• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

66

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Sekolah Menengah Atas Insan Cendekia Al Mujtaba Sukoharjo, yang beralamatkan di Jl. Ovensari Kadilangu Baki Sukoharjo. Sekolah ini merupakan sekolah Insan Cendekia satu-satunya di Jawa Tengah.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Semester I (Bulan Juli 2015-Maret 2016) tahun ajaran 2015 – 2016. Adapun tahap pelaksanaan kegiatan penelitian secara umum dapat dilihat pada rekapitulasi jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No Tahap Kegiatan

Penelitian

Bulan

Juli Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. 1. Menyusun Proposal Penelitian 2. 2. Membuat Draf Model 3. 3. Menyusun Instrumen Penelitian 4. 4. Mengumpulkan Data 5. 5. Analisis Data 6. 6. Menyusun Laporan 7. 7. Ujian

(2)

B. Jenis Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitan dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris research and development (R&D).

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012:407). Menurut Borg dan Gall (1991:772) menjelaskan education

research and development (R&D) os a process used to develop and validate education products yang berarti penelitian dan pengembangan merupakan suatu

proses yang digunakan untuk mengembangakan dan menguji validitas produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Nusa Putra (2012:88) mengemukakan

research and development tepat digunakan untuk meneliti yang akan melakukan

inovasi dengan mencari temukan model, produk, prosedur, metode baru, dan hendak mengukur efektifitas, produktivitas dan kualitasnya. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pembelajaran yang efektif dan menarik bagi peserta didik dan guru, pengembangan model ini dengan berbasiskan nilai-nilai yang terkandung dalam serat jawa dengan pemanfatan naskah serat wicara keras. Selain sebagai basis pengembangan model, sekaligus memperkenalkan siswa terhadap salah satu peninggalan kebudayaan lokal sehingga produk yang dihasilkan berbentuk model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan bagi pengajar dalam proses pembelajaran. Penelitan ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran sejarah yang berbasis nilai-nilai SWK yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis bagi siswa.

(3)

C. Desain Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menciptakan sebuah model pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan dari pemebelajaran itu sendiri. Untuk terciptanya sebuah model pembelajaran yang baik maka disusun melalui prosedur penelitian yang baik. Borg and Gall (1991:775) mengatakan prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama antara lain mengembangkan produk dan menguji efektifian produk dalam menjangkau tujuan. Prosedur yang dipakai peneliti dalam pengembangan bahan ajar model menerapkan prosedur pengembangan Borg and Gall (1989: 784-785) yang menjelaskan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut: 1) Research and

Information, 2) Planning, 3) Develop preminary from product, 4) Preliminary field testing, 5) Main product revision, 6) Main field testing, 7) Operational product revision, 8, Operational field testing 9) Final revisi product, dan 10) Dessemination and implementation. Oleh karena tidak semua penelitian

pengembangan dipakai untuk memproduksi produk dalam skala besar maka ada penyederhanaan tahapan-tahapan dalam proses pengembangan model yaitu sebagai berikut: 1) analisis kebutuhan, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji produk. Kemudian supaya mudah dikatagorikan maka tahapan tersebut dikelompokan menjadi tiga kelompok besar seperti halnya Nana Syaodih Sukmadinata (2007, 184-187) membaginya, sebagai berikut: 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model dan 3) pengujian model.

Tahap-tahap penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu, tahap I: studi pendahuluan, tahap II: tahap pengembangan model, dan tahap III: tahap Evaluasi/pengujian model. Tahap penelitian pengembangan model pembelajaran berbasis nilai-nilai serat wicara keras dapat digambarkan sebagai berikut :

(4)

T

ahap 1. Pendahuluan

Tahap 2. Pengembangan Model

Tahap 3. Evaluasi/Efektivitas Model

Gambar 3.1 Tahap Penelitian dan Pengembangan Model PSB NSWK SK : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah KD: Menggunakan metode penelitian sejarah NSWK sebagai basis pengembangan model Nilai- nilai yang terkandung :

(Sikap kritis, kepedulian social, keberanian, jujur, cinta tanah air, kepemimpinan, religious, kesopanan)

- Tes Awal

- Implementasi Model - Tes akhir

- Uji efektifitas Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen Pembuatan Draf Model Hipotetik yang dikembangkan

Validasi Draf Model Oleh Tim

Ahli Revisi 1 Draf Model Uji Coba terbatas Terbatas Revisi 2 Draf Model Studi Pustaka dan

survey lapangan

-Model Pembelajaran sejarah yang digunakan

-Kemampuan berfikir kritis siswa -Sumber bahan AJAR

Model Final sudah direvisi dan siap digunakan Uji Coba satu-satu Revisi 3 Draf Model Uji Implementas i

(5)

D. Implementasi Tahap Penelitian

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap tahap penelitian yang dilalui oleh peneliti hingga tersusunya sebuah model pembelajaran.

1. Tahap I: Studi Pendahuluan

Langkah pertama yang harus dilalui peneliti adalah tahap penelitan pendahuluan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melihat model pembelajaran sejarah yang selama ini dilaksanakan, pengaruh dari model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan berfikir kritis siswa, dan bentuk kebutuhan terhadap model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat. Hasil dari penelitan pendahuluan ini akan diperoleh suatu kebutuhan dalam sistem pembelajaran yang akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Dalam studi pendahuluan ini, penelitan melakukan terlebih dahulu kegiatan yaitu studi pustakan dan survei lapangan.

a. Studi pustaka

Studi pustaka yaitu kajian untuk mengumpulkan data berupa naskah serat wicara keras yang sudah dialih bahasakan., jurnal ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan sejarah SWK, selanjutnya peneliti menganalisis serat dan mereduksi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dan berbagai referensi lainya yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis. Selain itu untuk melihat model pembelajaran yang dilaksanakan dilihat dari Silabus, dan RPP yang digunakan oleh guru mata pelajaran

b. Survei lapangan

Survei lapangan ini bertujuan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian sejarah. Pengumpulan data pada saat survei lapangan dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Pengamatan di lakukan dengan mengamati dan menganalisis pembelajaran yang berlangsung, melihat kemampuan siswa dalam berfikir kritis, dengan wawancara kepada siswa dan guru selain itu juga diberikan angket berfikir kritis untuk mengetahui tingkat

(6)

kemampuan berfikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data arsip dokumen tentang proses perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran sejarah. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa.

c. Sumber Data

Sumber data adalah sumber informasi yang digunakan peneliti untuk membangun sebuah penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:

1. Informan : guru dan siswa

2. Peristiwa : kegiatan pembelajaran sejarah lokal di kelas. 3. Dokumen : silabus, RPP dan dokumen yang relevan.

d. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berguna sebagai pendukung dalam penelitian. Teknik-teknik yang digunakan adalah:

1. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahui memori seseorang terhadap semua hal yang berkaitan dengan pengalamannya terkait dengan permasalah yang diteliti melalui komunikasi dua arah (tanya-jawab). Dalam hal ini peneliti mewawancarai pihak yang mengetahui masalah dan yang terlibat dalam penelitian seperti guru, siswa dan ahli.

2. Analisis Dokumentasi : Arsip atau dokumen digunakan peneliti untuk memperluas pembendaharaan kata (Emy Wuryani, 2011:17). Dokumen yang dianalisis berupa silabus, kalender akademik, prota, promes, RPP, dan hasil evaluasi peserta didik.

3. Observasi : Observasi merupakan kegiatan penelitian dimana peneliti hadir langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan (Sutopo, 2006:228) . Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses kegiatan belajar di dalam kelas.

(7)

e. Teknik validitas data

Dalam studi pendahulau peneliti mengolah data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sehingga peneliti wajib memperoleh informasi dari berbagai sumber. Setelah data diperoleh peneliti membandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya untuk menguji validitas data. Uji validitas digunakan untuk menjamin kredibilitas dan kebenaran data yang diperoleh. Cara yang paling umum digunakan adalah menggunakan trianggulasi data (Sutopo, 2006:92). Trianggulasi data (trianggulasi sumber) digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda sumber. Alur trianggulasi sumber dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:94):

Gambar 3.2 Trianggulasi Sumber

Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda dalam teknik pengumpulan datanya (Sutopo, 2006:95). Trianggulasi metode diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji tingkat kebenaran datanya. Alur trianggulasi metode dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:96):

Gambar 3.3. Trianggulasi Metode

Informan Dokumen/Arsi p Data Wawancara Analisis Konten Observasi Aktivitas/Peril aku Data Dokumen/Arsi p Kuesioner Wawancara Observasi

(8)

f. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Milles dan Hubeman yang memiliki 3 unsur, yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data sehingga tidak bisa dipisahkan. Proses analisis ini dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan kebutuhan peneliti sampai menemukan hasil yang terbaik. Langkah-langkah model analisis interakif menurut Milles dan Huberman:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah kegiatan memilah - milah data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara menyeleksi, menyederhanakan dan memfokuskan data yang didapat selama penelitian (Sutopo 2006:114). Akhir dari proses reduksi data adalah mengubah data mentah menjadi informasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan penggabungan berbagai informasi yang dideskripsikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti dengan susunan yang sistematis dan logis sehingga mudah dipahami oleh orang lain (Sutopo, 2006: 115).

3. Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dihasilkan sejak awal hingga akhir penelitian. Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka dibutuhkan verifikasi dengan tujuan memantapkan simpulan dengan menelusuri kebenaran informasi selama penelitian berlangsung (Sutopo, 2006: 116). Langkah-langkah model analisis interaktif menurut Milles dan Hubeman dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006 :120).

(9)

Gambar 3.4. Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Hubeman

g. Output

Hasil dari tahap eksplorasi ini berupa informasi yang menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai SWK untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa benar-benar dibutuhkan di dalam pembelajaran sejarah di SMA IC AM Sukoharjo. Sehingga selanjutnya dari tahap ini adalah mendesain draf model.

2. Tahap II: Pengembangan Model

Tahap pengembangan model meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengajuan draf model.

b. Draf model yang telah jadi akan di uji validasnya kepada tim ahli. c. Uji coba terbatas draf model.

d. Melakukan revisi draf model. e. Evaluasi dan penyempurnaan draf

a. Pengajuan Draf Model

Dalam penelitan ini produk yang dihasilkan adalah sebuah model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Serat Wicara Keras (PSB-NSWK), yang akan menjadi draf model. Model pembelajaran ini diciptakan sebagai salah satu solusi terhadap kebutuhan akan sebuah model pembelajaran sejarah yang efektif dan menyenangkan sekaligus untuk meningkatakan kemampuan berfikir kritis Siswa SMA. Penyusunan draf model berpijak pada hasil kajian pustakaa dan survey

Pengumpulan Data 1 3 Sajian Data Reduksi Data Verifikasi 2

(10)

lapangan pada studi pendahuluan, memadukan kesesuaian karakteristik model-model yang akan dikembangkan. Dasar penyusunan yang digunakan menjadi acuan adalah sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak pengiring.

Dengan demikian fokus tindakan penelitian ini adalah memperbaiki dan memberdayakan model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat wicara keras untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Berfikir kritis merupakan kemampuan siswa untuk peka terhadap kondisi social dan politik yang terjadi dilingkungan sekitarnya, mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi. Dengan nilai - nilai yang terkandung dalam serat wicara keras sebagai sumber belajar, siswa dapat melihat kondisi social politik saat ini. Keberhasilan pengembangan model pembelajaran dilihat dari aspek penguasaan kompetensi (prestasi belajar), dengan ditunjukan selama proses pembelajaran berlangsung, baik dalam penjelasan maupun ekspresi yang ditunjukan serta konsep-konsep yang aktual dan tajam dalam menjelaskan peristiwa sejarah dan peristiwa masa kini.

(11)

LO

Model Pembelajaran Berbasis Nilai nilai Serat Wicara Keras Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis

1. 1. Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah

2. 2. Kompetensi Dasar : Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah 3. 3. Tujuan : Menjelaskan dan menganalisis sumber sejarah,Siswa mengkritisi masalah 4. 4. Langkah Pembelajaran : Kegiatan pembelajaran melalui apersepsi, ekplorasi, elaborasi,

konfirmasi dan penutup

5. 5. Sumber/ media : Naskah SWK, Power Point, LCD, Buku Paket , artikel berita 6. 6. Evaluasi : Post Test

KEGIATAN GURU

KEGIATAN SISWA

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD yang akan dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

PENDAHULUAN Apersepsi

Menyimak penjelasan guru tentang sosialisasi dan prosedur dan tujuan pembelajaran.

Fase 1 PBL:Mengorientasi peserta didik pada masalah

Guru menyampaikan tentang permasalahan yang terjadi di negeri ini,permasalahan korupsi yang terus menggerogoti kejayaan Negara Fase 2 PBL :Mengorganisasikan kegiatan belajar

Guru membagi kelas kedalam 4 kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 siswa dan masing-masing

kelompok diberikan lembar kerja yang berisi pemaparan masalah yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.Guru memberikan sumber artikel berita sebagai pendukung data.

KEGIATAN INTI 1. Ekploras

i

Fase 1 PBL:Mengorientasi peserta didik pada masalah

Siswa menanggapi permasalahan yang terjadi di negeri

ini,permasalahan korupsi yang terus menggerogoti kejayaan Negara

Fase 2 PBL :Mengorganisasikan kegiatan belajar

Siswa membagi kelas kedalam 4 kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 siswa dan masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja yang berisi pemaparan masalah yang harus dipecahkan. Menerima sumber artikel berita sebagai pendukung data. MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH

(12)

Gambar 3.5. Draf Awal Model PSB- NSWK

Fase 3 PBL :Membimbing penyelidikan

Siswa melakukan proses penyelidikan dari masalah yang diberikan. Yang meliputi proses pengumpulan informasi melalui pendapat dan analisis sumber berita (Heuristik), proses silang pendapat/dsikusi (Kritik). Menarik kesimpulan

(Verifikasi) dan penulisan hasil laporan (Historiografi). Fase 3 PBL :Membimbing

penyelidikan

Guru membimbing dan mengamati proses berlangsungnya diskusi kelompok dalam pemecahan masalah. Guru memberikan penilaian terhadap partisipasi masing-masing siswa dalam diskusi pemecahan masalah. Yang meliputi proses pengumpulan informasi melalui pendapat dan analisis sumber berita (Heuristik), proses silang pendapat/dsikusi (Kritik). Menarik kesimpulan (Verifikasi) dan penulisan hasil laporan

(Historiografi). 2. Elaborasi

Fase 4 PBL :Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Siswa mempresentasi laporan lembar kerja pemecahan masalah yang telah dirumuskan oleh masing-masing kelompok. siswa aktif dalam bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain (Heuristik). Dan mengkritisi /berbeda pendapat terhadap hasil diskusi kelompok lain (Kritik & Interpretasi). Fase 5 PBL :Analisis dan evaluasi Siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses pemecahan masalah yang telah mereka lakukan dan menegaskan kepada siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari bahwa mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara sederhana melalui tahapan-tahapan proses belajar PBL

Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi tentang pentingnya memahami nilai dan berfikir kritis. Applaus dan salam untuk selesainya proses pembelajaran.

Fase 4 PBL :Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing masing-masing kelompok dalam proses diskusi melalui presentasi laporan lembar kerja pemecahan masalah yang telah dirumuskan oleh masing-masing kelompok. Guru memberikan penilaian terhadap proses presentasi dan diskusi. Keaktifan siswa dalam bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain (Heuristik). Dan mengkritisi /berbeda pendapat terhadap hasil diskusi kelompok lain (Kritik & Interpretasi).

Fase 5 PBL :Analisis dan evaluasi Guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses pemecahan masalah yang telah mereka lakukan dan menegaskan kepada siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari bahwa mereka telah melaksanakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara sederhana melalui tahapan-tahapan proses belajar PBL

PENUTUP 3. Konfirmasi

Guru menyimpulkan hasil

pembelajaran dan merefleksi tentang pentingnya memahami nilai dan berfikir kritis. Applaus dan salam untuk selesainya proses pembelajaran. Guru mentutup pembelajaran

(13)

Gambar 3.6. Sintak Pembelajaran

Sintak Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-nilai Serat Wicara Keras Struktur

Tahap pertama : mempersiapkan materi nilai SWK. Tahap kedua : penyampaian informasi materi.

Tahap ketiga : mengorganisasi kelompok, penugasan menganalisis nilai serat dan fakta, presentasi hasil analisis dari data dan fakta mencakup nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam serat

Tahap keempat : Membimbing Kelompok.

Tahap lima : evaluasi dan refleksi hasil diskusi Tahap enam : memberi penghargaan dan penguatan

Sistem Sosial

Model ini bersifat kooperatif, guru tetap menjadi fasilitator, inisiator dan pengawas dalam setiap kegiatan. Hal yang perlu dinilai adalah penganalisis data secara kritis, serta menganalisis nilai yang terkandung dalam serat wicara keras.

Prinsip reaksi.

Pengajar menyesuaikan tugas yang diberikan terutama penyiapan data nilai-nilai serat wicara keras yang dibagi dalam beberapa pupuh. Serta menentukan kesiapan.

Sistem Pendukung

Siswa memerlukan naskah serat untuk dianalisis yang dijadikan sumber informasi.

Dampak Pengiring

Model berbasis nilai-nilai serat dirancang untuk melatih siswa dalam penjelasan sejarah, dan sekaligus melatih berfikir kritis dan analisis. Selain itu model ini

memberi perhatian pada siswa untuk fokus akan data, dan rentetan-rentetan peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain.

(14)

b. Validitas Draf Model

Draf model yang akan dikembangkan diajukan kepada tim ahli/tim pakar untuk menvalidasi model yang dikembangkan layak atau tidak diimplementasikan. Validitas draf model dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat direvisi sehingga draf model yang dikembangkan akan menjadi maksimal sesuai dengan tinjauan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui kelayakannya validasi diukur menggunakan skala Likert rentang skor 1 sampai 5. Data yang diperoleh dari lembar validasi kemudian diubah menjadi data interval sebagai berikut:

Sangat Baik : 5 (100% sesuai dengan pernyataan)

Baik : 4 (80% sesuai dengan pernyataan)

Cukup : 3 (60 % sesuai dengan pernyataan) Kurang : 2 (40% sesuai dengan pernyataan) Sangat Kurang : 1 (20% sesuai dengan pernyataan)

Pada tahap selanjutnya skor yang diperoleh diubah menjadi nilai dengan acuan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Nilai Validasi Draf Model

Interval skor Nilai Kategori

> (Mi + 1,80 Sbi) A Sangat Baik

(Mi + 0,6 SBi) < X̅ ≤(Mi + 1,80 Sbi) B Baik

(Mi − 0,6 SBi) < X̅ ≤(Mi + 0,6 SBi) C Cukup

(Mi - 1,80 Sbi) < X̅≤(Mi − 0,6 SBi) D Kurang

≤ (Mi - 1,80 Sbi) E Sangat Kurang

Keterangan:

Mi= rerata ideal = 1

2 (skor maks. Ideal + skor min ideal) Sbi= simpangan baku = 1

6 (skor maks. ideal - skor min. ideal) Sedangkan untuk menghitung skor rerata penilaian produk memakai rumus:

𝑿𝒊

̅̅̅̅= ∑𝑿

𝒏 Keterangan:

(15)

𝑋𝑖̅̅̅ = skor rata-rata

∑𝑋 = jumlah skor

n = jumlah responden

Dalam penelitian ini patokan yang digunakan untuk kelayakan produk yang akan diimplementasikan pada pembelajaran adalah nilai (skor) C atau kategori cukup yang diperoleh dari penyekoran tim ahli

c. Revisi Draf Model

Revisi draf model yang dikembangakan dilakukan berdasarkan catatan-catatan atau saran-saran yang diberikan oleh tim ahli/pakar agar pengembangan model menjadi lebih baik. Model yang direvisi menjadi model hipotetik yang akan diuji cobakan.

d. Uji Coba

Uji coba dilakukan belum secara luas masih bersifat terbatas, yakni dilakukan satu kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kemampuan berfikir kritis dengan model yang dikembangkan. Model yang dikembangkan akan terlihat kekurangan-kekurangan yang perlu direvisi kembali sebelum mejadi model hipotetik.

Untuk mengujicobakan model yang telah di rancang dilakukan dengan cara penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33). Sugiyono (2012:109) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Margono, 2005: 110). Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan,

(16)

treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian menobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Penelitian eksperimen bertujuan (Zuriah, 2006: 58): 1) Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. 2) Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen. 3) Menarik generalisasi hubungan antarvariabel. 2. Karakteristik penting dari penelitian eksperimen Ide pokok dasar dari semua penelitian eksperimen sangat sederhana yaitu mencoba sesuatu dan mengamati dengan sistematis apa yang terjadi.

Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang berupaya mengkaji hubungan kausalitas suatu kejadian dengan melakukan manipulasi terhadap objek penelitian, selain juga melakukan kontrol. (Andi.2011:146). Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiyono.2010:107)

Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Nana Syaodih (2007:194).. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah uji eksperimen dengan desain prates-pascates kelompok statis. Dengan model sebagai berikut :

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Sumber : Nana Syaodih S (2007:209)

Gambar 3.6.. Prosedur Penelitian Eksperimen

1) Desain Uji Coba

Uji coba model pembelajaran sejarah yang dikembangkan melalui tahap validasi tim ahli/pakar dan diujicobakan dalam kelompok terbatas. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini hanya dimanfaatkan oleh guru sebagai pengguna.

(17)

Subjek uji coba dalam penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas IC Al Mujtaba Sukoharjo. Pelakasanaan uji coba dilakukan pada siswa kelas 10 semester 1. Untuk melihat keefektivitas model dilakukan di kelas A sebagai kelompok kontrol, dan kelas B untuk kelompok eksperimen.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dilakukan uji kompetensi karena model yang dikembangkan digunakan oleh guru untuk melihat kemampuan berfikir kritis. Apabila hasil uji kompetensi ≥ 50% siswa mencapai ketuntasan, maka model pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan. Sebaliknya jika dari hasil kompetensi diperoleh < 50% siswa mecapai ketuntasan, maka dilakukan uji coba kembali.

3) Uji coba terbatas

Uji coba terbatas dilakukan setelah draf pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai SWK yang dikembangkan sudah dinyatakan siap diujicobakan oleh tim ahli. Dalam uji coba ini model akan diajarkan di sebuah kelas guna melihat efek dari penerapan model ini dan melihat kendala-kendala yang muncul untuk direvisi ulang.

4) Revisi draf model

Pada tahapan ini peneliti merevisi draf model yang sedang dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh tim ahli. Model yang telah direvisi nantinya menjadi model hipotetik yang siap untuk diujicobakan.

3. Tahap III: Pengujian Keefektivan Model

Tahapan evaluasi mempunyai tujuan untuk melihat keefektivan dampak dari model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai serat wicara keras untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X SMA IC Al Mujtaba Sukoharjo. Untuk melihatnya perlu dilakukan percobaan dengan penerapan model pembelajaran yang berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk memudahkan penilaian melalui uji

(18)

pre test dan post test dimana hasilnya akan dibandingkan antara kedua kelas tersebut. Dalam tahapan ini kelas X2 dijadikan kelas eksperimen dan kelas X3 dijadikan kelas kontrol.

a. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui gambaran yang ada di lapangan termasuk untuk memberi data analisis kebutuhan. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk tahap pengembangan yaitu mengujicobakan keefektivan penerapan draf model maupun model pembelajaran yang dikembangkan terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X.

b. Instrumen fase uji test

Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan keefektivan model pembelajaran yang sedang dikembangkan. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket berfikir kritis. Untuk mengumpulkan data berfikir kritis, peneliti menggunakan angket dengan instrumen yang terdiri dari lima macam pertanyaan, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju yang dibuat dengan mencontoh skala Likert.

1. Test Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes yang dimaksud adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada siswa untuk mereka jawab dan hasilnya diubah menjadi angka. Bentuk soal yang akan disajikan berupa pilihan ganda. Sedangkan kisi-kisi tes prestasi berasal dari materi prinsip-prinsip penelitian sejarah meliputi:

(19)

Standar Kompetensi : Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

Kompetensi Dasar

Indikator No soal Jenis soal Ranah Penilaian

Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah Pengertian Penelitian Sejarah 9,20,29,30,33, Pilihan Ganda C1,C1,C2,C1,C3 Tahapan-tahapan penelitian sejarah 2,3,7,8 C3,C2,C1,C1 Komponen-komponen dalam penelitian sejarah 4,13,14,23,25,32 C1,C2,C1,C2,C1,C1 Contoh-contoh tindakan dalam penelitian sejarah 5,10,18,35 C3,C4,C3,C2 Jenis-jenis sumber sejarah 22,26,27,,31 C1,C1,C2,C3 Contoh-contoh sumber sejarah 1,11,21,24,28 C1,C1,C3,C1,C1 Fakta dan bukti

sejarah

12,15,16,17 C2,C1,C1,C2

Perkembangan historiografi

6,19,34 C1,C1,C1

Sebelum digunakan, terlebih dahulu instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya guna mengetahui kualitas instrumennya.

a) Validitas

Uji Validitas Instrumen tes disusun dari materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini, validitas dihitung menggunakan rumus indeks daya diskriminasi item, sebagai berikut:

𝒅 = 𝒏𝒊𝑻 / 𝑵𝑻 − 𝒏𝒊𝑹/ 𝑵𝒓

(Sumber: Azwar, 2012: 138)

Keterangan:

𝑛𝑖𝑇 = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi 𝑁𝑇 = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi.

𝑛𝑖𝑅 = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah. 𝑁𝑟 = banyaknya penjawab dari kelompok rendah.

(20)

Adapun hasil uji validitas item soal dengan bantuan SPSS 19 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Tabulasi Data Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi

Item soal R_Hitung Keterangan

Soal_1 0,009 Tidak valid

Soal_2 0,778 Valid

Soal_3 0,620 Valid

Soal_4 0,400 Tidak valid

Soal_5 0,572 Valid

Soal_6 0,384 Tidak valid

Soal_7 0,238 Tidak valid

Soal_8 0,807 Valid Soal_9 0,737 Valid Soal_10 0,636 Valid Soal_11 0,873 Valid Soal_12 0,605 Valid Soal_13 0,766 Valid Soal_14 0,665 Valid Soal_15 0,719 Valid Soal_16 0,645 Valid Soal_17 0,694 Valid Soal_18 0,807 Valid Soal_19 0,564 Valid Soal_20 0,718 Valid

Soal_21 0,087 Tidak valid

Soal_22 0,745 Valid

Soal_23 0,218 Tidak valid

Soal_24 -0,453 Tidak valid

Soal_25 -0,682 Valid

Soal_26 -0,164 Tidak valid

Soal_27 0,694 Valid Soal_28 0,617 Valid Soal_29 0,650 Valid Soal_30 0,620 Valid Soal_31 0,535 Valid Soal_32 0,590 Valid Soal_33 0,566 Valid

Soal_34 0,304 Tidak valid

(21)

Dari 35 item soal yang diujicobakan, data hasil uji coba dilakukan uji validitas. Hasil validitas menunjukan terdapat 26 soal yang dinyatakan valid dan siap digunakan sebagai instrument soal penelitian.

a) Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan hasil yang tetap apabila alat ukur tersebut diujicobakan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas dapat menggunakan Kuder Richardson 20, dengan rumus:

𝑲𝑹 − 𝟐𝟎 = 𝑲 𝒌 − 𝟏 [𝟏 − ∑ 𝒑 (𝟏 − 𝒑) 𝒔𝒙𝟐 ] (Sumber: Azwar, 2012:187) Keterangan: 𝐾 = banyaknya item

𝑝 = indeks kesukaran item 𝑠𝑥2 = varian skor tes (X)

Hasil perhitungan reliabilitas melalui SPSS 19.00

Dari perolehan angka statistik mencapai 0,754 dari 26 item soal atau lebih dari r table 0.388 maka dapat disimpulkan bahwa soal prestasi reliable sehingga dapat digunakan sebagai perangkat penelitian dan pengembangan model.

3. Angket kemampuan berfikir kritis

Sebagai dampak pengiring dari pembelajaran sejarah, kemampuan berfikir kritis siswa diukur menggunakan angket kemampuan berfikir kritis yang terdiri dari 50 pertanyaan dengan lima jawaban responsif menurut skala likert, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (ST). Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(22)

Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Skala Likert No Jawaban Skor Positif Negatif 1 Sangat Setuju 5 1 2 Setuju 4 2 3 Ragu 3 3 4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Sebelum dilakukan pengumpulan data kemampuan berfikir kritis peneliti terlebih dahulu membuat instrumen angket. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun definisi operasional kemampuan berfikir kritis.

b. Menyusun komponen-komponen indikator kemampuan berfikir kritis siswa.

c. Menyusun tabel kisi-kisi instrumen angket kemampuan berfikir kritis siswa.

d. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket, adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7. Indikator Angket Kemampuan berfikir kritis

Instrumen Indikator No. Item Jumlah Soal Responden

Kemampuan berfikir kritis adalah berpikir rasional tentang sesuatu. Kemudian mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sesuatu tersebut Keterampilan menganalisis Masalah 1,2,3,4,5, 6 6 soal Siswa Kemampuan mensintesis 7,8,9,10, 11,12 6 soal Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah 13,14,15, 16,17,18 6 soal

(23)

sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan. Keterampilan Menyimpulkan 19,20,21, 22,23,24 6 soal Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai 25,26,27, 28,29,30 6 soal

Supaya angket yang telah disusun dapat diujikan dengan baik maka sebelumnya angket perlu diujicobakan terlebih dahulu. Ujicoba dilakukan untuk menentukan item angket yang telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data dengan cara menguji validas dan reliabilitasnya.

a) Validitas

Tes validitas digunakan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur (Purwanto, 2013:114). Dalam penelitian ini untuk menghitung validasi diperlukan penghitungan konsistensi internal butir ke- i yang dilakukan dengan menggunakan rumus produk momen Karl Pearson

𝒓𝒙𝒚=

𝒏 ∑𝑿𝒀 − (∑𝑿) (∑𝒀)

√(𝒏∑𝑿𝟐− (∑𝑿)𝟐) (𝒏∑𝒀𝟐− (∑𝒀)𝟐) Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = indeks konsistensi internal untuk butir ke- i

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)

X = skor untuk butir ke-i

Y = skor total (dari subjek uji coba)

Instrumen angket dikatakan mempunyai konsistensi internal yang baik jika 𝑟𝑥𝑦≥ 0,329 sesuai daftar table pada jumlah N:36 signifikansi 5%, dengan pengertian semakin mendekati 1,00 maka semakin baik konsistensinya (Budiyono, 2003:65). Setelah dihitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19 dapat disajikan data sebagai berikut:

(24)

Tabel 3.8. Tabulasi Data Uji Validitas Angket Kemampuan Berfikir Kritis Item Angket R hitung Keterangan

Angket 1 0,544 Valid

Angket2 0,692 Valid

Angket3 0,218 Tidak Valid

Angket 4 0,294 Tidak Valid

Angket5 0,672 Valid Angket6 0,497 Valid Angket 7 0,740 Valid Angket8 0,692 Valid Angket9 0,740 Valid Angket 10 0,628 Valid Angket11 0,709 Valid

Angket12 0,315 Tidak valid

Angket 13 0,798 Valid

Angket14 0,661 Valid

Angket15 -0,020 Tidak valid

Angket 16 0,185 Tidak Valid

Angket17 0,710 Valid

Angket18 0,757 Valid

Angket 19 0,709 Valid

Angket20 0,146 Tidak valid

Angket21 0,038 Tidak Valid

Angket 22 0,093 Tidak valid

Angket23 0,711 Valid Angket24 0,700 Valid Angket 25 0,519 Valid Angket26 0,542 Valid Angket27 0,709 Valid Angket 28 0,695 Valid Angket29 0,627 Valid Angket30 0,661 Valid

(25)

b) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi instrumen dalam mengukur objek yang akan diukur dengan hasil yang cermat meskipun dilakukan pengukuran ulang di waktu yang berbeda (Purwanto, 2013:154). Hasil pengukuran dapat dikatakan dipercaya apabila dalam pengukuran yang dilakukan berkali-kali terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama atau tidak menunjukan perubahan yang berarti. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu sebagai berikut:

𝒓𝟏𝟏 =( 𝒏

𝒏 − 𝟏) (𝟏 −

∑𝑺𝒊𝟐 𝑺𝒊𝟐 )

Keterangan:

𝑟11 = indeks reliabilitas instrumen

n = cacah butir instrumen

𝑠𝑖2 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑁 (𝑁−1)2− (∑ 𝑋)2 = varians skor setiap item 𝑠𝑖2 = 𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2

𝑁 (𝑁−1) = varians skor total

(∑𝑋)2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap item

∑𝑋2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa untuk setiap item

Angket 31 0,076 Tidak valid

Angket32 0,071 Tidak Valid

Angket33 0,711 Valid

Angket 34 0,683 Valid

Angket35 0,627 Valid

(26)

(∑𝑌)2 = kuadrat jumlah skor total yang diperoleh siswa

∑𝑌2 = jumlah skor total yang diperoleh siswa

N = jumlah butir instrumen

Hasil perhitungan dengan SPSS 19.00 menghasilkan data berikut ini :

Keputusannya adalah angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya dari r table dengan kofisien 5% yaitu 0.396. Adapun dari keduapuluh lima item angket berfikir kritis yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,948, yang artinya angket kemampuan berfikir kritis dinyatakan reliabel.

c. Tahap III : Uji Efektivitas

Tujuan uji keefektifan model adalah untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan mampu meningkatkan prestasi dan kemampuan berfikir kritis siswa. Untuk mengetahui keefektivitasan model perlu dianalisis menggunakan uji eksperimen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kemudian membandingkan skor nilai kelompok ekperimen sebelum diberi perlakuan dengan sesudahnya dengan tujuan melihat perbedaan yang timbul pada subjek penelitian terkait dengan penerapan model yang telah dikembangkan. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus uji-t yaitu:

𝒕 = (𝑿̅𝟏− 𝑿̅𝟐) − 𝒅𝟎 √𝒏𝟏 𝟏+ 𝟏 𝒏𝟐 𝒔𝒑 ~ 𝒕 (𝒏𝟏+ 𝒏𝟐− 𝟐) (Budiyono, 2014:151) Keterangan:

Tabel 3.9. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(27)

𝑋̅1 : Rerata sampel 1 𝑋̅2 : Rerata sampel 2 𝑛1 : Jumlah sampel 1 𝑛2 : Jumlah sampel 2 1) Hipotesis

 Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme.

 Hɑ = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme.

2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Pembagian keputusan :

 Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ) ≤ 0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho ditolak.

 Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ)>0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho diterima.

Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis melalui uji normalitas. Guna mengetahui normalitas kedua variansi dilakukan uji beda menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hɑ = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05

3) Keputusan uji

 Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

 Jika taraf signifikan uji ≤ 0,05 Ho ditolak, maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(28)

Setelah diperoleh hasil normalitas kedua varians, maka uji persyaratan selanjutnya adalah homogenitas. Homogenitas dicari dengan uji barrlett, dengan keputusan uji sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hɑ = Terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji

 Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol  Jika taraf signifikan uji < 0,05 Ho ditolak, maka terdapat

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian  No  Tahap  Kegiatan
Gambar 3.1  Tahap Penelitian dan Pengembangan Model PSB NSWK SK : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah  KD: Menggunakan metode penelitian sejarah NSWK sebagai basis pengembangan model Nilai- nilai yang terkandung :
Gambar 3.3. Trianggulasi Metode
Gambar 3.4. Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Hubeman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji coba model secara terbatas , terdiri atas kegiatan uji coba model pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk meningkatkan

Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan ujicoba lapangan terbatas dan luas untuk mengetahui hasil penerapan model Contextual Guided Problem-Based Learning dalam

Pada tahap ini, multimedia yang telah selesai dikembangkan akan diujicobakan. Ujicoba dilakukan terhadap siswa yang pernah mempelajari matapelajaran basis

Pada tahap validasi bidang materi modul ialah ahli yang berkompeten untuk melakukan validasi adalah Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas

Selain itu juga telah melewati validasi dari pakar materi berkaitan dengan tampilan, isi materi, operasional, evaluasi serta perbaikan setelah proses uji

Jadi, jika hasil yang diperoleh dari validasi materi oleh ahli materi (20 item pernyataan), validasi media oleh ahli media (21 item pernyataan), dan uji coba pemakaian

Beberapa lembar validasi dan angket respon siswa digunakan untuk melihat kualitas modul JUCAMA yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut:. Lembar

Setelah melalui dua tahap pelaksanaan uji coba, maka produk hasil penelitian berupa model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dapat diuji