Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
67
PENGARUH PERUBAHAN SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH/USD TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2018-2019
Oleh:
M. Anton Fatoni
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta.
Abstrak
Saham adalah sekuritas berupa surat bukti kepemilikan perusahaan yang diperdagangkan di bursa efek, di mana harga saham merupakan hasil kesepakatan pembeli dan penjual. Perubahan harga saham disebabkan oleh adanya perubahan persepsi masing-masing pihak atas suatu saham yang diperdagangkan, di mana perubahan persepsi tersebut disebabkan oleh adanya perubahan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Oleh karena terdapat banyak informasi yang tersedia di pasar modal yang dapat mempengaruhi harga saham, Perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) juga merupakan factor utama yang mempengaruhi persepsi investor terhadap hasil yang akan diterima yang tercermin pada perubahan harga saham. Kecenderungan suku bunga meningkat akan mengakibatkan tingkat hasil yang diharapkan dari investasi juga naik, di sisi lain adanya potensi hasil yang akan diterima turun akibat kinerja perusahaan yang turun. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) Rupiah/USD.
terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta ingin mengetahui sejauhmana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar Rupiah/USD.terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018 – 2019.
Kata Kunci : Suku Bunga, Nilai Tukar (Kurs) dan Harga Saham
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Bursa efek adalah bagian dari pasar modal, di mana pasar modal memegang peranan penting dalam sistem perekonomian suatu negara. Pasar modal melaksanakan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal menjalankan
fungsi ekonomi, karena pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang meminjamkan (lender) ke peminjam (borrower). Sedangkan pasar modal menjalankan fungsi keuangan, di mana pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh para peminjam (dunia usaha) dan pihak yang meminjamkan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
68
(masyarakat) dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi. Secara umum pasar modal berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan dana bagi pihak-pihak yang memerlukan (dunia usaha) dalam rangka pengembangan usaha atau investasi dan sebagai lembaga yang menyediakan sarana atau wadah berinvestasi bagi masyarakat umum. Pasar modal menjadi salah satu alternatif lembaga investasi investasi selain bank. Oleh karena itu keberhasilan pasar modal menjadi salah satu indikator keberhasilan perekonomian suatu negara. Pasar modal menyediakan sarana atau wadah berinvestasi melalui pembelian surat berharga yang biasa disebut dengan sekuritas atau efek di bursa efek, sehingga bursa efek merupakan suatu lembaga atau pihak yang menyediakan sarana dan prasarana terselenggaranya transaksi jual beli sekuritas di pasar modal. Bursa Efak Indonesia (BEI) merupakan salah satu lembaga atau pihak yang telah mendapatkan persetujuan dari otoritas pasar modal untuk menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.
Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan sekuritas atau efek, di mana sekuritas atau efek tersebut biasa disebut dengan instrumen pasar modal. Sekuritas atau efek adalah selembar kertas yang menunjukkan hak pemodal (pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan surat berharga tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut menjalankan haknya.
Organisasi yang dapat menerbitkan surat berharga dan diperdagangkan di pasar modal adalah perusahaan yang berbadan hukum PT (Perseroan Terbatas) dan lembaga pemerintah.
Secara umum sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal terdiri dari (1) surat bukti kepemilikan perusahaan yang biasa disebut dengan saham, (2) surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga pemerintah yang biasa disebut dengan obligasi, dan (3) sekuritas turunan (derivative) seperti right, warrant, option, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, investasi di pasar modal dapat dilakukan dengan membeli saham, obligasi atau sekuritas turunan. Pada prinsipnya investasi dilakukan untuk mengharapkan hasil atau manfaat di masa yang akan datang melalui pengorbanan sejumlah uang pada saat ini. Investasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) investasi secara langsung dengan membeli aktiva riil, dan (2) investasi tidak langsung dengan cara membeli surat berharga melalui pasar keuangan. Tingkat hasil atau manfaat dari investasi langsung ditentukan oleh bagaimana tatakelola atas kekayaan (aktiva) yang dilakukan oleh pemilik (investor). Sedangkan hasil atau manfaat dari investasi tidak langsung tidak dapat ditentukan oleh pihak yang melakukan investasi, tetapi tergantung pada hasil atau manfaat yang diterima pihak (perusahaan) yang menerbitkan surat berharga yang dibeli.
Sekuritas surat bukti penyertaan pada perusahaan atau saham merupakan jenis instrumen yang banyak
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
69
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana hasil atau manfaat yang akan diterima investor
berupa dividen dan
keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss). Besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan kepada pemegang saham tergantung pada hasil usaha yang telah dicapai emiten.
Keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss) merupakan selisih positif/negatif dari harga jual dengan harga beli saham. Perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) sangat mempengaruhi kondisi bursa efek, karena perubahan kedua hal tersebut akan berdampak pada kinerja emiten yang sekuritasnya tercatat di bursa efek. Peningkatan suku bunga akan menaikkan biaya dana yang harus ditanggung oleh perusahaan yang pada akhirnya laba turun, sehingga dividen yang dibayarkan juga akan semakin kecil. Demikian juga nilai tukar (kurs) yang naik terhadap mata uang asing berdampak pada kinerja perusahaan.m Perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) juga akan mempengaruhi persepsi investor terhadap hasil yang akan diterima yang tercermin pada perubahan harga saham.
Kecenderungan suku bunga meningkat akan mengakibatkan tingkat hasil yang diharapkan dari investasi juga naik, di sisi lain adanya potensi hasil yang akan diterima turun akibat kinerja perusahaan yang turun. Dengan demikian, investor akan melakukan penjualan saham yang pada harga saham akan mengalami penurunan.
Bursa efek sebagai tempat transaksi instrumen pasar modal khususnya
saham menyediakan informasi tentang perubahan harga saham berupa indeks harga saham yang disusun setiap saat.
BEI sebagai penyelenggara bursa efek di Indonesia telah menyusun beberapa indeks harga saham dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) menjadi salah satu indeks harga saham yang dibentuk.
IHSG adalah indeks harga saham memiliki fungsi sebagai indikator perubahan harga saham yang menunjukkan tingkat keuntungan inmvestasi dan sebagai indicator tentang kecenderungan (trend) pasar yang sedang terjadi. IHSG juga berfungsi sebagai pedoman umum bagi investor sebelum melakukan keputusan investasi. Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang bagaimana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) terhadap perubahan harga saham di BEI. Hasil kajian ini diujudkan dalam sebuah karya tulis ilmiah skripsi yang berjudul : “Pengaruh Perubahan Suku Bunga Dan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah/USD Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2018-2019”.
B. Pembatasan Masalah.
Saham adalah sekuritas berupa surat bukti kepemilikan perusahaan yang diperdagangkan di bursa efek, di mana harga saham merupakan hasil kesepakatan pembeli dan penjual.
Perubahan harga saham disebabkan oleh adanya perubahan persepsi masing-masing pihak atas suatu saham yang diperdagangkan, di mana perubahan persepsi tersebut disebabkan oleh adanya perubahan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
70
investasi. Oleh karena terdapat banyak informasi yang tersedia di pasar modal yang dapat mempengaruhi harga saham, maka penelitian ini membatasi pada analisis dan pembahasan mengenai pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) rupiah/USD.
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) Rupiah/USD.
terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018 – 2019 ?
2. Sejauhmana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) Rupiah/USD.
terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018 – 2019 ?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) Rupiah/USD.
terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2018 – 2019.
b. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh perubahan suku bunga
dan nilai tukar
Rupiah/USD.terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018 – 2019.
2. Kegunaan Penelitian.
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan bagi pihak-pihak sebagai berikut : a. Investor.
Hasil penelitian diharapkan dapata menjadi masukan bagi investor yang melakukan investasi di pasar modal sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Perubahan suku bunga dan nilai tukar (kurs) berdaampak terhadap pergerakan harga saham di bursa efek.
b. Masyarakat dan pembaca.
Hasil penelitian berupa salah satu karya tulis ilmiah dosen yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat atau pembaca dalam rangka untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam pada perusahaan lain.
c. Penulis.
Penelitian menjadi salah satu sarana penulis untuk melihat aplikasi dan keterkaitan konsep dan teori yang telah dipelajari dengan realitas di perusahaan. Di sampaing itu, kegunaan dari hasil penelitian adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk pemenuhan tri darma seorang dosen.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar (Kurs).
1. Suku Bunga.
a. Pengertian Suku Bunga.
Suku bunga merupakan persentase nilai harga dari penggunaan uang atau juga sebagai imbalan sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu.
Imbalan sewa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman (pihak pemilik dana) atas manfaat
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
71
kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan dan atau dilakukan nya hal-hal yang produktif terhadap uang tersebut. Menurut Kasmir dalam buku nya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2008: 131), bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh pihak bank yang berdasarkan prinsip konvensional terhadap nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bank juga dapat diartikan sebagai harg yang harus dibayar kepada para nasabah (nasabah yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2013:80) adalah
“harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur”.
Tingkat suku bunga menurut Boediono (2014:76) adalah “harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung”. Sedangkan Suku bunga menurut (Mishkin, 2008:4) adalah : biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya dinyatakan sebagai persentase per tahun). Dari definisi di atas mengandung pengertian bahwa tingkat suku bunga (interest rate) adalah jumlah yang pemberi pinjaman (lender) bebankan kepada peminjam (borrower) yang dinyatakan dalam
persen, atau kompensasi yang dibayarkan/diterima atas penggunaan sejumlah uang. Besarnya kompensasi yang bersedia diterima oleh pemilik adalah sangat tergantung pada seberapa besar kemungkinan nilai uang dipinjamkan mengalami penurunan, karena nilai uang saat dipinjamkan dan diterima tidak sama. Sehubungan dengan tersebut di atas, maka suku bunga dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : (1) suku bunga nominal dan (2) tingkat suku bunga riil (Boediono, 2005 : 110). Perbedaan antara suku bunga nominal dan suku bunga riil disebabkan oleh adanya inflasi. Menurut Ismail (2011:132) penerapan bunga yang terdapat pada bank konvensional dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Bunga simpanan, 2. Bunga pinjaman. Bunga pinjaman dan simpanan akan mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Pada kondisi terdapat kenaikan suku bunga simpanan, maka kenaikan suku bunga simpanan akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga kredit.
b. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga.
Suku bunga merupakan hasil pembentukan dari mekanisme pasar atas permintaan dan penawaran akan uang dan menjadi indikator ekonomi makro, sehingga perubahan suku bunga dipengaruhi banyak faktor. Menurut Kasmir (2010:137-140), “ faktor–
faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga (pinjaman dan simpanan) adalah sebagai berikut:
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
72
1) Kebutuhan dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana sementara pemohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga simpanan. Namun, peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman.
2) Target laba
Yang diinginkan faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.
3) Kualitas jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
4) Kebijaksanaan pemerintah
Dalam menentukan baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5) Jangka waktu
Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan
resiko macet dimasa mendatang.
Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah.
6) Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
7) Produk yang kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8) Hubungan baik.
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyaritas nasabah yang bersangkutan kepada bank.
Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9) Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
73
persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil.
10) Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar , nama baik maupun loyaritasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun berbeda”.
2. Nilai Tukar (Kurs).
a. Pengertian Nilai Tukar (Kurs).Menurut Mishkin (2009:27), kurs merupakan harga satu mata uang dalam mata uang yang lain. Untuk memahami perilaku kurs dalam jangka pendek adalah memahami bahwa kurs merupakan harga dari aset domestik (deposito bank, obligasi, saham, dan lain-lain, yang didenominasikan dalam mata uang domestik) dinyatakan dalam aset luar negeri (aset serupa yang dengan denominasi mata uang asing).
Oleh karena kurs adalah harga dari aset yang dinyatakan dalam aset lainnya, cara alamiah untuk mengetahui penentuan kurs dalam jangka pendek adalah menggunakan pendekatan pasar
aset yang sangat bergantung pada teori permintaan asset.Nilai tukar (exchange rate) menurut Ekananda (2014:168) adalah : “ Kurs merupakan suatu harga mata uang terhadap mata uang Negara lain, kurs memainkan dalam keputusan – keputusan pembelanjaan karena kurs memungkinkan
menerjemahkan harga – harga dari berbagai Negara kedalam satu bahasa yang sama”. Secara umum nilai tukar (kurs) tidak lain merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain, di mana perbandingan tersebut mencerminkan daya beli suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar merupakan daya beli suatu mata uang terhadap mata uang negara lain (nilai uang eksternal), jika nilai tukar mata uang suatu negara (A) terhadap mata uang negara lain (B) turun/melemah (depresiasi), artinya jumlah uang negara (A) yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah uang negara (B) akan lebih banyak, dan sebaliknya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar.
Sebagai dampak globalisasi dan liberalisasi perekonomian terjadi ketidakseimbangan neraca perdagangan masing- masing negara. Suatu negara
mengalami surplus
perdagangan atas negara lain,
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
74
maka negara yang surplus akan mempunyai tagihan kepada negara yang defisit. Adanya ketidakseimbangan tersebut berakibat pada permintaan akan suatu mata uang menjadi tidak seimbang. Meningkat permintaan mata uang suatu negara yang mempunyai surplus perdagangan mempunyai posisi tawar (bargaining power) yang lebih tinggi sehingga nilai tukar negara yang bersangkutan akan semakin kuat, dan sebaliknya,
faktor utama yang
menyebabkan terjadi perubahan nilai tukar (exchange rate) tersebut adalah kondisi neraca transaksi berjalan dari neraca pembayaran internasional suatu negara.
Defisit transaksi berjalan atau impor suatu negara melakukan impor lebih besar dibandingkan ekspor, otomatis negara yang bersangkutan membutuhkan valuta asing untuk membayar sehingga permintaan akan valuta asing meningkat yang pada akhirnya nilai tukar akan berubah.
Demikian sebaliknya apabila kondisi transaksi berjalan (current account) negara yang bersangkutan bersifat surplus. Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Menurut Hamdy Hady (2001:46-53) Faktor- faktor tersebut adalah :
1) Tingkat suku bunga.
2) Tingkat inflasi.
3) Tingkat pertumbuhan ekonomi.
4) Kebijakan pemerintah.
B. Harga Saham.
1. Pengertian Harga Saham. Dari aspek yuridis, saham adalah surat bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT), sedangkan dari aspek finansial saham tidak lain merupakan sisa klaim atau tagihan atas kekayaan suatu perusahaan.
Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor. Sartono (2008:70) menyatakan bahwa :“Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun”.Menurut Jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah :“Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal”.
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah :“Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham.
Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
75
waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika investor membeli saham”. Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2010:33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:
a. Faktor internal
1) Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.
2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director ann nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.
4) Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.
5) Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.
6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.
7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per share (EPS), dividen per shere (DPS), Price Earning Ratio, Net profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.
b. Faktor eksternal
1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga
saham perdagangan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
76
pembatasan atau penundaan trading.
Menurut Agus Sartono (2008:9), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio,tingkat bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Selain faktor- faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan.
Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham.
C. Pengertian Pasar Modal / Bursa Efek Indonesia ( BEI )
1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhrudin, 2008). Undang - undang pasar modal dalam Moechdie dan Ramelan (2012:36) mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan sumber
pembiayaan dengan jangka waktu yang lebih panjang, yang diinvestasikan sebagai modal untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja yang akan meningkatkan volume aktivitas perekonomian yang profitable dan sehat.
2. Fungsi pasar Modal, Menurut Martalena dan Maya malinda ( 2011:3 ) pasar modal juga memiliki fungsi sebagai berikut : a. Fungsi saving Pasar modal
dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menghindari penurunan mata uang karena inflasi.
b. Fungsi kekayaan Masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan dengan berinvestasi dalam berbagai instrumen pasar modal yang tidak akan mengalami penyusutan seperti rumah dan perhiasan.
c. Fungsi likuiditas, Instrumen pasar modal pada umumnya
mudah untuk
dicairkansehingga
memudahkan masyarakat memperoleh kembali dananya dibandingkan rumah dan tanah.
d. Fungsi pinjaman Pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan membiayai kegiatannya.
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
77
dilakukan untuk melakukan pengujian atas hipotesis yang telah dirumuskan.
Di samping itu penelitian ini juga menggunakan penelitian dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan tujuan untuk menguraikan, menggambarkan dan menjelaskan objek yang diteliti sehingga diperoleh bagaimana sifat, karakteristik dan keterkaitan dari objek yang diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang bersifat runtut waktu (time-series), sehingga untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan melakukan studi dokumentasi. Tempat Penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat, yaitu (1) PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) yang berlokasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jl. Jend. Sudirman, Lt. 2, Jakarta untuk memperoleh data IHSG bulanan (JSX Statistics), dan (2) Perpustakaan Bank Indonesia, Jl. M. H.
Thamrin No. 2, Jakarta untuk memperoleh data mengenai tingkat suku bunga dan nilai tukar/kurs (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia). Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2020.
B. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Riset lapangan / field research Riset lapangan yaitu penelitian yang dilakukan adalah dengan cara mendatangi atau meninjau langsung pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) digedung Bursa Efek Indonesia.
2. Riset perpustakaan / library research. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendapatkan dan mengumpulkan data atau bahan- bahan dari literatur-literatur berupa buku-buku, majalah, artikel-artikel, dan sumber-sumber lainnya yang relevan.
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis variabel, yaitu variabel dependen (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable), yang terdiri dari :
1. Variabel dependen. Adapun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sebagai Y. IHSG adalah indikator perubahan harga saham secara keseluruhan yang terjadi di BEI.
IHSG yang digunakan adalah IHSG penutupan setiap akhir bulan periode 2018 s.d. 2019 (2 tahun).
2. Variabel independen.Adapun variabel independen yang digunakan dalam peneliitian, yaitu : a. Tingkat suku bunga, yaitu kompensasi atas penggunaan sejumlah uang tertentu selama periode tertentu sebagai X1. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) jangka waktu 1 bulan periode 2018 s.d. 2019 (2 tahun).
b. Nilai tukar (kurs), yaitu perbandingan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain sebagai X2. Nilai tukar/kurs yang digunakan adalah nilai tukar/kurs Rupiah terhadap US-
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
78
Dollar setiap akhir bulan periode 2018 s.d. 2019 (2 tahun).
C. Teknik Analisis Data.
Sesuai dengan jenis penelitian yang telah disebutkan di atas, yaitu penelitian verifikatif atau penelitian yang dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis, maka teknik analisis analisis data yang digunakan adalah model regresi ganda (multiple regression).
Berdasarkan rumusan masalah pada Bab I di atas, hipotesis yang akan diuji dapat dirumuskan sebagai berikut ; Ho : Tingkat suku bunga dan Nilai
Tukar/Kurs Rupiah/USD. tidak berpengaruh baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
H1 : Tingkat suku bunga dan Nilai Tukar/Kurs Rupiah/USD.
berpengaruh baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Untuk menguji hipotesis di atas, model regresi ganda yang digunakan adalah : Y=α+β1 X1+β2 X2
dengan
Y :Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
X1 :Tingkat suku bunga SBI 1 bulan.
X2 :Nilai tukar/kurs Rupiah terhadap US-dollar.
Α :Konstanta.
β1 ;β2 :Koefisien regresi X1 dan X2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan : 1. Uji F.Uji F-Test digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen (X) secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen (Y), dengan kriteria uji membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau membandingkan nilai signifikansi model dalam output SPSS dengan tingkat kesalahan (alpha). Untuk menghitung nilai F, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
dengan
SSR =Sum square regression = jumlah regresi kuadrat
SSE =Sum square error = jumlah kuadrat kesalahan.
k =Jumlah variabel n =jumlah observasi.
2. Uji t.(t-test). Uji individual (t-test) dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independent secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau membandingkan nilai signifikansi masing-masing variabel dari output SPSS dengan tingkat kesalahan (alpha). Untuk menghitung nilai t, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
dengan:
bi=Koefisien regresi variabel independent i
Sbi=Standard deviasi varaibel independen i
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
79
3. Kekuatan Model (Uji Koefisien Determinasi = R2) Uji kekuatan model dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama. Untuk mengetahui hal dimaksud digunakan uji koefisien
determinasi dengan
memperhatikan besarnya angka koefisien deerminasi atau R2. Nilai koefisien determinasi atau R2 antara 0 dan 1, Artinya semakin tinggi nilai R2 berarti kemampuan variabel independen semakin besar dan sebaliknya. Untuk mengetahui koefisien determinasi atau R2 digunakan rumus sebagai berikut :
dengan
SSR =Sum square regression = jumlah regresi kuadrat
SSE =Sum square error = jumlah kuadrat kesalahan.
SST =Sum square total = Total jumlah kuadrat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Objek Penelitian.
1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan
dalam upaya mendukung
pembangunan Ekonomi Nasional.
Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil. PT
Bursa Efek Indonesia didirikan berdasarkan akta notaris Ny. Titik Poerbaningsih Adiwarsito, SH No. 27 tanggal 4 Desember 1991.
Kedudukannya sebagai badan hukum telah disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman No. C.2-8146 HT.01.01 tanggal 26 Desember 1991 dan dimuat dalam lembaran Berita Negara No. 25 tanggal 27 Maret 1992.
Pada tanggal 18 Maret 1992, PT Bursa Efek Indonesia secara resmi memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan melalui SK No.
323/KMK.01.01/1992. Penyerahan pengelolaan bursa dari Badan Pengawas pasar Modal (BAPEPAM) kepada perseroan dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992 di Jakarta. PT Bursa Efek Indonesia berdiri dengan syarat modal yang disetornya minimal Rp 7,5 milyar, yang terbagi sekurang-kurangnya dalam 200 saham dan sekurang- kurangnya 25 saham diantaranya telah diambil dan disetor penuh oleh pemegang saham, kecuali ditentukan lain oleh Menteri Keuangan. Menurut pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, tujuan pendirian bursa
efek adalah untuk
menyelenggarakan perdagangan efek yant teratur, wajar dan efisien.
Atas dasar itu, bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan anggota bursa efek. Untuk menciptakan perdagangan efek yang tertib, perlu peraturan yang menunjang dan konsistensi dalam penegakan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
80
peraturan serta pengawasan perilaku pelaku bursa yang terorganisir dengan baik. Selain itu, bursa efek juga menciptakan perdagangan efek wajar, yang sesuai dengan mekanisme pasar, memberikan informasi transparan dan mengenal betul nasabahnya.
Untuk mewujudkan perdagangan efek yang efisien, penyelesaian transaksi dilakukan dengan mudah, murah, dan cepat. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang pekembangan bursa kepada public, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tesebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.
b. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor.
c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan selesai.
d. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
e. Jakarta Islamic Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah.
f. Indeks Papan Utama dan Papa Pengembang, indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI
yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
g. Indeks Kompas 100, menggunakan 100 saham 2. Mekanisme Transaksi di BEI.
BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia, dan memper-dagangkan sekuritas, yaitu : saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock), obligasi (bond), right, warrant, dan sekuritas lainnya.
Transaksi BEI didominasi oleh jual beli saham biasa (common stock). Transaksi di BEI dilakukan setiap hari kerja dari Senin s.d.
Kamis, mulai dari pukul 09.30 s.d.
12.00 WIB sesi I, dan pukul 13.30 s.d. 16.00 WIB sesi II, sedangkan hari Jum’at mulai pukul 09.30 s.d.
11.30 WIB sesi I, dan pukul 14.00 s.d. 16.00 WIB sesi II. Transaksi dilakukan melalui suatu tempat /lokasi khusus yang disebut trading floor, dan saat ini sedang disosialisasikan transaksi tanpa menggunakan tempat/lokasi khusus (floorless trading).
Perdagangan sekuritas saham di BEI dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Transaksi regular, yaitu perdagangan efek yang dilakukan pada jam bursa dengan jumlah saham yang ditransaksikan 1 lot (500 saham) dengan penyelesaian transaksi pada hari T+3 (transaksi dilakukan hari Senin, penyelesaian hari Rabu).
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
81
b. Transaksi non regular, yaitu transaksi yang dilakukan selain transaksi regular, seperti transaksi tunai, transaksi segera, transaksi tutup sendiri, transaksi negosiasi, transaksi odd-lot, dan transaksi block- sale.
Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market system dan continous auction system.
Order-driven market system adalah pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker (pialang), sedangkan sistem lelang secara terus menerus adalah harga transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan yang dimasukkan secara langsung oleh pialang ke pusat komputer pengolah data melalui trader workstations. Order jual (penawaran) dan order beli (permintaan) akan diproses komputer yang akan menemukan harga transaksi
yang cocok dengan
mempertimbangkan waktu urutan order. Sistem lelang akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga kesepakatan. Perubahan harga saham (fraksi) ditentukan oleh besarnya harga saham yang bersangkutan, yaitu harga saham < Rp. 200,-- mempunyai fraksi Rp. 1,-- , harga saham diantara Rp.
200,-- s.d. Rp. 2.000,-- mempunyai fraksi Rp. 10,-- dan harga saham di atas Rp. 2.000,-- mempunyai fraksi sebesar Rp. 25,--. Fraksi harga saham adalah batasan nilai tawar menawar atas suatu sekuritas yang ditentukan oleh bursa efek. Prosedur umum transaksi
perdagangan saham di BEI dapat diuraikan melalaui skema (Gambar 1).
Gambar 1. : Mekanisme Transaksi Jual Beli Saham di BEI.
Dari skema di atas, mekanisme transaksi perdagangan saham di BEI sebagai berikut :
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
82
a. kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau
b. kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau
c. kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
d. Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Setiap transaksi atau order (jual atau beli) akan dikenakan biaya, yang terdiri
dari (1) komisi pialang ditambah dengan PPN 10% dari komisi pialang untuk order beli, dan ditambah PPh sebesar 0,1% dari nilai transaksi untuk order jual. Sebagai ilustrasi biaya transaksi jual beli saham di BEI sebagai berikut :
a. Pada tanggal 27 Agustus 2019 Tuan A berencana investasi di BEI, dan diputuskan untuk membeli saham PT. Telkom sebanyak 10 lot atau 5.000 saham dengan harga Rp.
10.000,-- persaham. Untuk melaksanakan maksud tersebut Tuan A melakukan order beli saham Telkom (TLKM) sebanyak 10 lot (5.000 saham) dengan harga Rp. 10.000,--/saham. Tuan A harus membayar sebesar Rp.
50.165.000,-- (hasil perhitungan lihat tabel 1) sebagai investasi.
Tabel 1 : Hasil perhitungan Order Beli Saham TLKM.
Keterangan Perhitungan Nilai Uang
(Rp) Transaksi beli 10 x 500 x Rp. 10.000,-- 50.000.000,-- Komisi pialang 0,3% dari nilai transaksi 0,3% x Rp. 50.000.000,-- 150.000,--
PPN 10% dari Komisi 10% x Rp. 150.000,-- 15.000,--
Total biaya Pembelian 165.000,--
Total yang dibayarkan oleh investor 50.165.000,--
b. Pada 3 September 2019 harga saham PT. Telkom (TLKM) naik menjadi Rp. 11.000,-- persaham dan Tuan A bermaksud untuk menjualnya. Untuk melaksanakan maksud tersebut Tuan A melakukan order jual atas saham Telkom
(TLKM) sebanyak 10 lot (5.000 saham) dengan harga Rp. 11.000,-- persaham. Tuan A akan menerima hasil penjualan saham sebesar Rp.
54.763.000,-- (hasil perhitungan lihat tabel 2).
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
83
Tabel 2 : Hasil Perhitungan Order Jual Saham.
Keterangan Perhitungan Nilai Uang
(Rp) Transaksi jual 10 x 500 x Rp. 11.000,-- 55.000.000,-- Komisi pialang 0,3% dari nilai transaksi 0,3% x Rp. 55.000.000,-- 165.000,--
PPN 10% dari Komisi 10% x Rp. 165.000,-- 16.500,--
PPh atas transaksi jual 0,1% dari nilai transaksi
0,001 % Rp.55.000.000,-- 55.000,--
Total biaya Penjualan 236.500,--
Total yang diterima oleh investor 54.763.500,--
Berdasarkan hasil perhitungan table 1 dan 2 di atas, maka dapat diketahui besar biaya yang harus ditanggung oleh Tuan A (investor) di BEI dan keuntungan yang diperoleh sebagai berikut :
a. Total biaya transaksi beli (order beli) sebesar 0,33% (Rp.
165.000,-- : Rp.50.165.500,--).
b. Total biaya transaksi jual (order jual) sebesar 0,43% (Rp.
236.500,-- : Rp.54.763.500,--).
c. Keuntungan yang diperoleh Tuan A selama 1 bulan (1 Agustus s.d. 3 September 2019) sebesar Rp. 4.598.500,-- atau 9,17%.
4. Indikator PT. Bursa Efek Indonesia.
PT. BEI menyusun berbagai jenis indeks harga saham sebagai indikator umum transaksi bursa setiap, dan pada hari transaksi indeks bersifat informasi tepat waktu (real time) dan menjadi pedoman umum sebelum melakukan transaksi. Indeks harga saham berupa informasi tentang perkembangan bursa efek secara khusus dan kondisi pasar modal secaraa umum, di mana indeks tersebut berfungsi sebagai salah satu pedoman sebelum investor melakukan
investasi. Indeks harga saham juga berfungsi untuk mengetahui perilaku dari suatu sekuritas tertentu. PT. BEI telah menyusun beberapa jenis indeks harga saham sebagai pedoman awal untuk berinvestasi di BEI, antara lain : a. Indeks Individual, yaitu indeks
harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya.
b. Indeks sektoral (industri), yaitu indeks harga saham dalam suatu sector industri tertentu.
c. Indeks LQ 45, yaitu indeks harga saham yang masuk dalam kelompok LQ-45 (kelompok 45 saham yang paling likuid ditransaksikan selama 1 periode/6 bulan).
d. Jakarta Islamic Indeks (JII), yaitu indeks harga saham yang masuk kelompok yang memenuhi kaidah Syariat Islam dan setiap enam bulan saham-saham tersebut disesuaikan (setiap awal Januari dan Juli), dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks akan selalu berubah.
e. Indeks Papan Utama (Main Board Index).
f. Indeks Papan Pengembangan (Development Board).
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
84
g. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu indeks harga keseluruhan saham yang tercatat di BEI.
B. Data Hasil Penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh suku bunga dan nilai tukar/kurs terhadap harga saham, di mana perubahan harga saham yang terjadi di BEI tercermin dalam perubahan indeks harga saham dan IHSG digunakan sebagai indikator.
Data yang diperlukan sebagai bahan analisis, yaitu : data suku bunga, nilai tukar dan IHSG. Untuk keperluan tersebut dilakukan studi dokumentasi pada beberapa sumber antara lain Bank Indonesia untuk memperoleh data tentang suku bunga dan nilai tukar dan Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data tentang IHSG.
Dari hasil studi dokumentasi diperoleh data sebagai berikut :
1. Data Suku Bunga.Tingkat suku bunga merupakan kompensasi yang dibayarkan/diterima atas penggunaan sejumlah uang tertentu selama jangka waktu tertentu. Suku bunga berfungsi sebagai insentif atau pendorong bagi pihak-pihak yang kelebihan dana (rumah tangga) untuk menabung di lembaga keuangan (bank). Selain itu, suku bunga juga berfungsi sebagai alat pendorong untuk investasi bagi dunia usaha. Data suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga acuan BI Rate selama periode 2018 s.d. 2019, dan diperoleh data sebagaimana terlihat pada tabel 3.
Tabel 3 : Data Suku Bunga SBI 1 Bulan
NO Periode Bunga (%) No Periode Bunga (%)
1 18 Jan 2018 4,25 % 13 17 Jan 2019 6,00 %
2 15 Feb 2018 4,25 % 14 21 Feb 2019 6,00 %
3 22 Maret 2018 4,25 % 15 21 Maret 2019 6,00 %
4 19 April 2018 4,25 % 16 25 April 2019 6,00 %
5 30 Mei 2018 4,75 % 17 16 Mei 2019 6,00 %
6 29 Juni 2018 5,25 % 18 20 Juni 2019 6,00 %
7 19 Juli 2018 5,25 % 19 18 Juli 2019 5,75 %
8 15 Agst 2018 5,50 % 20 22 Agst 2019 5,50 %
9 27 Sept 2018 5,75 % 21 19 Sept 2019 5,25 %
10 23 Okt 2018 5,75 % 22 24 Okt 2019 5,00 %
11 15 Nov 2018 6,00 % 23 21 Nov 2019 5,00 %
12 20 Des 2018 6,00 % 24 19 Des 2019 5,00 %
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (BI Rate) 2018 s.d.2019.
Dari data tabel 3 di atas dapat diketahui perkembangan suku bunga selama periode 2018 s.d. 2019. Suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan tertinggi yaitu pada bulan November 2018 s.d bulan April 2019 sebesar 6,00 % p.a.
dan terendah pada bulan Januari – April 2018 yaitu sebesar 4,25 % p.a. Rata- rata suku bunga SBI berjangka waktu 1 bulan selama periode penelitian 2018 s.d. 2019 adalah 9,99% p.a. Bank Indonesia melakukan penguatan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
85
kerangka operasi moneter denga memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan. Mengapa BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru.Hal itu agar suku bunga kebijakan dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil.
Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan.
Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan bersama dengan BI Repo Rate 7 Hari. Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang lazim dilakukan di berbagai bank sentral dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan operasi moneter.
Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan. Khususnya untuk menjaga stabilitas harga.Penguatan kerangka operasi moneter juga
mempertimbangkan kondisi makroekonomi yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan momentun bagi upaya penguatan kerangka operasi moneter 2. Data Nilai Tukar atau Kurs.
Secara harfiah, nilai tukar atau kurs adalah perbadingan nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain. Pada dasarnya nilai tukar atau kurs merupakan nilai uang eksternal, yaitu daya beli suatu mata uang terhadap mata uang lain. Perubahan nilai tukar terjadi dengan 2 (dua) cara, yaitu (1) melalui mekanisme pasar yang biasa disebut dengan apresiasi/depresiasi, dan (2) melalui kebijakan yang biasa disebut dengan devaluasi/revaluasi, dan faktor utama penyebab perubahan
nilai tukar adalah
permintaan/penawaran suatu mata uang.Perbandingan nilai suatu mata uang terhadap US-Dollar merupakan perbandingan yang umum digunakan di pasar valuta asing, sehingga digunakan dalam penelitian ini. Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap US-Dollar setiap akhir bulan selama periode 2018 s.d. 2019, dan data nilai tukar diperoleh dari SEKI sebagaimana terlihat pada tabel 4.
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
86
Tabel 4 : Data Nilai Tukar Rupiah Terhadar US-Dollar
NO Periode Kurs No Periode Kurs
1 31 Jan 2018 13,413.00 13 31 Jan 2019 14,072.00 2 28 Feb 2018 13,707.00 `14 28 Feb 2019 14,062.00 3 29 Maret 2018 13,756.00 15 29 Maret 2019 14,244.00 4 30 April 2018 13,877.00 16 30 April 2019 14,215.00 5 31 Mei 2018 13,951.00 17 31 Mei 2019 14,385.00 6 29 Juni 2018 14,404.00 18 28 Juni 2019 14,141.00 7 31 Juli 2018 14,413.00 19 31 Juli 2019 14,026.00 8 31 Agst 2018 14,711.00 20 30 Agst 2019 14,237.00 9 28 Sept 2018 14,929.00 21 30 Sept 2019 14,174.00 10 31 Okt 2018 15,227.00 22 31 Okt 2019 14,008.00 11 30 Nov 2018 14,339.00 23 29 Nov 2019 14,102.00 12 31 Des 2018 14,481.00 24 31 Des 2019 13,901.00 Sumber : Jakarta Interbank Spot Dolar Rate ( JISDOR) USD- IDR 2018 s.d.2019
Dari data tabel 4 di atas dapat diketahui perkembangan nilai tukar rupiah terhadap US-Dollar selama periode 2018 s.d. 2019. Nilai tukar rupiah terhadap US-Dollar tertinggi pada akhir bulan Oktober 2018 sebesar Rp.
15,227.00 USD.1 dan terendah pada akhir bulan Januari 2018 sebesar Rp.
13.413,00 /USD.1. Rata-rata nilai tukar selama periode penelitian tahun 2018 s.d. 2019 sebesar Rp. 14,198.96,-- /USD.1.--.Nilai tukar rupiah terhadap US-Dollar tertinggi pada akhir bulan Oktober 2018 disebabkan oleh harga minyak di pasar internasional yang cenderung meningkat sejak awal tahun 2015 dan mencapai angka tertinggi USD.75,-- perbarrel. Kenaikan harga minyak tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional karena Indonesia sudah menjadi negara pengimpor minyak. Kewajiban untuk
membayar cicilan dan pokok pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta, maka permintaan akan valuta asing meningkat sehingga nilai tukar rupiah terhadap valuta asing meningkat.
3. Data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
IHSG (Indeks harga saham gabungan) merupakan indikator uatama kinerja BEI, yang mencerminkan perubahan harga saham yang terjadi. Fungsi lain dari indeks harga saham adalah sebagai indikator tingkat keuntungan investasi saham. Perubahan indeks harga saham sebesar 5% selama 1 bulan, artinya rata-rata tingkat keuntungan investasi saham sebesar 5% / bulan. Berdasarkan data JSX yang dipublikasikan oleh PT.
Bursa Efek Indonesia dapat diketahui data IHSG penutupan setiap akhir bulan selama periode 2016 s.d. 2017 sebagaimana terlihat pada tabel 5.
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
87
Tabel 5 : Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
NO Periode IHSG No Periode IHSG
1 31 Jan 2018 6,605.6310 13 31 Jan 2019 6,532.9690 2 28 Feb 2018 6,597.2180 `14 28 Feb 2019 6,443.3480 3 29 Maret 2018 6,188.9870 15 29 Maret 2019 6,468.7550 4 30 April 2018 5,994.5950 16 30 April 2019 6,455.3520 5 31 Mei 2018 5,983.5870 17 31 Mei 2019 6,209.1170 6 29 Juni 2018 5,799.2370 18 28 Juni 2019 6,358.6290 7 31 Juli 2018 5,936.4430 19 31 Juli 2019 6,390.5050 8 31 Agst 2018 6,018.4600 20 30 Agst 2019 6,328.4700 9 27 Sept 2018 5,929.2160 21 30Sept 2019 6,169.1020 10 31 Okt 2018 5,831.6500 22 31 Okt 2019 6,228.3170 11 30 Nov 2018 6,056.1240 23 29 Nov 2019 6,011.8300 12 28 Des 2018 6,194.4980 24 30 Des 2019 6,299.5390 Sumber : Composite idx, Jakarta Composite Index ( IHSG ) 2018 s.d. 2019
Dari data tabel 5 di atas dapat diketahui perkembangan IHSG (Indeks harga saham gabungan) selama periode 2018 s.d. 2019, di mana IHSG tertinggi pada akhir Januari 2018 sebesar 6,605.6310 dan terendah pada akhir Juni 2018 sebesar 5,799.2370.
C. Analisis dan Pembahasan.
1. Dampak Perubahan Suku Bunga dan Nilai Tukar Terhadap IHSG.
Aktivitas pasar modal yang meningat pesat menjadikan peranannya dalam perekonomian suatu negara semakin besar, sehingga fungsi indeks harga saham tidak lagi sekedar indikator pasar modal tetapi sudah menjadi indikator makroekonomi.
Peningkatan indeks harga saham yang berarti harga saham umumnya mengalami kenaikan, sehingga nilai investasi masyarakat meningkat.
Kenaikan nilai investasi berarti kesejahteraan investor khususnya
dan masyarakat umum mengalami peningkatan. Oleh karena itu penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks harga saham sangat diperlukan sebagai salah satu pedoman berinvestasi di pasar modal khususnya pada instrumen saham.
Perubahan suku bunga sebagai indikator hasil atau manfaat investasi pada investasi bebas risiko, sehingga menjadi acuan bagi investor yang melakukan investasi pada aktiva berisiko seperti saham.
Setai perubahan suku bunga akan direspon oleh investor secara negatif. Selain suku bunga, perubahan nilai tukar (kurs) merupakan faktor yang mendapat banyak perhatian investor karena pasar keuangan khususnya pasar modal yang bersifat terbuka.
Sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa faktor utama penyebab perubahan indeks harga
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
88
saham adalah adanya perubahan harga saham yang membentuk indeks harga saham yang bersangkutan. Harga saham merupakan perspsi investor atas nilai perusahaan yang didasarkan pada informasi yang relevan yang tersedia dan masuk pasar. Nilai perusahaan merupakan hasil akhir dari proses manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan, dan menjadi tujuan akhir dari pengelolaan perusahaan. Oleh karena perusahaan suatu entitas yang hidup yang berupaya untuk terus tumbuh dan berkembang, maka proses peningkatan nilai perusahaan tersebut tidak hanya dipengaruhi bagaimana taatkelola perusahaan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana perusahaan beroperasi. Kondisi lingkungan di mana suatu perusahaan beroperasi tercermin pada indikator makroekonomi suatu negara, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat harga (inflasi), suku bunga, nilai tukar dan variabel lain yang terkait. Dengan demikian, indikator makroekonomi akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang pada akhirnya nilai perusahaan.
Perubahan nilai perusahaan akibat perubahan indiKator makroekonomi akan mempengaruhi persepsi investor dan perubahan persepsi tersebut tercermin pada perubahan harga saham.Perubahan suku bunga dan nilai tukar merupakan indikator yang mempengaruhi perubahan indeks harga saham dan mendapat banyak perhatian pelaku pasar
modal. Indikator makroekonomi yaitu suku bunga dan nilai tukar (kurs) menjadi varaibel bebas yang diteliti dan IHSG menjadi variabel tidak bebas dalam penelitian ini.
a. Analisis Perkembangan Suku Bunga dan IHSG. Dari data penelitian di atas dapat digambarkan perkembangan variabel suku bunga terhadap IHSG selama periode penelitian tahun 2018 s.d. 2019 bahwa suku bunga cenderung mengalami peningkatan selama periode penelitian 2018 s.d.
2019. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian yang mulai membaik pada awal penelitian dan kondisi
makroekonomi yang
mengalami perubahan akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang berdampak pada naiknya laju inflasi pada beberapa bulan terakhir tahun 2018. Pemerintah khususnya Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mengambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga untuk mengatasi laju inflasi yang meningkat.Di sisi lain, IHSG sebagai indikator pasar modal tidak mengalami fluktuasi sebagaimana suku bunga tetapi cenderung terus mengalami peningkatan. Secara teoritis bahwa kenaikan suku bunga akan berdampak negatif terhadap kondisi pasar modal tidak terbukti pada periode akhir November 2018 s.d. akhir
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
89
tahun Desember 2019 terus bertahan walaupun sempat mengalami penurunan di akhir bulan September dan Oktober 2018, dan pada periode akhir Januari 2019 tersebut IHSG mengalami pertumbuhan tertinggi.
b. Analisis Perkembangan Nilai
Tukar/Kurs dan
IHSG.Berdasarkan data nilai tukar/kurs terhadap IHSG terlihat jelas bahwa fluktuasi nilai tukar/kurs relatif kecil, meskipun nilai anjlok mencapai angka sebesar 5,799.2370 pada akhir bulan Juni 2018.
Penurunan nilai uang rupiah terhadap mata uang asing dari akhir bulan Juni 2018 sampai akhir November 2019 disebabkan oleh meningkatnya permintaan valuta asing oleh pemerintah (PT. Pertamina) untuk membeli minyak seiring dengan naiknya harga minyak di pasar internasional dan kewajiban swasta yang jatuh waktu. Dibandingkan dengan
grafik IHSG yang terus mengalami peningkatan dan penurunan sejak awal tahun 2018 hingga akhir 2019 dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi perubahan IHSG tetapi variabel suku bunga berfluktuasi dan nilai tukar relatif stabil.
Kenaikan suku bunga yang tidak mengakibatkan penurunan IHSG menunjukkan terdapat faktor yang signifikan yang di luar variabel suku bunga dan nilai tukar/kurs yang mempengaruhi perubahan IHSG. Masuknya kembali investor asing ke pasar modal Indonesia menjadi faktor utama peningkatan IHSG dalam beberapa tahun terakhir.
2. Pengujian Hipotesis.
Berdasarkan data hasil penelitian di atas yang dirangkum pada tabel 3 s.d tabel 5, maka dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauhmana pengaruh variabel suku bunga dan nilai tukar terhadap IHSG.
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Edisi Khusus, No.1, Oktober, 2020
90
Tabel 6 : Data Analisis.
NO PERIODE BUNGA ( % )
KURS IHSG
1 Jan 2018 4,25 13,413.00 6,605.6310
2 Feb 2018 4,25 13,707.00 6,597.2180
3 Maret 2018 4,25 13,756.00 6,188.9870
4 April 2018 4,25 13,877.00 5,994.5950
5 Mei 2018 4,75 13,951.00 5,983.5870
6 Juni 2018 5,25 14,404.00 5,799.2370
7 Juli 2018 5,25 14,413.00 5,936.4430
8 Agst 2018 5,50 14,711.00 6,018.4600
9 Sept 2018 5,75 14,929.00 5,929.2160
10 Okt 2018 5,75 15,227.00 5,831.6500
11 Nov 2018 6,00 14,339.00 6,056.1240
12 Des 2018 6,00 14,481.00 6,194.4980
13 Jan 2019 6,00 14,072.00 6,532.9690
`14 Feb 2019 6,00 14,062.00 6,443.3480
15 Maret 2019 6,00 14,244.00 6,468.7550
16 April 2019 6,00 14,215.00 6,455.3520
17 Mei 2019 6,00 14,385.00 6,209.1170
18 Juni 2019 6,00 14,141.00 6,358.6290
19 Juli 2019 5,75 14,026.00 6,390.5050
20 Agst 2019 5,50 14,237.00 6,328.4700
21 Sept 2019 5,25 14,174.00 6,169.1020
22 Okt 2019 5,00 14,008.00 6,228.3170
23 Nov 2019 5,00 14,102.00 6,011.8300
24 Des 2019 5,00 13,901.00 6,299.5390
Sumber : Jakarta Composite Index periode 2018 s.d. 2019
Pengujian secara statistik variabel bebas (suku bunga dan nilai tukar) terhadap IHSG dengan menggunakan data di atas dilakukan melalui pengujian hipoteis dengan menggunakan regresi ganda, dan hipotesis statistik yang akan diuji adalah :
Hipotesis Statistik :
H0 : Tingkat suku bunga dan nilai tukar/kurs Rupiah/USD. tidak berpengaruh baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan) terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).
H1 : Tingkat suku bunga dan nilai tukar/kurs Rupiah/USD. berpengaruh baik secara parsial maupun bersama- sama (simultan) terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Untuk memperoleh nilai parameter statistik yang diperlukan dalam rangka pembentukan model dan pengujian, maka digunakan alat bantu software SPSS (Statistical and Program Social Science) versi 13. Berdasarkan hasil komputasi atau outsput SPSS (lampiran 1) sebagaimana terlihat pada tabel 7, maka dapat dibentuk model pengujian sebagai berikut :