• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan kualitas pelayanan hotel : studi kasus pada Hotel Santika Pontianak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan kualitas pelayanan hotel : studi kasus pada Hotel Santika Pontianak."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA DAN KUALITAS PELAYANAN HOTEL

Studi kasus pada Hotel Santika Pontianak Oktavianus Bayunendro SP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui karakteristik konsumen pengguna jasa dan pelayanan pada Hotel Santika Pontianak 2) untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan kualitas pelayanan Hotel Santika Pontianak. 3) untuk mengetahui bagaimana urutan kepentingan atribut jasa dan pelayanan bagi konsumen pada Hotel Santika Pontianak

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuisioner, observasi dan studi pustaka. Sampel di dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah analisis prosentase, analisis Indeks Kepuasan Konsumen, dan analisis prioritas kepentingan .

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) karakteristik konsumen pengguna jasa dan pelayanan pada Hotel Santika Pontianak sebagian besar adalah laki-laki, usia diantara 31-40 tahun, pendidikan akhir lulus akademi/PT, jenis pekerjaan wiraswasta dan tingkat pendapatan/bulan diantara Rp 3 juta-Rp 4.999.999; 2) kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa dan kualitas pelayanan di Hotel Santika Pontianak adalah sangat puas atau bersifat positif; 3) urutan prioritas kepentingan atribut kualitas jasa dan kualitas pelayanan bagi konsumen di Hotel Santika Pontianak yaitu guest service, room service, guest room dan terakhir other facilities.

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS ON CUSTOMER SATISFACTION ON PRODUCT QUALITY AND SERVICE QUALITY

Study case in Santika Hotel Pontianak

Oktavianus Bayunendro SP Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research are:1) to identify characteristics of the customer on Santika Hotel Pontianak, 2) to identify customers satisfaction on product quality and service quality of Santika Hotel Pontianak and, 3) to identify the order of product and service attributes Santika Hotel Pontianak in term of its importance.

Data collecting methods used in this research are interview, questionnaire, observation and library research. The sample of this research consists of 100 respondents. The sampling technique used is accidental sampling, while the technique of data analysis index used are percentage analysis, analysis on customer satisfaction, and the priority analysis

The findings show that:(1) Characteristics customers of Hotel Santika Pontianak are: most of them are men, 31-40 years old, graduates of academy / university, entrepreneur, monthly income between Rp 3.000.000 – 4.999.999 milion. (2) the customer satisfaction on the product quality and service quality of Santika Hotel Pontianak is very satisfied or positive. (3)The most importance of product and service atributes is guest service followed by room service, guest room and other facilities.

(3)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA

DAN KUALITAS PELAYANAN HOTEL

(Studi Kasus Pada Hotel Santika Pontianak)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Disusun Oleh : Oktavianus Bayunendro SP

NIM. 002214230

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

ORA ET LABORA

HIDUP ADALAH PERJUANGAN <DEWA 19>

SEBUAH KESUKSESAN DAPAT DIHASILKAN DIATAS 99

PERSEN KEGAGALAN <SOICHIRO HONDA>

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang

selalu memberkati,

membimbing dan menaungi

aku

Bapak dan I bu tercinta

Kakakku Wiw ied yang selalu

membantu dan sekaligus

menjadi sahabat terbaikku

Kekasihku I ndri Febrianie

yang selalu menyayangiku

Seluruh keluarga besarku

(9)

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA DAN KUALITAS PELAYANAN HOTEL

Studi kasus pada Hotel Santika Pontianak

Oktavianus Bayunendro SP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui karakteristik konsumen pengguna jasa dan pelayanan pada Hotel Santika Pontianak 2) untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan kualitas pelayanan Hotel Santika Pontianak. 3) untuk mengetahui bagaimana urutan kepentingan atribut jasa dan pelayanan bagi konsumen pada Hotel Santika Pontianak

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuisioner, observasi dan studi pustaka. Sampel di dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah analisis prosentase, analisis Indeks Kepuasan Konsumen, dan analisis prioritas kepentingan .

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) karakteristik konsumen pengguna jasa dan pelayanan pada Hotel Santika Pontianak sebagian besar adalah laki-laki, usia diantara 31-40 tahun, pendidikan akhir lulus akademi/PT, jenis pekerjaan wiraswasta dan tingkat pendapatan/bulan diantara Rp 3 juta-Rp 4.999.999; 2) kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa dan kualitas pelayanan di Hotel Santika Pontianak adalah sangat puas atau bersifat positif; 3) urutan prioritas kepentingan atribut kualitas jasa dan kualitas pelayanan bagi konsumen di Hotel Santika Pontianak yaitu guest service, room service, guest room dan terakhir other facilities.

(10)

ABSTRACT

ANALYSIS ON CUSTOMER SATISFACTION ON PRODUCT QUALITY AND SERVICE QUALITY

Study case in Santika Hotel Pontianak

Oktavianus Bayunendro SP Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The objectives of this research are:1) to identify characteristics of the customer on Santika Hotel Pontianak, 2) to identify customers satisfaction on product quality and service quality of Santika Hotel Pontianak and, 3) to identify the order of product and service attributes Santika Hotel Pontianak in term of its importance.

Data collecting methods used in this research are interview, questionnaire, observation and library research. The sample of this research consists of 100 respondents. The sampling technique used is accidental sampling, while the technique of data analysis index used are percentage analysis, analysis on customer satisfaction, and the priority analysis

The findings show that:(1) Characteristics customers of Hotel Santika Pontianak are: most of them are men, 31-40 years old, graduates of academy / university, entrepreneur, monthly income between Rp 3.000.000 – 4.999.999 milion. (2) the customer satisfaction on the product quality and service quality of Santika Hotel Pontianak is very satisfied or positive. (3)The most importance of product and service atributes is guest service followed by room service, guest room and other facilities.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas berkat, petunjuk dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA DAN KUALITAS PELAYANAN HOTEL”

Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Tidak lupa, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Ir.P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dra. Diah Utari BR.,M.si., selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, koreksi,

arahan serta saran yang berguna bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. V. Mardi Widyadmono, SE, MBA., selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

koreksi, arahan serta saran yang sangat berguna bagi penulis dalam

penyempurnaan skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu

penulis selama masa perkuliahan.

7. Kedua orang tuaku tercinta, M.W Djoko S.P dan Theodora Payaa, Papa Mama terima kasih atas doa restunya setiap saat, kesabaran, cintamu,

bimbingan, dan dorongan yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

(12)

8. Kakakku tersayang Angelita Widyasari yang selalu membantuku dalam doa baik disaat susah maupun senang, dorongan motivasi.

9. Kedua tante dan abangku di Jakarta, Tante boy ,Tante usun, bang Dano, juga buat seluruh keluarga besarku baik yang ada di Pontianak, Putussibau dan Solo, Makasih ya buat doa dan dorongan semangatnya

sehingga een bisa menyelesaikan skripsi ini

10. My Lovely Indri Febrianie yang selalu mendampingiku dalam susah dan senang, “ you give me a great life, thank for the spirit & for your love to

me....” you are my everything....in my life n in my heart... Thank you

!!!

11. Teman-teman terbaik yang pernah aku miliki; Idkhan, Ijoel, Ferry sosro,

Memet deni, goesti, Aan, Rudi, Ino, Umar, Subhan, Adek n temen2 alumni

SMU 2 Ptk angk.00 dan temen2 komplekku di Pontianak, Keluarga besar

“ex Suro 28 : bang Budi, bang Jontex, bang Apil, bang Asong, bang

Mamat, bang Ari, bang Alex, bang Ef, bang Anton n kak Butet, Romi dan

Yumi dan semua alumni Suro 28, Kontrakan Badran : Rudi dan Mila,

Mahfud, Rahim, Aris dan Yuli, Alung dan kak Lia, Rinto, Kak Heni,

Anak-anak Kontrakan Umbulharjo n PS2nya : tobet n amin, alit n tomi, peni,

dll. Anak-anak kos Nandan Brotherhood : Riza, Acong, Aruf, Anton dll,

Anak-anak Equator FC : Bowo, Yanto, Andalas, Ivan, Epem, Deden,

Domo, Heri, Rizal, Pietri, Thomas, Eric, Yuli, Wahyu, Pak Mo, dan semua

anak2 equator FC

12. My Best Friends Deda “ thanks for tumpangan kost n komputernya ”,

Ipung “Jati”, alfend, Yetno, Dhimas, Veronica, ute, rosa, evi, ucit, feby,

eka, andi, jan harto, Herry, Prima ”pa kabar nech?”, Heru, Bono, Ferri,

Antok, Aji, Pugar, Pokok’e Cah Manajemen D...!!!! Dema, Timbul,

Ucok, Fanno n Vina, Mono, Debyo, Sulo, Topan, Agus, Dias, Rommy,

Ibon Suparman, bastian, Simbah, mas Heri, Kontrakan Villa Yadara Asri

Ludi Hutahehe, Jenggot naga, Fandi, Pujo, Reeymond westerling,

(13)

13. Fix3 Rental Comp Tambak Bayan; mbak tri n suami, adiknya mbak tri,

temannya mbak tri. Terima kasih atas informasi, diskusi, canda, kesabaran

dan kebersamaannya.

14. Senjata andalanku yang selalu kunaiki dan mengantarku kemana saja “The Honda Grand 96”

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

Terima kasih banyak atas semua bantuannya baik materi maupun non

materi, “kita semua bersaudara dalam kasih Tuhan”.

God Bless You All ...

Akhirnya penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, penulis sangat mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak

dalam penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, April 2007

Penulis

Oktavianus Bayunendro SP

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pariwisata... 7

B. Latar Belakang Perkembangan pariwisata... 9

C. Implikasi Perencanaan Pariwisata Kota/Perkotaan Dalam Kegiatan Pariwisata di Perkotaan ... 11

D. Pendekatan Perencanaan Pariwisata ... 13

E. Unsur-unsur dalam Pariwisata ... 16

F. Sifat dan Karakteristik Jasa... 17

G. Pengertian dan Arti Penting Kualitas Jasa ... 18

(15)

H. Mengelola Kualitas Jasa... 19

I. Pengertian Pelayanan dan Pelayanan yang Unggul ... 22

J. Kualitas Pelayanan ... 23

K. Pengertian Hotel dan Syarat-Syarat Hotel yang Baik ... 24

L. Klasifikasi Hotel... 27

M. Standarisasi Kualitas Jasa Hotel... 28

N. Pengertian Pelanggan ... 28

O. Kepuasan Pelanggan ... 30

P. Mengukur Kepuasan Pelanggan... 31

Q. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan ... 32

R. Konsep Kepuasan Pelanggan ... 34

S. Harapan Pelanggan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 38

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 39

E. Jenis dan Sumber Data ... 40

F. Teknik Pengumpulan Data... 40

G. Populasi dan Sampel ... 41

H. Uji Instrumen Penelitian ... 42

I. Teknik Analisis Data... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Hotel Santika ... 47

B. Visi dan Misi... 52

C. Struktur Organisasi Hotel Santika Pontianak ... 53

D. Manajemen Operasional Harian ... 58

E. Upaya-Upaya yang Dilakukan Hotel Santika Pontianak untuk Menarik Konsumen... 61

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penjelasan Penelitian ... 65

(16)

B. Pengukuran Data... 65

C. Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas ... 66

D. Karakteristik Responden... 71

E. Analisis Indeks kepuasan Konsumen ... 74

F. Analisis Prioritas Kepentingan ... 77

G. Pembahasan. ... 79

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel V.1 Uji Validitas ... 68

Tabel V.2 Uji Reliabilitas ... 70

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 71

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 72

Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 73

Tabel V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 73

Tabel V.8 Indeks Kepuasan Konsumen... 75

Tabel V.9 Jumlah Responden Berdasarkan Indeks Kepuasan Konsumen.... 76

Tabel V.10 Prioritas Kepentingan... 77

Tabel V.11 Urutan Prioritas Kepentingan... 78

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dunia pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang memiliki

prospek cerah dan dapat terus dikembangkan. Kontribusi yang diberikan uaha

kepariwisataan mampu memberikan sumbangan yang besar bagi Negara,

daerah dan masyarakat yaitu dengan meningkatkan pendapatan nasional,

pendapatan daerah dan memberikan peluang lapangan kerja yang luas. Hal ini

cukup beralasan karena baik secara langsung maupun tidak langsung,

perkembangan sektor pariwisata akan mendorong perkembangan sektor

pendukungnya, seperti perhotelan, transportasi dan telekomunikasi. Potensi

keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa kita

merupakan andalan dalam pertumbuhan sektor pariwisata di tanah air.

Dewasa ini perhotelan di Indonesia umumnya dirasa cukup dalam

memenuhi arus kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun dari luar

negeri. Hal itu dapat dilihat dengan semakin maraknya pembangunan

hotel-hotel mulai dari kelas melati hingga hotel-hotel-hotel-hotel yang memiliki kategori

berbintang. Dapat diperhatikan bahwa hotel yang dibangun atau

hotel-hotel yang telah lama berdiri menunjukkan dinamika menarik dalam upaya

(khususnya pihak hotel) melayani konsumen dengan penyediaan fasilitas

penginapan yang memenuhi syarat dalam hal kenyamanan, keramahtamahan

(19)

wisatawan yang mengunjungi atau menginap mempunyai tujuan yang

berbeda-beda, mereka yang datang tidak hanya semata-mata melakukan

kunjungan wisata atau hanya sebagai tempat singgah dan menginap, diantara

mereka banyak yang datang untuk tujuan bisnis, rekreasi dan sebagainya.

Dalam setiap perjalanan wisata, biasanya wisatawan sangat

membutuhkan sarana untuk menginap atau akomodasi. Adanya suatu objek

wisata akan memberikan pengaruh terhadap permintaan akan jasa penginapan

atau akomodasi yang mampu menyediakan fasilitas untuk kenyamanan dan

keamanan untuk berwisata. Bisnis perhotelan harus mampu mengakomodir

kebutuhan konsumen yang berbeda-beda dan jeli dalam melihat peluang yang

dapat dijadikan keunggulannya. Khususnya bagi perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa. Perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen yang semakin hari semakin berubah. Bahkan mutu

pelayanan yang hari ini dapat diterima, mungkin lain hari dirasakan tidak

cukup. Adanya pelayanan dan fasilitas yang baik akan sangat mendukung dan

berpengaruh pada persepsi dan perilaku konsumen terhadap produk dan jasa

yang ditawarkan oleh pihak hotel, dan akan mempengaruhi konsumen untuk

lama tinggal di hotel yang bersangkutan, karena kepuasan yang dirasakan oleh

konsumen.

Dari uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kepuasan Konsumen atas

(20)

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah-masalah yang akan

diteliti dalam 2 pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik konsumen pengguna jasa dan pelayanan pada

hotel Santika Pontianak ?

2. Seberapa besar tingkat kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan pelayanan

dari hotel Santika Pontianak ?

3. Bagaimana urutan prioritas kepentingan konsumen terhadap atribut kualitas

jasa dan kualitas pelayanan di Hotel Santika Pontianak ?

C. Batasan Masalah

Banyak Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen diantaranya

kualitas jasa dan kualitas pelayanan. Agar masalah yang diteliti tidak luas atau

menjadi tidak menentu maka permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut:

1. Konsumen yang diteliti adalah konsumen yang pernah menginap atau

menggunakan produk jasa dan pelayanan pada hotel Santika Pontianak.

2. Variabel yang akan diteliti meliputi :

a. Kualitas jasa :

1. Hotel memiliki peralatan modern

2. Ruang kamar hotel yang menarik, bersih dan nyaman

3. Hiburan yang ditawarkan menarik dan bermutu

4. Menu yang ditawarkan variatif dan higienis

5. Kualitas jasa yang ditawarkan sesuai dengan keinginan pelanggan,

(21)

b. Kualitas pelayanan :

1. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing dengan baik

2. Kemampuan menangani dan melayani keluhan pelanggan dengan

baik.

3. Penampilan diri yang rapi dan menarik

4. Selalu ada di tempat tugas masing-masing

5. Sikap ramah dan kerelaan melayani keluhan pelanggan dengan

senyuman

6. Selalu menyebutkan identitas diri saat menghubungi atau

dihubungi oleh tamu

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen pengguna jasa pada Hotel

Santika Pontianak.

2. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen atas kualitas jasa

dan pelayanan dari Hotel Santika Pontianak

3. Untuk mengetahui urutan prioritas kepentingan terhadap atribut kualitas

(22)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini, penulis mempunyai harapan agar berguna bagi beberapa pihak, yaitu :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah bacaan ilmiah

bagi mahasiswa Sanata Dharma.

2. Bagi penulis

Penulis berharap memperoleh wawasan yang luas untuk dapat

mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan

yang ada di hotel.

3. Bagi pihak hotel

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pihak hotel untuk mengambil keputusan di dalam menentukan

kebijakan terhadap kualitas jasa dan pelayanan. Dengan demikian pihak

hotel dapat meningkatkan kualitas jasa dan pelayanannya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

(23)

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang

akan dibahas.

BAB III : Metode penelitian

Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek

dan obyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, populasi dan sample, variable penelitian dan pengukuran

variabel, teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Meliputi gambaran informasi tentang perusahaan yang menjadi

tempat dilakukannya penelitian.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisa data,

pembahasan, dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran

kepada pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pariwisata

Manusia melakukan suatu tindakan karena ada yang mengarahkan.

Dorongan itu disebut motivasi. Motivasi seseorang untuk melakukan tindakan

tidaklah sama. Demikian pula motivasi setiap orang dalam melakukan suatu

perjalanan berbeda-beda. Kegiatan seseorang melakukan perjalanan dengan

tujuan mencari kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,

menunaikan tugas, disebut perjalanan pariwisata. Suatu perjalanan disebut

perjalanan pariwisata jika memenuhi tiga persyaratan antara lain : (Dr. J.J.

Spillane. 1997., hal. 20)

1. Bersifat sementara

2. Tidak ada paksaan

3. Tidak bekerja (dalam arti menghasilkan uang)

Salah satu sarana untuk melakukan suatu perjalanan adalah transportasi.

Saat ini transportasi bukanlah suatu masalah lagi, hal ini berarti keinginan

untuk melakukan suatu perjalanan gampang terpenuhi. Dengan semakin

kompleknya kebutuhan manusia semakin sering pula manusia melakukan

perjalanan guna memenuhi kebutuhannya itu. Salah satu kebutuhan manusia

adalah berlibur setelah sekian lama melakukan kesibukan. Kebutuhan untuk

berlibur inilah yang menjadi awal kegiatan pariwisata yang pada giliran

(25)

Pariwisata merupakan suatu kegiatan menata serta menyediakan

keperluan wisatawan dalam perjalanannya. Kegiatan ini dilakukan oleh

pemerintah, kalangan pengusaha, serta masyarakat dengan cara memanfaatkan

potensi kekayaan alam, budaya bangsa, dan keindahan lingkungan hidup yang

khas serta menghindari pengrusakan terhadap potensi itu. (Mc. Intosh dan

Gupta, 1980), menganggap kekayaan alam, budaya bangsa dan lingkungan

hidup sebagai tiga modal dasar yang harus tetap dipertahankan dan dikelola

oleh pelaku wisata. Oleh karena itu pengembangan pariwisata perlu diarahkan

pada tindakan menciptakan daya tarik wisata yang berkaitan dengan

pelestarian kekayaan alam, budaya bangsa dan keindahan lingkungan hidup

serta menghentikan merusak modal dasar tersebut.

Pariwisata menurut Herman V. Schullern, adalah :

Sejumlah kegiatan terutama yang berkaitan dengan perekonomian yang

secara langsung berhubungan dengan masuk, tinggal dan bergeraknya

orang asing keluar atau kedalam dari kota, daerah dan negeri. (Drs. Oka A.

Yoeti)

Batasan tersebut kiranya cukup memuaskan jika ditinjau dari sudut

ekonomi, namun ada yang berpendapat dari segi lain yang belum termasuk

didalamnya.

Pariwisata menurut Mc. Intosh dan Goldner adalah gabungan dari

gejala-gejala dan hubungan yang timbal balik dari interaksi antara wisatawan,

dunia bisnis, pemerintah, dan masyarakat sekitar daerah tujuan wisata dalam

(26)

Dari definisi yang ada penulis mencoba mendefinisikan pariwisata,

“pariwisata adalah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan dari suatu

tempat ke tempat lain dengan tujuan mendapatkan kenikmatan serta mencari

kepuasan yang semuanya itu dilakukan dengan sukarela dan dalam waktu

sementara saja”.

B. Latar Belakang Perkembangan Pariwisata

Indonesia telah menyimpulkan bahwa fase pertama kebijakan

perkembangan pariwisata adalah 1968/1969 – 1993/1994. Beberapa

keberhasilan yang dicapai dalam perkembangan pariwisata adalah :

1. Perbaikan situs-situs bersejarah khususnya di jawa dan Bali

2. Perkembangan secara fisik dan pembangunan hotel-hotel baru di

propinsi-propinsi.

3. Perkembangan institusi pendidikan pariwisata baik negeri maupun swasta.

4. Pembentukan departemen pariwisata pos dan telekomunikasi pada tahun

1983 (Indonesian environment and heritage, 1983.,Dept. Pariwisata)

Pada Repelita I, fase perkembangan ini menekankan pada kepentingan

pariwisata internasional sebagai faktor pertumbuhan dan sebagai dasar

kebijakan pariwisata nasional. Ini bertujuan untuk mendapat respon dari

wisatawan sehingga menambah jumlah wisatawan mancanegara yang

berkunjung dan berbelanja serta jumlah kunjungan wisatawan domestik.

Pengukuran-pengukuran dirancang secara khusus untuk menguntungkan

(27)

1. Pembebasan visa untuk masa tinggal negara-negara ASEAN

sekurang-kurangnya 2 bulan.

2. Hak pendaratan tambahan bagi penerbangan asing pada bandara utama

sebagai pintu masuk.

3. Mempermudah perijinan pendirian hotel baru. Surat ijin ini dapat

diperoleh dari Dirjen Pariwisata.

Menghadapi fase kedua kebijakan perkembangan pariwisata tahun

1994-2019, Indonesia telah secara langsung mengembangkan objek pariwisata

menjadi pasar bebas, mendekati standar kehidupan yang lebih baik,

peningkatan produk pariwisata dan pengembangan hampir seluruh daerah

pariwisata yang unik seperti daerah-daerah yang menyenangkan dan daerah

yang melestarikan kebudayaan. Kebijakan pengembangan pariwisata secara

khusus pada Pelita VI sebagai berikut :

1. Mendorong peningkatan kualitas hidup.

2. Internasionalisasi.

3. Menggunakan teknologi secara intensif dalam bagian produk pariwisata.

4. Dukungan pengembangan daerah, khususnya pada daerah pinggiran yang

tidak banyak sumber daya.

5. Mempromosikan lingkungan sumber daya yang asli seperti halnya

(28)

C. Implikasi Perencanaan Pariwisata Kota / Perkotaan Dalam Kegiatan Pariwisata di Perkotaan

Mill dan Morrison (1985 : 363-364) mengatakan sedikitnya ada 5

alasan utama bagi dilakukannya perencanaan pariwisata. (Myra P. Gunawan.,

1997., hal. 43)

1. Mendefinisikan alternatif pendekatan untuk pemasaran, pengembangan,

organisasi industri, kepedulian wisata, layanan dan aktivitas pendukung.

2. Mengikuti perubahan-perubahan yang tidak dapat diperkirakan seperti

kondisi perekonomian umum, situasi permintaan dan penyediaan energi.

3. Mempertahankan keunikan sumberdaya alam, budaya lokal, arsitektur

lokal, monumen sejarah dan landmarks events, aktivitas lokal,

taman-taman dan kawasan olahraga, dan lain-lainnya di daerah tujuan wisata.

4. Menciptakan hal-hal yang diinginkan, seperti : tingkat pembayaran yang

tinggi akan manfaat-manfaat pariwisata, kesan yang jelas dan positif atas

suatu kawasan sebagai tujuan wisata.

5. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti : gesekan-gesekan dan

kompetisi yang tidak perlu antar operator pariwisata perseorangan, tingkah

laku yang tidak bersahabat dari masyarakat lokal terhadap wisatawan,

kerusakan alam dan aset sejarah, hilangnya identitas budaya, hilangnya

pangsa pasar, kepadatan yang terlalu tinggi, kemacetan dan masalah lalu

lintas, polusi dan lain-lainnya.

Perlu pula dipahami bahwa alasan-alasan tersebut tidak hanya dikemukakan

(29)

berkepentingan dan pelaku bisnis (stakeholders) pengembangan pariwisata

secara keseluruhan. Mereka bersama-sama mengembangkan dan membangun

elemen-elemen kepariwisataan dengan peran dan motivasi masing-masing

sehingga dalam hal ini suatu rencana kepariwisataan haruslah menjadi acuan

atau tolak ukur bersama. Elemen-elemen suatu kepariwisataan di perkotaan

yang dimaksud di sini adalah :

1. Lingkungan alam dan sosial ekonomi.

2. Daya tarik dan kegiatan-kegiatan wisata.

3. Akomodasi.

4. Transportasi.

5. Elemen-elemen kelembagaan.

6. Prasarana lainnya.

7. Fasilitas, utilitas, dan pelayanan wisata lainnya.

8. Pasar wisata domestik dan internasional

9. Penggunaan prasarana wisata oleh penduduk setempat.

Sektor swasta hingga saat ini merupakan pihak yang sangat berperan aktif

dalam pengembangan sektor pariwisata. Sektor ini mempunyai motivasi yang

lebih pada penggalangan keuntungan finansial dari bisnis pariwisata. Karena

motivasi inilah dalam kondisi tertentu di mana pemerintah tidak ikut campur

di dalam perencanaan dan manajemennya, para operator swasta justru akan

saling bersaing dan saling mematikan. Demikian pula dari sektor pemerintah

juga mempunyai peran, motivasi dan atau alasan yang sangat bervariasi mulai

(30)

lebih ditujukan pada kepentingan umum. Alasan ekonomi misalnya adalah

untuk memperbaiki keseimbangan neraca pembayaran suatu negara, untuk

membantu pembangunan ekonomi lokal dan regional, untuk

penganekaragaman sektor ekonomi, untuk meningkatkan tingkat pendapatan

pemerintah dan sektor pajak.

D. Lima Pendekatan Perencanaan Pariwisata (Myra P. Gunawan., 1997., hal. 43)

1. Boostourism adalah suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata sebagai suatu atribut positif untuk suatu tempat dan penghuninya.

Obyek-obyek di lingkungan perkotaan dipromosikan sebagai aset dalam

mengembangkan dunia pariwisata tanpa memperhatikan dampaknya.

Masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam perencanaan dan daya dukung

wilayah tidak diperhitungkan.

2. The physical-spatial approach adalah suatu pendekatan yang berdasarkan pada tradisi penggunaan lahan, geografis dan perencanaan dengan

pendekatan rasional untuk perencanaan lingkungan perkotaan.

Kepariwisataan dilihat dalam suatu range konteks tetapi dimensi

lingkungan dianggap sebagai isu kritis dari daya dukung sumber daya

wisata di dalam kota. Strategi-strategi perencanaan yang berbeda

berdasarkan prinsip-prinsip keruangan. Disini misalnya pengelompokan

pengunjung di kawasan-kawasan utama atau pemecahan kawasan dan

(31)

satu saja kritik bagi pendekatan ini adalah masih kurang

mempertimbangkan dampak sosial dan kultural dari wisata perkotaan.

3. The economics-indutry approach adalah pendekatan yang sangat luas digunakan oleh kota-kota yang menganggap pariwisata sebagai suatu

industri yang dapat mendatangkan manfaat-manfaat ekonomi

bersama-sama dengan penciptaan lapangan kerja dan kesempatan-kesempatan

pembangunan. Konsep pariwisata sebagai suatu ekspor bagi sistem

perkotaan, dan pemasaran digunakan untuk menarik pengunjung yang

menjadi pembelanja tertinggi. Tujuan-tujuan ekonomi lebih didahulukan

dari tujuan-tujuan sosial dan lingkungan, yaitu dengan menjadikan

pengalaman pengunjung dan tingkat kepuasan utama.

4. The community approach adalah pendekatan yang lebih menekankan pada pentingnya keterlibatan maksimal masyarakat terdekat di dalam

proses perencanaan. Perencanaan tradisional, dimana perencanaan

menetapkan agenda, perlu dimodifikasi untuk masukkan kebutuhan dan

keinginan masyarakat lokal di dalam proses perencanaan dan pembuatan

keputusan. Jadi community tourism planning ini menganggap penting suatu

pedoman pengembangan pariwisata yang dapat diterima secara sosial

(socially acceptable). Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan

menekankan kepentingan manfaat-manfaat sosial dan kultural bagi

masyarakat lokal bersama-sama dengan suatu range pertimbangan ekonomi

(32)

5. Sustainable approach (sustainable tourism planning) adalah pendekatan keberlanjutan yang berkepentingan dengan masa depan yang panjang atas

sumber daya dan efek-efek pembangunan ekonomi pada lingkungan yang

mungkin juga menyebabkan gangguan kultur dan sosial untuk

memantapkan pola-pola kehidupan dan gaya hidup individu. Dalam

pencapaian suatu pendekatan berkelanjutan yang realistik dalam

perencanaan pariwisata adalah : (Myra P. Gunawan., 1997., hal. 43)

a. Mendorong kerjasama dan saling perhatian untuk meningkatkan manfaat

dari setiap pendekatan, sehingga setiap perencanaan pariwisata harus

kooperatif dan didasarkan pada sistem pengendalian terpadu.

b. Mengembangkan mekanisme koordinasi industri.

c. Meningkatkan kepedulian konsumen mengenai pilihan-pilihan yang

berkelanjutan dan tidak berkelanjutan, termasuk manfaat-manfaat dari

manajemen pengunjung.

d. Meningkatkan kepedulian produsen atas manfaat-manfaat perencanaan

pariwisata yang berkelanjutan.

e. Menggantikan pendekatan-pendekatan perencanaan konvensional dari

perencanaan strategik, untuk ini disyaratkan pada semua pihak yang

berkepentingan membuat komitmen yang pasti untuk tujuan-tujuan yang

berkelanjutan.

f. Memberi perhatian yang lebih banyak atas kepedulian perencanaan

kualitas pengalaman wisatawan, dengan suatu pandangan atas

keberlanjutan jangka panjang dari produk wisata, bersama-sama dengan

(33)

E. Unsur unsur dalam pariwisata

Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal

sebagai berikut (Sugiarto dan Sulartiningrum, 1996 : 4-5) :

1. Akomodasi, adalah tempat bagi seseorang untuk tinggal sementara. Dapat

berupa hotel, losmen, guest house, pondok, cottage, inn, perkemahan dan

sebagainya.

2. Jasa boga atau restoran, adalah industri jasa yang bergerak di bidang

penyediaan makan dan minum yang dikelola secara komersial.

3. Transportasi atau jasa angkutan, adalah usaha jasa yang bergerak dalam

bidang angkutan.

4. Tempat penukaran uang (money changer), adalah tempat penukaran mata

uang asing.

5. Atraksi wisata, adalah berupa pertunjukan tari, musik dan upacara adat

yang sesuai dengan budaya setempat.

6. Cinderamata (souvenir), adalah oleh-oleh atau kenang-kenangan yang

dapat dibawa pulang oleh para wisatawan pada saat kembali ke tempat

asalnya.

7. Biro perjalanan, adalah suatu badan usaha dimana operasionalnya meliputi

pelayanan semua proses perjalanan dari seseorang sejak berangkat hingga

(34)

F. Sifat dan Karakteristik Jasa

Sifat dan karakteristik jasa menurut Kotler dan Amstrong (1997 : 227-278)

adalah:

1. Tidak berwujud

Sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, dicecap,

dirasakan, didengar atau dicium sebelum membeli.

2. Tidak terpisahkan.

Salah satu sifat utama dari jasa adalah diproduksi dan dikonsumsi pada

waktu yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah

penyedianya manusia atau mesin.

3. Keanekaragaman

Keanekaragaman jasa berarti mutu jasa tergantung pada siapa yang

menyediakan jasa di samping waktu, tempat dan bagaimana jasa tersebut

disediakan.

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak tahan lama artinya jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau

dipakai kemudian.

5. Tidak menghasilkan kepemilikan

Tidak menghasilkan kepemilikan artinya jasa yang sudah dibeli hanya

dapat digunakan sekali pada saat itu saja.

6. Pengukuran

Pengukuran terhadap mutu jasa pada umumnya sangat sulit ditentukan,

(35)

G. Pengertian dan Arti Penting Kualitas Jasa

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu

yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari

penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan

dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai

pemimpin pasar ataupun strategi untuk terus tumbuh.

Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta

kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan

harapan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka

kualitas dapat diartikan sebagai berikut :

Kualitas adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan pelanggan atau keinginan pelanggan. (Parealt, 1995 : 262).

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Menurut Wyckof definisi kualitas jasa adalah sebagai

berikut:

Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 1998 : 107).

Arti Penting Kualitas jasa

Kualitas jasa akan memberikan arti penting dalam peranannya

(36)

2. Lebih banyak pembelian ulang.

3. Agak sulit dirugikan dalam perang harga.

4. Lebih mampu menentukan harga yang lebih tinggi tanpa mengganggu atau

mengurangi andil pasar.

5. Biaya-biaya pemasaran lebih rendah.Perbaikan andil pasar lebih mudah

H. Mengelola Kualitas Jasa

Dalam bidang industri jasa pada umumnya dan industri pariwisata pada

khususnya, kualitas jasa merupakan masalah yang rumit karena berkaitan

dengan aspek psikologis yang lebih bersifat subjektif. Ciri-ciri kualitas dalam

industri pariwisata ada beberapa, rincian akan diterangkan dibawah ini.

1. Dalam jasa pariwisata, kualitas merupakan fungsi nilai wisatawan yang

mendorong timbulnya harapan-harapan dan pemahaman-pemahaman.

2. Persepsi kualitas jasa wisatawan merupakan hasil perbandingan

harapan-harapan dan pemahaman.

3. Evaluasi kualitas dibuat tidak berdasar pada hasil dari suatu pelayanan

jasa, tetapi yang melibatkan evaluasi terhadap proses penyampaian jasa.

4. Persepsi kualitas bersifat subjektif dan harus dipandang melalui kacamata

wisatawan dan bukan melalui manajer organisasi pariwisata.

5. Wisatawan yang berbeda (beda pangsa pasar) akan memiliki tuntutan

kualitas yang berbeda.

6. Persepsi kualitas dipengaruhi oleh kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman

(37)

7. Persepsi kualitas bersifat dinamis.

Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Supranto, 1997:230) membentuk

model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan

kualitas jasa yang diharapkan. Adapun model di bawah ini

mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan

penyampaian jasa, yaitu :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan

pelanggan.

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi

tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

Para personal mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi

standar.

4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil

dan iklan perusahaan.

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan.

Terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang

berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.

Menurut Philip Kotler terdapat lima determinan kualitas jasa yang dapat

(38)

a. Keandalan (reliability): kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

b. Keresponsifan (responsiveness): Kemauan untuk membantu pelanggan

dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.

c. Keyakinan (confidence): Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

kemampuan mereka menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau

“assurance”.

d. Empati (emphaty): syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi

pelanggan.

e. Berwujud (tangible): penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan

media komunikasi.

Menurut Philip Kotler bahwa perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat

baik memiliki sejumlah persamaan, diantaranya adalah (Kotler, 1994:562):

1) Konsep strategi

Perusahaan jasa ternama memiliki pengertian yang jelas mengenai

pelanggan sasaran dan kebutuhan pelanggan yang akan mereka puaskan.

Untuk itu perlu dikembangkan strategi khusus untuk memuaskan

kebutuhan ini yang menghasilkan kesetiaan wisatawan.

2) Sejarah komitmen kualitas manajemen puncak

Tidak hanya melihat pada prestasi keuangan bulanan, melainkan juga pada

kinerja jasa.

3) Pengertian standar tinggi

Penyedia jasa terbaik menetapkan standar kualitas jasa yang tinggi, antara

(39)

4) Sistem untuk memonitor kinerja jasa

Secara rutin memeriksa kinerja jasa perusahaan maupun pesaingnya.

5) Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan

Menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan ramah.

6) Memuaskan karyawan sama seperti pelanggan

Percaya bahwa hubungan karyawan akan mencerminkan hubungan

pelanggan. Manajemen menjalankan pemasaran internal dan menciptakan

lingkungan yang mendukung dan menghargai prestasi pelayanan karyawan

yang baik.

I. Pengertian Pelayanan dan Pelayanan yang Unggul

Pelayanan adalah usaha yang dilakukan oleh penjual jasa kepada

pembeli jasa secara langsung maupun tidak langsung, sebagai pemenuhan

keinginan pembeli jasa kepada penjual jasa. Pelayanan yang baik akan

memotivasi konsumen untuk membeli jasa yang ditawarkan. Bentuk-bentuk

dari pelayanan antara lain yaitu penyediaan fasilitas yang lengkap, tenaga

kerja yang trampil dan professional.

Pelayanan yang unggul atau service excellent menurut Elhaitammy

(Tjiptono, 1998:58) adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan. Empat unsur pokok konsep ini adalah :

1. Kecepatan

2. Ketepatan

(40)

4. Kenyamanan

Empat komponen ini merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi,

sehingga disini memerlukan keterampilan tertentu bagi karyawan misalnya

penampilan yang baik, menunjukkan ketulusan kerja dan lain-lain. Kalau

perusahaan mengupayakan service excelent maka manfaat baru akan didapati

yaitu kepuasan dan legalitas pelanggan.

Sasaran dan manfaat service excellent dapat dirangkum dalam tabel

berikut ini :

Manfaat Service Excelent Sasaran Service

Excelent Bagi Pelanggan Bagi Karyawan Bagi Perusahaan

Meningkatkan

Kepuasan pribadi Kelangsungan perusahaan

J. Kualitas Pelayanan

Pengaruh mengenai kualitas pelayanan adalah persepsi konsumen

terhadap kualitas pelayanan yang diterima konsumen. Adapun

(41)

1. Persepsi mengenai Tangibles : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai dan sarana komunikasi.

2. Persepsi mengenai Reliability : kemempuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Persepsi mengenai Responsiveness : keinginan para staff dan karyawan

untuk membantu konsumendan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Persepsi mengenai Assurance : mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf: bebas dari resiko

atau keraguan.

5. Persepsi mengenai Empathy : Meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami

kebutuhan para konsumen.

Pengukuran terhadap variabel ini menggunakan skala Likert 5 point, dengan

kategori dan skor sebagai berikut : Sangat baik (5), Baik (4), Netral (3), Tidak

baik (2) dan Sangat tidak baik (1).

K. Pengertian Hotel dan Syarat-Syarat Hotel yang Baik 1. Definisi Hotel

Definisi hotel menurut buku managing Front office operations dari

AMHA yang ditulis oleh Charles E. Steadmon dan Michael L. Kasavana

adalah sebagai berikut (Sugiarto, 1997 : 2) :

(42)

pelayanan; pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.

Sedangkan definisi hotel menurut SK Menparpostel Nomor : KM

34/HK 103/MPPT-87 adalah sebagai berikut (Sugiarto, 1997 : 20) :

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam keputusan pemerintah.

2. Syarat-syarat Hotel yang Baik

Ada 4 syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan hotel yang

baik yaitu (Soekadijo, 1995 : 95-108) :

a. Syarat-syarat fasilitas, meliputi :

1) Bentuk fasilitas hotel harus dapat dikenal oleh tamu-tamunya.

2) Syarat lokasi adalah penempatan fasilitas di lokasi yang tepat dan

strategis.

3) Syarat mutu bahwa yang digunakan untuk membuat fasilitas

harus bermutu.

b. Syarat-syarat pelayanan (service), meliputi :

1) Syarat bentuk, terutama besarnya unsur aktor. Apa yang

dikerjakan oleh aktor dalam pelayanannya harus dapat dipahami

(43)

2) Syarat fungsi pelayanan terutama mengenai perbuatan aktornya.

Pelayanan harus dapat diandalkan dan akan tercapai melalui

perbuatan si aktor.

3) Syarat mutu pelayanan, pertama-tama berarti materi aktor harus

baik. Hal ini harus ditentukan oleh penampilan, sopan santun dan

pengetahuan si aktor dan ini tergantung pendidikannya.

c. Syarat tarif (rate), meliputi :

1) Besarnya modal yang ditanam dalam usaha perhotelan yang

bersangkutan termasuk untuk prasarana dan biaya-biaya

prosedural.

2) Tingkat harga komoditi yang diperlukan untuk pengelolaan hotel.

3) Mutu jasa yang diberikan, baik berupa fasilitas maupun perjalanan

4) Jumlah dan jenis wisatawan yang dapat diharapkan

kedatangannya dari mana dan dari kelas masyarakat yang

bagaimana.

5) Lokasi hotel.

d. Syarat lokasi, meliputi :

1) Syarat lingkungan, persyaratan ini menuntut bahwa citra hotel

dan citra lingkungan harus saling sesuai.

2) Syarat sentralisasi menunjukkan hubungan hotel dengan

tempat-tempat atraksi wisata dan menentukan bahwa hotel harus

ditengah-tengah atau kedekatan dengan atraksi wisata.

3) Syarat aksebilitas menuntut bahwa lokasi hotel harus mudah

(44)

L. Klasifikasi Hotel

Klasifikasi hotel adalah merupakan suatu sistem pengelompokan

hotel–hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan berdasarkan ukuran

penilaian tertentu. Usaha dan klasifikasi hotel tersebut diatur dalam SK

Menteri Perhubungan No. Pm 10/ PW.301/Pdb-77 yaitu didasarkan pada

beberapa ketentuan berikut :

a. Jumlah kamar

b. Fasilitas

c. Peralatan yang tersedia

d. Mutu pelayanan

Dengan adanya klasifikasi diatas hotel-hotel di Indonesia digolongkan

pada kelas-kelas sebagai berikut :

1. Hotel kelas bintang 5

2. Hotel kelas bintang 4

3. Hotel kelas bintang 3

4. Hotel kelas bintang 2

5. Hotel kelas bintang 1

Tujuan dari penggolongan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadi pedoman bagi para investor di bidang usaha perhotelan

2. Agar calon konsumen dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan

diperoleh di suatu hotel sesuai dengan kelasnya.

3. Agar tercipta persaingan yang sehat antara pengusaha-pengusaha hotel

4. Agar tercipta keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam

(45)

M. Standarisasi kualitas jasa hotel

Mengukur kualitas jasa berarti mengevaluasi/membandingkan kinerja

suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan suatu jasa dengan

seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Standar kualitas

jasa layanan sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan jasa terutama yang

bergerak dalam bidang pariwisata. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi

perbedaan yang terlalu besar antara harapan konsumen (wisatawan) dengan

layanan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan jasa kepada mereka.

Kebijakan tentang standar kualitas khususnya perhotelan diatur melalui

Keputusan Menteri Deparpostel Nomor KM.94/HK.103/MPPT-87, mengenai

Ketentuan usaha dan pengolongan Hotel. Peraturan tersebut berisikan

syarat-syarat mendirikan hotel dan syarat-syarat-syarat-syarat penggolongan hotel.

Peraturan tersebut di atas secara operasional diatur dalam Keputusan

Direktoran Jenderal Pariwisata Nomor : 14/Untuk11/88. Pada ketentuan

Pelaksanaan Penggolongan Hotel dapat diketahui secara pasti mengenai

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh hotel dalam memberikan pelayanaan

sesuai dengan golongan hotel yang mereka miliki.

N. Pengertian Pelanggan

Secara tradisional pelanggan diartikan orang yang membeli dan

menggunakan produk. Dalam perusahaan yang bergerak dibidang jasa,

pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam dunia

(46)

menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan

perusahaan setelah proses produksi selesai, karena mereka adalah pengguna

produk. Sedangkan orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum

proses produksi berlangsung dianggap sebagai pemasok. Pelanggan dan

pemasok dalam konsep tradisional adalah orang yang berada diluar

perusahaan atau disebut pelanggan dan pemasok eksternal.

Pemasok eksternal adalah orang atau badan yang menjual bahan baku,

bahan pembantu, informasi, teknologi mesin, modal kerja, dan input lainnya

kepada perusahaan. Pemasok eksternal adalah setiap orang atau badan yang

menyediakan komponen untuk diproses lebih lanjut oleh orang atau bagian

yang ada dalam perusahaan.

Pelanggan internal adalah setiap orang atau bagian yang menangani

proses pembuatan produk didalam perusahaan dan menerima komponen dari

pemasok internal. Selain pelanggan internal dan eksternal masih terdapat

pihak lain yang terlibat sebelum produk dikirim yaitu distributor atau sering

disebut pelanggan perantara.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pula bahwa terdapat tiga jenis

pelanggan, yaitu : (Zulian Yamit, 2001:77)

a) Pelanggan internal (internal customer) adalah setiap orang yang ikut

menangani proses pembuatan maupun penyediaan produk didalam

(47)

b) Pelanggan perantara (intermediet customer) adalah mereka yang bertindak

atau berperan sebagai perantara untuk mendistribusikan produk kepada

konsumen atau pelanggan eksternal.

c) Pelanggan eksternal (eksternal customer) adalah pembeli atau pemakai

akhir yang sering disebut pelanggan nyata (real customer).

Istilah pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelanggan

eksternal, yaitu orang yang membeli dan menggunakan produk jasa pelayanan

dari Hotel Santika, atau sering disebut sebagai pelanggan nyata.

O. Kepuasan Pelanggan

Pengertian kepuasan pelanggan menurut Wilkie (Tjiptono, 2000:4)

adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk. Philip Kotler (Tjiptono, 2000:24) mendefinisikan

kepuasan pelanggan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Sementara

Engel, J.F. (Tjiptono, 2000:24) kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli

dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui

harga pelanggan. Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen adalah mencakup perbedaan

antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.

Harapan pelanggan merupakan referensi standar kinerja pelayanan dan

sering diformulasikan berdasarkan keyakinan pelanggan tentang apa yang

(48)

terkendali seperti harga, promosi, dan faktor-faktor yang sulit dikendalikan

oleh departemen pemasaran seperti kebutuhan pelanggan, komunikasi dari

mulut ke mulut, penawaran pesaing dan sebagainya.

Kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan menggunakan

produk dan jasa pelayanan. Dengan kata lain kepuasan pelanggan merupakan

evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang

dirasakan dengan harapan.dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas pengguna

produk dan jasa, sama, atau lebih dari harapan yang diinginkan oleh

pelanggan. (Zulian Yamit, 2001:78)

P. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Kotler, (dalam Zulian Yamit, 2001:8) mengungkapkan beberapa model

yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode tersebut

antara lain :

a) Sistem Pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk

memberikan saran, keluhan dan bentuk ketidakpuasan dengan cara

menyediakan kotak saran. Setiap saran dan keluhan yang masuk harus

menjadi perhatian bagi perusahaan, sebab saran dan keluhan tersebut

umumnya dilandasi oleh pengalaman mereka dalam hal ini sebagai bentuk

(49)

b) Survey Pelanggan

Survey pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam

mengukur kepuasan pelanggan, misalnya melalui surat pos, telepon, atau

wawancara secara langsung.

c) Panel Pelanggan

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk dan

mengundang pelanggan yang telah berhenti membeli atau berpindah

menjadi pelanggan perusahaan lain. Dari pelanggan setia akan diperoleh

informasi tingkat kepuasan yang mereka rasakan dan dari mereka yang

telah berhenti membeli, perusahaan memperoleh informasi mengapa itu

terjadi.

Q. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Analisis pelanggan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap

pelayanan yang diberikan oleh perusahaan merupakan dasar usaha

peningkatan kepuasan pelanggan. Perusahaan umum pelayanan baik yang

dikelola oleh perusahaan swasta atau pemerintah, seperti : jasa angkutan darat,

angkutan udara, angkutan laut, terminal bus, pelabuhan udara, pelabuhan laut,

kereta api, bus kota, perusahaan listrik negara, air bersih, dan lain-lain adalah

bentuk jasa layanan umum yang sering dikeluhkan karena kualitas

pelayanannya tidak memuaskan pelanggan dan pengguna jasa.

Kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan

(50)

adalah keinginan setiap perusahaan, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat

meningkatkan keunggulan dalam persaingan.

Untuk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat

melakukan dengan tahapan sebagai berikut : (Zulian Yamit:94)

a) Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan

Mencari tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat dilakukan dengan

mengetahui motif pelanggan dalam membeli produk atau jasa. Perlu

disadari bahwa tidak semua pelanggan mau dan mampu secara terbuka

mengungkapkan motif pembelian suatu produk atau jasa. Mengetahui apa

yang diinginkan pelanggan akan memudahkan perusahaan dalam

mengkomunikasikan produk pada sasaran pelanggannya.

b) Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli

Dalam mengetahui tipe pengambilan keputusan pelanggan dalam membeli

produk, perusahaan dapat memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi

pelanggan dalam memutuskan pembelian dan memilih cara pelayanan

yang tepat.

c) Membangun citra perusahaan

Perusahaan perlu memperhatikan proses informasi yang membentuk

persepsi pelanggan terhadap produk perusahaan. Persepsi positif atau

negatif sangat tergantung pada informasi yang diterima pelanggan atas

(51)

d) Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan pelanggan

Membangun kesadaran harus diimplementasikan dengan tindakan nyata

bahwa semua yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab untuk

memuaskan pelanggan sehingga akan membentuk citra yang maksimal.

R. Konsep Kepuasan Pelanggan

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidak puasan

pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh

perhatian terhadap hal ini. Persaingan yang semakin ketat dimana semakin

banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi

pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Karenanya semakin diyakini

bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai

dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa

berkualitas dengan harga bersaing.

Menurut Schanaars, pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah

untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan

pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara

perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik

bagi dasar pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan

membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan

(52)

Menurut pakar pemasaran Philip Kotler, kepuasan didefinisikan sebagai

berikut :

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. (Kotler, 1994 : 40)

Menurut Engel (1990 : 545) definisi kepuasan adalah sebagai berikut :

Kepuasan adalah merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang

dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil (outcome) sama atau

melampaui harapan pelanggan.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya

pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan

kinerja atau hasil yang dirasakan. Apabila kinerja dibawah harapan maka

pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan

sangat puas. Konsep kepuasan pelanggan ini dapat dilihat pada gambar 2.1 (

Tjiptono, 1998 : 147)

Kebutuhan Dan Keinginan Pelanggan

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

Tingkat Kepuasan Pelanggan Nilai Produk Bagi

Pelanggan Produk Tujuan Perusahaan

(53)

S. Harapan Pelanggan

Harapan pelanggan diyakini mempunyai peran yang sangat besar

dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan.

Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan

kepuasan pelanggan.

Dalam mengevaluasi, wisatawan menggunakan harapannya sebagai

standar atau acuan. Jadi, dengan demikian harapan wisatawanlah yang

melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai

berbeda oleh pelanggannya. Menurut Zeithmal, et al. ( Tjiptono, 1998 : 30)

Harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterima.

Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan merupakan

standar prediksi. Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan

pelanggan, meliputi pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan

kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.

Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan harapan seseorang biasa-biasa saja atau

sangat kompleks.

Kiat pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengembangkan ikatan serta kepuasan pelanggan yang lebih kuat menurut

Berry dan Parasumaran (Supranto, 1997 : 236) ada tiga pendekatan penciptaan

nilai pelanggan, yaitu :

(54)

b) Pendekatan II adalah meningkatkan ikatan sosial antara perusahaan

dengan pelanggan dengan cara mempelajari kebutuhan masing-masing

pelanggan serta memberikan pelayanan yang lebih pribadi sifatnya.

c) Pendekatan III adalah meningkatkan ikatan struktural.

Pemasaran yang didasarkan pada hubungan dengan pelanggan

merupakan kunci mempertahankan pelanggan dan mencakup pemberian

keuntungan finansial serta sosial disamping ikatan struktural dengan

pelanggan. Perusahaan harus memutuskan seberapa banyak pemasaran

berdasarkan hubungan harus dilakukan pada masing-masing segmen pasar dan

pelanggan, dari tingkat pemasaran biasa, reaktif, bertanggung jawab, proaktif

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang lakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian

terhadap suatu objek tertentu sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi

perusahaan yang diteliti, dan tidak berlaku bagi perusahaan lain.

B. Lokasi dan waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Hotel Santika Pontianak

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2007

C. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai

pemberi informasi yang berhubungan secara langsung dalam penelitian.

Subjek penelitian ini adalah konsumen yang sedang menginap di Hotel

Santika Pontianak.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen

(56)

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek

dalam penelitian ini. Variabel yang diteliti yaitu:

1. Kualitas jasa

Dalam variable yang akan diteliti adalah :

a. Hotel memiliki peralatan modern

b. Ruang kamar hotel yang menarik,bersih dan nyaman

c. Hiburan yang ditawarkan menarik dan bermutu

d. Menu yang ditawarkan variatif dan higienis

e. Jasa yang ditawarkan sesuai dengan keinginan pelanggan, meliputi

meeting room, kolam renang, fitness center, dan spa.

2. Kualitas pelayanan

a. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing dengan baik

b. Kemampuan menangani dan melayani keluhan pelanggan dengan baik

c. Penampilan diri yang rapi dan menarik

d. Selalu ada di tempat tugas masing-masing

e. Sikap yang ramah dan kerelaan melayani keluhan pelanggan dengan

senyuman.

f. Selalu menyebutkan identitas diri saat menghubungi atau dihubungi

oleh tamu.

Pengukuran

Untuk pengukuran kuesioner kepuasan konsumen digunakan skala

likert dengan lima kategori penelitian, masing-masing kategori tersebut

(57)

1. Sangat setuju diberi bobot 5

2. Setuju diberi bobot 4

3. Netral diberi bobot 3

4. Tidak setuju diberi bobot 2

5. Sangat tidak setuju diberi bobot 1

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama/objek

penelitian secara langsung. Data primer dalam ini adalah data hasil

penelitian kuesioner yang diperoleh dari responden atau konsumen yang

sedang menginap di Hotel Santika Pontianak.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pelengkap dari data primer yang didapat secara

tidak langsung dari objek penelitian. Yang termasuk data sekunder adalah

gambaran umum Hotel Santika Pontianak.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan upaya melakukan

tanya jawab secara langsung dengan pimpinan dan staf karyawan Hotel

(58)

tujuan penelitian. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data tentang

gambaran umum Hotel Santika Pontianak.

2. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan daftar pertanyaan secara sistematis kepada para responden /

konsumen yang menjadi sasaran kuesioner ini. Untuk pengukuran

kuesioner kepuasan konsumen digunakan skala Likert dengan lima

kategori penilaian masing-masing kategori tersebut nantinya

dikualifikasikan dengan memberi bobot sebagai berikut :

1. Sangat setuju diberi bobot 5

2. Setuju diberi bobot 4

3. Netral diberi bobot 3

4. Tidak setuju diberi bobot 2

5. Sangat tidak setuju diberi bobot 1

G. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan konsumen yang sedang menginap di Hotel

Santika Pontianak. Sampel adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan

konsumen yang menginap di Hotel Santika Pontianak, yaitu sebanyak 100

orang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti,

(59)

sebagai sumber data. (Sugiyono, 2000 : 60). Hal ini dilakukan untuk

memperoleh sampel sesuai tujuan penelitian.

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Uji validitas yaitu tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkapkan

sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan

instrumen tersebut. Suatu instrumen dikatakan sahih jika instrumen itu

mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu

mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Dengan menggunakan

teknik korelasi Product moment. Rumusnya yaitu : (Sutrisno

Hadi,2001:23)

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

(60)

digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut : (Sutrisno Hadi,

r : Koefisien reliabilitas

xy

r : Koefisien korelasi product moment (antara nilai item ganjil dan

nilai item genap) taraf nyata 5 %

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak, digunakan

ketentuan sebagai berikut :

• Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

dikatakan reliabel

• Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

dikatakan tidak reliabel.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Persentase

Untuk menganalisis masalah pertama tentang profil responden yang

diteliti, dianalisis dengan analisis persentase yaitu analisis yang digunakan

unutk menarik kesimpulan dari beberapa peristiwa yang bersifat relatif dan

sulit diukur dengan metode kuantitatif. Hasil tersebut diperoleh dari

(61)

Rumus persentase yang digunakan adalah :

A

Rumus % A = x 100% A + B

Di mana :

A = Jumlah yang dianalisis

A+B = Jumlah responden

2. Analisis Kuantitatif

Untuk menjawab perumusan masalah kedua mengenai seberapa

besar kepuasan konsumen atas kualitas jasa dan kualitas pelayanan Hotel

Santika Pontianak, maka digunakan analisis Indeks Kepuasan Konsumen

(IKK). Konsumen yang dimaksud adalah tamu yang menginap di Hotel

Santika. Analisis Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tersebut digunakan

untuk menjawab perumusan masalah kedua yaitu bagaimana tingkat

kepuasan tamu terhadap kualitas jasa dan pelayanan Hotel Santika

Pontianak.

Menurut Fandy Tjiptono (1997:36), Kepuasan

pelanggan/konsumen= f (expectations performance). Kepuasan konsumen

tercapai apabila performance atau kinerja lebih besar dari expectations

atau harapan, dan sebaliknya konsumen tidak puas apabila harapan lebih

besar dari kinerja.

Dalam penelitian ini, rumus yang akan digunakan adalah :

Gambar

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Kinerja dan Harapan
Tabel V.2 Uji Reliabilitas
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel V.5 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling yaitu teknik non probability sampling yang informasinya dikumpulkan dari

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sebanyak 100 responden yang didapat dari hasil kuisioner yang diberikan kepada konsumen indomaret di Mojosongo dengan

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan sampel yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang dilakukan di Perpustakaan pusat UPN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah menggunakan produk The Body Shop dengan sampel sebanyak 100 responden.. Pengambilan sampel

10%. Sampel dalam penelitian ini adalah tamu yang datang ke Ndalem Ngabean Resto sebanyak 90 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Uji validitas menggunakan

Teknik pengambilan sumber informasi adalah purposive sampling ; teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi; teknik analisis

Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang nasabah Bank Jateng Cabang Utama Semarang yang dilakukan secara acak dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling

Jaminan/ Assurance : Jaminan atas kemampuan dalam bekerja dan keramahan serta sopan santun Berlandaskan hasil wawancara bahwa keempat responden menyatakan karyawan memberikan