• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

52 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) (Paidi, 2012: 80). Penelitian ini hanya dilakukan sampai dengan tahap pengembangan (development) karena keterbatasan peneliti.

1. Tahap Analisis (Analysis)

Tahap mendefinisikan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Output yang dihasilkan berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci berdasarkan kebutuhan (Paidi, 2012: 80). 2. Tahap Desain (Design)

Tahap membuat rancangan (blue print) untuk mencapai tujuan, dalam hal ini merupakan kelayakan LKS berbasis keterampilan proses sains oleh guru dan tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS. Rancangan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) yang mengacu pada aspek-aspek keterampilan proses sains berdasarkan pada aspek KPS dan indikatornya menurut Nuryani (2005: 86-87). Struktur dan format LKS berdasarkan pada Depdiknas dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang dimodifikasi, terdiri atas judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan

(2)

53

dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Berikut aspek KPS dan indikator yang diacu dalam pengembangan LKS;

Tabel 1. Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Indikator

No. Aspek Indikator

1. Observasi - Menggunakan sebanyak mungkin indra - Menggunakan fakta relevan

2. Klasifikasi - Mencatat setiap pengamatan - Mencari perbedaan dan persamaan - Mengontraskan ciri-ciri

- Membandingkan

- Mencari dasar pengelompokkan - Menghubungkan hasil pengamatan 3. Interpretasi - Menghubungkan hasil pengamatan

- Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan

- Menyimpulkan

4. Prediksi - Menggunakan pola/hasil pengamatan - Mengemukakan apa yang mungkin

terjadi pada keadaan yang belum diamati 5. Berhipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti 6. Merencanakan

percobaan

- Menentukan alat/bahan yang digunakan - Menentukan variabel/faktor penentu - Menentukan apa yang akan diukur,

diamati, dicatat 7. Menggunakan

alat/bahan

- Memakai alat/bahan

- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan

- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan

8. Berkomunikasi - Memberikan data empiris hasil

percobaan dengan tabel/grafik/diagram - Menyampaikan laporan sistematis - Menjelaskan hasil percobaan

(3)

54

- Membaca grafik - Mendiskusikan (Sumber: Nuryani, 2005: 86-87) 3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap mewujudkan blue print alias desain menjadi kenyataan. Pada penelitian ini merupakan perwujudan lembar kegiatan siswa (LKS) menjadi produk jadi siap pakai untuk diujicobakan pada siswa. Tahap ini juga dilakukan review produk oleh ahli menggunakan angket reviewer hasil modifikasi dari angket penelitian sebelumnya, uji coba terbatas pada 15 siswa, kelayakan LKS menurut guru menggunakan angket yang mengacu evaluasi bahan ajar menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang telah dimodifikasi serta tanggapan siswa terhadap LKS menggunakan angket yang disusun oleh peneliti.

Gambar 10. Skema Alur Pengembangan LKS Berbasis KPS Identifikasi

masalah

Penyusunan draf bahan ajar (LKS)

Review dari ahli media dan ahli

materi

Revisi 1 Uji coba terbatas

di sekolah (kelayakan dinilai

guru, tanggapan LKS oleh siswa)

(4)

55 B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk menguji kelayakan LKS berbasis KPS dilakukan di SMA N 1 Kasihan, Bantul

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian yang digunakan untuk menguji kelayakan LKS berbasis KPS pada bulan April – Mei 2017.

C. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian

Obyek penelitian yaitu LKS berbasis KPS materi sistem reproduksi manusia.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian terdiri atas guru biologi dan siswa. D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik non propability sampling tepatnya purposive sampling dimana menggunakan pertimbangan sekolah di kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013 pada kelas XI IPA. Penentuan siswa yang dijadikan responden melalui pengacakan kelas dan rekomendasi dari guru biologi setempat yang kemudian diberikan pembelajaran menggunakan LKS berbasis KPS dengan 2 x pertemuan didampingi guru biologi yang bersangkutan.

(5)

56 E. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yaitu 3 orang guru biologi yaitu Sulastri, S.Pd, Yuliantara, M.Pd, dan Rachmat Basuki, M.Pd serta 15 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 1 Kasihan.

F. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket yang terdiri dari angket validasi instrumen berupa LKS berbasis KPS menurut ahli materi dan ahli media yang diwakili oleh dosen, angket penilaian oleh guru yang mengacu pada evaluasi bahan ajar menurut Depdiknas dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008, dan angket tanggapan siswa.

1. Angket validasi instrumen menurut ahli materi dan ahli media disusun oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dimodifikasi.

2. Angket penilaian guru biologi terhadap LKS disusun oleh peneliti dengan mengacu pada evaluasi bahan ajar menurut Depdiknas dalam Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafikan. Berikut indikator dalam pembuatan angket;

(6)

57

Tabel 2. Aspek dan Indikator Angket Kualitas dan Evaluasi LKS

No. Aspek Indikator

1. Kelayakan isi - Kesesuaian dengan KI, KD

- Kesesuaian dengan perkembangan anak - Kesesuaian dengan kebutuhan bahan

ajar

- Kebenaran substansi materi pembelajaran

- Manfaat untuk penambahan wawasan - Kesesuaian dengan nilai moral, dan

nilai-nilai sosial 2. Kebahasaan - Keterbacaan

- Kejelasan informasi

- Kesesuain dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

3. Sajian - Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

- Urutan sajian

- Pemberian motivasi, daya tarik

- Interaksi (pemberian stimulus dan respon)

- Kelengkapan informasi

4. Kegrafikan - Penggunaan font; jenis dan ukuran - Layout atau tata letak

- Ilustrasi, gambar, foto - Desain tampilan (Sumber: Depdiknas, 2008: 29)

3. Angket tanggapan LKS menurut siswa disusun oleh peneliti berdasarkan kebutuhan informasi yang diperlukan yang terdiri atas komposisi LKS, penggunaan bahasa, tampilan LKS, kejelasan informasi yang mengarahkan pada konsep, serta kegiatan pembelajaran yang dimunculkan dalam LKS.

(7)

58 G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data berupa kritik, masukan dan saran dari ahli media dan ahli materi selaku reviewer diperolah dari angket berupa checklist yang meliputi indikator / kriteria yang ditentukan. Angket review ahli media menggunakan skala Likert untuk mengetahui kualitas dari tiap indikator / kriteria yang ditentukan. Angket review ahli materi menggunakan skala benar / salah untuk mengetahui kebenaran konsep yang ada dalam LKS.

2. Data penilaian guru biologi terhadap kelayakan LKS berbasis KPS menggunakan angket checklist yang meliputi beberapa komponen dari kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan dengan skala Likert serta kritik, masukan dan saran apabila diperlukan.

3. Data tanggapan setelah menggunakan LKS diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa meliputi aspek yang telah ditentukan.

H. Teknik Analisis Data

Hasil dari pengumpulan data mendapatkan data berupa data kualitatif, yaitu kelayakan LKS berbasis KPS dan tanggapan siswa terhadap LKS. Data kualitatif ini kemudian dikuantitatifkan dalam persentase agar memperoleh hasil berupa angka. Data kelayakan LKS serta tanggapan siswa berupa data nominal diperoleh dengan cara menghitung rata-rata jawaban skor berdasarkan skor setiap jawaban dan responden.

(8)

59

Hasil penelitian dari angket guru dan siswa berupa kriteria kualitas LKS dikodekan dengan skala kuantitatif ketentuan di bawah;

Tabel 3. Pengkodean Kriteria Kualitas LKS dalam Skala Kuantitatif.

Kriteria Skor

SB (Sangat Baik) 4

B (Baik) 3

K (Kurang) 2

SK (Sangat Kurang) 1

Setelah data terkumpul dari semua responden, kemudian data dianalisis dengan cara menghitung rata-rata menggunakan rumus;

Keterangan:

= skor rata-rata Ʃx = jumlah skor N = jumlah responden

Mengubah skor rata-rata tiap kriteria kualitas menjadi kuantitatif sesuai kriteria penilaian. Penjabaran nilai tiap perangkat pembelajaran menjadi nilai kualitatif diadaptasi dari Djemari Mardapi (Anggit Al-Furqon, 2014: 9);

Tabel 4. Rumus Rentangan dan Kriteria Skor Hasil

No Rentang Skor Kriteria

1 X ≥ Mi + Sbi Sangat baik

2 Mi + Sbi > X ≥Mi Baik

3 Mi > X ≥ Mi – Sbi Kurang

(9)

60 Keterangan:

Mi = Mean ideal (1/2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)) Sbi = Simpangan baku ideal

(1/3)(1/2) (skor tertinggi ideal – skor terendah indeal) Skor tertinggi ideal = jumlah butir soal x skor tertinggi Skor terendah ideal = jumlah butir soal x skor terendah

Skor rata-rata yang diperoleh kemudian dihitung untuk mengetahui besar persentase. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara mengalikan hasil bagi skor riil (skor rata-rata) dengan skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2008: 99) menggunakan rumus:

dengan kriteria persentase sebagai berikut:

Sangat layak = 76% - 100% Tidak layak = 26% - 50% Layak = 51% - 75% Sangat tidak layak = 0% - 25%

(Natsir Hendra Pratama, 2011: 53) Hasil kuantitatif berupa persentase kemudian dikualitatifkan kembali untuk mengetahui tingkat kategori kelayakan LKS disesuaikan dengan kriteria persentase diatas.

Persentase =

Gambar

Tabel 1. Aspek Keterampilan Proses Sains  (KPS) dan Indikator
Gambar 10. Skema Alur Pengembangan LKS Berbasis KPS Identifikasi
Tabel 2. Aspek dan Indikator Angket Kualitas dan Evaluasi LKS
Tabel 3. Pengkodean Kriteria Kualitas LKS dalam Skala Kuantitatif.

Referensi

Dokumen terkait

media sosial instagram sebagai alternatif pembelajaran yang dikembangkan. Angket uji coba produk dilakukan dalam dua tahap yaitu skala kecil yang terdiri. dari 10 orang

Uji coba terbatas dilakukan oleh 1 ahli media, 1 ahli materi, dan 1 praktisi pembelajaran. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah media pembelajaran layak

Angket terbuka diberikan kepada ahli desain handout dan ahli materi di saat validasi oleh para ahli, pada uji coba perorangan untuk melihat tanggapan guru, uji

Pada tahap uji coba terbatas, angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap majalah matematika, dan soal tes uraian digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar

Uji coba terbatas dilakukan berdasarkan produk awal yang telah disusun dan direvisi sesuai masukan dari ahli, selanjutnya akan dilakukan revisi apabila terdapat kekurangan pada

Instrumen pengambilan data yang digunakan pada penelitian pengembangan penilaian digunakan pada tahap analisis kebutuhan, validasi ahli, uji coba satu-satu, uji

Uji coba model pembelajaran sejarah yang dikembangkan melalui tahap validasi tim ahli/pakar dan diujicobakan dalam kelompok terbatas. Model yang dikembangkan dalam

b) Kemudian peneliti membuat instruemen untuk mengukur kelayakan produk, pada tahap ini peneliti membuat angket untuk mengetahui kevalidan dari media yang telah dibuat