• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA."

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN

MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Fitriana NIM 12108249070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Fitriana NIM 12108249070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Belajar membaca bagaikan menyalakan api, setiap suku kata yang di eja akan

menjadi percik yang menerangi.

(Victor Hugo)

Ubahlah masa depan menjadi lebih baik dengan meningkatkan minat membaca.

Karena sesungguhnya dengan kita membaca maka kita akan memperoleh banyak

pengetahuan yang berharga untuk bekal solusi permasalahan yang kita temukan di

masa depan.

(7)

PERSEMABAHAN

1. Alm Sere dan Ibu Hj. Naini beserta keluarga Alm Sere yang senantiasa mendoakan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak yang selalu bersedia mendengar keluh kesan ku.

3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Oleh Fitriana NIM 12108249070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul.

Jenis penelitian ini adalah PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran berjumlah 31 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 14 siswa perempuan. Desain dari penelitian ini menggunakan model kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari plan, act observe, dan reflect. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala minat membaca dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriftif

Penelitian menunjukkan bahwa penggunanaan media Big Book dapat meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul dari segi proses maupun hasil. Pada siklus I, siswa masih ragu berpendapat, belum berani mengangkat tangan pada ingin memberikan pendapat, bertanya, dan maju ke depan kelas membaca. Dilihat dari hasil, dibuktikan dengan niai rata-rata minat membaca pada pratindakan 56% meningkat pada siklus I Pertemuan I 57% dan Pertemuan II 62%. Pada siklus II mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 62% dan 76%.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji Sykur atas kehadiran Allah SWT dan segala karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaiikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book pada Siswa Kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk menuntun ilmu di kampus FIP Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.

3. PPSD yang telah memberikan motivasi pengarahan.

4. Bapak Agung Hastomo,M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulisan sampai

penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan

Tugas Akhir Skripsi ini.

6. Ibu Sumartina, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jageran Sewon

Bantul, yang telah memberikan izin serta dukungan untuk melaksanakan

(10)

7. Ibu Erfiana Ida Wahyuni, S.Pd. selaku wali kelas IIIB SD Negeri Jageran

Sewon Bantul, yang telah bersedia bekerjasama dan pelaksana tindakan dalam

pelaksanaan penelitian ini.

8. Siswa-siswi kelas IIIB SD Negeri jageran Sewon Bantul atas semangat dan

kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran pada penelitian yang

dilaksanakan oleh penulis.

9. Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik

secara materi, moral, dorongan, nasehat serta doa dengan penuh kesabaran dan

ketulusan hati serta kasih sayang.

10.Keluarga Bapak Suparlan, M.Pd selaku Kepala Asrama yang telah

memberikan motivasi, dorongan serta kebersamaan dan kekeluargaan,

sehingga penulis merasa nyaman ketika melaksanakan penyusunan skripsi.

11.Wiwin Hendrawan, yang selalu memberikan dukungan dan support dalam

penyusunan skripsi ini.

12.Teman-teman PPGT ber asrama, selaku Teman Seperjuangan yang telah

memberikan motivasi, dorongan serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan

penyusunan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu yang telah

memberikan pemanfaatan, baik moril maupun materi dalam pelaksanaan

penelitian dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Tiada apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya doa dan

harapan semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

(11)

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat

dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mohon maaf dan terima kasih.

Yogyakarta, 14 November 2016 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

C. Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book ... 46

(13)

E. Kerangka Pikir ... 49

F. Hipotesis Tindakan ... 51

G. Hipotesis Operasional ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Kondisi Awal Siswa ... 66

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 67

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 67

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 68

c. Observasi Tindakan Siklus I ... 76

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 82

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 87

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 87

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88

c. Observasi Tindakan Siklus II ... 94

d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel: 1. Perbandingan Perkembangan

Kognitif dan Perkembangan Bahasa ... 48

Tabel: 2. Kisi-kisi Skala Minat Membaca ... 60

Tabel: 3. Kisi-kisi Observasi ... 62

Tabel: 4. Katagori Kemandirian Belajar dan Interval Persentasenya ... 63

Tabel: 5. Hasil Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa siklus I ... 80

Tabel: 6. Hasil Observasi Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I ... 81

Tabel: 7. Nilai Hasil Keterampilan membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran pra Siklus I ... 86

Tabel: 8. Hasil Observasi Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 97

Tabel: 9. Hasil Observasi Keterampilan Membaca dengan Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 98

Tabel: 10. Pencapaian KKM Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 100

Tabel: 11. Kategori Kemandirian Belajar dan Interval Persentase Membaca Menggunakan media Big Book ... 101

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar: 1. Kerangka Pikir ... 51

Gambar: 2. Model Kemmis dan Mc Taggart ... 56

Gambar: 3. Siswa Membaca Teks Bacaan di Depan Kelas Pra tindakan ... 66

Gambar: 4. Siswa Membaca Secara Individu Menggunakan

Media Big Book ... 71

Gambar: 5. Guru Melakukan Apersepsi Kepada Siswa Siklus I ... 73

Gambar: 6. Siswa Yang Tidak Memperhatikan Guru

Pada Saat Menjelaskan Siklus I ... 78

Gambar: 7. Guru Membimbing Siswa membaca di Depan kelas Siklus I .... 79

Gambar: 8. Diagram Batang Perbandingan Minat Membaca

Siswa Pra tindakan dan Siklus I ... 85

Gambar: 9. Guru Menjelaskan Bagaimana Cara

Bermain Pesan Berantai Siklus II ... 90

Gambar: 10. Siswa Mengangkat Tangan Ingin maju Membaca Siklus II ... 96

Gambar: 11. Diagram Batang Peningkatan Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: 1. Lembar Obervasi Guru ………. .. 114

Lampiran: 2. Lembar Observasi Siswa ... 117

Lampiran: 3. Rubrik Penilaian Minat Membaca Siswa ... 118

Lampiran: 4. Lembar Skala Minat Membaca Siswa ... 120

Lampiran: 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ... 122

Lampiran: 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ... 127

Lampiran: 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ... 132

Lampiran: 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ... 137

Lampiran: 9. Nilai Hasil Keterampilan Membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan ... 142

Lampiran: 10. Keterampilan Minat membaca Menggunakan Media Big Book siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan I ... 143

Lampiran 11. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan II ... 144

Lampiran 12. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan I ... 145

Lampiran 13. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan II ... 146

Lampiran 14. Peningkatan Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan, Siklus I dan II ... 147

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa merupakan unsur penting di dalam pendidikan. Bahasa adalah

alat komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada lawan

bicara. Bahasa juga merupakan alat yang efektif dan efisien dalam

menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikiran seseorang baik dituangkan

di dalam tulisan maupun lisan. Bahasa sangat besar manfaatnya di dalam

kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam

penyampaian pesan.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak bahasa. Oleh

karena itu agar dapat memahami bahasa satu dengan bahasa yang lainnya

perlu adanya bahasa pemersatu atau bahasa nasional yaitu: bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari sehingga kurikulum memberikan

amanat agar pembelajaran bahasa Indonesia diselenggarakan lebih bermakna

di jenjang sekolah dasar ataupun sekolah lanjutan. Tujuan dalam bahasa

Indonesia adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang

bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis, ke empat keterampilan tersebut pada dasarnya

merupakan satu ke satuan. Sehubungan dengan itu, guru dan siswa harus

memiliki komunikasi dan kerja sama yang baik dalam pembelajaran bahasa

agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai yakni ketercapaian empat

kompetensi dalam bahasa Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai jika setiap

(19)

mampu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, termasuk didalamnya

adalah keterampilan berbicara yang memiliki banyak manfaat dalam

perkembangan berbahasa siswa.

Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh setiap orang, membaca siswa akan memperoleh banyak

pengetahuan yang ia miliki dan sangat bermanfaat bagi siswa tersebut. Oleh

karena itu, guru harus mempunyai perhatian khusus agar minat membaca

siswa meningkat. Membaca merupakan suatu keterampilan yang dilakukan

serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis (HG. Tarigan, 2008: 7).

Membaca diketahui banyak manfaat bagi siswa. Oleh karena itu guru

juga perlu memperhatikan tinggi rendahnya minat membaca siswa yang kini

menjadi masalah besar di Indonesia. (Agus priyadi 2014) mengemukakan

bahwa kurangnya minat membaca di Indonesia ditunjukkan hasil survey

berkala di 40 negara oleh organisasi kerja sama dan pengembangan ekonomi

(OECD) yang mengambil sampel pelajar 15 tahun. Indonesia berada diposisi

ke dua terbawa bersama Tunisia.

Membaca tersebut merupakan masalah terbesar bagi semua pihak, baik

pemerintah, guru, orang tua siswa mampu masyarakat Indonesia pada

umumnya. Masalah ini menjadi tantangan utama yang harus segera dicari

jalan keluarnya karena rendahnya minat membaca masyarakat menjadi

kebiasaan membaca menjadi rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah

(20)

karena minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Inilah kenyataan

yang sedang terjadi pada masyarakat Indonesia sekarang ini.

Membaca juga merupakan suatu yang rumit melibatkan banyak hal,

tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

berpikir, psikologuistik, dan meta kognitif. Menurut (Farida Rahim 2005: 2)

mengatakan membaca sebagian proses visual membaca juga merupakan

menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Rendahnya minat membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis

padahal menulis sangat penting bagi siswa karena melalui menulis siswa dapat

dilatih berpikir lebih mudah. Selain itu, menulis dan membaca terdapat

hubungan yang sangat erat untuk lebih kuat dalam mata pelajaran (HG.

Tarigan 2013: 4). Oleh karena itu minat membaca perlu ditanamkan dan

ditimbulkan sejak anak masih kecil, sebab minat membaca pada anak tidak

dapat terbentuk dengan sendirinya tetapi minat membaca pada anak terutama

pada anak sekolah dasar dapat terbentuk melalui suatu proses atau kebiasaan.

Berbicara merupakan bagian dari kemampuan mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata mengapresiasikan penyampaian pikiran,

gagasan, dan perasaan. Menurut HG. Tarigan (2013: 16), berbicara adalah

suatu system yang dapat didengar (audible), berbicara suatu alat untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sangpendengar atau penyimak. Tujuan

berbicara juga untuk mengkomunikasikan agar dapat menyampaikan pikiran

(21)

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

berbahasa paling akhir dikuasai pembelajaran bahasa setelah kemampuan

mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid dan Sunender

Dadang, 2013: 248). Bandingkan tiga kemampuan bahasa yang lain,

kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang

bersangkuatn sekalipun. Hal ini karena kemampuan menulis menghendaki

penguasa berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang

akan menjadi isi tulisan Sementara itu, menurut Syamsudin (1991:2), dalam

arti sederhana menulis itu mencoret-coret dengan alat tulis, dan dalam arti

sesungguhnya menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang

dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa menulis merupakan salah satu cara

dalam melakukan komunikasi dengan orang lain tanpa harus saling

berhadapan.

Menyimak menurut HG.Tarigan (2013: 31) suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau

pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Sampai saat ini penguasaan membaca untuk lulusan sekolah dasar jauh

dari harapan. Keluhan tentang rendahnya minat membaca lulusan sekolah

dasar dalam hal ini terus dikumandangkan berbagai peneliti mendukung

(22)

salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah peningkatan afektivitas

pengajaran berbasis keterampilan seperti yang dikembangkan pada kurikulum

2013. Siswa dituntut memiliki kemampuan membaca. Burns, ddk. (Farida

Rahim 2005: 1), mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan

suatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang

tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk

belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak

yang melihat tingginya nilai membaca dalam kegiatan kepribadian.

Orang tuapun memiliki peran penting dalam membiasakan anak

membaca dan menulis karena waktu kecil lebih banyak bersama orang tua

dibanding bersama guru di sekolah. Orang tua dapat memberi dukungan

dengan cara menyediakan buku-buku bacaan bagi anak serta menyediakan

waktu khusus untuk mendampingi anak saat belajar. Akan tetapi,

kenyataannya jauh berbeda dari harapan, orang tua yang seharusnya

meneruskan apa yang dibiasakan guru kepada anak di sekolah, tidak

dilaksanakan lagi di rumah, padahal kebiasaan membaca harus dilakukan

dengan terus menerus dengan harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat

dalam diri anak sampai dewasa, sehingga membaca menjadi kebiasaan jika

dilakukan secara kontinyu, pengulangan, dan serta bimbingan yang rendah.

Keterlibatan orang tua diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak

merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengaturan diri anak, yang

menjadi hal pokok dalam fungsi perkembangan kognitif. Dilanjutkan bahwa

(23)

partisipasi yang lebih besar di sekolah. Agar nantinya orang tua melihat

kesuksesan anak yang sangat dibutuhkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada

guru kelas IIIB di SD Negeri Jageran pada hari Senin, 16 November 2015

dapat diketahui sebagian besar minat membaca siswa di kelas IIIB masih

kurang dan belum memenuhi nilai standar yang telah ditentukan yaitu minimal

siswa mendapat nilai KKM 75%. Menurut para guru kelas IIIB ada beberapa

yang menyebabkan rendahnya minat membaca siswa di SD Negeri Jageran.

Jam kunjungan perpustakaan rendah, dan nilai KKM siswa masih rendah,

daftar hadir siswa hanya beberapa siswa saja di dalam perpustakaan, daftar

pinjaman buku juga masih kurang yang diharapkan, Baik buku pelajaran. Dari

berbagai jenis media yang digunakan dalam membaca, salah satunya adalah

Big Book. Big Book dapat digunakan dalam pembelajaran membaca

permulaan bagi siswa kelas III SD. Tulisan pada Big Book cukup besar dan

gambarnya menarik. Big Book merupakan buku cerita besar berukuran sekitar

60 x 50 cm dan biasanya berisi gambar dengan warna yang indah. “Membaca

dengan menggunakan Big Book baik dilakukan untuk kelas rendah, kelas 1, 2,

dan 3 SD karena siswa belum begitu terampil membaca. Guru membacakan

cerita dengan lambat dari Big Book, yang teksnya ditulis dengan huruf besar

dan dilengkapi dengan gambar berukuran besar yang biasanya berwarna”

(24)

Selain itu di perpustakaan juga tidak ada penjaganya yang dapat

mengontrol kegiatan siswa saat di perpustakaan. Oleh karena itu tidak ada

penjaga di perpustakaan maka guru yang harus menjaga siswa saat kegiatan di

perpustakaan sehingga siswa lebih terarah dan tidak hanya bermain-main saat

di perpustakaan.

Selain masalah di atas peneliti menemukan juga bahwa siswa kurang

memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki sebab waktu luang itu hanya

digunakan untuk bermain di lingkungan sekolah, Belum adanya terlihat siswa

membaca buku baik pelajaran pada saat jam istirahat. Ada berbagai cara untuk

meningkatkan minat membaca siswa salah satu dengan menggunakan media

yang mendukung. Banyak ragam media yang dapat digunakan oleh guru untuk

menarik minat membaca siswa salah satunya yaitu media Big Book. Media

Big Book termasuk media cetak yang di dalamnya terdapat gambar dan teks.

Media Big Book sesuai dengan namanya yaitu Big Book adalah buku yang

berukuran besar. Selama proses pembelajaran, guru menyatakan bahwa guru

belum pernah menggunakan media berupa Big book bagi siswa untuk menarik

perhatian dan minat siswa dalam membaca.

Big Book yang merupakan buku cerita berukuran besar juga dapat

digunakan untuk pembelajaran membaca. Big Book kaya akan gambar warna

warni yang membuat siswa tertarik. Di samping itu Big Book juga membuat

siswa dapat membaca dengan jelas karena tulisan yang disajikan didalamnya

berukuran besar. Big Book juga mempunyai beberapa keunggulan diantaranya

(25)

kata-kata yang sederhana, Big Book tepat digunakan untuk pembelajaran membaca

permulaan kelas rendah.

Rendahnya minat membaca siswa dapat dilihat melalui aktivitas siswa

dalam memanfaatkan waktu luang yang dimiliki. Siswa pada saat guru tidak

memasuki ruangan kelas siswa tidak memanfaatkan waktu untuk membaca

tetapi siswa hanya bermain di dalam kelas seperti, pada saat waktu luang juga

pada jam istirahat siswa kelas IIIB tidak semuanya siswa masuk di dalam

perpustakaan hanya beberapa siswa yang datang mengunjungi perpustakaan.

Berdasarkan latar belakang di atas penyebab permasalahan utama

adalah kurangnya minat membaca siswa. Untuk membuktikan dugaan

tersebut, maka diadakan penelitian dengan judul “peningkatan minat membaca

menggunakan media Big book pada siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran sewon

bantul”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat didefinisikan

masalah-masalah sebagai berikut.

1. Masih kurangnya minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran.

2. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku di perpustakaan.

3. Waktu luang yang dimiliki siswa misalnya pada jam istirahat kurang

dimanfaatkan untuk mengunjungi perpustakaan tapi hanya digunakan

untuk bermain.

4. Tidak ada penjaga perpustakaan yang dapat membantu kegiatan siswa saat

(26)

5. Guru belum memakai media Big Book.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu

adanya pembatasan masalah dengan tenaga, dan kemampuan penelitian yang

terbatas.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada “peningkatan

minat membaca siswa kelas IIIB menggunakan media Big Book SD Negeri

Jageran Sewon, Bantul”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah

di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana

meningkatkan minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa

kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul?”.

E. Tujuan penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri

Jageran Sewon, Bantul.

F. Manfaat penelitian 1. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan membuat

kebijakan dalam rangka meningkatkan minat membaca kepada siswa.

b. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan dan pengalaman

(27)

c. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sasaran untuk memenuhi tugas

akhir sekali menambah bekal untuk profesi guru kelak.

d. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman

siswa untuk meningkatkan minat membaca siswa.

e. Bagi orang tua, penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pemahaman orang tua akan pentingnya dukungan mereka terhadap

(28)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 246) Membaca

merupaka kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam

teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang

dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses

mental dalam sistem kognisinya.

Nurhadi (Samsu Somadayo, 2011: 5) mengemukakan bahwa

membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti

dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor

eksternal pembaca. Oleh karena itu membaca harus diajarkan kepada

anak-anak sedini mungkin, dengan membaca seseorang dapat berinteraksi

dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan

ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa membaca merupakan proses untuk memahami suatu tulisan untuk

memperoleh informasi atau keterangan dari apa yang dibaca. Membaca

juga melibatkan berbagai proses kegiatan yang mencakup kegiatan fisik

(29)

Pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu

membaca permulaan dan membaca lanjut. Kelas rendah siswa masih pada

tahap pembelajaran membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan

tahapan membaca paling awal. “Siswa dituntut untuk mampu

menerjemahkan bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan. Dalam hal ini,

tercakup pula aspek kelancaran membaca. Siswa harus dapat membaca

wacana dengan lancar, bukan hanya membaca kata-kata ataupun

mengenali huruf-huruf yang tertulis” (Sabarti Akhadiah, 1992/ 1993: 11).

Membaca permulaan adalah kesanggupan siswa dalam mengenal

dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang kemudian

diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan,

lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara (Ratno

Saputro, 2012: 19). Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa

membaca permulaan adalah pengenalan dan pemahaman huruf dan

lambang tulisan.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca

permulaan yaitu pengenalan dan pemahaman tulisan berupa kata maupun

kalimat kemudian diucapkan atau dilisankan supaya tulisan tersebut

mempunyai makna tertentu dan pembaca dapat menangkap makna

tersebut. Agar siswa dapat memahami makna dari teks yang dibacanya

siswa tersebut haruslah bersunguh-sungguh dalam membaca apa yang

ingin dibaca. Hal ini diperlukannya bantuan dari guru untuk meningkatkan

(30)

Minat merupakan suatu faktor yang cukup penting mempengaruhi

kemampuan membaca. Menurut Tarigan (Dalman 2013: 141) minat

membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri

sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga

memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang

mendalam terhadap makna bacaan.

Dalman (2013: 142) mengemukakan bahwa minat membaca

merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam

rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk

menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk

mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran

dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya.

Farida rahim (2005: 28) mengemukakan bahwa minat yang kuat

akan disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang

mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam

kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian

membacanya atas kesadarannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat

membaca merupakan aktivitas membaca yang dilakukan dengan kemauan

anak sendiri dengan tidak memaksa untuk membaca, anak yang

mempunyai minat membaca yang kuat akan dengan ketersediaan bahan

(31)

memotivasi siswanya, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi

terhadap membaca akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap

kegiatan membaca.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Bunata (dalam Dalman 2013: 142-143) mengemukakan bahwa

minat membaca sangat ditemukan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor

lingkungan, faktor keluarga, faktor kurikulum, faktor infrastruktur

masyarakat, serta faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.

a. Faktor lingkungan keluarga.

Minat membaca sebaliknya dimulai dari lingkungan keluarga.

Di tengah kesibukan sebaliknya orang tua mensihkan waktu untuk

menemani anaknya untuk membaca buku dan orang tua diharapkan

mampu menjadi teladan dalam meningkatkan minat baca anak, anak

sering meniru kebiasaan orang tua .jika orang tua memiliki kebiasaan

orang tuanya. Anak akan merasa senang jika orang tua selalu ada

bersama mereka, karena pada umumnya anak masih membutuhkan

bimbingan orang dewasa agar terbentuk suantu kebiasaan baik.

b. Faktor kurikulum.

Tujuan pendidikan di Indonesia semakin jelas dalam

mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya

sumber daya manusia yang kompetitif tetapi kurikulum yang tidak

tegas mencantumkan kegiaatan membaca dalam suatu bahan kajian

(32)

Kepada sekolah guru-guru seaharusnya menjadi teladan bagi siswa

dalam hal membaca buku, waktu-waktu kosong sebaliknya diisi

dengan membaca buku.

Perpustakaan di sekolah sebaiknya dikelolah dengan baik agar

buku-buku yang tersedia dapat dimanfaatkan siswa dengan baik.

Proses pembelajaran pun harus dapat mengarahkan siswa untuk rajin

membaca buku dengan memanfaatkan literature yang ada di

perpustakaan atau sumber belajar lainnya.

c. Faktor infastruktur masyarakat.

Kurangnya minat baca masyarakat ini dapa dilihat dari

kebiasaan sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih

menghabiskan uang demi hal kain dari pada membeli buku ke toko

buku atau pun ke perpustakaan, misalnya lebih memilih ke

tempat-tempat ramai. Kurangnya minat membaca masyarakat dapat dilihat

juga di tempat-tempat umum misalnya terminal bus, stasiun kereta api

lebih banyak orang memilih menungguh kendaraan tanpa aktivitas atau

lebih memilih bermain handphone dibandingkan membaca buku.

d. Faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.

Sebaiknya pemerintah daerah mengadakan suatu program

seperti perpustakaan keliling atau perpustakaan tetap di tiap-tiap

daerah agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.Dilihat dari

kenyataan sebenarnya pemerintah sudah menyediakan berbagai

(33)

tersedia wilayah, setiap universitas dilengkapi perpustakaan, dan

lembaga penddidikan yang lainnya juga dilengkapi dengan

perpustakaan. Akan tetapi, fasilitas yang ada belum dimanfaatkan

dengan baik oleh masyarakat pada umumnya.

Abdul Hadis (2006: 45) mengemukakan minat belajar anak

juga dipengaruhi berbagai faktor diantaranya faktor objek belajar,

metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh

guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas

pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru, dan lainnya.

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam

peningkatan minat membaca siswa.

1) Faktor personal

Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

anak, meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan

membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Dari beberapa faktor

yang ada dalam diri anak dapat dijelaskan dalam kecerdasan

kemampuan anak dalam membaca. Dari hal tersebut kebutuhan

psikologiis harus diperhatikan sejak anak masih berumur usia dini

karena itu merupakan bekal anak untuk tahap perkembangan

(34)

2) Faktor institusional

Faktor institusional aadalah faktor-faktor yang di luar diri

anak, yaitu:

1) Ketersediaan jumlah buku-buku dan jenis-jenis buku bacaan.

2) Terhadap gambar-gambar yang menarik dan warna-warni

3) Status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis.

4) Pengaruh orang tua, guru, teman sebaya anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat

membaca pada siswa dapat meningkatkan jika semua pihak berperan aktif

baik orang tua, guru, pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya,

pada dasarnya siswa sekolah dasar masih membutuhkan bimbingan dari

orang yang lebih dewasa.

3. Upaya Meningkatkan Minat Membaca

Peningkatan minat membaca mau tidak mau kini sudah sangat

diperlukan. HG.Tarigan (2008: 106-107) mengemukakan bahwa untuk

meningkatkan minat membaca, perlu sekali pembaca berusaha.

a. Menyediakan waktu untuk membaca

Waktu adalah emas, perkataan ini yang sering menjadi

ungkapan orang untuk menghargai waktu mereka dengan berbagai

macam kesibukan. Membaca merupakan usaha yang paling efisien

untuk mengetahui segala kejadian dunia modern. Oleh karena itu,

15-30 menit dalam sehari harusnya digunakan untuk membaca. Dikatakan

(35)

untuk mencoba membaca dalam hidupnya apalagi seorang siswa dan

guru, bagi siswa sekolah dasar upaya ini tidak mudah dilakukan, peran

aktif orang dewasa sangat dibutuhan agar dapat terbentuk kebiasaan

menyediakan waktu tersendiri untuk membaca dengan teratur.

b. Memilih bahan bacaan yang baik.

Memilih bahan bacaan yang hendaknya diperhatikan saat ingin

membaca karena bahan bacaan yang tidak diinginkan akan menghilang

minat membaca juga. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi siswa dan guru,

kedua pihak ini harus membaca berbagai sumber bacaan. Akan tetapi,

bagi siswa sekolah dasar sebaiknya bacaan yang disediakan

disesuaikan dengan keinginan dan perkembangan siswa seperti yang

diungkapkan oleh Jos Daniel (1996:136-138) bahwa pemilihan bahan

bacaan bagi siswa perlu memperhatikan kebermaknaan dan

kemenarikan teks bacaan; isi budaya dalam bacaan dan derajat

kesulitan teks sesuai dengan jenjang pengetahuan kebehasaan siswa.

Bob Harjanto (2011: 42-68) mengemukakan beberapa tips

untuk menumbuhkan bacaan anak pada anak antara lain:

1) Membiasakan membacakan buku sejak anak dalam kandungan,

sejak dalam kandungan anak sudah bisa mendengar suara ibu dan

ayahnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membaca kepada anak,

misalnya membacakan ayat-ayat suci.

2) Membiasakan membaca buku setelah anak lahir, seorang bayi

(36)

karena otak bayi dari 0 hingga 3 tahun bagaikan spontan yang akan

menyerap informasi apa pun dari sekelilingnya. Sebaiknya

buku-buku cerita kepada anak harusnya lebih menarik lagi agar anak

juga tidak jenuh dalam membaca buku cerita, ada beberapa teknik

dalam membaca buku yang dapat anak senangi yaitu: menikmati

dan gembira dengan dibacakan buku cerita. Teknik tersebut

diantaranya melakukan persiapan, bercerita dengan semangat, jika

anak tidak bosan dalam membaca buku cerita anak dapat

menceritakan kembali yang dia pahami oleh buku cerita, membaca

buku kepada anak harus dilakukan sejak dini tak perlu menungguh

sampai anak bisa membaca sendiri.

3) Jadilah model atau panutan, bila orang tua menunjukkan kecintaan

pada buku dan membaca, maka anak-anak pasti akan

mengikutinya, maka kita sendiri pun sebagai orangtunya harus jadi

model panutan untuk anak tunjukkan bahwa kita sangat antusisasi

pada buku, anak akan meniru kebiasaan tersebut;

4) Jadilah buku sebagai pusat informasi, rasa ingin tahu anak sangat

tinggi. Meskipun kita ketahui hal yang mereka tanyakan kita

menjawabnya secara langsung, bagi anak anak usia sekolah

biasakan mereka menjadi buku sebagai sarana untuk menjawab

ketidaktahuan mereka.

5) Mengajak anak ke tempat toko buku atau perpustakaan, waktu

(37)

untuk mengunjungi perpustakaan, atau pameran buku. Di sekolah

juga dapat diarahkan ke perpustakaan dengan tetapi anak harus

dikontrol;

6) Membeli buku yang sesuai dengan minat anak, orang tua kadang

bersifat memaksa dalam memilih buku bacaan anak, padahal anak

belum tentu mau membaca buku yang orang tua pilihkan, Padahal

memaksa selera pribadi anak justru dapat menggangu dan

menghambat minat membaca anak. Anak perlu pendamping atau

bimbingan dalam batas-batas tertentu;

7) Mengatur keuangan dalam membeli buku, merupakan media yang

terpenting bagi proses menjadikan anak pandai, berwawasan luas.

Salah satu untuk memiliki buku adalah dengan cara membelinya di

took buku. Oleh karena itu orang keungan keluarga harus

disisipkan untuk membelikan buku anak;

8) Tukar buku dengan teman, dana terkadang menjadi kendala bagi

keluarga untuk membeli buku. Orang tua juga dapat mengerti

kepada anak tentang cara memliki buku, anak bisa saling menukar

buku kepada temannya dengan ketentuan kebersihan dan

keuntungan buku tersebut;

9) Beri hadiah yang memperbesar semangat membaca, orang tua

sangat penting untuk membangun kepercayaan diri anak.

Anak-anak juga sangat semangat jika diberi hadiah atau penghargaan.

(38)

membaca. Jika anak dapat menyelesaikan pembacaan sebuah buku

anak dapat menceritakan ulang dengan kata-kata positif yang akan

membangun rasa percaya diri anak dalam membaca sehingga anak

akan menyukai kegiatan membaca;

10) Jadilah buku sebagai hadiah untuk anak, anak yang akan senang

hadiah dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan minat

membaca anak. Misalnya momen penting serta kenaikan kelas

anak mendapatkan hadiah yang dinanti-nantikan oleh setiap

kenaikan kelas.

11) Membuat buku sendiri, orang tua dapat cara tersendiri agar anak

senang dengan buku, anak bisa diajak di sekolah membuat buku

tersendiri agar anak nanti lebih senang dengan buku. Anak bisa

diajak membuat buku dengan menentukan judul keluargaku, anak

dapat memilih judul tersendiri agar anak dapat mencintai buku

yang dibuat sendiri oleh anak, membuat buat buku sendirimenjadi

salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang anak. Anak juga

mempunyai kesempatan untuk berkarya dan mengembangkan

imajinasinya;

12) Menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau, tempat

yang dijangkau buku juga mempengaruhi minat baca anak. Oleh

karena itu guru dan orang tua sebaliknya menyadari hal ini. Buku

(39)

13) Jadilah orang tua yang gemar bercerita, orang tua tentu saja

memiliki gemar bercerita atau yang penuh banyak pengalaman.

Pengalaman-pengalaman tersebut dapat menjadi bahan cerita bagi

anak tetapi cerita tersebut dikemas sesuai bahasa anak yang dapat

dimengerti, misalnya cerita rakyat yang mempunyai nilai-nilai

karakter yang baik;

14) Buatlah perpustakaan keluarga, perpustakaan rumah dibuat

semampunya karena membuat perpustakaan memang butuh biaya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

upaya peningkatan harus minat membaca pada siswa harus

membutuhkan proses yang panjang bahkan anak yang masih dalam

kandungan, dan siswa yang sudah sekolah, orang tua juga harus

memiliki peran dan sangat besar dalam meningkatkan minat membaca

pada siswa.

4. Unsur unsur yang Mempengaruhi Minat

Elizabeth B. Hurlock (1978: 32) mengemukakan bahwa ada

unsur-unsur minat, macam-macam minat dan fungsi minat, yaitu :

a. Unsur Unsur Minat

1) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti dengan baik,

dan hal ini berpengaruh terhadap minak anak dalam pembelajaran.

Sumadi Suryabrata (2004: 14) menyatakan bahwa “ perhatian

(40)

aktivitas yang dilakukan.” Kemudian slameto (2003: 105),

berpendapat “perhatian anak adalah kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam hubungan dengan pemilihan rangsangan yang

datang dari lingkungan.

Maka dari itu sebagainya seorang guru harus selalu

berusaha untuk menarik perhatian peserta didikmya sehingga

mereka mempunyai minat terhadap pembelajaran membaca yang

diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengerbangkan

waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang

anak yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, anak

pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus

dengan belajar.

2) Perasaan Senang

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak

terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan yang

didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang

umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan alami

dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf (Sumadi

Suryabrata, 2004: 66) tiap aktivitas dan pengalaman yang

dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan

(41)

dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapa timbul karena

mengamati, menanggap, mengingat-ingat atau memiliki.

Perasaan terkait sebagai faktor psikis non intelektual, yang

khusu berpengaruhterhadap semangat belajar. Jika seorang anak

mengadakan penelitian yang agak spontan melalui perasaannya

tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasil

penilaian yang positif maka akan timbul perasaan yang senang

dihatinya akan tetapi jika penilaiannya negative makan akan timbul

perasaan tidak senang. Perasaan senang akan meninmbulkan minat,

yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan

tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak

adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam

belajar.

3) Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai

dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku ( Sumadi

Suryabrata, 2004: 155).Seseorang melakukan aktivitas belajar

karena ada yang mendorong.Hal ini sebagai motivasi belajar dara

penggerakannya yang mendorong seseorang untuk belajar.

Sedangkan, minat merupakan potensi psikologi yang dapat

(42)

termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas

belajar dalam rentang waktu yang tertentu.

4) Bakat

Bakat merupakan suatu unsur dari dalam diri yang erat

hubungannya dengan mianat.Bakat merupakan faktor yang dibawa

sejak bayi yang dapat mengebangkan minat. Bakat dapat

berkembang apabila ditunjang atau didukung oleh lingkungan yang

memadai dengan bimbingan intensif (Supri Harjana 2003: 15).

5) Cita-cita

Cita-cita merupakan suatu unsur kejiwaaan yang dapat

mempengaruhi dirinya mengarah (melukis) untuk menimbulkan

adanya minat (Supri Harjana 2003: 15).

6) Dorongan

Motif yang memebrika alasan, penyebab mendorong

seseorang sehingga yang bersangkutan dapatbberbuat.Motif tertuju

ke sesuatu tujuan, sedangkan tujuan motif disebut intensif. Peran

motif dalam setiap individu sama, tetapi realisasinya menimbulkan

aktivitas yang berbeda. Motif juga sebagi dorongan manusia untuk

berbuat agar kebutuhannya dapt dipenuhi, sehingga tepat menuju

(43)

7) Kemauan

Bila seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek

tertentun berarti seseorang itu ada kemauan untuk melakukan suatu

kegiatan yang berhubungan dengan objek tersebut.Dengan adanya

kemauan yang kuat sberarti seseorang sudah mengantongi modal

yang kuat untuk mencapai tujuan (Supri Harjan 2003: 19).

Prosesnya pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

mungkin melakuka aktivitas belajar. Hal ini merupaka pertanda

bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh

kebutuhannya. Oleh karena itu apa yang seseorang lihat sudah

tentu membangkitkan minatnya sejauh mana yang ia lihat itu

mempunyai hubungan denga kepentingan sendiri.

Jadi motivasi merupaka dasr penggerakan yang mendorong

aktivitas belajar seseorang sehingga anak berminat terhadap suatu

objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Dari

beberapa pendapat para ahli di atas bahwa unsur-unsur minat

dapat disimpulkan yaitu keterkaitan anak untuk belajar. Seseorang

anak yang memiliki minat yang tinggi maka akan termotivasi

untuk belajar. Adanya minat belajar dapat dipengaruhi berbagai

hal, terutama saat pembelajaran: perhatian, perasaan senang, motif,

(44)

b. Macam-macam Minat.

Ada dua macam minat yaitu: minat instriktik dan minat

ekstrinsik. Minat instriktik adalah yang berkaitan dengan aktivitas itu

sendiri, yang lebih mendasar dibanding minat ekstrinsik, minat ini asli

dari dalam diri yang bersangkutan. Sedangkan minat ekstrinsik adalah

minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Contohnya minat

instrinsik yaitu anak sudah mempunyai minat dari diri anak. Contoh

minat ekstrinsik yaitu: anak laki-laki melihat sepak bola di televise,

anak akan merasa senag seperti pemain bola tersebut. Maka anak

mempunyai minat dan ingin menjadi pemain sepak bola.

c. Fungsi Minat

Fungsi minat bagi kehidupan anak dapat dipengaruhi beberapa

hal seperti sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita

Sebagai contoh anak yang berminat pada guru maka

cita-citanya adalah sebagai guru professional yang mempunyai

kepintaran, sedangkan anak yang berminat pada kedoteranmaka

cita-citanya menjadikedoteran.

2) Minat sebagai pendorong yang kuat

Minat anak untuk menguasai pembelajaran bisa

mendorongnya untuk belajar di rumah bersama teman-temannya.

(45)

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan

diberi pembelajaran tapi antara satu anak dengan yang lain

mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.

4) Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak-kana sering

tertawa seumur hidup karena minat membawah kepuasan.

Sebagai contoh minat menjadi guru yang telah membentuk

sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan.

Dan apa bila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi observasi

yang akan di bawah.

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa minat anak

terbentuk sejak kecil yang mempengaruhi intensitas cita-cita. Minat ini

akan menjadi motivasi yang kuat bagi anak untuk belajar. Untuk

memperoleh hasil belajar yang baik maka anak harus mempunyai

minat yang tinggi.

B. Kajian tentang Media cetak 1. Pengertian Media Cetak.

Media cetak merupak suatu media yang menggunakan bahan dasar

kertas atau kain untuk digunakan menyampaikan pesan kepada orang

lain.Dalam media cetak ini yang menjadi unsur utama adalah tulisan (teks)

dan gambar (visual), atau dapat dikombinasikan menjadi satu.Secara

(46)

penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan

kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis.Media cetak

ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media

eletronik dan juga media digital.Moh Faiz (2013)

Daryanto (2010: 24) berpendapat bahwa media cetak merupakan

produk alat pencetak semakin modern dan efektif penggunaannya media

cetak terdiri dari buku pelajaran, surat kabar, dan majalah, ensiklopedi,

buku suplemen, dan pengajaran terprogram. Dengan menggunakan media

cetak siswa bisa mengetahui informasi dari berbagai sumber, dari

sumber-sumber tersebut siswa dapat mengetahui pengetahuan- pengetahuan baru.

Hujair Ah Sanaky (2013: 57) mengatakan media cetak

adalahsuatujenis media yang paling banyak digunakan dalam proses

pembelajaran. Media cetak juga memiliki banyak bentuk yang sangat

bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal dan

majalah ilmiah. Dalam proses pembelajaran media cetak ini dapat

dikombinasikan dengan sebagai alat informasi utama dan terhadap

penggunaan media lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

media cetak merupakan bahan dasar dari kertas atau kain yang bisa

digunakan untuk menyampiakan pesan kepada orang lain secara efektif

agar penerima informasi mengetahui informasi-informasi terkait dengan

(47)

2. Jenis-jenis Media Cetak

Adapun Jenis jenis media cetak menurut Daryanto (2010: 24-26)

antara lain:

a. Buku pelajaran merupakan suatu penyajian dalam bentuk cetakan yang

secara logis membahas tentang cabang ilmu pengetahuan atau bidang

studi tertentu.

b. Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk

cetak yang peranan dan pengaruhnya tidak diragukan lagioleh

masyarakat yang membacanya.

c. Ensiklopedi atau kamus besar yang membahas tentang berbagai

peristilahan ilmu pengetahuan yang baru dan akan dijadikan sumber

yang cukup penting bagi siswa. Sumber bacaan ini merupakan bacaan

penunjang.

d. Buku suplemen merupakan ukuran-ukuran yang lebih kecil dan

menarik lebih perhatian anak-anak, hal ini akan menambah

pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap yang cukup menunjang

kemantapan kebribadian anak.

e. Pengajaran berprogram adalah salah satu jenis penyampaian

pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar

secara individu sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya

dan melalui media ini siswa dapat memperoleh hasil dengan

(48)

Hujair Ah Sanaky (2013: 100-103) mengungkapkan jenis jenis

media cetak ada beberapa yaitu:

a) Kartun

Sebagai alat media yang menggunakan gambar interpretative

yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara

cepat dan ringkas terhadap orang lain, kemampuan media kartu sangat

besar menarik perhatian sikap maupun tingkah laku.

b) Poster

Poster tidak saja penring untuk menyampaikan kesan kesan

sesuatu.Poster adalah gambar yang berukuran besar dan memberi

tekanan pada satu atau dua ide poko secara sederhana dan jelas. Poster

juga cepat dipahami bagi orang-orang atau masyarakat yang

melihatnya. Poster juga dapat direkayasa sedemikian rupa agar dapat

menarik perhatian orang.

c) Alat gambar berseri

Alat gambar yang berseri suatu alat yang disdain sedemikian

rupa untuk dapat meletakkan gambar-gambar dalam suatu pesan bahan

pembelajaran. Maka pembelajaran dapat mempermudah dan

menangkap materi pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan

media gambar berseri.

Berdasarkan kesimpulan di atas pada penelitian ini peneliti

mengunakan media berupa Big Book yang berukuran besar dan gambar

(49)

berupa media cetak yang bisa menyapikan pesan kepada siswa berupa

buku besar yang digunakan dalam pembelajaran.

3. Pengertian Media Big Book

Dalam proses pembelajaran di SD, keberdaan media sangat

penting. Media berpengaruh terhadap antusias siswa untuk belajar. Media

membantu siswa agar lebih mudah lagi memahami materi yang di pelajari.

Salah satunya upaya meningkatkan minat membaca siswa, dengan

menggunakan media. Fungsi media dalam pembelajaran mengarahkan

perhatian pembelajaran untuk menerima informasi atau pesan dan berguna

untuk meningkatkan informasi (Hujar AH Sanaky 2013: 7-8) tentu saja

siswa akan lebih mudah paham dengan menggunakan media Big Book

dengan gambar dibandingkan dengan kata kata.

Menurut Musfiqon (2012: 28) media akan memperjelas sebagai

alat bantu berupa fisik maupun nonfisik sengaja digunakan sebagai

perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran

agar lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa

untuk belajar lebih lanjut. Guru yang mengajar dengan memakai media

akan lebih maju dibandingkan dengan guru yang belum menggunakan

media, siswa yang lebih memahami suatu konsep saat guru menghadirkan

media di dalam kelas.

Pengertian media disampaikan oleh beberapa ahli diantaran Robert

Heinich, dkk dalam Musfiqon (2012: 26) menjelaskan bahwa media

(50)

dan penerima. Lebih lanjut Arief S. Sadiman (1986: 6) mempaparkan kata

media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Berdasarkan menurut parah ahli dapat disimpulkan media berupa

alat peraga untuk membantu guru dan siswa agar lebih menggunakan

benda kongkrit tidak dengan kata kata, agar siswa lebih memahaminya lagi

dengan materi yang di pelajari.

Senada dengan Arif S. Sadiman, Oemar Hamalik dalam Musfiqo

(2012: 27) mengatakan bahwa media adalah sebagian teknik yang

digunaka dalam rangka lebih mengatifkan komunikasi anatar guru dan

murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Briggs

dalam (Rostina Sundaya 2013: 5) menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran yang ada dalam buku tepe-recorder, kaset, video, kamera, flim,

slide. Media merupakan alat bantu untuk memberikan perangsangan bagi

peserta didik supaya terjadi proses pembelajaran.

Sedangkan Gegne melalui Musfiqon (2012: 27) menyatakan bahwa

media adalah berbagai jenis kompenen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar. Brings menyatakan bahwa media alat

bantu untuk memberikan merangsangan pikiran, perhatian, dan minat bagi

siswa supaya proses belajar terjadi.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

(51)

guru kepada siswa yang dapat menjelakan penyajian pesan jadi yang

abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan merangsang

perhatian dan minat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Usaid (2015: 19) mengemukakan bahwa Big Book buku

bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book

berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun

gambar,sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama

antara guru dan murid. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya A3, A4,

A5, atau seukuran Koran. Dahlberg melalui Usaid (2015: 20)

mengemukakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca

melalui cara mengingat dan mengulang bacaan.

Berdasarkan menurut para ahli di atas mengakatakan bahwa media

Big Book membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran, dan untuk

membantu guru dengan alat peraga untuk menyampaikan pesan kepada

siswa dengan membuat media abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah

dipahami siswa dan merangsang minat membaca siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

4. Hakikat Big Book

Kasihani K.E. Suyanto ( 2010: 104) menjelaskan bahwa media Big

Book merupakan salah satu media yang disenangi anak-anak dan dapat

dibuat oleh guru sendiri. Buku berukuran besar ini biasanya digunakan

(52)

dengan tulisan berukuran besar di beri gambar dan warna-warni. Anak

biasa membaca sendiri atau mendengarkan cerita oleh guru kelas.

Big Book dapat menjadi motivasi yang kuat untuk anak belajar

mengucapkan kata, bentuk dan jenis kata sepeti majemuk, kata kerja

singkat, maupun sajak. Kebiasaan dalam mendengarkan atau membaca

cerita akan menambah kosakata yang kuat. Menutut pendapat lynch

(melalui Ika dan Bambang, 2012: 9).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa media Big Book

merupakan media untuk belajar mengucapkan kata, bentuk maupun jenis

kata yang digemari anak-anak. Big Book digunakan di kelas rendah seperti

kelas I, II, III yang berisi cerita singkat yang bermakna dan bergambar.

5. Keuntungan Menggunaka Big Books

Usaid (2015: 21) menyebutkan beberapa keuntungan menggunakan

Big Book yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlihat dalam kegiatan membaca dengan cara yang tidak menakutkan.

b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan tersebut.

c. Memungkinkan siswa secara bersama sama memberi makna kepada

setiap tulisan yang ada dalam Big Book.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan batuan guru dan teman-teman lainnya.

e. Diskusi siswa, termasuk siswa terlambat membaca. Dengan membaca

Big Book bersama-sama, timbul keberanian dan dan keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka” sudah bisa” membaca.

f. Mengembangkan semua aspek bahasa.

(53)

Keuntungan menggunakan Big Book menurut Mohana Nambiar

(1993: 5) yaitu;

a. Karena Big Book berukuran besar, siswa dapat melihat lebih jelas

cerita yang jelas, seperti saat mereka membaca buku sendiri. Hal

tersebut tentu akan menarik bagi siswa.

b. Big Book merupakan pembelajaran lebih fokus terhadap membaca dan

juga guru. Biasanya guru yang mengunakan buku kecil siswa lebih

banyak tidak memperthatikan guru pada saat menjelaskan di depan

kelas, Namun dengan menggunakan Big Book akan lebih menarik lagi

bagi siswa.

c. Siswa akan lebih memahami isi cerita yang ada di dalam Big Book dari

pada buku bacaan biasa karena kata-kata yang mengandung dalam Big

Book berisi tulisan dan gambar. Siswa dapat mengikuti kata-kata yang

diucapkan oleh guru.

d. Big Book membantu siswa memahami isi cerita karena dalam Big Book

terdapat tulisan dan juga gambar. Dengan gambar tersebut akan

membantu siswa dalam memahami isi cerita,

e. Big Book merupakan hal yang baru bagi siswa karena media tersebut

baru digunakan di dalam kelas. Hal baru akan membuat siswa lebih

tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang

ada di dalam Big Book, sehingga siswa sangat antusiasi dalam

(54)

Usaid (2015: 20) menjelaskan karakteristik Big Book yaitu;

a. Cerita singkat 10-15 halaman yang melibatkan siswa lebih tertarik

dengan media,

b. Pola kalimat yang lebih jelas sehingga siswa mudah mengerti,

c. Gambar yang besar membantu siswa lebih mengerti makna dari

cerita,

d. Jenis ukuran huruf yang besar agar siswa lebih jelas membacanya,

e. Dengan isi cerita media Big Book lebih jelas agar siswa lebih

mudah memahaminya.

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa Big

Book merupakan buku cerita yang berukuran besar dengan gambar

yang berwarna warni sehingga dapat menari minat membaca siswa

dan cerita yang sederhana dan digunakan siswa untuk belajar dan

menambahkan kosakata.

6. Kriteria Pemilihan Media PembelajaranBig Book

Menurut Nana Sudjanah dan Ahmad Rifai (2013: 4-5)

mengemukakandalam memilih media sebaiknya memperhatikan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; yang mengandung makna

bahwa media pengajaran dipilih atas dassar dan tujuan-tujuan

instruksional yang ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi dalam pelajaran yang memiliki makna bahwa

(55)

sangat membutuhkan bantuan media agar siswa lebih memahami

materi yang disampaikan.

c. Kemudahan memperoleh media; yang artinta media yang diperlukan

mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru untuk proses

mengajar dan media ini biasanya tidak memerlukan biaya yang

mahal, disamping sederhana penggunaannya juga praktis.

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya apapun media

yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menerapkannya

dalam proses pengajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunaknnya; artinya media dapt

digunakan dalam waktu yang efektif sehingga media tersebut

memiliki kegunaan dan bermanfaat bagi siswa selama pengajaran

berlangsung.

f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa; artinya dalam memilih media

untuk proses pengajaran guru harus menyesuaikan dengan tarag

berpikir siswa, agar maknayang terkandung dalam media tersebut

dapat dan mudah dipahami oleh siswa.

Musfiqon (2012: 188-121) berpendapat bahwa kriteria-kriteria

pemilihan media Big Book dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan

yaitu:

a. Kesesuaian dengan tujuan

Pemilihan media juga hendaknya menjunjang ke tujuan

(56)

sudah ditetapkan dalam tujuan pemeblajaran agar lebih efektif dan

efisien.Maka media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajran dapat berfungsi secara optimal.

b. Ketepatgunaan

Proses konteks media pembelajaran diartikan dengan

pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu

dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan

gunakan dalam pembelajaran seperti media yang digunakan yaitu Big

Book, materi yang dipelajari harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran maka media Big Book juga berisi gambar-gambar.

c. Keadaan peserta didik

Dalam pemilihan media juga harus dipertimbangkan dengan

keadan peserta didik, karena kemampuan siswa juga berbeda-beda

dalam pemilihan media Big Book juga tidak terlalu sulit untuk siswa

suapaya dapat mengerti dengan pembelajaran yang dijelakan oleh

guru.

d. Ketersediaan

Suatu media sangat tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran media juga tidak digunakan jika tidak tersedia di

sekolah, media merupaka alat mengajar yang seharusnya sudah

disediakan dari sekolah untuk memenuhi keperluan guru. Jika guru

(57)

maka guru juga harusnya memilih media alternatif yang sudah

tersedia di sekolah untuk membuat media Big Book tersebut.

e. Biaya kecil

Pemilihan media yang digunakan hendaknya dapat dijangkau

dengan biaya yang murah tetapi dapat berguna dalam proses

pembelajaran, dan media tersebut juga dapat digunakan dengan

berulang kali artinya media tersebut tidak sekali pakai dan dapat

digunakan untuk kedepannya.

f. Keterampilan guru

Kemampuan guru terkadang menjadi kendala dalam

pemilihan dan penggunaan media guru lebih dominan menggunakan

media sederhana dengan alasan mereka kurang mampu atau kurang

memahami dalam menggunakan media yang lebih bagus dan

modern. Pada dasarnya media yang akan dapat meningkatkan hasil

yang optimal. Jadi seharusnya guru harus lebih membuka wawasan

dan pengetahuan baru tentang media pembelajaran yang lebih

menarik bagi siswa.

g. Mutu teknis

Media yang dipilih hendaknya memiliki mutu teknis yang

bagus kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian

pesan atau materi pembeljaaran kepada anak didik, Untuk itu media

yang dipilih dan dapat digunakan hendaknya memilih mutu teknis

(58)

Selain itu Azhar Arsyad (1997: 75-76) mempaparkan kriteria

memilih media untuk kepentingan pengajaran sebagai berikut;

a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran,

b. Tepat untuk mendukung isi pembelajaran,

c. Praktis, luwes, dan bertahan,

d. Guru juga terampil dalam memilih media,

e. Pengelompokkan sasaran,

f. Mutu teknis dan pengembangan yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan

bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran

sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang sudah

tercantum di atas, supaya dapat membantu dan mempermudah

tugas-tugas sebagai seorang pengajar, karena dengan media guru mudah

dapat menyampaikan tujuan pembelajaran, dan juga media dapat

mempermudah siswa dalam memahami isi materi yang disampikan.

7. Langkah langkah Pembelajaran Menggunakan Media Big Book Susan Barbara (2006: 494-497) memaparkan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan Big Book supaya memudahkan guru

untuk mengajar lebih mudah. Berikut langkah-langkah pembeljaran

menggunakan media Big Book:

a. Guru yang membuat media Big Book sendiri dapat membuat cerita

yang akan di tulis ke dalam Big Book. Cerita merupakan cerita

sederhana yang cocok untuk kelas IIIB SD. Bisa juga cerita yang

sudah dikenal supaya mereka lebih mengerti jalan cerita.

b. Setelah membuat cerita, guru dapat dapat menggunakan kertas manila,

Gambar

Gambar 2: Model Kemmis dan Mc. Taggart (Rochiati Wiriatmadja, 2008: 66)
Tabel 7. Nilai Hasil Keterampilan Membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pra Siklus
Tabel 8. Hasil Observasi Selama Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Pada Siswa Kelas IIIB
Tabel: 11. Katagori Kemandirian Belajar dan Interval Presentase Membaca Menggunakan  Media Big Book Pada
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kepuhan, Sewon, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa yang diajarkan dengan menggunakan media Big Book dalam pelajaran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui media gambar tunggal pada siswa kelas IIB SD Negeri 1 Sewon Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat terhadap pekerjaan bidang boga (cook helper, waiter, assisten baker, steward) pada siswa kelas III SMK Negeri I

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media big book terhadap kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di TK Bela Bangsa Mandiri, dikarenakan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan guru PJOK terhadap media pembelajaran berbasis ICT di SD Negeri Kecamatan Kasihan dan Kecamatan Sewon Bantul

PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOK DALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I SD INPRES MACCINIAYO KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lampiran 3 REKAPITULASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Judul : Penggunaan Media Big Book dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 SD Inpres Macciniayo Kecamatan