• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek. Studi kasus pada konsumen The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek. Studi kasus pada konsumen The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK

Studi Kasus pada Konsumen The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta

Vivin Juniati Simamora Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah menggunakan produk The Body Shop dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling. Tehnik pengumpulan data dengan kuisioner. Analisis data menggunakan tehnik analisis regresi linier berganda.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CUSTOMER SATISFACTION TO BRAND LOYALTY

Case Study In Outlet The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta

Vivin Juniati Simamora Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

In this study, the authors aimed to identify the influence of consumer satisfaction of brand loyalty

The population in the research include all consumers that ever used The Body Shop product with sample 100 respondents. The method for the sampling is Accidental Sampling. The data for this study is collected by questionnaire. Data analysis utilizied multiple linear regression.

The result indicated that there is a simultaneous and parsial influence of the consumer on the product, price, place and promotion toward brand loyalty.

(3)

i

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS

MEREK

Studi Kasus pada Konsumen The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Vivin Juniati Simamora

122214133

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

I remember my mother

s prayers and they have

always followed me. They have clung me all my life

~Abraham Lincoln~

(7)
(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Puji syukur penulis

panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan rahmat-Nya . Penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ‚Pengaruh Kepuasan Konsumen

Terhadap Loyalitas Merek‛ dari awal hingga akhir dengan baik.

Kiranya, penulis tidak akan dapat menjalani dan menyelesaikan proses

penulisan skripsi ini dengan baik bila tanpa bantuan dari berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si dan Bapak Dr. Lukas Purwoto

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A dan Bapak Drs. G. Hendra

Poerwanto, M.Si yang telah membimbing penulis selama menjalani dan

menyelesaikan proses penulisan skripsi.

3. Mama yang tidak pernah berhenti mencintai, melindungi dan

mendoakan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini hingga

akhir.

4. Kakak Eva Lusiana yang selalu mendoakan, membantu, menemani dan

(10)
(11)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

(12)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

B. Penelitian Sebelumnya ... 30

C. Kerangka Konseptual ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 35

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Populasi dan Sampel ... 39

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

G. Sumber Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

(13)

xi

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 53

A. Sejarah The Body Shop ... 53

B. The Body Shop di Indonesia ... 57

C. Visi dan Misi ... 59

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Pengujian Instrumen ... 61

1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Reliabilitas ... 62

B. Analisis Deskriftif ... 63

1. Deskripsi Responden ... 63

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 65

C. Analisis Regresi Berganda ... 70

1. Uji Asumsi Klasik ... 70

2. Persamaan Regresi ... 73

3. Uji Hipotesis dan Koefisien ... 74

(14)

xii

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 90

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81

C. Keterbatasan ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

I.1 Rangkuman Tes Validitas Kepuasan Produk, Harga, Tempat, Promosi

dan Loyalitas Merek ... 61

I.2 Rangkuman Hasil Tes Reliabilitas ... 62

I.3 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

I.4 Data Konsumen Berdasarkan Umur ... 64

I.5 Tabel Deskripsi Konsumen pada Produk ... 65

I.6 Tabel Deskripsi Konsumen pada Harga ... 66

I.7 Tabel Deskripsi Konsumen pada Tempat ... 67

I.8 Tabel Deskripsi Konsumen pada Promosi ... 68

I.9 Tabel Deskripsi Loyalitas Merek ... 69

I.10 Hasil Uji Normalitas ... 70

I.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

I.12 Coefficients ... 74

I.13 Hasil Uji F ... 75

I.14 Hasil Uji t ... 76

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

I.1 Kerangka Konseptual ... 33

I.2 Logo The Body Shop ... 59

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner ... 86

Lampiran 2 Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ... 90

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reabilitas, Hasil Uji Asumsi Klasik, Hasil Uji Regresi Berganda ... 107

Lampiran 4 Tabel Korelasi Pearson Product Moment ... 120

Lampiran 5 Tabel F ... 121

(18)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK

Studi Kasus pada Konsumen The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta

Vivin Juniati Simamora Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah menggunakan produk The Body Shop dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling. Tehnik pengumpulan data dengan kuisioner. Analisis data menggunakan tehnik analisis regresi linier berganda.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek.

(19)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CUSTOMER SATISFACTION TO BRAND LOYALTY

Case Study In Outlet The Body Shop Ambarukmo Plaza Yogyakarta

Vivin Juniati Simamora Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

In this study, the authors aimed to identify the influence of consumer satisfaction of brand loyalty

The population in the research include all consumers that ever used The Body Shop product with sample 100 respondents. The method for the sampling is Accidental Sampling. The data for this study is collected by questionnaire. Data analysis utilizied multiple linear regression.

The result indicated that there is a simultaneous and parsial influence of the consumer on the product, price, place and promotion toward brand loyalty.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan perusahaan

harus menghadapi persaingan yang ketat dan berlomba-lomba untuk menarik

konsumen sebanyak-banyaknya.Terlebih lagi dalam hal pemenuhan kebutuhan

permintaan pasar yang tidak ada habisnya.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

semakin banyak perusahaan terutama dalam bidang industri kecantikan yang juga

berkembang pesat,membuat para pelaku bisnis dituntut untuk memberikan

produk yang beragam serta berkualitas sehingga dapat memuaskan kebutuhan

konsumen dan memenangkan persaingan.Hal ini terbukti dari munculnya

berbagai macam merek dari produk kecantikan yang ditawarkan oleh para pelaku

bisnis, yang menawarkan merek produknya mulai dari produk khusus untuk

wajah hingga perawatan seluruh tubuh.

Kecantikan bagi kaum wanita seolah telah menjadi tuntutan, dimana

kecantikan dipercaya menjadi sarana untuk memperjelas identitas dirinya di

masyarakat. Sebuah produk yang diyakini mampu mendukung kecantikan,

dipilihkaum wantita agar dapat terlihat cantik dan menarik. Demi memuaskan

(21)

2

sebuah produk kecantikan, apalagi jika pembuatan produk tersebut layak, aman,

dan produk yang ramah lingkungan.

Banyak hal yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu

produk, seperti produk, harga, promosi, dan distribusi atau yang dikenal dengan

bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah proses penggabungan dalam strategi

pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan yang

terstandarisasi dengan produk, harga yang rendah, promosi dan saluran distribusi

(Kotler, 2007).

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu aspek strategi dalam

pemasaran. Bauran pemasaran merupakan bentuk rangsangan perusahaan

terhadap perilaku pembelian dari konsumen. Elemen-elemen dari bauran

pemasaran yang sering disebut 4P yaitu: product (produk), price(harga), place

(tempat/lokasi/saluran distribusi), promotion (promosi) merupakan

variabel-variabel yang dapat dikontrol perusahaan sebagai sarana komunikasi dalam

memahami dan memuaskan konsumen.

Loyalitas merek mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen.

Dimana loyalitas merek dipengaruhi secara langsung oleh kepuasan dengan

merek yang telah diakumulasi dalam jangka waktu tertentu sebagaimana persepsi

kualitas produk (Mowen & Minor, 2002). Tingkat kepuasan konsumen akan

mempengaruhi derajat loyalitas merek konsumen. Karena salah satu faktor yang

(22)

3

Kanuk, 2004). Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya akan

membeli produk dengan merek tertentu. Sebelum melakukan pembelian,

konsumen akan mengembangkan suatu pengharapan atau keyakinan mengenai

apa yang mereka harapkan dari suatu produk dimana harapan tersebut merupakan

standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang

sesungguhnya dirasakan konsumen.

Loyalitas merek merupakan suatu pola membeli yang menjadi bahan

pemikiran para pemasar (Exter dalam Loudon & Bitta, 1993). Menurut Aaker

(1997), loyalitas merek merupakan suatu aset yang berharga bagi pemasar karena

memiliki nilai strategis dan mengurangi biaya pemasaran. Karena itu setiap

perusahaan akan berusaha untuk memperoleh kelompok pembeli yang tetap loyal

pada produk dan jasanya atau menciptakan pasar yang stabil (Schiffman &

Kanuk, 1994)

Di Indonesia pemilihan mereksuatu produk dihadapkan pada banyaknya

pilihan yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih, karena jika salah

memilih dapat berakibat fatal bagi kesehatan, keindahan kulit dan wajah mereka.

Untuk itu The Body Shop hadir dengan penggunaan bahan-bahan alami pada

produknya.Sehingga tetap aman walaupun digunakan dalam jangka waktu

panjang.

The Body Shop adalah perusahaan yang sudah terkenal dalam industri

kosmetik. The Body Shop juga membuat ide-ide untuk menggunakan kembali,

(23)

4

dengan munculnya pendekatan “Tripe Bottom Lines” yang mengarahkan bisnis untuk mengukur keberhasilan dari tiga pilar yaitu profit, people dan planet. Yaitu

dimana profit bukan satu-satunya sumber energi bagi kelangsungan hidup

perusahaan, tanpa memperhitungkan People (aspek sosial) dan Planet (aspek

lingkungan), sebuah perusahaan tidak akan pernah melanjutkan hidupnya. The

Body Shop memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar bagi

wanita akan kecantikan sekaligus sebagai sarana bagi konsumen untuk

memperjelas indentitasnya di masyarakat. Kepuasan pelanggan dapat

dipertahankan dengan mengembangkan hubungan dan kesetiaan yang lebih kuat

dengan konsumen. “Jika pelanggan merasa sangat puas maka mereka sudah pasti akan loyal” (Supranto, 2001 : 2). Setiap konsumen mempunyai tingkatan yang

berbeda-beda, begitu juga dengan tingkat kepuasan mereka.

Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek (Studi

Kasus pada The Body Shop Outlet Ambarukmo Plaza Yogyakarta“

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kepuasan konsumen The Body Shop?

(24)

5

3. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas merek

TheBody Shop?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kepuasan konsumen The Body Shop.

2. Untuk mengetahui loyalitas merek The Body Shop.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek

The Body Shop.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pembelajaran serta

wawasan mengenai pengaruh kepuasan terhadap loyalitas merek dengan

menerapkan ilmu pengetahuan dan teori-teori pemasaran yang telah

dipelajari dengan kenyataan yang terjadi dalam dunia usaha.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan The Body Shop agar

dapat meningkatkan kepuasan konsumen dari segi produk, harga,

tempat/saluran distribusi dan promosi agar konsumen menjadi loyal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan

(25)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Marketing Mix

Menurut Kotler (2002:18) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pemasarannya

dalam pasar sasaran.” Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap

produknya. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah

keputusan dalam empat variabel, yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan

promosi. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai pasar

yang dituju yaitu dengan memenuhi dan melayani konsumen seefektif

mungkin, maka perusahaan harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen

bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara

efektif. Setiap variabel bauran pemasaran (marketing mix) diuraikan sebagai

berikut :

a. Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2000:6), produk adalah apa saja yang

ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk

(26)

7

merupakan unsur pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran.

Masing-masing produk diidentifikasikan melalui merek yang berbeda

agar dapat membedakannya dari produk pesaing dengan menggunakan

nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal

tersebut. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel

marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha, karena tanpa produk, suatu

perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang

diharapkannya. Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu

produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan

haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan

produk yang dihasilkan perusahaan lain. Seperti yang dikatakan Kotler

dan Keller (2009:19) konsep produk yaitu konsumen menyukai produk

yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik.

Suatu produk tidak pernah lepas dari pemuasan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai

jual jika produk tersebut tidak dapat memuaskan dan menarik bagi

kosumen. Dalam arti sempit, produk adalah sekumpulan atribut fisik

secara nyata terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasi.

Pengertian produk menurut H. Djaslim Saladin, dalam bukunya

Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran (2003:45) dibagi

(27)

8

a. Dalam pengertian sempit, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik

dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa

dan yang telah dikenal.

b. Dalam pengertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat

yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang

didalamnya sudah tercakup warna, hara, kemasan, prestise pabrik,

prestise pengecer, dan pelayanan yang diberikan konsumen dan

pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang

ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.

c. Secara umum, produk diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu

yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan

manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

1) Bauran Produk

Banyak upaya yang perlu ditempuh oleh perusahaan dalam

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan

masyarakat terutama yang berkaitan dengan usaha dan upaya yang

bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan.Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan

adalah dengan berusaha dan mengelola serta mengorganisasikan

unsur-unsur marketing mix secara optimal dan mengarah pada tujuan

(28)

9

bauran produk yang terdiri dari unsur-unsur produk, misalnya variasi

produk, kualitas, merek, desain, ukuran, ciri khas/fitur, kemasan, serta

unsur produk lainnya. Unsur-unsur bauran produk tersebut dapat

menguntungkan pihak perusahaan dalam menambah keunggulan

kompetetifnya dalam persaingan, apabila direncanakan, dikelola serta

terus menerus diperbaiki.

a) Kualitas

Menurut Kotler (2003) kualitas adalah keseluruhan ciri serta

sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

atau tersirat. Permasalahan mengenai kualitas menjadi penting

bagi konsumen,dan perusahaan. Terdapat beberapa konsep yang

saling berhubungan mengenai kualitas, yaitu :

1. Kualitas objektif atau kualitas yang sebenarnya, yaitu

besarnya barang atau jasa menunjukkan keunggulan dari

produknya kepada konsumen

2. Kualitas berdasarkan kepada produk, yaitu menyangkut

sifat dan jumlah dari bahan-bahan penampilan fisik produk

(29)

10

3. Kualitas dari sudut pandang konsumen, yaitu persepsi

konsumen mengenai keseluruhan kualitas atau keunggulan

produk dihubungkan dengan maksud penggunaan dan

alternatif-alternatifnya. Kualitas yang diterima oleh

konsumen merupakan konsep yang terpenting.Harapan

konsumen terhadap suatu produk mempengaruhi kualitas

suatu produk. Kualitas ini tidak hanya perlu dibentuk oleh

perusahaan, tetapi juga harus dikomunikasikan kepada

konsumennya. Kualitas dapat dikomunikasikan melalui

cara lain seperti melalui penetapan harga, kemasan,

advertising dan promosi atau bentuk lainnya. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk juga dapat

mempengaruhi reputasi perusahaan.

b) Desain

Beberapa perusahaan mempunyai reputasi karena desainnya

yang bagus.Harus diakui bahwa desain merupakan salah satu

senjata ampuh bagi perusahaan dalam memasarkan produk.Desain

yang baik juga perlu menciptakan produk yang mudah, aman,

tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam produksi dan

distribusi.Desain yang baik juga adalah desain yang dapat

(30)

11

produk, mudah dibuat dan didistribusikan, serta mudah untuk

digunakan, mudah diperbaiki, dibuang dan ramah lingkungan.

c) Fitur/ciri khas

Suatu produk juga dapat dengan mudah dikenal oleh konsumen

karena ciri atau keistimewaan dari produk tersebut. Sebuah model

tambahan merupakan ciri produk atau fitur yang merupakan alat

pembeda yang membedakan produk dari produk pesaing, yang

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemasaran

produk di pasar. Salah satu cara efektif untuk bersaing, ciri produk

harus menjadi sesuatu yang dibutuhkan konsumen dan bernilai

bagi konsumen.

d) Merek

Merek merupakan nama, tanda, istilah, simbol, desain dari

seorang penjual atau kelompok penjual dan membedakannya dari

produk pesaing, fungsi merek pada suatu produk. Merek yang

baik dan telah lama terkenal dalam dunia insdustri dalam suatu

produk, akan menjadikan produk tersebut memiliki keunggulan

kompetitif dalam persaingan. Dengan melihat betapa pentingnya

merek, maka produsen perlu melakukan tindakan terhadap merek

yang ada. Pihak produsen harus menyadari bahwa peran merek

semakin lama semakin penting dalam menentukan posisi mereka

(31)

12 e) Kemasan Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (1999:370), kemasan adalah

wadah atau pembungkus dari suatu produk. Menurut Kotler

(2000:418), kemasan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:primary

package, secondary package dan shipping package.Primary Package, yaitu kemasan yang berfungsi untuk melindungi produk secara langsung.Secondary Package, yaitu bahan yang melindungi

kemasan primer dan yang dibuang jika produk itu akan

digunakan. Shipping Package, yaitu kemasan yang diperlukan

selama proses pendistribusian berlangsung.

f) Variasi

Variasi adalah salah satu jawaban yang diberikan oleh

perusahaan untuk memenuhi selera serta kebutuhan yang berbeda

dari para konsumen.Kita dapat mengetahui dan bahkan ikut

merasakan bagaimana perusahaan berlomba-lomba untuk

memenangkan persaingan dengan berbagai cara. Salah satu

cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan variasi pada

produk yang dihasilkannya. Diharapkan dengan semakin

lengkapnya variasi dalan suatu produk dengan fungsinya yang

beragam, dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

(32)

13

b. Harga

Harga yaitu nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah

uang. Berdasarkan nilai tersebut perusahaan akan bersedia melepaskan

barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Dalam perusahaan,

harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar.

Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan. Penurunan

harga pada produk yang umum dapat menaikkan penjualan, sedangkan

kenaikan harga pada produk dengan citra bergengsi tetap akan menaikkan

penjualan.

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau

jasa dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat

dari apa yang dimiliki dan menggunakan manfaat suatu produk atau jasa.

Harga dari sudut pandang pemasaran merupakan suatu ukuran barang dan

jasa yang ditukarkan agar dapat memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang dan jasa. Dalam persepsi konsumen harga

adalah sesuatu yang diberikan untuk memperoleh suatu produk. Harga

seringkali digunakan sebagai indikator value bila harga tersebut

dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas barang dan jasa. Dalam

arti sempit, harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu

produk dan jasa.

Produk dengan harga yang terlalu rendah dapat dianggap memiliki

(33)

14

bahwa pemilik produk mampu membayar mahal. Oleh karena itu,

penetapan harga memerlukan pemahaman menyeluruh, bahwa harga

berperan dalam produk dan target pasar yang diincar. Harga dapat

menentukan bagaimana konsumen mengkategorikan harga dari suatu

merek apakah rendah, sedang atau tinggi.Menurut Keller (2008)

konsumen selalu mengurutkan merek berdasarkan tingkatan harga dalam

kategori produk.

Misalnya kategori handphone dimana pasti ada hubungan antara

harga dan kualitas.Handphone yang harganya semakin mahal pasti

kualitasnya juga akansemakin bagus, dan ada beberapa merek handphone

yang sudah tertanam dibenak konsumen bila melihat dari harga dan

kualitasnya, contohnya saja merek Apple Iphone. Beberapa perusahaan

akan menjual merek agar dapat berkompetisi.

Terdapat dua faktor yang memperngaruhi kewajaran dari suatu harga.

Pertama, perception of price differences (Nagle & Hogan, 2006), yaitu

pembeli akan cenderung untuk melakukan evaluasi terhadap perbedaan

harga yang ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui. Kedua, price

references (Schiffman & Kanuk, 2000), yaitu pengalaman yang diperoleh dari pelanggan itu sendiri (internal references prices) dan informasi yang

diperoleh dari luar seperti iklan atau dari pengalaman orang lain (external

(34)

15

Pemasar perlu untuk memahami semua persepsi harga yang dimiliki

konsumen terhadap merek. Menurut Schiffman & Kanuk (2000) persepsi

adalah suatu proses dari seorang individu dalam menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menerjemahkan stimulus-stimulus atau informasi

yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh.Persepsi harga

terlihat dari :

1. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana

perbandingan harga produk perusahaan itu sendiri dengan produk

pesaingnya.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang di

tawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang

didapatkan.Keterjangkauan harga, yaitu adalah keterjangkauan harga

yang ditawarkan produsen kepada konsumen.

c. Distribusi / Tempat

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) tempat termasuk

kegiatan-kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan

sasaran.Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi dalam semua

kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dari produsen ke

konsumen.Tempat bukan hanya lokasi perusahaan, tetapi juga termasuk

dalam saluran pemasaran atau saluran distribusi.Dalam industri jasa,

(35)

16

kemudahan bagi pelanggan dalam memperoleh barang dan jasa

perusahaan.Distribusi atau tempat mempunyai peranan penting dalam

membantu perusahaan dalam memastikan produknya, karena tujuan dari

distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dubutuhkan dan

diinginkan konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

Dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi adalah kegiatan-kegiatan

pengiriman barang yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan

agar produk yang dihasilkannya dapat diterima oleh konsumen baik

melalui perantara ataupun tidak. Saluran distribusi mempunyai unsur

penting, yaitu :

1. Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara

lembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan.

2. Saluran distribusi merupakan arus yang ditempuh dalam menggerakan

hak milik atas suatu barang.

3. Saluran distribusi terdiri dari produsen, perantara dan konsumen

sebagai anggotanya.

4. Kegiatan masing-masing saluran tersebut adalah membantu

kelancaran dalam menggerakan hak atas suatu barang.

d. Promosi

Menurut Simamora (2001) promosi adalah segala bentuk komunikasi

(36)

17

orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun

rumah tangga. Promosi mencerminkan kegiatan-kegiatan yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk

membelinya. Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk

memberikan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan,

promosi penjualan, pengerahan tenaga-tenaga penjualan, dan public

relation. Perusahaan menggunakan kegiatan-kegiatan promosi sebagai alat penyampaian pesan-pesan dengan tujuan agar dapat menarik

perhatian dan minat masyarakat (Kotler,2007).

Promosi adalah salah satu cara perusahaan melakukan komunikasi

melalui pesan-pesan yang didesain untuk mendorong terjadinya

kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan

tindakan pemebelian (purchase) yang dilakukan oleh konsumen terhadap

produk atau jasa perusahaan. Pada dasarnya tujuan promosi mengandung

tiga unsur, yaitu memberikan informasi, mempengaruhi dan

mengingatkan kepada pelanggannya tentang produk yang ditawarkan

perusahaan. Dalam manajemen pemasaran promosi sering dikatakan

sebagai proses berlanjut. Dengan adanya promosi menyebabkan orang

yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi

tertarik dan berniat untuk mencoba produk tersebut, sehingga konsumen

(37)

18

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), menyatakan bahwa bauran

promosi terdiri dari :

1. Periklanan (Advertising), yaitu setiap bentuk persentasi dan promosi

non- personal yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau

jasa oleh sponsor.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion), yaitu insentif-insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk

atau jasa.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity),

yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai perusahaan

dengan sejumlah cara untuk memperoleh publisitas yang

menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan

menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta acara yang tidak

menguntungkan.

4. Penjualan secara Pribadi (Personal Selling), yaitu perusahaan dengan

tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan

dengan pelanggan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), yaitu hubungan-hubungan

langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara

seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan, maupun

untuk membina hubungan dengan pelanggan tetap. Maka promosi

(38)

19

memperkenalkan produk kepada konsumen, sehingga dengan

kegiatan-kegiatan promosi konsumen tertarik untuk melakukan

pembelian.

2. Kepuasan Konsumen

Saat ini tuntutan masyarakat akan mutu dan kualitas suatu produk baik

itu barang atau jasa semakin tinggi, karena hal tersebut akan menentukan

kepuasan konsumen. Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak

hanya berhenti pada proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses

evaluasi terhadap konsumsi atau pemakaian yang telah dilakukannya,

apakah puas atau tidak puas terhadap barang dan jasa yang telah

dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen untuk membeli dan

mengkonsumsi ulang barang dan jasa. Oleh sebab itu perusahaan harus

bisa memenuhi tuntutan masyarakat akan mutu dan kualitas suatu produk.

Menurut Kotler dan Keller (2009:138), kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi mereka.

Menurut Mowen dan Minor (2002), bahwa kepuasan konsumen

merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang

atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Sedangkan

menurut Amir (2005), kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat

(39)

20

pelanggan. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa kepuasan

konsumen merupakan fungsi dari kinerja dan harapan.

Jika kinerja melebihi harapan maka konsumen sangat merasa puas

dan akan memberikan umpan balik yang bernilai tinggi bagi perusahaan,

yaitu kesetiaan atau loyalitas konsumen yang tinggi. Dan sebaliknya, jika

kinerjanya rendah maka konsumen akan hilang dan mencari tempat lain

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tujuan dari bisnis pada

dasaranya untuk menciptakan kepuasan konsumen. Karena kepuasan

konsumen akan menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan

dengan konsumennya sehingga akan memberikan awal yang baik bagi

perusahaan dalam melaukan pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

konsumen, makan akan memberikan bentuk rekomendasi dari mulut ke

mulut (Word of Mouth) yang akan menguntungkan perusahaan.

a. Elemen Kepuasan Konsumen

Wilkie (1994) Kepuasan konsumen dibagi menjadi lima elemen :

1. Expectations, pemahaman mengenai kepuasan konsumen dibangun selama masa prapembelian melalui proses pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh konsumen. Sebelum melakukan pembelian,

konsumen mengembangkan harapan atau keyakinan mengenai apa

yang mereka harapkan dari suatu produk ketika mereka

(40)

21

paskapembelian, ketika mereka secara aktif mengkonsumsi kembali

produk tersebut.

2. Performance, selama mengkonsumsi suatu produk, konsumen menyadari kegunaan produk aktual dan menerima kinerja produk

tersebut sebagai dimensi yang penting bagi konsumen.

3. Comparison, setelah mengkonsumsi, terdapat adanya harapan prapembelian dan persepsi kinerja aktual yang pada akhirnya

konsumen akan membandingkan keduanya.

4. Confirmation/disconfirmation, hasil dari perbandingan akan menghasilkan confirmation of expectation, yaitu ketika harapan dan

kinerja berada pada level yang sama atau akan menghasilkan

disconfirmation of expectation, yaitu jika kinerja aktual lebih baik atau kurang dari apa yang diharapkan.

5. Discrepancy, jika pada tahap kinerja tidak sama, discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan antara kinerja dengan

harapan. Sedangkan untuk negative disconfirmations, yaitu ketika

kinerja actual berada dibawah harapan, makan akan mengakibatkan

tingginya ketidakpuasan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Lupiyoadi (2001) menyebutkan lima faktor utama kepuasan

(41)

22

1. Kualitas Produk, konsumen akan puas bila hasil penilaian mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

Produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut dapat memenuhi

kebutuhannya.

2. Kualitas Pelayanan, konsumen akan merasa puas bila mendapatkan

pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional, konsumen merasa puas ketika orang memuji dia

karena menggunakan merek yang mahal.

4. Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi

menetapkan harga yang relatif murah, maka akan memberikan

nilai yang lebih tinggi.

5. Biaya, konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan

atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan barang atau

jasa cenderung puas terhadap barang atau jasa.

c. Strategi Kepuasan Konsumen

Dalam mewujudkan kepuasan konsumen bukanlah hal yang

mudah, oleh karena itu diperlukan berbagai strategi. Prinsipnya,

strategi kepuasan konsumen akan menyebabkan para pesaing harus

bekerja keras dan memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam usaha

(42)

23

beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan :

1. Relationship Marketing, yaitu hubungan transaksi antara penyedia

jasa dan pelanggan yang berkelanjutan, tidak hanya berakhir setelah

penjualan selesai. Dengan kata lain dijalin suatu kemitraan jangka

panjang dengan pelanggan secara terus-menerus, sehingga dapat

terjadi bisnis ulang.

2. Superior Customer Service, yaitu dalam hal ini perusahaan

menerapkan strategi dengan berusahaan menawarkan produk yang

lebih unggul dari pesaingnya. Maka dari itu dibutuhkan dana yang

cukup besar, kemampuan sumber daya manusia, dan usaha yang

gigih agar tercipta pelayanan yang baik.

3. Strategi Unconditional Guarantees, yaitu komitmen untuk

memberikan kepuasan kepada konsumen yang pada gilirannya akan

menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas jasa dan

kinerja perusahaan.

4. Strategi Penanganan Keluhan yang Efektif, yaitu penanganan

keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah seorang

pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas (atau

bahkan pelanggan abadi). Proses penanganan keluhan yang efektif

dimulai dari identifikasi dan penentuan sumber masalah yang

(43)

24 d. Manfaat Kepuasan konsumen

Manfaat dari terciptanya kepuasan konsumen menurut Tjiptono

(2004:24), sebagai berikut :

1. Hubungan antara perusahaan dan para konsumen atau pelanggan

menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar bagi pembelian ulang.

3. Dapat mendorong untuk terciptanya loyalitas konsumen.

4. Membetuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang

menguntungkan bagi perusahaan.

5. Reputasi perusahaan akan menjadi baik dimata konsumen.

6. Laba yang diperoleh tinggi.

e. Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (dalam Sumiati 2015:29) kepuasan konsumen dapat

diukur dengan beberapa cara :

1. Directly Reportered Satisfaction

Pengukuan dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti

(44)

25 2. Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yaitu

besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya

kinerja yang mereka rasakan.

3. Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.

Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

4. Importance Performance Analysis

Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga

merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam tiap atribut.

3. Loyalitas Merek

Menurut Aaker (1997), loyalitas merek sudah lama menjadi gagasan

sentral dalam pemasaran, dimana loyalitas merek merupakan satu ukuran

keterkaitan seorang konsumen pada sebuah merek. Hal ini mencerminkan

bahwa seorang konsumen yang loyal terhadap suatu merek tidak akan

dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apapun yang

(45)

26

Konsumen yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian

merek tersebut walaupun dihadapkn pada berbagai alternatif merek

produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul

dipandang dari berbagai sudut atributnya (Durianto, 2001).

a. Definisi Loyalitas Merek

Menurut Giddens (2002), menyatakan bahwa loyalitas merek

adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek

terntentu dibandingkan merek lain dalam satu kategori produk.

Schiffman dan Kanuk (2004), mendifinisikan loyalitas merek sebagai

preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian

pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori

pelayanan tertentu.

Mowen dan Minor (2002), menyatakan bahwa loyalitas merek

merupakan sejauh mana konsumen menunjukkan sikap positif

terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap merek tertentu,

dan berniat untuk membelinya di masa depan. McGoldrick dan Andre

(dalam Wood, 2004), mengatakan bahwa loyalitas meliputi perasaan

afeksi, kesetiaan dan komitmen. Konsumen yang loyal terhadap suatu

merek tertentu memiliki sikap yang positif dan setia terhadap merek

tersebut. Ukuran ini mampu memberikan gambarang tentang mungkin

(46)

27

jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut

harga ataupun atribut lain.

Berdasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas

merek merupakan suatu sikap positif dan komitmen seorang konsumen

pada sebuah merek dimana konsumen memilih untuk tetap membeli

merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam satu kategori

produk secara konsisten.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Merek

Marconi (1993) mengatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap loyalitas terhadap merek adalah sebagai berikut :

1. Nilai (harga dan kualitas) dan pengagunaan suatu merek dalam

waktu yang lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena itu pihak

perusahaan harus bertanggungjawab untuk menjaga merek tersebut.

Perlu diperhatikan, pengurangan standar kualitas dari suatu merek

akanmengecewakan konsumen bahkan konsumen yang paling loyal

sekalipun begitu juga dengan perubahan harga. Karena itu pihak

perusahaan harus mengontrol kualitas merek beserta harganya.

2. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi merek

tersebut), citra dari perusahaan dan merek diawali dengan

kesadaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada korelasi

(47)

28

juga ada hubungan antara citra merek dengan market share. Produk

yang memiliki citra yang baik akan menimbulkan loyalitas

konsumen pada merek.

3. Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan merek. Dalam

situasi yang penuh tekanan dan permintaan pasar yang menuntut

akan adanya kemudahan, pihak perusahaan dituntut untuk

menyediakan produk yang nyaman dan mudah untuk didapatkan.

4. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen yang merasa

puas terhadap suatu produk atau merek yang dikonsumsi akan

memiliki keinginan untuk membeli ulang produk atau merek

tersebut. Keinginannya yang kuat tersebut dibuktikan dengan selalu

membeli produk atau merek yang sama, yang akan menunjukkan

loyalitas konsumen terhadap suatu merek.

5. Pelayanan, dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan

oleh suatu merek dapat mempengaruhi loyalitas konsumen pada

merek.

6. Garansi dan jaminan yang diberikan oleh merek. Schiffman dan

Kanuk (2004) menambahkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi loyalitas merek adalah kepuasan yang diperoleh

konsumen, penerimaan keunggulan produk, keyakinan yang

dimiliki seseorang terhadap merek tersebut serta ketertarikan

(48)

29

4. Dimensi Loyalitas Merek

Schffman dan Kanuk (2004), loyalitas merek terbagi dalam dua

dimensi, yaitu :

1. Attitudinal Loyalty (pengukuran sikap), terbagi menjadi 3 bagian :

a. Cognitive Loyalty, loyalitas ini merupakan representasi dari

apa yang dipercaya oleh konsumen. Dimensi kognitif berisikan

persepsi, kepercayaan dan steroetypt seorang konsumen

mengenai suatu merek. Menurut Purwadi (2000) dimensi

kognitif juga berkenaan dengan kesadaran (awareness) dan

pengetahuan konsumen akan suatu merek. Kesadaran dan

pengetahuan ini mencakup harga, fitur, iklan dan atribut

lainnya.

b. Affective Loyalty, loyalitas ini didasarkan pada perasaan dan

komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen

memiliki kedekatan emosional terhadap suatu merek tersebut.

Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari perasaan dan sikap

konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa senang, suka,

dan gemar. Pengungkapan perasaan ini didapat dengan atau

tanpa membandingkan dengan merek lain. Jika konsumen

memiliki sikap yang positif terhadap merek, maka dalam diri

(49)

30

c. Conative Loyalty/behavioral intent, loyalitas konatif merupakan batas antaraattitudinal loyalty dan behavioral

loyaltyyang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku konsumen untuk menggunakan merek yang sama dimasa yang

akan datang. Loyalitas konatif merupakan tingkah laku

yang masih bersifat intent, belum tampak dalam tingkah laku

nyata.

2. Behavioral Loyalty (pengukuran perilaku)

Meliputi actionloyalty, yang didefinisikan sebagai tingkah laku

membeli ulang suatu merek oleh seorang konsumen terhadap

kategori produk tertentu. Tingkah laku seorang konsumen yang

loyal tercermin melalui frekuensi dan konsistensi pembelian suatu

merek. Selain itu, salah satu aktualisasi loyalitas konsumen

ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan

mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.

5. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

skripsi sebagai acuan dalam penulisannya, yaitu :

(50)

31

Simpati”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara kepuasan konsumen dengan loyalitas merek pada pengguna

kartu prabayar Simpati dengan mengambil lokasi penelitian di

Pekanbaru. Pengumpulan data yang dilakukan dengan

menggunakan metode likert. Metode analisi yang digunakan yaitu

analisis regresi berganda. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara

kepuasan konsumen dengan loyalitas merek. Semakin tinggi

kepuasan konsumen semakin tinggi tingkat loyalitas merek

pengguna kartu pra-bayar Simpati, sebaliknya semakin rendah

kepuasan akansemakin rendah tingkat loyalitas merek yang dimiliki

oleh para pengguna kartu pra-bayar Simpati.

b. Lidia Meidiana Sianipar. 2009. “Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek di Hypermart Sun Plaza Medan”. Tujuannya dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek pada

Hypermart Sun Plaza Medan. Pengumpulan data yang dilakukan

dengan menggnakan metode likert. Metode analisis yang digunakan

yaitu dengan analisis regresi berganda. Dari analisis yang dilakukan

dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yang dipersepsikan

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas

(51)

32

c. Arsi Artisti Satyadharma. 2007. “Pengaruh Kepuasan Konsumen

Terhadap Loyalitas Merek pada Larissa Solo”. Tujuannya dari

penelitian ini untuk mengetahui seberapa puas dan loyal konsumen

terhadap merek Larissa Solo dan untuk mengetahui pengaruh

kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek pada produk Larissa

Solo. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan

metode angket. Metode analisis yang dilakukan yaitu analisis

regresi berganda. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas

(52)

33

6. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut :

Gambar I.1

LOYALITAS MEREK

 Sikap positif

 Komitmen

 Membeli di masa depan

Kepuasan Konsumen pada Promosi

 Keragaman desain dan ukuran produk

(53)

34 Keterangan:

: Pengaruh parsial (secara individual)

: Pengaruh simultan (secara bersama-sama)

Dari kerangka konseptual diatas kepuasan merupakan variabel independen. Kepuasan

konsumen pada produk (X1) dimana indikator yang akan dinilai adalahkemudahan

penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, dan keragaman desain dan ukuran produk.

Kepuasan konsumen pada promosi (X2) indikatornya adalah discount (potongan

harga) dan member card. Kepuasan konsumen pada tempat/saluran distribusi (X3)

indikatornya adalah lokasi, persediaan dan kenyamanan. Kepuasan konsumen pada

promosi (X4) indikatornya adalah promosi penjualan, dan hubungan masyarakat.

7. Hipotesis

H1 : Kepuasan konsumen pada produk, harga, tempat dan promosi

secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas merek The

Body Shop.

H2 : Kepuasan konsumen pada produk, harga, tempat dan promosi

secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas merek The Body

(54)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian lapangan yang merupakan

penelitian studi kasus, dimana dalam pengumpulan data biasanya dengan

menggunakan kuisioner. Penulis memusatkan perhatian pada pengumpulan

variabel, kemudian menganalisisnya sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya

berlaku untuk variabel yang diselidiki tersebut.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian dan

yang akan memberikan informasi kepada penulis. Dalam penelitian ini subjek

penelitian adalah konsumen pengguna produk The Body Shop.

2. Objek dalam penelitian ini adalah karakteristik konsumen, kepuasan

konsumen jika ditinjau dari segi produk, harga, tempat/distribusi dan promosi

dalam pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen The Body Shop.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 -

Februari 2016yang dilaksanakan disekitar outlet The Body Shop yang ada di

(55)

36 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilakukan di Outlet The Body Shop yang berlokasi di

Mall Ambarukmo Plaza, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya terbagi menjadi dua yaitu variabel

bebas (independent variable)dan variabel terikat(dependen variable).

a. Variabel Dependent atau variabel terikat yang merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi variabel bebas. Adapun dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependent adalah loyalitas merek. Loyalitas merek

disini adalah sikap positif terhadap merek, komitmen terhadap merek dan

membeli di masa depan. Indikator loyalitas merek yang digunakan adalah:

1. Menceritakan hal-hal positif dari merek tersebut.

2. Menyarankan merek tersebut kepada orang lain.

3. Tetap melakukan pembelian di masa mendatang.

4. Tetap membeli produk tersebut meskipun ada pesaing pasar yang

sejenis.

b. Variabel Independent atau variabel bebas yang merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab timbul atau berubahnya variabel

(56)

37

kepuasan, kepuasan disini meliputi kepuasan menyangkut produk (X1),

kepuasan menyangkut harga (X2), kepuasan menyangkut tempat/saluran

distribusi (X3), dan kepuasan menyangkut promosi (X4). Aspek-aspek

pembentuk kepuasan konsumen meliput :

1. Produk, meliputi :kinerja produk, kejelasan fungsi, keragaman desain

dan ukuran produk, persediaan.

2. Harga, meliputi : keterjangkauan dan kesesuaian dengan kualitas

3. Tempat/saluran distribusi, meliputi : lokasi, kenyamanan.

4. Promosi, meliputi :discount (potongan harga) dan member card.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggungakan skala likert, yaitu

dengan memberi skor terhadap alternatif jawaban responden pada setiap item

pernyataan.Menurut Sugiyono (2013) Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti dan selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban yang

digunakan dalam skala likert dalam penelitian ini adalah sangat setuju, setuju,

netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Untuk mengetahui kepuasan

(57)

38

A. Sangat Setuju Skor 5

B. Setuju Skor 4

C. Netral Skor 3

D. Tidak Setuju Skor 2

E. Sangat Tidak Setuju Skor 1

Dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah

1. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval =Nilai maksimum – Nilai Minimum

Kelas Interval

Interval = 5 – 1= 0,8 5

Dengan rentang skala 0,8 maka skor kepuasan konsumen terhadap loyalitas

merek dikelompokkan sebagai berikut :

a) Apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79, menunjukaan konsumen sangat

tidak puas.

b) Apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59, menunjukaan konsumen tidak

puas.

c) Apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39, menunjukaan konsumen netral.

(58)

39

e) Apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00, menunjukaan konsumen sangat

puas

Sementara itu dengan rentang skala yang sama sebesar 0,8 maka skor

Loyalitas Merek dikelompokkan sebagai berikut :

a) Apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79, menunjukkan konsumen sangat

tidakloyal.

b) Apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59, menunjukkan konsumen tidak

loyal.

c) Apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39, menunjukkan konsumen netral.

d) Apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19, menunjukkan loyal.

e) Apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00, menunjukkan konsumen sangat

loyal.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut pendapat Sugiyono (2001) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah semua konsumen yang

(59)

40 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Dalam hal ini

sampel yang akan diteliti adalah sebagian konsumen yang menggunakan

produk The Body Shop. Menurut Arikunto (2002) sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti. Dengan mempertimbangkan dana, waktu,

tenaga, dan ketelitian dalam menganalisis datanya. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak diketahui, maka untuk

memudahkan penentuan jumlah sampel yang diambil ditentukan dengan

rumus (Ridwan, 2004)

n =

n =

n = 94,04

Dimana :

n : Jumlah sampel

: Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%

: Margin of Error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat

(60)

41

Berdasarkan hasiil perhitungan sampel di atas maka jumlah sampel dalam

perhitungan ini adalah 94,04 yang dibulatkan menjadi 100.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling

non random yaitu cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan peluang artinya kemungkinan setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak

sama. Dalam hal ini sampling non probabilitas yang digunakan adalah accidental

sampling yaitu pemilihan sampel atas dasar kebetulan responden berada pada tempat yang sama saat penelitian sedang berlangsung. Pada teknik ini tidak semua

individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel, tetapi hanya yang pernah menggunakan produk merek The Body Shop.

G. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa

perantara. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

hasil penyebaran kuesioner pada sampel yang di sebarkan pada responden

yang telah ditentukan. Data primer tersebut berupa data mentah untuk data

tanggapan responden mengenai loyalitas dan kepuasan dari The Body Shop,

yang terdiri dari 4 variabel yang mendukung timbulnya kepuasan konsumen

(61)

42 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti sebagai subyek penelitian (Marzuki,2005). Data

sekunder dalam penelitian ini didapat dari pihak The Body Shop, dari internet,

dari buku dan media penunjang lainnya.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan atau

pernyatan secara tertulis kepada responden untuk memperoleh data yang

berupa skor atas pertanyaan mengenai harapan (expectation), kenyataan

(perceived) dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan The Body Shop.

2. Tinjauan Pustaka

Teknik yang digunakan dalam pengumupulan data sekunder adalah dengan

menggunakan tinjauan pustaka yang didapat dari internet, perusahaan,

perpustakaan dan buku-buku yang mendukung penelitian ini.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, maka untuk

(62)

43 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu

kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut. Salah satu cara untuk mengukur tingkat validitas adalah dengan

melakukan korelasi antara skor butir penyataan dengan skor total

variabel, skor tersebut diukur berdasarkan rangking atau skala

interval.Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment :

Rumus :

Keterangan :

: Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah subjek

∑X : Jumlah skor X

∑Y : Jumlah skor Y

∑XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel yang diuji Y di sebut

dengan rhitung. Adapun kriteria valid atau tidaknya suatu variabel, adalah

sebagai berikut:

(63)

44 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala dengan gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur

yang sama. Alat pengukur dikatakan reliabel jika jawabannya konsisten.

Dalam menguji reliabilitas peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012 : 186) sebagai berikut :

r11 = 

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyakmya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

Jadi, untuk menyatakan suatu instrumen reliable atau tidak, digunakan

(64)

45

a. Jika nilai Cronbachs Alpha (r11) ≥ 0,60 maka item variabel dinyatakanreliable.

b. Jika nilai Cronbachs Alpha (r11) < 0,60 maka item variabel

dinyatakan tidak reliable.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis secara deskriptif

variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis deksriptif dibagi menjadi

dua tahap yaitu:

a. Deskripsi Responden

Deskripsi responden berisi tentang perhitungan yang menjadi klasifikasi

kuesioner secara umum. Seperti jenis kelamin dan usia. Deskripsi

responden dilakukan dengan pendekatan prosentase.

b. Deskripsi Variabel

Untuk mengetahui apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap

loyalitas merek, maka penulis akan menggunakan kuesioner pertama,

(65)

46 2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dugunakan untuk mengetahui apakah kepuasan

konsumen yang menyangkut produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh

terhadap loyalitas merek.

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam analisis berganda yaitu:

a. Uji Asumsi Klasik

1). Uji Normalitas

Uji Normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas yang

digunakan untuk penelitian ini adalah uji one sample Kolomogorov

Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah residual terdistribusi

normal, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. (Priyatno, 2012:144).

2). Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

analisis regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual adalah

tetap, maka disebut homokedastisitas. Umumnya heterokedastisitas

banyak ditemukan pada caracross-sectionalkarena pengamatan

(66)

47

mendeteksi heterokedastisitas, dapat dilihat pada grafik scatterplot

diagram, dengan dasar mengambil keputusan adalah sebagai berikut: a. Apabila sebaran data berpencar di sekitar angka 0 (nol) pada

sumbu Y, baik di atas maupun di bawah, maka tidak terjadi

heterokedastisititas

b. Apabila sebaran tersebut membentuk pola atau trend garis tertentu

maka telah terjadi heterokedastisitas.

3). Uji Multikolineritas

Multikolineritas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna (Priyanto, 2010:62). Uji asumsi

klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terjadi

atas dua atau lebih variabel bebas atau independen variabel (X1, X2,

X3, X4...Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan)

hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran

koefisien korelasi (r). Dikatakan multikolinearitas, jika koefisien

korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3, dan X4, dan

seterusnya) lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi

multikolineatitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih

(67)

48

dan lawannya, yaitu dengan melihat varian inflation faktor. Dimana

tolerance mengukur variabel- variabel bebas yang terpilih tidak dapat

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=I/tolerance) dan

menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut-off yang

umum dipakai untuk menjelaskan adanya multikolinearitas adalah

nilai tolarance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali

dalam Nugroho, 2011:102). Secara manual nilai VIF bisa dihitung

dengan persamaan:

VIF= 1/((1-Ri²))

Tolerance = 1- R²

Dimana : R² = koefisien determinasi

normal, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. (Priyatno, 2012:144).

b. Membuat Persamaan Regresi

Untuk menguji hipotesis yaitu apakah pengaruh kepuasan konsumen

berpengaruh terhadap loyalitas merek, baik secara simultan maupun

parsial, maka digunakan metode statistik, yaitu analisis regresi linier

(68)

49 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :

Y : variabel terikat (loyalitas merek)

X1 : variabel bebas (kepuasan pada produk)

X2 : variabel bebas (kepuasan pada harga)

X3 : variabel bebas (kepuasan pada tempat)

X4 : variabel bebas (kepuasan pada promosi)

a : konstanta

b : koefisien regresi

c. Uji F

Menurut Kuncoro dan Ridwan (2007:82-83), uji statistik F pada

dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Untuk mengetahui apakah kepuasan konsumen yang

menyangkut harga, produk, tempat/saluran distribusi dan promosi secara

simultan berpengaruh terhadap loyalitas merek secara signifikan maka

Gambar

Tabel Deskripsi Konsumen pada Produk  ..............................................
Tabel F .....................................................................................
     Gambar I.1
Gambar I.2 Logo The Body Shop
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang selanjutnya disebut Dinas adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang mengurusi urusan wajib di

Dengan demikian khalifah mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk mengeluarkan suatu ketetapan hukum tidak diatur secara jelas dalam Al-Qur’an dan al-Hadis}, namun hak untuk

• Serbuk ruah analog dengan cairan non-Newton, yang menunjukkan aliran plastik dan kadang- kadang dilatansi, partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menairik dalam beberapa

Indikator pelaksanaan penyusunan Sistranas Pada Tatralok di Propinsi Sulawesi Tengah Dalam Mendukung Prioritas Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi

Aspek-aspek aktivitas guru yang diamati meliputi: (1) mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) memberikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kacang tanah yang adaptif dengan potensi produksi tinggi di spesifik lokasi Maluku Utara serta menganalisa

Karakteristik soal berbasis HOTs yaitu (1) dapat mengukur keterampilan berfikir tingkat tinggi, (2) menggunakan permasalahaan yang menarik atau permasalahan dalam

huruf a Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 yang menyatakan “Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang