vii
ABSTRAK
PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN BUSINESS ENTITYTERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA
KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA
Survei Pada Usaha Toko Kelontong di Lingkungan Sekitar Kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri
Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada
CICILIA ISTRI WINARTI Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 2) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, 3) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 4) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, 5) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha dan 6) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator.
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSINESS CAPITAL, EDUCATIONAL LEVEL, AND THE BUSINESS ENTITY APPLICATION TOWARD THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT, THE
EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS MANAGEMENT EFFECTIVENESS
A Survey on the Business of “kelontong” Shops surrounding Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah
Mada University CICILIA ISTRI WINARTI
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This study was aimed to reveal; 1) the influence of business capital toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 2) the influence of business capital toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 3) the influence of educational level toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 4) the influence of educational level toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 5) the influence of business entity application toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 6) the influence of business entity application toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness.
This study was conducted in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta that took place in the surroundings of Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University from November to December 2006. The Samples were taken by using the ‘purposive sampling’ technique and the data was gathered by the mean of questionnaires. The gathered data was then analyzed by the use of the technique of ‘regression analysis’ by putting in the ‘dummy’ variable as the moderate variable.
PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN
PENERAPAN
BUSINESS ENTITY
TERHADAP HUBUNGAN
ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN
EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA
USAHA: SURVEI PADA TOKO KELONTONG SKALA KECIL
DAN MENENGAH DI KECAMATAN DEPOK
Survei pada usaha toko kelontong di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Di susun oleh:
Cicilia Istri Winarti O21334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada: 1.Tuhan Yesus Kristus
2.Bapak Antonius Mujiyono dan Ibunda Lucia Budini yang menjaga dan mencintaiku
3.Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta Agustinus Widayanto, yang mengasihiku
4.Mas Stepanus Winyanto yang menyayangiku
vii
ABSTRAK
PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN BUSINESS ENTITYTERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA
KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA
Survei Pada Usaha Toko Kelontong di Lingkungan Sekitar Kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri
Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada
CICILIA ISTRI WINARTI Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 2) Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, 3) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 4) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha, 5) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha dan 6) Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator.
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSINESS CAPITAL, EDUCATIONAL LEVEL, AND THE BUSINESS ENTITY APPLICATION TOWARD THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT, THE
EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS MANAGEMENT EFFECTIVENESS
A Survey on the Business of “kelontong” Shops surrounding Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah
Mada University CICILIA ISTRI WINARTI
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This study was aimed to reveal; 1) the influence of business capital toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 2) the influence of business capital toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 3) the influence of educational level toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 4) the influence of educational level toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness; 5) the influence of business entity application toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 6) the influence of business entity application toward the relationship between the emotional intelligence and the business management effectiveness.
This study was conducted in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta that took place in the surroundings of Sanata Dharma University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University from November to December 2006. The Samples were taken by using the ‘purposive sampling’ technique and the data was gathered by the mean of questionnaires. The gathered data was then analyzed by the use of the technique of ‘regression analysis’ by putting in the ‘dummy’ variable as the moderate variable.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul... i
Lembar Pengesahan ... ii
Susunan Panitia Penguji ... iii
Halaman Motto... iv
Halaman Persembahan ... v
Pernyataan Keaslian Karya ... vi
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xv
Kata Pengantar ... xvi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
Bab II Kajian Pustaka A. Efektivitas Mengelola Usaha ... 8
B. Jiwa Kewirausahaan... 11
x
D. Permodalan... 19
E. Tingkat Pendidikan ... 21
F. PenerapanBusiness Entity... 23
G. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 24
H. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 26
I. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 27
J. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 28
K. Pengaruh PenerapanBusiness EntityTerhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 29
L. Pengaruh PenerapanBusiness EntityTerhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ... 30
M. Kerangka Berpikir ... 32
N. Paradigma Penelitian... 35
O. Hipotesis Penelitian... 35
Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
C. Populasi dan Sampel ... 38
xi
E. Teknik Pengumpulan Data ... 45
F. Pengujian Instrument Penelitian ... 45
G. Teknik Analisis Data... 50
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Deskripsi Data ... 55
B. Persyaratan Analisis Data ... 74
C. Pengujian Hipotesis... 75
D. Pembahasan... 82
Bab V Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 94
B. Keterbatasan Penelitian ... 97
C. Saran... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 100
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III. 1 : Skor Pernyataan Efektivitas Mengelola Usaha ... 39
Tabel III. 2 : Kisi-kisi Kuesioner Efektivitas Mengelola Usaha ... 39
Tabel III. 3 : Skor Pernyataan Jiwa Kewirausahaan ... 40
Tabel III. 4 : Kisi-kisi Kuesioner Jiwa Kewirausahaan ... 40
Tabel III. 5 : Skor Pernyataan Kecerdasan Emosional... 41
Tabel III. 6 : Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional ... 42
Tabel III. 7 : Kategorisasi dan Skor Permodalan ... 43
Tabel III. 8 : Kategorisasi dan Skor Tingkat Pendidikan ... 43
Tabel III. 9 : Skor Pernyataan PenerapanBusiness Entity... 44
Tabel III. 10 : Kisi-kisi Kuesioner PenerapanBusiness entity... 44
Tabel III. 11 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Efektivitas Mengelola Usaha ... 46
Tabel III. 12 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 47
Tabel III. 13 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Kecerdasan Emosional... 48
Tabel III. 14 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Penerapan Business Entity... 49
xiii
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Kuesioner ... 103
Lampiran 1 : Tabel Data Penelitian ... 115
Lampiran 2 : Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 137
Lampiran 3 : Pengujian Deskriptif Data ... 152
Lampiran 4 : Perhitungan PAP Tipe II ... 170
Lampiran 5 : Pengujian Normalitas ... 177
xvi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini. 5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II dan Bapak selaku tim penguji yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd. selaku tim penguji.
xvii
8. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan bantuan penulis selama penulis duduk di bangku kuliah.
9. Para wirausaha toko kelontong di kecamatan Depok khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada yang telah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
10. Bapak Antonius Mujiyono dan Ibunda Lucia Budini, yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
11. Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto, serta adikku Agustinus Widayanto yang mendoakan dan memberikan dukungan.
12. Mas Stepanus Winyanto yang telah mendoakan, memberi motivasi dan menyayangi serta mengasihi.
13. Teman-teman seperjuangan PAK’02 yang terkasih terutama Ika, Ana, Rita, Hanik, Lia dan lain-lain.
Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang mempunyai naluri yang sama untuk bisa mempunyai penghasilan sendiri dan untuk bisa memiliki penghasilan, manusia harus berusaha. Menurut Saparudin dan Iskandar (2004:1), usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapat penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Usaha yang dimaksud adalah usaha kecil dan menengah yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak dua ratus juta atau penjualan tahunan dibawah satu milyar. Bekerja untuk memperoleh penghasilan tidak hanya dilakukan dengan menjadi karyawan ataupun bekerja pada orang lain tetapi bekerja bisa dilakukan dengan mendirikan suatu usaha sendiri dengan berwirausaha. Namun, kenyataan sehari-hari sering tidak mendukung upaya menciptakan masyarakat wirausaha. Contohnya yang sederhana sebagian orang masih ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai suatu perusahaan dibandingkan dengan berwirausaha.
Sebenarnya semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi wirausaha. Inilah saatnya untuk mewujudkan suatu kemandirian dan melepaskan diri dari ketergantungan yang sudah menjadi ciri karakteristik negara sedang berkembang ataupun negara miskin. Pencabutan subsidi BBM merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan. Saat ini kita mulai
dilatih untuk mandiri dan bertahan. Jika ternyata kita bisa bertahan dan mampu mencapai kemajuan berarti sedikit demi sedikit kita bisa melepaskan diri dari jeratan kemiskinan. Berjuang dan berusaha keras merupakan modal utama untuk bisa menggapai kemajuan, mencari peluang menuju sukses dengan menjadi pencipta lapangan pekerjaan juga merupakan perwujudan dari kemandirian.
Bekerja keras memang bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, di sini diperlukan mental yang kuat karena hanya dengan bekerja orang bisa memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Untuk menjadi pengusaha itu tak mengenal usia tua atau muda, kaya atau miskin, jenius atau tidak, mahasiswa atau bukan, sudah sarjana atau belum dan gelar formal seseorang itu bukanlah jaminan atau faktor penentu satu-satunya untuk kita berhasil menjadi pengusaha.
Keberhasilan seseorang menjadi pengusaha sangat bergantung pada kemampuan kita untuk merekayasa diri melalui pengalaman hidup di luar keluarga. Kegagalan merupakan pengalaman hidup yang biasa dilalui oleh seorang wirausaha, karena dalam mencapai sukses memang harus melalui rintangan yang tidak ringan oleh sebab itu seorang wirausaha harus memiliki dasar yang kuat agar bisa menghadapi tantangan dalam bisnisnya (Adiprigandari, Republika 8 September 2004).
yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).
Menjadi pengusaha sukses tentunya menjadi dambaan semua orang yang menekuni dunia usaha. Mencapai sukses harus melalui rintangan yang tidak ringan, banyak diantaranya yang putus asa setelah gagal berulang kali dalam menekuni bisnisnya. Menjadi pengusaha memang tidak bisa hanya bermodal nekat, seorang pengusaha harus memiliki kecerdasan emosional agar bisa menghadapi tantangan dalam bisnisnya.Emitonal Intelligenceatau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman 1999;45).
permodalan tingkat pendidikan seseorang diduga juga berpengaruh terhadap pola seseorang dalam menjalankan suatu usaha karena pendidikan merupakan perbuatan fundamental manusia yang mengubah menentukan dan membangun hidup manusia (Tanlain,1996:18).
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan efektivitas mengelola usaha adalah penerapanbusiness entityyang merupakan pemisahan kas usaha dengan kas pribadi atau pemisahan kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan (usaha). Prinsip ini menunjukkan bahwa dalam usaha pemisahan kekayaan perlu dilakukan karena kekayaan usaha tidak sama dengan kekayaan pribadi. Pemisahan kekayaan juga bermanfaat untuk memudahkan pemilik usaha mengontrol atau melihat sampai dimana perkembangan usaha secara finansial.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang “Pengaruh Permodalan, Tingkat Pendidikan dan PenerapanBusiness Entity Terhadap Hubungan Antara
Jiwa Kewirausahaan dan Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas
Mengelola Usaha: Survei Pada Toko Kelontong Skala Kecil dan
Menengah di Kecamatan Depok.”
B. Batasan masalah
efektivitas mengelola usaha. Sebagai variabel moderator yang terkait dengan variabel-variabel tersebut adalah permodalan, tingkat pendidikan, dan penerapanbusiness entity.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
2. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?
3. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
4. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?
5. Apakah ada pengaruh penerapan business entityterhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
6. Apakah ada pengaruh penerapan business entityterhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?
D. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
5. Untuk mengetahui pengaruh penerapanbusiness entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
6. Untuk mengetahui pengaruh penerapanbusiness entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat:
a. Agar dapat mengetahui dan memahami masalah efektifitas mengelola usaha.
b. Melatih dan mengaplikasikan pengetahuan teoretik ke dalam dunia praktik.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Efektivitas Mengelola Usaha
1. Pengertian Efektivitas Mengelola Usaha
Suryana (2003:95) menjelaskan bahwa dalam mengelola suatu usaha terdiri dari dua aspek yaitu perencanaan usaha dan pengelolaan keuangan. Perencanaan usaha merupakan suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategi dan peluang yang mungkin diraih. Pengelolaan keuangan berarti bagaimana mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana perusahaan.
Masatsugu (1991) menjelaskan bagaimana menjalankan perusahaan antara lain dengan menjaga tujuan agar selalu terlihat jelas, memiliki gambaran transaksi keuangan, mengetahui titik impas, mengusahakan biaya semurah-murahnya, menghilangkan yang tidak diperlukan dan efisiensi tinggi.
(1993) adalah derajat keberhasilan suatu organisasi sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil dalam usaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa efektivitas mengacu pada suatu keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuannya.
2. Dimensi Mengelola Usaha
Adiprigandari (www.republika.com) mengungkapkan seorang pengusaha harus memiliki beberapa dasar yang kuat agar dapat mengelola usaha dengan baik. Dasar-dasar tersebut antara lain:
a. Semangat kerja. Mencintai apa yang dikerjakan sehingga membuatnya terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.
b. Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan untuk mencapai apa yang diinginkan. c. Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan
d. Dedikasikan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran untuk pekerjaan. Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impianya segera terwujud.
e. Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail dari proses produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian, ia bisa mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mudah dibohongi bawahannya.
f. Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan apa yang ingin Anda kerjakan dan hidup Anda tidak ditentukan oleh atasan melainkan diri sendiri adalah Anda sendiri.
g. Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan. Uang hanya ukuran keberhasilan. Bila sukses uang akan datang dengan sendirinya.
h. Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, karyawan harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan.
i. Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Moralitas ini menjadi penting karena berfungsi sebagai kendali diri agar tidak terjebak pada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara.
alam. Berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahuan dibidangnya. k. Rencana bisnis. Seorang pengusaha selalu memiliki rencana bisnis
yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ketika menyusun rencana bisnis biasanya seorang pengusaha melibatkan konsultan bisnis professional.
l. Hasil terbaik. Pengusaha sukses selalu ingin mencapai prestasi terbaiknya. Prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun.
B. Jiwa Kewirausahaan
1. Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah rasa percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tanpil berbeda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003:2). Seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkat laku sebagai berikut:
b. Keberanian untuk mengambil resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajeman meliputi: perencanaan, usaha untuk mengkoordinir, usaha untuk menjaga kelancaran usaha dan usaha untuk mengawasi serta mengevaluasi usaha.
d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha
2. Dimensi Jiwa Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan (Suryana, 2003) yaitu:
a. Percaya diri (self-confidence).
b. Berinisiatif
Inisiatif berarti usaha (tindakan) yang mula-mula, prakarsa. Jadi sifat berinisiatif ini harus selalu dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan.
c. Memiliki motif berprestasi
Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada dipasar.
e. Berani mengambil resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
C. Kecerdasan Emosional
Hernowo (www.mizan.com) menyatakan bahwa emosi sama dengan keterlibatan atau proses pelibatan, emosi akan melibatkan seseorang dalam suatu kegiatan yang membuat seseorang menaruh perhatian kepada apa yang sedang dipelajarinya, ini bisa terjadi karena emosi menghubungkan sesuatu yang berada diluar dengan diri pribadi seseorang. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu-ke waktu. Lebih lanjut dalam kamus bahasa Inggris Oxford mendefinisikan “emotional is expressing emotion especially liable to emotion arousing emotion”, yaitu
suatu kegiatan atau pergolakan pikiran, serangkaian kegiatan untuk bertindak.
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin. Lebih lanjut pakar psikologi Cooper dan Sawat (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
a. Menurut Goleman (1999:45) kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Lebih lanjut Harifa (http://www.ekafood.com) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi wirausaha mencakup dua hal yang penting yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi mencakup soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Tiga unsur terpenting untuk menilai kecakapan pribadi seseorang adalah sebagai berikut. b. Kesadaran diri. Menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri
dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. c. Pengaturan diri. Menyangkut kemampuan mengelola emosi –emosi
menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.
d. Motivasi. Menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
Kecakapan sosial menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai kecakapan sosial seseorang adalah sebagai berikut.
a. Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keseragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya.
b. Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk menyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan menyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
diuraikan Daniel Goleman dalam karya-karyanya (1999). Sekurang-kurangnya dapat dikatakan bahwa untuk menjadi wirausaha sukses diperlukan kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi dan kecerdasan interpersonal (kecakapan sosial). Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain.
Jelas bila seorang individu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.
2. Dimensi Kecerdasan Emosional
Harmoko (www.binuscareer.com) mengungkapkan untuk mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional pakar psikologi Salovey memberikan beberapa arahan agar dapat mengenali dan mengembangkan kecerdasan emosi.
mampu mengenali kepekaan lebih tinggi akan keadaan emosi yang dirasakan saat itu.
b. Mengelola emosi. Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang tergantung pada kesadaran diri. Kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan kecemasan kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat-akibat yang muncul karena kegagalan keterampilan emosional dasar ini.
c. Memotivasi diri. Penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri serta ia mampu melakukan kreasi secara bebas. Pengendalian emosi seperti menahan diri dari suatu kepuasan dan pengendalian dorongan hati sebagai landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
d. Memahami emosi orang lain. Kita sering mendengar kata empati, adalah kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain. Jika kita diberikan kemampuan empati yang tinggi, situasi demikian dapat mengarahkan pekerjaan yang cocok untuk individu seperti ini seperti bidang keperawatan, mengajar, penjualan dan manajemen.
hubungan dengan membina hubungan tersebut. Keterampilan membina hubungan merupakan bagian dari keterampilan sosial ini dapat menunjang kita dalam mengembangkan pergaulan. Hal ini dapat dilakukan dengan kita melakukan komunikasi.
f. Berkomunikasi “dengan jiwa”. Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri kita menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan mampu membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan seseorang dengan reaksi atau penilaian. Ingat kita diberikan dua buah telinga dan satu mulut banyaklah mendengar sedikitlah berbicara dengan demikian kita mampu memahami apa yang orang lain inginkan, sehingga kita mampu memposisikan diri kita pada situasi dan kondisi yang tepat.
D. Permodalan
kekayaan. Definisi modal dalamStatement Of Financial Accounting Concept No.6 (Chariri dan Gozhali, 2003) merupakan hak sisa terhadap aktiva suatu entitas setelah dikurangi hutang. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat dua karakteristik modal, yaitu :
1. Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan hutang perusahaan
2. Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva neto baik yang berasal dari sumber pendapatan dan biaya maupun investasi oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik.
Menurut Saparudin dan Iskandar (2004:56) pengeluaran dalam suatu jenis usaha dapat dikelompokkan dalam dua jenis pengeluaran yaitu:
1. Modal investasi
Modal investasi adalah biaya untuk pembelian barang yang bersifat investasi. Setiap usaha harus mengeluarkan biaya investasi agar dapat beroperasi. Contoh dari modal investasi adalah gedung tempat usaha dan peralatan.
2. Modal kerja
E. Tingkat Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur hidup. Pendidikan (proses mendidik dan dididik) merupakan perbuatan fundamental manusia, yang mengubah, menentukan dan membangun hidup manusia (Tanlain, 1996:18). Intisari atau hakikat dari pendidikan itu adalah perbuatan yang menyebabkan manusia menjadi manusia, menjadi pribadi dewasa susila, atau lebih dikenal dengan pemanusiaan manusia muda. Manusia dewasa susila inilah yang merupakan tujuan umum yang ingin dicapai dalam pendidikan.
Pendidikan Nasional sesuai dengan isi UU SISDIKNAS (Depdiknas, 2003) Pasal 3 dan Penjelasan Pasal 15 adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
diberikan diantaranya membaca, menulis, berhitung serta dasar berbagai pengetahuan lain.
F. PenerapanBusiness Entity
Business Entity atau kesatuan usaha tidak dapat dipisahkan dari konsep modal.Business entitydalam hal ini lebih dikenal dengan teori entitas (Chairi dan Gozhali, 2003) mengandung makna bahwa ada pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan (usaha), karenanya transaksi yang terjadi dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi milik perusahaan. Suatu usaha dianggap atas nama kepentingan sendiri dan terpisah dari pemilik. Konsep kesatuan usaha memiliki dua versi pandangan, yaitu: 1. Versi Tradisional
Perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (pemegang saham) yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan, dengan demikian perusahaan harus melaporkan status pendanaan dan perolehan investasi yang dilakukan pemilik.
2. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan (usaha) beroperasi atas namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri.
memberi nilai tambah ini, maka dalam penyelenggaraan usaha berlaku suatu dasar landasan bahwa setiap kegiatan ekonomi dapat didefinisikan secara spesifik dengan pihak tertentu yang harus mempertanggungjawabkan. Dengan perkataan lain aktiva suatu unit usaha harus dipisahkan atau dibedakan dengan kekayaan pribadi pemiliknya.
Prinsip yang berkembang dalam akuntansi dimana keuangan suatu unit usaha dianggap sebagai kekuatan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber usaha sehingga menjadikan kejelasan bagi para pengusaha untuk melihat kondisi usahanya. Pemisahan kekayaan penting dilakukan karena kekayaan suatu unit usaha tidak sama dengan kekayaan pribadi. Dengan model pencatatan transaksi keuangan yang sederhana (model warung), hutang piutang, pendapatan, piutang yang masih harus diterima, biaya yang masih harus dibayar, penyusutan, misalnya tidak diakui. Mau tidak mau demi konsistensi menampilkan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan usaha, hal ini harus diakui dan dicatat (Herni, http://www.unitedfood.com). Pemisahan kekayaan juga bermanfaat untuk memudahkan pemilik usaha mengontrol atau melihat sampai dimana perkembangan usaha secara finansial.
G. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan
dengan Efektivitas Mengelola Usaha
operasi. Modal adalah semua dana yang tersedia untuk menjalankan usaha meliputi modal pemilik (modal sendiri) serta utang (pinjaman) (Suseno, 2004). Dengan demikian pengertian modal bukan hanya uang, pengertian modal seharusnya dikaitkan dengan usaha atau upaya. Modal dapat berupa uang atau barang. Semakin besar modal yang ada, makin besar pula kemungkinan ukuran usaha yang dijalankan. Modal memberikan peluang yang luas bagi pengembangan usaha, oleh sebab itu terbatasnya modal/dana sering menyebabkan kesempatan untuk mengembangkan usaha akan berlalu begitu saja. Jika pengusaha memiliki modal yang cukup maka kesempatan untuk mengembangkan usaha dapat mereka dapatkan. Kita sering mendengar banyak pengusaha yang terpaksa menutup usahanya karena kekurangan modal.
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin kecil modal, diduga semakin rendah derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
H. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
semakin rendah derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
I. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa
Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
Pendidikan merupakan perbuatan fundamental manusia yang mengubah, menentukan dan membangun hidup manusia (Tanlain, 1996). Hakikat dari pendidikan itu adalah perbuatan yang menyebabkan manusia menjadi manusia, menjadi pribadi dewasa susila, atau lebih dikenal dengan pemanusiaan manusia muda. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu mencapai kematangan intelektual dan emosional. Kemampuan seseorang dalam mengelola usaha dapat dipengaruhi oleh kematangan intelektual dan emosionalnya. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu usaha seseorang untuk mencapai kematangan intelektual.
semakin rasional cara berpikirnya. Hal ini akan berpengaruh pada keputusan-keputusan usaha yang diambil. Dari penjelasan tersebut, penulis menduga bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Pengetahuan inilah yang nantinya berpengaruh pada perkembangan jiwa kewirausahaan seseorang yang akan semakin tinggi sehingga semakin efektif dalam mengelola usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan, diduga semakin tinggi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, diduga semakin rendah derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
J. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
selama berinteraksi adalah pembelajaran yang sangat penting bagi perkembangan kecerdasan emosi. Pengusaha yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mampu mengelola usaha dengan efektif. Ia tidak mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain sehingga mudah menjalin relasi bisnis, tidak mudah putus asa, serta mampu mengendalikan dan memotivasi diri. Berdasar uraian diatas penulis menduga bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin seseorang dapat mengelola emosinya dengan baik, dan berdampak pada kemampuan mengelola usahanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan diduga semakin tinggi derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, diduga semakin rendah derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
K. Pengaruh PenerapanBusiness Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa
Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
maupun kerugian jika hasilnya defisit atau rugi. Dengan penerapan konsep kesatuan usaha ini pelaku usaha akan semakin dimudahkan dalam mengontrol ataupun mengendalikan kegiatan usahanya.
Dengan demikian bisa diharapkan bahwa penerapan business entity atau konsep kesatuan usaha dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dalam menjalankan usaha agar usaha dapat dijalankan semakin efektif. Untuk dapat mengelola usahanya dengan efektif seorang wirausahawan membutuhkan sikap kreatif, berorientasi ke depan, inovatif dan percaya diri (Suryana, 2003). Seorang wirausaha yang memiliki sikap berorientasi ke depan akan selalu mengontrol atau melihat sampai dimana perkembangan usaha secara finansial. Dari penjelasan tersebut, penulis menduga penerapan business entity lebih memungkinkan pengusaha untuk mengontrol sampai sejauh mana usahanya berkembang sehingga dapat mengelola usaha dengan efektif. Semakin tinggi penerapanbusiness entitydiduga semakin tinggi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin rendah penerapan business entity, diduga semakin rendah derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
L. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha.
kekayaan pemilik tentu saja akan bisa membedakan sejauh mana kontribusi yang dihasilkan dari suatu usaha. Pendapatan ataupun kerugian akan mudah untuk diketahui sehingga pengelola usaha bisa mengendalikan usahanya agar dapat berjalan dengan efektif. Perkembangan usaha dapat selalu dipantau sehingga pengelola usaha dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mengatasinya dengan cepat dan baik. Dengan memiliki kecerdasan emosional seorang pengusaha dapat mengambil keputusan secara bijaksana. Kecerdasan emosional mutlak diperlukan oleh seorang pengusaha agar dapat menjalankan usahanya secara efektif. Ketika seorang pengusaha mengontrol usahanya dan menemukan adanya krisis, dengan kecerdasan emosional yang baik ia akan menganggap bahwa krisis itu adalah sebuah peluang, peka akan adanya peluang dalam situasi apapun dan mampu mengatasi berbagai konflik. Berdasar uraian diatas, penulis menduga bahwa penerapan business entity dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol sejauh mana usaha dijalankan, dan akan berdampak pada efektivitas mengelola usaha. Semakin tinggi penerapan business entity diduga semakin tinggi derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya semakin rendah penerapan business entity, diduga semakin rendah derajat hubungan antara kecerdasan emosional
M. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha
Jiwa kewirausahaan merupakan sikap kreatif dan inovatif. Seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif dapat mengelola usahanya dengan efektif. Efektivitas mengacu pada keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuannya. Modal adalah semua dana yang tersedia untuk menjalankan usaha seperti modal sendiri serta utang (pinjaman). Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha diduga sangat dipengaruhi tingkat permodalan.
2. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha
Proses kreatif dan inovatif hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki jiwa kewirausahaan. Dengan jiwa kewirausahaan tersebut seorang wirausahawan dapat mengelola usahanya secara efektif. Efektivitas mengacu pada keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuannya. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu usaha seseorang untuk mencapai kematangan intelektual. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha diduga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
4. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas mengelola usaha
5. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha
Jiwa kewirausahaan merupakan sikap kreatif dan inovatif yang berorientasi ke depan. Untuk dapat mengelola usaha secara efektif seorang wirausahawan membutuhkan sikap berorientasi ke depan. Efektivitas mengacu pada keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuannya. Penerapan business entity atau konsep kesatuan usaha merupakan pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan usaha untuk mengontrol sejauh mana perkembangan usaha secara finansial. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha diduga dipengaruhi oleh penerapanbusiness entity.
6. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha
N. Paradigma Penelitian
O. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
2. Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
3. Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
4. Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
5. Ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
Jiwa
Kewirausahaan
Penerapan Business Entity
Tingkat Pendidikan Permodalan
Efektivitas Mengelola Usaha Kecerdasan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dilihat dari metodenya, jenis penelitian ini termasuk penelitian survey yang dilakukan untuk mengambil generalisasi dari suatu pengamatan yang tidak mendalam (Sugiyono, 1999:7). Dalam hal ini peneliti melakukan survey terhadap pengelola usaha beserta dengan usaha yang dijalankan dengan melakukan pengamatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat:
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, pada bidang usaha toko kelontong skala kecil dan menengah.
2. Waktu:
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi penelitian ini adalah semua wirausaha toko kelontong yang terdapat di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
2. Sampel adalah bagian terkecil dari populasi yang memiliki tingkat homogenitas yang hampir sama. Dalam penelitian ini akan diambil sampel 100 unit usaha dengan pertimbangan sudah cukup untuk mewakili populasi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78), pertimbangan tersebut adalah berkaitan dengan karakteristik responden yang secara geografis letaknya masuk di gang-gang sempit sehingga peneliti kesulitan untuk mendata karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan tenaga.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Efektivitas Mengelola Usaha
berhasil dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan, pengorganisasian, pemasaran dan pengelolaan keuangan yang baik. Pengukuran variabel efektivitas mengelola usaha didasarkan pada indikator-indikator yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap. Kuesioner disadur dari penelitian Muhadi dan Saptono (belum diterbitkan).
Tabel III. 1 Skor Pernyataan Efektivitas Mengelola Usaha Skor Pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
4 Sangat tidak setuju 1 4
Tabel III. 2 Kisi-Kisi Kuesioner Efektivitas Mengelola Usaha Pernyataan
Dimensi Indikator
Positif Negatif Kreativitas
Manajerial Interpersonal
Kepemimpinan
Rencana bisnis
Impian hidup
Hasil terbaik
Pengendalian dana/modal
Pembagian tanggung jawab
Semangat kerja
Totalitas
Kepercayaan diri
Etika moral
Pengambilan keputusan
2. Jiwa Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovatif hanya dimiliki oleh orang yang memiliki jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan merupakan rasa percaya diri dalam mengelola usaha, kreatif, ketekunan, keuletan, berorientasi ke depan dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Data variabel ini diungkap berdasarkan pendapat responden dan dapat diukur berdasarkan indikator-indikator variabel. Masing-masing indikator selanjutnya dijabarkan dalam pernyataan-pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap dari Likert. Kuesioner disadur dari penelitian Muhadi dan Saptono (belum diterbitkan).
Tabel III. 3 Skor Pernyataan Jiwa Kewirausahaan Skor Pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
4 Sangat tidak setuju 1 4
Tabel III. 4 Kisi-Kisi Kuesioner Jiwa Kewirausahaan Pernyataan
Dimensi Indikator
Positif Negatif Jiwa
kewirausahaan
Kreativitas
Imajinasi
Resiko
Inovasi
Pengembangan ide
Kerja kelompok
Kepercayaan diri
Peraturan
Penyesuaian diri
Ilmu pengetahuan
Cekatan
1 2, 3, 4 5, 6, 7, 8 9, 10 11
12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19
20, 21, 22, 23 24
Orientasi karir/pekerjaan
Kemampuan manajerial
Bentuk kepribadian
Gaya kepemimpinan
Pencapaian
pertumbuhan usaha
Pencapaian keuntungan
Kondisi perasaan
Pengendalian diri
30 31, 32 33 34 35, 36 37
38 39, 40 3. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik. Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator-indikator yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap. Kuesioner disadur dari penelitian Muhadi dan Saptono (belum diterbitkan). Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional.
Tabel III. 5 Skor Pernyataan Kecerdasan Emosional Skor Pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
Tabel III. 6 Kisi-Kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional Pernyataan Dimensi Indikator Positif Negatif Self Awarness/ mengenal emosi diri
Mengetahui kekuatan
Keyakinan akan kemampuan sendiri
Mengenali keterbatasan diri sendiri
Mengenali emosi sendiri
1 2 3 4 Self Regulation / mengelola emosi
Menahan emosi dan dorongan negatif
Menjaga norma kejujuran dan integritas
Bertanggung jawab atas kinerja pribadi
Luwes terhadap perubahan
Terbuka terhadap ide-ide dan informasi baru
5 6 7 8 9 Motivasi Dorongan untuk menjadi
lebih baik
Menyesuaikan sasaran kelompok /organisasi
Memanfaatkan kesempatan
Kegigihan dalam
memperjuangkan
10 11 12 13 Empati Memahami
Mengembangkan
Pelayanan
Menciptakan kesempatan dalam pergaulan
Membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok
14 15 16 17 18 Social skill/memb ina hubungan
Kemampuan persuasi
Mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas
Kemampuan menyelesaikan pendapat
Semangatleadership
Kolaborasi dan kooperasi
4. Permodalan
Modal adalah semua dana yang tersedia untuk menjalankan usaha meliputi modal pemilik (modal sendiri) serta utang (pinjaman). Modal tidak hanya penting untuk memulai bisnis akan tetapi juga membantu dalam melanjutkan kegiatan operasi. Pengukuran variabel permodalan didasarkan pada skala ordinal sebagai berikut:
Tabel III. 7 Kategorisasi dan Skor Permodalan
Jumlah Modal Kategori Skor
≥5.000.000 Besar 1
<5.000.000 Kecil 0
5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan perbuatan fundamental manusia yang mengubah, menentukan dan membangun hidup manusia. Dalam penelitian ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden. Pengukuran variabel pendidikan dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal sebagai berikut:
Tabel III. 8 Kategorisasi dan Skor Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Kategori Skor
Perguruan Tinggi (D1, D2, D3, S1, S2)
Pendidikan Tinggi 1 SD-SMP-SMA/SMK
Sederajad
Pendidikan Rendah 0
6. PenerapanBusiness Entity
karenanya transaksi yang terjadi dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi usaha (Chariri dan Ghozali, 2003). Pengukuran variabel penerapan business entity didasarkan pada indikator-indikator yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam skala sikap. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penerapan business entity.
Tabel III. 9 Skor Pernyataan PenerapanBusiness Entity Skor Pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
4 Sangat tidak setuju 1 4
Tabel III. 10 Kisi-Kisi Kuesioner PenerapanBusiness Entity Pernyataan
Dimensi Indikator
Positif Negatif Pemisahan harta
usaha dengan harta pribadi
Memisahkan laba dengan kekayaan pribadi
1 3
2
Melakukan pencatatan keuangan
4, 5, 6
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai jumlah responden yang hendak diteliti. Supaya memperoleh karakteristik responden yang sama dengan tepat observasi perlu untuk dilakukan. 2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini digunakan angket kuesioner permodalan, tingkat pendidikan, efektivitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional, dan penerapanbusiness entity.
F. Pengujian Instrument Penelitian
Untuk menguji kuesioner digunakan teknik pengujian instrument sebagai berikut.
1. Pengujian Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur (Sudjana, 1996:369). Suatu instrument dikatakan valid apabila suatu alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang diinginkan dengan tepat. Pengujian dilakukan dengan perhitungan korelasi product momentdari Pearson.
2 2
2 2
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasiproduct moment
N = Jumlah responden
ΣX = Jumlah skor butir
ΣY = Jumlah skor total
ΣXY = Jumlah perkalian skor dengan skor total
ΣX2 = Jumlah kuadrat X
ΣY2 = Jumlah kuadrat Y
Setelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan perlu diuji, dibandingkan
dengan rtabel sebesar 0,361 pada taraf signifikansi 5% dengan derajad
kebebasan (n-2). Jika rxy >rtabel berarti instrument tersebut valid.
(Perhitungan pengujian validitas dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 137). Berikut rangkuman hasil perhitungan pengujian kuesioner seperti nampak pada tabel III. 1.
Tabel III. 11 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Efektivitas Mengelola Usaha
No Butir Soal Koefisien Validitas Nilai r tabel Keterangan
1 Butir 1 0,4142 0,361 Valid
2 Butir 2 0,4222 0,361 Valid
3 Butir 3 0,3794 0,361 Valid
4 Butir 4 0,4718 0,361 Valid
5 Butir 5 0,3749 0,361 Valid
6 Butir 6 0,5735 0,361 Valid
7 Butir 7 0,0909 0,361 Tidak Valid
8 Butir 8 0,5526 0,361 Valid
9 Butir 9 0,3805 0,361 Valid
10 Butir 10 0,4066 0,361 Valid
11 Butir 11 0,4592 0,361 Valid
12 Butir 12 0,4743 0,361 Valid
13 Butir 13 0,3989 0,361 Valid
14 Butir 14 0,3677 0,361 Valid
15 Butir 15 0,3798 0,361 Valid
16 Butir 16 0,3734 0,361 Valid
17 Butir 17 0,5685 0,361 Valid
18 Butir 18 0,3820 0,361 Valid
19 Butir 19 0,5271 0,361 Valid
20 Butir 20 0,1892 0,361 Tidak Valid
Hasil pengujian kuesioner menunjukan bahwa dari 21 butir soal untuk variabel efektivitas mengelola usaha yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 18 butir soal yang valid sebab koefisien validitas > rtabel , sedang 3 butir soal dianggap tidak valid karena koefisien validitas <
rtabel. (Hasil analisis selengkapnya terdapat pada lampiran 2 halaman 137).
Tabel III. 12 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Jiwa Kewirausahaan
No Butir Soal Koefisien Validitas Nilai r tabel Keterangan
1 Butir 1 0.4138 0.361 Valid
2 Butir 2 0.5467 0.361 Valid
3 Butir 3 0.5144 0.361 Valid
4 Butir 4 0.5973 0.361 Valid
5 Butir 5 0.3850 0.361 Valid
6 Butir 6 0.5706 0.361 Valid
7 Butir 7 0.6249 0.361 Valid
8 Butir 8 0.6771 0.361 Valid
9 Butir 9 0.5145 0.361 Valid
10 Butir 10 0.5346 0.361 Valid
11 Butir 11 0.6777 0.361 Valid
12 Butir 12 0.6021 0.361 Valid
13 Butir 13 0.4133 0.361 Valid
14 Butir 14 0.5125 0.361 Valid
15 Butir 15 0.7413 0.361 Valid
16 Butir 16 0.6143 0.361 Valid
17 Butir 17 0.4117 0.361 Valid
18 Butir 18 0.3766 0.361 Valid
19 Butir 19 0.5803 0.361 Valid
20 Butir 20 0.3618 0.361 Valid
21 Butir 21 0.5220 0.361 Valid
22 Butir 22 0.6172 0.361 Valid
23 Butir 23 0.5338 0.361 Valid
24 Butir 24 0.7345 0.361 Valid
25 Butir 25 0.6071 0.361 Valid
26 Butir 26 0.5249 0.361 Valid
27 Butir 27 0.5293 0.361 Valid
28 Butir 28 0.5259 0.361 Valid
29 Butir 29 0.4254 0.361 Valid
30 Butir 30 0.7228 0.361 Valid
31 Butir 31 0.5585 0.361 Valid
32 Butir 32 0.4704 0.361 Valid
33 Butir 33 0.6009 0.361 Valid
34 Butir 34 0.4067 0.361 Valid
35 Butir 35 0.6016 0.361 Valid
36 Butir 36 0.5847 0.361 Valid
38 Butir 38 0.4535 0.361 Valid
39 Butir 39 0.6766 0.361 Valid
40 Butir 40 0.6295 0.361 Valid
Hasil pengujian menunjukan bahwa dari 40 butir soal untuk variabel jiwa kewirausahaan semua butir soal valid dan digunakan dalam penelitian ini sebab koefisien validitas > rtabel. (Lampiran 2 halaman 140).
Tabel III. 13 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Kecerdasan Emosional
No Butir Soal Koefisien Validitas Nilai r tabel Keterangan
1 Butir 1 0.4757 0.361 Valid
2 Butir 2 0.5715 0.361 Valid
3 Butir 3 0.5245 0.361 Valid
4 Butir 4 0.7054 0 .361 Valid
5 Butir 5 0.6445 0.361 Valid
6 Butir 6 0.4677 0.361 Valid
7 Butir 7 0.4303 0.361 Valid
8 Butir 8 0.5447 0.361 Valid
9 Butir 9 0.6772 0.361 Valid
10 Butir 10 0.5725 0.361 Valid
11 Butir 11 0.6594 0.361 Valid
12 Butir 12 0.5331 0.361 Valid
13 Butir 13 0.8308 0.361 Valid
14 Butir 14 0.3865 0.361 Valid
15 Butir 15 0.3836 0.361 Valid
16 Butir 16 0.5649 0.361 Valid
17 Butir 17 0.5497 0.361 Valid
18 Butir 18 0.6608 0.361 Valid
19 Butir 19 0.4887 0.361 Valid
20 Butir 20 0.7717 0.361 Valid
21 Butir 21 0.7676 0.361 Valid
22 Butir 22 0.5339 0.361 Valid
23 Butir 23 0.7957 0.361 Valid
24 Butir 24 0.5962 0.361 Valid
Tabel III. 14 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel PenerapanBusiness Entity
No Butir Soal Koefisien Validitas Nilai r tabel Keterangan
1 Butir 1 0.4584 0.361 Valid
2 Butir 2 0.3699 0.361 Valid
3 Butir 3 0.6023 0.361 Valid
4 Butir 4 0.5040 0.361 Valid
5 Butir 5 0.6098 0.361 Valid
6 Butir 6 0.6753 0.361 Valid
7 Butir 7 0.5913 0.361 Valid
8 Butir 8 0.5941 0.361 Valid
9 Butir 9 0.5381 0.361 Valid
10 Butir 10 0.6209 0.361 Valid
11 Butir 11 0.5213 0.361 Valid
12 Butir 12 0.3644 0.361 Valid
Hasil pengujian menunjukan bahwa dari 12 butir soal untuk variabel penerapan business entity semua butir soal valid dan digunakan dalam penelitian ini sebab koefisien validitas > rtabel. (Lampiran 2 hal 150)
2. Pengujian Reliabilitas
Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kepercayaan dari suatu instrument. Suatu instrument dikatakan reliabel bila instrument tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 1999:109). Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus alpha cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi, 2000:236) sebagai berikut.
22
1
1 at
ab
k k rtt
Keterangan:
rtt = Reliabilitas instrument
ab2 = Jumlah variabel soalat2 = Variabel soal
Jika koefisien alpha lebih besar dari 0.60 dengan taraf signifikansi 5% maka kuesioner tersebut dikatakan handal atau reliabel.
Oleh karena koefisien alpha sebesar 0.8113 untuk variabel efektivitas mengelola usaha, 0.9459 untuk variabel jiwa kewirausahaan, 0.9281 untuk variabel kecerdasan emosional dan 0.8520 untuk variabel penerapan business entity lebih besar dari 0.60 maka kuesioner tersebut dinyatakan handal atau reliabel (Ghozhali, 2005:42). (Hasil analisis selengkapnya terdapat pada lampiran 2 halaman 137)
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik yang ada pada para wirausaha toko kelontong, yaitu permodalan, tingkat pendidikan, penerapan business entity, jiwa kewirausahaan, kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Dalam analisis ini akan dihitung nilai mean, nilai median, nilai modus dan standar deviasi.
2. Pengujian Persyaratan Analis Uji Normalitas
normalitas peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov yang memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Adapun uji kolmogorov-smirnov untuk normalitas (Sugiyono, 1999:255) rumusnya adalah sebagai berikut.
D = maksimum F0
Sn
Keterangan:D = Deviasi maksimum
F0(X) = Fungsi distribusi komulatif yang ditentukan
S0(X) = Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi
Uji ini menggunakan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika probabilitas asimtot > 0,05 berarti sebaran data normal. 2) Jika probabilitas asimtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal.
3. Uji Hipotesis
Untuk meguji hipotesis I sampai dengan hipotesis VI menggunakan rumus regresi dengan memasukan variabel dummy sebagai variabel moderator (Gujarati, 1978:274) sebagai berikut.
a.
Untuk menguji hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.1 1 1 2 1 1 1 1
0 D X (D X ) u
Y
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X1 = Jiwa kewirausahaan
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummypermodalan (Sebagai variabel moderator)
u = Gangguan stokastik
b. Untuk menguji hipotesis II yang menyatakan ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
1 2 1 2 2 1 1 1
0 D X (D X ) u
Y
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X2 = Kecerdasan emosional
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummypermodalan (Sebagai variabel moderator)
1 jika modal besar 0 jika modal kecil u = Gangguan stokastik
c. Untuk menguji hipotesis III yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
1 1 1 2 1 1 1 1
0 D X (D X ) u
Y
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X1 = Jiwa kewirausahaan
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummytingkat pendidikan (Sebagai variabel
moderator)
1 jika tingkat pendidikan tinggi 0 jika tingkat pendidikan rendah
u = Gangguan stokastik
d.
Untuk menguji hipotesis IV yang menyatakan ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.1 2 1 2 2 1 1 1
0 D X (D X ) u
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X2 = Kecerdasan emosional
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummytingkat pendidikan (Sebagai variabel
moderator)
1 jika tingkat pendidikan tinggi 0 jika tingkat pendidikan rendah u = Gangguan stokastik
e.
Untuk menguji hipotesis V yang menyatakan ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.1 1 1 2 1 1 1 1
0 D X (D X ) u
Y
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X1 = Jiwa kewirausahaan
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummypenerapanbusiness entity(Sebagai variabel
moderator)
1 jika penerapanbusiness entitytinggi 0 jika penerapanbusiness entityrendah u = Gangguan stokastik
f.
Untuk menguji hipotesis VI yang menyatakan ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.1 2 1 2 2 1 1 1
0 D X (D X ) u
Y
Keterangan:
Y = Efektivitas mengelola usaha X2 = Kecerdasan emosional
α,β = Konstanta atau parameter
D1 = Variabeldummypenerapanbusiness entity(Sebagai variabel
moderator)
Untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau tidak maka diadakan uji signifikansi pada taraf signifikansi 5%.
Kriterian pengujian hipotesis:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam bab ini akan dideskripsikan pengelompokan data ke dalam daftar kategorisasi dan interpretasi penilaian untu