PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI
PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI
KREDIBILITAS KLIEN
MADE EDY SEPTIAN SANTOSA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
TESIS
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI
PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI
KREDIBILITAS KLIEN
MADE EDY SEPTIAN SANTOSA NIM 1191661018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
TESIS
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI
PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI
KREDIBILITAS KLIEN
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
MADE EDY SEPTIAN SANTOSA NIM 1191661018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 14 JANUARI 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE,MM,Ak.,CPA. Dr. Dewa Nyoman Badera, SE, MSi.
NIP. 19590510 199003 1 001 NIP. 19641224 199103 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Magister Akuntansi Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA., Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001
iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis ini telah diuji pada Tanggal 14 Januari 2015
Panitia Penguji Tesis berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No. : 4522/UN14.4/HK/2014, tanggal 31 Desember 2014
Ketua : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA
Anggota :
1. Dr. Dewa Nyoman Badera, SE, MSi., 2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi., 3. Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi., 4. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi.,Ak
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Made Edy Septian Santosa
Nim : 1191661018
Program Studi : Magister Akuntansi
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan bebas dari plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti plagiasi dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 dan peraturan Undang-Undang yang berlaku.
Denpasar, 14 Januari 2015
Made Edy Septian Santosa NIM: 1191661018
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak.,CPA
selaku pembimbing utama yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama penulis mengikuti
program magister, terutama dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dewa Nyoman
Badera, SE, MSi selaku dosen pendamping atas perhatian, bimbingan, dorongan,
semangat dan saran kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana yang
dijabat oleh Prof. Dr. A A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan
untuk menjadi mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Ucapan
yang sama juga penulis sampaikan kepada Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA,
Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Magister
vii
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada penguji tesis yaitu
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi., Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE,
MSi., dan Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi.,Ak yang telah banyak
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Magister
Akuntansi Universitas Udayana yang memberikan bimbingan kepada penulis
selama mengikuti pendidikan, serta para pegawai yang telah membantu dalam
proses pendidikan selama ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang
tua Bapak I Nyoman Nuriana dan Ibu Ni Nengah Surniwi, saudara Luh Sri
Pujiastuti yang telah banyak memberikan motivasi, doa, dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Teman-teman seangkatan di Program
Magister Akuntansi Universitas Udayana angkatan VIII.
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan teori dan
diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik di Bali,
untuk itu saran dan kritik penulis harapkan demi penyempurnaan tesis ini.
Denpasar, 14 Januari 2015
viii
ABSTRAK
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI KREDIBILITAS KLIEN
Faktor yang dapat memengaruhi pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit, di antaranya adalah pengalaman auditor. Namun seringkali auditor dihadapkan pada situasi yang sulit untuk menentukan judgment ketika adanya kredibilitas klien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor yang selanjutnya dimoderasi kredibilitas klien. Selain itu penelitian ini ingin mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan alasan: (1) adanya pengadopsian International Standards On Auditing (ISA), (2) terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011, (3) disahkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dan diperoleh sampel sebanyak 74 auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis uji interaksi
moderated regression analysis (MRA).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pengalaman audit berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan auditor. Sedangkan pengaruh moderasi kredibilitas klien adalah signifikan dan memperkuat pengaruh positif pengalaman audit pada pertimbangan auditor
Kata kunci: Pengalaman Audit, Pertimbangan Auditor, Kredibilitas Klien
ix
ABSTRACT
AUDIT EXPERIENCE AS AN JUDGMENT AUDITOR EXSPLANATION WITH MODERATION CLIENT CREDIBILITY
Factor that can influence the judgment auditors evaluate evidence in an audit, among which are the auditors experience. But often the auditor is a difficult situation to determine when the credibility of the judgement of the client. This research was to obtain empirical evidence on the effect of audit experience on the effect of auditor‟s judgement that further moderated client credibility. And than to confirm the research of the susetyo (2009) for this reason: (1) the presence of adopting the International Standards On Auditing (ISA ), (2) Public Accountant Regulation No.5 In 2011, (3) Minister Of Finance Regulation Number 25/PMK.01/2014 about state accountant.
This research using a technique all sample and obtained samples from 74 an auditor in public accountant in Bali. The testing of hypotheses in this research was done using analysis test interaction Moderated Regression Analysis (MRA).
The hypotesis testing showed that audit experience have positive relationship to judgment auditor. While moderating influence is significant client credibility and strengthen the positive effect on the judgment auditor's of audit experience.
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PRASYARAT GELAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ... iv
PRASYARATAN BEBAS PLAGIAT ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8 1.4.2 Manfaat Praktis... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Teori Kontijensi ... 9
2.2 Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) ... 13
2.3 Pertimbangan Auditor...….. 13
2.4 Pengalaman Auditor ...….... 14
2.5 Kredibilitas Klien …………... 16
2.6 Penelitian Sebelumnya ... 17
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 20
3.1 Rerangka Berpikir... 20
3.2 Konsep Penelitian ... 23
3.3 Rumusan Hipotesis ... 24
3.3.1 Pengaruh Pengalaman Audit Pada Pertimbangan Auditor.. 24
3.3.2 Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Audit Pada Pertimbangan Auditor ……….... 25
xi
BAB IV METODE PENELITIAN ... 27
4.1 Rancangan Penelitian ... 27
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
4.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 29
4.4 Penentuan Sumber Data... 29
4.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 29
4.4.2 Populasi dan Sampel ... 30
4.5 Prosedur Penelitian ... 30
4.6 Variabel Penelitian ... 32
4.6.1 Identifikasi Variabel ... 32
4.6.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
4.6.2.1 Pertimbangan Auditor ……... 32
4.6.2.2 Pengalaman Auditor ... 34
4.6.2.3 Kredibilitas Klien ... 35
4.7 Analisis Data ... 37
4.7.1 Statistik Deskriptif ... 37
4.7.2 Uji Kualitas Data ... 37
4.7.3 Analisis Faktor Konfirmatori ………... 38
4.7.4 Uji Asumsi Klasik ………... 41
4.7.4.1 Uji Normalitas………... 42
4.7.4.2 Uji Heteroskedastisitas………... 42
4.7.5 Analisis Regresi... 43
4.7.6 Uji Kelayakan Model ... 44
BAB V HASIL PENELITIAN ... 46
5.1 Data Penelitian……. ... 46
5.1.1 Deskripsi Responden …... 46
5.1.2 Karakteristik Responden ... 46
5.2 Hasil Penelitian ...……..… 49
5.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ………..…….... 49
5.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ………..……….….. 51
5.2.2.1 Uji Reliabilitas ……... 51
5.2.2.2 Uji Validitas ….…... 52
5.2.3 Analisis Faktor Konfirmatori ……… 52
5.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ………..……. 57
5.2.4.1 Uji Normalitas ……... 58
5.2.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 59
5.2.5 Koefisien Determinasi …..……….… 59
5.2.6 Uji Statistik F (F test) ……..……….. 60
xii
5.2.7.1 Uji Hipotesis 1 ……... 62
5.2.7.2 Uji Hipotesis 2 ……... 62
BAB VI PEMBAHASAN ...………. 63
6.1 Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Auditor ………. 63
6.2 Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Auditor Pada Pertimbangan Auditor ……… 64
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………. 65
7.1 Simpulan………. 65
7.2 Saran ……… 66
DAFTAR PUSTAKA ……… 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Rerangka Berpikir... 22 Gambar 3.2 Konsep Penelitian ... 23 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ... 28
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel ……... 31
Tabel 4.2 Operasional Variabel ………... 36
Tabel 5.1 Rincian Kuisioner Penelitian ………... 46
Tabel 5.2 Profil Responden ………...…... 47
Tabel 5.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel …………... 50
Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas Instrumen Peneltian .... 51
Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Peneltian …… 52
Tabel 5.6 Hasil Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) ………... 53
Tabel 5.7 Nilai Measures of Sampling Adquancy (MSA)... 54
Tabel 5.8 Nilai Percentage of Variance………... 55
Tabel 5.9 Komponen Faktor ………... 56
Tabel 5.10 Hasil Ketepatan Model ………... 57
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas………... 58
Tabel 5.12 Uji Heterokedastisitas ………... 59
Tabel 5.13 Uji F ………... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Kuisioner ... 72
Lampiran 2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 79
Lampiran 3 Deskripsi Data Penelitian ... 81
Lampiran 4 Uji Reliabilitas ………... 87
Lampiran 5 Uji Validitas ... 90
Lampiran 6 Uji Analisis Faktor ... 93
Lampiran 7 Uji Normalitas ... 101
Lampiran 8 Uji Heterokedastisitas ... 102
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif dan turbolen pada era
globalisasi saat ini menuntut perusahaan meningkatkan kemampuan segala sumber
dayanya. Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan
kredibilitas agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut. Salah satu
kebijakan yang diambil perusahaan untuk meningkatkan kredibilitasnya adalah
menggunakan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk mengaudit kelayakan
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan
memberikan informasi yang tidak menyesatkan kepada masyarakat maupun pemakai
laporan keuangan. Masyarakat serta pemakai laporan keuangan memiliki harapan
agar auditor mampu memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) atas laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.
Kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan akan menurun ketika
opini yang diberikan tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Banyak
kasus laporan keuangan suatu perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian, namun mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan
(Arum, 2008). Kegagalan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson terhadap
yang menjadi perhatian dunia. Beberapa kasus yang sempat menjadi perhatian publik
di Indonesia juga terjadi, di antaranya adalah mark up atas laporan keuangan tahun
2001 oleh manajemen PT. Kimia Farma Tbk. yang terbukti melaporkan overstated
laba bersih sebesar Rp 32 miliar dan laporan keuangan ganda Bank Lippo untuk
periode 30 September pada tahun 2002 (Arum, 2008). Berbeda dengan Kasus Enron
yang kesalahannya jelas-jelas pada auditornya yang ikut dalam proses manipulasi
keuangan, dalam kasus Kimia Farma dan Bank Lippo sebenarnya kesalahannya
diakibatkan karena bukti audit yang seharusnya kompeten dan cukup dalam proses
audit kurang memadai, serta auditor terlambat menyadari dan melaporkan adanya
ketidakberesan yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011) dalam Standar Pekerjaan Lapangan ke - 3,
menyatakan bahwa “Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”. Keyakinan atas kompetensi dan kecukupan bahan bukti diperlukan untuk menentukan sifat, lingkup,
saat pengujian, dan menetapkan staf yang akan melakukan pekerjaan.
Berkenaan dengan lingkup pengujian, hal-hal yang sangat memengaruhi
lingkup pengujian tersebut adalah penentuan ukuran sampel, item yang akan diuji,
dan pertimbangan (judgment) auditor. Pertimbangan (judgment) auditor dalam hal ini
mencakup materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi.
auditor tidak berhati-hati dalam menentukan pertimbangannya. Pertimbangan auditor
merupakan dasar sikap profesional, dari hasil beberapa faktor seperti pendidikan,
budaya, dan sebagainya. Namun yang paling tampak mengendalikan pertimbangan
tersebut adalah pengalaman, dimana perasaan auditor dalam menghadapi situasi
dengan mengingat keberhasilan dari situasi sebelumnya. Pertimbangan auditor juga
merupakan perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersepsikan situasi, dimana
faktor utama yang memengaruhinya adalah materialitas dan apa yang kita yakini
sebagai kebenaran (Siegel dan Marconi 1989). Pertimbangan auditor atas materialitas
pada audit merupakan penilaian profesional (professional judgement). Materialitas
dinilai dalam hal pengaruh potensial atas salah saji pada keputusan yang dibuat oleh
pengguna laporan keuangan (Messier dkk, 2014).
Banyak faktor yang dapat memengaruhi pertimbangan auditor dalam
mengevaluasi bukti audit, di antaranya adalah pengalaman auditor. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia (1997) pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani,
dirasakan, ditanggung dan sebagainya). Menjadi seorang auditor harus memiliki
pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung di bidang auditing serta
memiliki latar belakang pendidikan formal akuntansi dan auditing (Meidawati, 2001).
Standar umum yang pertama mensyaratkan akuntan publik harus menjalani pelatihan
teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur audit. Pendidikan formal
akuntan publik dan pengalaman kerja dalam profesinya merupakan dua hal yang
antara lain: (1) mereka lebih banyak mengetahui kesalahan, (2) mereka lebih akurat
mengetahui kesalahan, (3) mereka tahu kesalahan tidak khas, (4) pada umumnya
hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor kesalahan (ketika kesalahan terjadi dan
tujuan pengendalian internal dilanggar) menjadi lebih menonjol (Tubbs 1992).
Studi yang dilakukan Arum (2008) menemukan bahwa auditor dengan tingkat
pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang hampir
sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi.
Winarna (2001) mengemukakan seorang auditor dalam membuat laporan audit harus
memiliki pengalaman yang cukup, karena pengalaman yang berbeda, akan berbeda
pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan
pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang
diperiksa berupa pemberian pendapat. Pada saat auditor mempertimbangkan
keputusan mengenai pendapat apa yang akan dinyatakan dalam laporan audit,
material atau tidaknya informasi, memengaruhi jenis pendapat yang akan diberikan
oleh auditor.
Rachmawati dkk (2013) menemukan pengalaman audit memengaruhi
pertimbangan auditor. Pengalaman auditor meliputi lamanya bekerja dalam
melakukan pemeriksaan audit dan banyaknya penugasan yang sudah pernah
dilakukan dalam bidang audit. Temuan Rachmawati dkk (2013) konsisten dengan
hasil studi yang dilakukan Arum (2008) yang menemukan bahwa persuasi atas
mengevaluasi bukti audit. Begitu pula dengan pengalaman audit yang menunjukkan
pengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit,
namun bertentangan dengan hasil temuan Yustrianthe (2012). Hasil penelitiannya
menemukan bahwa tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap
Audit Judgement. Namun gender dan pengalaman justru menunjukkan tidak
mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgement. Sama halnya dengan hasil
penelitian yang dilakukan Susetyo (2009) yang mengungkapkan pengalaman auditor
tidak berpengaruh terhadap pertimbangan auditor. Hal ini dikarenakan prosedur pada
penyampelan tidaklah sempurna karena jumlah responden yang tidak terlalu besar
serta untuk jabatan yang hasilkan dari responden tidak merata terutama di antara
manajer dan partner.
Penelitian ini ingin mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan
jumlah responden yang lebih besar sehingga hasil penelitian ini yang menggunakan
variabel pengalaman audit, pertimbangan auditor dan kredibilitas klien bisa lebih
digeneralisasi. Alasan menggunakan variabel-variabel yang sama dengan penelitian
Susetyo (2009) adalah (1) adanya pengadopsian International Standards On Auditing
(ISA) dalam audit laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.
Pengadopsian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan investor global
terhadap kualitas informasi keuangan di Indonesia (Tuanakotta, 2014: iv). (2)
terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011 yang membuat auditor
kredibilitas klien atau keinginan dari klien, (3) telah disahkannya Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara.
PMK ini akan menjadi landasan baru bagi profesi akuntan dalam membangun
kualitas keprofesian yang lebih handal dan mumpuni, untuk bersaing di kancah
global. PMK ini antara lain mengatur mekanisme registrasi ulang, pembinaan akuntan
profesional Indonesia, pendidikan profesi akuntan dan ujian sertifikasi akuntan
profesional, serta mekanisme pendirian kantor jasa akuntansi (KJA). Penelitian ini
melakukan analisis faktor konfirmatori yang tidak dilakukan pada penelitian Susetyo
(2009). Analisis faktor konfirmatori dilakukan sebelum analisis regresi yang
bertujuan untuk meyakinkan data-data yang digunakan dalam penelitian dan
menkonfirmasi faktor-faktor yang membentuk suatu variabel.
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan
kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah
kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang
diperdebatkan (Kode Etik Profesi Akuntansi). Jenkins dan Haynes (2003) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kredibilitas klien merupakan bagian dari
pengaruh persuasi atas preferensi klien terhadap pertimbangan auditor dalam
mengevaluasi bukti audit.
Peecher (1996) menyatakan kredibilitas klien akan mempengaruhi evaluasi
kompetensi atau kecakapan, obyektivitas, dan atau integritas, maka hasil akhir yang
diperoleh memberikan indikasi bahwa auditor akan merasakan bahwa bukti yang
diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya akan lebih bisa dihandalkan
kebenarannya, lebih logis, dan memberikan nilai diagnosis yang lebih tinggi
dibandingkan informasi yang sama yang diperoleh dari sumber yang kurang dapat
dipercaya kredibilitasnya.
Kredibilitas klien juga bisa berupa tekanan psikologis yang dilakukan
perusahaan kepada auditor agar memberikan opini yang positif atas laporan keuangan
yang diperiksanya. Kondisi ini membuat akuntan berada diposisi yang sulit, dimana
apabila auditor tidak mengikuti keinginan klien, diperiode yang akan datang
perusahaan tidak akan menggunakan jasanya kembali, di pihak lain auditor juga harus
mencegah kerugian di masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi
hukum dan hilangnya reputasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah pengalaman auditor berpengaruh pada pertimbangan auditor?
2) Apakah kredibilitas klien memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor
pada pertimbangan auditor.
2) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor
pada pertimbangan auditor yang dimoderasi kredibilitas klien.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dalam bidang
akuntansi khususnya auditing yaitu hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh pengalaman auditor pada
pertimbangan auditor dan pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor
yang dimoderasi kredibilitas klien.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu
menjadi bahan informasi bagi Ikatan Akuntan Indonesia dalam pembuatan
pengambilan keputusan pada saat membuat aturan-aturan atau
kebijakan-kebijakannya yang akan dipakai oleh para anggotanya. Bagi Auditor diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam menjalankan tugas profesionalnya, khususnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Kontijensi
Kontijensi (contingency) adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan
akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi (Oxford Dictionary &
BNPB 2011 dalam Rezki 2012). Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen
didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara
universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap
keadaan, tetapi sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor
situasional yang ada dalam organisasi. Begitu juga pada audit, faktor-faktor
situasional yang sering dihadapi auditor pada saat penugasan audit adalah ketika bukti
yang telah dikumpulkan yang mengarah pada temuan audit dapat dipengaruhi oleh
kredibilitas klien. Bagi auditor yang kurang profesional, ketika mendapat tekanan
yang berupa kredibilitas dari klien membuat judgment menjadi tidak tepat.
Auditor tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai auditor,
bertindak dengan meletakkan keamanan di atas semua faktor yang dikaitkan dengan
kerja, sehingga ketika mendapat tekanan maupun menghadapi tugas yang kompleks
maka ia akan cenderung mencari jalan yang aman dan bahkan berperilaku
disfungsional dalam membuat judgment. Sedangkan auditor yang dapat bertanggung
auditor, tidak akan terpengaruh meskipun ia mendapat tekanan dan menghadapi tugas
audit yang kompleks, sehingga dapat membuat judgment yang lebih baik dan tepat
(Praditaningrum 2012).
Tekanan berupa kredibilitas dari klien dapat diartikan sebagai tekanan dari
entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika
dan profesionalisme (Jamilah 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan
kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Kredibilitas
klien dapat semakin kompleks ketika auditor dihadapkan pada situasi konflik. Di satu
sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan, akan tetapi di sisi lain auditor juga harus bisa memenuhi
tuntutan yang diinginkan oleh entitas yang diperiksa agar entitas yang diperiksa puas
dengan pekerjaannya. Adanya kredibilitas klien dapat menghasilkan variasi pada
judgment auditor dan memperbesar kemungkinan pelanggaran standar etika dan
profesional.
Teori kontijensi harus diidentifikasi pada aspek yang spesifik dari sistem
akuntansi yang digabungkan dengan keadaan yang telah ditentukan secara tepat
dengan perbandingan yang sesuai. Suatu gagasan yang menjustifikasi pengadopsian
teori kontijensi pada akuntansi manajemen muncul sebagai suatu kebutuhan untuk
menginterpretasikan hasil riset empiris. Dalam mendesain sistem pengendalian
manajemen diperlukan pendekatan kontijensi, agar sistem yang dihasilkan sesuai
Pada audit pendekatan kontijensi juga diperlukan agar auditor mengetahui
karakteristik klien yang akan di audit, apakah itu perusahaan jasa, perusahaan dagang,
perusahaan manufaktur, perbankan, dan sebagainya. Setelah itu auditor harus bisa
menyesuaikan strategi audit yang tepat digunakan dalam penugasan audit. Strategi
audit ini bertujuan sebagai proses penyusunan arahan atau petunjuk audit dan
penyelarasan antara pemahaman auditor atas kegiatan klien dengan fokus audit yang
akan dilakukan. Auditor harus mempertimbangkan kegiatan utama (main activity)
klien dan indikator kinerja untuk industri atau perusahaan sejenis yang dapat
berpengaruh terhadap proses audit. Auditor perlu juga mengidentifikasi faktor-faktor
penting bagi keberhasilan pelaksanaan audit, baik dalam menyusun program audit
untuk merumuskan opini audit maupun dalam menyediakan jasa pelayanan
profesional bermutu lainnya yang diharapkan klien.
Pendekatan kontijensi banyak menarik minat peneliti karena mereka ingin
mengetahui apakah tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen dan sistem
pengendalian manajemen akan selalu berpengaruh sama atau tidak pada setiap
kondisi. Beberapa hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kontijensi dalam
mendesain sistem akuntansi manajemen, sistem pengendalian, efektivitas organisasi
dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi prestasi organisasi (individu).
Psikologi sosial sudah menelaah bagaimana sebuah proses waktu
penyampaian suatu informasi dapat mempengaruhi dan menyakinkan suatu pesan
yang ada memberikan indikasi bahwa informasi yang disajikan di tahap awal
pengungkapan laporan keuangan perusahaan berlangsung akan cenderung lebih
bersifat persuasif atau meyakinkan dibandingkan informasi yang disajikan pada tahap
akhir. Sedangkan Eagly dan Chaiken (1993) dalam penelitiannya menyanggah bahwa
efek atau pengaruh utama ini terjadi karena informasi di tahap awal akan membentuk
sebuah kerangka pikiran atau mindset yang tercipta di benak pendengarnya dan
digunakan untuk menilai sebuah informasi berkelanjutan.
Kerangka pengendalian kontijensi perlu dibuat untuk memahami bagaimana
sebuah variabel kontijensi berpengaruh pada kredibilitas klien dan berikutnya
berpengaruh pada tercapainya pertimbangan auditor. Seorang auditor yang menerima
suatu proses auditing akan melakukan evaluasi terhadap bukti yang saling
berkelanjutan dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan hasil sesuai dengan
yang diinginkan. Hal ini menyebabkan kemampuan audit untuk menilai bukti
berkelanjutan secara objektif mungkin akan terhambat.
Pertimbangan auditor dapat dipengaruhi oleh kredibilitas klien jika terjadi
pada tahap awal proses audit dilaksanakan. Namun apabila kredibilitas dari klien
dilakukan pada tahap akhir dimana auditor sudah membentuk sebuah opini terlebih
dahulu berdasarkan bukti yang telah terkumpul, diperkirakan tidak akan terpengaruh
2.2. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
Teori pembelajaran sosial (social learning theory) merupakan teori yang
berasumsi bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam
kecakapan bersikap maupun berperila ku dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari
itu semua adalah adanya pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious
experiences).
Teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura ini memiliki sudut pandang
bahwa manusia sebagai „agen‟ (human agency) yaitu makhluk yang sanggup
mengatur dirinya, proaktif, reflektif dan mengorganisasikan dirinya. Selain itu,
mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka sendiri demi
menghasilkan konsekuensi yang diinginkan (Feist dan Feist, 2008). Apabila teori ini
mampu diaplikasikan dalam pelaksanaan audit sebagai keyakinan auditor tentang
kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan
yang diperlukan, maka tidak ada kesulitan bagi auditor untuk berhasil melaksanakan
tugas dan penentuan judgment yang tepat meskipun adanya kredibilitas atau
keinginan dari klien.
2.3. Pertimbangan Auditor
Hogart (1992) mengartikan pertimbangan auditor sebagai proses yang terus
menerus dalam perolehan informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan
pertimbangan dalam proses pengauditan telah berterima secara umum sebagai sesuatu
yang melekat hampir pada setiap tahap pengauditan. Contoh penggunaan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan audit berkaitan dengan penetapan
materialitas, penilaian sistem pengendalian internal, penetapan tingkat risiko,
penentuan strategi audit yang digunakan, penentuan prosedur audit yang
dilaksanakan, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going concern perusahaan, dan
sampai pada opini yang akan diberikan oleh auditor.
America Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa
pertimbangan merupakan faktor yang sangat penting dalam semua tahapan
pengauditan, tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin secara praktikal untuk
menetapkan standar mengenai bagaimana pertimbangan diterapkan oleh auditor.
Hogarth (1992) mengartikan pertimbangan sebagai proses pemahaman yang
merupakan perilaku pemilihan keputusan. Proses pertimbangan tergantung pada
kedatangan informasi yang terus-menerus dapat memengaruhi pilihan yang akan
diambil auditor. Setiap langkah dalam proses pertimbangan jika informasi
terus-menerus datang, akan muncul pertimbangan dan keputusan baru.
2.4. Pengalaman Auditor
Pengalaman yang dimaksud ini adalah pengalaman auditor dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya
pengalaman audit (audit experience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur
tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun
pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta
pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting
yang berhubungan dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat
ketelitian auditor.
Butt (1998) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang
berpengalaman akan membuat pertimbangan yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi seorang
auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme
profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.
Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara
berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang
terbaik. Menurut Herliansyah (2006), seseorang dengan lebih banyak pengalaman
dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.
Kemudian auditor yang berpengalaman membuat pertimbangan lebih baik dalam
tugas-tugas profesional dibandingkan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini
dipertegas oleh Haynes et al. (1998) yang menemukan bahwa pengalaman audit yang
2.5. Kredibilitas Klien
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan
kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah
kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang
diperdebatkan (Kode Etik Profesi Akuntansi).
Taylor et al. (2000: 148) menyatakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua
komponen, yaitu keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya
(trustworthiness) dari sumber yang menyampaikan suatu informasi. Kredibilitas
sumber yang menyampaikan informasi selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu
kredibilitas tinggi dan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi
akan lebih dapat meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah.
Semakin tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber semakin tinggi pula
keyakinan terhadap sumber tersebut. Pengaruh ini diharapkan dibatasi oleh kondisi
preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika
preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya, interaksi yang
diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial
dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.
Riset-riset keprilakuan dalam auditing menyatakan bahwa kredibilitas klien
pertimbangan (judgement) audit hanya bila ada sejumlah kondisi-kondisi tertentu
terjadi dalam konteks audit itu. Bila auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai
preferensi klien yang bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi
sehingga terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien,
maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang kecil
atau tidak ada (Gramling, 1999). Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi
dengan memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar
akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek preferensi klien
yang lebih kuat. Dengan demikian, tingkat ambiguitas menentukan pengaruh
preferensi klien terhadap pertimbangan audit (Koroy, 2005).
2.6. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan Susetyo (2009) menemukan bahwa pengalaman
audit tidak memiliki pengaruh terhadap pertimbangan auditor. Begitu juga
kredibilitas klien tidak dapat memengaruhi pengalaman audit terhadap pertimbangan
auditor.
Penelitian ini ingin mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan
jumlah responden yang lebih besar sehingga hasil penelitian ini yang menggunakan
variabel pengalaman auditor, pertimbangan auditor dan kredibilitas klien bisa lebih
digeneralisasikan. Persamaan penelitian ini dengan Susetyo (2009) terletak pada
variabel yang sama dengan alasan (1) adanya pengadopsian International Standards
On Auditing (ISA) dalam audit laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2013, (2) terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011, (3)
telah disahkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014
tentang Akuntan Beregister Negara sehingga hasilnya mungkin berbeda dengan
penelitian Susetyo (2009).
Perbedaan penelitian ini dengan Susetyo (2009) terletak pada analisis faktor
konfirmatori yang tidak dilakukan pada penelitian Susetyo (2009). Analisis faktor
konfirmatori dilakukan sebelum analisis regresi yang bertujuan untuk meyakinkan
data-data yang digunakan dalam penelitian dan menkonfirmasi faktor-faktor yang
membentuk suatu variabel. Selain itu perbedaan peneltian ini dengan Susetyo (2009)
terletak pada lokasi penelitian dan tahun penelitian. Susetyo (2009) melakukan
penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta dan tahun penelitian 2009, sedangkan pada penelitian ini
dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali dan tahun penelitian 2014.
Penelitian yang berkaitan dengan pertimbangan auditor juga dilakukan oleh
Arum (2008) yang menunjukkan pengalaman audit memiliki pengaruh positif
terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian yang dilakukan Arum (2008) adalah terletak pada dengan teknik
penarikan sampel yang digunakan. Penelitian Arum (2008) menggunakan Simple
masa kerja lebih dari 2 tahun) sedangkan penelitian ini menggunakan teknik sampel
jenuh yaitu semua auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik di Bali. Perbedaan
kedua adalah penambahan variabel moderasi yaitu kredibilitas klien. Lokasi
penelitian juga menjadi perbedaan penelitian Arum (2008) dan penelitian ini, dimana
Arum (2008) melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota
Bandung, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di
wilayah Bali.
Penelitian yang dilakukan Yustrianthe (2012) menemukan pengalaman audit
tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgement. Hal tersebut bisa terjadi
karena (1) baik auditor laki-laki maupun perempuan dituntut untuk profesional (2)
Masa jabatan auditor yang tidak diimbangi oleh berbagai jenis penugasan audit dan
berbagai jenis perusahaan yang telah diaudit dan diyakini memiliki dampak pada
keakuratan penilaian yang dibuat auditor. Penelitian ini memiliki persamaan dengan
penelitian Yustrianthe (2012) yaitu sama-sama menggunakan variabel pengalaman
audit dan pertimbangan auditor. Penelitian ini ingin mengembangkan penelitian
Yustrianthe (2012) yaitu menambah jumlah responden, karena jumlah responden
yang digunakan sebelumnya hanya sebesar 52,5 persen. Dengan jumlah responden
lebih banyak lagi diharapkan hasilnya dapat merepresentasikan hasil penelitian yang
yang berhubungan dengan pengalaman audit dan pertimbangan auditor. Selanjutnya,
BAB III
RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
3.1. Rerangka Berpikir
Rerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Rerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang
telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis. Tujuan pembentukan rerangka berpikir adalah untuk menjawab dan
memecahkan persoalan penelitian, yaitu penyusunan hipotesis penelitian. Penelitian
ini berfokus pada teori kontijensi untuk memecahkan persoalan penelitian.
Pendekatan teori kontijensi pada audit berkaitan dengan faktor-faktor
situasional yang sering dihadapi auditor di lapangan. Situasi yang sering dihadapi
auditor adalah ketika bukti yang telah dikumpulkan yang mengarah pada temuan
Hal ini membuat auditor berada pada situasi sulit dimana apabila auditor tidak
mengikuti keinginan klien, diperiode yang akan datang perusahaan tidak akan
menggunakan jasanya kembali, di pihak lain auditor juga harus mencegah kerugian di
masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya
reputasi. Pendekatan kontijensi juga diperlukan agar auditor mengetahui karakteristik
klien yang akan di audit. Setelah itu auditor harus bisa menyesuaikan strategi audit
yang tepat digunakan dalam penugasan audit yang bertujuan sebagai proses
penyusunan arahan atau petunjuk audit dan penyelarasan antara pemahaman auditor
atas kegiatan klien dengan fokus audit yang akan dilakukan.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh pengalaman auditor
terhadap pertimbangan auditor masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Berdasarkan kajian empiris, kredibilitas klien dipercaya dapat memengaruhi
pertimbangan auditor baik itu auditor berpengalaman maupun auditor kurang
berpengalaman. Gambaran rerangka berpikir penelitian ini yang disajikan pada
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir Kajian Teoritis Teori Kontijensi Kajian Empiris
Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Susetyo,2009)
Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit (Arum,2008)
The Persuasiveness of Client Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client Credibility (Jenkins dan
Haynes, 2003)
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit
Judgment Auditor Pemerintah
(Yustrianthe,2012)
Pengaruh Preferensi Klien Dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor (Koroy,2005)
Pengaruh Risiko Audit, Pengalaman Audit Dan Kompleksitas Dokumen Audit
Terhadap Pertimbangan Auditor (Rachmawati dkk, 2013)
Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam
Auditor Judgment (Herliansyah, 2006)
Hipotesis
Hasil Penelitian Pengujian Statistik Rumusan Masalah
Pengaruh Pengalaman Audit Pada Pertimbangan Auditor
Kredibilitas klien memoderasi pengaruh pengalaman audit pada pertimbangan auditor
3.2. Konsep Penelitian
Konsep adalah terminologi teknis yang merupakan komponen-komponen dari
kerangka teori. Kerangka konsep dapat berbentuk bagan, model matematik atau
perumusan fungsional yang dilengkapi uraian kualitatif serta menunjukkan semua
variabel yang berpengaruh pada penelitian. Dalam penelitian ini, konsep penelitian
berbentuk bagan, yang ditunjukkan pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
Gambar 3.2 memaparkan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin menguji
pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor. Hasil-hasil peneliti
sebelumnya berkaitan dengan pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan
auditor tidak konsisten maka peneliti akan mengembangkan dengan memoderasi
pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor dengan kredibilitas klien. Pengalaman Audit
Kredibilitas Klien
3.3. Rumusan Hipotesis
3.3.1. Pengaruh Pengalaman Auditor Pada Pertimbangan Auditor
Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman auditor dapat mengurangi
pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan (judgment) auditor.
Auditor yang berpengalaman (partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan
(judgment) mengenai going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi
yang tidak relevan. Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat
pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh kehadiran
informasi yang tidak relevan.
Penelitian Haynes et al. (1998) yang menyelidiki pengaruh peran auditor
dalam melayani kepentingan klien menemukan bahwa auditor tidak secara otomatis
mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama bila kepentingan klien tidak dibuat
eksplisit. Tetapi bila kepentingan itu ditonjolkan (salient), auditor khususnya yang
berpengalaman akan berperilaku konsisten dengan posisi advokasi.
Pengalaman auditor memiliki peran dalam menentukan judgment sebagai
dasar menyatakan opini yang layak dan sesuai diberikan atas keadaan laporan
keuangan yang diaudit. Bagi auditor yang kurang memiliki pengalaman audit,
biasanya cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan judgment, sehingga
opini yang diberikan kurang tepat. Oleh karena itu Hipotesis H1 dinyatakan sebagai
berikut:
3.3.2. Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Auditor Pada Pertimbangan Auditor
Kredibilitas klien yang dikomunikasikan pada pihak auditor awal dari sebuah
proses evalusi bukti yang ada mungkin akan menghambat pihak auditor dari proses
evaluasi terhadap bukti yang ada dengan cara yang tidak bias. Sebaliknya, preferensi
awal mungkin bisa berfungsi sebagai sinyal atau pemberi tanda „red flag‟ dan pihak auditor akan merespon dengan tetap memelihara kewaspadaan atau rasa skeptis yang
tinggi sepanjang proses evaluasi akan bukti yang ada (Susetyo, 2009).
Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa tidak ada pengaruh yang
ditimbulkan oleh kredibilitas dari pihak klien. Insentif yang saling bertentangan yang
dihadapi oleh auditor akan memotivasi studi lainnya tentang kredibilitas dari pihak
klien. Sebaliknya, auditor akan dibayar oleh pihak klien yang berkeinginan untuk
memuaskan mereka guna mempertahankan kesinambungan bisnis mereka. Sebagai
akibatnya penilaian audit mungkin akan mengalami bias sesuai dengan arah dari
perlakukan akuntansi yang diinginkan oleh klien.
Gibbins and Newton (1994) mengemukakan bahwa saat kredibilitas klien
diterima, maka seorang auditor mungkin akan mengakui bahwa mereka diminta
untuk menjustifikasi keputusan mereka di waktu yang akan datang. Sedangkan
Koonce et al, (1995) menyatakan saat seorang auditor akan mengantisipasi untuk
bukti yang lebih banyak dan meningkatkan anggaran waktunya untuk meninjau bukti
yang ada.
Judgment auditor sering kali dapat berubah ketika adanya kredibilitas dari
pihak klien. Kesaksian, penjelasan, alasan, bahkan bujukan dari klien mengenai
bukti-bukti penyimpangan atau kesalahan yang ditemukan auditor untuk tidak
dipermasalahkan dalam laporan audit membuat auditor merubah judgment
sebelumnya. Namun untuk auditor yang memiliki pengalaman audit yang cukup,
tidak akan terpengaruh oleh kredibilitas klien yang berupa kesaksian, penjelasan,
alasan, atau bujukan dari pihak klien. Oleh karena itu Hipotesis H2 dinyatakan
sebagai berikut:
H2: Kredibilitas klien memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mencakup
tahapan-tahapan penelitian yang dimulai dari latar belakang, masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kajian pustaka serta penelitian-penelitian sebelumnya untuk dapat
merumuskan suatu hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan
data penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data primer yang
diperoleh dari jawaban responden terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Sedangkan responden yang menjawab daftar pertanyaan tersebut adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel independen (pengalaman auditor),
variabel dependen (pertimbangan auditor) dan variabel moderasi (kredibilitas klien).
Teknik analisis yang digunakan Moderated Regression Analysis (MRA)
untuk menguji hipotesis interaksi yang diajukan. Hasil analisis kemudian
diinterpretasikan untuk menjawab permasalahan yang ada. Langkah terakhir dari
penelitian ini adalah membuat suatu kesimpulan dan saran penelitian. Berikut ini
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Latar Belakang Masalah Penelitian
Kajian Pustaka dan Penelitian sebelumnya Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Data Penelitian Hipotesis Penelitian Kuantitatif Data Primer Kuisioner Kesimpulan Penelitian Independen: Pengalaman Auditor Dependen: Pertimbangan Auditor Variabel Penelitian Sampel Jenuh
Hasil Pengujian dan Pembahasan Saran dan Implikasi Moderated Regression Analysis (MRA) Moderasi: Kredibilitas Klien
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kantor Akuntan Publik di Bali. Berdasarkan
Direktori Kantor Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia terdapat 8 Kantor Akuntan Publik di Bali. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.
4.3. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berada dalam ruang lingkup auditing dengan menguji pengaruh
variabel bebas pengalaman auditor, variabel moderasi kredibilitas klien dan variabel
terikat pertimbangan auditor.
4.4. Penentuan Sumber Data
4.4.1. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan
(Sugiyono, 2009), yaitu hasil dari kuisioner yang disebarkan ke semua Kantor
Akuntan Publik di Bali. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang
secara langsung diperoleh dari hasil jawaban dari sejumlah pertanyaan yang dijawab
4.4.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam
penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh. Teknik sampel
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2009). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah semua
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
4.5. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian memuat tentang cara, alur dan prosedur pengumpulan
data. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei dengan
teknik kuesioner. Teknik kuisioner merupakan serangkaian pernyataan yang diajukan
kepada responden (Sugiyono, 2009). Kuesioner yang disebar berupa daftar
pernyataan tertulis kepada responden mengenai pengaruh pengalaman auditor
terhadap pertimbangan auditor yang dimoderasi oleh kredibilitas klien. Selanjutnya
tiap pertanyaan diukur dengan skala numerik yang menggunakan 5 alternatif skor
untuk mengukur sikap responden. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel
No. Nama Kantor
Akuntan Publik
Alamat Kantor Akuntan Publik Jumlah Populasi Jumlah Sampel 1. KAP Drs. Ida Bagus Djagera Jl. Hasanuddin No.1 Denpasar/Tlp. 27460 2 2 2. KAP Drs. Johan, Malonda, Mustika, & Rekan (Cab.)
Jl. Muding Indah I No.5 Kuta Utara, Kerobokan/Tlp. 434884
20 20
3. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyu Sari II No.5 Denpasar/Tlp. 225580
7 7
4. KAP Drs. Ketut Budiartha
Perumahan Padang Pesona Graha Adhi Blok A 6, Jl. Gunung Agung Denpasar Barat
5 5
5. KAP Drs. Sri Marmo Djogosarkoro
Jl. Gunung Muria Blok VE No.4 Denpasar/ Tlp. 480033
18 18
6. KAP Drs. Wayan Sunasdyana
Jl. Pura Demak I Gang Buntu No. 89, Pemecutan Kelod Denpasar/Tlp. 7422329
9 9
7. KAP I Wayan Ramantha
JL. Rampai No. 1 A Lantai 3 10 10
8. KAP Drs. Ketut Muliartha R.M. & Rekan
Gedung Guna Teknosa, Jl. Drupadi No.25 Renon, Denpasar/ Tlp. 248110
3 3
Jumlah 74 74
4.6. Variabel Penelitian 4.6.1. Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu atribut yang padanya dapat dilekatkan bilangan
atau nilai (Ikhsan, 2008). Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah variabel dependen, variabel independen dan variabel
moderasi. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1). Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertimbangan
auditor.
2). Variabel bebas atau independen adalah variabel yang langsung
memengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengalaman auditor.
3). Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel terikat dan bebas. Variabel moderasi dalam
penelitian ini adalah kredibilitas klien.
4.6.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 4.6.2.1. Pertimbangan Auditor
Pertimbangan auditor adalah proses yang terus menerus dalam perolehan
informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan penerimaan
diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Jenkins dan
Haynes (2003) yang terlihat dari:
1) Kasus pertama, pertimbangan yang diminta adalah mengungkapkan atau tidak
perkara hukum yang akan menimbulkan kewajiban bersyarat bagi klien dan
seberapa besar keinginan merekomendasikan klien untuk mengungkapkan
kejadian tersebut dalam laporan keuangannya.
2) Kasus kedua, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar keyakinan
akan tertagihnya saldo piutang dagang salah satu debitur klien dan seberapa
besar keinginan merekomendasikan klien untuk membuat penyesuaian
penyisihan piutang tak tertagih.
3) Kasus ketiga, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar keinginannya
untuk memperluas sampel bukti audit untuk akun persediaan barang dagang
dan seberapa besar keinginannya untuk membuat penyesuaian atas akun
persediaan barang dagang.
4) Kasus keempat, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar
keinginannya untuk memperluas pengujian atas indikasi perekayasaan
transaksi antar group perusahaan dan seberapa besar keinginannya
merekomendaasikan klien untuk membuat penyesuaian atas selisih harga beli
Masing-masing kasus diukur dengan skala numerik yang menggunakan 5
alternatif skor untuk mengukur sikap responden.
Rendah 1 2 3 4 5 Tinggi
Sekali Sekali
4.6.2.2. Pengalaman Auditor
Pengalaman auditor yang dimaksud adalah pengalaman audit dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu,
maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Gusnardi (2003:8)
mengemukakan bahwa pengalaman auditor (audit experience) dapat diukur
dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun
pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman,
keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta
pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit.
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Suraida (2003). Dalam pertanyaan yang disampaikan
pada kuesioner dikombinasi untuk pengalaman audit adalah lama bekerja
4.6.2.3. Kredibilitas Klien
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk
menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas
berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama
konferensi. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima
sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan (Kode Etik Profesi
Akuntansi).
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Hovland dan Weiss (1952) dalam Taylor et al. (2000).
Dalam hal ini pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi
untuk kredibilitas klien dalam kasus pengungkapan kewajiban bersyarat,
kasus pengukuran ketertagihan piutang dagang, kasus penentuan tingkat
materialitas, dan kasus perekayasaan transaksi.
Selanjutnya tiap pertanyaan diukur dengan skala numerik yang
menggunakan 5 alternatif skor untuk mengukur sikap responden.
Rendah 1 2 3 4 5 Tinggi
Sekali Sekali
Selanjutnya, ringkasan operasional variabel dari penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator No. Butir
Pertanyaan
Pertimbangan auditor
Pertimbangan auditor (Jenkins & Haynes, 2003) dengan kasus:
- Kewajiban Bersyarat
- Keinginan untuk mengungkapkan atau tidak perkara hukum yang sedang dihadapi klien
- Keinginan merekomendasikan klien untuk mengungkapkan perkara hukum tersebut didalam laporan keuangannya
8
9 - Kolektibilitas
Piutang Dagang
- Keinginan mempercayai tertagihnya piutang dagang klien
- Keinginan merekomendasikan klien untuk mengalokasikan piutang
bermasalah ke dalam penyisihan piutang tak tertagih 11 12 - Penentuan Tingkat Materialitas
- Keinginan memperluas sampel bukti audit untuk akun persediaan barang dagang
- Keinginan merekomendasikan klien untuk membuat penyesuaian persediaan barang dagang
14
15
- Perekayasaan Transaksi
- Keinginan memperluas pengujian atas indikasi perekayasaan transaksi - Keinginan merekomendasikan klien
untuk membuat penyesuaian atas selisih harga beli dalam laporan keuangannya
17 18 Pengalaman Auditor Lamanya auditor bekerja dibidang audit dan banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani (Suraida, 2003)
- Lamanya bekerja sebagai auditor - Banyaknya penugasan yang pernah
ditangani 5 6 Kredibilitas Klien Kredibilitas klien (Hovland & Weiss, 1952 dalam Taylor dkk, 2000)
- Sumber yang kompeten dan dapat dipercaya (kredibilitas tinggi) - Sumber yang kurang kompeten dan
kurang dapat dipercaya (kredibilitas rendah)
7 & 13
4.7. Analisis Data
4.7.1. Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (jenis
kelamin, umur, jabatan, dan jenjang pendidikan) dan deskripsi mengenai
variabel-variabel penelitian (pengalaman auditor, pertimbangan auditor, dan
kredibilitas klien sebagai moderating), peneliti menggunakan tabel distribusi
frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran, dan
standar deviasi. Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data ordinal.
Data ordinal adalah data kualitatif yang menggunakan angka sebagai symbol
data kualitatif atau bukan angka sebenarnya dan dalam prosedur statistik,
seperti: regresi, uji t dan lain sebagainya, mengharuskan data berskala
interval. Tahap awal yang akan dilakukan adalah mengolah data dengan
merubah data ordinal menjadi data interval menggunakan Method Successive
Interval dengan bantuan program Excel (file stat97.xla). Method Successive Interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval
(Sarwono dan Budiono, 2012).
4.7.2. Uji Kualitas Data
Kualitas data yang di hasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat
dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk
instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk uji
kualitas data, yaitu:
1) Uji reliabilitas dengan melihat koefsien (Cronbach) Alpha, dan
2) Uji validitas dengan melihat analisa faktor MSA.
Nilai reliabilitas dilihat dari Cronbach Alpha masing-masing instrument
penelitian (≥ 0,60 dianggap tidak reliabel) sebagaimana yang dianjurkan
Nunally, 1967 dalam Ghozali (2007). Sedangkan validitas dilihat dari MSA lebih
besar 0,50 dianggap valid. Semua perhitungan dilakukan dengan bantuan
program Statistics Package of Social Science (SPSS) for Windows versi 17.0.
4.7.3. Analisis Faktor Konfirmatori
Menurut Ghozali (2007) analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi
dimensi suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap
variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi. Dalam penelitian ini, analisis
faktor dilakukan menggunakan komputer dengan paket program SPSS 17.0.
Tahapan dalam menggunakan analisis faktor adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah perlu dilakukan perumusan secara jelas dari
analisis faktor tersebut dan variabel-variabel yang akan disertakan harus
Variabel-variabel dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan model
analisis faktor sebagai berikut.
Xi = Ai1F1 +Ai2F2 +…+….+AimFm+ViUi ……… (1)
Keterangan:
Xi = variabel ke I yang terstandarisasi
Aij = koefisien regresi berganda yang distandarisasi dari variabel (i) pada common factor j
F = faktor umum
Vi = koefisien standar regresi dari variabel I pada faktor khusus
Ui = unique factor untuk variabel (i)
m = jumlah dari faktor-faktor umum
Faktor-faktor umum (F) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear
dari variabel-variabel yang dapat diamati dengan formula sebagai berikut.
Fi = Wi1X1 +Wi2X2 + Wi3X3+….+ WikXk………. (2)
Keterangan:
F = estimasi faktor ke-i
Wi = bobot atau koefisien nilai faktor ke-i
K = jumlah variabel
2) Membuat matrik korelasi
Semua data yang masuk akan diolah sehingga menghasilkan matrik
korelasi. Dengan adanya matrik korelasi dapat diidentifikasikan
variabel-variabel tertentu yang tidak memiliki hubungan dengan variabel-variabel-variabel-variabel
yang lain, sehingga dapat dikeluarkan dari analisa. Pada tahap ini diketahui
variabel-variabel yang menimbulkan multikolinearitas yaitu dua variabel