• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PENEKANAN

GULMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

SKRIPSI

Oleh

Eva Tsamrotul Asyroful Ummah 151510501225

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PE RT ANI AN

UNIVERSITAS JEMBER 2022

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(2)

i

EFEKTIVITAS SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PENEKANAN

GULMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Agroteknologi (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Pertanian

Oleh

Eva Tsamrotul Asyroful Ummah 151510501225

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PE RT ANI AN

UNIVERSITAS JEMBER 2022

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(3)

ii

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala skripsi ini saya persembahkan untuk:

1 Kedua orangtuaku Ayahanda Achmad Chusaini dan Roudlotus Saidah atas dukungan moral, dukungan materil, kasih sayang, dan doa yang diberikan sehingga menjadi sumber kekuatan bagi saya untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian.

2. Saudaraku Hamdan Alya’qubby dan As’adul Husani yang senantiasa mendoakan, memberi semangat dan selalu motivasi saya untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian.

3. Segenap Guru dari MIFDA, SMP ITMA Jombang, dan SMA ITMA Jombang yang telah memberikan ilmu pengetahuan hingga saat ini.

4. Dosen pembimbing skripsi Dr.Ir.Muhammad Hoesain, MS yang telah sabar membimbing dan Segenap dosen, pegawai, karyawan Fakultas Pertanian Universitas Jember, khususnya di Program Studi Agroteknologi yang telah memberikan ilmu, pengalaman, dan fasilitas selama menempuh pendidikan S1.

5. Semua rekan baik saudara, teman, dan sahabat yang telah menemani dan berbagi pengalaman dengan saya selama menempuh jenjang perkuliahan serta motivasi dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

6. Almamater Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember yang saya cintai dan banggakan.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(4)

iii MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah :5-6)

“Nabatan Hasana, Pribadi ang indah ialah pribadia yng berkarakter bukan sekedar pinter”

(K.H.Ahmad Junaidi Hidayat)

“Setiap orang punya jatah gagal, maka habiskanlah jatah gagalmu di masa muda”

(Dahlan Iskan)

"

نا مهللا

".لابقتم لامعو ,ابيط اقزرو ,اعفان املع كلأسا ي (HR.Ibnu Majah)

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(5)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

nama: Eva Tsamrotul Asyroful Ummah NIM : 151510501225

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul

“Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Orgnaik terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)” adalah benar- benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institut manapun dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak, manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 21 November 2022 Yang menyatakan

Eva Tsamrotul Asyroful U.

NIM. 151510501225

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(6)

v SKRIPSI

EFEKTIVITAS SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PENEKANAN

GULMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Oleh

Eva Tsamrotul Asyroful Ummah 151510501225

Pembimbing

Pembimbing Utama: Dr.Ir. Mohammad Hoesain, MS.

NIP. 19640107198802100

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(7)

vi

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik Terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)” di sahkan pada:

Hari : Senin

Tanggal : 21 November 2022

Tempat : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Utama,

Dr.Ir. Mohammad Hoesain, MS.

NIP. 19640107198802100

Dosen Penguji I,

Ir. Saifuddin Hasjim, MP.

NIP. 196208251989021001

Dosen Penguji II,

Nilasari Dewi S.Hut., M.Si.

NIP. 199401292019032025

Mengesahkan, Dekan,

Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP.

NIP. 196403041989021001

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(8)

vii RINGKASAN

Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik Terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.); Eva Tsamrotul Asyroful Ummah; 151510501225; 2022; Program Studi Agroteknologi; Fakultas Pertanian; Universitas Jember.

Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yng tergolong polong-polongan. Pemanfaatan kedelai di Indonesia cukup banyak karena beraneka macam olahannya. Budidaya kedelai dapat tidak stabil disebabkan bnayak faktor slah satunya adalah serangan OPT di lahan yakni gulma.Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan penurunan hasil kedelai. Gulma yang tumbuh pada lahan pertanaman kedelai dapat menyebabkan penurunan hasil kacang hijau sebesar 10-76% apabila gulma tersebut tidak dikendalikan.

Pengendalian gulma pada budidaya kedelai dapat dilakukan dengan cara preventif, pengendalian secara fisik/mekanik, pengendalian secara kultur teknis, pengendalian hayati, dan pengendalian secara kimiawi. Pengolahan tanah dan pemberian mulsa organik merupakan salah satu upaya pengendalian gulma secara fisik/mekanik yang dapat digunakan untuk menekan populasi gulma di lahan budidaya tanaman. Pemberian mulsa organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai sebab dapat memodifikasi iklim mikro disekitar tanaman sehinggah dapat meningkatkan air tanah serta menghambat pertumbuhan gulma akibat terhalangnya sinar matahari untuk biji-biji gulma. Perlakuan mekanik dianjurkan karena sebagai tindakan meminimalisir pemanfaatan bahan kimia untuk mewujudkan prisip-prinsip pengendalian gulma secara terpadu dan menunjang pertanian berkelanjutan.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Desa Jubung, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai Mei 2022. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK).

Penelitian ini dari 7 perlakuan dan 3 ulangan, T0(TOT dan tanpa mulsa), T1(TOT dan mulsa sekam padi) T2 (TOT dan mulsa daun bambu), T3(TOT dan mulsa

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(9)

viii

cocopet), T4(OT dan mulsa sekam padi), T5(OT dan mulsa daun bambu), T6(OT dan mulsa cocopet) dimana mendapatkan 21 petak perlakuan dan diuji lanjut dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%.

Parameter yang diamati meliputi inventarisasi gulma, biomassa gulma, tinggi tanaman, jumlah polong, dan berat biji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik daun bambu dalam mengendalikan gulma tanaman kedelai. Penggunaan sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik mampu menurunkan biomassa gulma daun lebar dan rumput. Perlakuan sistem olah tanah minimal dan pemberian mulsa organik daun bambu menunjukkan biomassa gulma terberat dibandingkan perlakuan tanpa olah tanah dan tanpa mulsa. Penggunaan sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik daun bambu berpengaruh pada seleruh variabel pengamatan yakni tinggi tanaman, jumlah polong, berat biji dan biomassa gulma.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(10)

ix SUMMARY

Effectiveness of Tillage Systems and Various Organic Mulches on Weed Suppression in Soybean Plants (Glycine max L.); Eva Tsamrotul Asyroful Ummah; 151510501225; 2022; Agrotechnology Study Program; Faculty of Agriculture; University of Jember.

Soybean (Glycine max L.) is a food plant belonging to legumes. The use of soybeans in Indonesia is quite a lot because of the various kinds of processing.

Soybean cultivation can be unstable due to many factors, one of which is pest attacks on the land, namely weeds. Weeds are one of the plant-disturbing organisms that can cause a decrease in soybean yields. Weeds that grow on soybean plantations can cause a decrease in green bean yield by 10-76% if the weeds are not controlled.

Weed control in soybean cultivation can be done using prevention, physical/mechanical control, technical cultural control, biological control, and chemical control. Soil cultivation and organic mulch are one physical/mechanical weed control efforts that can be used to suppress weed populations in crop cultivation areas. Giving organic mulch can increase the productivity of soybean plants because it can modify the microclimate around the plant so that it can increase groundwater and inhibit weed growth due to blocking sunlight for weed seeds. Mechanical treatment is recommended because it is an action to minimize the use of chemicals to realize the principles of integrated weed control and support sustainable agriculture.

This research was conducted in the rice fields of Jubung Village, Rambi Puji District, Jember Regency from January to May 2022. This research was conducted using a Randomized Block Design (RAK) method. This study consisted of 7 treatments and 3 replications, T0(TOT and without mulch), T1(TOT and rice husk mulch) T2 (TOT and bamboo leaf mulch), T3(TOT and cocopeat mulch), T4(OT and rice husk mulch), T5(OT and bamboo leaf mulch), T6(OT and cocopeat mulch) which got 21 treatment plots and were further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) with 95% confidence level.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(11)

x

Parameters observed included weed inventory, weed biomass, plant height, number of pods, and seed weight.

The results showed that there was a significant interaction between the tillage system and the application of bamboo leaf organic mulch in controlling soybean weeds. The use of tillage systems and the application of organic mulch can reduce the biomass of broadleaf weeds and grasses. Treatment with a minimal tillage system and application of organic mulch on bamboo leaves showed the heaviest weed biomass compared to treatments without tillage and mulch. The use of the tillage system and application of organic mulch of bamboo leaves affected all observation variables, namely plant height, number of pods, seed weight, and weed biomass.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(12)

xi PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya, saya bisa menyelesaikan penulisan Tugas Akhir saya yang berjudul “Efektivitas Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Oraganik Terhadap Penekanan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)” sebagai syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Penulisan tugas akhir juga terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

2. Drs. Yagus Wijayanto, M.A, PhD., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3. Dr. Ir. Parawita Dewanti, MP., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing saya selama menjadi mahasiswa.

4. Dr. Ir. Mohammad Hoesain, MS., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan, arahan, ilmu, pengalaman, serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ir. Saifuddin Hasjim, MP., selaku Dosen Penguji I dan Nilasari Dewi S.Hut., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberi saran dan masukan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini.

6. Kedua orangtua tercinta, Ibunda Roulotus Saidah dan Ayahanda Achmad Chusaini dan K.H. Ahmad Nur Ghozali yang selalu memberikan saya dukungan baik berupa materi, doa, serta kasih sayang.

7. Sahabat-sahabat yang telah bersedia menjadi tempat berbagi cerita dan diskusi mengenai penyelesaian tugas akhir Fina, Zairika, Mahdiatul, Naim, Nuri, Masitoh, Dewi, Maya, Frenki, Julias, Riro, Siti, Endang, Rofi’,rekan-rekan Semeru.

8. Rekan-rekan kelompok KKN 69 Desa Sumber Salak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Bondowoso.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(13)

xii

9. Tim magang profesi BPTP Malang yang telah berbagi banyak pengalaman.

10. Teman-teman UKSM Panjalu dan Asrama Al-aqobah yang telah berbagi canda dan ilmu selama kuliah di Jember.

11. Teman-teman seangkatan 2015 Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah membantu penulis selama studi.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun turut serta membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis juga menyadari bahwa karya ilmiah tertulis ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Jember,21 November 2022

Penulis

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(14)

xiii DAFTAR ISI

COVER...i

PERSEMBAHAN...ii

MOTTO ... iii

PERNYATAAN ... iv

PENGESAHAN ... vi

RINGKASAN ... vii

SUMMARY ... ix

PRAKATA ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) ... 5

2.2 Gulma ... 6

2.3 Teknik Pengendalian Gulma ... 8

2.4 Hipotesis ... 11

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 12

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

3.2 Alat dan Bahan ... 12

3.3 Rancangan Percobaan ... 12

3.4 Prosedur Penelitian ... 13

3.4.1 Persiapan Petak Lahan Percobaan ... 13

3.4.2 Inventarisasi Gulma ... 14

3.4.3 Sistem Olah Tanah ... 14

3.4.4 Penyediaan Bahan dan Penanaman ... 14

3.4.5 Pemeliharaan ... 14

3.4.6 Pemanenan ... 15

3.5 Variabel Pengamatan ... 16

3.5.1 Pengamatan Gulma ... 16

3.5.1 Pengamatan Tanaman ... 16

3.6 Analisis Data ... 17

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Hasil ... 18

4.1.1 Analisi Ragam ... 18

4.1.2 Inventarisasi Gulma ... 18

4.1.3 Biomassa Gulma ... 20

4.1.4 Tinggi Tanaman ... 21

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(15)

xiv

4.1.5 Jumlah Polong ... 22

4.1.6 Berat Biji ... 22

4.2 Pembahasan ... 23

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 35

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Rangkuman Nilai F-Hitung Biomassa Gulma, Tinggi Tanaman, Jumlah Polong, Panjang dan Berat

Biji... 20

4.2 Inventarisasi Gulma Sebelum Perlakuaan ... 21

4.3 Biomassa Gulma ... 24

4.4 Data Tinggi Tanaman Kedelai... 25

4.5 Jumlah Polong Kedelai... 26

4.8 Berat Biji Kedelai ... 27

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 3.1 Pelakasanaan Percobaan ... 8

3.2 Denah Plot Percobaan... 13

3.3 Hasil Inventarisasi Gulma... 23

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Dokumentasi... 37

2 Lampiran Kedelai Anjasmoro... 38

3 Data Parameter Pengamatan... 46

4 Hasil ANOVA... 48

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(18)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kedelai merupakan tanaman pangan yang tergolong kedalam tanaman polong-polongan. Kedelai dijadikan sebagai komoditas yang strategis karena permintaanyan cukup besar setiap tahun sebagai bahan pakan, pangan, maupun industri. Bagian tanaman kedelai yang sering dimanfaatkan yakni bagian bijinya seperti bahan-bahan baku pembuatan tahu, tempe, kecap dan susu kedelai.

Peranan kedelai sangat penting dalam pangan, bahkan tanaman kedelai juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. Permintaan kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat, sementara produksi kedelai nasional masih relatif rendah yaitu berkisar 1.1 ton per Ha (Adisarwanto dan Wudianto, 1999). Menurut data BPS (2020) dengan survei ubin rata-rata produktivitas kedelai nasional hanya mencapai 15,69 qu/ha, rendahnya nilai produktivitas kedelai tidak sebanding dengan kebutuhan kedelai yang setiap tahunnya mengalami kenaikan 3,15 ton/tahunnya. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan kedelai dan mengurangi nilai impor kedelai perlu dilakukan untuk peningkatan produksi kedelai nasional.

Penurunan dan peningkatan produktivitas kedelai yang tidak stabil disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah cara budidaya yang kurang tepat, serangan OPT di lahan yang meliputi hama, penyakit, gulma serta organisme lain yang menyebabkan kerusakan pada tanaman. Serangan gulma pada tanaman utama dapat menimbulkan persaingan dalam unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh sehingga tanaman utama mengalami kehambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Rifai dkk., 2018). Salah satu upaya untuk mengendalikan gulma yakni dengan metode mekanis, metode kimiawi, metode kultur teknis, metode biologi dan metode terpadu. Masing-masing metode pengendalian gulma memiliki tingkat menekan kepadatan gulma secara berbeda- beda dan secara maksimal. Pengendalian gulma dengan metode kultur teknis dapat dilakukan dengan olah tanah, pengaturan jarak tanam, penggunaan mulsa

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(19)

2

dan rotasi tanam dapat meminimalisir persaingan gulma pada tanaman utama (Umiyati dkk., 2016).

Teknik pengendalian yang sering kita jumpai pada lahan pertanian yakni menggunakan metode kimiawi. Salah satunya penggunaan pestisida kimia dalam pertanian sering dijumpai karena dapat memberantas patogen lebih cepat, tidak rumit, dan murah. Penggunaan pestisida dengan penggunaan waktu yang lama serta tidak tepat dosis, cara, waktu, dapat menyebabkan keracunan, residu baik bagi lingkungan dan tanaman utama, dan resistensi bagi OPT utama dilahan.

Upaya pengendalian OPT dengan mempertimbangkan kelestarian ekologi memiliki resiko kecil terhadap pencemaran, dapat menekan dampak negatif pestisida kimia, tidak mengakibatkan resistensi hama ataupun resurgensi serta aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan, selain itu dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Oktavia dkk, 2020).

Maka perlu tindakan yang tidak berdampak buruk bagi ekosistem salah satunya dengan sistem olah tanah dan pemanfaatan mulsa organik. Sistem olah tanah merupakan suatu tindakan pembalikan, pembongkaran dan penghancuran tanah menjadi partikel lebih kecil. Sistem olah tanah dapat terbagi menjadi sistem olah tanah secara sempurna dan secara minimum. Pengolahan tanah minimum merupakan aktivitas pembajakan dan diratakan namun hanya sesuai kebutuhan disekitar zona perakaran tanpa merusak struktur lahan yang ada, kemudian ditambahkan pupuk dasar. Teknik olah tanah sempurna atau Maximum tillage merupakan proses pengolahan dari awal hingga lahan siap ditanami. Pengolahan ini meliputi pembajakan, penjemuran, penggaruan, pembuatan bedengan dan drainase agar akar tanaman tidak kebanjiran serta pemberian pupuk dasar (Pradoto dkk, 2017).

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah agar proses infiltrasi air dan aerasi tanah terbentuk dengan baik. Selain itu dapat mempermudah irigasi air, pengendalian hama tanah serta membunuh sisa-sisa tanaman yang mengganggu tanaman utama (Solyati dan Zaenal, 2017). Menurut Elliot (1993) Pembalikan tanah dan penghancuran bahan-bahan organik menciptakan zona aktivitas mikroba intensif di lapisan olah yang berperan penting

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(20)

3

bagi tanaman dalam proses mineralisasi, maka keberadaan mikroorganisme dalam tanah mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Penggunaan mulsa merupakan salah satu bagian metode kultur teknis, dengan mengaplikasikan mulsa dipermukaan tanah untuk menekan pertumbuhan gulma. Pemberian mulsa dengan ketebalan 4-5 cm dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai sebab dapat memodifikasi iklim mikro disekitar tanaman sehinggah dapat meningkatkan air tanah serta menghambat pertumbuhan gulma akibat terhalangnya sinar matahari untuk biji-biji gulma. Tanaman utama terbebaskan dari kompetisi gulma dalam penyerapan hara mineral tanah (Dewantari dkk., 2015). Pemanfaatan mulsa organik bagi petani masih minim, karena lebih memilih untuk menggunakan mulsa anorganik, hal ini disebabkan oleh mulsa organik yang hanya bisa dipakai satu kali panen serta minimnya informasi manfaat mulsa oragnik untuk budidaya tanaman.

Berdasarkan sumber bahan mulsa terbagi menjadi 2 jenis yakni mulsa organik dan mulsa anorganik. Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintesis ataupun kimia sedangkan mulsa organik merupakan terbuat dari tanaman maupun sisa-sisa tanaman pertanian. Mulsa organik bisa terbuat dari cocopeat, sekam padi dan mulsa daun kering seperti daun bambu yang memiliki banyak manfaat untuk budidaya tanaman (Akbar, 2014). Oleh karena itu perlu uji dilahan apabila metode terpadu yakni kombinasi sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik diharapkan dapat menekan gulma secara efektif. Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, sehingga dilakukan teknik pengendalian gulma terpadu untuk menunjang pertanian berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada dalam penelitian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana respon petumbuhan pada tanaman kedelai dengan metode sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik dalam menekan pertumbuhan gulma?

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(21)

4

2. Teknik pengendalian manakah yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui respon pada tanaman kedelai dengan sistem olah tanah dan mulsa organik dalam menekan populasi gulma.

2. Untuk mengetahui teknik pengendalian yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kedelai.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan solusi secara ilmiah mengenai pengendalian dengan metode kultur teknis dapat menekan pertumbuhan gulma secara efektif, ekonomis serta bertujuan untuk menghindari penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(22)

5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Tanaman kedelai (Glycine max L) merupakan tanaman semusim dan tanaman pangan dengan peringkat ketiga setelah tanaman padi dan jagung.

Tanaman kedelai telah dikenal sejak abab 2500 SM di wilayah daratan Cina, adapun beberapa sayarat tumbuh tanaman kedelai pada ketinggian 0-750 mdpl, menurut (Adie,2010) tanaman kedelai memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae Genus : Glycine

Spesies : Glycine max L. merr (Adisarwanto,2005)

Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman pangan golongan Leguminoceace, tanaman pendek bercabang tegak. Morfologi tanaman kedelai antara lain akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Perakaran kedelai dapat tumbuh mencapai 150 cm dalam tanah, tetapi kebanyakan kedalaman perakaran hanya mencapai 60 cm. Kedelai memiliki perakaran tunggang dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium Japonicum bersimbiosis dengan akar tanaman legum, sehingga menghasilkan organ penambat nitrogen yaitu bintil akar (Rukmana dan Yuniarsih,1996).

Tanaman kedelai berbatang semak tegak dengan tinggi batang mencapai 30-100 cm. memiliki banyak cabang, batang bertekstur lembut dan berwarnahijau tua, tumbuh cepat (Adisarwanto, 2008). Daun pada tanaman kedelai berbentuk oval dan lancip (lanceolaete). Pada permukaan daun mempunyai bulu halus berwarna hijau tua atau hijau kekuningan tergantung varietas kedelai (AAK, 1989). Bungal kedelali merupalkaln bungal sempurnal dimalnal setialp bungal terdalpalt allalt kelalmin

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(23)

jalntaln daln betinal. Bungal kedelali tumbuh paldal ketialk dalun berwalrnal ungu altalupun putih. Jumlalh bungal paldal setialp ketialk talngkali dalun beralgalm alntalral 2- 25 bungal tergalntung kondisi lingkungaln daln valrietals kedelali. Biji kedelali berentuk polong, setialp polong berisi 1-4 biji dimalnal umumnyal berbentuk bulalt pipih salmpali bulalt lonjong. Walrnal polong yalng balru tumbuh berwalrnal hijalu daln alkaln berubalh menjaldi kuning kecoklaltaln salalt dipalnen (Krisnawati and Adie, 2017).

Benih kedelai memiliki beberapa varietas salah satunya verietas anjasmoro. Pada tahun 2011-2016 peminat varietas uggul kedelai berbiji besar lebih tinggi seperti varietas anjasmoro, argomulo, grobogan, dan dega 1. Varietas Anjasmoro sendiri dilepas pada tahun 2001 hasil seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria. Varietas anjasmoro memiliki karakteristik oval, biji berukuran lebar, biji berwarna kuning agak mengkilat.Varietas anjasmoro dapat pula beradabtasi di agroekosistem lahan sawah, lahan rawa pasang surut dan lebih bertahan di lahan kering. Selain itu memiliki keunggulain seperti tahan rebah, moderat penyakit karat daun dan memiliki daya hasil 2,03-2,25 ton/ha (Balitkabi, 2016).

2.2 Gulma

Gulma merupakan tanaman yang tidak dihadirkan keberadaan tumbuhnya sebab dapat mengalami kompetisi dengan tanaman utama baik dalam persaingan unsur hara, air, udara, cahaya dan ruang ekologi. Menurut Moenandir (1993) persaingan terjadi bila unsur-unsur yang tersedia diperebutkan dalam jumlah terbatas atau persediaan dibawah kebutuhan masing-masing. Gulma terdapat kandungan alelopati dari akar gulma yang membahayakan bagi tanaman utama, karena dapat menurunkan hasil panen. Beberapa faktor-faktor yang medukung persaingan gulma dengan tanaman budidaya seperti jenis gulma yang memiliki daya kompetisi dan potensi gangguan yang berbeda, kepadatan gulma dengan lahan kelebihan tersedianya air dan unsur hara menyebabkan persaingan terjadi.

Apabila persaingan gulma dengan kedelai tidak dikendalikan segera dapat

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(24)

7

menyebabkan menurunkan hasil antara 10-76%(Manurung dan Syam’un,2003).

Terutama pada masa vegetative tanaman perlu dilakukan penyiangan sebab memasuki vase kritis sekitar 30 HST. Gulma dapat dikelompokan menjadi beberapa golongan yakni :

A. Morfologi

1. Gulma berdaun lebar adalah gulma yang memiliki bentuk daun lebar,tulang daunnya menyirip, batang tubuh tegak dengan percabangannya, adapula tumbuh merambat, gulma dari golongan dikotil, biasanya tumbuh dengan habitus yang luas sehingga menimbulkan persaingan dalam mendapakan cahaya dengan tanaman utama. Gulma berdaun lebar diantaranya yaitu: bayam duri (Amaranthus spinosus L.), jengger ayam (Heliotropium indicum L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.) dan sembung (Blumea balsamifera L.) (Rukmana dan Saputra, 1999).

2. Gulma rumputan termasuk (grasses) famili Poaceae gramineae dengan memiliki ciri-ciri berbatang bulat memanjang, ruas batang berongga ataupun padat, daun berbentuk pipa, bertulang daun sejajar, permukaan daun ada yang berbulu kasar ataupun halus berakar serabut dengan berstolon. Contoh gulma golongan rumput yaitu: alang-alang (Imperata cylindrica L.), rumput pahit (Axonopus compressus Swartz Beauv.), lempuyangan (Panicum repens L.), dan manjah (Themeda gigantea Cav, Hack.)

3. Gulma teki termasuk golonga famili Cyperacceace (Paiman,2020). Memiliki ciri-ciri berbentuk pipih, permukaan daun biasanya licin dengan pertangakain bunga berbentuk seperti lidi, perakaran biasanya membentuk stolon didalam tanah yang mampu bertahan hidup pada cekaman lingkungan yang berat dan bercabang dimana setiap cabang membentuk umbi. Gulma golongan teki diantaranya yaitu: teki (Cyperus rotundus L.), walingi (Rhynchospora corymbosa L.), rumput tiga segi (Eriocaulon cinereum R. Br.) dan rumput knop (Cyperus kyllingia Endl.).

B. Daur Hidup

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(25)

8

Menurut Caton,2011 berdasaran siklus hidupnya gulma dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut :

1. Gulma tahunan (Perinnial) adalah gulma yang memiliki masa tumbuh lebih dari dua tahun dan bisa memungkinkan tidak terbatas. Berikut berbagai contoh gulma tahunan yakni: Cyperus rontudus, Imperata cylindrica.

2. Gulma satu musim (Annual) merupakan gulma yang memiliki siklus hidup kurang dari satu tahun atau hanya tumbuh satu musim, pertumbuhannya cepat seperti gulma Ageratum conyzoides, Cyperus iria, Enchinocloa chinensis, Rotthoellia exaltata.

3. Gulma dua musim (Biennial) adalah gulma yang memerlukan dua musim untuk menyelesaikan siklus hidup atau memiliki umur 1-2 tahun dimana tahun pertama pertumbuhan vegetatif selanjutnya secara generatif. Berikut beberapa gulma golongan biennial yakni : Lactuca canandensis L, Daucus carota, putri malu.

2.3 Teknik Pengendalian Gulma

Salah satu teknik pengendalian adalah dengan menggunakan metode kultur teknis yang terdiri dari pengaturan jarak tanam, sistem olah tanah, pemanfaatan mulsa organik maupun anorganik, rotasi tanam. Pengolahan tanah dapat terbagi menjadi tanpa olah tanah, olah tanah minimum dan olah tanah sempurna. Gulma pada lahan budidaya dapat dikendalikan dengan adanya pengolahan tanah, karena terdapat proses pembalikan dan penggemburan tanah sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma (Rao, 2000). Olah tanah dengan sempurna yakni pengolahan tanah secara intensif mulai dari awal hingga siap tanam. Pengolahan tanah pada bagian seluruh areal pertanaman sebelum penanaman kedelai meliputi pembongkaran, pembalikan pengahancuran sturuk tanah lebih remah agar lebih mudah dalam penanaman selain itu dapat menghilangkan sisa-sisa pertumbuhan tanaman penggangu tanaman utama selain itu dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 8,78 % dan berat polong sebesar 32,13% (Nath et al.2016) Sistem tanpa olah tanah memiliki kelebihan dengan menjaga struktur tanah sehingga meminimalisir leaching tetapi memiliki kekurangan seperti pertumbuhan akar

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(26)

9

terbatas akibat struktur masih keras. Menurut Prayogo dkk,2017 sistem tanpa olah tanah menghasilkan analisis SDR vegetasi gulma memiliki tingkat keragaman lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pengolahan lahan. Sebab tidak terjadi pembalikan dan perataan tanah sehinggah stolon gulma tidak terpendam dalam tanah. Olah tanah minimum memproses lahan yang diprioritaskan saja sebelum mulai tanam agar mengurangi pertumbuhan gulma dan memperbaiki struktur tanah, kemudian pemberian pupuk dasar. Menurut Handayanto dkk (2017) mengenai pengolahan tanah dengan cara mencangkul secara manual hingga kedalaman 20-30 cm, akan merubah kualitas tanah yang meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi tanah.Kombinasi sistem olah tanah dan pemberian mulsa organik dapat merubah kualitas biologi tanah meliputi makroorganisme dan mikroorganisme tanah, kualitas kimia tanah meliputi pH, EC, dan unsur hara makro serta mikro, sedangkan kualitas fisik tanah meliputi struktur, aerasi tanah, penggemburan tanah, suhu, dan pori-pori.

Mulsa berdasarkan bahan dasarnya terbagi menjadi dua yakni mulsa organik dan mulsa anorganik. Mulsa angoranik terbuat dari bahan kimia ataupun sintesis yang sulit untuk diurai dan memiliki daya tahan lebih lama 2-4 kali pemakaiannya seperti mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak dan karung.

Pemasangan mulsa anorganik saat sebelum memulai bibit ditanam. Mulsa organik sendiri memiliki kelebihan dan kekurang tersendiri. Mulsa organik bisa terbuat dari sisa-sisa pertanaman pertanian seperti mulsa jerami padi, mulsa sekam padi dan mulsa daun bambu. Kandungan dalam mulsa dapat meningkatkan populsai mikroorganisme tanah disekitar rhizofer tanaman kedealai. Populasi mikroba di daerah rhizosfer tanaman kedelai merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan bintil akar (nodulasi) sehingga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman kedelai yang dibudidayakan (Permana dkk, 2017).

Penggunaan mulsa jerami padi yang disebarkan pada permukaan tanah dapat menghambat pertumbuhan gulma karena gulma yang dibawah mulsa tidak dapat memproses fotosintesis dengan sempurna sebab tidak mendapatkan cahaya matahari sehingga pertumbuhan gulma terganggu (Irawati dkk., 2017). Pemberian mulsa organik dapat dilakukan setelah bibit ditanam berkisar 7-10 hari setelah

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(27)

10

tanam yang sebelumnya telah dicacah dan dikeringkan. Fungsi dari pencacahan mulsa agar saat disebarkan pada permukaan rata, dan membantu proses penguraian dengan cepat untuk meningkatkan bahan organik untuk tanaman utama ( Pradana dkk,2015).

Mulsa cocopeat banyak digunakan sebagai media tanam sebab memiliki kemampuan daya serap air cukup tinggi , selain itu dapat mengatasi suhu ektream karena dapat meningkatkan kualitas tanah baik sifat biologi maupun kimia.

Manfaat mulsa juga dapat melindungi permukaan tanah tanah dari air hujan yang deras sehingga dapat mencegah tanah erosi dan laju infiltrasi meningkat (Rukman dan Saputro,1999). Mulsa cocopeat dapat pula menghambat pertumbuhan gulma sebab proses fotosintesis terhambat akibat tertutup mulsa. Ketebalan cocopeat 3cm memberikan hasil tinggi tanaman dan jumlah daun nyata pada pertumbuhan bibit kelapa dibandingkan dengan ketebalan 1cm lebih tinggi dibandingkan tidak menggunakan mulsa. Penerapan mulsa lebih baik diberikan 2 minggu setelah tanam (Sholihin dkk, 2018).

Mulsa daun kering sering menjadi limbah organik tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Apabila dimanfaatkan mulsa daun kering memiliki banyak keuntungan seperti mampu menekan pertumbuhan gulma, mulsa yang telah terurai dengan baik dapat menjadi unsur hara dan pupuk organik bagi tanaman, menjaga kelembapan tanah, ramah lingkungan dan mudah dijumpai (Effendi,2012). Salah satu daun kering yang dapat dimanfaatkan yakni daun bambu. Bambu merupakan jenis tanaman rumput-rumputan dengan batang yang berongga dan beruas. Tanaman ini banyak dijumpai di iklim tropis panas dan dingin seperti sepanjang Asia Timur, Afrika, Australia bagian utara dan India bagian barat hingga ke Himalaya (Akinlabi et all,2017). Indonesia memiliki ragam jenis bambu sekitar 159 jenis dari 1240 diseluruh dunia, 88 diantaranya merupakan bambu endemik yang tersebar di Pulai Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Berdasarkan bentuk bambu terdapat 2 jenis yakni berkayu dari suku (Aruclinarieae, Bambuseae) dan bambu rerumputan dari suku (Olyreae). Bambu merupakan tanaman yang unik karena dapat tumbuh dengan cepat, disebabkan perakaran Rhizoma-dependen

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(28)

11

dapat tumbuh hingga 0,3 m – 30 m dengan pertumbuhan umumnya 3 cm- 30cm dalam 24 jam.

Daun bambu yang digunakan sebagai mulsa adalah daun bambu yang sudah gugur, kering dan berwarna kuning. Daun bambu diratakan diatas permukaan tanah sesuai dengan ketebalan perlakuan. Kandungan unsur hara makro P dan K dalam seresah daun bambu dapat memberikan pengaruh nyata untuk parameter pertumbuhan tanaman sehingga bermanfaat bagi tanaman utama sebagai pupuk kompos (Setiawati dkk,2017). Menurut Cahyani dkk,(2015) Seresah daun bambu dapat menekan gulma terutama gulma grinting (Cynodon dactylon). Seresah daun bambu memiliki kandungan senyawa flafonoid dan terponoid yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena proses pembelahan sel pada organ tanaman terhambat atau bahkan terhenti. Pemanfaatan daun bambu yang disebarkan di permukaan tanah sebagai mulsa organik berfungsi untuk mengendalikan gulma, mengurangi penguapan air tanah, energi air hujan akan ditahan oleh mulsa sehingga agregat tetap stabil tidak sampai pengkikisan, selain itu sifat dekompisisi yang cepat dan haranya terdaur ulang dapat menambah kesuburan tanah (Isda dkk,2018).

2.4 Hipotesis

H0 : Penggunaan sistem olah tanah dan berbagai mulsa organik berpengaruh dalam mengendalikan terhadap gulma pada tanaman kedelai.

H1 : Penggunaan sistem olah tanah dan berbagai mulsa organik tidak berpengaruh dalam mengendalikan terhadap gulma pada tanaman kedelai.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(29)

12

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan kegiatan “Efektivitas Teknik Olah Tanah Dan Berbagai Pemulsaan Organik Terhadap Penekanan Gulma Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max L.)” dilaksanakan pada Januari sampai Mei 2022 di di lahan sawah Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tali rafia, masker, cangkul, timba, sprayer, sarung tangan, gunting, timba, kamera, oven, neraca analitik, meteran, karung bekas dan alat tulis.

Balhaln- balhaln yalng alkaln digunalkaln untuk penelitialn yalitu benih kedelali valrietals Alnjalsmoro, mulsal sekalm paldi , mulsal cocopealt, mulsal dalun balmbu,insektisidal berbalhaln alktif glisofalt 1 L/hal daln fungisidal nalbalti Neem- plus 1,5ml/L/hal-1.pupuk ureal, pupuk SP-36, pupuk KCl, alir, almplop, stalples, spidol, daln lalbel.

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitialn ini dilalkukaln dengaln menggunalkaln Ralncalngaln Alcalk Kelompok, (RAlK) nonfalktoriall yalng terdiri dalri 7 perlalkualn diulalng sebalnyalk 3 kalli sehinggal diperoleh 21 plot percobalaln. Aldalpun ralncalngaln percobalaln sebalgi berikut :

T0: Talnpal Olalh Talnalh daln Talnpal mulsal T1: Talnpal Olalh Talnalh daln Mulsal Sekalm Paldi T2: Talnpal Olalh Talnalh daln Mulsal Dalun Balmbu T3: Talnpal Olalh Talnalh daln Mulsal Cocopealt T4: Olalh Talnalh Minimum daln Mulsal Sekalm T5: Olalh Talnalh Minimum daln Mulsal Dalun Balmbu T6: Olalh Talnalh Mi nimum daln Mulsal Cocopealt

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(30)

Galmbalr 3.1 Denalh Plot Percobalaln

Lalhaln penelitialn yalng digunalkaln dallalm penelitialn ini yalitu sebalnyalk 21 plot percobalaln. Jalralk malsing-malsing ulalngaln 100 cm daln jalralk alntalr plot 75 cm, tialp ulalngaln terdiri dalri 7 plot percobalaln. Luals malsing-malsing plot percobalaln berukuraln 90 cm2 x 120 cm2 dengaln jalralk talnalm 30 cm x 30 cm daln jalralk alntalral plot daln galris tepi yalitu 20 cm x 20 cm. Tialp plot terdalpalt 20 talnalmaln, daln tialp ulalngaln terdalpalt 420 benih, jaldi membutuhkaln 1260 benih kedelali sialp talnalm.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persialpaln Petalk Lalhaln Percobalaln

Proses persialpaln lalhaln dengaln membualt 3 ulalngaln. Jalralk alntalr ulalngaln 100 cm daln jalralk alntalr plot 75 cm, setialp ulalngaln terdalpalt 7 plot percobalaln

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(31)

14

dengaln memiliki lebalr 120 daln tinggi 10 cm, palnjalng 90 cm. daln jalralk alntalral plot daln galris tepi yalitu 20 cm x 20 cm.

3.4.2 Inventalrisalsi Gulmal

Sebelum daln sesudalh perlalkualn mulsal sesuali dengaln perlalkualn kemudialn menginventalrisalsi paldal gulmal dengaln buku palndualn gulmal yalng dilalkukaln paldal setialp plot percobalaln, didallalm plot dibualt persegi dengaln luals 50 x 50 cm untuk dijaldikaln salmpel, sebalnyalk 21 plot.

Galmbalr 3.2 Inventalrisalsi Gulmal

3.4.3 Sistem Olalh Talnalh

Perlalkualn dengaln talnpal olalh talnalh tidalk melallui talhalp pemballikaln talnalh, sedalngkaln persialpaln lalhaln dengaln sistem olalh talnalh minimum menggunalkaln calngkul yalng bertujualn untuk memperbaliki kondisi talnalh algalr talnalh menjaldi lebih gembur daln untuk menghalncurkaln sisal-sisal talnalmaln sebelumnyal besertal membersihkaln gulmal yalng aldal di lalhaln.

3.4.4 Penyedialn Balhaln daln Penalnalmaln

Balhaln talnalmaln yalng disedialkaln aldallalh benih kedelali valreitals Alnjalsmoro yalng tekalh direndalm alir halngalt kuku selalmal 5 menit. Pembualtaln lubalng dengaln tugall sedallalm 3 cm diberi 3 benih kedelali. Pemberialn mulsal cocopealt, sekalm paldi, daln dalun balmbu yalng telalh dicalcalh alpalbilal talnalmaln berusial 7-10 Hst ditalburkaln di altals permukalaln talnalh sesuali perlalkualn plot dengaln keteballaln 5-9 cm (Alziiz dkk., 2018).

3.4.5 Pemelihalralaln

Kegialtaln pemelihalralaln yalng dilalkukaln aldallalh pengaliraln lalhaln, penyulalmaln, pemupukaln daln pengendallialn halmal daln penyalkit.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(32)

15

a. Penyulalmaln dilalkukaln alpalbilal aldal bibit altalu talnalmaln yalng malti paldal salalt usial talnalmaln 7 HST algalr tetalp terjalgal keseralgalmaln talnalmaln.

b. Talhalp pemupukaln dilalkukaln 3 kalli yalitu paldal alwall talnalm, 14 daln 21Hst.

Pupuk yalng diberikaln meliputi pupuk Ureal secalral tugall dengaln jalralk 3-4 cm paldal usial 14 Hst daln 21 Hst, pupuk SP18 daln KCL sekalligus alwall talnalm dengaln dosis sesuali rekomendalsi (Ralhmaln,2013).

Galmbalr 3.3 Pemupukaln

c. Pengaliraln dilalkukaln menggunalkaln timbal altalu selalng. Penyiralmaln dilalkukaln sesuali kebutuhaln talnalmaln, terutalmal paldal palgi halri altalupun salalt lalhaln sudalh kering. Pemelihalralaln penggunalaln pestisidal nalbalti Neem-plus 1,5ml/L/hal-1 dipalkali alpalbilal terjaldi seralngaln halmal daln penyalkit paldal talnalmaln kedelali sebalgali pengendallialn.

Galmbalr 3.4 Pemelihalralaln 3.4.6 Pemalnenaln

Pemalnenaln dilalkukaln salalt talnalmaln kalcalng hijalu berumur 85-90 halri altalu paldal salalt polong sudalh kering daln kerals, walrnal polong berubalh menjaldi coklalt kehitalmaln daln sebalgialn polong mudalh pecalh.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

(33)

16

Galmbalr 3.5 Pemalnenaln 3.5 Variabel Pengamatan

3.5.1 Pengalmaltaln Gulmal 1. Inventalrisalsi Gulmal

Inventalrisalsi gulmal dilalksalnalkaln sebelum pengolalhaln talnalh daln 7 halri setelalh perlalkualn mulsal paldal setialp plot percobalaln menggunalkaln unit salmpel ukuraln 50 cm x 50 cm. Gulmal yalng terletalk palaldal unit percobalaln selalnjutnyal diidentifikalsi dengaln mengalmalti morfologinyal seperti bentuk baltalng, dalun kemudialn dicocokkaln dengaln buku palndualn determinalsi gulmal untuk mengetalhui nalmal gulmal, falmili gulmal.

2. Biomalssal Gulmal

Palralmeter ini dilalkukaln paldal umur 14 hst, 28 hst, 35 hst, daln 42 hst dengaln calral mencalbut gulmal salmpali alkalr. Memisalhkaln jenis-jenis gulmal seperti gulmal berdalun lebalr, gulmal teki, gulmal rumput kemudialn menimbalng beralt kering gulmal dengaln calral pengovenaln gulmal dengalm temperaltur 80oC selalmal 48 jalm kemudialn ditimbalng alnallitik, perlalkualn ini untuk menunjukaln seberalpal besalr pertumbuhaln gulmal dilalhaln.

3.5.2 Pengalmaltaln Talnalmaln 1. Tinggi Talnalmaln (cm)

Talnalmaln kedelali diukur mulali dalri palngkall baltalng salmpali titik tumbuh dengaln menggunalkaln meteraln altalu penggalris, dilalkukaln paldal 14 hst, 28hst, 42hst. Pengukuraln tinggi talnalmaln dilalkukaln paldal 4 salmpel unit percobalaln yalng terletalk di petalk produktif.

2. Jumlalh Polong (bualh)

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Daya Hasil Tanaman

Puji beserta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Efektifitas pengeluaran sekret

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

Puji beserta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “ Efektifitas pengeluaran sekret

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ” Pengaruh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar sehingga terlaksana dan terselesainya penelitian ini yang judul