ANALISIS FAKTOR- FAKTOR
YAI\G
BERPENGARUH TERTIADAP
REALISASI
BELAI{JA MODAL (STUDI
PADA
KABUPATEN/KOTA DI
JAWA
TEI{GAH
PERTODE
TAHUN
2007-2010)
Siti
Arifah, Chaidir
Iswanaji,
danNuwun
priyono
Fakultas Ekonomi (Jniversitas Tidar MagelangABSTRACT
The purpose
of
this
researchto
determine the factors thatinfluence the realization of capital expenditure in the District
/
Municipality in Central Java Period 2007-2010. The variables thatour analysis
is
Economic Growth (PE), Revenue (pAD), theGeneral Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK), Revenue Sharing (DBH) and Capital Expenditure (BM). The
research method used
is
a
causality study assistedwith
S?SSsoftware version 16.0. Ihe research took 3l samples of the District
/ Municipality in Central Java. The data used are secondary data.
Wile
the determinationof
the sampleby
using conveniencesampling. The results showed that the Economic Growth (pE), Revenue (PAD), the General Allocation Fund (DA(I), Special
Allocation
Fund
(DAK)
and
RevenueSharing
(DBH)simultqneously affect the realization of the capital expenditure. While
partial
testby
t
test showedonly
variable General Allocation Fund (DAU) that partially affect the realizationof
capital expenditure. And other variables are not pqrtial effect on capital expenditures regencies / cities in Central JavaKeywords : Economic Growth, PAD, DAU, DAK, Revenue S h aring (D B H), C ap ital Exp e nditure
Yol.40 No. 2, l5 Februari 2014 : 46-69
A"
PENDAHULUAN
Sistem
pemerintahan
otonomi
daerah
di
lndonesiadiberlakukan dengan berdasarkan
pada
Undang-UndangNo.
22Tahun 1999, yangkemudian direvisi menjadi Undang-Undang No.
32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dasarpemikiran
yang
ditetapkan
dalam
undang-undang
ini
adalah:
pertama,sesuai dengan amanat
uuD
1945, pemerintah daerah berwenanguntuk
mengatur
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahanmenurut
asasotonomi dan
tugas perbantuan, serta
pemberianotonomi luas kepada daerah diarahkan
untuk
mempercepatterwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaandan peran
serta masyarakat; kedua
prinsip
otonomi yang nyata dan bertanggungjawab dimaksudkanuntuk
menanganiurusan pemerintahan
yang
didasarkan
padatugas, wewenang
dan kewajiban
senyatanya, serta benar-benar sesuai dengantujuan
dan maksud pemberian
otonomi
daerah,yang
pada dasarnya
untuk
memberdayakan daerah,
termasuk peningkatan kesejahteraanrakyat
yang merupakan bagian utamadari tujuan nasional (Mahsun,
et.aL.,200;6)-Pemerintah
daerah
otonom
memisahkan dengan
tegasantara
fungsi
Pemerintah
Daerah
(Eksekutif) dengan
fungsi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Legislatif).
pemerintahdaerah adalah
pelaksanaan
fungsi-fungsi pemerintahan
yangdilakukan
oleh
lembaga pemerintah
daerah
yaitu:
pemerintahDaerah
dan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD).Hubungan antara pemerintah daerah
dan
DPRD
merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan setara maksudnya kedudukanyang
samadan
sejajarAnalisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwun priyono)
bermakna bahwa pemerintah daerah dan
DpRD
sama-sama mitrasekeq'a
dalam membuat
kebijakan
daerahuntuk
melaksanakanotonomi
daerah sesuaidengan
fungsi
masing-masing
(Mahsun,et.al.,
2006).
Berdasarkan pembedaan
fungsi
tersebut,menunjukkan
bahwa
antara
legislatif dan
eksekutif
terjadihubungan keagenan
(Halim,
2001;
Halim
dan
Abdullah,
2006).Pada
pelnerintahan, peraturan
perundang-undangan
secaraimplisit
merupakan bentuk kontrak antaraeksekutif
legislatif
danpublik.
Menurut
Undang-Undang
No.
32
Tahun
20A4
dalampelaksanaan
otoritas
pemerintah daerah,pemerintah
pusat
akanmelakukan transfer sejumlah dana
perimbffigffi,
yang
terdiri
dariDana Alokasi
umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus(DAK)
dan danabagi hasil yang
terdiri
atas pajak dan sumber daya alam. Selain dari dana perimbangan tersebut, pemerintah daerahjuga
mempunyai sumber pendanaan yang lain berupa pendapatanAsli
Daerah.Sumber penerimaan
dari PAD
ini
seharusnya merupakan tumpuan bagi daerah dalam rangka munbiayai pembangunan daerah. Dengan kebijakanotonomi
daerah diharapkanbahwa
panerintah daerahmampu
meningkatkanp+D
sebagaisalah satu
sumber penerimaan daerah terbesar.sehifoga
seiring
dengan be{alannyawaktu
pemerintahdaerah
mampu
terlepas
dari
keterganfungan sejumlah transfer dana perimbangandari
pusat.Ini
berarti
sudahseharusnya pemerintah daerah mampu meningkatkan kemandirian
keuangannya dalam penyelenggaraQn pembangunan daerah, termasuk
dalam
pengeluaranbelanja modal.
pengeluaranbelanja
modalmerupakan salah satu pos pengeluaran
APBD
yang besar, sehingga pos pengeluaranini
menjadi penting, terutama bisa dianggap sebagaiVol.40 No. 2, I5 Febmari 2014 : 46-69
masyarakat daerah. Pengeluaran belanja
modal
ini
dalam
bentukaset tetap, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap
lairurya"
Pemerintah
daerah mengalokasikan
dana dalam
bentukanggaran belanja modal dalam
APBD untuk
menambah aset tetap'Alokasi
belanja modalini
didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan'prasarana,baik
untuk
kelancaran pelaksanaan tugaspemerintahan maupun
untuk
fasilitas
publik.
Oleh
karenaitu,
dalam
upaya
meningkatkankualitas
pelayanan
publik,pemerintah daerah
seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selamaini
belanja daerahlebih
banyak digunakanuntuk
belanjarutin
yangrelatif
kurang
produktif. Saragih
(2003)
menyatakanbahwa pemanfaatan
belanja
hendaknya dialokasikan
untuk
ha1-hal produkti{ misal untuk
melakukan aktivitas pembangunan.Perfumbuhan
ekonomi
suatu daerah merupakan
faktorpenting
yangperlu
dipertimbangkan sebagaiakibat
dari
adanyadesenkalisasi
frskal. Menurut
pandangan
para ekonom
klasik
(Adam
Smith,David
Ricardo, Thomas RobertMalthus,
dan John StuartMill),
maupun ekonom neoklasik (Robert Solow dan TrevorSwan),
pada
dasarnya ada
empat
faktor
yang
mempengaruhipertumbuhan ekonomi,.yaitu
jumlah
penduduk,jumlah
stok barangmodal, luas tanah dan kekayaan alam, dan
tingkat
teknologi yang dimanfaatkan (Kuncoro,
1997 ; Arsyad, 1999 ; Todaro, 2000).Menurut Boediono (1985),
pertumbuhan
ekonomi
adalahproses kenaikan
output
per
kapita
diproksi
dengan Produk DomestikRegional Bruto (PDRB)
per kapita.Hasil
penelitian yangdilakukan
Oates (1995) sertaLin
danLiu,
(2000), seperti
yang
dikemukakan
oleh
Darwanto
danAnalisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwun priyono)
memberikan dampak yang sangat
berarti
bagi
pertumbuhanekonomi daerah dan
membuktikan
adanya hubungan yangpositif
dan signifikan.
Sedangkanpenelitian Darwanto
dan
yustikasari
(2007) menunjukkan
pula
bahwa pertumbuhan ekonomimemiliki
korelasi
positif
namuntidak signifikan
terhadap anggaran belanjamodal. Dengan demikian bahwa desentralisasi
memberikandampak
,yang
positif
terhadap pertumbuhanekonomi
denganmengalokasikan secara
lebih
efisien
berbagai potensilokal
untuk kepentingan layanan publik.Penelitian
ini
akan menguji
apakah
Pertumbuhanekonomi,
PAD,
DAU,
DAK
dan DanaBagi Hasil
berpengaruh terhadaprealisasi belanja
modal
dengan
objek
penelitian
padaPemerintah
Kotal
Pemerintah Kabupaten
di
Propinsi
JawaTengah.
Kontribusi
dari hasil penelitian
ini
dapat
digunakansebagai
bahan masukan
dan
pertimbangan
bagr
pernerintahKabupaten/Kota
di
Jawa Tengah dalam rangka
pengambilan kebijakan berkaitan dengan pengalokasian belanja modal.B.
TINJAUAN PUSAKA
1.
Belanja
Modal.
Belanja
Modal
adalah
pengeluaran anggaran
untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebihdari
satuperiode
akuntansi.Belanja
modal meliputi
antaralain
belanja
modal
untuk
perolehan
tanah, gedung dan
bangunan,peralatan
dan
aset
tak
berwujud (PP
Nomor
24
Tahun
2005sebagaimana telah diubah dengan PP
No.
71 Tahun 2010 tentangStandar
Akuntansi
Pemerintahan).
Dengan
kata
lain
belanjaVol.40 No. 2, 15 Februari 2014 : 46-69
menambah aset
tetap/inventaris
yang memberikan manfaatlebih
dari
satu
periode akuntansi, termasuk
di
dalamnya
adalahpengeluaran
untuk biaya
pemeliharaan
yang
sifatnya mempertahankanatau
menambahmasa manfaat,
meningkatkan kapasitas dan kualitas aset (Situngkir, 2009).Sedangkan definisi aset tetap menurut PP
No.
71 Tahun 2010,aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dtrr 12 (dua belas ) bulan untuk digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan
,
dalam
kegiatan pemerintahatau
dimanfaatkan olehmasyarakat
umum.
Kemudian belanja
investasi/modal
adalahpengeluaran
yang
manfaatnya
cenderungmelebihi satu
tahunanggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan
selanjutnya akan menambah anggaran
rutin
untuk biaya operasionaldan perneliharaannya (Mardiasmo, 2002)
-2.
PerananAnggaran Daerah
SektorPublik
Menurut
Mardiasmo
(20A2),
anggaran
merupakanpernyataan
mengenai estimasi
kinerja yang
hendak
dicapaiselama
periode
waktu
tertentu
yangdinyatakan
dalam
ukuranfinansial,
sedangkan penganggaranadalah proses atau
metodeuntuk
mempersiapkan suatu anggaran.Rubin
(1993), menyatakanbahwa
keterbatasansumber
daya
yang
dimiliki
menyebabkanproses
pembuatan keputusan pengalokasian
menjadi
sangatdinamis, terlebih
lagi
dalamkondisi
dimana terdapat banyak pihakdengan
kepentingan
dan
preferensi
yang
berbeda'
Sedangkanmenurut
Samuels
dalqm
Darwanto
(2007),
penganggaransetidaknya mempunyai
tiga
tahapan, yakni
(1)
perumusanproposal
anggaran,
(2)
pengesahan
proposal
anggatan,
(3)pengimplementasian anggaran
yang teiah
ditetapkan
sebagaiAnalisis Faktor-Faktor .... (Siti Arfdh, Chaidir Iswanaji, Nuwun pri;.,ono)
produk hukum.
Kemudian menurut
Von
Hagen
(Z0OZ),penganggaran
terbagi ke
dalam empat tahapan,yakni
excecutiveplanning,
legislative approval,
excecutiveimplementation,
dan ex p o s t a c c ounta b i I ity . Pada kedu a tahapan pertama terj adiinteraksi
antara
eksekutif
dan legislatif
dan
politik
anggaran paling
mendominasi, sementarapada dua tahap terakhir hanya melibatkan
birokrasi sgbagai agen.
Mahmudi (2011),
mengungkapkan
bahwa
anggaranmaupakan rencana jangka pendek organisasi yang dinyatakan dalam
bentuk
keuangan.Anggaran sektor
publik
yang
dipresentasikandalam
APBN
danAPBD
menggambarkan tentang rencima keuangandi
masa mendatang mengenai jumlah pendapatan, belanja,
surplus/
defisit
,
pembiayaan serta programkerja dan aktivitas yang
akandilakukan. Peran anggaran sektor
publik
dapatdilihat dari
aspekmakro dan
aspekmikro. Aspek makro
dimaksud adalah
perananggaran dalam tatanan makro ekonomi, sosial
,
danpolitik
suatu negara. Dalamhal
ini
anggaran berperan melaksanakan tugas dan fungsi pemerintah yaitu melakukan alokasi, distribusi dan stabilisasi.sedangkan
aspek
mikro
adalah
peran
anggaran
dalam
suatuorganisasi
yang
dilihat dari
sudut pandang manajerial organisasi.Peran
anggaran dari.aspek
milao
ini
antara
lain:
sebagai
aratperencanaan, pengendalian,
koordinasi dan
komunikasi, penilaiankinerja dan alat motivasi.
3.
PenyusunanAPBD di
IndonesiaOtonomi daerah yang digulirkan sejak tahun 1999, membawa
perubahan
yang besar
termasuk
dalam
pengelolaan keuangandaerah. Femerintah Kabuapten/
Kota
sebagai daerah
otonomI/ol. 40 No. 2, 15 Februari 2014 : 46-69
mengelola sumber daya keuangan. Pemberian kekuasaan terhadap daerah
ini,
tentunya dibarengi dengan tanggungiawab yang besarbagr
daerah
dalam
menyelenggarakan pemerintahan
daerah.Pengelolaan sumber
daya
keuanganharus
transparandan
dapatdipertanggungjawabkan
kepada
publik.
Transparansi
danakuntanbilitas tersebut
juga
pada proses
penyusunan
APBD.Penyusunan
APBD
harus efektif dan tepat sasaran, serta berorientasipada kepentingan publik.
Performance budget atau anggaran berbasis kinerja merupakan
sistern
penganggaranyang
dilakukan dengan
mernperhatikan keterkaitan antaraanggaran
(input) dengan keluaran (output) yangdiharapkan
dari
kegiatan
atauprogram
termasukefisiensi
dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut (Mahmudi, 2011). Pemerintah Indonesia mengadopsi sistem penganggaran dengan menggunakananggaran
kinerja
dalam perencanaanAPBN
danAPBD
termasukperencanaan anggaran Kementerian/ Lembaga dan anggaran SKPD
di
pemerintah daerah, yang telahdimulai
sejak era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal pada tanggalI
Januari 2001.Menurut Tanjung (2006),
berdasarkan
pada
PeraturanPemerintah
Nomor 58
Tahun 2006 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah,
yang
memqat prosedur
penyusunan
APBD
untukKabupaten/I(ot4 prosedur
dimulai
dengan penyusunim RencanaKerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota yang
merupakan penjabaran
dari
Rencana
Pernbangunan
JangkaMenengah
Daerah (RPJI\dD) dengan
menggunakanbahan
dariRencana
Kerja
SatuanKerja
Perangkat Daerah (SKPD).RKPD ini
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas panbangunan
dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaanrrya,
Analisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwtm priyono)
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
menjarnin
keterkaitan
dan
konsistensiRKPD
disusun untukantara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.Berdasarkan
RKPD,
kepala
daerahmenyusun
RancanganKebijakan
umum APBD
(KUA)
yang berpedoman kepada pedoman penlusunanAPBD
yang
ditetapkanoleh Menteri Dalam
Negeri.Rancangarl
KUA
ini
disampaikan kepadaDPRD
sebagai landasanpenyusunan rancangan
APBD.
SetelahKUA
disepakati bersamaantara kepala daerah dan DPRD, kemudian kepala daerah menyusun Rancangan
Prioritas dan plafon
Anggaran
(Rancangan ppAS).selanjutnya
KUA
danppAS
disepakati bersama oleh kepala daerah dan DPRD. Setelahitu, sKpD
menyusun Rencana Kerja Anggaran(RKA)
SKPD
yang memuat
rencana pendapatan,belanja
untukmasing- masing program dan kegiatan menurut fungsi
untuk
tahunyang direncanakan,
dirinci
sampai obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan,
serta perkiraanmaju untuk
tahun berikutnya.RKA
SKPD yang telah dibahas oleh
tim
anggaran, akan menjadi dasardalam
menyusun
rancanganperaturan daerah
tentang
ApBD.
Rancangan perda
APBD
ini
oleh kepala daerah disampaikan kepadaDPRD
untuk
bersama-samadilakukan
pengambilan
keputusan menjadi peraturan daerah APBD.4.
Penelitian-PenelitianTerdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang
terkait
dengan penelitianini
diantaranya adalah penelitian Darwanto danyustikasari
(2007) yangmeneliti
Pengaruh pertumbuhanEkonomi,
pAD,
danDAU
terhadap Pengalokasian Anggaran
Belanja
Modal
denganmengambil
sampel
Kabupaten/Kota se- JawaBali,
menemukanVol.40 No.2, l5 Februari 2014 : 46-69
berpengaruh
signifikan
terhadap anggaran
belanja
modal.Sedangkan
secara
parsial
PAD
dan
DAU
berpengaruhsignifikan
terhadap anggaran
belanja modal,
sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan.Penelitian
lain
dilakukan oleh Situngkir (2009) yang menelitipengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
PAD, DAU
danDAK
terhadapbelanja
modal
di
KabupaterVKotadi
Sumatera
Utara.
Hasilpenelitian
menunjukkan
bahwa
secara
simultan
PertumbuhanEkonomi/PDRB, Pendapatan
Asli
Daerah, DanaAlokasi Umum
dan
Dana
Alokasi
Khusus
berpengaruh
signihkan
terhadapanggaran belanja modal
di
Kabupaten/I(otadi
Sumatera Utara. Dansecara
parsial hanya
variabel
PendapatanAsli
Daerah
(PAD),
Dana
Alokasi
Umum
(DAU)
dan DanaAlokasi
Khusus
(DAK)
yang
berpengaruhsignifikan
terhadap
anggararnbelanja
modaldaerah
di
Kabupaten/Kotadi
SumateraUtara. Sedangkan variabel PertumbuhanEkonomi yang diproksikan
dengan
PDRB
tidakberpengaruh signifikan terhadap anggamn belanja
modal
di
daerahKabupaten/Kota
di
Sumatera
Utara.
Hasil
tersebut
konsistendengan
hasil penelitian
Darwanto danYustikasari
(2007)
yang
menyatakan
pertumbuhan ekonomi
tidak
diikuti
oleh
alokasibelanj a modal yang signifikan.
C.
METODE PENELITIAN
1.
JenisPenelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
yang
menguji
teori-teori
melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.Analisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwun priyono)
2.
Populasi dan SampelPenelitian
Populasi dalam penelitian
ini
adalah seluruh kabupaten atau kotadi
Propinsi Jawa Tengah. Terdapat 35 Pemerintah Kabupaten/Kota
di
Propinsi Jawa Tengah.Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitianini
adalah menggunakan conveniencesampling.
Sampel
penelitian
ini
31
Kabupaten/Kota
di
Jawa Tengah. Dalamteknik
ini
sampel yangdipilih
sebagai subyek, yangpaling mudah diakses
(
Sekaran, 1992).Alasan
pemilihan
sampelini
adalahkarena
adanya keterbatasandaiam
ketersediaan datapenelitian.
3.
Data PenelitianData
yang dianalisis dalam penelitian
ini
adalah
datasekunder, dengan periode pengamatan data tahun 2007-2010.
4.
Variabel
PenelitianPenelitian
ini
menggunakan
variabel
independen
danvariabel dependen. Adapun variabel independen dalam penelitian
ini
sebagaiberikut: perfumbuhan ekonomi,
PendapatanAsli
Daerah
(PAD),
Dana.Alokasi
LJmum
(DAU),
Dana
AlokasiKhusus
(DAK)
dan
Dana
Bagi Hasil (DBH).
Sedangkanvaraibel
dependennya adalah
belanja modal. Variabel
selainpertumbuhan
ekonomi
dinyatakan
dalam
nilai
rupiah,sedangkan
variabel petumbuhan ekonomi dinyatakan
dalampersentase.
5.
Hipotesis
Penelitian
Terdapat pengaruh
PertumbuhanEkonomi
(pE)
terhadapVol. 40 No. 2, I 5 Februari 2011 : 46^69
Jawa Tengah.
Terdapat pengaruh Pendapatan
Asli
Daerah(PAD)
terhadaprealisasi belanja
modal
PemerintahKabupaten/Kota
di
Propinsi Jawa Tengah.Terdapat pengaruh
Dana
Alokasi
Umum
(DAU)
terhadaprealisasi belanja
modal
PemerintahKabupaten/Kota
di
Propinsi Jawa Tengaf.Terdapat pengaruh
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
terhadaprealisasi belanja
modal
PemerintahKabupaten/Kota
di
Propinsi Jawa Tengah.Terdapat pengaruh Dana Bagi Hasil
(DBH)
terhadap realisasibelanja
modal
Pernerintah Kabupaten/Kota
di
Propinsi
Jawa Tengah.Terdapat
pengaruh
simultan
PertumbuhanEkonomi
(PE),Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD),
Dana
Alokasi Umum
(DAU),
Dana Alokasi Khusus
(DAK)
dan Dana Bagi Hasil(DBH)
terhadaprealisasi
belanja
modal
PemerintahKabupaten/Kota
di
Propinsi Jawa Tengah.6.
Model Penelitian
Penelitian
ini
akanmenguji
pengaruhvariabel
independen terhadapvariabel
dependen dengan menggunakan model regresilinear.
Persamaan regresi linier berganda dalam model penelitianini
dilalcukan pengujian dengan menggunakan
soft ware
pengolahandata SPSS
versi
16.
Sebelum dilakukan pengujian terhadap regresilinier
berganda tersebut dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsiklasik,
yang
terdiri dari
uji
normalitas,uji
multikolinearitas,
uji
autokorelasi dan
uji
heterokedastisitas. Kemudian akan dilanjutkanAnalisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chairlir Iswanaji, Nuwttn priyono)
Persamaan regresi linear:
Y
:
g
+ BiPE + B2PAD + B3DAU + B4DAK+ BDBH+ edimana:
Y
:
Belanja Modal(BM)
Konstanta
Slope atau koefisien regresi atau intersep Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dana Alokasi Umum
(DAU)
Dana Alokasi Khusus
(DAK)
Dana Bagi Hasil
EITOI
IIASIL
DAN
PEMBAIL{SA]\
ct B PE PADDAU
DAK
DBH
E D.1.
Analisis StatistikDeskriptif
Dalam analisis deskriptif
ini
,
data penelitian akan dijelaskansecara
deskriptiftya.
statistikdeskriptif
memberikan gambaran ataudeskriptif
suatu data yang dapatdilihat
darinilai
tata-rata (mean),standar
deviasi, variqn,
maksimum
dan
minimum.
Tabel
l.
menyajikan
hasil dari
pengujian statistikdeskriptif.
Berdasarkantabel
tersebut
variabel
pertumbuhan
Ekonomi
(pE)
padaKabupaten/Kota
di
Jawa Tengah periode tahun 2007-2arcmemiiiki
angka terendah sebesar
z
persen dantertinggi
sebesar6
persen.Rata-rata
Pertumbuhan
Ekonomi
(pE)
dari
124
respondenmenunjukkan angka
4,79
persendan
standardeviasi
sebear 0,7persen.
VoL40 No.2. 15 Februari 2014 :46-69
nilai terendah sebesar Rp 25,73
Milyar
dannilai
tertinggi pada angkaRp
327,99Milyar.
Dana
Alokasi Umum
(DAU)
memiliki
nilai
terendah Rp212,61Milyar
dannilai
tertinggi pada angka Rp 793,26Milyar,
dengan standardeviasi
sebesarRp
137,03Milyar.
Data penelitian DanaAlokasi
Khusus(DAK)
pada Kabupaten/I(otaDi
Jawa Tengah pada periode
Tahun
2001-2C1A menunjukkan nilaiterendah
Rp'8,5
Milyar
dan
nilai
tertinggi
Rp
100,9i
Milyar. Kemudian Dana Bagi Hasil(DBH)
menunjukkannilai
terendah pada angkaRp
15,4Milyar
dan
nilai
tertinggi
Rp
308,1
Milyar.
Danterakhir,
BelanjaModal
(BM)
selamaperiode
tahun
2007-2010menunjukkan
njlai
terendah sebearRp
25,47
Milyar
dan
nilai
tertinggi sebear Rp 323,3
Milyar
dengan standarW
48,72 Milyar.Tabel 1. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PE 124 .02 .06 .o479 .00787
PAD 124 25737 327992 7.12E4 45737.O14
DAU 124 212614 793267 4.96E5 137033.649 DAK 124 850C 1 0091 2 4.96E4 19158.736 DBH 124 1 5408 3081 00 4.82E4 44757.542 BM 124 25479 323356 1.20E5 48723.634 /alid N ilistwise) 124
2.
Analisis RegresiLinier
Berganda
Setelah dilakukan
uji
asumsi klasik, model regresilinier
tidakditemukan masalah dalam normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heterokesdasitas. Dangan hasil pengujian asumsi klasik tersebut
Analisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nutuun priyono)
berarti model regresi liniear layak
untuk
dilalcukan pengujian lebih lanjut yaitu pengujian secara simultan dan parsial. pengujian secara simultan dengan menggunakanuji
F,
sedangkan pengujian secaraparsial dengan menggunakan
uji
t.Adapun
hasil output
regresi
linier
berganda menggunakanSPSS versi. 16 adalah sebagai berikut:
I
Tabel2.
Model Summary
3.
Koefisien DeterminasiKoefisien
determinasi(R)
padaintinya
mengukur seberapajauh
kemampuanmodel
dalam
menerangkanvariasi
variabel dependen.Nilai
koefisien determinasi adalah antaranol
dan
satu.Dalam tabel2. diatas menunjukkan besamya adjusted R'adalah 0,179
atau
17,9o/uHal
ini
berarti
bahwa
variabel dependen (BelanjaModal)
dipengaruhioleh
variabel
PertumbuhanEkonomi, pAD,
DAU,DAK
danDanapagi Hasil
sebesar l7,9oA, sedangkan sebesar82,roh
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain selain kelima variabel independen tersebut.4.
Pengujian Parsial(Uji
Statistik t)
Uji
statistik
t
pada
dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual /parsial dalammenerangkan
variasi
variabel dependen. Hipotesisnol
(Ho)
yang hendakdiuji
adalah apakah suatu parameterfti)
sama dengan nol,Model R R Square Adjusted R Square Std. Error
of
the Estimate Durbin-Watson I .461 .212 179 44152.7096 1.191Vol.4a No. 2, 15 Febnnri 2014 : 46-69
atau:Ho:bi:0
Hipotesis altematifirya
(HA)
parameter suatuvariabel
tidak sama dengan nol, atau:HA:bil0
Hasil
uji
signifikansi menunjukkan bahwa hanya variabelDAU
yang secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
(BM),
karena signifikan 0,01 ataujauh
dibawah0,05
atau 5o/o. Sedangkanvariabel lainnya (Perlumbuhan Ekonomi,
PAD,
DAK
dan dana bagihasil)
secafa parsial atauindividual tidak
berpengaruhke
BelanjaModal (BM).
5.
PengujianSimultan
(Uji
Statistik
F)Uji
statistik
F
pada
dasarnya menunjukkan apakah semuavariabel
independenyang
dmasukkandalam
model
mempunyaip engaruh secara bersama-sama terhadapa variabel
dependen-Hipotesis
nol (Ho)
yang hendakdiuji
adalah apakah semuaparameter
dalam model sama
dengan
nol,
atau:Tabel3.
HasilUji
Signifikansit
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t sig. B Std. Error Beta 1 Constant) 87526.359 30766.801 2.845 .005 PE -466688.846 558228.521 -.075 -.836 .405 PAD -.025 191 -.423 - 130 .897 DAU .130 .037 .367 3.498 .001 DAK -.419 .250 -.165 -1.674 .097 DBH .273 .18C .251 1.51 .133
Analisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifoh, Chaidir Iswanaji, Nuwun Priyono)
Ho:bl:b2:
..:bk:0
Hipotesis
altematifirya(HA)
tidak
semua parameter secarasimultan sama dengan nol, atau:
HA:bl#b2*
.+bk+OHasil Anova menunjukkan bahwa
nilai
F hitung sebesar 6,357 dengan probabilitas 0,000. Karenanilai
probabilitasjauh
lebih kecildari 0,05
atau dibawah 5yo, maka model regresi dapat digunakan untuk mernprediksi Belanja Modal(BM)
atau dapat dikatakan bahwa Pertumbuhan Ekonomi (PE), PAD,DAU,
DAK
dan Dana Bagi Hasil(DBH)
secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Belanja Modal (BM).6.
PembahasanPengujian pertama yang dilakukan adalah pengujian parsial dengan menggunakan
uji
t
dilakukan terhadap variabel independen, apakah berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.Uji
signifikansi
t
yang
dilalcukan menujukkan bahwa hanya variabelDAU
yang secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Belanja Modal), karena signifikan 0,01 atau jauh dibawah 0,05 atau5%.
kri
menujukkan bahwa hipotesis
yang
menunjukkan
adapengaruh
DAU
terhadap realisasi anggaranbelanja
modal
padaTabel4.
Anova(Uji
Signifikansi F)Model
Sum of
Squares Df Mean Square F sig.
1 Regression 6.196E1C E 1 .239E10 6.357 .0004
Residual 2"300E11 118 1.949E9
Vol.40 No. 2. I5 Febntari 2014 : 46-69
pemerintah Kabupaten/I(ota
di
Jawa Tengahditerima.
Sedangkanhipotesis
selain
hipotesis tersebut
ditolak,
karena
variabelPertumbuhan
Ekonomi
(PE), PAD,
DAK
dan Dana Bagi
Hasil(DBH)
s€cara parsialtidak
berpengaruh terhadap realisasi belanja modal (BM) pada Pemerintah Kabupaten/Kota di JawaTengah-Hasil
pengujian parsial(uji
0
tersebut menunjukkan bahwa hanya variabelDAU
yang berpengaruh signifikan terhadap variabelbelanja
modal
(BIO.
Ini
menunjukkanbahwa
penggunaan DanaAlokasi Umum
(DAU)
oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagiandigunakan
untuk
belanjamodal.
Tujuan utamadari
transfer DanaAlokasi Umum
(DAU)
oleh
panerintah pusat kepada PemerintahKabupaten{Kota adalah
untuk
mengatasi ketimpangan kemampuankeuangan antar Pemerintah Kabupaten4(ota. Dangan hanya
DAU
yang
berpengaruh secaraparsial
terhadap realisasi belanja modalmenunjukkan bahwa
DAU
dapat memenuhi tujuan utamanya.Apabila
dilihat dari nilai
rupiah
dari
DAU
yang
ditransferpemerintah
pusat
kepada Pemerintah Kabupaten/I(ota
di
Jawa Tengah,
data sampel penelitian menunjukkan bahwalebih
dari Rp61,5
trilliun
,
DAU
ditransfer selama periodeTahun
2007-2010. Melihat besamyanilai DAU,
bila dibandingkan dengan variabel yanglain
seperti:PAD,
DAK
dan Dana BagiHasil (DBH),
menujukkanbahwa
nilai
DAU
pating
besar. Sehingga sangatlogis
jika
DanaAlokasi Umum
(DAU)
berpengaruh terhadap realisasi belanja modalpada Pemerintah Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah.
Hasil
pengujian parsial
ini
mandukung
penelitian
yangdilakukan oleh Darwanto dan
Yustikasai
(2007) yang menyatakanbahwa salah satu variabel
independenyaitu:
DAU
berpengaruh signifikan terhadap variabel anggaran belanja modal. Kemudian hasilAnalisis Faktor-Faktor .._. (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Ntnvun priyono)
(PE) tidak berpengaruh signifkan terhadap anggaran belanja modal,
juga
mendukung hasil penelitian Darwanto danyustikasari
(2007).Hasil
uji
parsial lainnya menyatakan bahwapAD
tidak berpengaruhterhadap anggaran
belanja modal.
Hasil
penelitian
ini
tidakmendukung penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan yustikasari
(2007).
Ker4udian pengujian yang kedua adalah pengujian simultan.
Hasil pengujian simultan menunjukkan bahwa
nilai
F hitung sebesar6,357 dengan probabilitas 0,000. Karena
nilai
probabilitasjauh
lebih kecil dari 0,05 atau < 5yo, maka model regresi dapat digunakan untukmemprediksi Belanja
Modal
(BM)
atau
dapat
dikatakan bahwaPerlumbuhan Ekonomi (PE), PAD,
DAU,
DAK
dan Dana Bagi Hasil(DBH)
secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Belanja Modal(BM). Hasil
ini
menwrjukkanbahwa
hipotesisyang
menyatakan terdapat pengaruh secara simultan variabel perlumbuhan Ekonomi (PE), PendapatanAsli
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum(DAU),
Dana
Alokasi
Khusus(DAK)
dan Dana BagiHasil (DBH)
terhadaprealisasi
belaqja
modal dapat
diterima.
Hasil
penelitian
ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan yustikasari
(2007)
yang
menyatakanbahwa
secara
simultan
perrumbuhan ekonomi,PAD
danDAU
berpengaruh signifikan terhadap anggaranbelanja
modal.
Selain
itu,
hasil
penelitian
ini
juga
mendukungpenelitian yang dilakukan
oleh Situngkir
(2009) yang menyatakanbahwa secara simultan Pertumbuhan ekonomi/PDRB,
pAD, DAU
danDAK
berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja modal.Vol" 40 No. 2, I5 Febnrari 2014 : 46-69
E. PENUTUP Simpulan
Hasil
analisis regresi
menunjukkan
bahwa hanya
DanaAlokasi Umum
(DAU)
yang
secaraparsial memiliki
pengaruhsignifikan
terhadap belanjamodal
pemerintah Kabupaten/Kota diPropinsi
Jawa Tengah.Hal
ini
dibuktikan
dengannilai
t-hitungsebesar 3,498
dan
angkaprobabilitas signifikansi
sebesar 0,001,yang berarti bahwa setiap kenaikan Dana
Alokasi Umum
(DAU)
akan
meningkatkan
belanja
modal.
Sementara
PerfumbuhanEkonomi,
PAD,
DAK
dan
Dana
Bagi Hasil tidak
berpengaruh secaraparsial
terhadaprealisasi
anggaranbelanja
modal.
Hasilanalisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan
Pertumbuhan
Ekonomi,
PAD, DAU,
DAK
dan
Dana BagiHasil memiliki
pengaruh signifikan terhadap belanja
modalpemerintah
Kabupaten/Kotadi
Propinsi
Jawa Tengah.
Hal
ini
dibuktikan
dengannilai
F hitung sebesar 6,357 dengan probabilitas 0,000.Saran
Perlu
peningkatanPAD
di
pemerintah Kabupaten/Kota
diJawa
Tengah
sehingga
kemampuan
pemerintah
dalammerealisasikan/mengalokasikan
anggaran
belanja
modal
dapat rneningkat.Perlu
peningkatan pertumbuhanekonomi
pada pemerintahKabupaten/Kota
di
JawaTengah
sehingga dengan pertumbuhanekonomi yang
lebih tinggi
pemerintah Kabupaten/Kota diharapkandapat
memiliki
kemampuanyang
lebih
dalam
membelanjakan anggaran belanja modal.Analisis Faktor-Faktor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwun priyono)
Penelitian
ini
menggunakan
sampel
kabupaten.
padapenelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian yang
lebih
luas, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebihsempuma
lagi
tentang
realisasi/pengalokasian anggaran belanja modal pada pemerintah Kabupaten/Kota.Dalam
menghitung pertumbuhanekonomi
dengan melihatnilai
PD(B,
dalampenelitian
ini
menggunakan datapDRB
nonmigas,
diharapkan
dalam
penelitian
yang akan
datangmenggunakan data PDRB dengan migas.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Lincolin,
1999.Ekonomi
Pembangundn.STIE yKpN.
Yogyakarta.
Boediono. 1985. Teori Pertumbuhan Ekonomt. BPFE. yogyakarta.
Darwanto
danYustikasari,
Yulia.
2007. Pengaruh pertumbuhanekonomi, Pendapatan
Asli
Daerah (PAD)
dan
DanaAloknsi
Umum(DAU)
terhadap
Pengaloknsian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional AkuntansiX.
Makasar.Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program.lP,S,S. Badan Penerbit LrNDIp. EdisiW.
Semarang.Halim, Abdul.
200L-
Analisis Varian
Atas
Anggaran
Pendapatan
Asli
Daerah
Pada
Anggaran
pendapatandan
Belanja
Daerah
Kabupaten/Kota
di
Indonesia.VoL 40 No. 2, I5 Febntari 2014 : 46-69
Halim,
Abdul.
2001. Analisis Deskriptif
Pengaruh
Fiscal
Stress
p(tda APBD
Pemerintah
Kabupaten dan
Kota
di
Jawa
Tengah.KOMPAK
STIEYO.
127-I46.Yogyakarta.Halim, Abdul
dan
Syukriy
Abdullah.
2006.
Hubungan
danmqsalah keagenan di pemerintahan daerah: sebuah peluang
penelitian anggaran
dan
akuntansi.
Jurnal
Akuntansi Pemerintah 2 (1): 53-64.Kuncoro,
Mudrajad. 1997. Ekonomi
Pembangunan:
Teori,Masalah, dan
Kebijakan.IJPP
STIMYKPN.
Yogyakarta-Lin,
JustinYifu
andZhiqiangl-iu.
2000.Fiscal
Decentralization
and
Economic
Growth
in
China, Economic Development and Cultural Change Chicago. 49: l-21.Mahmudi"
20t1.
Akuntansi Seldor Publik..UII
Press. Yogyakarta.Mahsun,
M.,
Sulistyowati,
F.,
dan
HA
Purwanugraha. 2006.Akuntansi
Sektor?ublik.
BPFE. Edisi
ke-2-Yogyakarta.
Mardiasmo.
2002. Otonomi dan
Manajemen Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta.Mardiasmo . 2002. Akuntans i S eho r
Publik.
Andi. Yogyakarta.Analisis Faktor-Fahor .... (Siti Arifah, Chaidir Iswanaji, Nuwun priyono)
Decentralization"
by
Rudolf Holmes.
The World
Bank Research Observer. 35 1 -353.Rubin,
Irene
S.
1993.
The Politics
of
Public
Budgeting:Getting
and
Spending,Borrowing
andBalancing.
Chatam,NJ: Chatham House Publishers, Inc. Second edition.
Samuels,
David.
2000.Fiscal
horizontal accountability?
Towardtheory
of
budgetary
"checksand balances"
in
presidentialsystems.
University
of
Minnesota,working
paper
presentedat the
Conferenceon
Horizontal Accountability
in
New
Democracies, University
ofNotre
Dame, May.Saragih,
Juli
Panglima. 2003.
Desentralisasi
Fiskal
danKeuangan
Daerah
dalam
Otonomi.Ghalialndonesia. Sekaran,Uma.
1992. Research Methodsfor
Business
(A Skill
Building
Approach),mSecondEdition,
JohnWiley
&
Sons,NewYork.
Situngkir, Anggiat.
^2009.
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi,PendapatanAsli Daerah, Dana
Alokasi
[Jmum,
dan
DanaAlokasi Khusus
TerhadapAnggaran Belanja
Modal
PadaPemkot/Pemkab
Sumatera
Utara. Tesis
52.
Magister Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.Tanjung,
Abdul Hafiz.
2006.Akuntansi
Pemerintahan Daerah:I/o!.40 No.2, 15 Februai 2014 :46-69