• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON BANTUL, DIY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON BANTUL, DIY."

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON, BANTUL, DIY.

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Wiwin Hendrawan NIM 12108249069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON, BANTUL, DIY.

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Wiwin Hendrawan NIM 12108249069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“Kalau anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, maka ubahlah perilaku anda. Tetapi bila anda menginginkan perubahan yang lebih besar dan mendasar,

ubahlah pola pikir anda” (Stephen Covey)

“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan

hidup ini”

(7)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur Kepada Allah SWT, maka karya skripsi ini ku

persembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta Bapak Mirwansyah dan Ibu Rosfinda yang tak kenal lelah

dan selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhanku dan menyertai ku

dalam setiap doa’nya.

2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA

KELAS IVB SD NEGERI I BLUNYAHAN, SEWON

BANTUL, DIY.

Oleh

Wiwin Hendrawan NIM 12108249069

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media Audio-Visual pada siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemis dan Mc. Tagrt. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan sebagai pelaksanaan tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan yang berjumlah 30 siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon Bantul DIY. Hasil belajar saat pra tindakan, rata-rata kelas adalah 70,13 untuk ketuntasan ada 11 siswa atau 47% dan belum tuntas ada 19 siswa atau 63%. Hasil ini belum memenuhi KKM yaitu 75,00. Pada siklus I diperoleh peningkatan hasil rata-rata kelas 83,16, ketuntasan ada 21 siswa atau 70% dan belum tuntas ada 9 siswa atau 30% berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke siklus I sebesar 13,03%, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan lagi yaitu rata-rata kelas meningkat menjadi 86,2 dan ketuntasan ada 27 siswa atau 90% dan belum tuntas ada 3 siswa atau 10%, dengan demikian ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 3,04. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, bekerja dalam kelompok dan mengemukakan pendapat.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,

perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas IVB SD Negeri I Blunyahan, Sewon

Bantul, DIY”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk menuntun ilmu di kampus FIP Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. Kajur PSD yang telah memberikan motivasi pengarahan.

4. Ibu Haryani, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu

dan pemikiran dalam membimbing penulisan sampai penyusunan Tugas Akhir

Skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Drs. Anwar Senen, M.Pd. Dosen ahli (Expert Judgment) yang telah

menguji keabsahan instrument maupun perangkat pembelajaran yang akan

(10)

6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan

Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Bapak Sudiana, S.Pd. Kepala Sekolah SD Blunyahan Sewon Bantul, yang

telah memberikan izin serta dukungan untuk melaksanakan penelitian di kelas

IV SD Blunyahan Sewon Bantul.

8. Ibu Rian Afrina Dewi, S.Pd. Wali kelas IVB SD Blunyahan Sewon Bantul,

yang telah bersedia bekerjasama dan pelaksana tindakan dalam pelaksanaan

penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas IVB SD Blunyahan Sewon Bantul atas semangat dan

kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran pada penelitian yang

dilaksanakan oleh penulis.

10.Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik

secara materi, moral, dorongan, nasehat serta do’a dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati serta kasih sayang.

11.Keluarga Bapak Suparlan. M.Pd selaku Kepala Asrama yang telah

memberikan motivasi, dorongan serta kebersamaan dan kekeluargaan,

sehingga penulis merasa nyaman ketika melaksanakan penyusunan skripsi.

12.Fitriana yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam pembuatan

skripsi ini

13.Teman-teman PPGT ber asrama, selaku Teman Seperjuangan yang telah

memberikan motivasi, dorongan serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan

(11)

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu yang telah

memberikan pemanfaatan, baik moril maupun materi dalam pelaksanaan

penelitian dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya untaian doa

semoga semua bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi

amal shale yang diterima dan mendapat balasan dari Allah SWT

.

Penulis

berharap skripsi ini memberikan sumbangan yang positif di bidang pendidikan

dan pengajaran khususnya Pelajaran IPS.

Yogyakarta, 14 November 2016 Penulis.

(12)
(13)

5. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS ... 13

B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Hasil Belajar ... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ... 22

3. Fungsi Media Pembelajaran ... 25

4. Pertimbangan Pemilihan Media ... 26

5. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 29

D. Media Pembelajaran Audio Visual ... 31

1. Pengertian Media Audio Visual ... 31

2. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Audio Visual ... 34

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ... 37

4. Fungsi dan Manfaat Media Audio Visual ... 38

5. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran IPS ... 40

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 42

F. Kerangka Pikir ... 45

G. Hipotesis Penelitian ... 46

H. Definisi Operasional ... 47

(14)

H. Validitas Instrumen ... 61

I. Teknik Analisis Data ... 61

J. Indikator Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 64

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel: 1. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II ... 13

Tabel: 2. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II dalam penelitian (Silabus KTSP 2006) ... 14

Tabel: 3. Kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas guru ... 58

Tabel: 4. Kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas siswa ... 58

Tabel: 5. Kisi-kisi instrumen tes pada siklus I ... 59

Tabel: 6. Kisi-kisi pedoman angket terhadap siswa ... 60

Tabel: 7. Daftar Nama siswa kelas IV SDN 1 Blunyahan ... 66

Tabel: 8. Rekap nilai Pra Tindakan Kelas IV SDN Blunyahan ... 68

Tabel: 9. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan ... 69

Tabel: 10. Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 71

Tabel: 11. Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Siklus I ... 80

Tabel: 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 81

Tabel: 13. Refleksi Siklus I ... 88

Tabel: 14. Hasil belajar siswa Siklus II ... 96

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fungsi Media Dalam Proses Pembelajaran ... 25

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 46

Gambar 3. Desain Model PTK Menurut Kemmis Dan Mc. Taggart ... 49

Gambar 4. Diagram Pencapaian KKM Pra Siklus ... 69

Gambar 5. Siswa Mengamati Video ... 74

Gambar 6. Siswa Mengamati Video ... 76

Gambar 7. Siswa Mengerjakan LKS ... 77

Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ... 78

Gambar 9. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 81

Gambar 10. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 87

Gambar 11. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 97

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ... 111

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 149

Lampiran 3. Hasil Penelitian ... 166

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), mengalami

perubahan yang sangat pesat serta banyak membawa pengaruh dalam berbagai

aspek kehidupan manusia baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi,

terutama dalam bidang pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, maka diperlukannya

berbagai penyesuaian-penyesuaian dan berbagai perbaikan, terutama yang

berkaitan dengan faktor-faktor pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran di sekolah sebagai upaya yang diselenggarakan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penyesuaian dan berbagai

perbaikan harus dilakukan di sekolah terutama terkait dalam proses

pembelajaran di kelas. Menurut Asep Jihat dan Abdul Haris (2012: 11),

pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri dari dua aspek yang

dikombinasikan menjadi satu yaitu belajar dan mengajar. Belajar berorientasi

pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar berorientasi

pada apa yang harus dilakukan oleh guru.

Kegiatan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari beberapa komponen

pendukung yaitu guru, siswa, dan perangkat-perangkat pembelajaran. Guru

memegang peran utama dalam pembelajaran yaitu sebagai fasilitator,

motivator, dan mobilisator dalam mengajar. Guru harus mampu mengelola

(19)

menyenangkan bagi siswa. Tidak jamannya jika pembelajaran hanya berpusat

kepada guru (teacher centered). Pada saat ini yang menjadi subjek

pembelajaran yaitu siswa, artinya pembelajaran harus berpusat kepada siswa

(student centered). Dengan demikian, dalam proses pembelajaran aktifitas

siswa sangat diperlukan. Siswa harus berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru sangat dituntut dalam mengelolah

kelas serta merancang pembelajaran sebaik mungkin agar pembelajaran

tersebut menarik, bermakna, serta dapat meningkatkan hasil belajar.

Pembelajaran yang optimal, serta menyenangkan dapat mempermudah

tercapainya tujuan pembelajaran. Tiap mata pelajaran memiliki kompetensi

tertentu yang harus dicapai oleh siswa, salah satunya adalah mata pelajaran

IPS yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Mata pelajaran IPS merupakan

mata pelajaran di sekolah dasar yang diintegrasikan dari beberapa mata

pelajaran, yaitu: Sejarah, Ekonomi, dan Geography, serta mata pelajaran ilmu

sosial lainnya (Sapriya 2009: 7). Mata pelajaran IPS tidak kalah pentingnya

dengan mata pelajaran lainnya yang harus diajarkan dan dipahami oleh siswa.

Guna menyiapkan para generasi penerus bangsa yang cintah tanah air,

memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, serta membentuk siswa nantinya

menjadi masyarakat sosial.

Mata pelajaran IPS mengkaji tentang seperangkat peristiwa-peristiwa,

konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan isu sosial. Hal ini tentunya

masih sangat abstrak bagi siswa sekolah dasar. Siswa sekolah dasar umumnya

(20)

konkret (Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 106). Oleh karena itu guru harus

menciptakan pembelajaran yang konkrit bagi siswa. Salah satu yang harus

dilakukan guru adalah dengan mengembangkan media pembelajaran yang

lebih bervariasi sehingga materi khususnya mata pelajaran IPS terlihat lebih

konkret dan dapat tersampaikan dengan baik serta dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas IVB SDN 1

Blunyahan, pembelajaran IPS yang dilakukan guru masih kurang menarik

perhatian siswa. Hal ini tampak ketika proses pembelajaran IPS di kelas siswa

kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Kemudian siswa juga

sering ramai sendiri dan gaduh dengan temannya. Selain itu ada juga siswa

merasa kesulitan dalam memahami materi IPS yang sifatnya abstrak. Hal ini

menjadi permasalahan dalam pembelajaran, karena secara tidak langsung

materi IPS tidak tersampaikan dengan baik kepada siswa.

Proses pembelajaran yang kurang menarik akan berdampak kepada

siswa, salah satunya adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru kelas IVB diperoleh informasi hasil belajar IPS

siswa kelas IVB masih tergolong rendah. Dari jumlah 30 siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimum (75), hanya 11 siswa, sedangkan yang belum

mencapai KKM 19 siswa.

Permasalahan di atas diduga guru belum menggunakan media

pembelajaran yang mendukung ketika mengajar. Hal ini terlihat dari proses

(21)

guru. Guru lebih aktif dibanding dengan siswa. Selain itu cara guru dalam

menyampaikan materi masih dominan menggunakan metode ceramah,

sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat berpengaruh

terhadap minat, motivasi, serta hasil belajar. Hasil belajar adalah faktor utama

dalam pembelajaran, dengan hasil belajar akan dapat mengetahui materi yang

disampaikan dapat dipahami atau tidak oleh siswa. Oleh karena itu dalam

meningkatkan hasil belajar IPS guru harus mampu menguasai dan

mengembangkan berbagai cara mengajar yang lebih variasi. Salah satu

diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS.

Berbagai penelitian telah mengungkap dari keunggulan media

pembelajaran. Media pembelajaran dapat melibatkan siswa secara langsung

dalam proses pembelajaran serta dapat merangsang siswa untuk berpikir. Arief

S. Sadiman, dkk (2009: 17-18), mengemukakan kegunaan media pendidikan

dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) memperjelas penyajian

pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis

atau lisan belaka), 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3)

dapat mengatasi daya pasif anak didik, 4) memberikan rangsangan yang sama,

5) mempersamakan pengalaman dan persepsi.

Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu alternatif yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS adalah dengan menggunakan

media audio visual. Media audio visual yaitu media pembelajaran berbasis

(22)

Media audio visual menggabungkan dua unsur yaitu: audio (suara) dan visual

(gambar diam, dan gerak), sehingga dalam penyajiannya akan lebih lengkap

dan optimal dibanding dengan media visual atau media audio saja.

Media audio visual dapat membantu guru maupun siswa dalam

pembelajaran IPS. Siswa juga akan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kemampuan berpikir siswa SD masih bersifat konkret, maka media ini dapat

mengatasi sesuatu yang sifatnya abstrak. Selain itu media audio visual juga

dapat menciptakan proses pembelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan

bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dilihat dari penggunaannya, media audio visual masih jarang

digunakan oleh guru di SD Negeri 1 Blunyahan, maka peneliti ingin

melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas

IVB SDN I Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

muncul beberapa masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS kelas IVB masih rendah, karena 19 siswa memperoleh

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum IPS yaitu 75.

2. Cara mengajar guru dalam pembelajaran IPS yang kurang menarik

perhatian siswa.

(23)

4. Guru belum menggunakan media atau alat peraga yang mendukung dalam

pembelajaran IPS.

5. Media audio visual yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran

IPS.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas serta

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian tindakan kelas ini

difokuskan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan

media audio visual pada siswa kelas IVB SD Negeri 1 Blunyahan, Sewon,

Bantul, DIY.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di

atas maka rumusan masalah yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan media

audio visual pada siswa kelas IVB SDN I Blunyahan, Sewon, Bantul, DIY.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan media audio

(24)

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan semangat dan hasil belajar IPS siswa.

2) Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman materi IPS

melalui media audio visual.

3) Dapat menambah sumber belajar IPS.

b. Bagi guru

1) Sebagai masukan bagi guru kelas untuk dapat memilih dan

mengunakan media pembelajaran terutama media audio visual

guna meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan media

pembelajaran yang baru terutama media audio visual dalam

pembelajaran lainnya.

d. Bagi mahasiswa

1) Manfaat bagi mahasiswa dalam penelitian tindakan kelas ini

sebagai seorang calon guru diharapkan dapat menambah

pengalaman langsung di lapangan serta menambah wawasan dan

(25)

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS

1. Pengertian IPS

Menurut Sapriya (2009: 7) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

atau sering dikenal dengan IPS adalah mata pelajaran yang di intergrasikan

dari beberapa mata pelajaran yaitu Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan mata

pelajaran ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kajian

tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian dari

IPS adalah tentang hubungan antar manusia dan lingkungan hidupnya.

Latar telaahnya adalah kehiduapan nyata manusia (Djodjo Suradisastra,

dkk 1993: 4-5).

Selanjutnya, Fakih Samalawi dan Bunyamin Maftu (1999: 1)

berpendapat bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang dipadukan dari

ilmu-ilmu sosia serta konsep-konsep dasar yang disusun melalui

pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan

kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Menurut Savage dan

Armstrong (Fakih Samalawi dan Bunyamin Maftu 1999: 5-8), struktur

Ilmu Pengetahuan serta Ilmu Sosial, tersusun dalam 3 tingkatan dari yang

paling sempit ke yang paling luas yaitu fakta, konsep, dan generalisasi.

Ketiga aspek tersebut memberi dukungan untuk membangun materi yang

(26)

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang di integrasikan

dari berbagai cabang ilmu sosial yaitu: Geografis, Ekonomi, Sosiologi,

Antropologi, dan tata negara dan Sejarah. IPS mengkaji tentang kehidupan

sosial serta hubungan manusia dengan dunia lingkungannya.

IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua kajian pokok

yaitu ilmu pengetahuan sosial dan sejarah. Kajian pokok pengetahuan

sosial terbagi kedalam lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan

pemerintahan. Sedangkan kajian sejarah berhubungan dengan

perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga sampai sekarang ini.

IPS mengkaji tentang fakta, konsep, serta generalisasi yang pada dasarnya

memberi dukunga terhadap materi ilmu sosial.

2. Keterampilan dalam IPS

Menurut Enok Maryani, dan Hellius S. (2009: 2), Keterampilan

IPS secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Keterampilan

Studi Pekerjaan (Work Study Skill), contohnya: membaca, membaca peta,

membuat out-line, dan dan menginterprestasikan grafik. (2) Keterampilan

proses kelompok (Group-Process Skill), contohnya: berpikir kritis dan

memecahkan masalah. (3) Kerterampilan hidup sosial (Sosial-Living Skill),

contohnya: tanggung jawab, bekerjasama dengan orang lain, dan lain-lain.

3. Karakteristik IPS

Depdiknas (2003: 5) menguraikan karakteristik mata pelajaran

(27)

a. Pengetahuan sosial merupakan perpaduan antara sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah.

b. Materi kajian pengetahuan sosial berasal dari struktur keilmuan sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah. Dari kelima struktur keilmuan tersebut dirumuskan materi kajian untuk pengetahuan sosial. c. Materi ilmu pengetahuan sosial juga menyangkut masalah sosial dan

tema-tema yang dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Interdisipliner yang melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi, dan ilmu sejarah, sedangkan multidisipliner yang mengkaji berbagai aspek.

d. Materi pengetahuan sosial menyangkut peristiwa dan perubahan

masyrakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronolgis, masalah-masalah sosial, isu-isu global yang terjadi di masyarakat, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, serta upaya untuk survive (perjuangana hidup), termasuk pemenuhan kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan, serta system bangsa dan bernegara.

Pada dasarnya Ilmu pengetahuan Sosial memiliki ciri khusus

sebgai berikut:

a. Sebagai mata pelajaran yang mempersiapkan warga Negara yang

rukun.

b. IPS tidak hanya mengkaji berbagai ilmu sosial saja, tetapi dapat

mencakup komponen-komponen lain seperti: pendidikan, etika,

pertimbangan filsafat, agama, sosial, bahan pengetahuan yang berasal

dari sumber disiplin lainnya.

c. IPS memberikan pemikiran yang rasional dalam mengambil keputusan

atas dasar pendidikan nilai, memuat beberapa keterampilan dasar

antara lain keterapilan berfikir, keterampilan melakukan penyelidikan

dalam ilmu-ilmu sosial (Inquiri), keterampilan studi (akademis), serta

keterampilan sosial yang harus diajarkan dalam IPS.

d. Persiapan untuk mencapai tujuan sebagai warga Negara yang baik, dan

(28)

e. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPS menekankan pada

model pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran (Hidayati 2002: 19-20).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan karakteristik IPS sebagai

mata pelajaran yang terpadu dari beberapa mata pelajaran Geografi,

Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, serta membahas yang terkait dengan isu-isu

sosial dan ilmu sosial lainya. IPS juga sebagai sarana untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan-keterampilan yang

bersumber dari ilmu-ilmu sosial, selain itu IPS mengkaji tentang berbagai

kehidupan manusia serta hubungan dengan lingkungannya.

4. Tujuan pembelajaran IPS

Dalam Kurkulum 2006 atau dikenal dengan Kurikulum Satuan

Pendidikan tingkat Persekolahan (KTSP) tujuan pembelajaran IPS dilatar

belakangi oleh pertimbangan pada masa yang akan datang. Siswa selalu

dihadapkan pada tantangan era Global yang mana mengalami perubahan

secara terus menerus. Perubahan tersebut selalu ada dan tidak bisa ditolak

keberadaanya. Oleh karena itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dirancang sebagai sarana utuk mempersiapkan siswa dalam

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam kehidupan bermasayarakat yang

(29)

Sebagaimana yang telah ditetapkan Departemen Pendidikan

Nasional (Dadang Supardan 2015: 61) memuat tujuan pembelajaran IPS

sebagai berikut:

a. Untuk mengenal berbagai konsep-konsep yang berhubungn dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan memiliki keterampilan dalam

kehidupan sosial, dan kemanusiaan.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan Global.

Dapat disimpulkan tujuan IPS sebagai sarana yang mengupayakan

siswa untuk memahami kehidupan sosialnya serta kedaan yang

berhubungan dengan lingkungannya. IPS juga sebagai tujuan untuk

memepersiapkan siswa yang memiliki bekal pengetahuan dan

keterampilan yang dapat di aplikasikan dalam menghadapi

perubahan-perubahan sosial yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Untuk

mencapai tujuan IPS di atas, maka tujuan IPS dikembangkan melalui

dikurikulum 2006 (KTSP), dan dimuat dalam Standar kompetensi dan

(30)

5. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS kelas IV

SD

Berdasarkan penetapan yang termuat dalam silabus Ilmu

Pengetahuan Sosial kelas IV SD pada semester II tahun ajaran 2015/2016

terdapat satu Standar Kompetensi, dan empat kompetensi dasar yang di

tetapkan sebagai berikut:

Tabel: 1. SK dan KD IPS kelas IV SD semester II

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

2. Mengenal sumber daya

2.1. Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

2.2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkat-kan kesejah-teraan

masyarakat

2.3. Mengenal perkembangan teknologi

produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4. Mengenal permasa-lahan sosial di

daerahnya

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS

khususnya kelas IVB dengan menggunakan media pembelajaran audio

visual mengacu pada SK dan KD yang ada pada tabel 2. Hal ini

dikarenakan SK dan KD tersebut cocok digunakan dengan menggunakan

media audio visual. Selain itu terdapat pada semester II yang berupa

materi lanjutan dari materi sebelumnya ketika pelaksanaan penelitian yaitu

(31)

Tabel: 2. SK dan KD IPS SD kelas IV semester II dalam penelitian (Silabus KTSP 2006)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi.

2.3Mengenal perkembangan teknologi

produksi komunikasi dan

transportasi serta pengalaman

menggunakannya

2.4Mengenal permasa-lahan sosial di daerahnya

B. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Wina Sanjaya (2008: 229) mendefinisikan belajar pada dasarnya

adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungannya dan dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan, baik

dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Pengertian belajar

juga dikemukakan oleh Asep Jihad dan Abdul Haris (2012: 1), belajar

adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.

Belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai

perubahan perilaku terhadap individu yang belajar. Kemudian

perubahan-perubahan perilaku yang dicapai oleh seseorang tersebut merupakan hasil

belajar (Purwanto 2014: 45). Menurut Muri Yusuf (2015: 181), hasil

belajar merupakan wujud pancapaian siswa, sekaligus lambang

keberhasilan pendidik dalam membelajarkan siswa.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

(32)

diperoleh setelah melakukan berbagai aktifitas. Sedangkan belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengusahakan terjadinya

perubahan-perubahan pada diri indivdu. Penggabungan dua kata tersebut

dapat diartikan: hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoeh oleh sesorang

setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar berupa

perubahan-perubahan tingkah laku yang telah dicapai (Purwanto 2014: 44).

Menrut Nana Sudjana (2009: 3), hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil

belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotoris. Ketiga bidang ini menjadi hal yang penting terhadap hasil

belajar yang diperoleh siswa. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan

Benyamin Bloom (Nana Sudjana 2009: 23-33) yang mengklasifikasikan

hasil belajar secara garis besar terbagi kedalam tiga ranah yakni ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup aktifitas

mental (otak). Dalam aspek kognitif lebih menkankan pada hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek sebagai berikut:

a. Pengetahuan atau ingatan

Aspek pengetahuan atau hafalan yang mana menuntut

siswa untuk mengigat kembali informasi yang telah diterima

sebelumnya, yakni mampu medefinisikan, menyebutkan, memilih,

(33)

mengingat atau menghafal rumus-rumus dalam pembelajaran,

nama-nama tokoh, kota dan lainya.

b. Pemahaman

Aspek pemahaman lebih tinggi satu jenjang dari

pengetahuan atau ingatan, karena dalam tahap ini siswa lebih

dihubungkan dengan pemahamannya sediri tentang pengetahuan

yang diperoleh dan dapat dijelaskan secara susunan Bahasanya

sendiri.

c. Aplikasi/penerapan

Pada aspek ini lebih menekankan kepada penerapan atas

pengetahuan yang dipahami oleh siswa. Siswa diharapkan mampu

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari

menjadi sesuatu hal yang baru serta mampu memecahkan masalah

yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mereka.

d. Analisis

Aspek analisis lebih menekankan kepada usaha untuk

memilah susatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian

sehingga memperjelas urutannya.

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam

mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

pengtahuan yang ada sehingga terbentuk suatu pola baru yang

(34)

f. Evaluasi

Pada tahap evaluasi merupakan tahap yang paling tinggi

yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan

keputusan tentang nilai sesuatu, gagasan, metode, produk atau

benda dengan menggunakan kriteria tertentu.

2. Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,

sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada

peserta didik dalam berbagai tingkah laku yang muncul dalam dirinya.

Minsalnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

di sekolah, ataupun mengenai tentang motivasi, minat siswa dalam

kegiatan pembelajaran, dan lain sebagainya.

3. Psikomotor

Hasil belajar aspek psikomotoris lebih berhubungan dengan

keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam aspek psikomotor

terdapat enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan refleks,

keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan preseptual,

termasuk di dalamnya membedakan visual, adutif, motoris, dan

lain-lain. Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan,

dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill, mulai dari yang sederhana

sampai pada yang kompleks. Kemampuan yang berkenaan dengan

(35)

Hasil belajar merupakan faktor utama dalam pembelajaran. Siswa

dikatan berhasil belajar ketika siswa tersebut mengalami

perubahan-perubahan setelah mengikuti proses pembelajaran. Menilai pencapaian

hasil pembelajaran siswa merupakan tugas pokok yang harus dilakukan

oleh guru, sebagai konsekuensi logis kegiatan pembelajaran yang telah

gvdilakukan untuk mengetahui serta mengambil keputusan tentang

keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Kualitas pembelajaran tentunya dapat dilihat dari hasil belajar yang

dicapai oleh siswa dan hasil belajar tidak hanya dilahat dari aspek kognitif

saja, tetapi afektif, dan psikomotorik juga sangat penting untuk dinilai.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan belajar merupakan

rangkaian berbagai aktifitas yang dilakukan seseorang serta berinteraksi

dengan lingkungannya yang dapat menculkan perubahan-perubahan

tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor.

Sedangkan perubahan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar

merupakan hasil dari belajar.

Hasil belajar IPS merupakan perubahan-perubahan tingkah laku

yang dicapai siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

stelah mengikuti proses pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini Hasil

belajar IPS lebih memfokuskan pada aspek kognitif yang dapat dilihat

pada akhir setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran audio visual. Mengacu pada pendapat Bloom yang telah

(36)

tingkatan yaitu pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi

(C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Dari enam domain

kognitif tersebut yang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar yaitu C1,

C2, dan C3 karena sesuai dengan tahapan berpikir siswa sekolah dasar

yang masih berpikir pada tahap operasional konkrit.

Hal ini juga dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 121)

yang menyatakan bahwa beberapa hasil belajar kognitif yang cocok

diterapkan disekolah dasar yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, dan

penerapan, sedangkan aspek analisis, sintesis, dan evaluasi didapat dilatih

pada jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Meski melalui proses belajar yang sama hasil yang diicapai oleh

seseorang tidak akan sama, karena proses pembelajaran dapat dipengaruhi

berbagai faktor. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa (factor Internal), dan

faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (factor

eksternal). Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan

yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya

terhadap hasil belajar yang dicapai (Musfiqon 2012: 8).

Menurut Sabri (Musfiqon 2012: 10), ada tiga unsur dalam kualitas

pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dari sisi

(37)

sekolah. Ketiga unsur tersebut dapat memberi pengaruh dalam proses

belajar.

M. Dalyono (2010: 55-60) mengemukakan beberapa faktor yang

mempengaruhi ketercapaian hasil belajar yaitu: 1) Faktor internal (yang

berasal dari dalam diri), faktor internal yang didalamnya mencakup

kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar, dan

lain-lain. 2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), yang mencakup

keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan sekitar, dan lain-lain.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu: 1) faktor internal (yang berasal dari dalam

diri) dan 2) faktor eksternal (yang berasal dari luar). Faktor internal di

dalamnya yang mencakup baik dari segi fisik seperti kesehatan jasmani

dan rohani, maupun psikologi seperti, minat, motivasi, kecerdasan, dan

kemampuan kognitif anak. Faktor eksternal yang mencakup linkungan

alam, sosial, instrumental sosial, latar belakang keluarga, masyarakat,

kurikulum atau bahan ajar, guru, dan lain-lain.

C. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

1. Pengertian media pembelajaran

Memahami tentang media dapat di tinjau dari dua aspek, yaitu

berdasarkan pengertian secara Bahasa dan berdasarkan terminologi.

Musfiqon (2012: 26). Kata media berasal dari Bahasa Latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti

(38)

yaitu: “perantara atau pengantar”. Pengertian media berdasarkan terminologi, para pakar media pendidikan memberikan terminologi yang

cukup beragam tentang media berdasarkan sudut pandang mereka

masing-masing.

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah

media tersebut mengandung pesan-pesan ataupun informasi yang

bertujuan sebagai intruksional maupun mengandung maksud yang

berkaitan langsung dengan pengajaran (Annas Salahudin 2015: 199).

Menurut Sadiman (Musfiqon 2012: 26), media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim dan yang menerima pesan. Sejalan

dengan pendapat yang di kemukakan oleh, Criticos (Daryanto 2013: 4).

Media sebagai salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan. Pengertian dari media secara

garis besar, sangat luas, para ahli memberikan terminology media yang

cukup beragam, namun dalam hal ini pengertian media hanya dibatasi

pada media pendidikan saja, yaitu media yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran.

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat

digunakan sebagai perantara atau pengantar dalam menyampaikan pesan

pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,

(39)

tidak berjalan lancar, jika tanpa bantuan dari sarana untuk menyampaikan

pesan (Hujair AH Sanaky 2013: 3).

Pendapat para di atas memberikan beragam pengertian tentang

media pembelajaran, maka dapat disimpuklan media merupakan sebagai

wahana atau sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan-pesan maupun informasi yang berkaitan dengana pembelajaran. Media

juga sebagai alat yang dapat merangsang fikiran, perasaan, perahatian dan

keinginan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

pembelajaran.

2. Tujuan dan manfaat media pembelajaran

a. Tujuan media pembelajaran

Tujuan dari media pembelajaran menurut Hujair AH Sanaky

(2013: 5), sebagai berikut: mempermudah dalam proses pembelajaran

di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga

relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, membantu

kosentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat media pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman, dkk

(2009: 17-18), sebagai berikut:

1) Dalam penyajian pesan akan lebih jelas dan tidak bersifat

ferbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti

(40)

a) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,

gambar, film bungkai, film, atau model.

b) Objek yang terlalu kecil dapat ditanyangkan melalui

miscroscop, film, film bingkai, serta gambar.

c) Gerak yang lambat maupun cepat dapat di perlambat dengan

timelapse atau high-speed fotografi.

d) Persistiwa-peristiwa yang terjadi di masalalu dapat di

tampilkan melalui rekaman film, gambar, slide, video, dan

lain-lain.

e) Objek yang terlalu kompleks seperti mesin dapat disajikan

melalui model, gambar, diagram, dan lain-lain.

f) Konsep yang terlalu luas seperti letusan gunung berapi, gempa

bumi, tsunami, dapat disajikan dalam bentuk film, film bingkai,

gambar, dan lain-lain.

3) Penggunaan media dengan tepat dan bervariasi dapat mencipatakan

suasana belajar aktif (siswa tidak pasif).

4) Mengatasi perbedaan yang ada dalam peroses pembelajaran.

Manfaat media pembelajaran juga dikemukakan oleh Sudjana

dan Rivai (Azhar Arsyad 2011: 24-25) sebagai berikut:

a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan

(41)

b) Memperjelas makna dari bahan pembelajaran, sehingga akan lebih

mudah dipahami oleh siswa serta memungkinkan tercapainya

tujuan pembelajaran dengan baik

c) Metode mnegajar lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan

kebosanan terhadap siswa

d) Siswa terlihat lebih banyak melakukan kegiatan (aktif), tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru semata.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 2), manfaat media

dalam pembelajaran yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menimbulkan motivasi, memperjelas makna bahan

pengajaran sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa. Metode mengajar

bervariasi siswa tidak merasa bosan, siswa lebih banyak melakukan

kegiatan belajar.

menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan media

pembelajaran memberikan begitu banyak manfaat dalam proses

pemebelajaran. Baik manfaat secara umum maupun secara khusus dalam

proses pembelajaran di kelas. Manfaat secara umum yaitu manfaat yang

dapat diperoleh secara menyeluruh, baik itu oleh pengajar (guru) maupun

pembelajar (siswa), contoh proses pembelajaran lebih menarik, menambah

sumber pembelajaran, dan lainnya. Manfaat yang diperoleh secara khusus

yaitu manfaat yang diperoleh bagi pribadi guru maupun siswa. Contohnya

media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam menyampaikan

(42)

3. Fungsi media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan suatu yang integral dalam

pembelajaran, bahkan media suatu yang tak terpisahkan dalam proses

pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran dapat

meningkatkan proses pembelajaran serta hasil belajar yang optimal.

Menurut Musfiqon (2012: 35), fungsi dari media pembelajaran sebagai

berikut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pembelajaran,

meningkatkan semangat belajar siswa, meningkatkan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa,

menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan, mengatasi

modalitas belajar siswa yang beragam, mengefektifkan proses komunikasi

dalam prose pembelajaran, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Anas Salahudin (2015: 121) media pembelajaran

memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju

penerima (siswa). Fungsi media pembelajaran dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar: 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran (Menurut Anas Salahudin 2015: 121).

GURU Media Pesan SISWA

(43)

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan fungsi media

pembelajaran jika dikaji secara mendalam memberikan banyak fungsi

yang beragam dalam proses pembelajaran. dengan menggunakan media

siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan

minat dan motifasi belajar siswa, menyamakan persepsi siswa, selain itu

menjadi bantuan bagi guru untuk memperjelas materi yang disampaikan

kepada siswa, guru tidak terlalu repot dalam menjelaskan materi yang

terlalu luas, materi yang disampaikan dapat diputar kembali dengan

menggunakan video. Tentunya masi banyak lagi fungsi dari media

pembelajaran Akan tetapi, pada akhirnya yang menjadi tujuan utama

adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Pertimbangan Pemilihan Media

Menurut Hujair AH. Sanaky (2013: 6-7), pertimbangan dalam

pemilihan media menjadi hal yang utama dilakukan oleh gru. Pemilihan

media pembelajaran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Media dipilih harus efektif dan efisien yang dapat mengarah pada

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

b. Kesesuaian denagan bahan pengajaran, metode mengajar.

Media yang dipilih harus sesuai dengan materi yang hendak

disampaikan, serta metode yang digunakan. Sehingga dalam

penyampaian materi dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh

(44)

c. Alat yang dibutuhkan tersedia.

Walaupun media dianggap dan dinilai tepat dalam mencapai

tujuan namun jika media itu tidak tersedia, maka tidak dapat

digunakan. Contoh media yang membutuhkan proyektor (alat listrik

lainnya), padahal di sekolah tersebut tidak ada proyektor ataupun tidak

punya listrik, maka media tersebut tidak dapat digunakan.

d. Menyesuaikan dengan kondisi siswa.

Media harus disesuaikan dengan kondisi dan karakter siswa,

media tidak terlalu sulit untuk dipahami oleh siswa. Kemudian media

tersebut harus bisa menimbulkan daya tarik sehingga siswa tidak

merasa bosan ketika belajar.

Dalam penetuan kriteria pemilihan media pembelajaran, ada

beberapa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, yang paling utama

adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam pertimbangan

pemilihan media tersebut harus memenuhi kebutuhan, dan mencapai

tujuan pembelajaran yang di inginkan. Menurut Rostina Sundayana (2013:

16), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media

pembelajaran sebagai berikut:

1) Dukungan terhadap isi pembelajaran, artinya bahan pembelajaran yang

bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, maka dapat lebih

mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan media.

2) Kemudahan dalam memperoleh media yang digunakan, artinya media

(45)

3) Keterampilan guru dalam mengunakannya. Seorang guru harus lebih

tau dan menguasai pengunaan media tersebut.

4) Tersedia waktu untuk menggunakannya

5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, jadi medi harus disesuaian dengan

kemampuan berpikir siswa.

Adapun prinsip dan kriteria pemilihan media yang dikemukakan

oleh Musfiqon (2012: 116-125), yaitu prinsip dalam pemilihan media

harus mencakup prinsip efektifitas dan fisiensi, prinsip relevansi, prinsip

produktifitasn. Kriteria media yang mencakup kesesuaian dengan tujuan,

keteapat gunaan, kondisi siswa, ketersedian, biaya kecil, keterampilan

guru, mutu teknis, dan lain-lain.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 4-5) dalam

pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria yang harus

diperhatikan oleh pengajar yaitu 1) ketepatan media dengan tujuan

pembelajaran; 2) dukungan terhadap isi pelajaran; 3) media mudah

diperoleh atau didapatkan; 4) keterampilan guru dalam menggunakannya;

5) tersedia waktu menggunakannya; 6) sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan dalam pemilihan

media yang harus dipertimbangakan oleh guru yakni: Media harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya media harus sesuai

dengan materi, menyesuaikan karakteristik atau keadaan siswa.

Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta sumber daya yang tersedia,

(46)

5. Klasifikasi dan jenis - jenis media pembelajaran.

Media pembelajaran saat sekarang ini memiliki ragam macam

bentuk, baik yang instan (media yang siap pakai) hingga, media yang non

Instan (media rancang atu buatan sendiri), dengan harapan agar memacu

kita untuk dapat menggunakan media tersebut kedalam proses

pembelajaran. Mukminan dan Saliman (2008: 8), mengklasifikasikan jenis

media yaitu: media cetak dan non cetak, media elektronik dan non

elektronik, media proyeksi dan non proyeksi, media audio, visual, dan

audio visual, serta media yang sengaja dirancang (by desain), dan media

yang dimanfaatkan.

Musfiqon (2012: 70-112), mengklasifikasikan media pembelajaran

kedalam dua kelompok yaitu media yang dilihat dari aspek tampilan, dan

media yang dilihat dari penggunaannya.

1) Media ditinjau dari tampilan

Media ini terbagi dalam 3 jenis yaitu media visual, audio,

kinestetik. Media visual merupakan media yang dapat dilihat

menggunakan indera penglihatan, seperti Gambar/foto, Sketsa,

Diagram, Bagan/chart, dan lain-lain. Media audio merupakan media

yang menggunakan indera pendengaran, seperti: radio, alat perekam

magnetik, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Media kinestetik yaitu

media yang lebih menekankan pengalaman dan analisis susasana

dalam penerapannya. Media tidak hanya bersifat fisik saja, lingkungan

(47)

Musfiqon (2012: 94). Contohnya seperti dramatisasi, demonstrasi,

permainan dan simulasi, karya wisata, Survey masyarakat, dan

lain-lain.

2) Media ditinjau dari penggunaannya

Media ini meliputi media proyeksi dan media non proyeksi.

Media proyeksi merupakan media yang penggunaannya dapat

menggunakan bantuan dari proyektor, sehinga dapat menapilkan media

tersebut. Media yang tergolong kedalam media proyeksi, seperti

proyektor transparansi/Over Head Proyektor (OHP), film, film

bingkai, film rangkai (film strip), proyektor taktembus pandang

(Opaque Projector), dan lain-lain. Jika media proyeksi penggunaannya

dapat dibantu oleh alat proyektor, maka dalam media non proyeksi

tidak menggunakan bantuan alat proyektor, seperti wellshets, buku

cetak, dan lain lain.

Para pakar media pembelajran telah banyak mengemukakan

tentang klasifikasi dan jenis media dalam berbagai aspek. Ada yang

melihat dari aspek fisiknya dan ada yang melihat dari aspek penggunaan

alat indera. Pembagian jenis media dan karakteristik media pembelajaran

menurut Hujair AH. Sanaki (2013: 46) sebagai berikut:

1) Media yang ditinjau dari aspek bentuk fisik, dapat terbagi atas dua

jenis yaitu media elektronik, dan non elektornik. Media eletronik

(48)

Media non elektronik seperti buku, handout, modul, diktad, dan

lain-lain.

2) Media yang ditinjau dari aspek penggunaan panca indera dengan

dibagi menjadi tiga yaitu media audio (dengar), visual (melihat), dan

audio visual (dengar-melihat).

3) Media yang dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan yang

membagi kedalam dua bagian yaitu perangkat keras (Hard ware), dan

perangkat lunak (Software).

Berdasarkan pendapat di atas peneliti mengklasifikasikan jenis

media kedalam dua kelompok yakni media elektronik dan non-elektronik.

Media eletronik media yang penggunaannya membutuhkan alat eletronik

dan saluran listrik seperti televisi, film, slide, dan lain-lain. Media non

elektronik yaitu media yang tanpa menggunakan alat eletronik dan saluran

listrik seperti buku, hand out, gambar cetak, dan lain-lain.

D. Media Pembelajaran Audio Visual

1. Pengertian media audio visual

Media audio visual merupakan salah satu media teknologi moderen

sekarang ini. Media ini disebut media audio visual karena dikombinasikan

dari dua unsur yakni: visual (gambar) dan audio (suara). Sesuai dengan

namanya media audio visual terdiri dari dua kata visual dan audio. Visual

yaitu sesuatu yang dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan

(49)

Media pembelajaran visual merupakan media yang dapat dilihat

dengan menggunakan alat indera penglihatan. Media visual dibagi menjadi

dua yitu: pertama visual yang tidak dapat di proyeksikan (Non-projected

visuals), dan yang kedua visual yang dapat diproyeksikan (Project visual),

media yang dapat diproyeksikan contohnya: gambar diam (still picture),

dan gambar bergerak (montion picture).

Media pembelajaran audio, yaitu media yang mengandung pesan

dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar), contoh dari media audio

yaitu radio, audio kaset, laboratorium Bahasa dan lain-lain. Media ini

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa

belajar (Anas Salahudin 2015: 124).

Ditinjau dari perkembangannya, sebelum adanya media audio

visual yang sering digunakan oleh guru yaitu media visual sebagai alat

bantu mengajar. Contohnya seperti gambar, model, objek, dan alat lain

yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi, serta mempertinggi

daya serap dan retensi belajar siswa. Setelah adanya pengaruh dari

teknologi media audio pada sekitaran pertengahan abad ke-20 media

visual di kombinasikan dengan memasukkan unsur audio sebagai alat

pelangkap dari media visual tersebut, sehingga dikenal dengan media

audio visual dan penggunaannya lebih lengkap dan optimal (Arief S.

(50)

Media audio visual adalah seperangakat alat yang memproyeksikan

gamabar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara

membentuk karakter yang identik dengan objek aslinya (Hujair AH

Sanaky, 2013: 119). Menurut Azhar Arysad (2011: 94), media audio

visual adalah media visual yang menggabungkan penggunaan unsur suara

yang memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.

Yudhi Munandi (2013: 133) membagi media audio visual kedalam

dua bagaian yaitu: media audio visual murni dan audio visual tidak murni.

Media audio visual murni dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan

gambar digabung dalam satu unit seperti film, film gerak bersuara, televisi

dan video. Media audio visual tidak murni, yakni yang kita kenal dengan

slide, opaque, OHP, dan peralatan visual lainnya kemudian dimasukkan

unsur suara sebagai pelengkap.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan media audio

visual merupakan media yang terdiri dari dua unsur penggabungan antara

visual dan audio yang diproyeksikan sehingga dapat disebut audio visual.

Media audio visual mengandung pesan pembelajaran yang disampaikan

kepada siswa melalui penglibatan dua alat indera yaitu penglihatan dan

pendengaran contohnya film, video, sound slide, televisi, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan jenis media

audio visual yang berbasis video. Media audio visual jenis video ini

merupakan media pembelajaran yang memiliki unsur gambar dan suara,

(51)

suara untuk memperjelas gambar. Media audio visual berbasis video ini

cocok digunakan dalam mata pelajaran IPS, karena sesuai dengan kajian

pembelajaran IPS yang mengkaji hal-hal yang sifatnya abstrak maka dapat

divisualisasikan melalui video sehingga dalam penyampaian materi IPS

akan lebih konrit kepada siswa. Selain itu juga dengan video ini dapat

memberikan daya tarik kepada siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas

maknanya serta dapat lebih muda dipahami oleh siswa. Kemudian media

video ini mudah di buat dan didapatkan, serta peralatan dalam

menampilkannya tidak membutuhkan peralatan yang rumit artinya sudah

tersedia disekolah-sekolah.

2. Kalasifikasi dan jenis-jenis media Audio Visual.

Menurut Yudhi Munandi (2013: 113), media audio visual dapat di

bagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Media audio visual murni, di dalamnya dilengkapi dengan fungsi

peralatan suara dan gambar dalam satu unit seperti: film gerak

bersuara, televisi, dan video.

b. Media audio visual tidak murni dari peralatan visual namun

pembuatannya dapat menggabungkan unsur suara seperti slide, OHP,

Opaque, dan peralatan visual lainnya bila di beri unsur suara.

Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 119), ada empat jenis media

(52)

a. Televisi (TV)

Televisi yaitu berasal dari dua kata yaitu: tele (Bahasa yunani),

yang berarti jauh, dan visi (Bahasa Latin), yang berarti penglihatan.

Pengertian secara singkat bearti televisi yitu: penglihatan jauh

Television (Bahasa ingris) yang berarti melihat jauh, contoh permainan

sepak bola diluar negeri, maka kita yang berada di Indonesia dengan

siaran langsung di televisi kita dapat melihat permainan sepak bola

tersebut dengan jarak jauh. Televisi merupakan sebua perangkat

elektronik yang dapat menyampaikan pesan atu informasi dengan

tampilan gambar gerak dan dilengkapi suara.

Peran Televisi yang menampilkan gambar hidup maupun

sebagai radio, yang dapat dilihat dan didengar, dengan bantuan

pesawat televisi, kita dapat memperoleh atau menerima pesan secara

langsung dan bahkan pada waktu yang bersamaan. Penrkembangan

teknologi sekarang ini, televisi bukanlah merupakan barang yang

mewah lagi, bahkan sekarang ini semua orang bias memilikinya,

karena harganya sudah terjangkau, televisi mulai digunakan di

rumah-rumah, perkantoran, dan bahkan disekolah-sekolah, oleh karena itu

televisi dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu proses

pembelajaran, maupun hiburan. Sebagaimana kita melihat sekarang ini

program siaran televisi sangat disenagi baik di kalangan orang dewasa

hingga anak-anak. Oleh karena itu siaran televisi yang disenagi oleh

(53)

b. Video-VCD

Video-VCD merupakan, gambar gerak yang di dalamnya juga

mempuyai unsur suara, Video-VCD dapat di tampilkan di medium

video dan video compact disk. Video-VCD biasanya sering di gunakan

oleh lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh, sebagai saran

penyampaian materi pembelajaran. Antara video-VCD dan televisi

mampu menyampaikan pesan pembelajaran bersifat realistic. Salah

satu keunggulan dari Video-VCD ini yaitu: mampu memperlambat

sesuat yang cepat, dan mampu mempercepat sesuatu yang sangat

lambat, seperti mengamati perkembangan makhluk hidup, tumbuhan,

dan lai-lain.

Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 123) yang menjadi

karakteristik media Video-VCD yaitu: (1) gambar bergerak yang

disertai unsur suara; (2) data digunakan untuk sekolah jarak jauh; (3)

memiliki perangkat slow montion untuk memperlambat proses atau

peristiwa yang berlangsung.

c. Media sound slide (slide bersuara)

Menurut bentuknya, media sound slide ini termasuk media

grafis yang dapat diproyeksikan (transparant instructional media)

karena dibuat di atas bidang transparan, artinya bidang yang tembus

cahaya, yang terproyeksikan pada bidang layar dengan alat proyektor

(54)

slide yaitu kombinasi dari komponen sound (suara) dan slide yang

merupakan media pembelajaran yang bersifat audio visual

Dari beberapa jenis media audio visual diatas mempunyai

kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu guru harus

menyesuaikan dengan berbagai pertimbangan yang telah dibahas

sebelumnnya. Paling penting adalah, media yang hendak digunakam

tersebut mempunyai tujuan yang jelas dalam pembelajaran, dan dapat

memberikan pengaruh yang positif kepada siswa hingga pembelajaran

lebih optimal, dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di

tentukan.

3. Kelebihan dan kekurangan media Audio Visual.

Menurut Hujair AH Sanaki (2013:109) beberapa kelebihan media

dan kekurangan dari media audio visual yaitu:

a. Kelebihan.

1) Kelebihan dari media audio visual yaitu dapat menyajikan objek

belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistilk

sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman balajar.

2) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya Tarik

tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotifasi pembelajar

untuk belajar.

(55)

4) Mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan

dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang

ditayangkan.

5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar

yang dipelajari pembelajar.

6) Portable dan mudah didistribusikan

b. Kekurangan

1) Pengadaannya menggunakan biaya yang mahal

2) Tergantung pada sumber daya listrik sehingg tidak dapat disajikan

disegala tempat.

3) Hal-hal yang bersifat hiburan mudah mempengaruhi perhatian

siswa sehingga menggangu prroses belajar mengajar.

4) Membutuhkan tenaga tambahan.

4. Fungsi dan Manfaat media Audio Visual.

Pada dasarnya fungsi dan manfaat media audio visual sama dengan

fungsi dan manfaat media pembelajaran pada umumnya seperti yang

dikemukakan oleh Hujair AH Sanaky (2013: 111). Adapun fungsi dan

manfaat media secara umum sebagai berikut:

a. Fungsi media pembelajaran

1) Menghadirkan objek sebanarnya dan objek yang langkah melalui

visual atau gambar (diam/gerak).

2) Membuat konsep abstrak menjadi konkrit

(56)

4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti

misalya: Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,

gambar, film, dan lainnya. Objek yang terlalu capat dapat di

perlambat melalui film atau video, dan begitu juga sebaliknya

objek yang terlalu lambat, seperti pertumbuhan hewan, tumbuhan

dapat di percepat dengan film atau video. Melihat

peristiwa-peristiwa masa lalu seperti film sejarah dapat ditampilkan lewat

film atau video. Dan lain-lain

5) Informasi dapat di sajikan berulang-ulang.

b. Manfaat media pembelajaran

1) Memberikan daya tarik dalam proses pembelajaran

2) Menyajikan pesan atau informasi dengan cepat

3) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, serta dapat lebih

mudah di pahami oleh siswa.

4) Siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran

5) Metode pembelajaran lebih bervariasi

6) Pesan yang disampaikan secara berulang-ulang.

7) Menciptakan situasi dankondisi belajar yang menyenangkan dan

tanpa tekanan

(57)

5. Langkah-langkah penggunaan audio visual dalam pembelajaran IPS

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2013: 131), mengutarakan

langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media audio,

didasarkan pada system pemanfaatannya dalam pembelajaran, maka

langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1) Persiapan dalam merencanakan, berkonsultasi tentang

perencanaan, mencatat beberapa hal yang membangkitkan interes,

bahan diskusi, dan cara mengkaji pemahaman dan apresiasi

2) Memberikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi

siswa pada meteri yang dikemukakan.

3) Kelompok sasaran harus diperhitungkan, apakah kelompok

perorangan atau kelompok kecil, ataukah besar.

4) Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap. Arahkan mereka

dengan berbagai stimulus. Pusatkan perhatiannya dengan melalui

suatu komentar, atau melalui suatu pernyataan pendahuluan.

5) Memeriksa dan mempersiapkan perlengakapan yang akan di

gunakan. Misanlnnya proyektor, laptop dan lainnya.

b. Tahap penyajian

1) Menyajikan dalam waktu yang tepat dan efisien agar tidak

Gambar

Gambar: 7. Siswa Mengerjakan LKS.
Gambar Jenis teknologi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kepuhan, Sewon, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS melalui penerapan media audio visual berupa video pada siswa kelas V SDN 01 Macanan tahun

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah Bogor pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan kenampakan alam dan

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dapat

Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan dengan media pembelajaran audio-visual dan

Hasil penelitian “ Peran Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sewon. Kabupaten Bantul DIY Tahun 2016”

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan listening siswa kelas II SD Negeri Ujungberung 4 menggunakan media audio visual , dapat

Enjel Merianti | Yufi Latmini Lasari | Peran Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SD/MI | 28 pembelajaran menjadi lebih