• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas III SDN Kledokan Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas III SDN Kledokan Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD"

Copied!
325
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SDN KLEDOKAN YOGYAKARTA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Andika Dwi Prastianto NIM : 111134014. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. “Engkau, TUHAN, janganlah menahan rahmat-MU dari padaku, kasih-MU, dan kebenaran-MU kiranya menjaga aku selalu……” (MAZ 40: 12). Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk: Hati Kudus Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak Slamet Sugiarto dan ibu Tukiyem Yosepha, orang tua yang selalu mendukungku Mbak Windy (kakaku tersayang), Tere, keluarga besar ku, dan sahabat-sahabatku Terimakasih atas semangat, bantuan, perhatian, dan kasih sayang kalian hingga aku dapat segenggam harapan.. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO Ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan, jalanilah kenyataan itu dengan semaksimal mungkin hingga menjadi harapan baru yang lebih indah.. “Do your best and you will be able to best results also”. Selalu sertakan nama Tuhan di setiap langkahmu agar semua menjadi lebih baik.. v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 12 Januari 2015 Peneliti. Andika Dwi Prastianto. vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma: Nama. : Andika Dwi Prastianto. Nomor Mahasiswa. : 111134014. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SDN KLEDOKAN. YOGYAKARTA. MELALUI. MODEL. PEMBELAJARAN. KOOPERATIF TIPE STAD” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal:. 12 Januari 2015. Yang menyatakan. Andika Dwi Prastianto. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Andika Dwi Prastianto, 2015. Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pkn Siswa Kelas III Sdn Kledokan Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan IlmuPendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata DharmaYogyakarta. Pembelajaran aktif menantang siswa belajar lebih cerdas. Masalah keaktifan siswa pada penelitian ini adalah tidak adanya ketertarikan siswa terhadap materi yang akan disampaikan, terbatasnya alat peraga, kurangnya kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapat, sedangkan masalah mengenai prestasi adalah daftar nilai kelas III tahun 2013/2014 menunjukan siswa yang mendapatkan nilai ulangan PKn dibawah KKM yang diterapkan dari jumlah 27 siswa 70,37% siswa mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75 dengan rata-rata kelas 67,11. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (2) Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (3) Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Jenis penelitian ini adalah penelitian tidakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Kledokan dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran PKn SK 1 KD 1.1 dan 1.2. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 71,87% meningkat pada akhir siklus I yaitu 83,79% dan pada akhir siklus II mencapai 92,73%. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 67,11 meningkat pada akhir siklus I yaitu 75,3 dan pada akhir siklus II mencapai 77,12. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 28,57% meningkat pada siklus I menjadi 57,58% dan pada siklus II meningkat menjadi 81,82%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci: keaktifan, prestasi belajar, dan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Andika Dwi Prastianto, 2015. The Improvement of Activity and Academic Achievement on the Subject of Civics of the 3 graders on SDN Kledokan Yogyakarta Using Model of Cooperative Learning Tipe of Student Teams Achievement Division (STAD). Elementary School Teacher Education Study Program, department of Science Education, Faculty of Teacher Training and Education Teaching, Sanata Dharma University, Yogyakarta. Active learning challenged students learn smarter. Problem to student’s activity in this research is nothing student’s interest against matter which will be deliver, the limited props, the limited of self confidence to said his opinion. While the problem on a achievement is a list of the value of grade III in 2013/2014 showed student’s who received the value of the civic value under KKM applied from the number of student’s 70,37% from 27 Student got value under KKM it is 75 with an average 67,11. The objective of the research was (1) to improve of activity and academic achievment using model of cooperative tipe of Student Teams Achievement Division (STAD) (2) to find out “how can cooperative learning with tipe of Student Teams Achievement Division (STAD) improve student’s activity, (3) to find out “how can cooperative learning with tipe of Student Teams Achievement Division (STAD) improve student’s academic achievement. This research is class action research. The research subject was class III Students of SDN Kledokan with 33 students. The research was conducted in first semester in the school year 2013/2014 in SK 1 KD 1.1 and 1.2. The research was conducted with a class-action by two cycles. Improved students activity was marked by observation, the average ratting of grade from the initial conditions 71,87% rose at the end of first cycle of 83,79% and at 92,73% reached the end of the second cycle. The average ratting of grade from the initial conditions 67,11 rose at the end of first cycle of 75,3 and at 77,12 reached the end of the second cycle. The percentage of students graduating KKM of the initial conditions 28,57% rose at the end of first cycle of 57,58% and at 81,82% reached the end of the second cycle. Conclusion of research indicated that Model of Cooperative Learning Student Teams Achievement Division (STAD)can improve students acticity and learning performance on the Subject of Civics of the III graders on SDN Kledokan at first Semester in the School Year 2014/2015 Yogyakarta. Keyword: Activity, academic achievement, cooperative learning technique of Team games Tournament (TGT).. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS. III. SDN. KLEDOKAN. YOGYAKARTA. MELALUI. MODEL. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan ini peneliti ingin penyampaikan terima kasih kepada: 1. Romo G. Ari Nugrahanta,SJ.,S.S.,BST.,M.A.selaku ketua prodi PGSD. 2. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Andri Anugrahana, M.Pd selaku dosen pembimbing II, terima kasih banyak atas saran, perhatian, dan kesabaran dalam membimbing sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. 4. Para dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani. 5. Bapak Mulyadi, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Kledokan yang telah memberikan ijin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.. x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. Ibu Tri Nafiah, S.Pd., selaku guru kelas III SDN Kledokan yang telah membimbing,. membantu,. dan. memberikan. saran-saran. selama. pelaksanaan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas III SDN Kledokan yang telah bekerja sama dengan baik selama penelitian. 8. Orang tua tercinta “Terima kasih atas segala doa, kasih sayang, semua nasehat dan bimbingannya” 9. Kakaku tersayang Windy Kusuma Ningrum, terima kasih atas dorongan, bantuan dan perhatian yang diberikan kepada peneliti. 10. Teresia Ayu Ristanti, terima kasih atas segala dukungan, perhatian dan kesabaran yang diberikan kepada peneliti. 11. Sahabat-sahabat terbaikku: Lisa, Cahya, Fela, Cubung, Bayol, Alan, Henu, Agra, Lilik, Lilyk, Koko, Luxy, Tri, Inus terima kasih atas segala perhatian, dukungan, canda, kebersamaan dan semangat kalian. Kalian tetaplah sahabat terbaikku. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini dapat berguna dan peneliti menyadari bahwa masih ada begitu banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu peneliti menerima kritik dan saran.. Peneliti. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv. HALAMAN MOTTO ............................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi. LEMBARPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii. ABSTRAK ................................................................................................. viii. ABSTRACT ................................................................................................ ix. KATA PENGANTAR ................................................................................ xi. DAFTAR ISI .............................................................................................. xii. DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv. DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1. B. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 6. C. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 6. D. Tujuan Penelitian ………………………………………………..... 7. E. Pemecahan Masalah ………………………………………….…... 7. F. Manfaat Penelitian ……………………………………………..…. 7. G. Definisi Operasional …………………………………………….... 9. BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Teori …………………………………………………...…. 10. 1. Pembelajaran Kooperatif ……………………………………. ... 10. 2. Student Teams Achievement Devision (STAD) … … ................. 13. 3. Prestasi Belajar …………………………………………..….. ... 15. 4. Keaktifan ……………………………………………………. ... 19. 5. Pendidikan Kewarganegaraan ………………………………. ... 22. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. Perkembanagn Anak ………………………………………. ...... 23. B. Penelitian yang Relevan ……………………………………..….. .. 25. C. Kerangka Berpikir ……………………………………………… .. 29. D. Hipotesis Tindakan ………………………………………….…..... 30. BAB III : Metode Penelitian A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. .. 32. B. Seting Penelitian ………………………………………………... .. 35. C. Rencana Tindakan ………………………………………….… ...... 35. 1. Persiapan …………………………………………………..…... 36. 2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ……………………………. ... 37. D. Teknik Pengumpulan data …………………………………….….. 43. E. Instrumen Penelitian ……………………………………………... 45. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ………………... ... 49. 1. Validitas ……………………………………………………... ... 49. 2. Reliabilitas …………………………………………………... ... 62. G. Analisis Data ……………………………………………………... 64. 1. Kriteria Keberhasilan ………………………………………...... 64. 2. Cara Menghitung Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar .. 65. H. Jadwal Penelitian ………………………………………………..... 67. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelitian Tindakan Kelas ………………………………... 68. B. Hasil Penelitian ………………………………………………….... 85. 1. Keaktifan ……………………………………………………... 85. 2. Prestasi………………………. …………………….……….... 92. C. Pembahasan ………………………………………………… ......... 96. BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 106. B. Keterbatasan .................................................................................... 109. C. Saran ................................................................................................ 110. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 111. BIODATA PENELITI .............................................................................. 307. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel II.1.Pedoman pemberian skor perkembangan individu ……………. 13. Tabel II.2. Pedoman pemberian skor kelompok ......................................... 14. Tabel II.3. Kisi-kisi Indikator Keaktifan Siswa ........................................... 21. Tabel III.1. Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan ............................ 46. Tabel III.2. Peubah dan Instrumen Prestasi Belajar ..................................... 46. Tabel III.3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum di Validasi .............. 47. Tabel III.4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum di Validasi ............. 47. Tabel III.5. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II ........................ 48. Tabel III.6. Kisi – kisi Lembar Pengamatan Keaktifan .............................. 48. Tabel III.7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepada Siswa dan Guru ........ 49. Tabel III.8. Hasil validasi lembar observasi keaktifan ................................. 50. Tabel III.9. Hasil validasi Silabus ............................................................... 51. Tabel III.10. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1. 52. Tabel III.11. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2. 54. Tabel III.12. Perhitungan validitas soal siklus 1 ......................................... 56. Tabel III.13. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah di Validasi ............. 57. Tabel III.14. Perhitungan validitas soal siklus II ........................................ 58. Tabel III.15. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah di Validasi ............ 59. Tabel III.16. kategori indeks kesukaran ...................................................... 60. Tabel III.17. Tingkat Kesukaran Soal Siklus I ............................................ 60. Tabel III.18. Tingkat Kesukaran Soal Siklus II .......................................... 61. Tabel III.19. Koefisien Reliabilitas ............................................................. 63. Tabel III.20. Hasil perhitungan reliabilitas siklus I...................................... 63. Tabel III.21. Hasil perhitungan reliabilitas siklus II ................................... 64. Tabel III.22. Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa dan prestasi siswa .... 65. Tabel III.23. Jadwal Penelitian .................................................................... 67. Tabel IV.1. lembar observasi keaktifan Siklus I pertemuan 1 .................... 86. Tabel IV.2. lembar observasi keaktifan Siklus I pertemuan 2 ................... 87. Tabel IV.3. Hasil akumulasi keaktifan siswa siklus I ................................ 88. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel IV.4. lembar observasi keaktifan Siklus II pertemuan 1 .................. 88. Tabel IV.5. lembar observasi keaktifan Siklus II pertemuan 2 .................. 89. Tabel IV.6. Hasil akumulasi keaktifan siswa siklus II ............................... 90. Tabel IV.7. Hasil pengamatan keaktifan pada siklus I dan siklus II .......... 90. Tabel IV.8. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ...................................... 93. Tabel IV.9. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ..................................... 93. Tabel IV.10. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II ...................................................................................................................... xv. 94.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Literature Map penelitian-penelitian Relevan ....................... 28. Gambar III.1. Model Siklus PTK Kemmis Tagart ....................................... 33. Gambar III.2. Rumus teknik korelasi Point biserial ................................... 56. Gambar III.3. Rumus indeks kesukaran ...................................................... 60. Gambar IV.1. Diagram peningkatan keaktifan siswa siklus I dan siklus II. 91. Gambar IV.2. Diagram presentase peningkatan keaktifan siswa ................. 92. Gambar IV.3. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................... 95. Gambar IV.4. Diagram presentase siswa lulus KKM .................................. 95. Gambar IV.5. Siswa mendengarkan penjelasan guru .................................. 98. Gambar IV.6. Pembagian kelompok ........................................................... 98. Gambar IV.7. Siswa Mengerjakan LKS ..................................................... 99. Gambar IV.8. Presentasi Kelompok ............................................................ 100. Gambar IV.9. Siswa mengerjakan soal evaluasi ......................................... 100. Gambar IV.10. Siswa mengerjakan tes akhir siklus .................................. 101. Gambar IV.11. Pembagian hadiah .............................................................. 101. Gambar IV.12. Siswa mengerjakan soal LKS ............................................ 102. Gambar IV.13. Kegiatan kuis cerdas cermat ............................................... 102. Gambar IV.14. Presentasi kelompok .......................................................... 103. Gambar IV.15. Kegiatan kuis cerdas cermat .............................................. 104. Gambar IV.16. Pemberian hadiah ................................................................ 104. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1: Surat Keterangan Penelitian ......................................... 116. 1. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 117. 2. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian .............................. 118. LAMPIRAN 2: Perangkat Pembelajaran Sebelum Validasi ................ 119. 1. Silabus ............................................................................................. 120. 2. RPP Siklus I .................................................................................... 126. 3. RPP Siklus II ................................................................................... 132. LAMPIRAN 3: Perangkat pembelajaran Sesudah Validasi ................. 165. 1. Silabus ............................................................................................. 166. 2. RPP Siklus I .................................................................................... 170. 3. RPP Siklus II ................................................................................... 195. LAMPIRAN 4: Instrumen Pengumpulan data ...................................... 226. 1. Lembar Observasi Keaktifan ........................................................... 227. 2. Soal Tes Siklus I ............................................................................. 227. 3. Soal Tes Siklus II ............................................................................ 230. 4. Kunci Jawaban Soal Siklus I dan II ................................................ 232. 5. Panduan Wawancara Guru dan Siswa ............................................. 233. LAMPIRAN 5: Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran ........... 234. 1. Surat Pengantar validasi .................................................................. 235. 2. Validasi Lembar Observasi Keaktifan ............................................ 236. 3. Validasi Perangkat Pembelajaran dari Expert Judgement ............. 239. 4. Daftar nilai r Product Moment ........................................................ 245. 5. Tabulasi Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I .............................. 246. 6. Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I .............................................. 247. 7. Tabulasi Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ............................. 252. 8. Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ............................................ 253. 9. Reliabilitas ...................................................................................... 258. 10. Tingkat Kesukaran .......................................................................... 260. xvii.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LAMPIRAN 6: Hasil Penelitian .............................................................. 262. 1. Data Awal ........................................................................................ 263. 2. Siklus I ............................................................................................ 268. 3. Siklus II ………………… ............................................................... 284. LAMPIRAN 7: Foto Penelitian ................................................................ 300. xviii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. BAB 1 PENDAHULUAN Bab I memuat tentang latar belakang masalah penelitian ini, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Konsep pendidikan menurut Froebel (Morrison, 2012: 66) berdasar pada konsep kedewasaan, menurut pandangan ini peran pendidikan adalah mengamati proses kedewasaan alami siswa dan memberikan kegiatan yang membuat mereka mempelajari apa yang siap mereka pelajari. Konsep pendidikan menurut Froebel di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus jeli dalam menilai setiap perkembangan siswa, perkembangan terjadi sebagian besar lewat kegiatan individual dan permainan karena proses belajar lewat permainan sangat penting dalam proses penyerapan pengetahuan. Guru diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam setiap pembelajaran. UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanaa belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan. potensi. dirinya. untuk. memiliki. kekuatan. spiritual. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan pengertian di atas ada dua hal pokok yang menjadi hal penting yaitu, keaktifan siswa dalam mengembangkan potensi dirinya dan kecerdasan siswa tersebut..

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Gagne (Utami, 2010: 6) mengatakan bahwa belajar atau pembelajaran pada hakekatnya merupakan sebuah proses dimana siswa terlibat pada aktifitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan atau perilaku yang tidak dimiliki sebelumnya. Proses pendidikan merupakan interaksi antara guru dan siswa serta dalam prosesnya mengajak siswa untuk aktif dan menggali pengetahuannya sendiri melalui benda konkret yang ada di sekitar. Siswa di sekolah dikenalkan pada berbagai pengetahuan yang dikemas dalam bentuk berbagai mata pelajaran seperti, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, PKn dan sebagainya. PKn merupakan salah satu pelajaran penting yang ada di sekolah karena melalui mata pelajaran PKn siswa mendapatkan pendidikan karakter, sehingga siswa memiliki sikap yang baik, bermoral, sikap patriotis, cinta damai, saling menghargai antar sesama dan sebagainya. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (2007: 110) menyebutkan bahwa mata pelajaran PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, 2) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan 3) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran aktif menantang siswa belajar lebih cerdas. Morzano (Bellanca, 2011: 9) berpendapat bahwa memberikan siswa kesempatan yang.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. seimbang untuk melibatkan pikirannya secara teratur selama berada di kelas menyebabkan siswa menggunakan otaknya, semakin siswa menggunakan otaknya, semakin kompleks simpul-simpul yang terjadi di dalam otak. Semakin kompleks simpul-simpul otak yang terbentuk, semakin banyak data yang dapat disimpan dan diingat kembali, dengan demikian simpul otak memperkaya gudang penyimpanan ilmu yang dimiliki siswa. Pendapat Mozano dapat disimpulkan bahwa semakin sering siswa aktif berfikir dalam belajar, semakin banyak ilmu yang siswa dapat dan siswa dapat lebih mudah untuk mengingat materi pelajaran yang telah diberikan. Utami (2010: 3) menjelaskan proses belajar yang monoton proses belajar yang monoton masih menjadi pemandangan umum di sebagian besar sekolahsekolah. Ceramah masih dilihat sebagai andalan guru dalam mengajar, sehingga menghasilkan siswa yang berpengetahuan tetapi siswa hanya memiliki sedikit keterampilan. Potensi keterampilan dan kreatifitasnya menjadi kurang dikembangkan. Pengetahuan mereka umumnya berasal dari proses menghafal materi yang disampaikan guru bukan dari hasil temuannya sendiri. Peryataan Utami mengenai proses belajar siswa dapat disimpulkan bahwa siswa cenderung akan malas belajar karena materi dan cara guru mengajar yang membosankan, sehingga berdampak pada prestasi siswa. Prestasi siswa yang rendah disebabkan oleh keaktifan siswa yang rendah pula dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil wawancara dengan wali kelas III pada hari Rabu tanggal 2 April 2014 pada SDN Kledokan tingkat penguasaan materi pembelajaran PKn pada kompetensi dasar “Mengenal makna satu nusa, satu bahasa dan satu bahasa”.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. dan “Mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari” di kelas III sulit dipahami siswa selama 2 tahun berturut-turut. Daftar nilai kelas III tahun 2013/2014 menunjukan siswa yang mendapatkan nilai ulangan PKn dibawah KKM yang diterapkan yaitu 75, dari jumlah 27 siswa, 19 lakilaki dan 8 perempuan, ada 19 siswa atau 70,37% siswa mendapat nilai dibawah KKM dengan rata-rata kelas 67,11. Data tersebut diambil dari nilai ulangan harian kelas III SDN Kledokan tahun ajaran 2013/2014. Hasil wawancara guru juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kurangnya pencapaian kompetensi siswa dalam mata pelajaran PKn yaitu tidak adanya ketertarikan siswa terhadap materi yang akan disampaikan, terbatasnya. alat. peraga,. kurangnya. kepercayaan. diri. siswa. dalam. mengemukakan pendapat, dan ada beberapa siswa yang menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif karena siswa tersebut cenderung menggangu temannya yang sedang memperhatikan pelajaran sehingga hal tersebut berdampak pada pemahaman siswa yang sedang mau belajar. Observasi di kelas III SDN Kledoaan pada hari Senin tanggal 7 April 2014 semakin menunjukkan bahwa siswa kelas III SDN Kledonkan mempuyai tingkat keaktifan yang bisa dikatakan kurang. Keaktifan siswa yang diobsevasi oleh peneliti diketahui bahwa dari jumlah 33 siswa terhitung 20 siswa yang menyiapkan buku sebelum pelajaran dimulai, 23 siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, 21 siswa membuat catatan mengenai materi yang diberikan, 22 siswa menyimak penjelasan guru, 23 siswa membantu teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015, karena menurut Insoni (Taniredja 2011: 64) pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Etin (2009 : 4) menjelaskan bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan proses belajar mereka dan dan proses belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Belajar. kooperatif atau belajar dalam. kelompok memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling bertukar pikiran untuk memecahkan suatu permasalahan atau memahami suatu materi yang diberikan oleh guru. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division (STAD). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan agar setiap anggota kelompok dapat membahas permasalahan bersama, saling membandingkan jawaban, dan saling mengoreksi setiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Keaktifan siswa juga meningkat karena dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), setiap siswa dalam kelompok saling memotivasi dan membantu dalam penguasaan materi, sehingga siswa yang sudah memahami materi menjelaskan.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. pada siswa yang belum memahami materi dan siswa yang belum memahami materi bertanya pada siswa yang sudah memahami materi, sehingga dalam kuis setiap angota kelompok dapat menyumbangkan poin yang maksimal bagi kelompoknya. B. Pembatasan Masalah Permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada mata pelajaran PKn, standar kompetensi 1 yaitu mengamalkan makna sumpah pemuda, kompetensi dasar 1.1 dan 1.2 yaitu “Mengenal makna satu nusa, satu bahasa dan satu bahasa” dan “mengamalkan nilai nilai sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari ”, untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa kelas III SDN Kledokan tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD (Students Teams Achievment Division). C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang, maka rumusan masalah yang diambil peneliti adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dapat meningkatkan keaktifan dan siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015? 2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015?.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. 3. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui peningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015 melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015 melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). E. Pemecahan Masalah Peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar kelas III SDN Kledokan pada mata. pelajaran. PKn. tahun. ajaran. 2014/2015. dengan. menerapkan. pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar untuk mempermudah dalam memahami materi yang diberikan sehingga akan memperoleh prestasi belajar yang baik. 2. Bagi guru Guru diharapkan mendapatkan gambaran mengenai pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dapat diberikan kepada siswa untuk mendorong keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. 3. Bagi sekolah Sekolah diharapkan mendapatkan masukan dan gambaran bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa karena pembelajaran akan lebih menarik dan melibatkan seluruh siswa dalam prosesnya, sehingga dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. G. Definisi Operasional Penelitian ini perlu definisi operasional untuk menyamakan presepsi tentang hal-hal yang secara operasional masih berbeda, yaitu: 1. Pendidikan Kewarganegaraan adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dalam suatu Negara, hak dan kewajiban sebagai warga negara. 2. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran siswa sebagai guru bagi siswa lain yang belajar dalam satu kelompok heterogen kecil. 3. Keaktifan adalah suatu sikap siswa yang ikut berperan serta dalam proses belajar mengajar seperti menyiapkan buku, bersemangat mengikuti pembelajaran, tidak melamun saat di kelas, mengerjakan tugas, membuat catatan, mengumpulkan tugas, menyimak pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, membantu teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas danberdiskusi kelompok. 4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melaksanakan usaha atau kegiatan yang dikur dengan tes evaluasi..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. BAB II LANDASAN TEORI Bab II memuat tentang kajian teori, kerangka berpikir, hipotesis tindakan, dan penelitian yang relevan. A. Kajian Teori Teori-teori yang mendukung terlaksananya penelitian terdiri dari teori pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievment Devision,Pendidikan kewarganegaraan, keaktifan belajar dan prestasi belajar. 1. Pembelajaran Kooperatif Slavin (2005: 4) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Slavin (2005: 4) juga berpendapat bahwa dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi, dan saling bertukar pendapat untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai, sehingga siswa mau berusaha untuk memahami materi pembelajaran dalam kegiatan kelompok. Keberhasilan proses belajar mengajar menurut model pembelajaran kooperatif bukan sekedar berasal dari kemampuan dan usaha individu saja, namun berasal dari usaha siswa yang berdinamika dalam kelompok kecil, karena dalam kelompok kecil tersebut setiap siswa dapat saling membantu saling berdiskusi dan saling bertukar pendapat yang dimiliki setiap anggota kelompok kecil. Taniredja (2011: 56) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. sehingga dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar yang memposisikan siswa bekerja dalam kelompok kecil ini cenderung akan membantu siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Siswa yang kurang bisa memahami materi akan dibantu oleh siswa yang lebih bisa memahami materi, siswa yang tidak semangat akan mennjadi semangat karena mendapat dukungan dari teman kelompoknya. Peningkatan keaktifan pada pembelajaran kooperatif terletak pada usaha masing masing anggota kelompok untuk memenangkan suatu kompetisi. Pembelajaran kooperatif ini menciptakan suatu situasi dimana satu-satunya cara memenangkan kompetisi adalah dengan cara setiap anggota harus saling aktif membantu anggota kelompoknya. Lie (2010: 31) menjelaskan bahwa ada lima unsur pembelajaran kooperatif. yaitu. saling. ketergantungan. positif,. tanggung. jawab. perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Kutipan di atas menerangkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal seorang guru harus mengaitkan lima unsur tersebut dalam proses pembelajaran. Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya, meningkatkan daya ingatan siswa, meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman. belajar,. membantu. siswa. dalam. mengembangkan. keterampilan berkomunikasi secara lisan, mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, membantu.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. meningkatkan hubungan positif antar siswa. Model pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan karena akan meningkatkan prestasi akademik, ketrampilan. daya. ingat. menambah. komunikasi,. pengalaman. mengembangkan. belajar. mengasah. keterampilan. sosial,. meningkatkan rasa percaya diri. Kelemahan dari pembelajaran kooperatif ini adalah guru harus mempunyai rencana pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang matang seperti pengemasan materi, penggunaan media serta rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dan kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lain, namun hal tersebut perlu diimbangi dengan rencana pembelajaran yang matang oleh guru. Rusman (2012: 213-227) menjelaskan bahwa terdapat berbagai macam model pembelajaran kooperatif adalah Teams Achievement Division (STAD), jigsaw, group investigation (investigasi kelompok), make a match (membuat pasangan), Teams games tournaments (TGT). peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Teams Achievement Division (STAD) pada penelitian ini karena ada beberapa tahapan dari model pembelajaran tersebut yang dapat memicu meningkatnya keaktifan dan prestasi belajar siswa, tahapan tersebut adalah kegiatan dalam kelompok yang heterogen dan penghargaan prestasi tim..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. 2. Student Teams Achievement Division (STAD) Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terdiri atas lima komponen utama. yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan. individual, rekognisi tim Slavin (2005: 143). Presentasi kelas yaitu pengajaran langsung seperti yang biasa dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, bedanya presentasi ini harus benar benar terpusat pada unit STAD (Slavin, 2005: 143-144). Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik (Slavin, 2005: 144). Kuis, setelah satu atau dua periode dan setelah guru selesai memberikan presentasi kelas para siswa akan mengerjakan tes individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu satu sama lain dan setiap siswa mempunyai tanggung jawab secara individual sehingga setiap siswa mempunyai kewajiban untuk memahami materi (Slavin, 2005: 144). Skor kemajuan individual, dihitung berdasarkan skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi yang terbaik. Pedoman pemberian skor perkembangan individu (Slavin, 2008 : 159) dapat dilihat pada tabel I.1 dibawah ini. Tabel II.1. pedoman pemberian skor perkembangan individu Skor Kuis Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 – 1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal Kertas jawaban sempurna (diatas skor awal). Poin Kemajuan 5 10 20 30 30.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skornya ini tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik (Slavin, 2005: 146). Rekognisi tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu (Slavin, 2005: 146). Pedoman pemberian skor kelompok (Rusman, 2012: 216) dapat dilihat pada tabel I.2 di bawah ini. Tabel II.2. Pedoman pemberian kelompok No 1 2 3 4. Rata-rata Skor 0≤N≤5 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20 21 ≤ N ≤ 30. Kualifikasi Tim yang baik Tim yang baik sekali Tim yang istimewa. Lambang N pada tabel I.2 merupakan rata-rata skor kemajuan kelompok. Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang dalam kegiatannya mengkondisikan siswa untuk bekerja dalam kelompok heterogen kecil. Pada tahap berikutnya setiap siswa mengerjakan kuis secara individu yang nantinya skor yang diperoleh setiap siswa akan diakumulasikan menjadi skor kelompok (Taniredja, 2011: 214). Gagasan utama dari Student Teams Achievement Division (STAD) adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan guru (Taniredja, 2011: 214). Gagasan utama secara tidak langsung dapat memacu keaktifan siswa dalam memahami materi dan sikap solidaritas antar anggota kelompok..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Setyowati (2013: 23) menjelaskan penggunaan model STAD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain dapat melatih siswa bekerja dalam kelompok, lebih menumbuhkan sikap simpati, empati, saling berbagi dan tanggung jawab, siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, hadiah dan penghargaan yang diberikan akan memotivasi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. Kekurangan. dari. pembelajaran. kooperatif. tipe. STAD. adalah. membutuhkan alokasi waktu yang lama, jika ukuran kelompok terlalu besar maka akan menjadi sulit kelompok tersebut untuk berfungsi secara efektif, konflik verbal yang berkenaan dengan perbedaan. pendapat. anggota kelompoknya, guru dapat mengalami kesulitan dalam mengajak siswa yang pintar untuk mau membantu temannya yang kurang memahami, situasi kelas menjadi kurang kondusif. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran. tipe STAD menunjukan bahwa. keberhasilan dari penerapan model pembelajaran tipe STAD terletak pada kondisi kelas dan bagaimana guru mengkondisikan siswa tersebut agar mau mengikuti setiap tahap dari model pembelajaran STAD tersebut. 3. Prestasi Belajar a) Pengertian Prestasi Belajar Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Pengertian prestasi juga diungkapkan oleh Lanawati (Hawadi, 2006), prestasi adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Prestasi dapat diperoleh jika seseorang telah melakukan atau mengerjakan sesuatu, sedangkan menurut Dimyati (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh atau dicapai siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berupa tes yang dikerjakan siswa setelah melakukan kegiatan belajar, sehingga aspek-aspek tertentu pada siswa dapat diukur seperti pengetahuan dan pemahaman konsep. Cronbach (Djamarah 2008: 13) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan menurut Kingskey (Djamarah 2008: 13) mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan melalui praktek dan latihan. Slameto (Djamarah 2008: 13) juga merumuskan pengertian tentang belajar. Belajar menurutnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian belajar juga disampaikan oleh Spears (Suprijono 2009: 2) belajar adalah mengamati, mendengarkan, membaca, meniru, mencoba sesuatu, dan mengikuti arah tertentu. Pengertian belajar menurut keempat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses seseorang dalam mendapatkan pengetahuan, perubahan tingkah laku, dan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pengalaman. baru. melalui. kegiatan. membaca,. 17. mendengarkan,. mengamati, meniru, mencoba sesuatu, dan mengikuti arah tertentu, oleh karena itu belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan Djamarah (2008: 15-17) menyebutkan ciri-ciri belajar antara lain: 1) Siswa secara sadar menyadari bahwa selama proses belajar mengajar pengetahuannya. bertambah,. kecakapannya. bertambah,. serta. kebiasaannya bertambah, 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. yaitu. suatu. perubahan. yang. dialami. siswa. akan. menyebabakan perubahan berikutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau pembelajaran berikutnya, 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif yaitu perubahan yang terjadi pada siswa yang belajar terus bertambah secara terus menerus serta siswa yang belajar tersebut akan memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara yaitu pengetahuan dan tingkah laku yang ditimbulkan dari kegiatan belajar yang terjadi karena proses belajar ini bersifat menetap dan permanen, 5) Perubahan dalam belajar bertujuan yaitu perubahan tingkah laku yang ditimbulkan karena proses belajar terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan perubahan terarah ini benar benar disadari oleh siswa yang belajar, 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu perubahan tingkah laku siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan seluruh tingkah lakunya, baik perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap dan kebiasaan, ketrampilan dan pengetahuan. Ciri-ciri di atas dapat disimpulkan, siswa.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. dikatakan belajar ketika siswa terssebut secara sadar mengetahui bahwa dengan proses belajar pengetahuannya bertambah secara positif dan pengetahuan yang bertambah tersebut bersifat tetap. b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Sudjana (2009: 39) mengungkapakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: (1) Faktor Intrinsik, yaitu faktor yang berasaldari diri siswa seperti motivasi belajar. Minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,ketekunan, sosial ekonomi, faktor fidik dan psikis, (2) Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti guru, media, teman bergaul, dan lain-lain. Slameto. (2010:. 54-72). mengungkapkan. faktor-faktoryang. mempengaruhi belajar adalah (1) faktor internal yaitu faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat dll) dan faktor kelelahan, (2) Faktor Eksternal yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dll), faktor sekolah (metode mengajar, kurikolum, relasi guru dengan siswa waktu belajar dll), faktor masyarakat (teman bergaul, kegiatan siswa dalam belajar, beltuk kehidupan masyarakat dll). Sedangkan menurut Mulyasa (2006: 190) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah bahan atau materi yang dipelajari, lingkungan faktor indtrumental dan kondisi peserta didik. Berdasarkan penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah (1) bahan atau materi yang dipelajari, (2) kondisi lingkukan sekolah, keluarga dan masyarakat, (3) faktor instrumental berupa keadaan gedung, media pembelajarandan metode mengajar guru (4) faktor psikologi, jasmani dan kelelahan siswa (5) keaktifan siswa. 4. Keaktifan a) Pengertian Keaktifan Uno (2009: 76) menjelaskan bahwa siswa aktif ketika siswa belajar dari pengalamannya, selain siswa harus memecahkan masalah yang dia peroleh. Rusman (2013: 394) menjelaskan bahwa siswa aktif ketika siswa belajar sesuatu ketika siswa belajar sesuatu sebagai pengalaman langsung dan hasil dari pengalaman tersebut akan menjadi individu yang memiliki kepribadian dan sikap positif. Sanjaya (Rusman, 2013: 395) juga berpendapat bahwa siswa dikatakan aktif ketika siswa melakukan kegiatan mendengarkan, berdiskusi, bermain peran, melakukan pengamatan, melakukan eksperimen membuat sesuatu, menyusun laporan memecahkan masalah dan praktik melakukan sesuatu. Yamin (2007: 77) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari hari. Keaktifan dapat dikatakan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran karena ketika siswa dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, berfikir kritis dan dapat.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sudah pasti prestasi siswa tersebut akan bagus dan pemahaman materinya akan tetap. Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, seorang siswa dikatakan aktif dalam belajar ketika siswa tersebut berusaha belajar langsung dengan pengalamannya melalui kegiatan mendengarkan, berdiskusi, bermain peran, melakukan pengamatan, melakukan eksperimen membuat sesuatu, menyusun laporan memecahkan masalah, dan praktik melakukan sesuatu. Keachie (Yamin. 2007: 77) menyebutkan aspek terjadinya. keaktifan siswa yaitu partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, tekanan pada aspek afektif dalam belajar, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kelompok kelas sebagai kelompok belajar. Kebebasan belajar yang diberikan pada siswa, pemberian waktu untuk mengulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan atau tidak berhubungan dengan pelajaran. Partisipasi merupakan komponen utama dalam menumbuhkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran yang didukung dengan pembentukan kelompok, kebebasan belajar dan waktu yang cukup. Kisi-kisi indikator keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel II.3 di bawah ini..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Tabel II.3. Kisi-kisi Indikator Keaktifan Siswa No 1. Nama Ahli Uno (2009: 76). Pendapat a. b.. 2. 3. Rusman (2013: 394). a.. Sanjaya (Rusman 2013: 395). a. b. c. d. e. f. g. h.. 4. Keachie (Yamin 2007: 77). a.. b. c.. d.. e.. Indikator. Siswa belajar dari pengalaman. Siswa memecahkan masalah yang diperoleh. Belajar melalui pengalaman langsung. a.. Siswa melakukan kegiatan mendengarkan Siswa melakukan kegiatan diskusi Siswa melakukan kegiatan bermain peran Siswa melakukan kegiatan pengamatan Siswa melakukan eksperimen Siswa menyusun laporan Siswa memecahkan masalah Siswa melakukan praktek melakukan sesuatu. a.. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran, Tekanan pada aspek afektif siswa dalam belajar, Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajarnan. Kelompok kelas siswa sebagai kelompok belajar. Siswa diberikan kebebasan untuk belajar, Pemberian waktu untuk mengulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan atau tidak berbubungan dengan pelajaran. a.. a.. b.. Deskripsi. Kesadaran siswa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran Kesadaran siswa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran. a.. Kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran Perhatian siswa terhadap materi, siswa lain dan guru. a.. b.. b.. c. d.. e.. b.. Kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran Perhatian siswa terhadap materi, siswa lain dan guru. f.. g.. h.. i.. Siswa membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu Siswa mengikuti pelajaran dengan bersemangat. Siswa tidak melamun saat di kelas Siswa menyimak penjelasan guru Siswa aktif bertanya di dalam kelas Siswa aktif menjawab pertanyaaan di depan kelas Siswa membantu teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas Siswa saling bertukar pikiran saat di dalam kelompok. Siswa mengerjakan tugas dari guru Siswa tidak menggangu teman lain yang sedang belajar. b) Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa Berdasarkan pengertian yang disampaikan sebelumnya oleh Uno (2009: 78), Rusman (2013: 394-395), Yamin (2007: 77) dapat disumpulkan bahwa proses pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap keaktifan belajar siswa, oleh sebab itu guru harus pandai memfasilitasi siswa dalam proses belajar agar keaktifan siswa dalam belajar seperti, guru dapat menyususn kegiatan di dalam RPP agar.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. memungkinkan siswa untuk melakukan dan menunjukan aktifitas dalam belajar. Adanya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lain seperti pada indikator keaktifan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan siswa, serta kegiatan siswa aktif juga dapat memaksimalkan siswa berproses selama proses pembelajaran karena siswa melakukan kegiatan yang ada pada indikator keaktifan dalam belajar. 5. Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (KTSP, 2009: 64) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter sesuai dengan pacasila dan UUD 1945. Waite (Erwin, 2011: 2) mengartikan pendidikan kewarganegaraan adalah ilmu kewarganegaraan yang. membicarakan. hubungan. manusia. dengan. manusia. dalam. perkumpulan perkumpulan yang terorganisasi, sedangkan Edmonson (Erwin, 2011: 2) menyatakan pendidikan kewarganegaraan adalah cabang ilmu politik yang membahas hak dan kewajiban warga dari sebuah Negara. Erwin (2011: 3) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sebagai pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang berhadapan dengan keberadaan Negara kesatuan republik Indonesia, demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani dengan menggunakan filsafat pancasila sebagai pisau analisisnya. Aryani (2010: 18) menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah materi.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter.. Pengertian pendidikan. kewarganegaraan di atas dapat disimpulkan, pendidikan kewarganegaraan adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang hubungan anatar manusia dalam suatu Negara, hak dan kewajiban sebagai warga negara, terkhusus untuk negara Indonesia berdasar pada pancasila untuk menjadi warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter. Ubaedillah (2012: 6) mengemukakan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah menjadikan warga Negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kewarganegaraan pada jenjang sekolah dasar sangatlah penting karena dapat membentuk karakter manusia menjadi warga Negara yang cerdas bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak dini. 6. Perkembangan Anak Piaget (2010: 110-111) menjelasksan bahwa konstruksi kognitif diperlukan bagi perkembangan operasi, tidak dapat terpisah dari konstruksi afektif dan sosial. Fase besar yang pertama berlangsung selama 4-5 tahun merupakan waktu untuk pengorganisasian dan persiapan yang sebanding dengan perkembangan sensori motor sedangkan periode antara usia 7-8 tahun dan 11-12 tahun menandai selesainya operasi konkret yang sebanding denganpembentukan skema sensori motor. Periode antara usia.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. 7-8 tahun merupakan fase peralihan dari akhir operasi konkret menuju operasi yang lebih abstrak, sehingga siswa pada usia tersebut masih memerlukan gambaran-gambaran nyata dalam memahami suatu materi yang diberikan oleh guru. Hurlock (1998 :149-150) menjelaskan bahwa ketrampilan akhir masa kanak-kanak dibagi kedalam 4 kategori yaitu keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain keterampilan sekolah dan keterampilan bermain. Tidak semua kelompok sama pentingnya sepanjang tahun akhir masa kanak-kanak, keterampilan bermain lebih penting bagi anak pada awal periode ini dibanding dengan pada saat masa menjelang puber. Pada akhir masa kanak-kanak ini minat dalam aktifitas bermain berkurang dan digantikan oleh minat dalam hiburan. Semua keterampilan masa akhir kanak-kanak mempengaruhi sosialisasi anak secara langsung maupun tidak langsung, misalnya keterampilan menolong orang lain yang dipelajari di rumah seperti menyapu dan mencuci piring tidak digunakan dalam sosialisasi anak dengan teman-temannya namun secara tidak lansung dapat membantu dengan mengajarkan kepada anak untuk bersikap kooperatif yaitu suatu sifat yang sangat berguna agar dapat diterima oleh kelompok teman-teman. Berdasarkan penjelasan piaget dan hurlock diatas, siswa usia 7-8 tahun. memerlukan. aktifitas. yang. beragam. dan. menarik. guna. mengembangkan ke empat kategori keterampilan yaitu keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan menolong orang lain, keterampilan.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. sekolah dan keterampilan bermain. Aktifitas dikemas sekonkret mungkin agar siswa lebih mudah memahamisuatu materi yang diberikan. B. Penelitian yang Relevan Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan. Penelitian yang dilakukan oleh Windarto (2013) dengan judul “peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 menguunakan metode role playing ”. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas, yaitu suatu suatu penelitian yang berupaya untuk memperbaiki proses pembelajaran dan disertai suatu tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan proses maupun hasil dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. yang. dilakukan. guru. cenderung. ceramah,. sehingga. mengakibatkan siswa menjadi tidak aktif dan kurangnya pemahaman yang diperoleh siswa. Kurangnya prestasi siswa juga dipengaruhi oleh kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran dengan materi yang diajarkan yaitu bersifat abstrak. Penelitian. yang. dilakukan. oleh. Windarto. menggunakan. teknik. pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan siswa, sedangkan untuk pengumpulan data prestasi pada penelitian ini menggunakan dokumentasi untuk mengumpulkan data awal dan tes tertulis untuk mengukur prestasi siswa. Hasil dari penelitian ini adalah untuk keaktifan pada indikator bertanya pada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPS mengalami peningkatan sebanyak 80%, indikator mengemukakan pendapat ketika diskusi mengalami peningkatan.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. sebesar 150% dan indikator mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mengalami peningkatan sebanyak 75%. Peningkatan prestasi belajar siswa meningkat sebanyak 34,49% dengan rata-rata kelas 79,97% dan persentase siswa yang lulus KKM sebanyak 96%. Penelitian dilakukan oleh Yuniyanto (2013) dengan judul “peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IVA SD Negeri Krekah melalui penggunaan mind map”, yang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini terletak pada mata materi siswtem pemerintahan dan siswa yang cenderung pasif ketika proses belajar mengajar PKN sehingga siswa kesulitan untuk memahami materi. Berlatar belakang masalah tersebut, peneliti menentukan metode pembelajaran mind map untuk membantu siswa dalam memahami materi. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniayanto menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi untuk menilai keaktifan siswa dan tes untuk mengukur peningkatan prestasi siswa. Penelitian ini menghasilkan peningkatan keaktifan dan prestasi. Peningkatan keaktifan siswa pada kondisi awal 26,23% meningkat menjadi 35,04% pada siklus I dan 46,31% pada siklus II. Peningkatan pada prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal 35% meningkat menjadi 47,06% pada siklus I dan 89,47% pada siklus II, dengan kondisi awal rata-rata nilai siswa 61,61 meningkat menjadi 68,32 meningkat pada siklus I dan 86,68 pada siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2012) berjudul “peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Masalah pada penelitian ini terletak pada materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan., terbukti dengan 45% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, sumber belajar belajar yang terbatas pada buku paker dan kurangnya kreatifitas dalam mengemas pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk memahami materi. Penelitin. yang. dilakukan. oleh. Ningrum. menggunakan. teknik. pengumpulan data berupa observasi untuk menilai motivasi siswa dan tes tertulis untuk mengukur peningkatan prestasi siswa. Penelitian ini menghasilkan peningkatan motivasi dan prestasi. Peningkatan motivasi siswa pada kondisi awal 9,5 meningkat menjadi 12,4 pada siklus I dan 15,5 pada siklus II. Peningkatan pada prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal rata-rata nilai siswa 64,09 meningkat menjadi 82,31 meningkat pada siklus I dan 86,89 pada siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2013) berjudul “Peningkatan minat dan prestasi belajar PKn dengan model cooperative learning tipe STAD siswa kelas IVB SDK Ganjuran”. Penelitian ini menggunakan materi mengidentifikasi jenis budaya indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Masalah pada penelitian yang dilakukan oleh Setyowati terletak pada metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, sehingga siswa menjadi bosan dan kurang mampu memahami materi pembelajaran serta siswa yang tidak terbiasa bekerja dalam kelompok..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. Penelitin menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuisoner dan observasi untuk menilai minat siswa dan tes tertulis untuk mengukur peningkatan prestasi siswa. Peningkatan minat siswa pada kondisi awal 65,83 meningkat menjadi 74,74 pada siklus I dan 82,60 pada siklus II. Peningkatan pada prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal 35% meningkat menjadi 47,06% pada siklus I dan 89,47% pada siklus II, dengan kondisi awal rata-rata nilai siswa 57,65 meningkat menjadi 69,58 meningkat pada siklus I dan 80,41 pada siklus II. Penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang relevan, peneliti akan mengembangkan penelitiannya. Penelitian tidak sekedar pada variabel prestasi belajar, namun juga dengan keaktifan belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD. Berikut adalah Literature map dari penelitian-penelitian diatas: Windarto (2013) meneliti tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 menguunakan metode role playing.. Setyowati (2006) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Team Games Tournament pada pembelajaran matematika. Penelitian yang dilakukan: Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Yuniyanto (2013) meneliti tentang peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IVA SD Negeri Krekah melalui penggunaan mind map”.. Ningrum (2012) meneliti tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif teknik Team Game Tournament (TGT).. Gambar II.1 : Literature Map penelitian-penelitian Relevan..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang baik hendaknya menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa yang aktif berpikir dalam belajar akan lebih mudah memahami dan mengingat materi yang diberikan oleh guru. Ketika siswa sudah memahami dan mudah mengingat materi yang di berikan oleh guru maka prestasi siswa akan meningkat. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangatlah berpengaruh besar terhadap keaktifan siswa di kelas, oleh karena itu sangatlah penting bagi guru untuk menrancang kegiatan belajar sekreatif mungkin sehingga siswa dapat belajar aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Keaktifan belajar siswa ini dapat tercipta dengan menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievment Devision). Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievment Devision) adalah salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran siswa sebagai guru bagi siswa lain yang belajar dalam satu kelompok heterogen kecil. Pada pembelajaran tipe ini, siswa dikondisikan untuk aktif, baik aktif dalam kelompok maupun aktif dalam pribadi. Aktif dalam kelompok meliputi aktif menjelaskan materi pada teman kelompok dan aktif bertanya pada teman kelompok, sedangkan aktif individu meliputi siswa akan berusaha mengerjakan soal kuis individu semaksimal mungkin agar dapat menyumbangkan skor yang terbaik untuk kelompoknya, sehingga setiap siswa dapat mendapatkan hasil belajar yang maksimal..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. Materi pembelajaran untuk kelas III semester 1 pada KD 1.1 dan 1.2 yaitu mengenai penerapan sumpah pemuda dan penerapannya di lingkungan tergolongsangat abstrak, sedangkan siswa SD masih berusia 7-11 tahun dimana kemampuan berpikir siswa masih berada dalam tingkatan operasional konkret yang tingkat pemahamannya belum begitu mampu memahami materi yang abstrak, oleh sebab itu guru harus pintar dalam merencanakan pembelajaran yang akan diberikan pada siswa. Agar setiap siswa bisa mendapatkan hasil belajar yang semaksimal mungkin. Metode pembelajaran yang sesuai untuk memicu keaktifan belajar siswa, menyampaikan materi secara konkret sehingga dapat meningkatkan prestasi adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Devision). Tahap kegiatan belajar dalam STAD sangat memungkinkan siswa untuk aktif belajar di dalam kelas, siswa mendapatkan materi yang konkret melalui LKS yang menarik dalam kelompok sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Hipotesis Tindakan 1. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dapat meningkatkan keaktifan dan siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015. 2.. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. 3. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN Kledokan pada mata pelajaran PKn tahun ajaran 2014/2015..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. BAB III METODE PENELITIAN Bab III memuat tentang jenis penelitian dan metodologi penelitian. metode penelitian berisi jenis penelitian yang berupa penelitian tidakan kelas, rencana tindakan, setting penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, analisis data, instrumen pengumpulan data, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan jadwal penelitian A. Jenis Penelitian Penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian ini digunakan untuk menimgkatkan keadaan siswa yang kurang memuaskan terutama pada keaktifan dan prestasi belajar pada suatu sekolah. Arikunto (2009: 3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Peneliti pada penelitian ini berperan sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pelaksana model pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti dan guru juga bekerjasama dalam merencanakan kegiatan. pembelajaran dan segala bentuk. instrumen. pembelajaran yang akan diterapkan pada kelas tersebut sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi dan karakter siswa yang akan diberi tindakan serta melakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan..

Gambar

Tabel II.3. Kisi-kisi Indikator Keaktifan Siswa
Gambar II.1 : Literature Map penelitian-penelitian Relevan.
Gambar III.1. Model Siklus PTK Kemmis Tagart
Tabel III.1. Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Pada abad ke-21 guru akan dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengajar, antara lain mengajar dalam masyarakat multikultur, mengajar untuk konstruksi

Pengeplotan ini adalah untuk memvisualisasikan hasil pengolahan data, yanag pertama yaitu nilai anomali TEC di setiap stasiun pengamatan, dan yang kedua adalah posisi