PELAKSANAAN EKSEKUSI LELANG ATAS OBJEK HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4
TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN (Studi di PT. BNI Syariah Cabang Malang)
Skripsi
Oleh
Fida Nabilah Taufiq 21701021117
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG 2021
PELAKSANAAN EKSEKUSI LELANG ATAS OBJEK HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK
TANGGUNGAN
(Studi di PT. BNI Syariah Cabang Malang)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum
Oleh
Fida Nabilah Taufiq 21701021117
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG 2021
TANGGUNGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN
(Studi di PT. BNI Syariah Cabang Malang)
Fida Nabilah Taufiq Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan mengenai Pelaksanaan Eksekusi Lelang Atas Objek Hak Tanggungan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (Studi di PT. BNI Syariah Cabang Malang) berangkat dari permasalahan yaitu: 1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang? 2. Bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT.
BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang? 3. Adakah hambatan- hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang?.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conseptual approach). Pengumpulan data melalui metode studi di lapangan dan studi kepustakaan, dengan data primer maupun sekunder. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor pembiayaan bermasalah terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal. Penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: Rescheduling, Recondicioning, Restructuring. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang, yaitu: pihak debitur atau pihak ketiga melakukan gugatan kepada pihak kreditur sehingga lelang tidak bisa dilaksanakan, sulit mendapatkan calon peserta lelang, objek hak tanggungan dikuasai oleh pihak ketiga serta tidak bersedia untuk mengosongkan objek hak tanggungan, masalah yang berhubungan objek lelang hak tanggungan yang akan dilelang sulit dicek karena letaknya tersebar jauh, persiapan yang kurang matang, dan debitur menggugat kreditur setelah lelang karena merasa dirugikan dengan penjualan objek hak tanggungan melalui cara parate eksekusi.
Kata Kunci: Pembiayaan bermasalah, eksekusi, lelang, hak tanggungan.
OF MORTGAGE BASED ON LAW NUMBER 4 OF 1996 CONCERNING MORTGAGE RIGHTS
(Study at PT. BNI Syariah Malang Branch) Fida Nabilah Taufiq
Faculty of Law, University of Islam Malang
In this thesis, the author raised the issue of the implementation of the Auction Execution on the Object of Mortgage Based on Law Number 4 of 1996 concerning Mortgage Rights (Study at PT. BNI Syariah Malang Branch) departs from the problems, namely: 1. What is the factor causing the financing problem at PT. BNI Syariah Malang Branch at the Malang KPKNL office? 2. How to solve problematic financing at PT. BNI Syariah Malang Branch at the Malang KPKNL office? 3. Are there any obstacles in the completion or execution of the auction of the object of mortgage at PT. BNI Syariah Malang Branch at the Malang KPKNL office?.
This research is an empirical juridical legal research using a statute approach and a conceptual approach. Collecting data through field study methods and literature study, with primary and secondary data. Furthermore, the data were analyzed using qualitative descriptive methods to answer the problems in this study.
The results showed that problematic financing factors occur due to internal and external factors. The settlement of problem financing can be done in 3 (three) ways, namely: Rescheduling, Reconditioning, Restructuring. Obstacles in the settlement or execution of the mortgage object auction at PT. BNI Syariah Malang Branch at the Malang KPKNL office, namely: the debtor or a third party filed a lawsuit against the creditor so that the auction could not be carried out, it was difficult to find potential auction participants, the object of mortgage was controlled by a third party and was not willing to leave the object of mortgage, problems in relation to the object of the mortgage auction that will be auctioned off, it is difficult to check because it is located far away, the preparation is inadequate, and the debtor sues the creditor after the auction because he feels that he has been disadvantaged by the sale of the object of the mortgage through parate execution.
Keywords: Financing is problematic, execution, auction, mortgage right.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya bidang pembangunan saat ini disebabkan oleh berkembangnya informasi serta teknologi yang semakin pesat. Semakin meningkatnya bidang perekonomian nasional yakni di Indonesia merupakan salah satu dampak dari peningkatan pembangunan yang terjadi. Perkembangan perekonomian akan menyebabkan perkembangan usaha yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya dengan menambah modal usahanya. Namun, sebagian pengusaha ada yang kesulitan dalam hal permodalan untuk pengembangan usaha yang dilakukannya. Dengan adanya hal tersebut membuat terjadinya suatu proses transaksi dalam jumlah yang cukup besar di dalam keseharian kita dan biasanya berupa peminjaman atau biasa disebut dengan kredit.
Tetapi, keadaan yang sedang menimpa dunia khususnya di Indonesia yakni pandemi Covid 19 seperti ini menimbulkan beberapa pengusaha mengalami kerugian yang mengakibatkan debitur tidak dapat membayar utang-utangnya baik itu di bank atau non-bank. Dalam perjanjian kredit, seringkali pihak kreditur berada dalam posisi yang tidak diuntungkan ketika pihak debitur mengalami wanprestasi. Pada asasnya tidak ada kredit yang tidak mengandung jaminan, karena sesuai dengan Pasal 1131 KUH Perdata bahwa setiap kebendaan milik debitur baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik
yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari menjadi tanggungan atas utang-utangnya.
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (selanjutnya disebut UUHT), yang dimaksud dengan hak tanggungan adalah:
“hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya di sebut hak tanggungan adalah jaminan yang di bebankan kepada hak atas tanah sebagai mana dimaksud dengan Undang- Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut UUPA), berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang di utamakan kepada kreditur terhadap kreditur-kreditur lainnya”.
Hak tanggungan diberikan untuk menjadi hak jaminan atas tanah sebagai pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan utama kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. Dalam arti, jika debitur cidera janji, kreditur pemegang hak tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri merupakan salah satu perwujudan dari kedudukan istimewa atau diutamakan yang dimiliki oleh kreditur pemegang hak tanggungan.1
Namun, meskipun undang-undang telah menentukan demikian, bukan berarti bahwa setiap proses pelunasan dengan objek hak tanggungan akan berjalan dengan lancar dan mudah, karena kenyataannya pihak kreditur yang
1 I Ketut Oka Setiawan. Hukum Pendaftaran Tanah dan Hak Tanggungan. Jakarta: Sinar Grafika, 2019, h. 103.
menghadapi persoalan kredit macet (wanprestasi) selalu harus dihadapkan dengan segala macam proses penyelesaian dan permasalahan dalam upaya mengambil pelunasan piutangnya. Ketika seorang debitur cedera janji (wanprestasi), maka jaminan yang dimiliki oleh debitur harus dieksekusi oleh kreditur.
Dalam UUHT memberikan kemudahan bagi para kreditur pemegang Hak Tanggungan apabila debitur cidera janji atau wanprestasi, berdasarkan Pasal 20 ayat (1) huruf a dan b UUHT eksekusi atas benda jaminan Hak Tanggungan dapat ditempuh melalui 3 (tiga) cara, yaitu: (1) Parate executie; (2) Title executorial; dan (3) Penjualan di bawah tangan.
Ketiga eksekusi Hak Tanggungan tersebut di atas masing-masing memiliki perbedaan dalam prosedur pelaksanaannya, seperti dimaksud untuk parate executie karena wanprestasi biasanya melakukan eksekusi sendiri melalui Kantor Pelayanan Kekayaan dan Negara Lelang (selanjutnya disebut KPKNL) tersebut dan waktu pelaksanaanya lebih singkat. Yang kedua berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan atau title executorial yang tunduk pada Hukum Acara Perdata sebagaimana yang diatur dalam Pasal 224 HIR/258 Rbg, dalam pelaksanaanya harus melalui penetapan Ketua Pengadilan, maka memerlukan waktu yang tidak singkat. Sedangkan, eksekusi penjualan di bawah tangan pelaksanaan harus memenuhi beberapa persyaratan yang antara lain adanya kesepakatan antara pemberi hak tanggungan (debitur) dengan pemegang hak tanggungan (kreditur).
Dengan adanya ciri-ciri hak tanggungan diharapkan hak tanggungan atas tanah yang diatur dalam UUHT menjadi kuat kedudukannya dalam hukum jaminan mengenai tanah. Kredit yang dijamin dengan hak atas tanah tersebut, apabila debitur tidak lagi mampu membayarnya dan terjadi adanya wanprestasi serta pembiayaan bermasalah (kredit macet) maka pihak kreditur tentunya tidak mau dirugikan dan akan mengambil pelunasan utang debitur tersebut dengan cara mengeksekusi jaminan kredit tersebut dengan cara menjualnya melalui sistem pelelangan umum agar debitur juga tidak terlalu dirugikan karena kemungkinan masih ada sisa atas penjualan dan atau hasil pelelangan jaminan yang diberikannya kepada kreditur.2
Eksekusi Hak Tanggungan diatur dalam UUHT dalam Bab V, yaitu Pasal 20 dan Pasal 21. Pasal 20 menyatakan :
(1) Apabila debitur cidera janji, maka berdasarkan :
a) Hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual objek Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 atau b) Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2.
Pasal 21 menyatakan, apabila pemberi Hak Tanggungan dinyatakan pailit, pemegang Hak Tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut ketentuan undang-undang ini.
Objek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan
2 Supriadi. Hukum Agraria, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 186.
piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak mendahulukan dari kreditur- kreditur lainnya.
Pada umumnya tidak setiap pelaksanaan pelelangan berjalan dengan sebagaimana mestinya yakni dalam pelaksanaannya itu dapat mengalami berbagai hambatan-hambatan.3 Hambatan itu tidak kalah pentingnya adalah hambatan karena ketentuan yang berlaku kurang memberikan kepastian hukum.
Pada saat pelaksanaan putusan didalamnya harus berisi mengenai pemenuhan prestasi yang biasanya berupa perbuatan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah dalam menilai kepentingan yang akan didapatkan oleh kreditur dengan uang. Terlebih jika prestsinya itu berupa pembayaran sejumlah uang yang tidak jelas akan jumlahnya. Hal ini menyebabkan berbagai pandangan atau pendapat dan penafsiran sehingga sering terjadinya kesulitan pada saat pelaksanaannya.
Kemudian, hambatan-hambatan yang dihadapi KPKNL seperti adanya penundaan eksekusi lelang Hak Tanggungan dan bentuk jaminan yang tidak disukai pembeli atau susah mencari pembeli, dan solusinya tetap dilaksanakan, meskipun sudah ada pengumuman lelang.4
Dari uraian latar belakang diatas, maka hal-hal sebagaimana yang dijabarkan tersebut mendorong penulis melakukan penelitian untuk penulisan
3 Salim HS. Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Cetakan ke-9. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2016, h. 274.
4 Sutedi, Adrian, Hukum Hak Tanggungan, Cetakan Kedua. Jakarta: Sinar Grafika, 2012, h. 163.
skripsi dengan judul “Pelaksanaan Eksekusi Lelang Atas Objek Hak Tanggungan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (Studi di PT. BNI Syariah Cabang Malang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka penulis akan membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang?
2. Bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang?
3. Adakah hambatan-hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengenai faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang.
2. Untuk mengetahui mengenai penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT.
BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang.
3. Untuk mengetahui mengenai hambatan-hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis, khususnya dalam bidang hukum perdata mengenai hak tanggungan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi fakultas hukum untuk kepentingan akademis sebagai suatu referensi untuk mengetahui dan memahami mengenai hak tanggungan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh peneliti lain mengenai hak tanggungan pada masa yang akan datang.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi, dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat mengenai hak tanggungan, sebab terjadinya serta penyelesaian pembiayaan bermasalah (kredit macet), dan proses pelelangan atau eksekusi lelang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi lembaga perbankan dan lembaga lelang dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah (kredit macet).
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam proses pelaksanaan lelang.
E. Metode Penelitian
Di dalam pengumpulan data suatu penelitian, diperlukan metode yang tepat. Sehingga apa yang ingin dicapai dalam penelitian dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Di dalam membahas permasalahan dari skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian skripsi ini tergolong dalam jenis penelitian lapangan (yuridis empiris), dikarenakan data yang diperoleh untuk penyusunan skripsi diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan atau objek penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Menurut Peter Mahmud Marzuki dalam bukunya yang berjudul Penelitian Hukum, pendekatan perundang-undangan akan memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang lainya atau antara undang-undang
dan Undang-Undang Dasar atau antara regulasi dan undang-undang.
Sehingga hasil dari telaah tersebut merupakan argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi.5
Disamping itu, juga menggunakan pendekatan konsep (conseptual approach). Pendekatan konseptual (conceptual approach) adalah jenis pendekatan dalam penelitian hukum yang memberikan sudut pandang analisa penyelesaian permasalahan dalam penelitian hukum dilihat dari aspek konsep-konsep hukum yang melatarbelakanginya, atau bahkan dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam penormaan sebuah peraturan kaitannya dengan konsep-konsep yang digunakan. Sebagian besar jenis pendekatan ini dipakai untuk memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan penormaan dalam suatu perundang-undangan apakah telah sesuai dengan yang terkandung dalam konsep-konsep hukum yang mendasarinya.
Pandangan akan memperjelas ide-ide dengan memberikan pengertian- pengertian hukum, konsep hukum, maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. BNI Syariah Cabang Malang di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 48 Malang. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena dalam praktiknya di PT.
BNI Syariah Cabang Malang terdapat pembiayaan bermasalah yang diakibatkan oleh nasabah yang melakukan wanprestasi terhadap
5 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, h.93.
kewajibanya dalam melakukan prestasi yakni pembayaran hutang dengan jaminan hak tanggungan.
4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu informasi berupa pengalaman, pemahaman, pendapat, dan lain-lain dari subjek penelitian atau narasumber.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara mencari dan membaca literatur dan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil penelitian berupa laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan perundang-undangan.
Data sekunder adalah data yang terdiri dari:
1) Bahan Hukum Primer
Yaitu bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang- undangan yang digunakan berkaitan dengan bahan-bahan hukum dan penelitian yang dilakukan, antara lain :
a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
c) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
d) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
e) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
f) Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
2) Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan-bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memenuhi bahan-bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku, tesis, disertasi, jurnal, dan dokumen-dokumen yang membahas pelaksanaan eksekusi objek hak tanggungan berdasarkan kitab undang-undang perdata.
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum Tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelas terhadap bahan hukum primer dan bahan sekunder seperti kamus hukum, kamus hukum, kamus bahas Indonesia, ensiklopedi, dan lain-lain.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data yang konkret, sehingga dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:
a. Wawancara
Proses wawancara ini dilakukan dengan cara tanya jawab dapat secara lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik.
Kemudian, menanyakan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada lembaga atau instansi-instansi serta pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini melakukan proses wawancara dengan Bapak Oktavin Suharto selaku Recovery &
Remedial Head di PT. BNI Syariah Malang.
b. Observasi/pengamatan
Teknik observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dimana penyusun mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki.6
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mencari data mengenai hal- hal berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain-lain.
6 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 26.
6. Populasi dan Sampling
Populasi merupakan keseluruhan subjek hukum yang memiliki karakteristik tertentu dan ditetapkan untuk diteliti. Untuk penulisan skripsi ini penulis mengambil populasi penelitian yang ada kaitannya dengan masalah-masalah yang dibahas.
Dalam hal ini pengambilan teknik sampling penulis menggunakan Purposive Sample maksudnya populasi yang dapat mewakili keseluruhan objek penelitian.7 Dalam penelitian ini penulis menentukan pengambilan sampel dengan menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Pihak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah PT. BNI Syariah Cabang Malang.
7. Analisis Data
Setelah data penelitian berhasil dikumpulkan baik dari data primer ataupun data sekunder selanjutnya dilanjutkan dengan analisis data. Teknik analisis data dilakukan dalam penulisan ini menggunakan metode analisis data yang biasa disebut dengan deskriptif kualitatif, yakni menjelaskan atau mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan teori-teori atau konsep, undang-undang, dan peraturan lainnya kemudian dikaitkan dengan praktik yang terjadi di lapangan dan ditarik kesimpulan.
7 Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, 2015, h. 116.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami isi dari skripsi ini, berikut penulis sajikan tentang sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, dipaparkan uraian mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, diuraikan mengenai tinjauan umum tentang lembaga jaminan yang mencakup pengertian lembaga jaminan dan jenis lembaga jaminan. Lalu, tinjauan umum tentang hak tanggungan yang didalamnya mencakup pengertian hak tanggungan, dasar hukum hak tanggungan, subjek hak tanggungan, objek hak tanggungan, dan pembebanan hak tanggungan.
Kemudian, tinjauan umum tentang lelang, yang didalamnya mencakup istilah dan pengertian lelang, jenis-jenis lelang, objek lelang, dan mekanisme lelang di KPKNL. Selanjutnya, tinjauan umum tentang eksekusi, yang mencakup mengenai pengertian eksekusi, macam-macam eksekusi, dan eksekusi lelang objek hak tanggungan.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan sesuai dengan rumusan masalah tentang gambaran umum lokasi penelitian, faktor
penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di Kantor KPKNL Malang, penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di Kantor KPKNL Malang, dan hambatan-hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di Kantor KPKNL Malang.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini beisi kesimpulan sebagai hasil penelitian dan saran dari pembahasan yang telah diuraikan sebagai rekomendasi berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dalam penelitian ini menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor penyebab pembiayaan bermasalah dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah mengenai nasabah pada saat pengecekan data-datanya tidak sesuai dengan data di lapangan dan kelemahan dari pihak bank yang tidak mendeteksi secara dini mengenai pembiayaan bermasalah. Sedangkan, faktor eksternal merupakan ketidakmampuan nasabah untuk memenuhi kewajibannya untuk melunasi hutangnya kepada bank, karena nasabah kehilangan pekerjaan, mengalami kerugian dalam bisnis, kebijakan pemerintah, dan terjadi hal-hal diluar kekuasaan manusia seperti bencana alam.
2. Penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
Rescheduling, Recondicioning, Restructuring. Rescheduling atau Penjadwalan kembali adalah perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah yang tidak termasuk perpanjangan atas pembiayaan yang lancar, telah jatuh tempo, dan nasabah tidak mengalami kesulitan dalam membayar. Recondicioning atau Persyaratan kembali adalah perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan yang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan. Restructuring atau penataan kembali adalah perubahan persyaratan pembiayaan pada nasabah yang bermasalah. Penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di Kantor KPKNL Malang melalui beberapa tahapan, yaitu: jaminan yang akan dilelang akan dinilai barang jaminannya oleh pihak ketiga untuk mengetahui nilai asetnya, pemutus kewenangan di bank untuk mengetahui limit lelang,
3. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian atau pelaksanaan eksekusi lelang objek hak tanggungan pada PT. BNI Syariah Cabang Malang di kantor KPKNL Malang, yaitu:
pihak debitur atau pihak ketiga melakukan gugatan kepada pihak kreditur sehingga lelang tidak bisa dilaksanakan, sulit mendapatkan calon peserta lelang, objek hak tanggungan dikuasai oleh pihak ketiga serta tidak bersedia untuk mengosongkan objek hak tanggungan, masalah yang berhubungan objek lelang hak tanggungan yang akan dilelang sulit dicek karena letaknya tersebar jauh, persiapan yang kurang matang, dan debitur menggugat kreditur setelah lelang karena merasa dirugikan dengan penjualan objek hak tanggungan melalui cara parate eksekusi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dalam penelitian ini dapat memberi saran sebagai berikut:
1. PT. BNI Syariah Cabang Malang hendaknya bisa menggunakan kewenangan yang diberikan oleh Pasal 6 UUHT sebagai kreditur untuk melakukan parate eksekusi dalam penanganan pembiayaan bermasalah. Sehingga diharapkan hasil penjualan lelang hak atas tanah sebagai objek Hak Tanggungan melalui Lembaga Lelang Negara (KPKNL) tersebut, tidak merugikan debitur selaku pemberi Hak Tanggungan karena telah sesuai dengan harga pasaran pada umumnya.
2. Dalam penyelesaiaan pembiayaan bermasalah lebih baik jika dalam menyelesaikannya dilakukan secara dini antara nasabah dan pihak PT. BNI Syariah Cabang Malang. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam eksekusi hak tanggungan sering terjadi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya masalah atau hambatan dalam eksekusi, maka pihak kreditur atau PT. BNI Syariah
menimbulkan pembiayaan bermasalah yang berujung pada eksekusi hak tanggungan.
Adrian Sutedi. 2012, Hukum Hak Tanggungan. Cetakan Kedua. Jakarta; Sinar Grafika.
Burhan Ashshofa. 2010, Metode Penelitian Hukum. Jakarta; Rineka Cipta.
I Ketut Oka Setiawan. 2019, Hukum Pendaftaran Tanah dan Hak Tanggungan. Jakarta; Sinar Grafika.
Katini Muljadi, Gunawan Widjaja. 2007, Seri Harta Kekayaan: Hak Istimewa, Gadai, Hipotek.
Jakarta; Kencana.
Peter Mahmud Marzuki. 2010, Penelitian Hukum. Jakarta; Kencana Prenada Media Grup.
Rachmadi Usman. 2009, Hukum Jaminan Keperdataan. Jakarta; Sinar Grafika.
Salim HS. 2016, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia. Cetakan ke-9. Jakarta; Rajagrafindo Persada.
Supriadi. 2008, Hukum Agraria. Jakarta; Sinar Grafika.
Suratman, Philips Dillah. 2015, Metode Penelitian Hukum. Bandung; Alfabeta.
ST. Remy Sjahdeini. 1999, Hak Tanggungan, Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok, dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan. Bandung; Penerbit Alumni.
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 27/PMK.06/2016 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Jurnal
Isdiyana Kusuma Ayu. 2015, Pengaturan Jangka Waktu Pendaftaran Jaminan Fidusia di Indonesia.
Diakses pada 08 Oktober 2020.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Hipotek, Diakses pada 17 Oktober 2020.
https://www.kamusbesar.com/eksekusi, Diakses pada 17 Oktober 2020.
http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/993-eksekusi, Diakses pada 17 Oktober 2020.
https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/pendanaan/bnitabunganibhasanah, Diakses pada 03 Desember 2020.