• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANAPADA Ny.D UMUR 43 TAHUN P 2 A 0 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN HIPERTENSI DI BPM SURATINI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANAPADA Ny.D UMUR 43 TAHUN P 2 A 0 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN HIPERTENSI DI BPM SURATINI SURAKARTA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

1

SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun Oleh :

Suci Anggrenni B14039

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017

(2)
(3)
(4)

iv

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.D Umur 43 Tahun P2A0 Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan Hipertensi di BPM Suratini Surakarta.” Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Deny Eka Widyastuti,S.ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Suratini Amd.Keb selaku pemilik BPM Suratini Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus

5. Seluruh dosen dan Staff Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

SemogaKarya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta,Maret 2017 Penulis

(5)

v

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.D UMUR 43 TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DENGAN HIPERTENSI DI BPM SURATINI SURAKARTA

Xi + 65 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo Provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150mg. Disuntikkan secara intramuskular di daerah bokong. Efek samping dari pemberian KB suntik tersebut salah satunya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, kelumpuhan. Diperoleh hasil data bulan Januari sampai Oktober 2016 jumlah akseptor KB di BPM Suratini Surakarta sebanyak 1864 akseptor, dan akseptor KB suntik yang mengalami efek samping kenaikan berat badan sebanyak 178 (74,78%), hipertensi terjadi sebanyak 33 orang (13,86%) dan ganguan haid sebanyak 27 orang ( 11,34%). Dari hasil survey didapat akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi ada di urutan kedua.

Tujuan

:

Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan KB Suntik 3 bulan dengan hipertensi di BPM Suratini Amd.Keb Surakarta dengan menggunakan managemen 7 langkah Varney.

Metode Penenlitian : Jenis studi kasus ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif, Lokasi studi kasus ini akan dilakukan di BPM Suratini Amd.Keb Surakarta, Subyek pada studi kasus ini adalah Ny. D Umur 43 tahun P2A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi, dilakukan pada 4 Maret 2017- 7 Maret 2017.

Tehnik pengumpulan data yaitu data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan sekunder yang meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

Hasil : Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TTV Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nad : 82x/menit, Pernafasan : 22x/menit, Suhu : 36,7°C, diagnosa potensial tidak muncul, ibu sudah tidak pusing dan merasa tegang pada lehernya, ibu sudah mengerti penyebab hipertensi, dan ibu bersedia kontrol jika ada keluhan.

Kesimpulan : Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Akseptor KB suntik 3 bulan , hipertensi Kepustakaan :( Tahun 2009 – 2016)

(6)

vi

2. Jangan takut untuk bermimpi karena hidup berawal dari mimpi.

3. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak adakan kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali (Kahlil Gibran)

4. Ilmu adalah teman dari kesepian dan sahabat dari keterasingan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Papa dan mama tercinta, terima kasih atas doa restunya dan cinta serta kasih sayangnya selama ini.

2. Adik-adikku tercinta ( Retno, Riyan dan Raffa) serta kakaku Annisa yang selalu memberikan support dan membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini serta mendoakan dalam setiap langkahku.

3. Untuk pembimbing akademik tersayang ibu Anis Nurhidayati., S.ST., M.Kes dan dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ibu Deny Eka W., S.ST., M.Kes.

4. Untuk seseorang yang setia menemani langkahku dari awal pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dan selalu mendoakan yang terbaik dalam setiap langkahku.

5. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu ada, terima kasih

6. Almamater tercinta

(7)

vii

Nama : Suci Anggrenni

Tempat, tanggal Lahir : Sukoharjo, 05 Juni 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Talun, Rt.01/06, Bulurejo, Polokarto, Sukoharjo

Riwayat Pendidikan

1. SD N Bulu 02 LULUS TAHUN

2008

2. SMP N 2 Jumapolo LULUS TAHUN

2011

3. SMK N 1 Karanganyar LULUS TAHUN

2014

4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2014

(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vi

CURICULUM VITAE ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus... 3

D. Manfaat Studi Kasus... 5

E. Keaslian Studi Kasus ... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis ... 8

B. Teori Manajemen Kebidanan Varney ... 18

C. Landasan Hukum ... 32

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 34

B. Lokasi Studi Kasus ... 34

C. Subyek Studi Kasus ... 34

D. Waktu Studi Kasus ... 35

E. Instrumen Studi Kasus ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

(9)

ix

B. Pembahasan Kasus ... 56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

x

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Pasien

Lampiran 7 Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent) Lampiran 8 Format Askeb

Lampiran 9 Lembar Observasi

Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan dan leaflet Lampiran 11 Surat Bukti Menerima Penyuluhan Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus

Lampiran 13 Lembar Konsultasi

(11)

xi Tabel 4.2. Riwayat KB

(12)

1 A. Latar Belakang

Situasi KB di Indonesia sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 78 disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman bermutu dan terjangkau oleh masyarakat (Kemenkes,2012)

Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam Program KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Data SDKI (2012) menunjukkan tren Prevalensi penggunaan Kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia sejak 1991-2012 meningkat. Tren ini

menggambarkan bahwa meningkatnya cakupan wanita usia 15-49 tahun yang melakukan KB sejalan dengan menurunnya angka fertilitas nasional(Depkes RI, 2014)

Pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%) menggunakan kontrasepsi suntikan. KB aktif secara nasional sebesar 75,83%. Terdiri dari KB Intra Uterine Device (IUD) sebanyak 658.632

(13)

(7,75%), KB Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 128.793 (1,52%), KB Metode Operasi Wanita (MOP) sebanyak 21.374 (0,25%), KB Kondom sebanyak 517.638 (6,09%), KB Implan sebanyak 784.215 (9,23%), KB Pil sebanyak 2.261.480 (26,60%). Dan KB Suntikan sebanyak 4.128.115 (48,56%) (Depkes RI, 2014)

KB suntik banyak diminati tetapi memiliki efek samping yaitu di bulan-bulan pertama terjadi mual, pendarahan berupa bercak diantara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara serta tidak melindungi dari IMS dan HIV/AIDS. Dan salah satu efek sampingnya adalah hipertensi yang terjadi

pada akseptor KB suntik yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, kelumpuhan ( Pramono, 2008)

Berdasarkan survey studi pendahuluan yang telah dilaksankan pada tanggal 17 November 2016 diperoleh hasil data bulan Januari sampai Oktober 2016 jumlah akseptor KB di BPM Suratini Surakarta sebanyak 1864 akseptor, terdiri dari KB suntik 1753 akseptor (93,99%), KB Pil 65 akseptor (3,48%), KB Implant 21 akseptor (1,12%), dan IUD 25 akseptor (1,34%). Dan akseptor KB suntik yang mengalami efek samping kenaikan berat badan sebanyak 178 (74,78%), hipertensi terjadi sebanyak 33 orang (13,86%) dan ganguan haid sebanyak 27 orang ( 11,34%). Dari hasil

(14)

survey didapat akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi ada di urutan kedua. Dari hasil tersebut menjadikan penulis mengambilkasus ini untuk diteliti dengan judul Asuhan Kebidanan Akseptor KB suntik 3 bulan Pada Ny.D Umur 43 Tahun P2A0 dengan hipertensi di BPM Suratini Surakarta Tahun 2017.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka penulis menarik perumusan masalah dalam studi kasus ini ialah

“Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan Pada Ny.D P2A0 umur 43tahun dengan hipertensi di BPM Suratini Amd.Keb Surakarta dengan menggunakan managemen 7 langkah Varney ?”

C. Tujuan Studi Kasus 1. Umum

Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan KB Suntik 3 bulan dengan hipertensi di BPM Suratini Amd.Keb Surakarta dengan menggunakan managemen 7 langkah Varney.

(15)

2. Khusus

a. Mahasiswa mampu

1) Melakukan penatalaksanaan pengkajian data dasar terhadap KB suntik 3 bulan pada Ny.D dengan hipertensi

2) Melaksanakan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan Ny.D P2A0 umur 43 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

3) Menentukan identifikasi diagnosa potensial pada asuhan kebidanan pada Ny.D P2A0 umur 43tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

4) Melaksanakan antisipasi tindakan dan penanganan segera pada Ny.D P2A0 umur 43 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny.D P2A0 umur 43tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

6) Melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman sesuai dengan susunan asuhan kebidanan pada Ny.D P2A0 umur 43 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny.D P2A0 umur 43 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi

(16)

b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan termasuk faktor pendukung dan faktor penghambat.

D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis

a. Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana pada Ny.D P2A0 umur 43 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

b. Sebagai bekal bagi penulis untuk terjun langsung kelapangan.

2. Bagi Profesi

Sebagai bahan informasi pada pelayanan kebidanan, serta dapat menjadi pertimbangan upaya peningkatan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

3. Bagi institusi dan Instansi

a. Sebagai bahan bacaan atau referensi sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Serta dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam proses mengajar tentang asuhan kebidanan akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

(17)

b. Instansi

Dengan melihat hasil pengkajian dari studi kasus ini dapat sebagai masukan dan penyempurnaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

E. Keaslian Studi Kasus

Laporan kasus tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi sudah dilakukan oleh :

1. Dian, K (2016) Stikes Kusuma Husada, dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan Hipertensi di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nur Karanganyar. Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah Varney. Hasil dari studi kasus ini adalah Ny.R umur 36 tahun P3A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi. Diberikan terapi obat kaptopril 12,5 mg dan Ibu profen 400mg selama 3 hari. Setelah dilakukan pemeriksaan tindakan dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan selama 3 hari diperoleh hasil akhir keadaan umum baik, tidak ada kecemasan, KIE penyebab hipertensi, ibu mengerti bahwa tekanan darah tingginya sebagai efek samping KB suntik 3 bulan. Pada kasus ini terdapat kesenjangan pada pemberian terapi.

Perbedaanya adalah subyek, tempat dan pemberian terapi. Pada penelitian Dian, K (2016) Stikes Kusuma Husada, dengan judul

“Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan

(18)

dengan Hipertensi di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nur Karanganyar” diberikan terapi obat kaptopril 12,5 mg dan Ibuprofen 400mg selama 3 hari sedangkan pada penelitian ini hanya diberikan kaptropil 12,5 mg 1x1 (3 tablet).

Kesamaanya adalah sama-sama mengambil kasus pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan efek samping kemudian menggunakan managemen 7 langkah varney antara keaslian dan kasus yang didapat.

(19)

8 A. Teori Medis

1. Keluarga Berencana a. Pengertian

1) Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (undang-undang No.10/1992)

2) Upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Depkes RI, 2014)

3) Suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa (pembatasan kelahiran).

(Maryunani,2016)

b. Tujuan Program Keluarga Berencana

Menurut Maryunani (2016) tujuan KB yaitu:

1) Memperbaiki kesehatan bangsa dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa

(20)

2) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa

3) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

c. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana

Menurut Maryunani (2016) ruang lingkup KB adalah : 1) Keluarga berencana

2) Kesehatan reproduksi remaja

3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas 5) Keserasian kebijakan kependudukan

6) Pengelolaan SDM aparatur 2. Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormonprogesteron yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik (1 bulan sekali atau 3 bulan sekali). Jenisnya ada 2 yaitu : a. Golongan progestin, misalnya depoprovera 150mg isi 1 cc

(disuntikkan setiap 3 bulan sekali)

b. Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat, misalnya oyelofem (disuntikkan tiap 1 bulan sekali). (Irianto,2014)

(21)

3. Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan a. Pengertian

Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung progestin saja dan banyak dipakai sekarang ini DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo Provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150mg. Disuntikkan secara intramuskular di daerah bokong ( Pinem, 2014)

b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi 3 Bulan

Menurut Affandi (2012), mekanisme kerja komponen progesterone atau derivate testoteroneadalah :

1) Suntikan progestin mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga penitrasi sperma terganggu 3) Manjadikan selaput rahim tipis

4) Menghambat transportasi gemet oleh tuba c. Efektifitas

Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA) memiliki efketifitas

yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadual telah ditentukan (Pinem, 2014)

d. Keuntungan

Menurut Pinem (2014), keuntungan Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA) antara lain :

1) Sangat efektif

(22)

2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

3) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.

4) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun sampai perimonopause

e. Kerugian

Menurut Pinem (2014), kerugian Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA) antara lain :

1) Sering ditemukan gangguan haid.

2) Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapat suntikan.

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum penyuntikan berikut.

4) Peningkatan berat badan.

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, infeksi HIV, hepatitis B virus.

6) Setelah pemakain dihentikan kesuburan terlambat kembali karena pelepasan obat suntikan dari depannya belum habis.

7) Pada penggunaan jangka panjang : terjadi perubahan pada lipid serum, dapat sedikit menurunkan densitas (kepadatan) tulang menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, dapat menimbulkan gangguan emosi (tetapi jarang), sakit kepala, jerawat dan nervositas.

(23)

f. Indikasi

Indikasi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), menurut Pinem (2014) antara lain :

1) Usia reproduksi.

2) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi.

3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai 4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

5) Setelah abortus

6) Telah menginginkan banyak anak tetapi belum menginginkan tubektomi

7) Perokok

8) Tekanan darah, 180/110 mmHg, masalah gangguan darah atau anemia bulan sabit.

9) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin barbiturat) atau obat untuk tuberkulosis (rifampisin)

g. Kontra indikasi

Sedangkan kontra indikasi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), menurut Hanafi (2015) antara lain :

1) Kehamilan.

2) Karsinoma payudara 3) Karsinoma traktus genitalia 4) Perdarahan abnormal uterus

(24)

h. Waktu mulai suntikan

Menurut BKKBN ( 2012) ,waktu yang tepat penggunaan KB suntik 3 bulan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), adalah :

1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil 2) Mulai hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid.

3) Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

4) Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu mengunggu sampai haid berikutnya.

5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan, asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, selama 7 hari penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

i. Cara pemberian

Menurut Pinem (2014) cara pemberian KB suntik 3 bulan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) adalah :

(25)

1) Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg secara intramuskular dalam-dalam di daerah pantat (bila suntikan terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat, tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan setiap 90 hari. Jangan melakukan masase pada tempat suntikan.

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang telah dibasahi dengan isopropyl alkohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit kering, baru disuntik.

3) Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara.

Bila terdapat endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan.

4) Semua obat harus diisap ke dalam alat suntiknya.

j. Efek samping

1) Gangguan siklus haid.

2) Hipertensi.

3) Perubahan berat badan 4) Pusing/sakit kepala/migrain 5) Keputihan.

6) Jerawat.

7) Rambut rontok.

8) Mual dan muntah (Pramono,2008).

(26)

4. Hipertensi a. Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas.Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang dikembalikan ke jantung.

(Triyanto, 2014) b. Penyebab Hipertensi

Triyanto (2014) mengatakan ada 2 penyebab hipertensi yaitu : 1) Hipertensi Esensial atau Primer

Penyabab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Diagnosis hipertensi dibuat setelah minimal 2 kali pengukuran tekanan darah tetap menunjukkan peningkatan.Pengukuran pengulangan tekanan darah dilakukan setelah 2 menit.

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelanjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelanjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita

(27)

hipertensi dalah hipertensi esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditunjukan ke penderita hipertensi esensial.

c. Patofisiologi

Faktor yang memicu adalah usia dan jenis kelamin. Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah terutama pada usia >65 tahun. Tekanan darah pria cenderung lebih tinggi dari wanita.

(Purwanto, 2012)

d. Menurut Purwanto (2012) faktor resiko dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

a) Keturunan b) Jenis kelamin c) Umur

2) Faktor resiko yang dapat dimodifikasi a) Merokok

b) Obesitas c) Stres

e. Menurut Pramono (2008) penanganan hipertensi adalah : Pengobatan hipertensi non farmakologis antara lain :

1) Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan 2) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh

(28)

3) Menciptakan keadaan yang rileks

4) Melakukan olahraga seperti senam serobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanak 3-4 kali dalam satu minggu

Sedangkan menurut Triyanto (2014) terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti berikutini :

1) Golongan diuretik

Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume ciran di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

2) Penghambat adrenergik

Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek

sistem saraf simpatis.

3) ACE-inhibitor

Angiotensi converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

4) Angiotensin-II-bloker

Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor

(29)

5) Antagonis kalsium

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.

6) Vasodilator lamgsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.

7) Kedaruratan hipertensi misalnya hipertensi maligna yaitu memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.

B. Teori Manajemen Kebidanan Varney

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari pengumpulan data dsar sampai evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun (Rismalinda, 2014). Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut :

1. Langkah I : Pengkajian

Menurut Sulstyawati dan Nugraheny (2010), pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai

(30)

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis. Bagian-bagian penting anamnesis antara lain sebagai berikut :

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dari klien suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui system interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2013) 1) Identitas

a) Biodata

(1) Nama : nama jelas dan lengkap, bile perlu nama panggilan sehrai-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

(Ambarwati,2010)

(2) Umur : didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya (Matondang,2013) (3) Agama : Informasi ini dapat menuntun ke suatu

diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien (Astuti, 2012).

(31)

(4) Suku : berpengaruh pada adat istiadat atau

kebiasaan sehari-hari

(Ambarwati,2010)

(5) Pendidikan : perlu ditanyakan karena tingkat pendidikan berpengaruh pada pola pendekatan dalam anamnesis (Matondang,2013)

(6) Pekerjaan : untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya (Ambarwati,2010)

(7) Alamat : dituliskan dengan jelas dan lengkap, dengan nomor rumah,nama jalan,RT,RW,kelurahan dan kecamatannya, serta bila ada nomor telponnya (Matondang,2013)

b. Anamnesa (data subyektif) 1) Alasan kunjungan

Keluhan utama adalah keluhan atau gejala pasien dibawa berobat (Matondang, 2013).Pada akseptor KB suntik 3 bulan ini mengatakan kepalanya pusing, rasa berat ditengkuk dan mudah lelah (Pramono, 2008)

(32)

2) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah,status menikah syah atau tidak (Ambarwati,2010)

3) Riwayat menstruasi, menurut Astuti (2012) adalah : a) Menarche (usia pertama datang haid)

Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun.

b) Siklus

Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga haid pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak.

c) Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah ± 7 hari.

d) Banyaknya

Normalnya yaitu 2x ganti pembalut dalam sehari.

e) Dismenorhoe (nyeri haid).

4) Riwayat obstetri

Data ini dikaji untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu (Ambarwati,2010)

5) Riwayat KB

Menurut (Astuti,2012) adalah sebagai berikut :

(33)

a) Metode

Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini ia gunakan.

b) Lama

Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

c) Masalah

Tanyakan kepada klien apakah ia mengalami masalah saat menggunakan alat kontrasepsi

6) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, DM, hipertensi, Asma.( Ambarwati,2010)

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini .(

Ambarwati,2010)

c) Riwayat kesehatan keluarga

Menurut Astuti (2012) ada 2 yaitu : (1) Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderitapenyakit menular.

(34)

(2) Penyakit keturunan

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang mempunyai penyakit keturunan.

d) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah pasien sudah pernah melakukan operasi (Astuti, 2012).

c. Data Obyektif 1) Status Generalis

(a) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaanpasien secara keseluruhan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).

(b) Tanda-tanda vital (1)) Tekanan darah

Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70-90 mmHg.Hipertensi jika tekanan diastolik sama dengan atau kurang dari 70 mmHg. (Astuti,2012)

(2)) Suhu

Dalam keadaan normal suhu badan berkisar antara 36,5- 37,2 °C. (Astuti,2012)

(35)

(3)) Nadi

Dilakukan dengan meraba pulsasi pada arteri dibeberapa tempat seperti carotis, brachialis, radialis, femoralis, dorsalis pedis. Normalnya 60-100 kali/menit (Astuti,2012)

(4)) Pernafasan

Frekuensi pernapasan normal (16-24kali/menit) (Astuti,2012).

(5)) Tinggi Badan

Dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan.

(Astuti,2012) (6)) Berat badan

Parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan diulang,merupakan indeks untuk suatu nutrisi.( Matondang, 2013)

2) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki.

1. Kepala

a. Rambut : dinilai warna, kelebatan,distribusi serta karakteristik lain rambut (Matondang,2013)

(36)

b. Muka : untuk mengetahui apakah ada oedema dan cloasma gravidarum (Astuti,2012)

c. Mata : untuk mengetahui bagaimana keadaan konjungtiva,sklera, dan oedema (Astuti,2012)

d. Hidung : dilihat apakah ada secret dan benjolan (Astuti,2012)

e. Telinga : dilihat dari adanya tanda infeksi, serumen dan kesimetrisan

(Astuti,2012)

f. Mulut : meliputi pemeriksaan keadaan bibir, stomatitis, epulsi, karies dan lidah (Astuti,2012)

2. Leher : meliputi pemeriksaan kelenjar limfe, pembesaran kelenjar tyroid, dan bendungan vena juguralis atau tumor.

(Astuti,2012)

3. Dada dan Axilla : untuk mengetahui adanya pembesaran, simetris, dan areola . retraksi pembesaran kelenjar ketiak, massa dan nyeri tekan (Astuti,2012)

(37)

4. Abdomen : meliputi pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi (Astuti,2012) 5. Anogenital

a) Vulva, vagina dan perineum

Meliputi pemeriksaan verices, luka,kemerahan, pengeluaran pervaginam, kelenjar bartholini (bengkak,massa)

b) Anus

Meliputi pemeriksaan haemoroid (Astuti,2012)

6. Ekstremitas : ada oedema, varices kuku jari dan reflek patella. (Astuti, 2012)

7. Pemeriksaan penunjang

Data penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium, rontgen dan USG. (Astuti,2012)

2. Langkah II : Interpretasi data

Identifikasi yangbenar terhadap diagnosis/ masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah/ diagnosis yang spesifik (Rismalinda, 2014)

(38)

1) Diagnosa

Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. (Rismalinda, 2014) Diagnosa : Ny. X umur ... tahun. P... A... akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

1. Data Subyektif

Data Subyektif adalah data yang didapat dari hasil anamnesa (Ambarwati, 2010).

a) Ibu mengatakan memakai KB suntik 3 bulan b) Ibu mengatakan kepalanya pusing

c) Ibu mengatakan tengkuknya terasa berat dan mudah lelah 2. Data obyektif

Data ini di dapat dari hasil pemeriksaan (Ambarwati, 2010) a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis c) Tanda Vital menurut Astuti (2012) :

a. Tekanan Darah : antara 110/70-140/90 mmHg b. Nadi : 60-100 x/menit

c. Respirasi : 16-24 x/menit

d. Suhu : 36,5-37,2°C

(39)

2) Masalah

Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.(Ambarwati, 2010). Pada kasus ini akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi mengatakan kepalanya pusing, rasa berat di tengkuk dan mudah lelah (Pramono,2008)

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012).Kebutuhan yang berikan pada akseptor KB suntik 3 bulan yaitu : (a) Memberitahu ibu tentang hipertensi

(b) Menciptakan suasana yang rileks (Pramono,2008) 3. Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial lain rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan di harapkan siap bila diagnosis atau masalah potensial benar- benar terjadi (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012). Dalam kasus ini akseptor KB suntik 3 bulan denganhipertensi, diagnosa potensialnya adalah gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, kelumpuhan (Pramono, 2008)

(40)

4. Langkah IV : Antisipasi/Tindakan Segera

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati, 2010). Pada kasus ini dilakukan penanganan dan pengobatan pada penderita dengan tekanan darah yang tinggi dapat diberikan obat anti hipertensi dan dianjurkan untuk diet rendah garam.

Apabila cara ini tidak berhasil maka dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi (Pramono,2008)

5. Langkah V : Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori yang terbaru, evidence based care, serta di validasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien di libatkan pada akhirnya pengambilan keputusan untuk di laksanakannya suatu rencana asuhan harus di setujui oleh pasien.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2012).

Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi :

a. Lakukan pemeriksaan terhadap ibu

(41)

b. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

c. Beri penjelasan kepada ibu tentang efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan

d. Beritahu kepada ibu tentang faktor yang mempengaruhi hipertensi e. Beritahu ibu untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuh f. Beri terapi pada ibu obat anti hipertensi

g. Anjurkan mangganti kontrasepsi bila tidak berhasil (Pramono,2008)

6. Langkah VI Pelaksanaan

Realisasi dari perencanaan sebagian di lakukan oleh bidan atau anggoata keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Pada situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter, misalkan karna pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012).

a) Melakukan pemeriksaan terhadap ibu’

b) Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

c) Memberi penjelasan kepada ibu tentang efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan tentang hipertensi

d) Memberitahu kepada ibu tentang faktor yang mempengaruhi hipertensi

(42)

e) Memberitahu ibu untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuh

f) Memberi terapi pada ibu obat anti hipertensi

g) Menganjurkan mengganti kontrasepsi bila tidak berhasil (Pramono,2008)

7. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah di lakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang di berikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah di laksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2010). Hasil yang diharapkan setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan hipertensi adalah tekanan darah ibu turun dan normal dengan menggunakan obat anti hipertensi (Pramono, 2008)

(43)

DATA PERKEMBANGAN

Data perkembangan menggunakan metode SOAP (Rismalinda, 2014) S : Subyektif

Pengkajian data yang diperoleh dengan anamnesis, berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.

O : Data Objektif

Data berasal dari hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lainnya.

A : Assesment

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif objektif.

P : Planing

Perencanaan dibuat saat ini dan yang datang.Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya.

C. Landasan Hukum

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010, tenteng ijin penyelenggaraan praktik bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :

1. Pasal 9

a) Pelayanan kesehatan ibu

(44)

b) Pelayanan kesehatan anak

c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

2. Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

a) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

b) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

3. Pasal 13

Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dan 12, bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan yaitu pada huruf a Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit(Kemenkes RI,2010

(45)

34 A. Jenis Studi Kasus

Studi kasus adalah studi kasus yang dilakukan meneliti suatu permasalahan yang terdiri dari yunit tunggal. Jenis studi kasus ini merupakan studi kasus denganmetode deskriptif yaitu dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu, pada jenis kasus ini menggunakan asuhan kebidanan dengan managemen varney yang terdiri dari 7 langkah dengan data perkembangan SOAP (Notoatmodjo,2012) Studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan yang di berikan kepada akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.DUmur 43tahun P2A0dengan hipertensi.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo,2012).Lokasi studi kasus ini dilakukan di BPM Suratini Amd.Keb di Kisworejo, Rt.02/10, Mojosongo, Surakarta.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.Jika kita bicara tentang subyek penelitian, sebetulnya kita bicara

(46)

tentang unit analisis, yaitu subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. (Arikunto, 2013).Subyek pada studi kasus ini adalah Ny.

DUmur 43tahunP2A0akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus ini adalah perkiraan waktu yang diperlukan peneliti dalam pengambilan kasus (Nursalam,2013). Studi kasus ini dilakukan pada bulan Desember 2016-Juli 2017.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoadmodjo,2012). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan wawancara berdasarkan format asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana dan data perkembangan menggunakan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah : 1. Data Primer

Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.(Riwidikdo, 2009)

(47)

a. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien dari ujung rambut sampai ujung kaki, namun tidak harus dengan urutan tertentu (Matondang, 2013) adapun tehnik-tehnik pemeriksaan fisik adalah : 1) Inspeksi

Inspeksi dibagi menjadi 2 yaitu umum dan lokal.Pada pemeriksaan umum melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga diperoleh kesan keadaan umum pasien.Pada inspeksi lokal dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya.

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan meraba , mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat dapa telapak dan jari tangan.

3) Perkusi

Perkusi bertujuan untuk mengetahui perbedaan suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ misalnya paru, jantung dan hati.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan caramenggunakan stetoskop.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga metode

(48)

ini memberikan hasil secara langsung. (Hidayat, 2014) .Wawancara akan dilakukan kepada Ny.DUmur 43P2A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.

c. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Notoadmodjo, 2010), antara lain :

1) Mengklasifikasi gejala-gejala yang relevan

2) Observasi dilaksanakan pada gejala-gejala yang relevan 3) Menggunakan jumlah pengamatan yang lebih banyak 4) Melakukan pencatatan dengan segera

5) Didukung pula oleh alat-alat yang memadai 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. (Riwidikdo, 2009)

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli (Hidayat,

(49)

2014). Dalam studi kasus ini dokumen yang digunakan adalah data rekam medik yang didapatkan dari BPM Suratini Surakarta.

b. Kepustakaan

Kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian.(Hidayat, 2014). Kepustakaan didapatkan dari buku dan jurnal dari tahun 2008-2016

G. Alat-alat yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data ini antara lain:

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data a. Format pengkajian pada akseptor KB b. Buku tulis atau buku catatan

c. Bolpoin

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan c. Tensimeter

d. Stetoskop e. Termometer f. Jam tangan

3. Alat dan bahan untuk melakukan pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.

(50)

H. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoadmojo, 2012). Jadwal terlampir.

(51)

40

Ruang :Periksa Tanggal Masuk : 04/03/2017 No Register :4/3/17.37

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.00 WIB I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1. Nama : Ny.D 2. Umur :43 tahun 3. Agama :Islam

4. Suku bangsa:Jawa,Indonesia 5. Pendidikan:SMK

6. Pekerjaan :Karyawan 7. Alamat :Tawangsari, RT

03/34, Surakarta 8. No.seri kartu KB : -

1. Nama : Tn.R 2. Umur :42 tahun 3. Agama :Islam

4. Suku bangsa:Jawa,Indonesia 5. Pendidikan:SD

6. Pekerjaan :Pengrajin

(52)

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) 1. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan dan mengatakan kepalanya terasa pusing serta tegang pada lehernya sejak 2 hari yang lalu

2. Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan menikah pada saat usia 18 tahun dengan suami 17 tahun lamanya sudah 25 tahun dan memiliki 2 orang anak.

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : ibu mengatakan umur 14 tahun b. Siklus : ibu mengatakan 28 hari

c. Lama : ibu mengatakan 6 hari d. Banyaknya : ibu mengatakan 2 kali ganti

pembalut dalam sehari

e. Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur

f. Sifat darah : ibu mengatakan merah segar dan encer

g. Dismenorhoe : ibu mengatakan tidak merasakan nyeri pada perut bagian bawah saat haid

(53)

4. Riwayat Obstetri

Tabel 4.1 Riwayat Obstetri

N o.

Tgl/Th n Partus

Tempat Partus

Umur kehamila n (bulan)

Jenis Partus

Penolong Anak Nifas Keadaan

anak sekarang JK BB PB kead Laktasi

1 18/09/1 993

BPM 9 bulan Spontan Bidan L 2,8

kg

47 cm

Baik Baik Hidup

2 24/04/2 000

BPM 9 bulan Spontan Bidan L 2,8

kg

48 cm

Baik Baik Hidup

5. Riwayat KB (dikaji mulai dari pasien menggunakan KB untuk pertama kali)

Tabel 4.2 Riwayat KB

No Jenis alat kontrasepsi

Tahun pakai

Tahun lepas

Keluhan Alasan lepas 1 KB Suntik 3

bulan

1993 1995 Tidak ada Ingin hamil lagi 2 KB Suntik 3

bulan

2000 sekarang - -

6. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan kepalanya pusing dan merasakan tegang pada bagian leher sejak 2 hari yang lalu

b. Riwayat penyakit sistemik :

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantungnya berdebar kencang, tidak mudah capek saat beraktivitas ringan.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada pinggang bagian belakang dan tidak sakit pada saat BAK.

(54)

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu disertai keluar darah dan keringat dingin dari telapak tangannya.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak terlihat kuning pada seklera mata, kulit dan kuku.

6) DM : Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar dan sering BAK pada malam hari.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/90 mmHg.

8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa dari mulutnya.

9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita HIV/AIDS atau PMS.

c. Riwayat penyakit keluarga :

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun ( hipertensi dan DM ) dan penyakit menular (HIV/AIDS dan PMS)

(55)

d. Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.

e. Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi apapun.

7. Data psikologi :

Ibu mengatakan merasa pusing tegang pada bagian lehernya.

II. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1. Status Generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV TD :140/90 mmHg N : 82 x/m

R : 22 x/m S : 36,8°C

d. TB : 159 cm

e. BB sebelum pemakaian alkon : 45 kg f. BB setelah pemakaian alkon : 45 kg 2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih, hitam, tidak berketombe dan tidak rontok

2) Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema

(56)

3) Mata :

a) Oedema : tidak ada oedema b) Conjungtiva : warna merah muda c) Sklera : warna putih

4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan

5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen

6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.

b. Leher

1) Pembesaran Kelenjar Gondok : Tidak ada kelenjar gondok

2) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada kelenjar limfe

c. Dada dan Axilla 1) mammae :

a) Membesar : Normal

b) Benjolan : Tidak ada benjolan c) Simetris : Kanan dan kiri 2) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan b) Nyeri : Tidak nyeri

(57)

d. Abdomen

1) Pembesaran uterus : Tidak dilakukan 2) Pembesaran hati : Tidak dilakukan 3) Benjolan : Tidak dilakukan 4) Nyeri tekan : Tidak dilakukan 5) Luka bekas operasi : Tidak dilakukan e. Anogenital

1) Vulva vagiana

a) Varices : Tidak dilakukan b) Luka : Tidak dilakukan c) Kemerahan : Tidak dilakukan d) Nyeri : Tidak dilakukan

e) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan 2) Inspeculo

a) Vagina : Tidak dilakukan b) Vulva : Tidak dilakukan c) Tanda chadwick : Tidak dilakukan 3) Pemeriksaan dalam

a) Portio/servik

(1) Keras/lunak : Tidak dilakukan (2) Erosi : Tidak dilakukan b) Posisi uterus : Tidak dilakukan c) Tumor/ benjolan : Tidak dilakukan

(58)

d) Nyeri : Tidak dilakukan 4) Anus

a) Haemorodi : Tidak dilakukan b) Keluhan lain : Tidak dilakukan g. Ekstremitas

1) Varices : Tidak ada varices 2) Oedema : Tidak ada oedema 3. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan b. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan B. INTERPRETASI DATA

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.10 WIB A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny.D P2A0Umur 43 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan hipertensi

Data Dasar : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan sudah melahirkan dua kali 2. Ibu mengatakan belum pernah keguguran

3. Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan

4. Ibu mengatakan kepalanya terasa pusing dan tegang pada lehernya sejak 2 hari yang lalu

(59)

Data Objektif Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 140/90 mmHg N : 82x/m R : 22x/m S : 36,8°C B. MASALAH

Ibu merasakan pusing dan tegang pada lehernya C. KEBUTUHAN

Diberikan KIE tentang hipertensi dan menciptakan suasana yang rileks

C. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.13 WIB Gangguan penglihatan

D. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.15 WIB

Pemberian Kaptropil dan diet rendah garam dan melaukan kolaborasi dengan bidan mandiri

E. PERENCANAAN

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.16 WIB 1. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaanya.

2. Beri penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulan 3. Beri penjelasan tentang hipertensi

(60)

4. Beritahu ibu untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuhnya

5. Beri terapi obat anti hipertensi

6. Anjurkan ibu datang kembali 3 hari lagi

7. Anjurkan ibu mengganti alat kontrasepsi lain apabila tekanan darah masih tinggi

8. Lakukan pendokumentasian hasil tindakan F. PELAKSANAAN

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.20 WIB

1. Pukul 16.20 WIB, Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa tekanan darahnya mengalami kenaikan yaitu 140/90 mmHg jadi tidak bisa dilakukan penyuntikan dan harus di turunkan dulu tekanan darahnya.

2. Pukul 16.25 WIB, Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulan yaitu gangguan haid ( amenore, spotting metrorghia), perubahan berat badan, pusing/sakit kepala, keputihan, jerawatan, rambut rontok dan mual/muntah kemudian efek samping yang lainnya adalah hipertensi/ tekanan darah tinggi yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh yang memacu terjadinya gangguan pada tingkat pembuluh darah dan kondisi pembuluh darah.

(61)

3. Pukul 16.28 WIB, Memberitahu kepada ibu tentang hipertensi yang dapat dipengaruhi dari faktor usia, riwayat keluarga, obesitas, lipid ( kolesterol), tingkat stress dan faktor hormon.

4. Pukul 16.30 WIB, Memberitahu kepada ibu untuk mengurangi asupan garam yang berlebihan membuat pembuluh darah pada ginjal menyempit dan menahan aliran darah sehingga ginjal yang beertugas mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak daripada yang seharusnya di dalam tubuh jadi banyaknya cairan yang tertahan mengakibatkan tekanan darah.

5. Pukul 16.33 WIB, Memberikan terapi obat anti hipertensi Kaptropil III @12,5 mg 1x1 hari (3 tablet)

6. Pukul 16.35 WIB, Menganjurkan ibu datang kembali 3 hari lagi 7. Pukul 16.38 WIB, Menganjurkan ibu mengganti alat kontrasepsi

lain apabila tekanan darah masih tinggi

8. Pukul 16.40 WIB, Melakukan pendokumentasian hasil tindakan G. EVALUASI

Tanggal 04 Maret 2017 Pukul 16.40 WIB 1. Ibu sudah mengetahu tentang hasil pemeriksaanya.

2. Ibu sudah mengetahui penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulan

3. Ibu sudah mengetahui penjelasan tentang hipertensi

4. Ibu bersedia untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuhnya

(62)

5. Terapi obat anti hipertensi sudah diberikan 6. Ibu bersedia datang kembali

7. Ibu sudah mengetahui dan paham apabila harus mengganti alat kontrasepsi lain apabila tekanan darah masih tinggi

8. Pendokumentasian hasil tindakan sudah dilakukan

DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah)

Tanggal : 05 maret 2017 Pukul 15.30 WIB Tempat : Tawangsari, RT 03/34, Surakarta

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan 2. Ibu mengatakan sudah mengurangi mengonsumsi garam 3. Ibu mengatakan masih pusing

O : Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV :

a. Tekanan Darah : 140/90 mmHg b. Nadi : 82x/menit c. Pernafasan : 20x/menit

d. Suhu : 36,7°C

4. Ibu sudah meminum obat yang diberikan

(63)

A : Assesment

Ny.D P2A0Umur 43 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan hipertensi

P : Planning

Tanggal : 05 maret 2017 Pukul. 15.40 WIB 1. Pukul 15.40 WIB, Memberitahu ibu tentang hasil

pemeriksaannya, bahwa tekanan darahnya 140/90 mmHg.

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasi pemeriksaannya

2. Pukul 15.43 WIB, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup bertujuan dengan tidur karena pada saat tidur kondisi ini digunakan untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengatur sistem saraf serta kerja jantung berisitirahat.

Hasil : Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup

3. Pukul 15.46 WIB, Menganjurkan ibu mengurangi makan berlemak dan bersantan mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah terutama kolesterol LDL akan tertimbun dalam tubuh.

Timbunan lemak yang disebabkan oleh kolesterol akan menempel pada pembuluh darah yang lama kelamaan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah.

(64)

Hasil : Ibu sudah mengurangi makanan berlemak dan bersantan

4. Pukul 15.50 WIB, Menganjurkan kepada ibu untuk melanjutkan terapinya

Hasil : Ibu bersedia melanjutkan terapi obat yang sudah diberikan

DATA PERKEMBANGAN II (Kunjungan Rumah)

Tanggal : 06 maret 2017 Pukul 16.00 WIB Tempat : Tawangsari, RT 03/34, Surakarta

S : Subjektif

1. Ibu mengatakan masih sedikit pusing

2. Ibu mengatakan sudah mengurangi makanan berlemak dan bersantan

3. Ibu mengatakan sudah meminum terapi yang diberikan O : Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV

a. Tekanan Darah : 130/90 mmHg b. Nadi : 84x/menit c. Pernafasan : 22x/menit

(65)

d. Suhu : 36,6°C

4. Ibu sudah meminum obat yang diberikan A : Assesment

Ny.D P2A0Umur 43 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan hipertensi

P : Planning

Tanggal : 05 maret 2017 Pukul. 16.10 WIB 1. Pukul 16.10 WIB, Memberitahu ibu tentang hasil

pemeriksaannya bahwa tekanan darahnya 130/90 mmHg Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Pukul 16.13 WIB, Menganjurkan ibu untuk menciptakan suasana yang rileks, seperti cara bernafas yang benar karena dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

Hasil : Ibu bersedia untuk menciptakan suasana yang rileks 3. Pukul 16.16 WIB, Menganjurkan kepada ibu untuk

melanjutkan terapinya

Hasil : Ibu bersedia melanjutkan terapinya

DATA PERKEMBANGAN III (Kunjungan BPM)

Tanggal : 07 maret 2017 Pukul 15.50 WIB

(66)

Tempat : Tawangsari, RT 03/34, Surakarta S : Subjektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak pusing 2. Ibu mengatakan obatnya sudah habis O : Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b. Nadi : 82x/menit c. Pernafasan : 22x/menit

d. Suhu : 36,7°C

A : Assesment

Ny.D P2A0Umur 43 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan hipertensi

P : Planning

Tanggal : 05 maret 2017 Pukul. 16.10 WIB 1. Pukul 16.10 WIB, Memberitahu ibu tentang hasil

pemeriksaannya bahwa tekanan darah : 120/80 mmHg Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Pukul 16.13 WIB, Menganjurkan ibu untuk jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu bertujuan untuk

(67)

meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh kemudian baik untuk kesehatan jantung

Hasil : Ibu bersedia untuk senam dan jalan cepat

3. Pukul 16.18 WIB, Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol lagi jika ada keluahan

Hasil : Ibu bersedia kontrol lagi jika ada keluhan

4. Pukul 16.20 WIB, Menganjurkan ibu datang lagi untuk melanjutkan suntik KB pada tanggal 07 juni 2017

B. PEMBAHASAN KASUS

Setelah penulis menerapkan manajemen kebidanan Varney pada Ny.D umur 43 tahun P2A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi maka penulis akan menjelaskan kesenjangan yang terjadi dan menarik kesimpulan dengan menggunakan 7 Langkah varney sebagai berikut :

1. Pengkajian

Dari data subyektif dapat diambil dari anamnesa yang dilakukan yaitu untuk mengetahui identitas dan didapatkan keluhan ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan mengatakan pusing, rasa berat ditengkuk dan mudah lelah (Pramono, 2008) sedangkan dari hasil pemeriksaan obyektif didapat dari keadaan umum, kesadaran, TTV (Astuti, 2012)

Pada kasus ini pengkajian dilakukan tanggal 04 maret 2017 diperoleh data subjektif yaitu ibu mengatakan kepalanya pusing dan

(68)

tegang pada bagian leher sejak 2 hari yang lalu. Sedangkan pada data objektif dilakukan pemeriksaan dengan hasil antara lain : keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, vital sign : TD : 140/90mmHg, N 86x/menit, R : 20x/menit, S : 36,8°C

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Interpretasi Data

Menurut (Rismalinda, 2014) diagnosa: Ny. X umur X tahun. PxAx akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi di dapatkan dari data subyektif hasil anamnesa (Ambarwati, 2010) yaitu Ibu mengatakan memakai KB suntik 3 bulan dan ibu mengatakan kepalanya pusing, rasa berat pada tengkuk dan mudah lelah. Sedangkan data obyektif tekanan darah 140/90 mmhg.Kemudian menurut (Pramono, 2008) masalah pada kasus ini adalah akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi mengatakan kepalanya pusing, rasa berat pada tengkuk dan mudah lelah.Sedangkan kebutuhan pada kasus ini adalah memberitahu ibu tentang hipertensi, mengurangi asupan garam dan menciptakan suasana yang rileks (Pramono, 2008)

Data yang telah dikumpulkan dari subyektif dan obyektif adalah ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan ibu mengatakan kepalanya teras pusing dan tegang pada lehernya sejak 2 hari yang lalu, tekanan darah 140/90 mmHg. Didapat diagnosa kebidanan yaitu Ny.D P2A0 Umur 34 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan hipertensi.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah selesai, Windows Server 2003 Setup akan me-restart komputer dan.

Menurut pendapat Smith dan Chaffey, “ internet marketing atau biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah ebusiness, dengan semakin dekatnya

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Agar bahasa mayoritas (bahasa Indonesia) dan bahasa minoritas (bahasa daerah) dapat hidup berdampingan tanpa harus saling menggeser satu sama lain (language

Keekslusivan Starbucks juga memberikan inspirasi bagi beberapa pengusaha kuliner di Bandung untuk membuat kedai kopi yang dengan menggunakan konsep fasilitas yang

When students preview before reading, they should look at headings; words that are bolded or underlined; and pictures, tables, graphs, and other key information to

Kepala Seksi Yanum meneliti surat, jika benar dibubuhi paraf jika tidak dikembalikan pada petugas untuk di perbaiki 5.. Petugas menerima surat yang telah di paraf Kepala

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 sikap bidan atau responden yang telah diteliti mengenai universal precaution diketahui bahwa bidan atau responden yang