UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA
KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON, BANTUL, DIY.
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wiwin Hendrawan NIM 12108249069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA
KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON, BANTUL, DIY.
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wiwin Hendrawan NIM 12108249069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
MOTTO
“Kalau anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, maka ubahlah perilaku anda. Tetapi bila anda menginginkan perubahan yang lebih besar dan mendasar,
ubahlah pola pikir anda” (Stephen Covey)
“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan
hidup ini”
PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur Kepada Allah SWT, maka karya skripsi ini ku
persembahkan kepada:
1. Orang tua tercinta Bapak Mirwansyah dan Ibu Rosfinda yang tak kenal lelah
dan selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhanku dan menyertai ku
dalam setiap doa’nya.
2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA
KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON
BANTUL, DIY.
Oleh
Wiwin Hendrawan NIM 12108249069
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media Audio-Visual pada siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemis dan Mc. Tagrt. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan sebagai pelaksanaan tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan yang berjumlah 30 siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon Bantul DIY. Hasil belajar saat pra tindakan, rata-rata kelas adalah 70,13 untuk ketuntasan ada 11 siswa atau 47% dan belum tuntas ada 19 siswa atau 63%. Hasil ini belum memenuhi KKM yaitu 75,00. Pada siklus I diperoleh peningkatan hasil rata-rata kelas 83,16, ketuntasan ada 21 siswa atau 70% dan belum tuntas ada 9 siswa atau 30% berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke siklus I sebesar 13,03%, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan lagi yaitu rata-rata kelas meningkat menjadi 86,2 dan ketuntasan ada 27 siswa atau 90% dan belum tuntas ada 3 siswa atau 10%, dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 3,04. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, bekerja dalam kelompok dan mengemukakan pendapat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas IVB SD Negeri I Blunyahan, Sewon
Bantul, DIY”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk menuntun ilmu di kampus FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.
3. Kajur PSD yang telah memberikan motivasi pengarahan.
4. Ibu Haryani, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu
dan pemikiran dalam membimbing penulisan sampai penyusunan Tugas Akhir
Skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Drs. Anwar Senen, M.Pd. Dosen ahli (Expert Judgment) yang telah
menguji keabsahan instrument maupun perangkat pembelajaran yang akan
6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan
Tugas Akhir Skripsi ini.
7. Bapak Sudiana, S.Pd. Kepala Sekolah SD Blunyahan Sewon Bantul, yang
telah memberikan izin serta dukungan untuk melaksanakan penelitian di kelas
IV SD Blunyahan Sewon Bantul.
8. Ibu Rian Afrina Dewi, S.Pd. Wali kelas IVB SD Blunyahan Sewon Bantul,
yang telah bersedia bekerjasama dan pelaksana tindakan dalam pelaksanaan
penelitian ini.
9. Siswa-siswi kelas IVB SD Blunyahan Sewon Bantul atas semangat dan
kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran pada penelitian yang
dilaksanakan oleh penulis.
10.Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik
secara materi, moral, dorongan, nasehat serta do’a dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati serta kasih sayang.
11.Keluarga Bapak Suparlan. M.Pd selaku Kepala Asrama yang telah
memberikan motivasi, dorongan serta kebersamaan dan kekeluargaan,
sehingga penulis merasa nyaman ketika melaksanakan penyusunan skripsi.
12.Fitriana yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam pembuatan
skripsi ini
13.Teman-teman PPGT ber asrama, selaku Teman Seperjuangan yang telah
memberikan motivasi, dorongan serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu yang telah
memberikan pemanfaatan, baik moril maupun materi dalam pelaksanaan
penelitian dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya untaian doa
semoga semua bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amal shale yang diterima dan mendapat balasan dari Allah SWT
.
Penulisberharap skripsi ini memberikan sumbangan yang positif di bidang pendidikan
dan pengajaran khususnya Pelajaran IPS.
Yogyakarta, 14 November 2016 Penulis.
5. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS ... 13
B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 14
1. Pengertian Hasil Belajar ... 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19
C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 20
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20
2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ... 22
3. Fungsi Media Pembelajaran ... 25
4. Pertimbangan Pemilihan Media ... 26
5. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 29
D. Media Pembelajaran Audio Visual ... 31
1. Pengertian Media Audio Visual ... 31
2. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Audio Visual ... 34
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ... 37
4. Fungsi dan Manfaat Media Audio Visual ... 38
5. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran IPS ... 40
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 42
F. Kerangka Pikir ... 45
G. Hipotesis Penelitian ... 46
H. Definisi Operasional ... 47
H. Validitas Instrumen ... 61
I. Teknik Analisis Data ... 61
J. Indikator Keberhasilan ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64
B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105
B. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 107
DAFTAR TABEL
Tabel: 1. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II ... 13
Tabel: 2. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II dalam penelitian (Silabus KTSP 2006) ... 14
Tabel: 3. Kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas guru ... 58
Tabel: 4. Kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas siswa ... 58
Tabel: 5. Kisi-kisi instrumen tes pada siklus I ... 59
Tabel: 6. Kisi-kisi pedoman angket terhadap siswa ... 60
Tabel: 7. Daftar Nama siswa kelas IV SDN 1 Blunyahan ... 66
Tabel: 8. Rekap nilai Pra Tindakan Kelas IV SDN Blunyahan ... 68
Tabel: 9. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan ... 69
Tabel: 10. Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 71
Tabel: 11. Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Siklus I ... 80
Tabel: 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 81
Tabel: 13. Refleksi Siklus I ... 88
Tabel: 14. Hasil belajar siswa Siklus II ... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fungsi Media Dalam Proses Pembelajaran ... 25
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 46
Gambar 3. Desain Model PTK Menurut Kemmis Dan Mc. Taggart ... 49
Gambar 4. Diagram Pencapaian KKM Pra Siklus ... 69
Gambar 5. Siswa Mengamati Video ... 74
Gambar 6. Siswa Mengamati Video ... 76
Gambar 7. Siswa Mengerjakan LKS ... 77
Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ... 78
Gambar 9. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 81
Gambar 10. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 87
Gambar 11. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 97
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ... 111
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 149
Lampiran 3. Hasil Penelitian ... 166
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), mengalami
perubahan yang sangat pesat serta banyak membawa pengaruh dalam berbagai
aspek kehidupan manusia baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi,
terutama dalam bidang pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, maka diperlukannya
berbagai penyesuaian-penyesuaian dan berbagai perbaikan, terutama yang
berkaitan dengan faktor-faktor pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran di sekolah sebagai upaya yang diselenggarakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penyesuaian dan berbagai
perbaikan harus dilakukan di sekolah terutama terkait dalam proses
pembelajaran di kelas. Menurut Asep Jihat dan Abdul Haris (2012: 11),
pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri dari dua aspek yang
dikombinasikan menjadi satu yaitu belajar dan mengajar. Belajar berorientasi
pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar berorientasi
pada apa yang harus dilakukan oleh guru.
Kegiatan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari beberapa komponen
pendukung yaitu guru, siswa, dan perangkat-perangkat pembelajaran. Guru
memegang peran utama dalam pembelajaran yaitu sebagai fasilitator,
motivator, dan mobilisator dalam mengajar. Guru harus mampu mengelola
menyenangkan bagi siswa. Tidak jamannya jika pembelajaran hanya berpusat
kepada guru (teacher centered). Pada saat ini yang menjadi subjek
pembelajaran yaitu siswa, artinya pembelajaran harus berpusat kepada siswa
(student centered). Dengan demikian, dalam proses pembelajaran aktifitas
siswa sangat diperlukan. Siswa harus berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru sangat dituntut dalam mengelolah
kelas serta merancang pembelajaran sebaik mungkin agar pembelajaran
tersebut menarik, bermakna, serta dapat meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran yang optimal, serta menyenangkan dapat mempermudah
tercapainya tujuan pembelajaran. Tiap mata pelajaran memiliki kompetensi
tertentu yang harus dicapai oleh siswa, salah satunya adalah mata pelajaran
IPS yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Mata pelajaran IPS merupakan
mata pelajaran di sekolah dasar yang diintegrasikan dari beberapa mata
pelajaran, yaitu: Sejarah, Ekonomi, dan Geography, serta mata pelajaran ilmu
sosial lainnya (Sapriya 2009: 7). Mata pelajaran IPS tidak kalah pentingnya
dengan mata pelajaran lainnya yang harus diajarkan dan dipahami oleh siswa.
Guna menyiapkan para generasi penerus bangsa yang cintah tanah air,
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, serta membentuk siswa nantinya
menjadi masyarakat sosial.
Mata pelajaran IPS mengkaji tentang seperangkat peristiwa-peristiwa,
konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan isu sosial. Hal ini tentunya
masih sangat abstrak bagi siswa sekolah dasar. Siswa sekolah dasar umumnya
konkret (Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 106). Oleh karena itu guru harus
menciptakan pembelajaran yang konkrit bagi siswa. Salah satu yang harus
dilakukan guru adalah dengan mengembangkan media pembelajaran yang
lebih bervariasi sehingga materi khususnya mata pelajaran IPS terlihat lebih
konkret dan dapat tersampaikan dengan baik serta dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IVB SDN 1
Blunyahan, pembelajaran IPS yang dilakukan guru masih kurang menarik
perhatian siswa. Hal ini tampak ketika proses pembelajaran IPS di kelas siswa
kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Kemudian siswa juga
sering ramai sendiri dan gaduh dengan temannya. Selain itu ada juga siswa
merasa kesulitan dalam memahami materi IPS yang sifatnya abstrak. Hal ini
menjadi permasalahan dalam pembelajaran, karena secara tidak langsung
materi IPS tidak tersampaikan dengan baik kepada siswa.
Proses pembelajaran yang kurang menarik akan berdampak kepada
siswa, salah satunya adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru kelas IVB diperoleh informasi hasil belajar IPS
siswa kelas IVB masih tergolong rendah. Dari jumlah 30 siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum (75), hanya 11 siswa, sedangkan yang belum
mencapai KKM 19 siswa.
Permasalahan di atas diduga guru belum menggunakan media
pembelajaran yang mendukung ketika mengajar. Hal ini terlihat dari proses
guru. Guru lebih aktif dibanding dengan siswa. Selain itu cara guru dalam
menyampaikan materi masih dominan menggunakan metode ceramah,
sehingga kurang menarik perhatian siswa.
Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat berpengaruh
terhadap minat, motivasi, serta hasil belajar. Hasil belajar adalah faktor utama
dalam pembelajaran, dengan hasil belajar akan dapat mengetahui materi yang
disampaikan dapat dipahami atau tidak oleh siswa. Oleh karena itu dalam
meningkatkan hasil belajar IPS guru harus mampu menguasai dan
mengembangkan berbagai cara mengajar yang lebih variasi. Salah satu
diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS.
Berbagai penelitian telah mengungkap dari keunggulan media
pembelajaran. Media pembelajaran dapat melibatkan siswa secara langsung
dalam proses pembelajaran serta dapat merangsang siswa untuk berpikir. Arief
S. Sadiman, dkk (2009: 17-18), mengemukakan kegunaan media pendidikan
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka), 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3)
dapat mengatasi daya pasif anak didik, 4) memberikan rangsangan yang sama,
5) mempersamakan pengalaman dan persepsi.
Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS adalah dengan menggunakan
media audio visual. Media audio visual yaitu media pembelajaran berbasis
Media audio visual menggabungkan dua unsur yaitu: audio (suara) dan visual
(gambar diam, dan gerak), sehingga dalam penyajiannya akan lebih lengkap
dan optimal dibanding dengan media visual atau media audio saja.
Media audio visual dapat membantu guru maupun siswa dalam
pembelajaran IPS. Siswa juga akan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Kemampuan berpikir siswa SD masih bersifat konkret, maka media ini dapat
mengatasi sesuatu yang sifatnya abstrak. Selain itu media audio visual juga
dapat menciptakan proses pembelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan
bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dilihat dari penggunaannya, media audio visual masih jarang
digunakan oleh guru di SD Negeri 1 Blunyahan, maka peneliti ingin
melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas
IVB SDN I Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
muncul beberapa masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPS kelas IVB masih rendah, karena 19 siswa memperoleh
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum IPS yaitu 75.
2. Cara mengajar guru dalam pembelajaran IPS yang kurang menarik
perhatian siswa.
4. Guru belum menggunakan media atau alat peraga yang mendukung dalam
pembelajaran IPS.
5. Media audio visual yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran
IPS.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas serta
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian tindakan kelas ini
difokuskan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan
media audio visual pada siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon,
Bantul, DIY.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di
atas maka rumusan masalah yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media
audio visual pada siswa kelas IVB SDN I Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan media audio
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan semangat dan hasil belajar IPS siswa.
2) Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman materi IPS
melalui media audio visual.
3) Dapat menambah sumber belajar IPS.
b. Bagi guru
1) Sebagai masukan bagi guru kelas untuk dapat memilih dan
mengunakan media pembelajaran terutama media audio visual
guna meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan media
pembelajaran yang baru terutama media audio visual dalam
pembelajaran lainnya.
d. Bagi mahasiswa
1) Manfaat bagi mahasiswa dalam penelitian tindakan kelas ini
sebagai seorang calon guru diharapkan dapat menambah
pengalaman langsung di lapangan serta menambah wawasan dan
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS
1. Pengertian IPS
Menurut Sapriya (2009: 7) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
atau sering dikenal dengan IPS adalah mata pelajaran yang di intergrasikan
dari beberapa mata pelajaran yaitu Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan mata
pelajaran ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kajian
tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian dari
IPS adalah tentang hubungan antar manusia dan lingkungan hidupnya.
Latar telaahnya adalah kehiduapan nyata manusia (Djodjo Suradisastra,
dkk 1993: 4-5).
Selanjutnya, Fakih Samalawi dan Bunyamin Maftu (1999: 1)
berpendapat bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang dipadukan dari
ilmu-ilmu sosia serta konsep-konsep dasar yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Menurut Savage dan
Armstrong (Fakih Samalawi dan Bunyamin Maftu 1999: 5-8), struktur
Ilmu Pengetahuan serta Ilmu Sosial, tersusun dalam 3 tingkatan dari yang
paling sempit ke yang paling luas yaitu fakta, konsep, dan generalisasi.
Ketiga aspek tersebut memberi dukungan untuk membangun materi yang
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang di integrasikan
dari berbagai cabang ilmu sosial yaitu: Geografis, Ekonomi, Sosiologi,
Antropologi, dan tata negara dan Sejarah. IPS mengkaji tentang kehidupan
sosial serta hubungan manusia dengan dunia lingkungannya.
IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua kajian pokok
yaitu ilmu pengetahuan sosial dan sejarah. Kajian pokok pengetahuan
sosial terbagi kedalam lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan
pemerintahan. Sedangkan kajian sejarah berhubungan dengan
perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga sampai sekarang ini.
IPS mengkaji tentang fakta, konsep, serta generalisasi yang pada dasarnya
memberi dukunga terhadap materi ilmu sosial.
2. Keterampilan dalam IPS
Menurut Enok Maryani, dan Hellius S. (2009: 2), Keterampilan
IPS secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Keterampilan
Studi Pekerjaan (Work Study Skill), contohnya: membaca, membaca peta,
membuat out-line, dan dan menginterprestasikan grafik. (2) Keterampilan
proses kelompok (Group-Process Skill), contohnya: berpikir kritis dan
memecahkan masalah. (3) Kerterampilan hidup sosial (Sosial-Living Skill),
contohnya: tanggung jawab, bekerjasama dengan orang lain, dan lain-lain.
3. Karakteristik IPS
Depdiknas (2003: 5) menguraikan karakteristik mata pelajaran
a. Pengetahuan sosial merupakan perpaduan antara sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah.
b. Materi kajian pengetahuan sosial berasal dari struktur keilmuan sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah. Dari kelima struktur keilmuan tersebut dirumuskan materi kajian untuk pengetahuan sosial. c. Materi ilmu pengetahuan sosial juga menyangkut masalah sosial dan
tema-tema yang dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Interdisipliner yang melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi, dan ilmu sejarah, sedangkan multidisipliner yang mengkaji berbagai aspek.
d. Materi pengetahuan sosial menyangkut peristiwa dan perubahan
masyrakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronolgis, masalah-masalah sosial, isu-isu global yang terjadi di masyarakat, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, serta upaya untuk survive (perjuangana hidup), termasuk pemenuhan kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan, serta system bangsa dan bernegara.
Pada dasarnya Ilmu pengetahuan Sosial memiliki ciri khusus
sebgai berikut:
a. Sebagai mata pelajaran yang mempersiapkan warga Negara yang
rukun.
b. IPS tidak hanya mengkaji berbagai ilmu sosial saja, tetapi dapat
mencakup komponen-komponen lain seperti: pendidikan, etika,
pertimbangan filsafat, agama, sosial, bahan pengetahuan yang berasal
dari sumber disiplin lainnya.
c. IPS memberikan pemikiran yang rasional dalam mengambil keputusan
atas dasar pendidikan nilai, memuat beberapa keterampilan dasar
antara lain keterapilan berfikir, keterampilan melakukan penyelidikan
dalam ilmu-ilmu sosial (Inquiri), keterampilan studi (akademis), serta
keterampilan sosial yang harus diajarkan dalam IPS.
d. Persiapan untuk mencapai tujuan sebagai warga Negara yang baik, dan
e. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPS menekankan pada
model pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran (Hidayati 2002: 19-20).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan karakteristik IPS sebagai
mata pelajaran yang terpadu dari beberapa mata pelajaran Geografi,
Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, serta membahas yang terkait dengan isu-isu
sosial dan ilmu sosial lainya. IPS juga sebagai sarana untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan-keterampilan yang
bersumber dari ilmu-ilmu sosial, selain itu IPS mengkaji tentang berbagai
kehidupan manusia serta hubungan dengan lingkungannya.
4. Tujuan pembelajaran IPS
Dalam Kurkulum 2006 atau dikenal dengan Kurikulum Satuan
Pendidikan tingkat Persekolahan (KTSP) tujuan pembelajaran IPS dilatar
belakangi oleh pertimbangan pada masa yang akan datang. Siswa selalu
dihadapkan pada tantangan era Global yang mana mengalami perubahan
secara terus menerus. Perubahan tersebut selalu ada dan tidak bisa ditolak
keberadaanya. Oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dirancang sebagai sarana utuk mempersiapkan siswa dalam
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam kehidupan bermasayarakat yang
Sebagaimana yang telah ditetapkan Departemen Pendidikan
Nasional (Dadang Supardan 2015: 61) memuat tujuan pembelajaran IPS
sebagai berikut:
a. Untuk mengenal berbagai konsep-konsep yang berhubungn dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan memiliki keterampilan dalam
kehidupan sosial, dan kemanusiaan.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan Global.
Dapat disimpulkan tujuan IPS sebagai sarana yang mengupayakan
siswa untuk memahami kehidupan sosialnya serta kedaan yang
berhubungan dengan lingkungannya. IPS juga sebagai tujuan untuk
memepersiapkan siswa yang memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilan yang dapat di aplikasikan dalam menghadapi
perubahan-perubahan sosial yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Untuk
mencapai tujuan IPS di atas, maka tujuan IPS dikembangkan melalui
dikurikulum 2006 (KTSP), dan dimuat dalam Standar kompetensi dan
5. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS kelas IV
SD
Berdasarkan penetapan yang termuat dalam silabus Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas IV SD pada semester II tahun ajaran 2015/2016
terdapat satu Standar Kompetensi, dan empat kompetensi dasar yang di
tetapkan sebagai berikut:
Tabel: 1. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II
Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)
2. Mengenal sumber daya
2.1. Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
2.2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkat-kan kesejah-teraan
masyarakat
2.3. Mengenal perkembangan teknologi
produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4. Mengenal permasa-lahan sosial di
daerahnya
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS
khususnya kelas IVB dengan menggunakan media pembelajaran audio
visual mengacu pada SK dan KD yang ada pada tabel 2. Hal ini
dikarenakan SK dan KD tersebut cocok digunakan dengan menggunakan
media audio visual. Selain itu terdapat pada semester II yang berupa
materi lanjutan dari materi sebelumnya ketika pelaksanaan penelitian yaitu
Tabel: 2. SK dan KD IPS SD kelas IV semester II dalam penelitian (Silabus KTSP 2006)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi.
2.3Mengenal perkembangan teknologi
produksi komunikasi dan
transportasi serta pengalaman
menggunakannya
2.4Mengenal permasa-lahan sosial di daerahnya
B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Wina Sanjaya (2008: 229) mendefinisikan belajar pada dasarnya
adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya dan dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan, baik
dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Pengertian belajar
juga dikemukakan oleh Asep Jihad dan Abdul Haris (2012: 1), belajar
adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
Belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai
perubahan perilaku terhadap individu yang belajar. Kemudian
perubahan-perubahan perilaku yang dicapai oleh seseorang tersebut merupakan hasil
belajar (Purwanto 2014: 45). Menurut Muri Yusuf (2015: 181), hasil
belajar merupakan wujud pancapaian siswa, sekaligus lambang
keberhasilan pendidik dalam membelajarkan siswa.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
diperoleh setelah melakukan berbagai aktifitas. Sedangkan belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengusahakan terjadinya
perubahan-perubahan pada diri indivdu. Penggabungan dua kata tersebut
dapat diartikan: hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoeh oleh sesorang
setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar berupa
perubahan-perubahan tingkah laku yang telah dicapai (Purwanto 2014: 44).
Menrut Nana Sudjana (2009: 3), hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris. Ketiga bidang ini menjadi hal yang penting terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan
Benyamin Bloom (Nana Sudjana 2009: 23-33) yang mengklasifikasikan
hasil belajar secara garis besar terbagi kedalam tiga ranah yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup aktifitas
mental (otak). Dalam aspek kognitif lebih menkankan pada hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek sebagai berikut:
a. Pengetahuan atau ingatan
Aspek pengetahuan atau hafalan yang mana menuntut
siswa untuk mengigat kembali informasi yang telah diterima
sebelumnya, yakni mampu medefinisikan, menyebutkan, memilih,
mengingat atau menghafal rumus-rumus dalam pembelajaran,
nama-nama tokoh, kota dan lainya.
b. Pemahaman
Aspek pemahaman lebih tinggi satu jenjang dari
pengetahuan atau ingatan, karena dalam tahap ini siswa lebih
dihubungkan dengan pemahamannya sediri tentang pengetahuan
yang diperoleh dan dapat dijelaskan secara susunan Bahasanya
sendiri.
c. Aplikasi/penerapan
Pada aspek ini lebih menekankan kepada penerapan atas
pengetahuan yang dipahami oleh siswa. Siswa diharapkan mampu
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari
menjadi sesuatu hal yang baru serta mampu memecahkan masalah
yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mereka.
d. Analisis
Aspek analisis lebih menekankan kepada usaha untuk
memilah susatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian
sehingga memperjelas urutannya.
e. Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengtahuan yang ada sehingga terbentuk suatu pola baru yang
f. Evaluasi
Pada tahap evaluasi merupakan tahap yang paling tinggi
yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan
keputusan tentang nilai sesuatu, gagasan, metode, produk atau
benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
2. Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku yang muncul dalam dirinya.
Minsalnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
di sekolah, ataupun mengenai tentang motivasi, minat siswa dalam
kegiatan pembelajaran, dan lain sebagainya.
3. Psikomotor
Hasil belajar aspek psikomotoris lebih berhubungan dengan
keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam aspek psikomotor
terdapat enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan refleks,
keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan preseptual,
termasuk di dalamnya membedakan visual, adutif, motoris, dan
lain-lain. Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill, mulai dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks. Kemampuan yang berkenaan dengan
Hasil belajar merupakan faktor utama dalam pembelajaran. Siswa
dikatan berhasil belajar ketika siswa tersebut mengalami
perubahan-perubahan setelah mengikuti proses pembelajaran. Menilai pencapaian
hasil pembelajaran siswa merupakan tugas pokok yang harus dilakukan
oleh guru, sebagai konsekuensi logis kegiatan pembelajaran yang telah
gvdilakukan untuk mengetahui serta mengambil keputusan tentang
keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Kualitas pembelajaran tentunya dapat dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dan hasil belajar tidak hanya dilahat dari aspek kognitif
saja, tetapi afektif, dan psikomotorik juga sangat penting untuk dinilai.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan belajar merupakan
rangkaian berbagai aktifitas yang dilakukan seseorang serta berinteraksi
dengan lingkungannya yang dapat menculkan perubahan-perubahan
tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor.
Sedangkan perubahan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar
merupakan hasil dari belajar.
Hasil belajar IPS merupakan perubahan-perubahan tingkah laku
yang dicapai siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
stelah mengikuti proses pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini Hasil
belajar IPS lebih memfokuskan pada aspek kognitif yang dapat dilihat
pada akhir setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran audio visual. Mengacu pada pendapat Bloom yang telah
tingkatan yaitu pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi
(C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Dari enam domain
kognitif tersebut yang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar yaitu C1,
C2, dan C3 karena sesuai dengan tahapan berpikir siswa sekolah dasar
yang masih berpikir pada tahap operasional konkrit.
Hal ini juga dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 121)
yang menyatakan bahwa beberapa hasil belajar kognitif yang cocok
diterapkan disekolah dasar yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan, sedangkan aspek analisis, sintesis, dan evaluasi didapat dilatih
pada jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Meski melalui proses belajar yang sama hasil yang diicapai oleh
seseorang tidak akan sama, karena proses pembelajaran dapat dipengaruhi
berbagai faktor. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa (factor Internal), dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (factor
eksternal). Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai (Musfiqon 2012: 8).
Menurut Sabri (Musfiqon 2012: 10), ada tiga unsur dalam kualitas
pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dari sisi
sekolah. Ketiga unsur tersebut dapat memberi pengaruh dalam proses
belajar.
M. Dalyono (2010: 55-60) mengemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi ketercapaian hasil belajar yaitu: 1) Faktor internal (yang
berasal dari dalam diri), faktor internal yang didalamnya mencakup
kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar, dan
lain-lain. 2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), yang mencakup
keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan sekitar, dan lain-lain.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar dipengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu: 1) faktor internal (yang berasal dari dalam
diri) dan 2) faktor eksternal (yang berasal dari luar). Faktor internal di
dalamnya yang mencakup baik dari segi fisik seperti kesehatan jasmani
dan rohani, maupun psikologi seperti, minat, motivasi, kecerdasan, dan
kemampuan kognitif anak. Faktor eksternal yang mencakup linkungan
alam, sosial, instrumental sosial, latar belakang keluarga, masyarakat,
kurikulum atau bahan ajar, guru, dan lain-lain.
C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
1. Pengertian media pembelajaran
Memahami tentang media dapat di tinjau dari dua aspek, yaitu
berdasarkan pengertian secara Bahasa dan berdasarkan terminologi.
Musfiqon (2012: 26). Kata media berasal dari Bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti
yaitu: “perantara atau pengantar”. Pengertian media berdasarkan terminologi, para pakar media pendidikan memberikan terminologi yang
cukup beragam tentang media berdasarkan sudut pandang mereka
masing-masing.
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah
media tersebut mengandung pesan-pesan ataupun informasi yang
bertujuan sebagai intruksional maupun mengandung maksud yang
berkaitan langsung dengan pengajaran (Annas Salahudin 2015: 199).
Menurut Sadiman (Musfiqon 2012: 26), media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim dan yang menerima pesan. Sejalan
dengan pendapat yang di kemukakan oleh, Criticos (Daryanto 2013: 4).
Media sebagai salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
pesan dari komunikator menuju komunikan. Pengertian dari media secara
garis besar, sangat luas, para ahli memberikan terminology media yang
cukup beragam, namun dalam hal ini pengertian media hanya dibatasi
pada media pendidikan saja, yaitu media yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat
digunakan sebagai perantara atau pengantar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
tidak berjalan lancar, jika tanpa bantuan dari sarana untuk menyampaikan
pesan (Hujair AH Sanaky 2013: 3).
Pendapat para di atas memberikan beragam pengertian tentang
media pembelajaran, maka dapat disimpuklan media merupakan sebagai
wahana atau sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan maupun informasi yang berkaitan dengana pembelajaran. Media
juga sebagai alat yang dapat merangsang fikiran, perasaan, perahatian dan
keinginan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran.
2. Tujuan dan manfaat media pembelajaran
a. Tujuan media pembelajaran
Tujuan dari media pembelajaran menurut Hujair AH Sanaky
(2013: 5), sebagai berikut: mempermudah dalam proses pembelajaran
di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga
relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, membantu
kosentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman, dkk
(2009: 17-18), sebagai berikut:
1) Dalam penyajian pesan akan lebih jelas dan tidak bersifat
ferbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti
a) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,
gambar, film bungkai, film, atau model.
b) Objek yang terlalu kecil dapat ditanyangkan melalui
miscroscop, film, film bingkai, serta gambar.
c) Gerak yang lambat maupun cepat dapat di perlambat dengan
timelapse atau high-speed fotografi.
d) Persistiwa-peristiwa yang terjadi di masalalu dapat di
tampilkan melalui rekaman film, gambar, slide, video, dan
lain-lain.
e) Objek yang terlalu kompleks seperti mesin dapat disajikan
melalui model, gambar, diagram, dan lain-lain.
f) Konsep yang terlalu luas seperti letusan gunung berapi, gempa
bumi, tsunami, dapat disajikan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
3) Penggunaan media dengan tepat dan bervariasi dapat mencipatakan
suasana belajar aktif (siswa tidak pasif).
4) Mengatasi perbedaan yang ada dalam peroses pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran juga dikemukakan oleh Sudjana
dan Rivai (Azhar Arsyad 2011: 24-25) sebagai berikut:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan
b) Memperjelas makna dari bahan pembelajaran, sehingga akan lebih
mudah dipahami oleh siswa serta memungkinkan tercapainya
tujuan pembelajaran dengan baik
c) Metode mnegajar lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan
kebosanan terhadap siswa
d) Siswa terlihat lebih banyak melakukan kegiatan (aktif), tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru semata.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 2), manfaat media
dalam pembelajaran yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi, memperjelas makna bahan
pengajaran sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa. Metode mengajar
bervariasi siswa tidak merasa bosan, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan media
pembelajaran memberikan begitu banyak manfaat dalam proses
pemebelajaran. Baik manfaat secara umum maupun secara khusus dalam
proses pembelajaran di kelas. Manfaat secara umum yaitu manfaat yang
dapat diperoleh secara menyeluruh, baik itu oleh pengajar (guru) maupun
pembelajar (siswa), contoh proses pembelajaran lebih menarik, menambah
sumber pembelajaran, dan lainnya. Manfaat yang diperoleh secara khusus
yaitu manfaat yang diperoleh bagi pribadi guru maupun siswa. Contohnya
media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
3. Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu yang integral dalam
pembelajaran, bahkan media suatu yang tak terpisahkan dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran dapat
meningkatkan proses pembelajaran serta hasil belajar yang optimal.
Menurut Musfiqon (2012: 35), fungsi dari media pembelajaran sebagai
berikut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pembelajaran,
meningkatkan semangat belajar siswa, meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa,
menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan, mengatasi
modalitas belajar siswa yang beragam, mengefektifkan proses komunikasi
dalam prose pembelajaran, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Anas Salahudin (2015: 121) media pembelajaran
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Fungsi media pembelajaran dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar: 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran (Menurut Anas Salahudin 2015: 121).
GURU Media Pesan SISWA
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan fungsi media
pembelajaran jika dikaji secara mendalam memberikan banyak fungsi
yang beragam dalam proses pembelajaran. dengan menggunakan media
siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan
minat dan motifasi belajar siswa, menyamakan persepsi siswa, selain itu
menjadi bantuan bagi guru untuk memperjelas materi yang disampaikan
kepada siswa, guru tidak terlalu repot dalam menjelaskan materi yang
terlalu luas, materi yang disampaikan dapat diputar kembali dengan
menggunakan video. Tentunya masi banyak lagi fungsi dari media
pembelajaran Akan tetapi, pada akhirnya yang menjadi tujuan utama
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Pertimbangan Pemilihan Media
Menurut Hujair AH. Sanaky (2013: 6-7), pertimbangan dalam
pemilihan media menjadi hal yang utama dilakukan oleh gru. Pemilihan
media pembelajaran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Media dipilih harus efektif dan efisien yang dapat mengarah pada
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Kesesuaian denagan bahan pengajaran, metode mengajar.
Media yang dipilih harus sesuai dengan materi yang hendak
disampaikan, serta metode yang digunakan. Sehingga dalam
penyampaian materi dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh
c. Alat yang dibutuhkan tersedia.
Walaupun media dianggap dan dinilai tepat dalam mencapai
tujuan namun jika media itu tidak tersedia, maka tidak dapat
digunakan. Contoh media yang membutuhkan proyektor (alat listrik
lainnya), padahal di sekolah tersebut tidak ada proyektor ataupun tidak
punya listrik, maka media tersebut tidak dapat digunakan.
d. Menyesuaikan dengan kondisi siswa.
Media harus disesuaikan dengan kondisi dan karakter siswa,
media tidak terlalu sulit untuk dipahami oleh siswa. Kemudian media
tersebut harus bisa menimbulkan daya tarik sehingga siswa tidak
merasa bosan ketika belajar.
Dalam penetuan kriteria pemilihan media pembelajaran, ada
beberapa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, yang paling utama
adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam pertimbangan
pemilihan media tersebut harus memenuhi kebutuhan, dan mencapai
tujuan pembelajaran yang di inginkan. Menurut Rostina Sundayana (2013:
16), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Dukungan terhadap isi pembelajaran, artinya bahan pembelajaran yang
bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, maka dapat lebih
mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan media.
2) Kemudahan dalam memperoleh media yang digunakan, artinya media
3) Keterampilan guru dalam mengunakannya. Seorang guru harus lebih
tau dan menguasai pengunaan media tersebut.
4) Tersedia waktu untuk menggunakannya
5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, jadi medi harus disesuaian dengan
kemampuan berpikir siswa.
Adapun prinsip dan kriteria pemilihan media yang dikemukakan
oleh Musfiqon (2012: 116-125), yaitu prinsip dalam pemilihan media
harus mencakup prinsip efektifitas dan fisiensi, prinsip relevansi, prinsip
produktifitasn. Kriteria media yang mencakup kesesuaian dengan tujuan,
keteapat gunaan, kondisi siswa, ketersedian, biaya kecil, keterampilan
guru, mutu teknis, dan lain-lain.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 4-5) dalam
pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan oleh pengajar yaitu 1) ketepatan media dengan tujuan
pembelajaran; 2) dukungan terhadap isi pelajaran; 3) media mudah
diperoleh atau didapatkan; 4) keterampilan guru dalam menggunakannya;
5) tersedia waktu menggunakannya; 6) sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan dalam pemilihan
media yang harus dipertimbangakan oleh guru yakni: Media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya media harus sesuai
dengan materi, menyesuaikan karakteristik atau keadaan siswa.
Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta sumber daya yang tersedia,
5. Klasifikasi dan jenis - jenis media pembelajaran.
Media pembelajaran saat sekarang ini memiliki ragam macam
bentuk, baik yang instan (media yang siap pakai) hingga, media yang non
Instan (media rancang atu buatan sendiri), dengan harapan agar memacu
kita untuk dapat menggunakan media tersebut kedalam proses
pembelajaran. Mukminan dan Saliman (2008: 8), mengklasifikasikan jenis
media yaitu: media cetak dan non cetak, media elektronik dan non
elektronik, media proyeksi dan non proyeksi, media audio, visual, dan
audio visual, serta media yang sengaja dirancang (by desain), dan media
yang dimanfaatkan.
Musfiqon (2012: 70-112), mengklasifikasikan media pembelajaran
kedalam dua kelompok yaitu media yang dilihat dari aspek tampilan, dan
media yang dilihat dari penggunaannya.
1) Media ditinjau dari tampilan
Media ini terbagi dalam 3 jenis yaitu media visual, audio,
kinestetik. Media visual merupakan media yang dapat dilihat
menggunakan indera penglihatan, seperti Gambar/foto, Sketsa,
Diagram, Bagan/chart, dan lain-lain. Media audio merupakan media
yang menggunakan indera pendengaran, seperti: radio, alat perekam
magnetik, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Media kinestetik yaitu
media yang lebih menekankan pengalaman dan analisis susasana
dalam penerapannya. Media tidak hanya bersifat fisik saja, lingkungan
Musfiqon (2012: 94). Contohnya seperti dramatisasi, demonstrasi,
permainan dan simulasi, karya wisata, Survey masyarakat, dan
lain-lain.
2) Media ditinjau dari penggunaannya
Media ini meliputi media proyeksi dan media non proyeksi.
Media proyeksi merupakan media yang penggunaannya dapat
menggunakan bantuan dari proyektor, sehinga dapat menapilkan media
tersebut. Media yang tergolong kedalam media proyeksi, seperti
proyektor transparansi/Over Head Proyektor (OHP), film, film
bingkai, film rangkai (film strip), proyektor taktembus pandang
(Opaque Projector), dan lain-lain. Jika media proyeksi penggunaannya
dapat dibantu oleh alat proyektor, maka dalam media non proyeksi
tidak menggunakan bantuan alat proyektor, seperti wellshets, buku
cetak, dan lain lain.
Para pakar media pembelajran telah banyak mengemukakan
tentang klasifikasi dan jenis media dalam berbagai aspek. Ada yang
melihat dari aspek fisiknya dan ada yang melihat dari aspek penggunaan
alat indera. Pembagian jenis media dan karakteristik media pembelajaran
menurut Hujair AH. Sanaki (2013: 46) sebagai berikut:
1) Media yang ditinjau dari aspek bentuk fisik, dapat terbagi atas dua
jenis yaitu media elektronik, dan non elektornik. Media eletronik
Media non elektronik seperti buku, handout, modul, diktad, dan
lain-lain.
2) Media yang ditinjau dari aspek penggunaan panca indera dengan
dibagi menjadi tiga yaitu media audio (dengar), visual (melihat), dan
audio visual (dengar-melihat).
3) Media yang dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan yang
membagi kedalam dua bagian yaitu perangkat keras (Hard ware), dan
perangkat lunak (Software).
Berdasarkan pendapat di atas peneliti mengklasifikasikan jenis
media kedalam dua kelompok yakni media elektronik dan non-elektronik.
Media eletronik media yang penggunaannya membutuhkan alat eletronik
dan saluran listrik seperti televisi, film, slide, dan lain-lain. Media non
elektronik yaitu media yang tanpa menggunakan alat eletronik dan saluran
listrik seperti buku, hand out, gambar cetak, dan lain-lain.
D. Media Pembelajaran Audio Visual
1. Pengertian media audio visual
Media audio visual merupakan salah satu media teknologi moderen
sekarang ini. Media ini disebut media audio visual karena dikombinasikan
dari dua unsur yakni: visual (gambar) dan audio (suara). Sesuai dengan
namanya media audio visual terdiri dari dua kata visual dan audio. Visual
yaitu sesuatu yang dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan
Media pembelajaran visual merupakan media yang dapat dilihat
dengan menggunakan alat indera penglihatan. Media visual dibagi menjadi
dua yitu: pertama visual yang tidak dapat di proyeksikan (Non-projected
visuals), dan yang kedua visual yang dapat diproyeksikan (Project visual),
media yang dapat diproyeksikan contohnya: gambar diam (still picture),
dan gambar bergerak (montion picture).
Media pembelajaran audio, yaitu media yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar), contoh dari media audio
yaitu radio, audio kaset, laboratorium Bahasa dan lain-lain. Media ini
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa
belajar (Anas Salahudin 2015: 124).
Ditinjau dari perkembangannya, sebelum adanya media audio
visual yang sering digunakan oleh guru yaitu media visual sebagai alat
bantu mengajar. Contohnya seperti gambar, model, objek, dan alat lain
yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi, serta mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa. Setelah adanya pengaruh dari
teknologi media audio pada sekitaran pertengahan abad ke-20 media
visual di kombinasikan dengan memasukkan unsur audio sebagai alat
pelangkap dari media visual tersebut, sehingga dikenal dengan media
audio visual dan penggunaannya lebih lengkap dan optimal (Arief S.
Media audio visual adalah seperangakat alat yang memproyeksikan
gamabar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara
membentuk karakter yang identik dengan objek aslinya (Hujair AH
Sanaky, 2013: 119). Menurut Azhar Arysad (2011: 94), media audio
visual adalah media visual yang menggabungkan penggunaan unsur suara
yang memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.
Yudhi Munandi (2013: 133) membagi media audio visual kedalam
dua bagaian yaitu: media audio visual murni dan audio visual tidak murni.
Media audio visual murni dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan
gambar digabung dalam satu unit seperti film, film gerak bersuara, televisi
dan video. Media audio visual tidak murni, yakni yang kita kenal dengan
slide, opaque, OHP, dan peralatan visual lainnya kemudian dimasukkan
unsur suara sebagai pelengkap.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan media audio
visual merupakan media yang terdiri dari dua unsur penggabungan antara
visual dan audio yang diproyeksikan sehingga dapat disebut audio visual.
Media audio visual mengandung pesan pembelajaran yang disampaikan
kepada siswa melalui penglibatan dua alat indera yaitu penglihatan dan
pendengaran contohnya film, video, sound slide, televisi, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan jenis media
audio visual yang berbasis video. Media audio visual jenis video ini
merupakan media pembelajaran yang memiliki unsur gambar dan suara,
suara untuk memperjelas gambar. Media audio visual berbasis video ini
cocok digunakan dalam mata pelajaran IPS, karena sesuai dengan kajian
pembelajaran IPS yang mengkaji hal-hal yang sifatnya abstrak maka dapat
divisualisasikan melalui video sehingga dalam penyampaian materi IPS
akan lebih konrit kepada siswa. Selain itu juga dengan video ini dapat
memberikan daya tarik kepada siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya serta dapat lebih muda dipahami oleh siswa. Kemudian media
video ini mudah di buat dan didapatkan, serta peralatan dalam
menampilkannya tidak membutuhkan peralatan yang rumit artinya sudah
tersedia disekolah-sekolah.
2. Kalasifikasi dan jenis-jenis media Audio Visual.
Menurut Yudhi Munandi (2013: 113), media audio visual dapat di
bagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Media audio visual murni, di dalamnya dilengkapi dengan fungsi
peralatan suara dan gambar dalam satu unit seperti: film gerak
bersuara, televisi, dan video.
b. Media audio visual tidak murni dari peralatan visual namun
pembuatannya dapat menggabungkan unsur suara seperti slide, OHP,
Opaque, dan peralatan visual lainnya bila di beri unsur suara.
Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 119), ada empat jenis media
a. Televisi (TV)
Televisi yaitu berasal dari dua kata yaitu: tele (Bahasa yunani),
yang berarti jauh, dan visi (Bahasa Latin), yang berarti penglihatan.
Pengertian secara singkat bearti televisi yitu: penglihatan jauh
Television (Bahasa ingris) yang berarti melihat jauh, contoh permainan
sepak bola diluar negeri, maka kita yang berada di Indonesia dengan
siaran langsung di televisi kita dapat melihat permainan sepak bola
tersebut dengan jarak jauh. Televisi merupakan sebua perangkat
elektronik yang dapat menyampaikan pesan atu informasi dengan
tampilan gambar gerak dan dilengkapi suara.
Peran Televisi yang menampilkan gambar hidup maupun
sebagai radio, yang dapat dilihat dan didengar, dengan bantuan
pesawat televisi, kita dapat memperoleh atau menerima pesan secara
langsung dan bahkan pada waktu yang bersamaan. Penrkembangan
teknologi sekarang ini, televisi bukanlah merupakan barang yang
mewah lagi, bahkan sekarang ini semua orang bias memilikinya,
karena harganya sudah terjangkau, televisi mulai digunakan di
rumah-rumah, perkantoran, dan bahkan disekolah-sekolah, oleh karena itu
televisi dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu proses
pembelajaran, maupun hiburan. Sebagaimana kita melihat sekarang ini
program siaran televisi sangat disenagi baik di kalangan orang dewasa
hingga anak-anak. Oleh karena itu siaran televisi yang disenagi oleh
b. Video-VCD
Video-VCD merupakan, gambar gerak yang di dalamnya juga
mempuyai unsur suara, Video-VCD dapat di tampilkan di medium
video dan video compact disk. Video-VCD biasanya sering di gunakan
oleh lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh, sebagai saran
penyampaian materi pembelajaran. Antara video-VCD dan televisi
mampu menyampaikan pesan pembelajaran bersifat realistic. Salah
satu keunggulan dari Video-VCD ini yaitu: mampu memperlambat
sesuat yang cepat, dan mampu mempercepat sesuatu yang sangat
lambat, seperti mengamati perkembangan makhluk hidup, tumbuhan,
dan lai-lain.
Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 123) yang menjadi
karakteristik media Video-VCD yaitu: (1) gambar bergerak yang
disertai unsur suara; (2) data digunakan untuk sekolah jarak jauh; (3)
memiliki perangkat slow montion untuk memperlambat proses atau
peristiwa yang berlangsung.
c. Media sound slide (slide bersuara)
Menurut bentuknya, media sound slide ini termasuk media
grafis yang dapat diproyeksikan (transparant instructional media)
karena dibuat di atas bidang transparan, artinya bidang yang tembus
cahaya, yang terproyeksikan pada bidang layar dengan alat proyektor
slide yaitu kombinasi dari komponen sound (suara) dan slide yang
merupakan media pembelajaran yang bersifat audio visual
Dari beberapa jenis media audio visual diatas mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu guru harus
menyesuaikan dengan berbagai pertimbangan yang telah dibahas
sebelumnnya. Paling penting adalah, media yang hendak digunakam
tersebut mempunyai tujuan yang jelas dalam pembelajaran, dan dapat
memberikan pengaruh yang positif kepada siswa hingga pembelajaran
lebih optimal, dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di
tentukan.
3. Kelebihan dan kekurangan media Audio Visual.
Menurut Hujair AH Sanaki (2013:109) beberapa kelebihan media
dan kekurangan dari media audio visual yaitu:
a. Kelebihan.
1) Kelebihan dari media audio visual yaitu dapat menyajikan objek
belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistilk
sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman balajar.
2) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya Tarik
tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotifasi pembelajar
untuk belajar.
4) Mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan
dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang
ditayangkan.
5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar
yang dipelajari pembelajar.
6) Portable dan mudah didistribusikan
b. Kekurangan
1) Pengadaannya menggunakan biaya yang mahal
2) Tergantung pada sumber daya listrik sehingg tidak dapat disajikan
disegala tempat.
3) Hal-hal yang bersifat hiburan mudah mempengaruhi perhatian
siswa sehingga menggangu prroses belajar mengajar.
4) Membutuhkan tenaga tambahan.
4. Fungsi dan Manfaat media Audio Visual.
Pada dasarnya fungsi dan manfaat media audio visual sama dengan
fungsi dan manfaat media pembelajaran pada umumnya seperti yang
dikemukakan oleh Hujair AH Sanaky (2013: 111). Adapun fungsi dan
manfaat media secara umum sebagai berikut:
a. Fungsi media pembelajaran
1) Menghadirkan objek sebanarnya dan objek yang langkah melalui
visual atau gambar (diam/gerak).
2) Membuat konsep abstrak menjadi konkrit
4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti
misalya: Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,
gambar, film, dan lainnya. Objek yang terlalu capat dapat di
perlambat melalui film atau video, dan begitu juga sebaliknya
objek yang terlalu lambat, seperti pertumbuhan hewan, tumbuhan
dapat di percepat dengan film atau video. Melihat
peristiwa-peristiwa masa lalu seperti film sejarah dapat ditampilkan lewat
film atau video. Dan lain-lain
5) Informasi dapat di sajikan berulang-ulang.
b. Manfaat media pembelajaran
1) Memberikan daya tarik dalam proses pembelajaran
2) Menyajikan pesan atau informasi dengan cepat
3) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, serta dapat lebih
mudah di pahami oleh siswa.
4) Siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran
5) Metode pembelajaran lebih bervariasi
6) Pesan yang disampaikan secara berulang-ulang.
7) Menciptakan situasi dankondisi belajar yang menyenangkan dan
tanpa tekanan
5. Langkah-langkah penggunaan audio visual dalam pembelajaran IPS
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 131), mengutarakan
langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media audio,
didasarkan pada system pemanfaatannya dalam pembelajaran, maka
langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1) Persiapan dalam merencanakan, berkonsultasi tentang
perencanaan, mencatat beberapa hal yang membangkitkan interes,
bahan diskusi, dan cara mengkaji pemahaman dan apresiasi
2) Memberikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi
siswa pada meteri yang dikemukakan.
3) Kelompok sasaran harus diperhitungkan, apakah kelompok
perorangan atau kelompok kecil, ataukah besar.
4) Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap. Arahkan mereka
dengan berbagai stimulus. Pusatkan perhatiannya dengan melalui
suatu komentar, atau melalui suatu pernyataan pendahuluan.
5) Memeriksa dan mempersiapkan perlengakapan yang akan di
gunakan. Misanlnnya proyektor, laptop dan lainnya.
b. Tahap penyajian
1) Menyajikan dalam waktu yang tepat dan efisien agar tidak