i
ii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN
2012
Buku ini diterbitkan oleh
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
JL. A. YANI 118 SURABAYA
Telp. (031) 8280715 / 8280910 / 8299056
Fax. (031) 8290423 / 8299056
Website : http://dinkes.jatimprov.go.id
Email : [email protected]
iii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
KONTRIBUTOR
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan; Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo; Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek; Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung;
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar; Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri; Dinas Kesehatan Kabupaten Malang; Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang; Dinas Kesehatan Kabupaten Jember; Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi; Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso; Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo; Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo; Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo; Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto; Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang; Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk;
Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun; Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan; Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi; Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro;
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban; Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan; Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik; Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan; Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang; Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan;
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep; Dinas Kesehatan Kota Kediri; Dinas Kesehatan Kota Blitar; Dinas Kesehatan Kota Malang; Dinas Kesehatan Kota Probolinggo; Dinas Kesehatan Kota Pasuruan;
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto; Dinas Kesehatan Kota Madiun; Dinas Kesehatan Kota Surabaya; Dinas Kesehatan Kota Batu;
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur :
Seksi Kesehatan Keluarga; Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus; Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang; Seksi Pemberantasan Penyakit;
Seksi Penyehatan Lingkungan; Seksi Promosi Kesehatan; Seksi Gizi;
Seksi Pencegahan, Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan; Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan; Seksi Pembiayaan Kesehatan;
Seksi Perencanaan, Pendayagunaan dan Pengembangan SDM Kesehatan; Sub Bagian Penyusunan Program; Sub Bagian Keuangan; Sub Bagian Tata Usaha;
i
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 ini dapat diterbitkan setelah beberapa lama berproses dalam penyusunannya. Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan buku Profil Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena beberapa kendala dalam pengelolaan data dan informasi di tingkat kabupaten/kota dan juga di tingkat provinsi serta dikarenakan proses penyusunan atau pengumpulannya belum sepenuhnya memanfaatkan sarana elektronik/teknologi informasi.
Atas terbitnya Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan jajarannya, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan jajarannya, Tim Penyusun Profil Kesehatan di lingkunan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang telah berupaya memberikan kontribusinya, serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil Kesehatan ini.
Di tahun mendatang, kiranya Buku Profil Kesehatan dapat diterbitkan lebih awal dengan memuat data dan informasi berkualitas, serta tetap memperhatikan kedalaman analisa dan konsistensi datanya, sehingga buku Profil Kesehatan ini dapat dijadikan rujukan penting dan utama dalam proses manajemen pembangunan kesehatan khususnya di Jawa Timur.
Semoga Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2012 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum yang membutuhkan informasi di bidang kesehatan. Kami tetap mengharapkan kritik, saran atau masukan dari para pembaca guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa datang.
ii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1 I.2 Sistematika Penyajian 2 BAB II GAMBARAN UMUM JAWA TIMUR 4 II.1 Kondisi Geografis dan Administrasi 4
II.2 Topografi 5
II.3 Hidrografi 6
II.4 Iklim 6
II.5 Kependudukan 7
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 8 III.1 Angka Kematian (Mortalitas) 8 III.2 Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 13 III.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 15 III.4 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit Pemerintah 38 III.5 Status Gizi Masyarakat 42 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 46 IV.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 46 IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus 63 IV.3 Ketersediaan Obat 65
iii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
IV.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan 66 IV.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 67 IV.6 Perilaku Masyarakat 74 IV.7 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 75 IV.8 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 79 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 84 V.1 Sarana Kesehatan 84 V.2 Tenaga Kesehatan 90 V.3 Anggaran Kesehatan 91
BAB VI Penutup 93
iv
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Lampiran 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 5 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota
Lampiran 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota Lampiran 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut
Kabupaten/Kota
Lampiran 10A Jumlah Kasus Baru TB dan Kematian Penderita TB Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 11A Jumlah Suspek dan Kasus TB serta Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
v
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin
Lampiran 16 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 21 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 22 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Lampiran 24A Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota
Lampiran 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Table Fe1 dan Fe3 Menurut Kabupaten/Kota
vi
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 31 Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi atau Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 32 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Lampiran 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota
Lampiran 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Lampiran 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 41 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Lampiran 44A Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 45 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
vii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I
Lampiran 49.1 Jumlah Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I
Lampiran 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis KLB
Lampiran 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 54.1 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Lampiran 54.2 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Dinas Kesehatan Lampiran 54.3 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit
Lampiran 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Lampiran 56A Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota yang Dicakup Melalui Program Jamkesda
Lampiran 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
viii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 57A Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota yang Dicakup Melalui Program Jamkesda
Lampiran 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Lampiran 58.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Puskesmas
Lampiran 58.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Rumah Sakit
Lampiran 58.3 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Kesehatan Lainnya
Lampiran 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 62 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 64 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan per Kabupaten/Kota
Lampiran 65 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan per Kabupaten/Kota
Lampiran 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Lampiran 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan
Lampiran 71 Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
ix
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 71.1 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Lampiran 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata per Kabupaten/Kota
Lampiran 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota
Lampiran 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Lampiran 74.1 Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas
Lampiran 74.2 Jumlah Tenaga Medis di Rumah Sakit
Lampiran 74.3 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Lain Lampiran 74.4 Jumlah Tenaga Medis di Institusi Diknakes/Diklat
Lampiran 74.5 Jumlah Tenaga Medis di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Lampiran 75 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Sarana Kesehatan Lampiran 75.1 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Puskesmas
Lampiran 75.2 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Rumah Sakit
Lampiran 75.3 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Sarana Kesehatan Lain Lampiran 75.4 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Institusi Diknakes/Diklat
Lampiran 75.5 Jumlah Tenaga Bidan/Keperawatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Lampiran 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Lampiran 76.1 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Puskesmas
Lampiran 76.2 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Rumah Sakit
Lampiran 76.3 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Lain Lampiran 76.4 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Institusi Diknakes/Diklat Lampiran 76.5 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Lampiran 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan
Lampiran 77.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Puskesmas Lampiran 77.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Rumah Sakit
x
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Lampiran 77.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Lain
Lampiran 77.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Institusi Diknakes/Diklat
Lampiran 77.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Lampiran 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan Lampiran 78.1 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Puskesmas
Lampiran 78.2 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Rumah Sakit
Lampiran 78.3 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan Lain
Lampiran 78.4 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Institusi Diknakes/Diklat
Lampiran 78.5 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
xi
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi Jawa Timur Gambar 2.2 Peta Topografi Provinsi Jawa Timur
Gambar 2.3 Piramida Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.1 Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKI (per 100.000 Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.2 Pemetaan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.4 Proporsi Tempat Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Gambar 3.5 Proporsi Penyebab Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun
2010-2012
Gambar 3.6 Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKB (per 1.000 Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.7 Pemetaan Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.8 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.9 Perkembangan Capaian dan Target Renstra AHH (satuan Tahun) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.10 Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 3.11 Pemetaan Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Gambar 3.12 Perkembangan Persentase CDR dan Success Rate TB Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009-2012
xii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.14 Perkembangan Penemuan Penderita Kusta Baru Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.15 Peta Persebaran Angka Kesakitan Penderita Kusta Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.16 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) dan Case Detection Rate (CDR) Kusta per 10.000 Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012 Gambar 3.17 Perkembangan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian per Tahun
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.18 Jumlah Kasus HIV Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.19 Peta Persebaran/Distribusi HIV Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.20 Jumlah Kasus AIDS Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.21 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Provinsi Jawa Timur Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.22 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Profesi Penderita Provinsi Jawa Timur Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.23 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Penderita Provinsi Jawa Timur Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.24 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Penderita Provinsi Jawa Timur Sampai Dengan Tahun 2012
Gambar 3.25 Persentase Penemuan Penderita Pneumonia yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.26 Persentase Penemuan Penderita Diare yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.27 Perkembangan Penemuan Penderita DBD dan Jumlah Kematian Akibat DBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2012
Gambar 3.28 Peta Persebaran Kasus Malaria Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Gambar 3.29 Perkembangan Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk
xiii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.30 Peta Persebaran Kasus Filariasis Kronis Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.31 Perkembangan Kasus Campak Provinsi Jawa Timur Tahun 2000-2012
Gambar 3.32 Perkembangan Kasus Difteri dan Distribusi Kasus Difteri per Kabupaten/Kota Tahun 2009-2012
Gambar 3.33 Jumlah Kasus Difteri Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.34 Persentase Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.35 Kasus TN dan Kematian Akibat TN Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 3.36 AFP (Non Polio) Rate Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.37 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan di RSU Pemerintah Kelas A Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.38 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan di RSU Pemerintah Kelas B Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.39 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan di RSU Pemerintah Kelas C Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.40 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan di RSU Pemerintah Kelas D Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.41 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap di RSU Pemerintah Kelas A Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.42 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap di RSU Pemerintah Kelas B Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.43 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap di RSU Pemerintah Kelas C Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.44 Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap di RSU Pemerintah Kelas D Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 3.45 Persentase BBLR Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 3.46 Persentase Penyebab Kematian Neonatal Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
xiv
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.47 Persentase Status Gizi Balita (BB/U, TB/U dan BB/TB) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.4 Perkembangan Cakupan (Persentase dan Jumlah) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 4.5 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.6 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.7 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 4.8 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 4.9 Cakupan KN Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.10 Perkembangan Cakupan KN Lengkap Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 4.11 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.12 Cakupan (Kunjungan) Bayi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 4.13 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota Tahun
2012
Gambar 4.14 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 4.15 Cakupan Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 4.16 Cakupan Penjaringan Kesehatan Kelas 1 SD dan Sederajat Menurut
xv
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 4.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak SD dan Sederajat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.18 Perkembangan Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Gambar 4.19 Hasil Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012
Gambar 4.20 Hasil Program UKGS (Perawatan Gigi) Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012
Gambar 4.21 Jumlah Kunjungan Rawat dan Rawat Inap di Puskesmas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012
Gambar 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat dan Rawat Inap di Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dan 2012
Gambar 4.23 Prevalensi Angka Kurang Energi Protein (KEP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 4.24 Persentase BGM/D Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.25 Perkembangan Kasus Gizi Buruk Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012
Gambar 4.26 Pencapaian Cakupan D/S Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Gambar 4.27 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011 dan 2012
Gambar 4.28 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dan 2012
Gambar 4.29 Cakupan Kepemilikan Jaminan Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Gambar 4.30 Peta Cakupan Rumah Sehat Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Gambar 4.31 Cakupan Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 4.32 Cakupan Akses, Kepemilikan dan Jamban Sehat Berdasarkan KK yang Diperiksa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
xvi
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 4.34 Cakupan Akses Air Bersih dan Air Minum Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Gambar 5.1 Persentase Strata Posyandu Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012 Gambar 5.2 Persentase Strata Poskesdes Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
xvii
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pencapaian Program Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Tabel 4.1 Nilai Indikator Pemakaian Tempat Tidur Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2012
Tabel 4.2 Distribusi KLB Menurut Jenis Kejadian, Jenis Kasus, CFR Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Tabel 5.1 Jumlah Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Tabel 5.2 Jumlah Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dan 2012
Tabel 5.3 Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kesehatan Strategis di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
1
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi pada pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs).
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7).
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Provinsi yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk
2
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
memantau dan mengevaluasi pencapaian program. Profil Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011-2014, yakni tersedianya buku Profil Kesehatan Indonesia, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sejalan dengan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur ini, di tingkat Kabupaten/Kota juga disusun Profil Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang lengkap. Dengan kata lain, penyusunan Profil Kesehatan disusun secara berjenjang, dimulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi hingga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Profil Kesehatan berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan serta data/informasi lainnya yang menggambarkan kinerja sektor kesehatan di suatu wilayah, baik pemerintah maupun swasta selama satu tahun.
Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkeninambungan dan merata, serta didukung dengan data/informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di bidang kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Timur.
I.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 terdiri dari beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi penjelasan latar belakang pembangunan kesehatan, maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan serta sistematika penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum.
Bab ini menyajikan gambaran umum Provinsi Jawa Timur meliputi keadaan geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya.
Bab III Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup angka kematian, angka/umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini menguraikan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan (dan penunjang),
3
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi masyarakat serta pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar.
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, anggaran kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI Penutup.
4
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
BAB II
GAMBARAN UMUM JAWA TIMUR
II.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Provinsi Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawa yang memiliki luas wilayah daratan 47.959 km2 (sumber Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Timur). Jawa Timur berada pada 111º0’ hingga 114º4’ Bujur Timur (BT) dan 7º12’ hingga 8º48’ Lintang Selatan (LS) dengan batas wilayah sebagai berikut :
sebelah utara : Laut Jawa
sebelah selatan : Samudera Hindia
sebelah barat : Selat Bali / Provinsi Bali
sebelah timur : Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi Jawa Timur
Sumber : http://navperencanaan.com/appe/peta/viewmap?prov_code=jatim Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2013
5
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Provinsi Jawa Timur memiliki 229 pulau, yang terdiri dari 162 pulau bernama dan 67 pulau tidak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Pulau Madura merupakan pulau terbesar yang saat ini sudah terhubung dengan wilayah daratan Jawa Timur melalui jembatan Suramadu. Di sebelah timur Pulau Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangenan dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, terdapat 2 (dua) pulau kecil, yakni Nusa Barung dan Pulau Sempu. Sedangkan di bagian utara terdapat Pulau Bawean yang berada 150 km sebelah utara Pulau Jawa. Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah paling luas di antara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Timur.
Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari 29 kabupaten, 9 kota, 662 kecamatan dan 8.505 desa/kelurahan (dapat dilihat di Lampiran Data Profil Kesehatan
Tabel 1). Kabupaten Malang memiliki kecamatan terbanyak (33 kecamatan) dan
Kabupaten Lamongan dengan desa/kelurahan terbanyak (474 desa/kelurahan).
II.2 TOPOGRAFI
Gambar 2.2 Peta Topografi Provinsi Jawa Timur
Sumber : http://navperencanaan.com/appe/peta/viewmap?prov_code=jatim Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2013
6
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Letak ketinggian wilayah di Provinsi Jawa Timur dari permukaan air laut terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
Dataran tinggi (> 100 meter dari permukaan air laut) meliputi :
Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Magetan, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota Batu
Dataran sedang (45-100 meter dari permukaan air laut) meliputi :
Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun.
Dataran rendah (< 45 meter dari permukaan air laut) meliputi :
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya.
II.3 HIDROGRAFI
Provinsi Jawa Timur memiliki 2 (dua) sungai terpenting, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Sungai Brantas memiliki mata air di daerah Malang dan sampai di Mojokerto terpecah menjadi 2 (dua) yaitu Kali Mas dan Kali Porong yang keduanya bermuara di Selat Madura. Sementara Sungai Bengawan Solo berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan bermuara di Kabupaten Gresik.
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, yang merupakan sebuah danau alami. Selain itu, juga terdapat bendungan di Provinsi Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo yang keduanya digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan dan pariwisata.
II.4 IKLIM
Provinsi Jawa Timur memiliki iklim basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang relatif lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 ºC. Suhu di daerah pengunungan relatif lebih rendah dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru) suhu mencapai minus 4 ºC, yang menyebabkan turunnya salju lembut.
7
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
II.5 KEPENDUDUKAN
Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur tahun 2012 sebesar 38.052.950 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki 18.740.054 jiwa dan penduduk perempuan 19.312.896 jiwa. Daerah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya (2.801.409 jiwa), sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kota Mojokerto (122.550 jiwa). Kepadatan penduduk di kota relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten. Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan 8.463,47 km/jiwa.
Gambar 2.3 Piramida Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2013
Dari grafik piramida di atas, komposisi penduduk terbesar adalah kelompok umur 15-19 tahun (8,23 %) dan kelompok umur 0-14 tahun (8,15-19 %). Sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 60-64 tahun (3,63 %) dan kelompok umur 55-59 tahun (4,91 %). (Data kependudukan lebih detail dapat dilihat di Lampiran Data
8
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Situasi derajat kesehatan di Provinsi Jawa Timur digambarkan empat indikator pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat.
III.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan tingkat kematian di tahun 2012 akan diuraikan di bawah ini.
III.1.1 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 (lima) tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dari Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota. Capaian AKI dapat digambarkan sebagai berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup (kh); tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 kh; tahun 2010 sebesar 101,4 per 100.000 kh; tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kh; dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kh. Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaanya berada 5 point di bawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kh (dapat dilihat di gambar 3.1 di bawah ini). Keadaan ini memacu untuk terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai.
Dalam upaya untuk menurunkan AKI dan mempercepat capaian MDGS, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah membentuk Forum PENAKIB (Penurunan Angka
9
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Kematian Ibu dan Bayi), dimana pada tahun 2012 telah memasuki babak baru dengan terbentuknya 3 (tiga) satuan tugas (satgas) yaitu Satgas Rujukan, Satgas Pelayanan Kesehatan Dasar (Yankesdas) serta Satgas Pemberdayaan Masyarakat. Di mana masing-masing satgas akan menelaah penyebab kematian ibu dan bayi dari 3 (tiga) aspek tersebut. Pada tahun 2013, ketiga satgas tersebut akan membuat upaya yang akan dilakukan secara riil agar Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur dapat terus menurun.
Gambar 3.1 Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKI (per 100.000 Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2012 Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gambar 3.2 Pemetaan Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI)
10
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan gambar grafik 3.3 di atas, lebih dari 50% kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) di atas angka provinsi. Kota Blitar memiliki angka tertinggi yakni 339,31 per 100.000 kelahiran hidup, dan Kota Pasuruan memiliki angka terendah yakni 0,00 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI di Jawa Timur tidak hanya karena sebab kesehatan tetapi lebih terkait sosial ekonomi masyarakat. Jika dilihat dari gambar 3.2, dapat digambarkan bahwa AKI tersebar merata di berbagai kabupaten/kota, terutama wilayah barat dan timur Jawa Timur.
Gambar 3.4 Proporsi Tempat Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
11
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Menurut tempat kematian ibu, kematian terbesar terjadi di rumah sakit, baik rumah sakit umum (78,18%) dan rumah sakit swasta (4,64%) seperti yang digambarkan pada gambar 3.4 di atas. Dari data inilah, perlu adanya kajian lebih lanjut bahwa kematian ibu memang di rumah sakit atau karena sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik.
Gambar 3.5 Proporsi Penyebab Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 – 2012
Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia (PE/E) dan faktor lain-lain, sedangkan faktor pendarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Faktor jantung mengalami kenaikan pada tahun 2011, tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan. Dari proporsi tahun 2012, faktor PE/E masih menjadi faktor dominan (34,88%) penyebab kematian ibu di Jawa Timur seperti digambarkan pada grafik 3.5 di atas.
III.1.2 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil, sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB tahun 2007 sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup (kh). Sedangkan menurut data BPS Provinsi Jawa Timur, AKB tahun 2009 sebesar 31,41 per 1.000 kh; tahun 2010 mencapai 29,99 per 1.000 kh; tahun 2011 mencapai 29,24 per 1.000 kh; dan di tahun 2012 estimasi AKB telah mencapai 28,31 per 1.000 kh. Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan, diharapkan
12
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
mencapai target MDGs yaitu 23 per 1.000 kh pada tahun 2015 (dapat dilihat di gambar
3.6 di bawah ini).
Untuk mencapai target MDGs, dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.
Gambar 3.6 Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKB (per 1.000 Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Gambar 3.7 Pemetaan Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Angka Kematian Bayi (AKB) di atas 28,31 per 1.000 kelahiran hidup masih didominasi oleh kabupaten/kota wilayah timur, hal ini dapat disebabkan sosial budaya serta ekonomi, tidak semata-mata karena ratio petugas kesehatan dengan penduduk
13
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
yang cukup besar, dan juga karena sarana/prasarana yang kurang berkualitas. AKB tertinggi di Kabupaten Probolinggo 63,51 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan terendah pada Kota Blitar 19,50 per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.8 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
III.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)
Angka/Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH dapat dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun yang sama, AHH Nasional diperkirakan mencapai 73,7 tahun (sumber Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional). Saat ini, berdasarkan data BPS Provinsi Jawa
Timur, AHH Provinsi Jawa Timur mencapai 70,09 tahun. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2011, yaitu sebesar 69,81 tahun. Perkembangan AHH Provinsi Jawa Timur dapat dilihat di grafik berikut ini.
14
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.9 Perkembangan Capaian dan Target Renstra AHH (satuan Tahun) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Pada tahun 2012, kabupaten/kota dengan AHH tertinggi adalah Kota Blitar sebesar 72,71 tahun yang diikuti Kabupaten Trenggalek sebesar 72,02 tahun dan Kota Mojokerto sebesar 71,85 tahun. Sedangkan AHH terendah terdapat di Kabupaten Probolinggo sebesar 61,52 tahun yang diikuti Kabupaten Jember sebesar 63,22 tahun dan Kabupaten Situbondo sebesar 63,55 tahun, seperti yang ditampilkan pada gambar 3.10 berikut ini.
Gambar 3.10 Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
15
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Secara pemetaan, AHH dapat ditampilkan seperti gambar 3.11 di bawah ini, dimana kabupaten/kota yang memiliki AHH di bawah angka provinsi didominasi oleh wilayah timur dan wilayah utara Jawa Timur, seperti halnya persebaran AKB.
Gambar 3.11 Pemetaan Angka Harapan Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
III.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi.
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
16
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
III.3.1 PENYAKIT MENULAR LANGSUNG III.3.1.1 TUBERKULOSIS (TB)
Indonesia merupakan negara yang dikategorikan sebagai penyumbang jumlah kasus TB terbesar bersama 21 negara yang lain. Di tingkat nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang jumlah penemuan penderita TB Paru terbanyak kedua di bawah Provinsi Jawa Barat. Angka penemuan kasus baru BTA Positif (Case
Detection Rate) merupakan proporsi penemuan kasus TB BTA Positif dibanding dengan perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah kasus baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 penderita dan BTA Positif baru sebanyak 25.618 kasus. Kondisi tersebut masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Perkembangan CDR dan Success Rate (SR) digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 3.12 Perkembangan Persentase CDR dan Success Rate TB Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Program TB
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Pada tahun 2012, terdapat 18 kabupaten/kota yang telah mencapai target CDR 70%, sedangkan 20 kabupaten/kota lainnya masih belum. Kondisi tersebut menunjukkan kabupaten/kota yang berhasil mencapai target 70% semakin meningkat. Kegiatan penemuan pasien TB mengalami kemajuan. Berdasarkan jenis kelamin, penderita penyakit TB Paru ternyata lebih banyak menyerang laki-laki (54%) dibandingkan perempuan (46%). Dan bila dilihat berdasarkan usia, maka yang mendominasi penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu usia 35-54 tahun dan usia 15-34 tahun.
17
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Hasil pengobatan pasien TB dapat dilihat dari kohort pasien di tahun 2011. Angka tersebut dihitung dengan menjumlahkan pasien TB BTA Positif baru dengan hasil akhir pengobatan sembuh dan pengobatan lengkap dibagi dengan pasien TB BTA Positif yang diobati pada periode kohort yang sama dan dikalikan 100%. Hasil pengobatan di Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka yang cukup baik, karena telah mencapai angka keberhasilan pengobatan lebih dari 90%. Hanya 9 (sembilan) kabupaten/kota yang belum mencapai angka keberhasilan 90%. Target RENSTRA tahun 2014, angka keberhasilan pengobatan 90% dapat dicapai oleh 100% kabupaten/kota.
Gambar 3.13 Peta Persebaran CDR TB Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 – 2012
Sumber : Laporan Program TB
18
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
III.3.1.2 KUSTA
Meskipun penyakit Kusta dapat diobati dan disembuhkan, bukan berarti Provinsi Jawa Timur terbebas dari masalah penyakit Kusta, karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru. Beban penyakit Kusta yang paling utama adalah kecacatan yang ditimbulkannya, sehingga masalah penyakit Kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas pada masalah sosial dan ekonomi.
Penemuan penderita Kusta di Indonesia merupakan urutan ketiga di bawah India dan Brazil. Dan secara nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang penderita kusta terbanyak di antara provinsi lainnya. Rata-rata penemuan penderita Kusta di Provinsi Jawa Timur per tahun antara 4.000-5.000 orang. Pada tahun 2012, penemuan penderita baru di Indonesia sebanyak 18.853 orang, sedangkan penemuan penderita baru di Provinsi Jawa Timur sebanyak 4.807 orang (25,5% dari jumlah penderita baru di Indonesia). Perkembangan penemuan penderita Kusta baru digambarkan seperti grafik di bawah ini.
Gambar 3.14 Perkembangan Penemuan Penderita Kusta Baru Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Program Kusta
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Penyebaran penderita Kusta di Provinsi Jawa Timur meliputi pantai utara Jawa dan Madura. Di tahun 2012, terdapat 16 kabupaten/kota yang memiliki angka prevalensi di atas 1/10.000 penduduk terutama di kedua daerah tersebut. Peta persebaran penderita Kusta digambarkan berikut ini.
19
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.15 Peta Persebaran Angka Kesakitan Penderita Kusta Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
Sumber : Laporan Program Kusta
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Penduduk Provinsi Jawa Timur yang mengalami cacat Kusta sejak tahun 1994 sampai dengan sekarang sebanyak 10.714 orang. Dengan banyaknya kecacatan yang disebabkan karena penyakit Kusta maka muncul stigma dan diskriminasi terhadap Orang
Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).
Netherlands Leprosy Relief (NLR) merupakan salah satu Non-Government Organization (NGO) yang membantu negara-negara berkembang dalam pemberantasan
penyakit Kusta, dan salah satunya adalah Indonesia. NLR telah membantu program pemberantasan penyakit Kusta di Provinsi Jawa Timur sejak tahun 1994 melalui MoU dengan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 1994 dan terus diperbarui sampai dengan tahun 2014. Kegiatan-kegiatan yang dibantu NLR antara lain kegiatan pencarian penderita secara pasif dan aktif; pengobatan dan case holding; pencegahan kecacatan; rujukan medis; rehabilitasi medis dan penyuluhan.
Hasil yang telah dicapai selama itu adalah penurunan secara signifikan pada angka kesakitan (prevalensi rate/PR) 9,51 per 10.000 penduduk pada tahun 1989 menjadi 1,46 per 10.000 penduduk pada tahun 2012. Akan tetapi, jika dilihat angka penemuan penderita baru (Case Detection Rate/CDR) tidak ada penurunan kasus baru yang berarti mulai awal program sampai dengan sekarang. Dengan pengobatan kombinasi (Multi Drug
20
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.16 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) dan Case Detection Rate (CDR) Kusta Per 10.000 Penduduk
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Program Kusta
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk pemberantasan penyakit Kusta di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
Pelatihan tenaga dokter, perawat Puskesmas, tenaga-tenaga kesehatan yang lain, ormas, kader kesehatan di desa dan lain-lain.
Penyuluhan melalui media massa.
Pencarian penderita baru melalui kegiatan-kegiatan pasif maupun aktif.
Pengobatan dengan obat kombinasi (MDT).
Pembinaan pengobatan.
Pencegahan kecacatan.
Rujukan ke Rumah Sakit Kusta Kediri, Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Rehabilitasi medis.
Kerjasama dengan NGO, yaitu Yayasan Peduli Penyandang Cacat Kusta (YPPCK), Perkumpulan Mandiri Kusta (PERMATA), PKK, Aisiyah, Fatayat/Muslimat NU dan lain-lain.
Dibentuknya Gerakan Eliminasi Kusta (GEK) di Provinsi Jawa Timur sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur No. 188/86/KPTS/013/2004 tanggal 8 April 2004 sebagai tindak lanjut hasil kesepakatan pada Aliansi Nasional Eliminasi Kusta (ANEK) yang beranggotakan gubernur-gubernur dari provinsi endemis kusta.
21
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Kegiatan-kegiatan inovatif :
o Urban Leprosy di Kota Surabaya sejak tahun 2010.
o Uji coba kegiatan Semi Active Surveillance (SAS) di Kabupaten Pasuruan sejak tahun 2010.
o Uji coba pengobatan kusta subklinis pada penderita anak sekolah dasar di Pulau Raas Kabupaten Sumenep dan Puskesmas Nguling Kabupaten Pasuruan sejak tahun 2010.
o Uji coba pengobatan kemoprofilaksis Kabupaten Sampang dengan pemberian obat pencegahan single doses (Rifampicin) pada kontak serumah, tetangga dan sosial sejak tahun 2012.
o Rehabilitasi sosial dalam kelompok perawatan diri (KPD) dan Self Help
Group (SHG) untuk memandirikan penderita Kusta dan OYPMK dalam
perawatan kecacatannya dan meningkatkan ekonomi. Sampai dengan tahun 2012, KPD yang terbentuk sebanyak 31 kelompok di 16 kabupaten/kota, sedangkan SHG yang terbentuk sebanyak 15 kelompok di 10 kabupaten/kota.
Permasalahan pokok yang ada dalam program pemberantasan penyakit Kusta adalah masih tingginya tingkat penularan yang ada di masyarakat, hal ini dapat dilihat dari tingginya proporsi cacat Kusta dan proporsi penderita usia anak (<14 tahun). Tingginya proporsi cacat Kusta menunjukkan keterlambatan penemuan kasus baru dan juga berarti tingginya transmisi penularan penyakit kusta di antara kontak serumah, tetangga dan sosial seperti halnya tingginya proporsi penderita usia anak (<14 tahun).
Tabel 3.1 Pencapaian Program Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Program Kusta
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
No Indikator Program Target Nasional Pencapaian 2009 2010 2011 2012 1 Prevalensi Rate / 10.000 penduduk < 1 1.69 1.48 1.63 1.46 2 CDR / 10.000 penduduk < 0,5 1.60 1.25 1.39 1.26 3 Proporsi Anak (< 14 tahun) 5% 12% 11% 10% 9% 4 Proporsi Cacat II 5% 11% 13% 13% 14% 5 Proporsi MB - 84% 85% 85% 86% 6 RFT Rate : a. PB b. MB 95% 90% 95% 91% 93% 90% 97% 90% 93% 89%
22
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Rencana tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepedulian para pemegang kebijakan (Bupati/Walikota, anggota DPRD, Kepala Dinas maupun Kepala Puskesmas) di tingkat kabupaten/kota melalui advokasi yang berkesinambungan.
2. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan pada umumnya dalam deteksi dini penyakit Kusta melalui pelatihan-pelatihan maupun on the job training.
3. Meningkatkan mutu pelayanan pada penderita Kusta dengan melakukan Prevention Of Disability (POD) setiap bulan dan case holding melalui pemberian reward untuk keberhasilan dalam mengurangi atau mempertahankan kecacatan penderita baru saat dinyatakan sembuh atau Release From Treatment (RFT). 4. Mensosialisasikan program Pemberantasan Penyakit Kusta pada tokoh
masyarakat/tokoh agama maupun masyarakat luas baik melalui media cetak maupun elektronik.
5. Menemukan penderita baru dengan kegiatan aktif yang melibatkan petugas kesehatan maupun tokoh masyarakat/tokoh agama, kader kesehatan dan lain-lain. 6. Meningkatkan kerjasama dengan RSUD yang ada di kabupaten/kota dalam
penanganan penderita Kusta.
7. Mengembangkan research operasional bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga maupun RSK Sumberglagah Mojokerto.
8. Mengoptimalkan Kelompok Perawatan Diri (KPD) untuk menumbuhkan kemandirian penderita Kusta dalam hal perawatan diri terhadap kecacatannya.
III.3.1.3 HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME (AIDS)
Jawa Timur merupakan provinsi penyumbang terbanyak kasus AIDS ketiga setelah DKI Jakarta dan Papua. Sampai dengan bulan Desember tahun 2012, kasus AIDS di Jawa Timur sebanyak 6.900 kasus, sedangkan kasus HIV mencapai 15.681 kasus. Kasus HIV diperoleh dari laporan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di masing-masing Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) baik itu rumah sakit maupun Puskesmas. AIDS merupakan fase setelah penderita dinyatakan sebagai HIV positif. Kasus AIDS diperoleh dari laporan surveilans di masing-masing UPK yang menemukan kasus HIV yang sudah memiliki gejala stadium 3 (tiga) dan stadium 4 (empat) dan juga dari laporan klinik Care Support Treatment (CST).
23
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.17 Perkembangan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian per Tahun Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan gambar 3.17 di atas, dapat digambarkan perkembangan akumulasi kasus HIV dan AIDS tiap tahun. Di tahun 2012, penemuan kasus baru HIV mencapai 3.698 kasus. Namun, perkembangan angka kasus baru AIDS tiap tahun mengalami fluktuatif, dan di tahun 2012 ini mengalami penurunan menjadi 822 kasus dibandingkan tahun 2011 yang memiliki 1.052 kasus. Dengan adanya klinik VCT di UPK untuk penemuan dini kasus HIV dan klinik CST dalam rangka tindak lanjut penemuan kasus HIV, terlihat bahwa pada kondisi tahun 2005 sampai dengan tahun 2012, grafik garis (atau trend) antara kasus HIV dan kasus AIDS semakin melebar. Hal ini menunjukkan keberhasilan UPK dalam menekan jumlah kasus AIDS dari tahun ke tahun sehingga jumlah kematian karena AIDS juga semakin menurun.
Kondisi tahun 1989 sampai dengan bulan Desember 2012, Kota Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Banyuwangi memiliki kasus HIV tertinggi di Jawa Timur. Kota Surabaya memiliki 3.889 kasus, Kota Malang dengan 1.602 kasus, dan Kabupaten Banyuwangi dengan 1.285 kasus. Jumlah kasus HIV sampai dengan tahun 2012 disajikan pada gambar 3.18 maupun dalam bentuk peta persebaran kasus seperti yang disajikan pada gambar 3.19 di bawah ini.
24
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.18 Jumlah Kasus HIV
Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gambar 3.19 Peta Persebaran/Distribusi Kasus HIV
Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Seperti halnya kasus HIV, dalam kurun waktu yang sama (1989 – 2012), kasus AIDS tertinggi terdapat di Kota Surabaya dengan 1.266 kasus, dan jumlah kasus AIDS tertinggi kedua terdapat di Kabupaten Sidoarjo dengan 563 kasus. Kondisi kasus AIDS sampai dengan tahun 2012 menurut kabupaten/kota disajikan pada gambar 3.20 di bawah ini.
25
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.20 Jumlah Kasus AIDS
Menurut Kabupaten/Kota Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Menurut jenis kelamin, persentase kasus AIDS sampai dengan tahun 2012 pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan persentase pada kelompok perempuan, yaitu 4,475 kasus (64,86%) berbanding 2.425 kasus (35,14%). Meski demikian, proporsi penderita perempuan semakin lama cenderung semakin meningkat. Hal itu menunjukkan bahwa laju peningkatan penderita baru AIDS perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Trend perkembangan proporsi kasus AIDS berdasarkan jenis kelamin digambarkan seperti gambar 3.21 di bawah ini.
Gambar 3.21 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Provinsi Jawa Timur, Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
26
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Ditinjau dari persebaran profesi penderita, ditunjukkan bahwa ibu rumah tangga memiliki proporsi yang cukup besar, yakni sebesar 14,42% (995 kasus). Angka ini lebih besar dibandingkan proporsi Pekerja Seks Komersial (PSK) yang hanya 7,10% (490 kasus). Gambaran proporsi kasus AIDS berdasarkan profesi penderita disajikan pada gambar 3.22 di bawah ini.
Gambar 3.22 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Profesi Penderita Provinsi Jawa Timur, Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gambar 3.23 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Umur Penderita
Provinsi Jawa Timur, Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dari segi kelompok umur, kasus AIDS sampai dengan tahun 2012 didominasi oleh kelompok umur seksual aktif, yakni kelompok umur 25-29 tahun (1.841 kasus atau
27
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
26,68%) dan 30-34 tahun (1.492 kasus atau 21,62%). Besaran proporsi kasus AIDS sampai dengan tahun 2012 menurut kelompok umur dapat digambarkan seperti gambar 3.23 di atas.
Jika dilihat dari segi faktor resiko, angka tertinggi kasus AIDS sampai dengan tahun 2012 adalah faktor heteroseksual sebesar 4.912 kasus (71,19%). Yang perlu mendapatkan perhatian adalah kasus AIDS dengan faktor resiko perinatal sebesar 210 kasus (3,04%). Besaran proporsi untuk keenam faktor resiko kasus AIDS dapat disajikan seperti pada gambar 3.24 berikut ini.
Gambar 3.24 Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Penderita Provinsi Jawa Timur, Sampai Dengan Tahun 2012
Sumber : Laporan Program HIV/AIDS
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
III.3.1.4 PNEUMONIA
Dari hasil pencatatan dan pelaporan tahun 2012, cakupan penemuan penderita Pneumonia balita di Jawa Timur sebesar 27,08% dengan jumlah penderita yang dilaporkan oleh kabupaten/kota adalah 84.392 orang. Target cakupan penemuan penderita Pneumonia balita pada tahun 2012 adalah sebesar 80%, dari 38 kabupaten/kota yang mencapai target tersebut hanya 3 (tiga) kabupaten/kota, yakni Kabupaten Bojonegoro, Kota Pasuruan dan Kabupaten Gresik. Rendahnya capaian target penemuan penderita Pneumonia karena masih ada petugas Puskesmas yang kurang memahami pengklasifikasian Pneumonia pada balita, kurang aktifnya dalam deteksi dini Pneumonia atau masih belum optimalnya dalam tatalaksana penderita Pneumonia dan rendahnya kelengkapan laporan dari Puskesmas yang ada di kabupaten/kota.
28
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Gambar 3.25 Persentase Penemuan Penderita Pneumonia yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sumber : Laporan Program Pneumonia
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
III.3.1.5 DIARE
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil survei Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan (ISP)
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411
per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1.000 penduduk. Dan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%).
Di Jawa Timur cakupan pelayanan penderita Diare tahun tahun 2011 sebesar 69%, sedangkan tahun 2012 sebesar 72,43% (masih di bawah target Nasional 100%). Dilihat hasil cakupan pelayanan diare di kabupaten/kota tahun 2012, 7 (tujuh) kabupaten/Kota sudah mencapai target 100%, yakni Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sampang, Kota Kediri, Kota Pasuruan dan Kota Mojokerto. Sedangkan kabupaten/kota belum bisa mencapai target, karena ketepatan dan kelengkapan laporan dari Puskesmas ke kabupaten/kota sangat rendah. Data cakupan pelayanan penderita Diare menurut kabupaten/kota tahun 2012 dapat dilihat di Lampiran
29
PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
Perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dasar baik dari Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES), Puskesmas Pembantu (PUSTU) maupun Puskesmas serta Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk memberikan laporan secara lengkap agar data Diare yang masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi dapat menggambarkan besaran masalah Diare di wilayah terkait.
Gambar 3.26 Persentase Penemuan Penderita Diare yang Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sumber : Laporan Program Diare
Seksi Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
III.3.2 PENYAKIT MENULAR BERSUMBER BINATANG III.3.2.1 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial dan ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Demam Berdarah Dengue juga sudah menjadi masalah yang rutin dihadapi pada setiap musim