• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

DETERMINAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASYARAKAT RT02 RW05 DESA

SUKARAHAYU KECAMATAN TAMBELANG KABUPATEN BEKASI

Ns. Yuli Erlina, S.Kep., M.Kes

Prodi Sarjana dan pendidikan Profesi Keperawatan, Institut Medika Drg Suherman;

Jalan Raya Industri Pasir gombong Jababeka Cikarang Utara Bekasi, Jawa Barat 17530

Email : yulierlina554@gmail.com ABSTRAK

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. Dipilihnya masyarakat desa tidak bisa lepas dari pandangan masyarakat bahwa mayoritas masyarakat desa masih hidup dibawah garis kemiskinan dan kesehatan sangat erat hubunganya dengan sumber daya sosial ekonomi. Dari data hasil wawancara pada masyarakat RT 02 RW di desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang dari 127 Kepala Keluarga ada 30 KK mengatakan kurang peduli dengan perilaku hidup bersih dan sehat, 70 KK masih BAB disawah maupun disungai dan kurang paham dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat desa sukarahayu dilihat dari variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, budaya, sumber informasi, dukungan kader dan dukungan tokoh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang ada di RW 05 RT 02 Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang berjumlah 127 Kepala Keluarga. Sample pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di RW 05 RT 02 Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang berjumlah 127 Kepala Keluarga Instrument yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner dan data sekunder instansi Kecamatan / Kelurahan berupa dokumen – dokumen resmi dan data lain yang menunjang penelitian ini. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square dengan nilai signifikan α < 0,05.

Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan (p value 0,006), pekerjaan ( p value 0,030), pengetahuan (p value 0,044), budaya ( p value 0,002), sumber informasi ( p value 0,011), dukungan kader kesehatan ( p value 0,012) dan dukungan tokoh masyarakat (p value 0,002). Ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, budaya, sumber informasi, dukungan kader kesehatan dan tokoh masyarakat dengan Perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Saran tenaga kesehatan khususnya profesi keperawatan untuk lebih meningkatkan pengetahuan, pencegahan dan pemahaman kepada masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan dan memberikan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Kata Kunci : PHBS,pendidikan,pekerjaan,pengetahuan,budaya, sumber informasi, kader kesehatan dan tokoh masyarakat.

PENDAHULUAN

Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki

peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit

(2)

2 adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( Sri Setyani, 2010 ).

Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis berpengaruh 30 – 35% terhadap derajat kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengeubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ( Depkes, 2013).

Tidak jarang istilah perilaku hidup bersih dan sehat terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari

kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS. Singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, Demam berdarah atau pun flu burung yang akhir – akhir semakin meningkat. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan diinterprestasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.

Dengan demikian, kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organization (WHO, 2010) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit maupun kecacatan. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

(3)

3 Menurut hasil penelitian Zaahara (2011) status sosial ekonomi yang meliputi, pekerjaan, pendidikan, pemilikan aset dan prestise berupa penghormatan masyarakat dilihat dari kedudkan formal, informal maupun lembaga adat dan agama mempunyai hubungan dengan perilaku hidup sehat di masyarakat. Makin tinggi status ekonomi sosial masyarakat, maka makin tinggi pula atau semakin baik perilaku hidup sehat dimasyarakat, dan sebaliknya semakin rendah tingkat sosial ekonomi masyarakat makin buruk perilaku hidup sehatnya.

Dari data hasil wawancara pada masyarakat RT 02 RW di desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang dari 127 Kepala Keluarga ada 30 KK mengatakan kurang peduli dengan perilaku hidup bersih dan sehat, 70 KK masih BAB disawah maupun disungai dan kurang paham dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Perilaku Sehat Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Menurut Undang – undang kesehatan no 32 tahun 2009 mengatakan bahwa Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), manfaat rumah tangga yang melaksanakan PHBS, yaitu:

(4)

4 1. Keluarga yang melaksanakan

PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

2. Rumah tangga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.

3. Biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi yang lain seperti pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dibidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (alfabetha, 2003). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak bangsa dan negara. (UU No. 2 tahun 2008).

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

PEKERJAAN

Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapainya, dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan

(5)

5 membawanya kepada sesuatu yang lebih memuaskan dari pada sbelumnya (Anoraga,2010).

Menurut hasil penelitian Zaahara yang dilakukan di Bekasi (2011), status sosial ekonomi yang meliputi (1) jenis pekerjaan, (2) pendidikan, (3) pemilikan aset dan (4) prestise berupa penghormatan masyarakat dilihat dari kedudukan formal, informal maupun lembaga adat dan agama mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan perilaku hidup sehat masyarakat. Makin tinggi status sosial ekonomi masyarakat, maka makin tinggi pula atau semakin baik perilaku hidup sehat masyarakat, dan sebaliknya semakin rendah tingkat sosial ekonomi masyarakat makin buruk perilaku hidup sehatnya. Zaahara (2011) mengemukaan pula bahwa ada hubungan positif sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat dalam keluarga. Sikap seseorang terhadap sesuatu hal akan positif apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif sikap

masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat masyarakat, dan sebaliknya makin negatif sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam lingkungan masyarakat.

PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktunya penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera pengelihatan (mata).

BUDAYA

Di dalam suatu masyarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam

menyelenggarakan hidup

bermasyarakat. Secara langsung

(6)

6 bahwa nilai-nilai perseorangan tidak dapat dipisahkan dari pilihan perilaku. Konflik dalam hal nilai yang menyangkut kesehatan merupakan satu dari tantangan penting bagi para penyelenggara pendidikan kesehatan. Budaya adalah faktor yang berhubungan dengan nilai nilai dan pandangan masyarakat yang lahir dari kebiasaan yang ada, dan pada akhirnya mendorong masyarakat untuk berprilaku sesuai dengan tuntutan budaya, Norma, perilaku dan adat kebiasaan sedemikian itu dapat didasarkan atas ketidaktahuan atau ketidakpedulian masyarakat terhadap kesehatan, tetapi hasil akhirnya adalah sama yaitu terjadi pencemaran lingkungan dan terjadi penyakit sebagai akibatnya. Norma-norma masyarakat misalnya buang air besar disungai itu dianggap normal atau dapat diterima secara sosial budaya, begitu pula mandi disungai yang sama. Membuang sampah di saluran air juga merupakan kebiasaan yang sudah dianggap normal.

Dengan demikian hygiene lingkungan sangat ditentukan oleh norma atau kebiasaan masyarakat. Atas dasar

perilaku tersebut, akan timbul penyakit yang setara dengan norma atau kebiasaan ini, juga cara-cara pengobatannya ( Eko Suryani,2009).

Apabila diantara masyarakat terlihat berbagai budaya dan dengan taraf perkembangan yang berbeda, maka penyakit yang dideritanya akan berbeda-beda. Budaya masyarakat bisa dilihat dari cara hidupnya. Gaya hidup menentukan perilaku masyarakat tersebut misalnya apa saja boleh dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, sehingga budaya juga dapat dipandang sebagai pedoman untuk kegiatan sehari-hari (Budioro,2008)

SUMBER INFORMASI

Sumber informasi adalah segala berita atau informasi yang diperoleh seseorang untuk mendapatkan apa yang dia cari dan didapatkan dari segala arah, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Sumber informasi yang didapat dari teman kerja, keluarga, media akan sangat mempengaruhi seseorang tentang motivasi. Media masa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua

(7)

7 kategori, yakni media elektronik.

Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media one- line (internet) (komunikasi masa, 2007).

KADER KESEHATAN

Kader kesehatan masyarakat adalah seorang laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat \ pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin dan Hamidah, 2009). Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat (Meilani Niken, dkk, 2009).

Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat. (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009). Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela

untuk menjadi penyelenggara posyandu (R. fallen dan R. Budi, 2010).

TOKOH MASYARAKAT

Adalah orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap masyarakat.

Sehingga segala tindak tanduknya merupakan pola aturan yang patut diteladani oleh masyarakat. Selain kader kesehatan, tokoh masyarakat juga merupakan panutan perilaku termasuk prilaku kesehatan.oleh karena itu tokoh masyarakat termasuk lurah dan perangkatnya harus mempunyai sikap dan perilaku yang positif. Sikap atau perilaku tokoh masyarakat merupakan pendorong atau penguat perilaku sehat masyarakat (Notoatmodjo,2010).

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Notoatmodjo, 2012). variabel dependen yaitu Perilaku Hidup Bersih

(8)

8 dan Sehat di Desa Sukarahayu ,dan variabel independen yaitu, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, budaya, sumber informasi, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang ada di RW 05 RT 02 Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang berjumlah 127 Kepala Keluarga. Sample pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di RW 05 RT 02 Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang berjumlah 127 Kepala Keluarga.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder dengan menggunakan Data yang diperoleh dari instansi kesehatan berupa dokumen – dokumen resmi dan data lain yang menunjang penelitian ini.

Analisis data di lakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan nilai signifikan alpha 5% (α = 0,05) dengan uji chi- square sebagai alternatif nya.

HASIL

Dari jumlah responden sebanyak 97 orang dengan berprilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sebanyak 62 orang. Responden yang phbs kurang baik dengan kriteria pendidikan rendah sebanyak 75,9%

tidak bekerja sebanyak 73,7%, pengetahuan rendah sebanyak 73,2%, memiliki budaya yang negatif 77,2%, mendapatkan sumber informasi yang kurang sebanyak 75,9%, dukungan kader kesehatan yang kurang mendukung sebanyak 74,65 dan mendapatkan dukungan tokoh masyarakat yang kurang sebanyak 78,2%.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel pendidikan ibu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p-value 0,006 dengan α ≤

(9)

9 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

2. Hubungan Pekerjaan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel pekerjaan dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p- value 0,030 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

3. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat

diperoleh p-value 0,044 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

4. Hubungan Budaya Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel budaya dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p- value 0,001 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara budaya dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

5. Hubungan Sumber Informasi Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

(10)

10 Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel sumber informasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p-value 0,011 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

6. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p-value 0,012 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

7. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang Tahun 2018.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara variabel dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh p-value 0,002 dengan α ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang tahun 2018. (p-value 0,006 dengan α ≤ 0,05)

2. Ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang

(11)

11 tahun 2018. (p-value 0,030 dengan α ≤ 0,05)

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang tahun 2018. (p-value 0,044 dengan α ≤ 0,05)

4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang tahun 2018. (p-value 0,044 dengan α ≤ 0,05)

5. Ada hubungan antara budaya dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang tahun 2018. (0,001 dengan α ≤ 0,05) 6. Ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu Kecamatan Tambelang tahun 2018. (0,011 dengan α ≤ 0,05)

7. Ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku bersih dan sehat pada masyarakat RT 02 RW 05 Desa Sukarahayu

Kecamatan Tambelang tahun 2018.

(0,002 dengan α ≤ 0,05) SARAN

1. Desa Sukarahayu

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan informasi kepada desa Sukarahayu khususnya RT 02 RW 05 mengenai masih rendahnya tingkat kesadaran keluarga untuk ber-PHBS, peneliti juga berharap agar pemerintah lebih meningkatkan suatu gerakan untuk mengajak seluruh anggota keluarga agar selalu ber-PHBS pada tatanan rumah tangga dengan 10 indikator yang ada 2. Bagi Profesi Keperawatan

Memperkaya informasi tentang pentingnya ber-PHBS pada tatanan rumah tangga pada 10 indikator yang ada dengan memberikan dukungan baik berupa penyuluhan- penyuluhan ataupun dukungan moril untuk memotivasi.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat menyadari betapa pentingnya ber- PHBS pada tatanan rumah tangga serta meningkatkan penyuluhan –

(12)

12 penyuluhan tentang kesehatan dan mencari informasi kesehatan salah satunya informasi tentang pentingnya ber-PHBS pada tatanan rumah tangga melalui promosi kesehatan yang dilakukan di puskesmas, media cetak dan media 4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai data dasar sekaligus motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut baik kuantitatif maupun kualitatif di lingkup profesi keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Watik.2001. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. PT Raharja Grafindo Persada, Jakarta.

2. Ali, Muhamad, 2002. Pengetahuan Sikap, dan Perilaku ibu Bekerja dan Bekerja dan tidak Bekerja Tentang Imunisasi, Medan.

3. Bomar, P.J (2004). Promoting health in families : Applying family research and teory to nurding pratice. Philadelphia : W.B Saundar.

4. Brink, PJ and Marylin ,2000 , Langkah Dasar dalam Perencanaan Riset Keperawatan, Edisi 4 Jakarta EGC.

5. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI Jakarta , (2007 , hal .2)

6. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah,Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005

7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2007, Cakupan Imunisasi pada Bayi diprovinsi Jawa Barat, Tahun 2006

8. Kelana, Kusuma (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : EGC.

9. Kozier, Barbara. Et all.

(2007).Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

10. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional :Jakarta.EGC

11. Notoatmodjo, Prof. DR. Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan

(13)

13 Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta,

12. Notoatmojo , Prof DR. Soekidjo.

Metodelogi Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta , 2010.

13. Notoatmodjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : EGC

14. Notoatmodjo (2005). Metode Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

15. Pemerintah Indonesia 2004, Indonesia Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals): Jakarta

16. Riyanto, Agus. 2010.Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan.

Yogyakatra: Nuha Medika.

17. Setiadi (2007).Konsep dan Penulis Riset Keperawatan. Jakarta Graha ilmu.

18. Syafrudin, et all ,Ilmu Kesehatan Masyarakat , Trans Info Media Jakarta : 2009

19. Tawil , Mirza 2008 Imunisasi dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: 2009

20. Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap

Manusia Teori Dan

Pengukuranya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

21. Hidayat, A. A A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

22. Kholid, Ahmad. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

23. Mubarok, Iqbal Wahit. 2011.

Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

24. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta.

25. Notoatmodjo, S. 2012.

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

26. Proverawati, Atikah Rahmawati, Eni. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika.

27. Syafrudin, Yudhia Fratidina. 2009.

Promosi Kesehatan untuk

(14)

14 Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

28. http///www.Depkes_RI.phbs.co.id (Akses tgl 13 April 2018)

29. http///www.menkes_RI.phbs.co.id (Akses tgl 15 April 2018)

30. http///www.bakornas LKMI PB HMI.phbs.co.id (Akses tgl 16 April 2018)

31. http///kamuskesehatan.phbs.co.id (Akses tgl 9 Mei 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa kromatografi dengan menggunakan fase gerak kloroform : etanol ( 4 : 1 v/v ), menunjukkan noda tunggal berwarna biru yang daimati dibawah lampu UV, berarti

Setiap usaha pasti akan memiliki resiko yang harus ditanggung oleh pelaksana usaha, termasuk juga industri permen susu. Resiko yang dihadapi dalam industri permen susu ini

Refleksi dilakukan dengan: (1) Me- ngecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan; (2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti

Peraturan Komisi Pemilihan umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan suara dan Kelompok

Seharusnya pada suhu 900 0 C sudah termasuk suhu yang tinggi untuk mencapai fase austenite yang diinginkan, namun pada kenyataanya dari pengujian spesimen ini karbon

yang berperan ialah konseli yang bernama Putri dari kelas 4A dan orang- orang yang terdekat konseli misalnya, wali kelas SD Raden Patah, orang tua Putri, dan teman

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengintegrasian TQM ke dalam kurikulum di Universitas Negeri Jakarta memiliki kaitan dengan adanya tekanan dari luar.Hampir