang bangaimana pilihan-pilihan yang dilakukan oleh manusia itu dapat mempunyai pengaruh terhadap upah tenaga kerja dalam pasaran tenaga kerja (Bellante, 1990).

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar angkatan kerja yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja (Todaro, 2003).

Sebuah negara tidak akan pernah lepas dari pembangunan ekonomi karena pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan dalam tata urutan yang saling berkaitan satu sama lain akan menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Peningkatan pendapatan perkapita, peningkatan hasil fisik dalam berbagai satuan merupakan contoh dari perubahan kuatitaif ini.

Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan peran serta dalam pembangunan, perubahan sikap serta nilai kerja, perubahan dan tanggapan terhadap perkerja, peningkatan dalam pembagian serta perubahan yang mempengaruhi tingkat produktivitas. Salah satu aspek penting dan perlu diperhatikan dalam perubahan kuantitatif adalah besarnya persentase tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi.

Tenaga kerja dalam masyarakat merupakan sumber daya untuk menjalankan

(15)

proses produksi atau distribusi barang dan jasa. Persentase tenaga kerja dalam kegiatan ekonomi tersebut menunjukan tingkat partisipasi angkatan kerja (Sumarsono, 2003).

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karna faktor-faktor produksi yang akan selau mengalami pertambahan dalam jumlah dan kuantitasnya (Sukirno, 1996).

Ada empat faktor produksi yang kita ketahui yaitu: sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), modal dan kewirausahaan. Dari keempat faktor produksi tersebut, faktor tenaga kerja berperan penting untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut. Dengan kualitas tenaga kerja yang tinggi maka akan menghasilkan produksi yang tinggi pula. Sehingga diperlukan perbaikan kualitas sumber daya manusianya.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi. Mengingat pentingnya tersebut bahwa potensi tenaga kerja yang ada di Indonesia ini hendaknya harus dapat dimanfaatkan. Persediaan tenaga kerja atau angkatan kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat akan tetapi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sangat kecil. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah agar bagaimana tenaga kerja yang ada ini dapat diserap untuk mendapatkan pekerjaan.

(16)

Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dewasa ini menyebabkan peningkatan jumlah tenaga kerja, khususnya tenaga kerja wanita. Kesempatan kerja bagi wanita makin lama makin terbuka lebar serta semakin bertambah banyak secara kuantitatif, sehingga menyebabkan semakin banyaknya wanita yang masuk ke pasar kerja. Wanita memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat. Dengan adanya wanita bekerja akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga pekerja karena mendapat tambahan penghasilan dari hasil kerja mereka. Fenomena tersebut menunjukkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah di dalam usaha meningkatkan taraf hidup keluarga.

Menurut Sajogyo (1984) meningkatnya peluang kerja bagi wanita di sektor industri khususnya dapat disebabkan, karena banyak industri yang menuntut ketelitian dan ketekunan serta sifat-sifat lain yang biasanya dimiliki oleh wanita, seperti misalnya industri manufaktur, industri rokok, pakaian jadi, tekstil, makanan dan minuman, dan sebagainya. Kemudian karena tenaga kerja wanita dipandang lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis memiliki nilai lebih bagi pengusaha. Kedua faktor diatas membuat sektor industri lebih banyak menggunakan tenaga kerja wanita.

Meningkatnya keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi ditandai oleh dua proses. Pertama, peningkatan dalam “jumlah wanita” yang terlibat dalam pekerjaan diluar rumah tangga (Out door activity). Hal ini antara lain dapat dilihat dari kenaikan tingkat partisipasi wanita dari waktu ke waktu. Kedua, peningkatan dalam jumlah bidang “pekerjaan” yang dapat dimasuki oleh wanita. Bidang-

(17)

bidang yang sebelumnya masih di dominasi oleh laki-laki berangsur-angsur berubah atau bahkan di dominasi oleh wanita.

Pandia (1997) menyatakan bahwa wanita bekerja (employed woman) adalah wanita yang bekerja diluar rumah untuk memperoleh penghasilan dari pekerjaannya. Kebutuhan yang timbul pada wanita untuk bekerja adalah sama dengan pria, yaitu kebutuhan psikologis, rasa aman, sosial, ego, dan aktualitas diri. Bagi diri wanita itu sendiri sebenarnya dengan bekerja diluar rumah, ia akan mencapai suatu pemuasan kebutuhan dan keinginan wanita bekerja untuk memenuhi jumlah pengeluaran keluarga. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanita akan lebih kompleks dari pada pria. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wanita untuk bekerja diantara nya adalah upah, jumlah pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran keluarga, usia dan pendidikan.

Upah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanita untuk bekerja. Keputusan individu untuk menambah atau mengurangi waktu luang dipengaruhi oleh tingkat upah. Adapun tingkat produktivitas selalu berubah-rubah sesuai dengan fase produksi dengan pola mula-mula naik mencapai puncak kemudian menurun. Tingkat upah pekerja wanita yang menerima upah relatif lebih tinggi berada di daerah perkotaan. Sebaliknya, yang menerima upah lebih rendah adalah para pekerja wanita yang berada di daerah pedesaan. Tingginya biaya hidup di kota-kota besar memaksa wanita membantu untuk menopang kebutuhan keluarga (Subri, 2003).

(18)

Faktor kedua yang mempengaruhi wanita untuk bekerja adalah pendapatan suami. Partisipasi angkatan kerja perempuan yang telah menikah tergantung pada kemampuan suami untuk menghasilkan pendapatan, jika pendapatan suami masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri akan bekerja lebih banyak untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. keluarga berpenghasilan besar relatif terhadap biaya hidup cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja (Sumarsono 2003).

Jumlah tanggungan keluarga tenaga kerja wanita dapat mempengaruhi alokasi jumlah jam kerjanya, dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga yang ditanggung maka seseorang akan cenderung untuk menambah jumlah jam kerjanya karena kebutuhan hidup yang harus dipenuhi semakin besar sehingga tenaga kerja wanita harus menambah jumlah jam kerjanya. Seperti yang dikemukakan oleh (Becker, 1985) bahwa wanita bekerja yang berkelurga dan baru mempunyai anak di duga kurang mempunyai semangat dan intensitas untuk bekerja lebih keras dikarenakan pertimbangan tanggung jawab keluarga lebih utama.

Faktor yang mempengaruhi wanita bekerja adalah jumlah pengeluaran keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang rendah akan mempengaruhi aktivitas ekonomi wanita. Kondisi ekonomi yang dimaksud adalah rendahnya pendapatan keluarga sementara jumlah tanggungan keluarga yang besar dibutuhkan pengeluaran yang besar. Peran wanita sebagai the secondary worker sangat penting dalam perekonomian keluarga sebagai penyangga ekonomi (Subri, 2003).

(19)

Seperti yang dikemukakan oleh Simanjuntak (1998 : 48) bahwa usia juga berpengaruh terhadap partisipasi wanita bekerja, dengan umur produktif mereka akan masuk ke pasar kerja dan tidak mampu untuk ditahan keberadaan mereka di pasar kerja sehingga partisipasi wanita bekerja akan meningkat.

Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi wanita yaitu tingkat pendidikan.

Majunya pendidikan akan memberi andil pada meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita. Meningkatnya pendidikan kaum wanita lebih memungkinkan kaum wanita berpartisipasi dalam ketenagakerjaan. Pendidikan akan memperbaiki status, kemampuan dan keahlian seorang wanita. Hal ini meningkatkan permintaan terhadap jasa-jasanya di pasar tenaga kerja. Dampak pendidikan sangat besar terhadap wanita, karena pendidikan akan merubah nasib wanita menjadi jauh lebih baik (Sajogyo, 1983).

Menurut Trisnawati (2003) mudah bagi wanita masuk kepasar kerja dengan pendidikan yang cukup baik dan keterampilan yang lumayan, tapi bila sudah menikah, maka sulit baginya untuk mengisi peluang yang ada serta mendapatkan upah yang sesuai dengan yang diharapkannya. Disamping itu, juga di temukan sebagian besar wanita yang berpendidikan tinggi beranggapan bahwa bekerja diluar rumah (sektor publik) mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan sektor domestik (sehingga dengan upah yang tidak sesuai dengan yang diharapkan tetap bekerja), karena ada unsur pretise (gengsi) dan akan baik untuk kesejahteraan rumah tangga, sehingga banyak wanita berusaha untuk masuk ke pasar kerja dan bekerja di sektor publik.

(20)

Produktivitas pekerja wanita pada dasarnya tercermin dalam tingkat upah dan penghasilan pekerja, yaitu berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya.

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal wanita maka semakin besar partisipasi wanita dalam angkatan kerja. Berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan wanita yang rendah. Wanita yang bekerja sebagai buruh harian lepas menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan formal yang di tempuh wanita tersebut, peryantaan ini diperkuat oleh jurnal Afriyane, 2014.

Penelitian pada kaum wanita yang bekerja ini diharapkan dapat mendiskripsikan pemahaman pada karakteristik wanita pekerja di lingkungan rumah tangga. Subyek penelitiannya yaitu wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri medan yaitu PT Bukit Intan Abadi. PT Bukit Intan Abadi adalah industri manufaktur berhubungan dengan bahan setengah jadi seperti kayu dan triplek. PT Bukit Intan Abadi memiliki tenaga kerja harian lepas sebanyak 710 orang dimana jumlah laki-laki sebanyak 422 orang dan wanita sebanyak 288. Dengan menggunakan analisis kuantitatif diharapkan dapat mengungkap makna pada studi kasus wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik yang ternyata mampu menjadi potensi lahan sasaran wanita dalam bekerja untuk menyumbang kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi keluarganya. Meskipun keberadaan wanita pekerja memberikan konstribusi pada pendapatan rumah tangga, namun terdapat beberapa masalah penting untuk dikaji lebih dalam sehingga perlu dilakukan guna memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh upah terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

2. Bagaimana pengaruh pendapatan suami terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

3. Bagaimana pengaruh jumlah taggungan keluarga terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

4. Bagaimana pengaruh jumlah pengeluaran keluarga terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

5. Bagaimana pengaruh pendapatan usia terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah upah mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

2. Untuk menganalisis apakah pendapatan suami mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

3. Untuk menganalisis apakah jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

4. Untuk menganalisis apakah jumlah pengeluaran keluarga mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

(22)

5. Untuk menganalisis apakah usia mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi?

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan sumbangan pada pengembangan teori ekonomi di bidang sumber daya manusia, khususnya masalah tenaga kerja wanita, yang pada saat ini banyak terjadi perubahan yang cukup fundamental dalam perspektif rumah tangga dan adanya perencanaan yang tepat bagi wanita dalam melakukan kegiatan pengembangan karirnya.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai ketenagakerjaan, khususnya tenaga kerja wanita.

3. Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang terkait maupun yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar angkatan kerja yang pertumbuhan nya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja (Todaro 2003). Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksikan barang dan jasa jika ada permintaan atas tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri , 2003).

Penduduk memiliki peran ganda dalam perekonomian. Dalam konteks pasar tenaga kerja, penduduk dapat dipandang dari sisi permintaan maupun penawaran.

Dari sisi permintaan, penduduk adalah konsumen yang merupakan sumber permintaan akan barang dan jasa. Sedangkan dari sisi penawaran, penduduk dapat dipandang sebagai sebuah produsen.

Penduduk dipandang sebagai pemacu pembangunan. Hal ini disebabkan adanya kegiatan produksi dengan adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumsi tersebut akan menciptakan permintaan agregat, dimana hal tersebut dapat mendorong usaha-usaha produktif untuk berkembang dan meningkatkan perekonomian secara keseluruhan (Dumairy, 1996).

(24)

2.1.1.1 Penduduk

Sumber utama dalam penawaran tenaga kerja adalah penduduk, namun tidak semua penduduk menawarkan tenaga kerjanya dalam pasar tenaga kerja, dengan pertimbangan utama kelayakan bekerja menurut umurnya. Penduduk yang layak bekerja ditinjau dari umur disebut penduduk usia kerja, dan mereka yang pantas disebut sebagai tenaga kerja adalah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan sumber daya manusia (Sumarsono, 2003).

2.1.1.2 Tenaga Kerja

Di Indonesia pengertian tenaga kerja belum di temukan konsep yang seragam, namun secara umum tenaga kerja di artikan sebagai sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal A1 ayat 3 adalah : ”Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”

Ilmu ekonomi tenaga kerja adalah juga merupakan suatu sistem hubungan yang terorganisir, akan tetapi ia juga merupakan suatu subsistem pada sistem ekonomi yang lebih luas. Ilmu ekonomi tenaga kerja memusatkan perhatiannya pada tingkah laku perorangan dalam peranan mereka sebagai pemasok jasa tenaga kerja dan sebagai pihak peminta yang membutuhkan jasa tenaga kerja (Bellante, 1990).

Sedangkan pengertian lain tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-65 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang

(25)

dapat memproduksikan barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri, 2003).

Tujuan penggunaan tenaga kerja biasanya di wujudkan kalau tersedia unsur pokok. Pertama ialah adanya kesempatan kerja yang cukup banyak yang berproduktif dan memberikan imbalan banyak yang dapat diberikan semua oarang yang membutuhkannya. Sedangkan yang kedua adalah tenaga kerja mempunyai kemampuan dan semangat kerja yang cukup tinggi dan sebagai penghubung antara keduanya ialah mekanisme pasar yang memungkinkan terjadinya pertemuan dan transaksi diantara kedua belah pihak serta manajemen yang memungkinkan tenaga kerja dapat mengembangkan tenaga kerja secara lebih produktif dan semangat kerja yang tinggi dan memperoleh hak-hak yang layak.

Tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Secara fisik kemampuan bekerja di ukur dengan usia (Simanjuntak,1998). Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah semua orang yang telah memasuki umur 15 tahun ke atas tanpa batas umur yang maksimum.

Hal ini di anut Indonesia yang tidak manganut batas umur yang maksimum.

Alasannya adalah bahwa Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional.

Hanya sebagian penduduk Indonesia yang menerima tunjangan hari tua yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swasta. Dari golongan inipun pendapatan yang mereka terima belum mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh sebab

(26)

itu, mereka telah mencapai usia pensiun biasanya masih harus bekerja. Dengan kata lain, sebagian penduduk dalam usia pensiun masih aktif dalam kegiatan ekonomi dan oleh sebab itu mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja.

Tenaga kerja atau manpower dibagi dalam dua kelompok, yaitu angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja (Dumairy,1996). Sedangkan menurut Pajaman (1998), yang dimaksud dengan tenaga kerja atau man power merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Untuk golongan pencari kerja yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

Sumarsono (2003) juga menyatakan bahwa tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia atau untuk sanggup bekerja, yang meliputi mereka bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah, atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah sedang bekerja, sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Penyediaan tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan dalam masyarakat. Permintaan tersebut

(27)

dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dapat juga dinamakan pasar kerja. Seseorang dalam pasar kerja berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi, apakah ini sedang bekerja atau pekerjaan.

Besarnya penempatan atau jumlah orang yang bekerja dipengaruhi oleh penyediaan dan permintaan masyarakat.

2.1.1.3 Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tenaga kerja atau man power terdiri angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Besarnya penyediaan tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka, sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa, mereka adalah golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian lain merupakan golongan yang siap bekerja dan

sedang berusaha mencari pekerjaan, mereka disebut penganggur. Jumlah orang yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja atau labor force, atau dengan kata lain angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan (Simanjuntak, 1998).

Hal yang tidak berbeda mengenai definisi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja dinyatakan oleh Dumairy (1996) yang menjelaskan bahwa angkatan kerja merupakan tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak

(28)

bekerja, tidak mempunyai pekerjaandan sedang tidak mencari pekerjaan, seperti orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga serta yang menerima pendapatan tapi buka merupakan imbalan langsungatas jasa kerjanya.

Menurut Sumarsono (2003), angkatan kerja termasuk golongan yang aktif secara ekonomis, golongan yang terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil memperoleh pekerjaan (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil memperolehnya (unemployed). Sedangkan menurut Pajaman (1998) yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka yang terdiri dari tiga golongan, yang pertama golongan yang masih bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, dan golongan lain-lain seperti penerima pendapatan, mereka yang tidak melakukan kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan atau sewa milik dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena cacat, lanjut usia, dalam penjara atau sakit kronis.

Namun pada dasarnya, bukan angkatan kerja tersebut dapat sewaktu- waktu turun dalam pasar tenaga kerja kecuali golongan yang hidupnya bergantung kepada orang lain, sehingga dapat pula disebut sebagai angkatan kerja potensial.

Angkatan kerja potensial ini juga mencakup tenaga kerja yang menarik diri dari pasar tenaga kerja atau yang disebut discouraged workers, yang sementara keluar dari pasar tenaga kerja. Demikian juga dengan tenaga kerja yang mengurus rumah tangga, akan masuk pasar tenaga kerja bila upah tinggi atau penghasilan keluarga

(29)

yang relatif rendah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, golongan ini disebut angkatan kerja sekunder.

Angkatan kerja yang mengalami pertumbuhan yang cepat akan membawa beban dalam perekonomian seperti adanya penciptaan atau perluasan lapangan kerja. Apabila besarnya lapangan kerja tidak mampu menampung semua angkatan kerja, atau dengan kata lain tambahan penawaran tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan tambahan permintaan tenaga kerja, maka hal tersebut akan menambah besar tingkat pengangguran yang sudah ada.

2.1.1.4 Pengangguran

Biro Statistik Tenaga kerja (bureau of labor statistics= BLS) merumuskan seseorang sebagai penganggur selama seminggu berlangsungnya survei, orang itu tidak mempunyai pekerjaan, tetapi siap untuk bekerja, dan telah melakukan usaha untuk pencarian pekerjaan selama empat minggu sebelumnya. Dalam model ekonomi makro telah menarik kesimpulan bahwa tidak ada sumber daya tenaga kerja yang menganggur. Akan tetapi kesimpulan ini tergantung pada sejumlah asumsi sederhana yang dilakukan yaitu:

1. Bahwa sumber daya tenaga kerja mempunyai informasi dan mobilitas yang sempurna, dalam hal ini bahwa biaya informasi dan mobilitas berada pada titik nol.

2. Bahwa majikan memandang semua tenaga kerja sebagai substitusi yang sempurna satu terhadap yang lainnya.

3. Bahwa tingkat permintaan adalah tertentu

4. Bahwa semua produk dan upah adalah sangat fleksibel.

(30)

Tingkat pengagguran (unemployment rate) adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian menganggur disini adalah aktif mencari perkerjaan.

Adapun macam-macam pengguran (Subri, 2003).

a. Pengguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

b. Setengah menganggur

Adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakan. Setengah menganggur yang kentara adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) diluar keinginan sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

c. Pengangguran friksional

Adalah pengguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, bersatus penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan lain.

d. Pengangguran struktual

Adalah pengguran yang disebabkan karena ketidak cocokan antara stuktur para pencari kerja. Sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya dengan stuktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi.

(31)

2.1.2 Teori Penawaran

Dalam perekonomian, adanya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual/perusahaan dapat menyediakaan barang- barang yang diperlukan tersebut. Tingkah laku penjual dalam menyediakan atau menawarkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat di pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dianggap paling penting dalam menentukan penawaran barang tersebut adalah harga. Oleh karena itu, teori penawaran menumpukan perhatiannya kepada hubungan diantara tingkat harga dengan jumlah barang yang ditawarkan (Sukirno, 1996).

Konsep penawaran ekonomi konvensional menjelaskan jumlah barang- barang dan jasa-jasa yang ditawarkan oleh pihak produsen pada suatu pasar.

Namun demikian dengan semakin ditemukan objek-objek barang baru oleh ekonom, khususnya Garry S. Becker menilai bahwa waktu merupakan salah satu jasa yang dapat memuaskan kebutuhan rumah tangga, dengan keterbatasan sehari berjumlah 24 jam. Dengan demikian individu yang menawarkan jam kerjanya merupakan seorang produsen dan yang akan memakai waktu indivitu selayaknya merupakan konsumen.

2.1.3 Teori Penawaran Tenaga Kerja

Negara-negara sedang berkembang, termasuk indonesia yang sudah mulai memasuki tahap akhir dari proses transisi demografi dihadapkan pula pada persoalan-persoalan lain akibat dari transisi kependudukan tersebut. Persoalan pertumbuhan angkatan kerja pun muncul kepermukaan. Secara implisit

(32)

penawaran tenaga kerja diperlihatkan melalui analisi ketenagakerjaan (Elfrindi, 2004)

Masalah angkatan kerja, khususnya dari sisi penawaran tenaga kerja secara mikro, umumnya mengarah pada analisis individu (individual labor supply) mengenai keputusan yang diambil untuk bekerja dalam memilih sektor formal maupun sektor informal. Dalam teori formal penawaran tenaga kerja akan bersinggungan langsung dengan tingkat harga jasa, hal ini berarti bahwa jasa tenaga kerja yang disediakan ditentukan oleh harga jasa tersebut. Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumber daya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengambil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya (Sukirno, 1996).

(Arthur, 1954) dengan model surplus of labornya memberikan tekanan kepada peranan jumlah penduduk. Dalam model ini diasumsikan terdapat penawaran tenaga kerja yang sangat elastis. Ini berarti para pengusaha dapat meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan tenaga kerja yang lebih banyak tanpa harus menaikkan tingkat upahnya. Meningkatnya pendapatan yang dapat diperoleh oleh kaum pemilik modal akan mendorong investasi-investasi baru karena kelompok ini mempunyai hasrat menabung dan menanam modal (marginal propensity to save and invest) yang lebih tinggi dibandingkan dengan

(33)

kaum pekerja. Tingkat investasi yang tinggi pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penawaran tenaga kerja merupakan suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja. Permintaan akan penambahan tenaga kerja dipengaruhi oleh besarnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi. Besarnya orang yang dipekerjakan, dipengaruhi oleh faktor panawaran tenaga kerja dan permintaan barang tersebut. Seperti halnya dengan hukum penawaran barang, dalam penawaran tenaga kerja, semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan, maka semakin tinggi penawaran tenaga kerja. Penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah dan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplai untuk ditawarkan. Jumlah satuan pekerja yang ditawarkan tergantung pada beberapa faktor, antara lain besarnya penduduk, presentase penduduk yang memilih berada dalam angkatan kerja, jam kerja yang ditawarkan oleh peserta angkatan kerja. Penawaran tenaga kerja adalah jumlah usaha atau jasa kerja yang tersedia dalam masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa (Simanjuntak, 1998).

Arfida (2003) juga menambahkan mengenai apa yang dimaksud dengan penawaran tenaga kerja, yaitu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek adalah dengan cara mengembangkan suatu penawaran tenaga kerja bagi pasar dimana jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu perekonomian dapat dilihat sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi oleh individu. Sedangkan penawaran tenaga kerja dalam jangka

(34)

panjang, merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan- perubahan kendala. Penyesuaian tersebut dapat berupa perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja, maupun jumlah penduduk.

Penyediaan tenaga kerja ditentukan oleh jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah penduduk, struktur umur, tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, jumlah penduduk yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga, tingkat penghasilan dan kebutuhan rumah tangga, pendidikan, latihan, jam kerja, motivasi dan etos kerja, tingkat upah dan jaminan social, kondisi dan lingkungan kerja, kamampuan manajerial dan hubungan industrial serta berbagai macam kebijakan pemerintah, dimana faktor-faktor tersebut dapat saling mempengaruhi secara langsung dan/atau tidak langsung dalam penyedian tenaga kerja.

2.1.4. Teori Leisure atau Istirahat

Atas keterbatasan manusia, maka pada umumnya diperlukan waktu untuk tidur selama lebih kurang 6-8 jam dan sangat tergantung kepada kondisi masing- masing. Waktu tidur demikian (given) sifatnya yang dibutuhkan untuk memulihkan aktivitas organ tubuh selama tidak tidur. Dengan demikian pemanfaatan waktu tidak tidur akan bervariasi sifatnya bagi masing-masing individu. Persoalan utama adalah bagaimana individu manganggap waktu leisure tersebut apakah merupakan barang yang lux, normal, atau barang inferior sifatnya (Elfrindi, 2004).

(35)

2.2. Hubungan Antara Variabel Independen Dan Variabel Dependen 2.2.1 Hubungan Antara Upah Terhadap Jam Kerja Wanita

Kenaikan upah wanita mempunyai efek substitusi dan pendapatan. Hal itu menaikkan harga waktu yang digunakan dalam produksi rumah tangga, akibatnya rumah tangga cenderung mengganti barang-barang pasar dengan waktu untuk memproduksi komoditi. Suatu kenaikan gaji istri juga merangsang rumah tangga untuk mengganti komoditi barang-barang intensif dengan komoditi waktu intensif dalam hal konsumsi. Kedua-duanya, baik penggantian produksi maupun konsumsi anggaran berlangsung sebagai akibat kenaikan gaji istri cenderung untuk mengurangi input waktu dalam produksi dan konsumsi rumah tangga serta cenderung menaikkan jumlah waktu yang digunakan istri untuk kegiatan pasar (Nilakusmawati, 2010).

Kesulitan ekonomi memaksa kaum wanita dari kelas ekonomi rendah untuk ikut berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarganya dengan bekerja di luar sektor domestik. Keterlibatan wanita dalam pasar tenaga kerja didorong oleh pengaruh faktor keterdesakan/kesulitan ekonomi keluarga, selain adanya faktor kesempatan kerja (Nilakusmawati, 2010).

Pendapatan adalah penghasilan yang berbentuk uang maupun bahan bentuk lain yang dapat di uangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang.

Pendapatan juga dapat mempengaruhi partisipasi kerja atau alokasi waktu seseorang. Secara teoritis terdapat hubungan antara erat antara jumlah jam kerja dan pendapatan, karena kenaikkan tingkat pendapatan akan menghasilkan harga waktu sehingga sebagian orang cenderung menambah jam kerja untuk mendapatkan upah yang lebih besar. Pada sisi lain, bagi wanita dengan

(36)

pendapatan yang tinggi cenderung akan mengurangi penggunaan alokasi waktu kegiatan kerja dan menambah waktu luangnya (Bellante, 1990).

2.2.2. Hubungan Antara Pendapatan Suami Terhadap Jam Kerja Wanita Tingkat pendapatan suami memiliki peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja. Sumarsono (2003) menjelaskan bahwa keluarga dengan penghasilan besar, relatif terhadap biaya hidup cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, sedangkan keluarga yang biaya hidupnya relatif sangat besar pada penghasilannya cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota untuk masuk dalam dunia kerja. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Simanjuntak (1998) yang menyatakan bahwa bagaimana suatu keluarga mengatur siapa yang bekerja, bersekolah atau tetap mengurus rumah tengga berdasarkan pada tingkat penghasilan keluarga yang bersangkutan.

Artinya, ketika tingkat penghasilan keluarga yang bersangkutan belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka akan semakin banyak anggota keluarga yang akan dimasukkan dalam pasar tenaga kerja.

Pendapatan wanita dari fungsi produksinya telah menempatkan wanita dalam posisi sentral yang membudaya dalam masyarakat, seperti konsep kepala rumah tangga dan pencari nafka adalah pria. Dalam rumah tangga dimana suami secara relatif mempunyai pendapatan yang rendah, istri akan cenderung nemambah curahan jam kerjanya dengan mengharapkan adanya kenaikan status ekonomi yang lebih baik. Disamping itu pendapatan suami yang merupakan pertimbangan dari penawaran tenaga kerja istri (Elfrindi, 2004).

(37)

Wanita yang sudah menikah, yang suaminya mempunyai pendapatan lebih rendah dari kemiskinan, cenderung untuk masuk ke dalam pasar kerja. Yang penting disini pada negara berkembang seperti indonesia adalah persentase rumah tangga yang pendapatannya lebih rendah dari tingkat subsisten, secara relatif cukup banyak. Oleh sebab itu banyaknya wanita yang masuk ke dalam pasar kerja terutama disebabkan oleh tingkat kemiskinan yang mendasar dan bertujuan untuk mencapai tingkat pendapatan diatas tingkat subsisten (Elfindri, 2004).

2.2.3 Hubungan Antara Jumlah Taggungan Keluarga Terhadap Jam Kerja Wanita

Simanjuntak (1998) yang menjelaskan bahwa bagaimana suatu rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga bergantung pada jumlah tanggungan keluarga yang bersangkutan. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka semakin tinggi pula probabilita perempuan yang telah menikah untuk bekerja. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka semakin tinggi curahan waktu tenaga kerja perempuan untuk bekerja.

Hubungan jumlah tanggungan seseorang dengan penawaran tenaga kerja jelas sangat berhubungan sebab jika jumlah tanggungan keluarga besar maka jumlah penawaran tenaga kerja juga bertambah. Tetapi, jumlah anakatau anggota keluarga lainnya yang dimiliki oleh pekerja berhubungan erat dengan pengeluaran yang harus di tanggung oleh tenaga kerja. Temuan (Becker, 1985) memperlihatkan bahwa wanita bekerja yang berkeluarga dan mempunyai anak diduga kurang mempunyai semangat dan kerja intensitas kerja untuk bekerja lebih keras dikarenakan pertimbangan tanggungjawab keluarga lebih utama.

(38)

2.2.4 Hubungan Antara Jumlah Pengeluaran Keluarga Terhadap Jam Kerja Wanita

Pengaruh ekonomi merupakan faktor yang pentig dalam menjelaskan probabilitas bahwa seorang wanita terlibat dalam kegiatan ekonomi. Kondisi ekonomi keluaraga yang rendah akan mempengaruhi aktivitas ekonomi wanita.

Kondisi ekonomi yang dimaksud adalah rendahnya pendapatan keluarga sedangkan jumlah tanggungan keluarga yang banyak akan dibutuhkan pengeluaran yang besar. Peran wanita sebagai the secondary worker sangat penting dalam perekonomian keluarga sebagai penyangga ekonomi (Pandia, 1997)

2.2.5 Hubungan Antara Usia Terhadap Jam Kerja Wanita

Penduduk Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan demikian penawaran tenaga kerja juga akan bertambah. Usia mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat usia seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah tua (Simanjuntak,1998).

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanita untuk bekerja telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

(39)

Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan dalam melengkapi penelitian selanjutnya. Tabel berikut menunjukan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanita untuk bekerja.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Hasil Penelitian Fitria Majid,

Fakultas Ekonomi Universitas Dipenegoro, 2012

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja

Variabel dependen:

keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja (Y) Variabel independen : tingkat pendidikan (X1), tingkat pendapatan suami (X2), dan jumlah

tanggungan keluarga (X3)

Binary Logistic Regression

tingkat pendidikan, pendapatan suami dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh posistif dan signifikan terhadap keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja.

Rezi Septiawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2011

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga di kecamatan Pamulang

Variabel dependen:

pendapatan keluarga (Y) Variabel independen : tingkat

pendidikan(X1), pendapatan ibu bekerja (X2), pendapatan suami(X3) dan jumlah

tanggungan keluarga (X4)

Regresi Linear Berganda atau Ordinary Least Square (OLS)

variabel jumlah anggota keluarga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga.

Sedangkan variabel pendapatan ibu bekerja dan variabel

(40)

tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga.

Ariska Damayanti , Fakultas Ekonomi Universitas Dipenegoro Semarang, 2011

Analisi penawaran tenaga kerja wanita menikah dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

(studi kasus 30 responden wanita menikah di kota semarang)

Variabel dependen : penawaran tenaga kerja wanita menikah (Y)

Variabel independen : pendapatan wanita(X1), pendapatan suami(X2), jumlah tanggungan keluarga (X3), pendidikan (X4)dan usia (X5)

Regresi Linear berganda atau Ordinary Least Square (OLS)

variabel independen yaitu pendapatan wanita, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan dan usia berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita.

Pendapatan suami mempunyai pengaruh paling besar terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah.

Fitria Majid, Herniwati Retno Handayani, Diponegoro journal of economics, 2012

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja (studi kasus Kota Semarang)

Variabel dependen : keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja (Y) Variabel independen : tingkat

Binary Logistic Regression

Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan, pendapatan suami dan

(41)

pendidikan (X1) tingkat

pendapatan suami (X2) jumlah tanggungan keluarga (X3)

jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja.

2.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel- variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Atau dengan kata lain dalam kerangka konseptual akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel penelitian.

Melihat begitu besarnya potensi wanita khususnya ibu rumah tangga bila ditinjau dari peranan mereka terhadap perekonomian khususnya perekonomian keluarga maka sudah seharusnya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk bekerja bagi wanita harus diperhatikan. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh upah, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran keluarga, dan usia responden terhadap jam kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi.

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu jam kerja wanita. Jam kerja wanita yang bekerja dijadikan sebagai variabel terikat. Variabel ini diukur dari berapa jam wanita tersebut bekerja dalam sehari di PT Bukit Intan Abadi.

(42)

Upah yang diterima oleh tenaga kerja dapat meningkatkan kinerja karena upah diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja sehingga tenaga kerja dapat mengoptimumkan kinerjanya dan dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang maksimum. Semakin tinggi upah yang diterima tenaga kerja maka semakin tinggi kinerjanya.

Pendapatan suami diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita. Dimana semakin tinggi pendapatan suami maka semakin rendah curahan jam kerja wanita.

Jumlah tanggungan keluarga diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita. Dimana semakin besar jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi curahan jam kerja yang dilakukan dan sebaliknya.

Jumlah pengeluaran keluarga diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jam kerja wanita. Dimana semakin besar jumlah pengeluaran keluarga maka semakin tinggi curahan jam kerja yang dilakukan dan sebaliknya.

Usia diperkirakan memiliki pengaruh terhadap jam kerja wanita. Dimana semakin tinggi usia (selama masih dalam usia produktif) maka semakin besar curahan jam kerja, karena semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi pula tanggung jawab yang harus ditanggung meskipun pada tingkat tertentu curahan jam kerja akan menurun sejalan dengan usia yang semakin bertambah.

Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan, dalam penelitian ini ditetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja untuk bekerja melalui faktor upah responden, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran keluarga dan usia responden. Berdasarkan landasan

(43)

teori pada tinjauan pustaka diatas, maka secara skema kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah jawaban sementara/kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis yang dimaksud merupakan dugaan yang mungkin benar atau mengkin salah.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel tingkat upah berpengaruh terhadap jam kerja wanita.

2. Variabel tingkat pendapatan suami berpengaruh terhadap jam kerja wanita.

Upah (X1)

Pendapatan Suami (X2)

Jumlah Tanggungan Keluarga (X3)

Usia (X5) Jumlah Pengeluaran

Keluarga (X4)

Jam Kerja Wanita (Y)

(44)

3. Variabel jumlah jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap jam kerja wanita.

4. Variabel jumlah pengeluaran keluarga berpengaruh terhadap jam kerja wanita.

5. Variabel tingkat usia berpengaruh terhadap jam kerja wanita.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskripif. Teknik anaklisis data deskriptif merupakan teknik analisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan seadanya membuat hasil dari penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menghubungkan antara variable satu dengan variable lainnya yaitu variabel dependen dengan variabel independen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah di PT Bukit Intan Abadi di Kawasan Industri Medan Jalan pulo nias komplek pergudangan intan No 38, dengan alasan peneliti telah melakukan survey dan masih banyak tenaga kerja wanita yang bekerja di PT Bukit Intan Abadi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

3.3 Batasan Operasional

Subyek penelitiannya yaitu wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri medan yaitu PT Bukit Intan Abadi. PT Bukit Intan Abadi adalah industri manufaktur berhubungan dengan bahan setengah jadi seperti kayu dan triplek. PT Bukit Intan Abadi memiliki tenaga kerja harian lepas sebanyak 710 orang dimana jumlah laki-laki sebanyak 422 orang dan wanita sebanyak 288.

(46)

3.4 Defenisi Variabel Operasional

Variabel adalah sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai

“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dibedakan menjadi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat.

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. jam kerja wanita adalah berapa jam tenaga kerja wanita bekerja di perusahaan dalam sehari.

2. Upah adalah banyaknya pendapatan yang diterima responden berupa gaji pokok ditambah lembur dalam sebulan (rupiah)

3. Pendapatan suami adalah banyaknya pendapatan yang diterima oleh suami responden dalam sebulan (rupiah)

4. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang di tanggung dalam satuan orang.

(47)

5. Jumlah pengeluaran keluarga adalah total seluruh pengeluaran keluarga dalam sebulan (rupiah)

6. Usia adalah usia responden yang diukur dalam satuan tahun.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Adapun yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi yang berjumlah 288 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi harus betul-betul representatif berarti mewakili.

Penentuan sampel menggunakan metode slovin. Dari data responden dari PT Bukit Intan Abadi tersebut kemudian ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan, dengan menggunakan perhitungan rumus Slovin sebagai berikut : n=

Keterangan : n= jumlah sampel

(48)

N= jumlah populasi d= tingkat presisi n=

n=

n=

n=

n=

n=74,22 n=75

Dari perhitungan diatas didapatkan 74,22. Namun untuk mempermudah mengolah data dengan cara tabulasi maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 75 responden dimana diketahui jumlah tenaga kerja wanita di PT Bukit Intan Abadi pada tahun 2017 sebanyak 288 orang.

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian responden. Informasi tersebut meliputi upah, pendapatan suami, jumlah

(49)

pengeluaran keluarga, jumlah tanggungan keluarga, usia dan pendidikan. Untuk mengetahui mengapa tenaga kerja wanita bekerja sebagai variabel dependennya.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung kepada responden yang dilakukan untuk mendapatkan data primer. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini berupa pertanyaan terbuka diberikan kepada responden secara langsung dibantu dengan wawancara.

3.8 Metode Analisis Data dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan program komputer SPSS 22 yaitu untuk menganalisis secara Crosstab (grafik tabulasi silang) dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang diperoleh ke dalam software Microsoft Excel untuk dilakukan tabulasi dan akan mendeskriptifkan dengan menggunakan

software Microsoft Word, kemudian dianalisis sehingga diperoleh berbagai gambaran yang menunjukkan pengaruh upah, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pengeluaran keluarga, usia dan pendidikan terhadap tenaga kerja wanita untuk bekerja.

Metode tabulasi silang (crosstab) yang akan mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks, hasil tabulasi silang disajikan dalam bentuk suatu tabel dengan variabel-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris tabel

(50)

tersebut. Untuk mengamati dan menganalisa variabel-variabel tersebut dipakai dengan tabel dua dimensi yang merupakan cara yang termudah. Selanjutnya melakukan uji korelasi pearson dengan spss yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) dan jenis hubungan antar variabel dapat bersifat positif dan negatif.

1. Hubungan positif artinya semakin tinggi nilai varibel x maka semakin tinggi nilai variabel y

2. Hubungan negatif artinya semakin tinggi nilai variabel x maka semakin rendah nilai variabel y

Dasar-dasar pengambilan keputusan dalam korelasi pearson adalah:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka berkorelasi 2. Jika nilai signifikansi >0.05, maka tidak berkorelasi Derajat hubungan dalam korelasi pearson adalah:

1. Nilai pearson correlation 0,00 s/d 0,20 = tidak ada korelasi 2. Nilai pearson correlation 0,21 s/d 0,40 = korelasi lemah 3. Nilai pearson correlation 0,41 s/d 0,60 = korelasi sedang 4. Nilai pearson correlation 0,61 s/d 0,80 = korelasi kuat 5. Nilai pearson correlation 0,81 s/d 1,00 = korelasi sempurna

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

PT. Bukit Intan Abadi adalah industri yang bergerak di bidang manufaktur berupa barang setengah jadi seperti kayu dan triplek. Berdiri sejak tahun 1 Desember 1997. Berlokasi di Jalan Pulo Nias Komplek Pergudangan Intan No 38 Medan Deli. PT Bukit Intan Abadi memiliki tenaga kerja harian lepas sebanyak 710 orang dimana jumlah laki-laki sebanyak 422 orang dan wanita sebanyak 288.

Subyek penelitiannya yaitu wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri medan yaitu PT Bukit Intan Abadi.

4.2 Karakteristik Responden

Dari 75 orang responden wanita yang sudah menikah sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

4.2.1 Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 23-26 11 14,7

2 27-30 5 6,7

3 31-34 11 14,7

4 35-38 21 28

5 39-42 12 16

6 43-46 7 9,3

7 47-50 8 10,7

Jumlah 75 100

Sumber : Diolah Dari Kuesioner

Berdasarkan data pada tabel tersebut, didapati jumlah responden yang berumur 33-38 tahun merupakan kelompok usia dengan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 21 responden dari jumlah keseluruhan responden, kemudian disusul

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  Nama
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual  2.5 Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi dengan variabel bebas yaitu upah tenaga kerja wanita, pendapatan suami

Penelitian berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mantan Tenaga Kerja Indonesia Untuk Bekerja Kembali Ke Luar Negeri Di Desa Wringinputih Kecamatan Muncar

Penelitian berjudul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mantan Tenaga Kerja Indonesia Untuk Bekerja Kembali Ke Luar Negeri Di Desa Wringinputih Kecamatan Muncar

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Industri Rokok Bagian Pelintingan Pada Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.. I

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan paling dominan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada CV

petunjuk dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Jam Kerja Pedagang Sayur Wanita

Beberapa penelitian terdahulu yang sejenis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita menikah diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Riyani,

Penelitian yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Pada Industri Pot Gerabah di Kabupaten Jember” ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor umur,