• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

Charly P.L. Simaremare 190522019

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)
(5)

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2022

Yang membuat pernyataan

CHARLY P.L SIMAREMARE NIM: 190522019

(6)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Populasi penelitian ini sebanyak 22 desa di Kecamatan Lintongnihuta dengan jumlah sampel 66 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh serta menggunakan data primer. Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumental, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan pengujian hipotesis.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, dan Pelaporan Alokasi dana desa. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial Perencanaan Alokasi dana desa dan Pelaksanaan alokasi dana desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa. Akan tetapi, Pengawasan Alokasi dana desa dan Pelaporan Alokasi dana desa tidak berpengaruh terhadap Kesejahteraan Masyarakat desa. Secara simultan, Perencanaan, Pelaksanaan, Pegawasan, dan Pelaporan Alokasi dana desa berpengaruh terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa.

Kata Kunci : Alokasi Dana Desa, Kesejahteraan Masyarakat.

(7)

Humbang Hasundutan Regency

This research aims to find out The Infulence of the Village Fund Allocation on the Welfare of the Vilage Community in Lintongnihuta District, Humbang Hasundutan Regency. Population of this study includes 22 villages in Lintongnihuta District with a total sample of 66 respondents. Sampling method that used in this study is saturated sampling and uses primary data. Data obtained through questionnaires distributed to respondents. Data analysis technique used in this study is includes instrument test, descriptive statistics, classical assumption test, multiple linear regression analysis and hypothesis testing.

Village Fund Allocation Management consists of Planning, Implementation, Supervision, and Reporting of Vilage Fund Allocation. Results of this study proves that partially Village Fund Allocation Planning and Implementation of Village Fund Allocation have a positive and significant impact towards Village Community Welfare. However, Village Fund Allocation Monitoring and Village Fund Allocation Reporting have no effect towards Welfare of the Village Community. Simultaneously, Planning, Implementation, Monitoring, and Reporting the Allocation of Village Funds affects the Welfare of the Village Community.

Keywords : Village Fund Allocation, Community Welfare.

(8)

kesehatan, kesempatan dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Skripsi merupakan syarat menyelesaikan Pendidikan Program Strata-I Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Skripsi ini, banyak menerima bimbingan, arahan serta motivasi. Penulis ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh semua pihak selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Rina Br Bukit, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Program Studi Akuntansi dan Ibu Risanty SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris Departemen dan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rina Br Bukit, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Risanty SE., M.Si., Ak selaku Dosen Penguji, Bapak Drs. Sucipto, M.M.,Ak selaku Dosen Pembanding penulis yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran dari awal penulisan ini hingga selesai.

(9)

5. Orang tua tercinta Bapak Sampe Simaremare dan Ibu Beria Silaban yang selalu memberi dukungan baik doa dan materi serta saudara dan keluarga penulis, yang selalu memberikan dukungan, nasihat, doa dan kasih sayang yang tak terhingga.

6. Sahabat dan teman-teman yang penulis sayangi yang selalu ada dan setia mengingatkan, mendukung dan mendoakan penulis dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita dapat sukses bersama.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 2022

Penulis

Charly P.L Simaremare 190522019

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Stewardship Theory ... 11

2.1.2 Compliace Theory ... 11

2.1.3 Pengertian Desa ... 12

2.2 Dana Desa ... 12

2.2.1 Pengertian Desa ... 12

2.2.2 Tujuan dan Penggunaan dana desa ... 14

2.2.3 Alokasi Dana Desa ... 15

2.2.4 Tujuan Alokasi Dana Desa ... 16

2.2.5 Pengelolaan Alokasi Dana Desa ... 17

2.3 Defenisi Kesejahteraan Masyarakat ... 20

2.3.1 Indikator Kesejahteraan Masyarakat ... 22

2.3.2 Langkah Mencapai Kesejahteraan Masyarakat ... 25

2.4 Penelitian Terdahulu ... 25

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis Penelitian ... 30

2.6.1 Pengaruh Perencanaan Alokasi Dana desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 30

2.6.2 Pengaruh Pelaksanaan Alokasi Dana desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 31

2.6.3 Pengaruh Pengawasan Alokasi Dana desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 32

2.6.4 Pengaruh Pelaporan Alokasi Dana desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 33 2.6.5 Pengaruh Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

(11)

Pelaporan Alokasi Dana desa Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 35

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 36

3.4.1 Variabel Dependen ... 36

3.4.1.1 Kesejahteraan Masyarakat ... 36

3.4.2 Variabel Independen ... 37

3.4.2.1 Alokasi Dana Desa ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 39

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.7 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 41

3.8.1 Uji Validalitas ... 42

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 43

3.9 Teknik Analisis Data ... 44

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 44

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.9.2.1 Uji Normalitas ... 45

3.9.2.2 Uji Multikolineritas ... 47

3.9.2.3 Uji Heteroskedastistas ... 48

3.9.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

3.9.4 Uji Hipotesis ... 49

3.9.4.1 Uji Signifikan Parsial ... 49

3.9.4.2 Uji Signifikan Simultan... 50

3.9.4.3 Uji Koefisien Determinasi ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2 Teknik Analisis Data ... 52

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 53

4.2.1.1 Deskriptif Karakteristik Responden ... 53

4.2.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 54

4.2.2 Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 55

4.2.2.1 Uji Validalitas ... 55

4.2.2.2 Uji Reliabilitas ... 56

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.2.3.1 Uji Normalitas ... 58

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas ... 61

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63

4.2.5 Uji Hipotesis Penelitian ... 64

2

(12)

4.2.5.2 Uji Parsial (Uji t) ... 66

4.2.5.3 Uji Simultan (Uji F) ... 67

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.3.1 Pengaruh Perencanaan Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 68

4.3.2 Pengaruh Pelaksanaan Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 69

4.3.3 Pengaruh Pengawasan Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 70

4.3.4 Pengaruh Pelapora Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 71

4.3.5 Pengaruh Perencanan, Pelaksanaan, Pengawasan, dan Pelaporan Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 75

LAMPIRAN………. 79

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Research Gap ... 5

2.1 Peningkatan Jumlah Dana Desa ... 14

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 39

3.2 Skor Skala Interval ... 42

4.1 Data Hasil Kuesioner ... 53

4.2 Data Karakteristik Responden ... 53

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 54

4.4 Hasil Uji Validitas ... 55

4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 60

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 62

4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 65

4.11 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 67

4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 68

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Gambar Kerangka Konseptual... 30 4.1 Grafik Histogram ... 59 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 60

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Jadwal Penelitian ... 79

2. Surat Izin Penelitian ... 80

3. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 83

4 . Kuesioner Penelitian ... 85

5. Tabulasi Data Primer ... 90

6. Hasil pengolahan Output SPSS ... 97

7. Tabel Distribusi Nilai rtabel, Tabel Distribusi Nilai ttabel dan Tabel Distribusi Nilai ttabel ... 110

(16)
(17)

1.1 Latar Belakang

Strategi pembangunan di Indonesia merupakan peningkatan pemerataan pembangunan kebijakan pembangunan sektoral dan kinerja masyarakat terutama dipedesaan. Pembangunan desa adalah sebagai subjek pembangunan, dan sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Dengan jumlah penduduk dan komponen alam yang potensial akan mendapatkan aset melalui Alokasi Dana Desa (ADD).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan sebuah produk era reformasi yang menjadi bentuk awal kemandirian Desa dalam penyelenggaraan Pemerintahan maupun dalam pengelolaan Keuangan Desa. Mengingat dana yang diterima oleh Desa jumlahnya cukup besar dan terus meningkat setiap tahunnya, maka dalam menyelenggarakan Pemerintahan dan Pengelolaan Keuangan Desa, dibutuhkan kapasitas Aparatur Desa yang handal dan sarana lainnya yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan akuntabel.

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian keuangan desa yang diperoleh dari bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterimah oleh kabupaten/kota untuk desa yang dibagikan secara proporsional. Alokasi Dana Desa (ADD) mengandung makna

(18)

tangganya sendiri, yang menyangkut peranan pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang melibatkan masyarakat di tingkat desa.

Alokasi Dana Desa (ADD) juga digunakan untuk membiayai sebagian program pemerintahan desa dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan kelembagaan desa, pemberian tunjangan aparatur pemerintah desa serta pemberian dana pembangunan infrastruktur pedesaan. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, pemerintah desa memiliki sumber-sumber penerimaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang dilakukannya. Salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam mendukung proses pelaksanaan pembangunan disetiap desa adalah adanya kepastian keuangan untuk pembiayaan.

Salah satunya dengan penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Pengelolaan Alokasi Dana Desa harus memberikan manfaat yang besar dengan memprioritaskan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat penting untuk dilaksanakan, serta lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat desa.

Sejalan dengan tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, maka kegiatan-kegiatan yang dibiayai dana desa dipilih harus dipastikan kemanfaatannya untuk:

a) Meningkatkan kualitas ekonomi keluarga, Sumber Daya Manusia ( Pendidikan) dan kebudayaan

b) Meningkatkan lapangan kerja

(19)

c) Meningkatkan penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan warga miskin di desa.

Alokasi dana desa harus digunakan dan di alokasikan sebagaimana mestinya sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.

Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) terdapat 4 langkah yang harus dilakukan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pelaporan.

Perencanaan adalah adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan aloaksi daba desa dalam hal kegiatan pembangunan maupun kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan anggaran dana desa merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang mana pelaksanaan merupakan tindakan-tindakan dari proses perencanaan. Sehingga dalam pelaksanaan program pengelolaan anggaran dana desa tidak melenceng dari keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan pelaporan adalah salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Hakikat dari pelaporan ini adalah Pengelolaan Alokasi Dana Desa dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek: hukum, administrasi, maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan keuangan desa menjadi kewajiban Pemerintah Desa sebagai bagian tak terpisahkan dari penyelengaraan pemerintahan desa.

(20)

Jadi Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten (Peraturan Bupati Humbang Hasundutan Nomor 15 Tahun 2017 tentang (Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa). Alokasi Dana Desa (ADD) bersumber dari APBD Kabupaten yang dialokasikan untuk tujuan membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 9).

Tujuan dari pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Lintongnihuta adalah untuk pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta agar lebih mandiri dari sebelumnya sehingga masyarakat di tingkat individu, kelompok, kelembagaan maupun komunitas memiliki kesejahteraan yang lebih baik dari sebelumya.

Semenjak digulirkanya dana desa dan alokasi dana desa, wacana good governance semakin menguat yang bertujuan untuk mengawasi dan menjamin agar dana desa yang nilainya cukup besar dapat dikelola dengan baik dan mampu mendatangkan nilai tambah (added value) dalam pembangunan desa secara khususnya dan Negara Indonesia secara umumnya.

Pada tahun 2017 alokasi dana desa yang terealisasi sebesar Rp 353.537.955 dan mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar Rp 345.512.909 dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar Rp 356.082.327 dan mengalami peningkatan pada tahun 2020 sebesar Rp 385.593.195. Alokasi dana desa di Kecamatan Lintongnihuta digunakan untuk pemberdayaan dan

(21)

pembangunan infrastruktur seperti rehap gedung kantor desa, gaji perangkat desa dan kepala desa, pembuatan pagar kantor desa, pelatihan, tunjangan BPD pembuatan batas dusun, dan pembelian perlengkapan kantor desa. Sehingga dengan adanya pembangunan tersebut akan menambah pendapatan bagi masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta. Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan suatu perubahan yang didanai oleh alokasi dana desa masih sangat rendah. Hal itu dikarenakan tingkat pendidikan dan kepedulian masyarakat masih sangat rendah.

Penelitian tentang Alokasi Dana Desa sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian yang diperoleh oleh penelitian terdahulu menunjukkan adanya konsistensi dan inkonsistensi hasil penelitian. Berikut dipaparkan hasil penelitian terdahulu oleh penelitis sebelumnya dalam Tabel 1.1 Research Gap.

Tabel 1.1 Research Gap

No. Variabel Independen

Variabel

Dependen Nama Peneliti Hasil Penelitian

1. Perencanaan

Kesejahteraan Masyarakat

Maulana (2017) Berpengaruh Positif Nelly Lolita (2019) Bepengaruh Negatif 2. Pelaksanaan Amran Chalid (2016) Bepengaruh Positif

Nelly Lolita (2019) Bepengaruh Positif 3. Pengawasan Amran Chalid (2016) Berpengaruh Negatif

Nelly Lolita (2019) Berpengaruh Negatif

4. Pelaporan Maulana (2017) Berpengaruh Positif

Nelly Lolita (2019) Bepengaruh Negatif

Penelitian yang dilakukan oleh Manik (2019), dengan judul

“Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa di Kabupaten Simalungun”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, secara umum pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan

(22)

masyarakat di Kabupaten Simalungun tidak berjalan lancar. Hal ini dikarenakan Pemerintah Desa kurang merangkul masyarakat desa dalam pengelolaan alokasi dana desa dan rendahnya komunikasi ke masyarakat desa tentang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan alokasi dana desa.

Penelitian yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah penelitian Simarmata (2016) dengan judul “Alokasi Dana Desa Terhadap Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Data primer diperoleh langsung dari informan dengan wawancara langsung. Data sekunder dari dokumen atau sumber resmi kantor Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dalam aspek realisasi dibandingkan aturan yang ada, masih banyak desa yang realisasi belum 100%, bahkan banyak yang masih 60%. Selain itu, penelitian ini menunjukkan masih adanya sebagian desa yang belum melakukan sosialisasi pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa kepada masyarakat secara transparan.

(23)

Meninjau dari fakta yang telah dijelaskan dalam penelitian-penelitian sebelumnya peneliti memiliki motivasi untuk melakukan penelitian terhadap variable Independen: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Pelaporan Alokasi Dana Desa yang telah dijabarkan diatas berpengaruh terhadap variabel dependen Kesejahteraan Masyarakat.

Dengan demikian penulis menetapkan judul dalam penelitian ini yaitu

“Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pada Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan”

(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan terkait penelitian ini adalah:

1. Apakah Perencanaan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan masyarakat Desa di Kecamatan Lintongnihuta ? 2. Apakah Pelaksanaan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial

terhadap kesejahteraan masyarakat Desa di Kecamatan Lintongnihuta?

3. Apakah Pengawasan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan masyarakat Desa di Kecamatan Lintongnihuta?

4. Apakah Pelaporan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial kesejahteraan masyarakat Desa di Kecamatan Lintongnihuta?

5. Apakah Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Pelaporan berpengaruh simultan terhadap kesejahteraan masyarakat Desa di Kecamatan Lintongnihuta?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah Perencanaan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta.

2. Untuk mengetahui apakah Pelaksanaan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta.

(25)

3. Untuk mengetahui apakah Pengawasan Alokasi Dana Desa berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta

4. Untuk mengetahui apakah Pelaporan Alokasi Dana Desa terhadap berpengaruh secara dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta.

5. Untuk mengetahui apakah Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Pelaporan berpengaruh simultan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lintongnihuta?

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Mahasiswa dan peneliti selanjutnya

Sebagai tambahan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan bagi mahasiswa yang akan menyusun laporan tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

2. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Pemerintah guna menemukan alternatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengalokasian dana desa Kecamatan Lintongnihuta.

3. Bagi Masyarakat Desa

(26)

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan infromasi kepada masyarakat desa untuk mendorong agar lebih berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa.

(27)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Stewardship Theory

Teori yang mendasari penelitian ini adalah stewardship theory yang menggambarkan situasi dimana para manajemen organisasi tidaklah termotivasi oleh tujuan- tujuan individu tetapi lebih ditunjukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Dalam stewardship theory pejabat desa akan berperilaku sesuai kepentingan bersama. D a l a m stewardship theory para perangkat desa harus melakukan pengelolaan alokasi dana desa dengan penuh tanggungjawab terhadap prosedur dan kesadaran akan fungsi dan tujuan penggunaan dana desa.

2.1.2 Compliace Theory

Teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh perilaku kepatuhan di dalam proses pelaksanaan kegiatan. Menurut Rosalina (2010:34) berdasarkan perspektif normatif maka seharusnya teori kepatuhan ini dapat diterapkan di bidang akuntansi.

Komitmen normatif melalui moralitas personal berarti mematuhi hukum, karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk melihat perilaku . Dengan konsep tersebut pemerintah desa dalam mengelolah Dana Desa seharusnya pada

(28)

pemerintahan desa yang di mana pemerintah desa dalam mejalankan Undang- Undang mengenai desa sampai dengan pengelolaan keuangan, harus merujuk pada regulasi yang ada, dengan tertibnya atau patuhnya pemerintah desa pada peraturan yang ada maka tidak menutup kemungkinan pemerintah desa akan mewujudkan Good Governance. Dengan diberikannya tugas, tanggung jawab, wewenang serta mencakup status dan peran yang dimiliki, maka aparatur desa tersebut harus patuh dan menjalankan tugasnya dengan amanah dan memiliki rasa tanggung jawab.

2.1.3 Pengertian Desa

Desa berasal bahasa Sansekerta yang memiliki pengertian sebagai, deca berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or shops in a country area, kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenanangannya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat pemerintahan Nasional dan didaerah Kabu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usul, dan/

atau hak tradisional yang 8 diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Dana Desa

2.2.1 Pengertian Dana Desa

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia N o 1 1 3 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Dana Desa adalah dana yang

(29)

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Adanya dana desa yang bersumber dari APBN, hal ini menunjukkan rekognisi Negara kepada desa.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran pendapatan belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 49/PMK.07/2016).

Tujuan regulasi dana desa dalam upaya untuk memastikan agar penggunaan dana desa memiliki stimulus bagi ekonomi, penggunaannya diarahkan untuk: (1) Meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat desa, sehingga konsumsi rumah tangga dapat terjaga, (2) peningkatan pelayanan dasar berskala, terutama disektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Konektivitas desa melalui pembangunan infrastuktur sangat penting untuk mendorong stabilitas harga dan distribusi yang merata. Prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk membiayai bidang pembangunan dan bidang pemberdayaan masyarakat desa.

Cara pelaksanaan diutamakan melalui swakelola dengan menyerap tenaga kerja setempat, bahan baku lokal, serta kegiatan lainnya yang mendorong masyarakat produktif secara ekonomi. (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan RI, 2017).

(30)

Dana Desa yang kini digulirkan setiap tahun kepada seluruh desa dalam pengunaannya harus dapat dipertangungjawabkan. Pertanggungjawaban keuangan merupakan suatu dimensi penting dalam penggunaan keuangan termasuk Dana Desa. Pertanggungjawaban ini mengingatkan bahwa desa yang dulunya melaksanakan pembangunan hanya mendapat bantuan keuangan yang terbatas dan pengelolaannya masih sangat sederhana, akan tetapi setelah kebijakan dana desa diberlakukan sekarang ini, desa mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar dan pengelolaannya dilakukan secara mandiri.

Tabel 2.1

Peningkatan Jumlah Dana Desa

2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) Dana Desa

(DD) 20.766,2 T 47.684,7 T 81.184,3 T 103.791,1 T 111.840,2 T

Rata-rata DD

per Desa 280,3 Juta 643,6 Juta 1.095,7 Juta 1.400,8 Juta 1.509,5 Juta

Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan RI 2.2.2 Tujuan Dan Penggunaan Dana Desa

Berdasarkan peraturan pemerintah tahun 60 tahun 2014 tentang dana desa mengatur tujuan dana desa sebagai berikut:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya.

2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa.

(31)

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa.

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 49/PMK.07/2016 Penggunaan Dana Desa memiliki dua bidang yang diprioritas dan harus dijalankan yaitu bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang ke duanya ini menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa yang disepakati dan diputuskan melalui Musyawarah Desa. Pada bidang pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa, meliputi : (dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa pasal 5).

a. pemenuhan kebutuhan dasar.

b. pembangunan sarana dan prasarana Desa.

c. pengembangan potensi ekonomi lokal.

d. pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

2.2.3 Alokasi Dana Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, menyatakan bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian keuangan desa yang diperoleh dari bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana perimbangan

(32)

keuangan pusat dan daerah yang diterimah oleh kabupaten/kota untuk desa yang dibagikan secara proporsional.

2.2.4 Tujuan Alokasi Dana Desa

Tujuan dari adanya alokasi dana desa (ADD) pada setiap desa adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian dan pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa.

b. Meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan kinerja pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya.

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

d. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian dan pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa.

e. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

f. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.

g. Membantu meringankan beban masyarakat, terutama masyarakat berekonomi lemah/miskin.

(33)

Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 pada pasal 19 disebutkan bahwa tujuaan dari Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai berikut:

a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.

b. Meningkatkan pembagunan infrastruktur pedesaan.

c. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan ditingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.

d. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

e. Meningkatkan pengalaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan social.

f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat.

h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui badan usaha milik desa (BUMDes).

2.2.5 Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut:

a. Semua kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.

b. Semua kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan secara administratif, teknis, dan hukum.

c. Alokasi dana desa digunakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah,dan terkendali.

d. Jenis kegiatan yang dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat terbuka untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat berupa pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa dan kegiatan

(34)

lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa yang diputuskan melalui musyawarah desa.

e. ADD harus di catat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan proses penganggarannya mengikuti mekanisme yang berlaku.

Berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan desa.

a. Perencanaan

Perencanaan pada hakekatnya adalah sebuah proses yang penting dan menentukan keberhasilan suatu tindakan dengan demikian, kunci keberhasilan dalam pengelolaan atau manajemen tergantung dalam proses perencanaannya untuk mensejahterakan anggotanya. Menurut Anang Firmansyah dan Budi W.

Mahardika Perencanaan adalah uatu proses menentukan hal-hal mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama yang berhubungan dengan masa yang akan datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan-keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dari program. Dalam pemerintahan desa Perencanaan adalah pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten atau Kota.

b. Pelaksanaan

Menurut Suharto (2010:79) Tahap pelaksanaan program intinya menunjuk pada perubahan proses perencanaan pada tingkat abstraksi yang lebih

(35)

rendah. Menurut Tjokroadmudjoyo Pelaksanaan adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, pada mereka mau bekerja secara iklas agar tercapai organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.

Pelaksanaan anggaran Desa yang sudah di tetapkan sebelumnya timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran Desa. Semua penerimaan dan pengeluaran Desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan Desa dilaksanakan melalui rekening kas Desa. Jika desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya di tetapkan oleh pemerintah Kabupaten/ Kota. Semua penerimaan dan pengeluaran Desa harus di dukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Jadi setelah melaksanakan perencanaan maka langkah selanjutnya adalah pengorganisasian, dalam hal ini harus jelas siapa yang menjalankan dan yang dijalankan, agar semuanya berjalan dengan lancar.

c. Pengawasan

Menurut Abd. Rohman Pengawasan adalah upaya pemantauan secara terus menerus untuk memahami dan memastikan bidang-bidang tertentu dari perencanaan yang sedang dijalankan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini pengawasan pengelolaan alokasi dana desa dibawah tanggung jawab Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Desa Pembangunan Yang Tertinggal dan Transmigrasi serta pemerintah Kabupaten/Kota.

d. Pelaporan

Menurut Luther M. Gullick Pelaporan adalah penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian

(36)

dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. Dalam tahap Pelaporan, laporan dibedakan menajdi 2 jenis yaitu; Pertama, Laporan berkala yaitu Laporan mengenai pelaksanaan penggunaan Dana ADD yang dibuat secara rutin setiap semester dan atau 6 Bulan sesuai dengan tahapan pencairan dan pertanggung jawaban yang berisi realisasi penerimaan ADD dan belanja ADD. Kedua, Laporan akhir dari penggunaan ADD mencangkup pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan ADD. Kedua laporan ini dibuat oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Bendahara Desa.

2.3 Definisi Kesejahteraan Masyarakat

Istilah kesejahteraan masyarakat berasal dari Bahasa Inggris yaitu Welfare dan Community. Welfare berarti kesejahteraan dan Community berarti komunitas atau masyarakat (Hornby, 2000: 344). Dilihat dari pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi KBBI, 2005: 1011) kesejahteraan masyarakat terdiri dari dua kata, yaitu: kesejahteraan yang berarti hal atau keadaan sejahtera yang meliputi rasa aman, sentosa, makmur, dan selamat, dan masyarakat yang berarti sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan berbudaya.

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu: rasa aman (security), kesejahteraan (welfare), kebebasan (freedom), dan jati diri (identity). Indikator tersebut 28 merupakan hal yang

(37)

digunakan untuk melihat tingkat kesejahetraan yang mana terciptanya rasa aman, kesejahteraan, kebebasan dan jati diri seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Todaro dkk (2006:22), kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi: pertama, peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan;

kedua, peningkatan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai kemanusiaan dan ketiga, memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu dan bangsa.

Menurut Soetomo (2014:47) kesejahteraan merupakan suatu kondisi yang mengandung unsur atau komponen ketertiban-keamanan, keadilan, ketentraman, kemakmuran dan kehidupan yang tertata mengandung makna yang luas bukan hanya terciptanya ketertiban dan keamanan melainkan juga keadilan dalam berbagai dimensi. Kondisi tentram lebih menggambarkan dimensi sosiologi dan psikologi dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu kehidupan yang merasakan suasana nyaman, terlindungi, bebas dari rasa takut termaksud menghadapi hari esok. Dengan demikian kondisi sejahtera yang diidamkan bukan hanya gambaran kehidupan yang terpenuhi fisik, material, melainkan juga spiritual, bukan hanya pemenuhan kebutuhan jasmaniah melainkan juga rohaniah.

Kesejahteraan sosial menurut UUD Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial pasal (1) ayat 1 “kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan kondisi warga Negara agar dapat

(38)

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kebutuhan material merupakan kebutuhan materi seperti:

sandang, pangan, papan dan kebutuhan lain bersifat primer, sekunder, tersier.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukan bahwa ada masyarakat yang belum memperoleh pelayanan sosial dari pemerintah.

Akibatnya, masih banyak masyarakat yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.

2.3.1 Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Nasikun (1993) Konsep kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai padanan makna konsep manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu:

a. Rasa aman (security) b. Kesejahteraan (welfare) c. Kebebasan (freedom) d. Jati diri (identity)

Selain dari Nasikun, Indikator kesejahteraan juga dikemukakan oleh Soetomo (2014:48) yang mengandung tiga komponen yaitu:

a. Keadilan sosial mengandung sejumlah indikator yaitu: pendidikan, kesehatan, akses pada listrik dan air, penduduk miskin

b. Keadilan ekonomi mengandung sejumlah indikator yaitu:

pendapatan, kepemilikan rumah, tingkat pengeluaran.

c. Keadilan demokrasi mengandung sejumlah indikator yaitu: rasa aman dan akses informasi.

(39)

Indikator kesejahteraan merupakan suatu ukuran mecapai masyarakat dimana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak. Berikut beberapa indikator kesejahteraan masyarakat menurut organisasi sosial dan menurut beberapa ahli.

a. Biro Pusat Statistik

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan sosial dapat diukur dari delapan indikator sebagai berikut:

1) Kependudukan, meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk.

2) Kesehatan, meliputi derajat kesehatan masyarakat (angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan angka kesakitan), ketersediaan fasilitas kesehatan, serta status kesehatan ibu dan balita.

3) Pendidikan, meliputi kemampuan membaca dan menulis, tingkat partisipasi sekolah serta fasilitas pendidikan.

4) Ketenagakerjaan, meliputi kesempatan kerja, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan, jam kerja serta pekerja anak dibawah umur.

5) Taraf dan pola konsumsi, meliputi pendapatan dan pengeluaran rumah tangga.

6) Perumahan dan lingkungan, meliputi kualitas rumah tinggal, fasilitas rumah dan kebersihan lingkungan.

7) Kemiskinan yakni berdasarkan tingkat tinggi rendahnya kemiskinan.

8) Sosial lainnya meliputi perjalanan wisata, penambahan kredit usaha untuk melihat minat masyarakat, hiburan dan kegiatan sosial budaya, tindak kesehatan serta akses teknologi informasi dan komunikasi (BPS, 2016: 160).

b. Bappenas

Bappenas menjelaskan bahwa Status kesejahteraan dapat diukur berdasarkan proposisi pengeluaran rumah tangga (Bappenas, 2000). Rumah tangga dapat dikategorikan sejahtera apabila proposisi pengeluaran untuk kebutuhan pokok sebanding atau lebih rendah dari proposisi pengeluaran untuk kebutuhan bukan pokok. Sebaliknya rumah tangga dengan proposisi pengeluaran untuk kebutuhan pokok lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk

(40)

kebutuhan bukan pokok dapat dikategorikan sebagai rumah tangga dengan status kesejahteraan yang masih rendah.

Dari beberapa pendapat tentang indikator kesejahteraan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator kesejahteraan diatas dapat meliputi:

a. Tingkat pendapatan.

Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh masyarakat yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga. penghasilan tersebut biasanya dialokasikan untuk konsumsi, kesehatan,maupun pendidikan atau kebutuhan lain yang bersifat material

b. Komposisi pengeluaran.

Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga selama ini, berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut.

c. Pendidikan.

Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

d. Kesehatan

Kesehatan merupakan keadaan sempurna secara fisik, mental, serta social, dan tidak hanya terbebas dari penyakit dan kecatatan.

(41)

2.3.2 Langkah-Langkah Mencapai Kesejahteraan Masyarakat

Dalam mencapai kesejahteraan tidaklah mudah melainkan dibutuhkan program- program yang bagus dalam menjalankannya. Pemerintah Indonesia melalui adanya program Dana Desa diharapkan mampu mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah yang ditempuh dalam mencapai hal tersebut antara lain:

a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipasif

c. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah local

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat.

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2016) dengan judul “Alokasi Dana Desa Terhadap Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai. Data primer diperoleh langsung dari informan dengan wawancara langsung. Data sekunder dari dokumen atau sumber resmi kantor Desa Huta Durian Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai.

(42)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dalam aspek realisasi dibandingkan aturan yang ada, masih banyak desa yang realisasi belum 100%, bahkan banyak yang masih 60%. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah masih adanya sebagian desa yang belum melakukan sosialisasi pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa kepada masyarakat secara transparan.

Penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2017), dengan judul

“Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Miau Baru Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur”

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, secara umum pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di desa Miau Baru tidak berjalan lancar. Seperti dalam proses perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat Desa Miau Baru dan tidak melalui forum musyawarah (musrenbangdesa), proses pelaksanaan anggaran/kegiatan tidak terealisasi sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Fantoni dkk (2019), dengan judul

“Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kebijakan dana desa, hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan atau program dari dana desa, dampak pembangunan yang bersumber dari dana desa terhadap kesejahteraan masyarakat.. Penelitian ini dilakukan di Desa Langonsari

(43)

Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan kusioner.

Hasil dari penelitian ini menunjukan Alokasi Dana Desa memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pemberdayaan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Dengan demikian Alokasi Dana Desa memberikan kontribusi positif yang dapat menentukan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung, artinya semakin tepat penggunaan ADD maka akan semakin baik Pemberdayaan Masyarakat demikian pula sebaliknya. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa Alokasi Dana Desa memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Dengan demikian Alokasi Dana Desa memberikan kontribusi positif yang dapat menentukan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung, artinya semakin efektif penggunaan ADD maka akan semakin meningkat Kesejahteraan Masyarakat demikian pula sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Manik (2019), dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa di Kabupaten Simalungun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Alokasi Dana Desa Secara Simultan dan parsial berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Simalungun.

(44)

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian survei. Penelitian ini dilakukan di 30 desa dari beberapa kecamatan di Kabupaten Simalungun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik interview dan kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel alokasi dana desa berpengaruh secara simultan terhadap kesejahteraan masyarakat Desa di Kabupaten Simalungun.

Persamaaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama membahas tentang variabel alokasi dana desa dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan letak perbedaannya yaitu pada tempat penelitian dan jumlah sampel yang digunakan.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Simarmata

,Amran Chalid (2016)

Variabel Independen Alokasi Dana Desa Variabel Dependen Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Adanya pengaruh Alokasi Dana Desa terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dalam aspek realisasi

dibandingkan aturan yang ada, masih banyak desa yang realisasi belum 100%, bahkan banyak yang masih 60%

Maulana (2017)

Variabel Independen

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Variabel Dependen

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan kesejahteran masyarakat di desa Miau Baru tidak berjalan lancar.

Aditya Achmad Fathony dan Asep Sopian (2019),

Variabel Independen Alokasi Dana Desa Variabel Dependen

Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Alokasi Dana Desa memberikan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Hasil ini ditunjukkan pula oleh nilai Koefisien Determinasi (KD) sebesar 43,8%, adapun sisanya

(45)

ditunjukkan dengan nilai epsilon (Ɛ) sebesar 57,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi, program, dan peranan pemerintah dan lain sebagainya.

Selain itu, Alokasi Dana Desa memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung. Dengan demikian Pemberdayaan Masyarakat memberikan kotribusi positif dalam menentukan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung

Nelly Lolita Manik (2019)

Variabel Independen

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Variabel Dependen

Kesejahteraan Masyarakat desa

secara parsial variabel alokasi dana desa berpengaruh secara simultan terhadap kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Simalungun

2.5 Kerangka Konseptual

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa kerangka konsep akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel independen dengan variabel dependen dan secara ringkas kerangka konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor dengan motivasi auditor sebagai variabel moderating. Kerangka konseptual adalah suatu hubungan keterkaitan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya yang mendukung dari penelitian yang sedang diteliti. Kerangka konseptual menjadi pedoman peneliti untuk menjelaskan secara sistematis teori yang

(46)

digunakan dalam penelitian. Penelitian ini memiliki kerangka konseptual yang akan dijelaskan pada lampiran gambar dibawah ini.

ALOKASI DANA DESA H1

H2

H5

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena kebenarannya masih harus dibuktikan melalui penelitian.

Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian terdahulu maka peneliti menentukan hipotesis penelitian ini, sebagai berikut.

2.6.1 Perencanaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Dalah tahap perencanaan pemerintah desa menyusun rencan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten atau Kota. Pada prinsipnya perencanaan merupakan suatu proses yang tidak mengenal akhirnya dan untuk mencapai hasil yang memuaskan maka harus mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang. Menurut Suharto (2010:71), perencanaan pada hakekatnya adalah sebuah proses yang penting dan

Kesejahteraan Masyarakat (Y)

Perencanaan (X1)

Pelaporan (X4) Pengawasan(X3) Pelaksanaan(X2)

(47)

menentukan keberhasilan suatu tindakan dengan demikian, kunci keberhasilan dalam pengelolaan atau manajemen tergantung dalam proses perencanaannya untuk mensejahterakan anggotanya, sementara itu.

Perencanaan Alokasi Dana Desa dalam pengelolaan alokasi dana desa merupakan langkah awal dalam pengelolaan alokasi dana desa. Semakin baik perencanaan desa maka semakin baik pula hasil dari pengelolaan alokasi dana desa. Dan jika hasil dari pengelolaan alokasi dana desa baik maka berpengaruh baik terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

H1: Perencanaan Alokasi Dana desa berpengaruh positif secara parsial terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

2.6.2 Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Pelaksanaan anggaran Desa yang sudah di tetapkan sebelumnya timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran Desa. Semua penerimaan dan pengeluaran Desa dalam rangka pelaksanaan kewengan Desa dilaksanakan melalui rekening kas Desa. Jika desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturanya di tetapkan oleh pemerintah Kabupaten/ Kota. Semua penerimaan dan pengeluaran Desa harus di dukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Jadi setelah melaksanakan perencanaan maka langkah selanjutnya adalah pengorganisasian, dalam hal ini harus jelas siapa yang menjalankan dan yang dijalankan, agar semuanya berjalan dengan lancar. Kemudian menurut Suharto

(48)

(2010:79) Tahap pelaksanaan program intinya menunjuk pada perubahan proses perencanaan pada tingkat abstraksi yang lebih rendah.

Pelaksanaan Alokasi Dana Desa dalam pengelolaan alokasi dana desa merupakan langkah penting dalam pengelolaan alokasi dana desa. Semakin baik pelaksanaan desa maka semakin baik pula hasil dari pengelolaan alokasi dana desa. Dan jika hasil dari pengelolaan alokasi dana desa baik maka berpengaruh baik terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

H2: Pelaksanaan Alokasi Dana desa berpengaruh positif secara parsial terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

2.6.3 Pengawasan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Desa Pembangunan Yang Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan Dana Desa.

Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apa saja kendala dan mengawasi bagaimana berjalannya dana desa apakah sesuai dalam rencana dan sesuai dalam pelaksanaanya. Pengawasan berpengaruh terhadap berjalan baiknya pengelolaan alokasi dana desa. Karena jika pengawasan alokasi dana desa berjalan dan dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur dan peraturan yang telah diterapkan maka kesejahteraan masyarakat desa pun akan semakin meningkat.

(49)

H3: Pengawasan Alokasi Dana desa berpengaruh positif secara parsial terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

2.6.4 Pelaporan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Ada dua tahap Pelaporan. Pertama, Laporan berkala yaitu Laporan mengenai pelaksanaan penggunaan Dana ADD yang dibuat secara rutin setiap semester dan atau 6 Bulan sesuai dengan tahapan pencairan dan pertanggung jawaban yang berisi realisasi penerimaan ADD dan belanja ADD. Kedua, Laporan akhir dari penggunaan ADD mencakup pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan ADD. Kedua laporan ini dibuat oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Bendahara Desa.

Pelaporan alokasi dana desa berguna untuk mengetahui apakah semua alokasi dana desa sesuai dengan peraturan. Dan untuk mengetahui semua apa saja yang telah dilakukan dalam pengelolaan alokasi dana desa. Dan untuk mengetahui pengelolaan alokasi dana desa sesuai dengan yang diharapkan atau berjalan dengan baik atau tidaknya pengelolaan alokasi dana desa dan berapa saja anggaran yang sudah dipakai atau digunakan. Pelaporan alokasi dana desa sendiri juga berpengaruh dengan kesejahteraan masyarakat karena jika laporan berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur kerja dan aturan yang diterapkan maka kesejahteraan juga meningkat.

H4: Pelaporan Alokasi Dana desa berpengaruh positif secara parsial terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

(50)

2.6.5 Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pelaporan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan alokasi dana desa merupakan satu rangkaian ataupun satu alur dari proses pengelolaan alokasi dana desa. Keempat proses alokasi dana desa ini adalah rangkaian yang saling berhubungan satu sama lain.

Apabila keempat proses alokasi dana desa ini dilaksanakan ataupun dilakukan dengan baik dan secara transparan sesuai aturan yang berlaku maka akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

H5: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pelaporan Alokasi Dana desa berpengaruh positif secara simultan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(51)

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan penelitian survei. Dalam penelitian ini, informasi di kumpulkan dari responden yaitu kepala desa, bendahara desa dan Ketua LPMD. Data yang terkumpul merupakan hasil dari lapangan yang diperoleh melalui kusioener yang telah dibuat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa 22 Desa yang ada di kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Waktu penelitian dimulai Sejak Mei 2021 sampai dengan penelitian ini selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri- ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Peneliti menetapkan batasan operasional ini untuk menghindari terjadinya salah tafsir terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Batasan operasional diharapkan mampu menjelaskan fokus penelitian sehingga tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas atau sebaliknya. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan batasan operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah data dari kuesioner yang diberikan untuk diisi oleh responden.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kesejahteraan Masyarakat.

(52)

3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan pelaporan Alokasi Dana Desa.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang lain, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan mendapatkan kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau dikenal juga sebagai variabel tidak terikat atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel lain, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

3.4.1.1 Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa adalah dana penerimaan alokasi dana desa melalui APBDes di Desa Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dalam jutaan rupiah. Adapun indikatornya meliputi:

a. Transparan adalah terbukanya akses bagi masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD). Item indikator transparan meliputi:

(53)

1. penyediaan dan akses informasi yang jelas tentang perencanaan, prosedur pelaksanaan, dan pertanggungjawaban.

2. Adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat.

3. Keterbukaan proses pengelolaan.

4. Keterbukaan informasi tentang dokumen pengelolaan ADD.

b. Akuntabel adalah pertanggung jawaban tim pelaksana pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) kepada masyarakat, dimana kepala desa sebagai pertanggungjawaban utama. Item indikator akuntabel meliputi:

a) Tercapainya tujuan dalam pengelolaan ADD b) Adanya pengawasan oleh tim pelaksana

c) Adanya laporan pertanggungjawaban pengelolaan ADD d) Adanya keterlibatan pemerintah desa dalam pengelolaan ADD

c. Partisipasif adalah suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. Item indikator partisipasi meliputi:

a . Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan ADD.

b . Keterlibatan masyarakat dalam penerimaan dan memanfaatkan hasil 3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh nilai dari variabel bebas. Variabel dependen sering juga disebut sebagai variabel terikat atau variabel tidak bebas dan menjadi perhatian utama dalam penelitian.

(54)

Dalam penelitian ini Kesejahteraan Masyarakat dijadikan sebagai variabel dependen.

3.4.2.1 Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Indikator kesejahteraan meliputi:

a. Keadilan sosial adalah keadilan yang merata pada seluruh rakyat.

Item indikator keadilan meliputi:

1. Pendidikan,

2. Akses pada kesehatan 3. Akses pada listrik 4. Akses pada air

b. Keadilan ekonomi adalah satu keadaan atau situasi di mana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya. Item indikator keadilan ekonomi yaitu:

1. Pendapatan

2. Kepemilikan rumah

3. Tingkat pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan 4. Tingkat pengeluaran untuk pendidikan

c. Keadilan demokrasi, demokrasi menempatkan posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu Negara dengan kekuasaan Negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Item indikator keadilan sosial meliputi:

Gambar

Tabel 1.1 Research Gap
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Skor Skala Interval
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan fasilitas pendidikan yang dilihat dari segi satuan pendidikan, luas lahan dan prasarana Sekolah Dasar

Berbeda dengan buruh pada umumnya, buruh harian kemenyan selain memiliki semangat yang tinggi juga memiliki motivasi dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan

BAB V PENUTUP 5.1 kesimpulan Dari judul yang diambil dalam penelitian ini “Pengaruh Akuntabilitas Pengengolaan Keuangan Alokasi Dana Desa, Kebijakan Desa, Dan Partisipasi

Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi semakin punahnya nyanyian anak- anak pada masyarakat Batak Toba, menganalisis fungsi dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpilkan diatas, peneliti dapat memberikan saran sebaigi berikut. 1) Untuk menanggulangi pemahama masyarakat yang masih

Kaur keuangan desa Koto Perambahan Titik Rahayu mengatakan bahwa strategi pengelolaan pemerintah desa Koto Perambahan yang akan dilakukan penelitian penggunaan

Alasan peneliti memilih alokasi dana desa sebagai bahan penelitian dikarenakan alokasi dana desa mempunyai pengaruh yang besar dalam pembangunan di Desa, dibandingkan

Hasil ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arifiyanto (2014) Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa menyimpulkan