• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia

dibekali oleh Tuhan berupa akal guna berpikir untuk memecahkan masalah.

Masalah tersebut perlu diselesaikan supaya tidak berlarut-larut. Untuk

menyelesaikan masalah, manusia perlu menentukan cara yang tepat. Manusia

harus berpikir dan mempertimbangkan cara yang tepat untuk menyelesaikan

masalah. Masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia akan dapat

terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan

menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, kemampuan menyelesaikan masalah

perlu diajarkan pada anak sejak dini.

Kemampuan menyelesaikan masalah termasuk dalam kecerdasan

kognitif. Anak usia 5-6 tahun berada dalam tahap praoperasional. Menurut

Piaget

(http://teoripiaget.blogspot.com/2007/02/tahap-praoperasi-2-7-tahun.html) tahap kognitif pada tahap praoperasional ialah pemikiran konkrit,

egosentrik, operasi formal dan pemikiran kritis. Anak berpikir dengan

melihat dunia secara keseluruhan menurut perspektif mereka sendiri.

Menurut Darsinah (2011: 61) pemecahan masalah adalah mencari cara

yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Pemecahan masalah juga dapat

diartikan sebagai proses berpikir yang meliputi tiga aktivitas yaitu

(2)

masalah hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan dan diterapkan pada

proses pembelajaran, agar kemampuan anak untuk berpikir kritis dapat

berkembang dengan baik. Pemecahan masalah bermanfaat untuk

mengembangkan ketrampilan berpikir anak serta dapat meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi baik tertulis maupun secara lisan.

Dunia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan dunia bermain, anak

menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bermain. Dalam bermain anak

mendapat pelajaran adanya perkembangan kognitif. Untuk mengoptimalkan

perkembangan potensi yang dimiliki anak perlu adanya dukungan serta

fasilitas yang memadai dari guru maupun orang tua. Hal ini dapat dilakukan

dengan memberi fasilitas kepada anak agar dapat bermain dengan alat dan

cara yang tepat sesuai dengan bakat yang dimiliki anak. Perkembangan

kognitif dapat meningkatkan pola pikir anak, sehingga perlu dikembangkan

agar anak mampu berpikir dan memecahkan masalah dengan baik saat

menghadapi suatu masalah dalam kegiatan pembelajaran.

Dewasa ini, kegiatan pembelajaran berbasis pemecahan masalah masih

jarang digunakan dalam pembelajaran di TK. Kebanyakan guru masih

menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, metode demonstrasi dan

metode bercerita. Guru jarang menggunakan metode proyek dalam

pembelajaran untuk mengembangkan ketrampilan pada anak. Di Taman

Kanak-kanak (TK) pemecahan masalah pada anak harus ditingkatkan untuk

dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis. Guru hendaknya

(3)

serta dapat memberikan rangsangan pada anak agar dapat berpikir secara

kritis.

Selama ini metode yang digunakan guru masih kurang memberikan

pembelajaran secara menyeluruh mengenai pemecahan masalah pada anak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode proyek sebagai metode

yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam

memecahkan masalah. Dengan metode ini anak akan belajar melakukan

percobaan sederhana, mengamati kejadian yang ada saat percobaan

berlangsung, dan anak akan menemukan suatu masalah yang harus

dipecahkan bersama-sama.

RA Taqiyya Kartasura dalam menerapkan model-model pembelajaran

yang ada pada pedoman belum optimal. Dalam pembelajaran sehari-hari

masih menggunakan lembar kerja anak (LKA). Sehingga perkembangan

kognitif anak masih kurang, terutama dalam kemampuan memecahkan

masalah.

Dengan metode proyek ini anak dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam

pembelajaran. Selain itu anak juga dapat memperoleh pengalaman belajar

bekerja sama dengan anak lain, tanggung jawab, penyesuaian diri, dan saling

membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Sehingga anak akan

terbiasa berpikir kritis dalam mengambil keputusan ketika diberi pertanyaan

dan menghadapi masalah dengan teman bermain dalam kehidupan

(4)

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH METODE PROYEK

TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK

KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN

AJARAN 2013/2014”.

B. Pembatasan Masalah

Agar dalam penelitian ini dapat terfokus pada permasalahannya, maka

permasalahan dibatasi pada metode proyek yang dibatasi pada pembahasan

metode proyek terpimpin.

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah metode proyek

berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah pada anak

kelompok B di RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode proyek terhadap

kemampuan memecahkan masalah pada anak kelompok B di RA Taqiyya

(5)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi di

bidang Pendidikan Anak Usia Dini khususnya yang berkaitan dengan

perkembangan kemampuan memecahkan masalah pada anak.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Siswa TK untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

sejak dini.

b. Pendidik/guru sebagai referensi dan alternative metode dalam

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah pada anak.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sumber: Data Keuangan Agrowisata Ecotainment tahun 2010 25.000.000.. Selain itu, permasalahan terkait dengan lingkungan internal dan eksternal pemasaran agrowisata Ecotainment

A graph is a diagram consisting of points (called vertices ) and line segments joining some pairs of points (called edges ).. Starting with an original graph with five vertices,

Therefore, the minimum number of coins required to create 99¢ is 3 quarters, 2 dimes and 4 pennies, or 9 total coins in the collection.. In fact, this is the only group of 9 coins

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian keterangan oleh seorang saksi yang berstatus suami Terdakwa sebagai alat bukti dan kekuatannya dalam

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan antara Lama

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengelompokan galur jagung manis yang tahan terhadap penyakit bulai, dengan nilai daya gabung umum, daya gabung khusus, serta nilai

Penelitian ini dilakukan (1) Untuk mengetahui apakah Economic Order Quantity dalam pengadaan beras pada Gudang Bulog Baru 303 Kartasura layak diimplementasikan,