8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu guna dijadikan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang dilakukan, maka penelitian menggunakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variable terkait. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan kajian dan sebagai perbandingan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurmainah (2013), adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu guna mengetahui bagaimana pengaruh adanya belanja modal pemerintah daerah, tenaga kerja terserap serta indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan pada Provinsi Jawa Tengah studi kasus di 35 wilayah Kabupaten. Penelitian ini menggunakan data panel. Hasil penelitian ini yaitu belanja modalan pemerintah daerah memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Faktor penyerapan tenaga kerja berpengaruh positif serta siginifikan terhadap variable pertumbuhan ekonomi, untuk indeks pembangunan manusia menunjukkan hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemiskinan, dan adapun hasil terakhir menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia merupakan efek negatif terhadap kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulpa & Pahlevi (2021), tujuan dari penelitian ini untuk mengartahui pengaruh jumlah penduduk, tenaga kerja, pengangguran, dan PDRB terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjar. Dalam penelitian ini meruapkan penelitian deskripstif kuantitatif menggunakan data sekunder time series dengan keknik regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan keempat variable independen jumlah penduduk, tenaga kerja, pengangguran, dan PDRB berpengaruh terhadap pertumbuahan ekonomi. Sedangkan secara parsial variable jumlah penduduk, pengangguran, dan PDRB berpengaruh terhadap pertumbuahan ekonomi. Untuk varibel tenaga kerja tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Julianto & Suparno (2016), tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah industry besar dan upah minimum terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya serta untuk menentukan variable mana yang dominan. Pada penelitian ini yaitu data time series dengan regregresi linier berganda menggunakan alat uji SPSS 16.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah industry berpengaruh positif signifiakn tethadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. Sedangkan untuk variable upah juga berpengaruh postif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Afiftah et al (2019), adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu guna mengetahui ataupun menganalisis pengaruh pengeluaran konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam penelitian ini merupakn penelitian deskripstif kuantitatif menggunakan data sekunder time series dengan keknik regresi linier berganda. Adapun hasil yang diperoleh yaitu pengeluaran konsumsi pemerintah secara parsial menampakkan adanya pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan untuk konsumsi rumah tangga secara parsial juga terdapat pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua variable tersebut secra Bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesi tahun 1988-2017.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman & Alhudhori (2018), adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh konsumsi rumah tangga, investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Dalam penelitian ini meruapakn penelitian deskripstif kuantitatif menggunakan data sekunder time series dengan keknik regresi linier berganda. Secara simulttan dua variable konsumsi rumah tangga dan investasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan secar parsial konsumsi rumah tangga tidak memiliki pengaruh yang positif sedangkan investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pembeda penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu variable sumber daya manusia yang digunakan lebih kompleks dengan tingkat pendapatan dan konsumsi rumah tangga terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Pada penelitian ini wilayah yang diambil berdasarkan salah satu Provinsi
dengan Pertumbuhan Ekonomi yang baik meskipun tergolong Provinsi yang kecil. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu regresi data panel yang menggunakan alat analisis yaitu E-views 9. Penelitian ini menggunakan bentuk data panel penggabungan antara cross section dan time series sedangkan pada penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan jenis data time series.
B. Kajian Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam teori pertumbuhan ekonomi dapat di definisikan sebagai penjelasan mengenai factor-faktor apa saja yang nenentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana factor-faktor tersebut berinteraksi antara satu dengan lainnya, sehingga akan terjadi proses partumbuhan.
a. Teori
Adapun teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut :
1. Teori John Maynard Keynes
Mengatakan bahwa factor permintaan agegrat menjadi salah satu factor penting penggerak perekonomian. Keynes berpendapat bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi secara nasional perlu adanya campur tangan pemerintah. Adapun fungsinya sebagai berikut Y= C + I + G + (X-M). dimana Y sebagai output (pertumbuhan ekonomi), C adalah konsumsi
yaitu konsumsi rumah tangga, I merupakan investasi, G sebagai penegeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah ekspor dan impor (Sukirno, 2013).
2. Dalam teori klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith, akan berkaitan dengan dua unsur yaitu output total dan pertumbuahn penduduk. Pertumbuhan output dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu sumber daya lam, sumber daya manusia berupa tenaga kerja, dan adanya jumlah modal (Hasyim, 2016).
3. Teori yang dikemukakan oleh David Ricardo mengatakan bahwa ciri dari sebuah perekonomian yaitu tanah terbatas, tenaga kerja akan berubah sesuai perubahan tingkat upah minimal atau alamiah, akumulasi modal terjadi jika keuntungan pemilik modal diatas tingkat tingkat keuntungan minimal, kemajuan teknologi, dan sector pertanian dominan (Hasyim, 2016).
Mankiw dalam Rizky et al., (2016), mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan parameter yang menunjukkan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara/daerah dan menjadi acuan bagi kebijakan pembangunan selanjutnya.
Meningkatnya pendapatan dan produksi nasional suatu negara berarti negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Kenaikan pendapatan nasional tergantung pada seberapa besar nilai produk
domestic bruto (PDB) dalam setahun, untuk daerah dapat dilihat dari seberapa besar penghasilan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam satu tahun.
Adapun rumus yang digunakan dalam mencari laju Pertumbuahn Ekonomi sebagai berikut :
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 (∆𝑌) = 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 × 100 Dimana :
∆𝑌 = Laju Pertumbuhan Ekonomi atas dasar perubahan PDRB (%)
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = Nilai PDRB tahun 1
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 = Nilai PDRB tahun sebelumnya
Unsur terpenting dari kebijakan ekonomi di negara atau system ekonomi manapun merupakan pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, pertumbuahan ekonomi cemderung mengarah pada lebih banyak peluang dan keadilan ekonomi (Muttaqin, 2018).
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena jika dilihat pada kaidahnya, aktivitas perekonomian merupakan suatu proses dimana penggunaan dalam faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka tahap ini akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dari sudut pandang Sukirno dapat dikatakan
sebagai perkembangan suatu kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang odan jasa yang diproduksi menjadi bertambah dan tingkat kemakmuran pada masyarakat meningkat. Dalam sebuah pembangunan ekonomi yang baik tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan menjadi salah satu persyaratan yang wajib diketahui.
2. Tenaga Kerja (manpower)
Sumber daya manusia mengandung dua pengertian yaitu yang pertama, sumber daya manusia mengandung arti usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencermikan kualitas usaha yang diberikan oleh seorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja dapat dikatakan juga mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menciptakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga kerja merupakan jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara pada usia kerja kisaran 15-64 tahun yang dapat memproduksi barang dan jasa apabila terdapat permintaan atas tenaga yang dimiliki dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Suindyah D, 2018).
Angkatan kerja (labor force) dapat diperoleh dari penghitungan sebgaai berikut :
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎 + 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Man power atau tenaga kerja terdiri dari dua elemen yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian tenaga kerja yang ingin dan benar-benar menghasilkan barang dan jasa.
Sedangkan bukan angkatan kerja merupakan kelompok penduduk selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yakni, pertama, sekolah yaitu mereka pekerjaan utamanya adalah bersekolah. Kedua, mengurus rumah tangga, pekerjaan utamanya mengurus rumah tangga dan membantu tanpa upah. Ketiga, penerima pendapatan yaitu mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh penghasilan misalnya pensiunan. Keempat, yaitu mereka yang sudah tidak dapat melakukan kegiatan seperti yang termasuk dalam kategori sebelumnya seperti sudah lanjut usia, cacat jasmaninya (Simanjutak, 1955).
Sebuah output dalam perekonomian dari barang dan jasa bergantung dari jumlah input yang ada, seperti capital (modal) dan labor (tenaga kerja), dan pada produktifitas dari input-input teesebut.
Digambarkan oleh fungsi produksi : Y/L = F (K/L)
Dalam Model Solow diawali dengan fungsi tersebut yang menghubungkan output total Y dengan kegunaan ekonomis dari Capital (K) dan Labor (L) Tenaga Kerja (Masniadi, 2012).
a. Teori Tenaga Kerja 1. Teori Lewis
Lewis dalam Rakhmawati & Boedirochminarni (2018) mengemukakan bahwa adanya kelebihan pekerja adalah kesempatan dan bukan masalah. Bersama dengan terserapnya kelebihan pekerja di sector industry modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Berikutnya adanya peningkatan upah akan mengurangi ketimpangan tingkat pendapatan perkotaan serta pedesaan.
2. Solow Swan
Merupakan teori dari perkembangan Neo Klasik, yang mengatakan adanya komponen yang berkaitan antara pertumbuhan penduduk, tingkat output dan akumulasi modal. Ciri yang membedakan dari teori ini yaitu penambahan teknologi sebagai pendukung. Solow juga menggunakan unsur kapital dan tenaga kerja dalam fungsi produksinya (Sukirno, 2013).
Selanjutnya, dalam teori ini juga dikatan bahwa rasio modal- output (capital- otput ratio atau COR) dapat berubaha guna
menciptakan beberapa output dapat menggunakan jumlah modal yang berbeda beda dengan adanya factor tenaga kerja.
3. Upah
Tingkat pendapat atau upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Upah merupakan imbalan atas suatu jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang diterima dari pengusaha ataupun pemberi kerja yang dinyatakan dalam bentuk uang dan dibayarkan atas suatu kesepakatana atau kontrak kerja berdasarkan perundang-undanagn (Mentari & Mahaendra Yasa, 2016). Upah minimum merupakan landasan salah satu pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya pada daerah terutama investor yang mendirikan sebuah perindustrian yang memerlukan banyak tenaga kerja (Chalid & Yusuf, 2014).
Teori upah efisiensy atau efficiency-wage mengatakan bahwa upah yang tinggi membuat pekerja lebih produktif. Maka dari itu, meskipun terdapat pengurangan terhadap upah yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja akan menurunkan produktivitas tenaga kerja dan laba yang diperoleh perusahaan (Julianto & Suparno, 2016).
Dalam teori klasik pertumbuahan ekonomi ditandai dengan adanya penigkatan tenaga kerja yang disebabkan oleh tingginya tingkat besaran upah.
Dalam mencari upah minimum kabupaten Kota atau UMK berdasarkan PP 36/2021, Pasal 44 :
𝑈𝑀 = 𝑈𝑀(𝑡) + {𝑀𝑎𝑥(𝑃𝐸, 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖) 𝑥 [(𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 − 𝑈𝑀 (𝑡))
∶ (𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ)] 𝑥 𝑈𝑀 (𝑡)}
Dimana :
UMt = Upah minimum tahun berjalan Max (PE, Inflasi) = Fungsi maksimum dari Pertumbuhan Ekonomi atau Inflasi
PE = Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Inflasi t = Inflasi Provinsi yang dihitung dari periode September tahun sebelum sampai Septembrr tahun berjalan (%) 4. Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi adalah pengeluaran total yang digunakan memeperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertu suatu pengeluaran. Nilai yang dikeluarkan oleh suatu rumah tangga yang digunakan untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam tahun tertentu dinamakan sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga atau dalam analisis makroekonomi sering disebut sebagai konsumsi rumah tangga (Sukirno, 2013).
Pengeluaran atas konsumsi yang dikeluarkan oleh rumah tangga dalam suatu perekonomian akan bergantung pada seberapa besar tingkat pendapaatn yang diterima.Keynes membangdingkan anatara pengeluaran konsumsi pada suatu tingakat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri disebut dengan kecondongan mengkonsumsi. Apabila kecondongan mengkonsumsi tinggi, maka
bagian dari pendapatan yang digunakan juga akan tinggi dan sebaliknya apabila kecondongan mengkonsumsi rendah maka makin sedikit pendapatan rumah tangga masyarakat yang digunakan untuk mengkonsumsi (Sukirno, 2013).
Dalam teori konsumsi yang dikemukakan oleh Keynes mengedepankan mengenai analisis perhitungan statistic, dan membuat hipotesis berdasarkan pengamatan acak. Disini Keynes juga menganggap bahwa dalam perhitungan fluktuasi pendapatan nasional berdasarkan besarkanya konsumsi masyarakat dan pendapatan rumah tangga. Keynes memiliki teori konsumsi absolut yang dikenal sebagai teori konsumsi Keynes (absolut income hypothesis, Keynes mengemukakan bahwa tingginya konsumsi rumah tangga berdsarakan atau bergantung pada pendapatan yang diperoleh. Hubungan konsumsi dengan pendapat Keynes menyebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC digunakan dalam pengukuran pendapatan yang dihasilkan, maka tingkat konsumsi yang dihasilkan juga akan menyesuaikan (Sudirman &
Alhudhori, 2018).
Dari analisis yang disampaikan oleh Keynes terdapat rumus formulasi yaitu :
a. MPC<APC (jangka pendek)
b. APC orang kaya lebih kecil dari APC orang miskin Dimana :
C = f (Y), bentuk dari fungsi C = a + cY
C = konsumsi masyarakat secara rill A = besarnya konsumsi pada tingkat Y = 0 C = MPC (Hasrat konsumsi marginal = ∆C / ∆Y Y = Besarnya pendapatan rill
Konsumsi rumah tangga adalah salah satu aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga yang merupakan keluarga guna memenuhi kebutuhan barang serta jasa. Berbagai jenis komonditi yang dikonsumsi oleh anggota keluarga akan menghasilkan kepuasan tersendiri. Oleh karena itu, maka konsumsi menjadi salah satu indicator dalam kesejahteraan rumah tangga (Hakib & Arifin, 2020).
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Antara Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dapat diketahui bawasan tenaga kerja merupakan factor utama dalam produktifitas yang menjadi aspek penting dalam pertumbuhan ekonomi. Banyaknya tenaga kerja akan menambah jumlah tenaga kerja yang produktif. Dengan tingginya hasil produktifitas suatu daerah maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian yang dilakukan oleh (Nurmainah, 2013) dan (Lubis, 2014), yang mengatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh
positif serta siginifikan terhadap variable pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal ini sesuai dengan teori yang dikatan Solow Swan bahwa salah satu factor yang memepengaruhi pertumbuahn ekonomi yaitu tenaga kerja. Dimana produkfitas tenaga kerja berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang bergerak pada sisi penawaran.
Faktor utama dalam teori basis ekonomi menyatakan bahwa salah satu factor penentu utama pertumbuhan ekonomi di daerah akan terhubung langsung dengan adanya permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri akan menggunakan faktor sumber daya lokal yaitu tenaga kerja untuk diekspor yang akan menghasilkan penambahan pendapatan daerah yang berdambak baik terhadap pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan konsep multiplier effect mengenai suatu dampak ekonomi. Dalam pengembangan suatu perekonomian diperlukan kebijakan guna meningkatkan tenaga kerja yang akan menyebabkan multiplier effect yang lebih besar. Hal itu akan meyebabkan arah positif multiplier effect tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi (Suseno, 2017).
2. Hubungan Antara Upah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pendapatan atau upah yang diperoleh masyarakat akan berdampak pada kesejahteraan perekonomian. Hal ini didukung dengan hasil dari penelitian oleh (Julianto & Suparno, 2016) yang mengatakan bahwa variable upah pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini upah menjadi penting dalam pertumbuhan
ekonomi karena dengan peningkatan upah tentu akan berdampak pada konsumsi yang dilakukan yang memberikan impact baik terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi yan bergerak pada sisi permintaan.
Multiplier effect merupakan suatu proses yang menunjukkan
seberapa besar pendapatan nasional berubah akibat perubahan dalam pengeluaran agregat. Angka pengganda dimasudkan untuk menjelaskan pengaruh dari kenaikan maupun penurunan dalam pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian diatas tingkat keseimbangan dan yang utama diatas tingkat pendapatan nasional (Putra et al., 2017). Multiplier dalam pendapatan dapat dikatakan penambahan pendapatan yang diakibatkan oleh perubahan output dalam perekonomian. Hal itu akan meyebabkan arah positif multiplier effect upah terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Hubungan Antara Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak dibatasi hanya dengan pengeluaran yang digunakan untuk barang yang memiliki waktu sebentar, akan tetapi meliputi pengeluaran guna barang-barang yang memiliki ketahan yang lama atau durable goods. Peningkatan konsumsi akan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Afiftah et al., 2019) yang mengatakan bahwa konsumsi rumah tangga berpenagruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hubungan konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi dapat terlihat apabila pertumbuahn ekonomi meningkat tentu pengeluaran konsumsi juga akan meningkat dalam hal ini konsumsi akan bergerak pada sisi permintaan. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keynes dimana Y= C + I + G + (X-M). dimana Y sebagai output (pertumbuhan ekonomi), C adalah konsumsi yaitu konsumsi rumah tangga, I merupakan investasi, G sebagai pengeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah ekspor dan impor.
Tingginya konsumsi dalam rumah tangga disebabkan oleh pendapatan yang tinggi, dimana secara tidak langsung dalam perekonomian akan mengalami peningkatan yang berdampak pada multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Selfiana et
al., 2018). Dalam penelitian ini angka penggada konsumsi rumah tangga berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dari penelitian ini terstruktur dalam beberapa factor utama yaitu menyatakan bahwa sumber daya manusia berupa tenaga kerja, upah, dan konsumsi rumah tangga sebagai variable independent atau bebas sedangkan pertumbuhan ekonomi sebagai variable terikatnya atau variable dependen.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian PERTUMBUHAN EKONOMI
UPAH (X2) Dalam teori klasik pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya penigkatan tenaga kerja yang disebabkan oleh tingginya tingkat besaran upah. Dalam pertumbuahan
ekonomi upah berada pada sisi permintaan atau demand.
KRT (X3) Keynes menganggap bahwa dalam
perhitungan fluktuasi ekonomi berdasarkan besarnya konsumsi masyarakat dan pendapatan rumah tangga. Adanya
konsumsi dalam rumah tangga akan
mempengaruhi pengeluaran dalam pertumbuhan ekonomi.
Hal ini menjadikan konsumsi rumah tangga berperan dalam sisi demand /
permintaan TENAGA KERJA
(X1) Dalam teori Neo- klasik yang dikemukakan oleh Solow Swan dalam pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan unsur penting yaitu adanya modal dan tenaga kerja.
Dalam pertumbuhan ekonomi factor tenaga kerja berada pada sisi supply atau
penawaran
ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, UPAH, DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KAPUPATEN
KOTA KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012-2020
E. Hipotesis
Dalam (2010, Martono), James E. Greighton menyatakan bahwa hipotesis dapat didefinisikan sebagai dugaan tentative maupun sementara yang akan memprediksi situasi yang diamati. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas maka dirumuskan hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Diduga variabel tenaa kerja berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota di Kepulauan Riau
2. Diduga variabel upah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota di Kepulauan Riau
3. Diduga variabel konsumsi rumah tangga berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota di Kepulauan Riau