PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN
MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB
SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Fitriana NIM 12108249070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB
SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Fitriana NIM 12108249070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MOTTO
Belajar membaca bagaikan menyalakan api, setiap suku kata yang di eja akan
menjadi percik yang menerangi.
(Victor Hugo)
Ubahlah masa depan menjadi lebih baik dengan meningkatkan minat membaca.
Karena sesungguhnya dengan kita membaca maka kita akan memperoleh banyak
pengetahuan yang berharga untuk bekal solusi permasalahan yang kita temukan di
masa depan.
PERSEMABAHAN
1. Alm Sere dan Ibu Hj. Naini beserta keluarga Alm Sere yang senantiasa mendoakan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak yang selalu bersedia mendengar keluh kesan ku.
3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.
PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB
SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
Oleh Fitriana NIM 12108249070
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul.
Jenis penelitian ini adalah PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran berjumlah 31 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 14 siswa perempuan. Desain dari penelitian ini menggunakan model kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari plan, act observe, dan reflect. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala minat membaca dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriftif
Penelitian menunjukkan bahwa penggunanaan media Big Book dapat meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul dari segi proses maupun hasil. Pada siklus I, siswa masih ragu berpendapat, belum berani mengangkat tangan pada ingin memberikan pendapat, bertanya, dan maju ke depan kelas membaca. Dilihat dari hasil, dibuktikan dengan niai rata-rata minat membaca pada pratindakan 56% meningkat pada siklus I Pertemuan I 57% dan Pertemuan II 62%. Pada siklus II mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 62% dan 76%.
KATA PENGANTAR
Puji Sykur atas kehadiran Allah SWT dan segala karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaiikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book pada Siswa Kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul Yogyakarta”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk menuntun ilmu di kampus FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan.
3. PPSD yang telah memberikan motivasi pengarahan.
4. Bapak Agung Hastomo,M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulisan sampai
penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan
Tugas Akhir Skripsi ini.
6. Ibu Sumartina, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jageran Sewon
Bantul, yang telah memberikan izin serta dukungan untuk melaksanakan
7. Ibu Erfiana Ida Wahyuni, S.Pd. selaku wali kelas IIIB SD Negeri Jageran
Sewon Bantul, yang telah bersedia bekerjasama dan pelaksana tindakan dalam
pelaksanaan penelitian ini.
8. Siswa-siswi kelas IIIB SD Negeri jageran Sewon Bantul atas semangat dan
kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran pada penelitian yang
dilaksanakan oleh penulis.
9. Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik
secara materi, moral, dorongan, nasehat serta doa dengan penuh kesabaran dan
ketulusan hati serta kasih sayang.
10.Keluarga Bapak Suparlan, M.Pd selaku Kepala Asrama yang telah
memberikan motivasi, dorongan serta kebersamaan dan kekeluargaan,
sehingga penulis merasa nyaman ketika melaksanakan penyusunan skripsi.
11.Wiwin Hendrawan, yang selalu memberikan dukungan dan support dalam
penyusunan skripsi ini.
12.Teman-teman PPGT ber asrama, selaku Teman Seperjuangan yang telah
memberikan motivasi, dorongan serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan
penyusunan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu yang telah
memberikan pemanfaatan, baik moril maupun materi dalam pelaksanaan
penelitian dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Tiada apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya doa dan
harapan semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mohon maaf dan terima kasih.
Yogyakarta, 14 November 2016 Penulis
DAFTAR ISI
C. Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book ... 46
E. Kerangka Pikir ... 49
F. Hipotesis Tindakan ... 51
G. Hipotesis Operasional ... 51
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65
1. Kondisi Awal Siswa ... 66
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 67
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 67
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 68
c. Observasi Tindakan Siklus I ... 76
d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 82
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 87
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 87
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88
c. Observasi Tindakan Siklus II ... 94
d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 99
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
DAFTAR TABEL
Tabel: 1. Perbandingan Perkembangan
Kognitif dan Perkembangan Bahasa ... 48
Tabel: 2. Kisi-kisi Skala Minat Membaca ... 60
Tabel: 3. Kisi-kisi Observasi ... 62
Tabel: 4. Katagori Kemandirian Belajar dan Interval Persentasenya ... 63
Tabel: 5. Hasil Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa siklus I ... 80
Tabel: 6. Hasil Observasi Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I ... 81
Tabel: 7. Nilai Hasil Keterampilan membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran pra Siklus I ... 86
Tabel: 8. Hasil Observasi Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 97
Tabel: 9. Hasil Observasi Keterampilan Membaca dengan Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 98
Tabel: 10. Pencapaian KKM Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 100
Tabel: 11. Kategori Kemandirian Belajar dan Interval Persentase Membaca Menggunakan media Big Book ... 101
DAFTAR GAMBAR
Gambar: 1. Kerangka Pikir ... 51
Gambar: 2. Model Kemmis dan Mc Taggart ... 56
Gambar: 3. Siswa Membaca Teks Bacaan di Depan Kelas Pra tindakan ... 66
Gambar: 4. Siswa Membaca Secara Individu Menggunakan
Media Big Book ... 71
Gambar: 5. Guru Melakukan Apersepsi Kepada Siswa Siklus I ... 73
Gambar: 6. Siswa Yang Tidak Memperhatikan Guru
Pada Saat Menjelaskan Siklus I ... 78
Gambar: 7. Guru Membimbing Siswa membaca di Depan kelas Siklus I .... 79
Gambar: 8. Diagram Batang Perbandingan Minat Membaca
Siswa Pra tindakan dan Siklus I ... 85
Gambar: 9. Guru Menjelaskan Bagaimana Cara
Bermain Pesan Berantai Siklus II ... 90
Gambar: 10. Siswa Mengangkat Tangan Ingin maju Membaca Siklus II ... 96
Gambar: 11. Diagram Batang Peningkatan Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: 1. Lembar Obervasi Guru ………. .. 114
Lampiran: 2. Lembar Observasi Siswa ... 117
Lampiran: 3. Rubrik Penilaian Minat Membaca Siswa ... 118
Lampiran: 4. Lembar Skala Minat Membaca Siswa ... 120
Lampiran: 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ... 122
Lampiran: 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ... 127
Lampiran: 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ... 132
Lampiran: 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ... 137
Lampiran: 9. Nilai Hasil Keterampilan Membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan ... 142
Lampiran: 10. Keterampilan Minat membaca Menggunakan Media Big Book siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan I ... 143
Lampiran 11. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan II ... 144
Lampiran 12. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan I ... 145
Lampiran 13. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan II ... 146
Lampiran 14. Peningkatan Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan, Siklus I dan II ... 147
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bahasa merupakan unsur penting di dalam pendidikan. Bahasa adalah
alat komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada lawan
bicara. Bahasa juga merupakan alat yang efektif dan efisien dalam
menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikiran seseorang baik dituangkan
di dalam tulisan maupun lisan. Bahasa sangat besar manfaatnya di dalam
kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam
penyampaian pesan.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak bahasa. Oleh
karena itu agar dapat memahami bahasa satu dengan bahasa yang lainnya
perlu adanya bahasa pemersatu atau bahasa nasional yaitu: bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari sehingga kurikulum memberikan
amanat agar pembelajaran bahasa Indonesia diselenggarakan lebih bermakna
di jenjang sekolah dasar ataupun sekolah lanjutan. Tujuan dalam bahasa
Indonesia adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis, ke empat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan satu ke satuan. Sehubungan dengan itu, guru dan siswa harus
memiliki komunikasi dan kerja sama yang baik dalam pembelajaran bahasa
agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai yakni ketercapaian empat
kompetensi dalam bahasa Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai jika setiap
mampu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, termasuk didalamnya
adalah keterampilan berbicara yang memiliki banyak manfaat dalam
perkembangan berbahasa siswa.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap orang, membaca siswa akan memperoleh banyak
pengetahuan yang ia miliki dan sangat bermanfaat bagi siswa tersebut. Oleh
karena itu, guru harus mempunyai perhatian khusus agar minat membaca
siswa meningkat. Membaca merupakan suatu keterampilan yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis (HG. Tarigan, 2008: 7).
Membaca diketahui banyak manfaat bagi siswa. Oleh karena itu guru
juga perlu memperhatikan tinggi rendahnya minat membaca siswa yang kini
menjadi masalah besar di Indonesia. (Agus priyadi 2014) mengemukakan
bahwa kurangnya minat membaca di Indonesia ditunjukkan hasil survey
berkala di 40 negara oleh organisasi kerja sama dan pengembangan ekonomi
(OECD) yang mengambil sampel pelajar 15 tahun. Indonesia berada diposisi
ke dua terbawa bersama Tunisia.
Membaca tersebut merupakan masalah terbesar bagi semua pihak, baik
pemerintah, guru, orang tua siswa mampu masyarakat Indonesia pada
umumnya. Masalah ini menjadi tantangan utama yang harus segera dicari
jalan keluarnya karena rendahnya minat membaca masyarakat menjadi
kebiasaan membaca menjadi rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah
karena minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Inilah kenyataan
yang sedang terjadi pada masyarakat Indonesia sekarang ini.
Membaca juga merupakan suatu yang rumit melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
berpikir, psikologuistik, dan meta kognitif. Menurut (Farida Rahim 2005: 2)
mengatakan membaca sebagian proses visual membaca juga merupakan
menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Rendahnya minat membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis
padahal menulis sangat penting bagi siswa karena melalui menulis siswa dapat
dilatih berpikir lebih mudah. Selain itu, menulis dan membaca terdapat
hubungan yang sangat erat untuk lebih kuat dalam mata pelajaran (HG.
Tarigan 2013: 4). Oleh karena itu minat membaca perlu ditanamkan dan
ditimbulkan sejak anak masih kecil, sebab minat membaca pada anak tidak
dapat terbentuk dengan sendirinya tetapi minat membaca pada anak terutama
pada anak sekolah dasar dapat terbentuk melalui suatu proses atau kebiasaan.
Berbicara merupakan bagian dari kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata mengapresiasikan penyampaian pikiran,
gagasan, dan perasaan. Menurut HG. Tarigan (2013: 16), berbicara adalah
suatu system yang dapat didengar (audible), berbicara suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sangpendengar atau penyimak. Tujuan
berbicara juga untuk mengkomunikasikan agar dapat menyampaikan pikiran
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan
berbahasa paling akhir dikuasai pembelajaran bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid dan Sunender
Dadang, 2013: 248). Bandingkan tiga kemampuan bahasa yang lain,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkuatn sekalipun. Hal ini karena kemampuan menulis menghendaki
penguasa berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang
akan menjadi isi tulisan Sementara itu, menurut Syamsudin (1991:2), dalam
arti sederhana menulis itu mencoret-coret dengan alat tulis, dan dalam arti
sesungguhnya menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang
dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung.
Pendapat di atas menunjukkan bahwa menulis merupakan salah satu cara
dalam melakukan komunikasi dengan orang lain tanpa harus saling
berhadapan.
Menyimak menurut HG.Tarigan (2013: 31) suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Sampai saat ini penguasaan membaca untuk lulusan sekolah dasar jauh
dari harapan. Keluhan tentang rendahnya minat membaca lulusan sekolah
dasar dalam hal ini terus dikumandangkan berbagai peneliti mendukung
salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah peningkatan afektivitas
pengajaran berbasis keterampilan seperti yang dikembangkan pada kurikulum
2013. Siswa dituntut memiliki kemampuan membaca. Burns, ddk. (Farida
Rahim 2005: 1), mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan
suatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang
tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk
belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak
yang melihat tingginya nilai membaca dalam kegiatan kepribadian.
Orang tuapun memiliki peran penting dalam membiasakan anak
membaca dan menulis karena waktu kecil lebih banyak bersama orang tua
dibanding bersama guru di sekolah. Orang tua dapat memberi dukungan
dengan cara menyediakan buku-buku bacaan bagi anak serta menyediakan
waktu khusus untuk mendampingi anak saat belajar. Akan tetapi,
kenyataannya jauh berbeda dari harapan, orang tua yang seharusnya
meneruskan apa yang dibiasakan guru kepada anak di sekolah, tidak
dilaksanakan lagi di rumah, padahal kebiasaan membaca harus dilakukan
dengan terus menerus dengan harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat
dalam diri anak sampai dewasa, sehingga membaca menjadi kebiasaan jika
dilakukan secara kontinyu, pengulangan, dan serta bimbingan yang rendah.
Keterlibatan orang tua diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengaturan diri anak, yang
menjadi hal pokok dalam fungsi perkembangan kognitif. Dilanjutkan bahwa
partisipasi yang lebih besar di sekolah. Agar nantinya orang tua melihat
kesuksesan anak yang sangat dibutuhkan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada
guru kelas IIIB di SD Negeri Jageran pada hari Senin, 16 November 2015
dapat diketahui sebagian besar minat membaca siswa di kelas IIIB masih
kurang dan belum memenuhi nilai standar yang telah ditentukan yaitu minimal
siswa mendapat nilai KKM 75%. Menurut para guru kelas IIIB ada beberapa
yang menyebabkan rendahnya minat membaca siswa di SD Negeri Jageran.
Jam kunjungan perpustakaan rendah, dan nilai KKM siswa masih rendah,
daftar hadir siswa hanya beberapa siswa saja di dalam perpustakaan, daftar
pinjaman buku juga masih kurang yang diharapkan, Baik buku pelajaran. Dari
berbagai jenis media yang digunakan dalam membaca, salah satunya adalah
Big Book. Big Book dapat digunakan dalam pembelajaran membaca
permulaan bagi siswa kelas III SD. Tulisan pada Big Book cukup besar dan
gambarnya menarik. Big Book merupakan buku cerita besar berukuran sekitar
60 x 50 cm dan biasanya berisi gambar dengan warna yang indah. “Membaca
dengan menggunakan Big Book baik dilakukan untuk kelas rendah, kelas 1, 2,
dan 3 SD karena siswa belum begitu terampil membaca. Guru membacakan
cerita dengan lambat dari Big Book, yang teksnya ditulis dengan huruf besar
dan dilengkapi dengan gambar berukuran besar yang biasanya berwarna”
Selain itu di perpustakaan juga tidak ada penjaganya yang dapat
mengontrol kegiatan siswa saat di perpustakaan. Oleh karena itu tidak ada
penjaga di perpustakaan maka guru yang harus menjaga siswa saat kegiatan di
perpustakaan sehingga siswa lebih terarah dan tidak hanya bermain-main saat
di perpustakaan.
Selain masalah di atas peneliti menemukan juga bahwa siswa kurang
memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki sebab waktu luang itu hanya
digunakan untuk bermain di lingkungan sekolah, Belum adanya terlihat siswa
membaca buku baik pelajaran pada saat jam istirahat. Ada berbagai cara untuk
meningkatkan minat membaca siswa salah satu dengan menggunakan media
yang mendukung. Banyak ragam media yang dapat digunakan oleh guru untuk
menarik minat membaca siswa salah satunya yaitu media Big Book. Media
Big Book termasuk media cetak yang di dalamnya terdapat gambar dan teks.
Media Big Book sesuai dengan namanya yaitu Big Book adalah buku yang
berukuran besar. Selama proses pembelajaran, guru menyatakan bahwa guru
belum pernah menggunakan media berupa Big book bagi siswa untuk menarik
perhatian dan minat siswa dalam membaca.
Big Book yang merupakan buku cerita berukuran besar juga dapat
digunakan untuk pembelajaran membaca. Big Book kaya akan gambar warna
warni yang membuat siswa tertarik. Di samping itu Big Book juga membuat
siswa dapat membaca dengan jelas karena tulisan yang disajikan didalamnya
berukuran besar. Big Book juga mempunyai beberapa keunggulan diantaranya
kata-kata yang sederhana, Big Book tepat digunakan untuk pembelajaran membaca
permulaan kelas rendah.
Rendahnya minat membaca siswa dapat dilihat melalui aktivitas siswa
dalam memanfaatkan waktu luang yang dimiliki. Siswa pada saat guru tidak
memasuki ruangan kelas siswa tidak memanfaatkan waktu untuk membaca
tetapi siswa hanya bermain di dalam kelas seperti, pada saat waktu luang juga
pada jam istirahat siswa kelas IIIB tidak semuanya siswa masuk di dalam
perpustakaan hanya beberapa siswa yang datang mengunjungi perpustakaan.
Berdasarkan latar belakang di atas penyebab permasalahan utama
adalah kurangnya minat membaca siswa. Untuk membuktikan dugaan
tersebut, maka diadakan penelitian dengan judul “peningkatan minat membaca
menggunakan media Big book pada siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran sewon
bantul”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat didefinisikan
masalah-masalah sebagai berikut.
1. Masih kurangnya minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran.
2. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku di perpustakaan.
3. Waktu luang yang dimiliki siswa misalnya pada jam istirahat kurang
dimanfaatkan untuk mengunjungi perpustakaan tapi hanya digunakan
untuk bermain.
4. Tidak ada penjaga perpustakaan yang dapat membantu kegiatan siswa saat
5. Guru belum memakai media Big Book.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu
adanya pembatasan masalah dengan tenaga, dan kemampuan penelitian yang
terbatas.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada “peningkatan
minat membaca siswa kelas IIIB menggunakan media Big Book SD Negeri
Jageran Sewon, Bantul”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana
meningkatkan minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa
kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul?”.
E. Tujuan penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri
Jageran Sewon, Bantul.
F. Manfaat penelitian 1. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan membuat
kebijakan dalam rangka meningkatkan minat membaca kepada siswa.
b. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan dan pengalaman
c. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sasaran untuk memenuhi tugas
akhir sekali menambah bekal untuk profesi guru kelak.
d. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman
siswa untuk meningkatkan minat membaca siswa.
e. Bagi orang tua, penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pemahaman orang tua akan pentingnya dukungan mereka terhadap
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Minat Membaca
1. Pengertian Minat Membaca
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 246) Membaca
merupaka kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam
teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang
dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses
mental dalam sistem kognisinya.
Nurhadi (Samsu Somadayo, 2011: 5) mengemukakan bahwa
membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti
dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor
eksternal pembaca. Oleh karena itu membaca harus diajarkan kepada
anak-anak sedini mungkin, dengan membaca seseorang dapat berinteraksi
dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan
ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa membaca merupakan proses untuk memahami suatu tulisan untuk
memperoleh informasi atau keterangan dari apa yang dibaca. Membaca
juga melibatkan berbagai proses kegiatan yang mencakup kegiatan fisik
Pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu
membaca permulaan dan membaca lanjut. Kelas rendah siswa masih pada
tahap pembelajaran membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan
tahapan membaca paling awal. “Siswa dituntut untuk mampu
menerjemahkan bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan. Dalam hal ini,
tercakup pula aspek kelancaran membaca. Siswa harus dapat membaca
wacana dengan lancar, bukan hanya membaca kata-kata ataupun
mengenali huruf-huruf yang tertulis” (Sabarti Akhadiah, 1992/ 1993: 11).
Membaca permulaan adalah kesanggupan siswa dalam mengenal
dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang kemudian
diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan,
lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara (Ratno
Saputro, 2012: 19). Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa
membaca permulaan adalah pengenalan dan pemahaman huruf dan
lambang tulisan.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca
permulaan yaitu pengenalan dan pemahaman tulisan berupa kata maupun
kalimat kemudian diucapkan atau dilisankan supaya tulisan tersebut
mempunyai makna tertentu dan pembaca dapat menangkap makna
tersebut. Agar siswa dapat memahami makna dari teks yang dibacanya
siswa tersebut haruslah bersunguh-sungguh dalam membaca apa yang
ingin dibaca. Hal ini diperlukannya bantuan dari guru untuk meningkatkan
Minat merupakan suatu faktor yang cukup penting mempengaruhi
kemampuan membaca. Menurut Tarigan (Dalman 2013: 141) minat
membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri
sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga
memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang
mendalam terhadap makna bacaan.
Dalman (2013: 142) mengemukakan bahwa minat membaca
merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam
rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk
menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk
mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran
dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya.
Farida rahim (2005: 28) mengemukakan bahwa minat yang kuat
akan disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam
kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
membaca merupakan aktivitas membaca yang dilakukan dengan kemauan
anak sendiri dengan tidak memaksa untuk membaca, anak yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan dengan ketersediaan bahan
memotivasi siswanya, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
terhadap membaca akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap
kegiatan membaca.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca
Bunata (dalam Dalman 2013: 142-143) mengemukakan bahwa
minat membaca sangat ditemukan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor
lingkungan, faktor keluarga, faktor kurikulum, faktor infrastruktur
masyarakat, serta faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.
a. Faktor lingkungan keluarga.
Minat membaca sebaliknya dimulai dari lingkungan keluarga.
Di tengah kesibukan sebaliknya orang tua mensihkan waktu untuk
menemani anaknya untuk membaca buku dan orang tua diharapkan
mampu menjadi teladan dalam meningkatkan minat baca anak, anak
sering meniru kebiasaan orang tua .jika orang tua memiliki kebiasaan
orang tuanya. Anak akan merasa senang jika orang tua selalu ada
bersama mereka, karena pada umumnya anak masih membutuhkan
bimbingan orang dewasa agar terbentuk suantu kebiasaan baik.
b. Faktor kurikulum.
Tujuan pendidikan di Indonesia semakin jelas dalam
mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya
sumber daya manusia yang kompetitif tetapi kurikulum yang tidak
tegas mencantumkan kegiaatan membaca dalam suatu bahan kajian
Kepada sekolah guru-guru seaharusnya menjadi teladan bagi siswa
dalam hal membaca buku, waktu-waktu kosong sebaliknya diisi
dengan membaca buku.
Perpustakaan di sekolah sebaiknya dikelolah dengan baik agar
buku-buku yang tersedia dapat dimanfaatkan siswa dengan baik.
Proses pembelajaran pun harus dapat mengarahkan siswa untuk rajin
membaca buku dengan memanfaatkan literature yang ada di
perpustakaan atau sumber belajar lainnya.
c. Faktor infastruktur masyarakat.
Kurangnya minat baca masyarakat ini dapa dilihat dari
kebiasaan sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih
menghabiskan uang demi hal kain dari pada membeli buku ke toko
buku atau pun ke perpustakaan, misalnya lebih memilih ke
tempat-tempat ramai. Kurangnya minat membaca masyarakat dapat dilihat
juga di tempat-tempat umum misalnya terminal bus, stasiun kereta api
lebih banyak orang memilih menungguh kendaraan tanpa aktivitas atau
lebih memilih bermain handphone dibandingkan membaca buku.
d. Faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.
Sebaiknya pemerintah daerah mengadakan suatu program
seperti perpustakaan keliling atau perpustakaan tetap di tiap-tiap
daerah agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.Dilihat dari
kenyataan sebenarnya pemerintah sudah menyediakan berbagai
tersedia wilayah, setiap universitas dilengkapi perpustakaan, dan
lembaga penddidikan yang lainnya juga dilengkapi dengan
perpustakaan. Akan tetapi, fasilitas yang ada belum dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat pada umumnya.
Abdul Hadis (2006: 45) mengemukakan minat belajar anak
juga dipengaruhi berbagai faktor diantaranya faktor objek belajar,
metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh
guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas
pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru, dan lainnya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam
peningkatan minat membaca siswa.
1) Faktor personal
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
anak, meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan
membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Dari beberapa faktor
yang ada dalam diri anak dapat dijelaskan dalam kecerdasan
kemampuan anak dalam membaca. Dari hal tersebut kebutuhan
psikologiis harus diperhatikan sejak anak masih berumur usia dini
karena itu merupakan bekal anak untuk tahap perkembangan
2) Faktor institusional
Faktor institusional aadalah faktor-faktor yang di luar diri
anak, yaitu:
1) Ketersediaan jumlah buku-buku dan jenis-jenis buku bacaan.
2) Terhadap gambar-gambar yang menarik dan warna-warni
3) Status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis.
4) Pengaruh orang tua, guru, teman sebaya anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
membaca pada siswa dapat meningkatkan jika semua pihak berperan aktif
baik orang tua, guru, pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya,
pada dasarnya siswa sekolah dasar masih membutuhkan bimbingan dari
orang yang lebih dewasa.
3. Upaya Meningkatkan Minat Membaca
Peningkatan minat membaca mau tidak mau kini sudah sangat
diperlukan. HG.Tarigan (2008: 106-107) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan minat membaca, perlu sekali pembaca berusaha.
a. Menyediakan waktu untuk membaca
Waktu adalah emas, perkataan ini yang sering menjadi
ungkapan orang untuk menghargai waktu mereka dengan berbagai
macam kesibukan. Membaca merupakan usaha yang paling efisien
untuk mengetahui segala kejadian dunia modern. Oleh karena itu,
15-30 menit dalam sehari harusnya digunakan untuk membaca. Dikatakan
untuk mencoba membaca dalam hidupnya apalagi seorang siswa dan
guru, bagi siswa sekolah dasar upaya ini tidak mudah dilakukan, peran
aktif orang dewasa sangat dibutuhan agar dapat terbentuk kebiasaan
menyediakan waktu tersendiri untuk membaca dengan teratur.
b. Memilih bahan bacaan yang baik.
Memilih bahan bacaan yang hendaknya diperhatikan saat ingin
membaca karena bahan bacaan yang tidak diinginkan akan menghilang
minat membaca juga. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi siswa dan guru,
kedua pihak ini harus membaca berbagai sumber bacaan. Akan tetapi,
bagi siswa sekolah dasar sebaiknya bacaan yang disediakan
disesuaikan dengan keinginan dan perkembangan siswa seperti yang
diungkapkan oleh Jos Daniel (1996:136-138) bahwa pemilihan bahan
bacaan bagi siswa perlu memperhatikan kebermaknaan dan
kemenarikan teks bacaan; isi budaya dalam bacaan dan derajat
kesulitan teks sesuai dengan jenjang pengetahuan kebehasaan siswa.
Bob Harjanto (2011: 42-68) mengemukakan beberapa tips
untuk menumbuhkan bacaan anak pada anak antara lain:
1) Membiasakan membacakan buku sejak anak dalam kandungan,
sejak dalam kandungan anak sudah bisa mendengar suara ibu dan
ayahnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membaca kepada anak,
misalnya membacakan ayat-ayat suci.
2) Membiasakan membaca buku setelah anak lahir, seorang bayi
karena otak bayi dari 0 hingga 3 tahun bagaikan spontan yang akan
menyerap informasi apa pun dari sekelilingnya. Sebaiknya
buku-buku cerita kepada anak harusnya lebih menarik lagi agar anak
juga tidak jenuh dalam membaca buku cerita, ada beberapa teknik
dalam membaca buku yang dapat anak senangi yaitu: menikmati
dan gembira dengan dibacakan buku cerita. Teknik tersebut
diantaranya melakukan persiapan, bercerita dengan semangat, jika
anak tidak bosan dalam membaca buku cerita anak dapat
menceritakan kembali yang dia pahami oleh buku cerita, membaca
buku kepada anak harus dilakukan sejak dini tak perlu menungguh
sampai anak bisa membaca sendiri.
3) Jadilah model atau panutan, bila orang tua menunjukkan kecintaan
pada buku dan membaca, maka anak-anak pasti akan
mengikutinya, maka kita sendiri pun sebagai orangtunya harus jadi
model panutan untuk anak tunjukkan bahwa kita sangat antusisasi
pada buku, anak akan meniru kebiasaan tersebut;
4) Jadilah buku sebagai pusat informasi, rasa ingin tahu anak sangat
tinggi. Meskipun kita ketahui hal yang mereka tanyakan kita
menjawabnya secara langsung, bagi anak anak usia sekolah
biasakan mereka menjadi buku sebagai sarana untuk menjawab
ketidaktahuan mereka.
5) Mengajak anak ke tempat toko buku atau perpustakaan, waktu
untuk mengunjungi perpustakaan, atau pameran buku. Di sekolah
juga dapat diarahkan ke perpustakaan dengan tetapi anak harus
dikontrol;
6) Membeli buku yang sesuai dengan minat anak, orang tua kadang
bersifat memaksa dalam memilih buku bacaan anak, padahal anak
belum tentu mau membaca buku yang orang tua pilihkan, Padahal
memaksa selera pribadi anak justru dapat menggangu dan
menghambat minat membaca anak. Anak perlu pendamping atau
bimbingan dalam batas-batas tertentu;
7) Mengatur keuangan dalam membeli buku, merupakan media yang
terpenting bagi proses menjadikan anak pandai, berwawasan luas.
Salah satu untuk memiliki buku adalah dengan cara membelinya di
took buku. Oleh karena itu orang keungan keluarga harus
disisipkan untuk membelikan buku anak;
8) Tukar buku dengan teman, dana terkadang menjadi kendala bagi
keluarga untuk membeli buku. Orang tua juga dapat mengerti
kepada anak tentang cara memliki buku, anak bisa saling menukar
buku kepada temannya dengan ketentuan kebersihan dan
keuntungan buku tersebut;
9) Beri hadiah yang memperbesar semangat membaca, orang tua
sangat penting untuk membangun kepercayaan diri anak.
Anak-anak juga sangat semangat jika diberi hadiah atau penghargaan.
membaca. Jika anak dapat menyelesaikan pembacaan sebuah buku
anak dapat menceritakan ulang dengan kata-kata positif yang akan
membangun rasa percaya diri anak dalam membaca sehingga anak
akan menyukai kegiatan membaca;
10) Jadilah buku sebagai hadiah untuk anak, anak yang akan senang
hadiah dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan minat
membaca anak. Misalnya momen penting serta kenaikan kelas
anak mendapatkan hadiah yang dinanti-nantikan oleh setiap
kenaikan kelas.
11) Membuat buku sendiri, orang tua dapat cara tersendiri agar anak
senang dengan buku, anak bisa diajak di sekolah membuat buku
tersendiri agar anak nanti lebih senang dengan buku. Anak bisa
diajak membuat buku dengan menentukan judul keluargaku, anak
dapat memilih judul tersendiri agar anak dapat mencintai buku
yang dibuat sendiri oleh anak, membuat buat buku sendirimenjadi
salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang anak. Anak juga
mempunyai kesempatan untuk berkarya dan mengembangkan
imajinasinya;
12) Menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau, tempat
yang dijangkau buku juga mempengaruhi minat baca anak. Oleh
karena itu guru dan orang tua sebaliknya menyadari hal ini. Buku
13) Jadilah orang tua yang gemar bercerita, orang tua tentu saja
memiliki gemar bercerita atau yang penuh banyak pengalaman.
Pengalaman-pengalaman tersebut dapat menjadi bahan cerita bagi
anak tetapi cerita tersebut dikemas sesuai bahasa anak yang dapat
dimengerti, misalnya cerita rakyat yang mempunyai nilai-nilai
karakter yang baik;
14) Buatlah perpustakaan keluarga, perpustakaan rumah dibuat
semampunya karena membuat perpustakaan memang butuh biaya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
upaya peningkatan harus minat membaca pada siswa harus
membutuhkan proses yang panjang bahkan anak yang masih dalam
kandungan, dan siswa yang sudah sekolah, orang tua juga harus
memiliki peran dan sangat besar dalam meningkatkan minat membaca
pada siswa.
4. Unsur unsur yang Mempengaruhi Minat
Elizabeth B. Hurlock (1978: 32) mengemukakan bahwa ada
unsur-unsur minat, macam-macam minat dan fungsi minat, yaitu :
a. Unsur Unsur Minat
1) Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti dengan baik,
dan hal ini berpengaruh terhadap minak anak dalam pembelajaran.
Sumadi Suryabrata (2004: 14) menyatakan bahwa “ perhatian
aktivitas yang dilakukan.” Kemudian slameto (2003: 105),
berpendapat “perhatian anak adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam hubungan dengan pemilihan rangsangan yang
datang dari lingkungan.
Maka dari itu sebagainya seorang guru harus selalu
berusaha untuk menarik perhatian peserta didikmya sehingga
mereka mempunyai minat terhadap pembelajaran membaca yang
diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan
memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengerbangkan
waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang
anak yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, anak
pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus
dengan belajar.
2) Perasaan Senang
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak
terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan yang
didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan alami
dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf (Sumadi
Suryabrata, 2004: 66) tiap aktivitas dan pengalaman yang
dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan
dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapa timbul karena
mengamati, menanggap, mengingat-ingat atau memiliki.
Perasaan terkait sebagai faktor psikis non intelektual, yang
khusu berpengaruhterhadap semangat belajar. Jika seorang anak
mengadakan penelitian yang agak spontan melalui perasaannya
tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasil
penilaian yang positif maka akan timbul perasaan yang senang
dihatinya akan tetapi jika penilaiannya negative makan akan timbul
perasaan tidak senang. Perasaan senang akan meninmbulkan minat,
yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan
tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak
adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam
belajar.
3) Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai
dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku ( Sumadi
Suryabrata, 2004: 155).Seseorang melakukan aktivitas belajar
karena ada yang mendorong.Hal ini sebagai motivasi belajar dara
penggerakannya yang mendorong seseorang untuk belajar.
Sedangkan, minat merupakan potensi psikologi yang dapat
termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas
belajar dalam rentang waktu yang tertentu.
4) Bakat
Bakat merupakan suatu unsur dari dalam diri yang erat
hubungannya dengan mianat.Bakat merupakan faktor yang dibawa
sejak bayi yang dapat mengebangkan minat. Bakat dapat
berkembang apabila ditunjang atau didukung oleh lingkungan yang
memadai dengan bimbingan intensif (Supri Harjana 2003: 15).
5) Cita-cita
Cita-cita merupakan suatu unsur kejiwaaan yang dapat
mempengaruhi dirinya mengarah (melukis) untuk menimbulkan
adanya minat (Supri Harjana 2003: 15).
6) Dorongan
Motif yang memebrika alasan, penyebab mendorong
seseorang sehingga yang bersangkutan dapatbberbuat.Motif tertuju
ke sesuatu tujuan, sedangkan tujuan motif disebut intensif. Peran
motif dalam setiap individu sama, tetapi realisasinya menimbulkan
aktivitas yang berbeda. Motif juga sebagi dorongan manusia untuk
berbuat agar kebutuhannya dapt dipenuhi, sehingga tepat menuju
7) Kemauan
Bila seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek
tertentun berarti seseorang itu ada kemauan untuk melakukan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan objek tersebut.Dengan adanya
kemauan yang kuat sberarti seseorang sudah mengantongi modal
yang kuat untuk mencapai tujuan (Supri Harjan 2003: 19).
Prosesnya pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan
mungkin melakuka aktivitas belajar. Hal ini merupaka pertanda
bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Oleh karena itu apa yang seseorang lihat sudah
tentu membangkitkan minatnya sejauh mana yang ia lihat itu
mempunyai hubungan denga kepentingan sendiri.
Jadi motivasi merupaka dasr penggerakan yang mendorong
aktivitas belajar seseorang sehingga anak berminat terhadap suatu
objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Dari
beberapa pendapat para ahli di atas bahwa unsur-unsur minat
dapat disimpulkan yaitu keterkaitan anak untuk belajar. Seseorang
anak yang memiliki minat yang tinggi maka akan termotivasi
untuk belajar. Adanya minat belajar dapat dipengaruhi berbagai
hal, terutama saat pembelajaran: perhatian, perasaan senang, motif,
b. Macam-macam Minat.
Ada dua macam minat yaitu: minat instriktik dan minat
ekstrinsik. Minat instriktik adalah yang berkaitan dengan aktivitas itu
sendiri, yang lebih mendasar dibanding minat ekstrinsik, minat ini asli
dari dalam diri yang bersangkutan. Sedangkan minat ekstrinsik adalah
minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Contohnya minat
instrinsik yaitu anak sudah mempunyai minat dari diri anak. Contoh
minat ekstrinsik yaitu: anak laki-laki melihat sepak bola di televise,
anak akan merasa senag seperti pemain bola tersebut. Maka anak
mempunyai minat dan ingin menjadi pemain sepak bola.
c. Fungsi Minat
Fungsi minat bagi kehidupan anak dapat dipengaruhi beberapa
hal seperti sebagai berikut:
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita
Sebagai contoh anak yang berminat pada guru maka
cita-citanya adalah sebagai guru professional yang mempunyai
kepintaran, sedangkan anak yang berminat pada kedoteranmaka
cita-citanya menjadikedoteran.
2) Minat sebagai pendorong yang kuat
Minat anak untuk menguasai pembelajaran bisa
mendorongnya untuk belajar di rumah bersama teman-temannya.
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan
diberi pembelajaran tapi antara satu anak dengan yang lain
mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.
4) Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak-kana sering
tertawa seumur hidup karena minat membawah kepuasan.
Sebagai contoh minat menjadi guru yang telah membentuk
sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan.
Dan apa bila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi observasi
yang akan di bawah.
Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa minat anak
terbentuk sejak kecil yang mempengaruhi intensitas cita-cita. Minat ini
akan menjadi motivasi yang kuat bagi anak untuk belajar. Untuk
memperoleh hasil belajar yang baik maka anak harus mempunyai
minat yang tinggi.
B. Kajian tentang Media cetak 1. Pengertian Media Cetak.
Media cetak merupak suatu media yang menggunakan bahan dasar
kertas atau kain untuk digunakan menyampaikan pesan kepada orang
lain.Dalam media cetak ini yang menjadi unsur utama adalah tulisan (teks)
dan gambar (visual), atau dapat dikombinasikan menjadi satu.Secara
penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan
kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis.Media cetak
ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media
eletronik dan juga media digital.Moh Faiz (2013)
Daryanto (2010: 24) berpendapat bahwa media cetak merupakan
produk alat pencetak semakin modern dan efektif penggunaannya media
cetak terdiri dari buku pelajaran, surat kabar, dan majalah, ensiklopedi,
buku suplemen, dan pengajaran terprogram. Dengan menggunakan media
cetak siswa bisa mengetahui informasi dari berbagai sumber, dari
sumber-sumber tersebut siswa dapat mengetahui pengetahuan- pengetahuan baru.
Hujair Ah Sanaky (2013: 57) mengatakan media cetak
adalahsuatujenis media yang paling banyak digunakan dalam proses
pembelajaran. Media cetak juga memiliki banyak bentuk yang sangat
bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal dan
majalah ilmiah. Dalam proses pembelajaran media cetak ini dapat
dikombinasikan dengan sebagai alat informasi utama dan terhadap
penggunaan media lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media cetak merupakan bahan dasar dari kertas atau kain yang bisa
digunakan untuk menyampiakan pesan kepada orang lain secara efektif
agar penerima informasi mengetahui informasi-informasi terkait dengan
2. Jenis-jenis Media Cetak
Adapun Jenis jenis media cetak menurut Daryanto (2010: 24-26)
antara lain:
a. Buku pelajaran merupakan suatu penyajian dalam bentuk cetakan yang
secara logis membahas tentang cabang ilmu pengetahuan atau bidang
studi tertentu.
b. Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk
cetak yang peranan dan pengaruhnya tidak diragukan lagioleh
masyarakat yang membacanya.
c. Ensiklopedi atau kamus besar yang membahas tentang berbagai
peristilahan ilmu pengetahuan yang baru dan akan dijadikan sumber
yang cukup penting bagi siswa. Sumber bacaan ini merupakan bacaan
penunjang.
d. Buku suplemen merupakan ukuran-ukuran yang lebih kecil dan
menarik lebih perhatian anak-anak, hal ini akan menambah
pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap yang cukup menunjang
kemantapan kebribadian anak.
e. Pengajaran berprogram adalah salah satu jenis penyampaian
pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar
secara individu sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya
dan melalui media ini siswa dapat memperoleh hasil dengan
Hujair Ah Sanaky (2013: 100-103) mengungkapkan jenis jenis
media cetak ada beberapa yaitu:
a) Kartun
Sebagai alat media yang menggunakan gambar interpretative
yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara
cepat dan ringkas terhadap orang lain, kemampuan media kartu sangat
besar menarik perhatian sikap maupun tingkah laku.
b) Poster
Poster tidak saja penring untuk menyampaikan kesan kesan
sesuatu.Poster adalah gambar yang berukuran besar dan memberi
tekanan pada satu atau dua ide poko secara sederhana dan jelas. Poster
juga cepat dipahami bagi orang-orang atau masyarakat yang
melihatnya. Poster juga dapat direkayasa sedemikian rupa agar dapat
menarik perhatian orang.
c) Alat gambar berseri
Alat gambar yang berseri suatu alat yang disdain sedemikian
rupa untuk dapat meletakkan gambar-gambar dalam suatu pesan bahan
pembelajaran. Maka pembelajaran dapat mempermudah dan
menangkap materi pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan
media gambar berseri.
Berdasarkan kesimpulan di atas pada penelitian ini peneliti
mengunakan media berupa Big Book yang berukuran besar dan gambar
berupa media cetak yang bisa menyapikan pesan kepada siswa berupa
buku besar yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Pengertian Media Big Book
Dalam proses pembelajaran di SD, keberdaan media sangat
penting. Media berpengaruh terhadap antusias siswa untuk belajar. Media
membantu siswa agar lebih mudah lagi memahami materi yang di pelajari.
Salah satunya upaya meningkatkan minat membaca siswa, dengan
menggunakan media. Fungsi media dalam pembelajaran mengarahkan
perhatian pembelajaran untuk menerima informasi atau pesan dan berguna
untuk meningkatkan informasi (Hujar AH Sanaky 2013: 7-8) tentu saja
siswa akan lebih mudah paham dengan menggunakan media Big Book
dengan gambar dibandingkan dengan kata kata.
Menurut Musfiqon (2012: 28) media akan memperjelas sebagai
alat bantu berupa fisik maupun nonfisik sengaja digunakan sebagai
perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran
agar lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa
untuk belajar lebih lanjut. Guru yang mengajar dengan memakai media
akan lebih maju dibandingkan dengan guru yang belum menggunakan
media, siswa yang lebih memahami suatu konsep saat guru menghadirkan
media di dalam kelas.
Pengertian media disampaikan oleh beberapa ahli diantaran Robert
Heinich, dkk dalam Musfiqon (2012: 26) menjelaskan bahwa media
dan penerima. Lebih lanjut Arief S. Sadiman (1986: 6) mempaparkan kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Berdasarkan menurut parah ahli dapat disimpulkan media berupa
alat peraga untuk membantu guru dan siswa agar lebih menggunakan
benda kongkrit tidak dengan kata kata, agar siswa lebih memahaminya lagi
dengan materi yang di pelajari.
Senada dengan Arif S. Sadiman, Oemar Hamalik dalam Musfiqo
(2012: 27) mengatakan bahwa media adalah sebagian teknik yang
digunaka dalam rangka lebih mengatifkan komunikasi anatar guru dan
murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Briggs
dalam (Rostina Sundaya 2013: 5) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang ada dalam buku tepe-recorder, kaset, video, kamera, flim,
slide. Media merupakan alat bantu untuk memberikan perangsangan bagi
peserta didik supaya terjadi proses pembelajaran.
Sedangkan Gegne melalui Musfiqon (2012: 27) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis kompenen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Brings menyatakan bahwa media alat
bantu untuk memberikan merangsangan pikiran, perhatian, dan minat bagi
siswa supaya proses belajar terjadi.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
guru kepada siswa yang dapat menjelakan penyajian pesan jadi yang
abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan merangsang
perhatian dan minat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Usaid (2015: 19) mengemukakan bahwa Big Book buku
bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book
berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun
gambar,sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama
antara guru dan murid. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya A3, A4,
A5, atau seukuran Koran. Dahlberg melalui Usaid (2015: 20)
mengemukakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca
melalui cara mengingat dan mengulang bacaan.
Berdasarkan menurut para ahli di atas mengakatakan bahwa media
Big Book membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran, dan untuk
membantu guru dengan alat peraga untuk menyampaikan pesan kepada
siswa dengan membuat media abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah
dipahami siswa dan merangsang minat membaca siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
4. Hakikat Big Book
Kasihani K.E. Suyanto ( 2010: 104) menjelaskan bahwa media Big
Book merupakan salah satu media yang disenangi anak-anak dan dapat
dibuat oleh guru sendiri. Buku berukuran besar ini biasanya digunakan
dengan tulisan berukuran besar di beri gambar dan warna-warni. Anak
biasa membaca sendiri atau mendengarkan cerita oleh guru kelas.
Big Book dapat menjadi motivasi yang kuat untuk anak belajar
mengucapkan kata, bentuk dan jenis kata sepeti majemuk, kata kerja
singkat, maupun sajak. Kebiasaan dalam mendengarkan atau membaca
cerita akan menambah kosakata yang kuat. Menutut pendapat lynch
(melalui Ika dan Bambang, 2012: 9).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa media Big Book
merupakan media untuk belajar mengucapkan kata, bentuk maupun jenis
kata yang digemari anak-anak. Big Book digunakan di kelas rendah seperti
kelas I, II, III yang berisi cerita singkat yang bermakna dan bergambar.
5. Keuntungan Menggunaka Big Books
Usaid (2015: 21) menyebutkan beberapa keuntungan menggunakan
Big Book yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlihat dalam kegiatan membaca dengan cara yang tidak menakutkan.
b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan tersebut.
c. Memungkinkan siswa secara bersama sama memberi makna kepada
setiap tulisan yang ada dalam Big Book.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan batuan guru dan teman-teman lainnya.
e. Diskusi siswa, termasuk siswa terlambat membaca. Dengan membaca
Big Book bersama-sama, timbul keberanian dan dan keyakinan dalam diri siswa bahwa mereka” sudah bisa” membaca.
f. Mengembangkan semua aspek bahasa.
Keuntungan menggunakan Big Book menurut Mohana Nambiar
(1993: 5) yaitu;
a. Karena Big Book berukuran besar, siswa dapat melihat lebih jelas
cerita yang jelas, seperti saat mereka membaca buku sendiri. Hal
tersebut tentu akan menarik bagi siswa.
b. Big Book merupakan pembelajaran lebih fokus terhadap membaca dan
juga guru. Biasanya guru yang mengunakan buku kecil siswa lebih
banyak tidak memperthatikan guru pada saat menjelaskan di depan
kelas, Namun dengan menggunakan Big Book akan lebih menarik lagi
bagi siswa.
c. Siswa akan lebih memahami isi cerita yang ada di dalam Big Book dari
pada buku bacaan biasa karena kata-kata yang mengandung dalam Big
Book berisi tulisan dan gambar. Siswa dapat mengikuti kata-kata yang
diucapkan oleh guru.
d. Big Book membantu siswa memahami isi cerita karena dalam Big Book
terdapat tulisan dan juga gambar. Dengan gambar tersebut akan
membantu siswa dalam memahami isi cerita,
e. Big Book merupakan hal yang baru bagi siswa karena media tersebut
baru digunakan di dalam kelas. Hal baru akan membuat siswa lebih
tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang
ada di dalam Big Book, sehingga siswa sangat antusiasi dalam
Usaid (2015: 20) menjelaskan karakteristik Big Book yaitu;
a. Cerita singkat 10-15 halaman yang melibatkan siswa lebih tertarik
dengan media,
b. Pola kalimat yang lebih jelas sehingga siswa mudah mengerti,
c. Gambar yang besar membantu siswa lebih mengerti makna dari
cerita,
d. Jenis ukuran huruf yang besar agar siswa lebih jelas membacanya,
e. Dengan isi cerita media Big Book lebih jelas agar siswa lebih
mudah memahaminya.
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa Big
Book merupakan buku cerita yang berukuran besar dengan gambar
yang berwarna warni sehingga dapat menari minat membaca siswa
dan cerita yang sederhana dan digunakan siswa untuk belajar dan
menambahkan kosakata.
6. Kriteria Pemilihan Media PembelajaranBig Book
Menurut Nana Sudjanah dan Ahmad Rifai (2013: 4-5)
mengemukakandalam memilih media sebaiknya memperhatikan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; yang mengandung makna
bahwa media pengajaran dipilih atas dassar dan tujuan-tujuan
instruksional yang ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi dalam pelajaran yang memiliki makna bahwa
sangat membutuhkan bantuan media agar siswa lebih memahami
materi yang disampaikan.
c. Kemudahan memperoleh media; yang artinta media yang diperlukan
mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru untuk proses
mengajar dan media ini biasanya tidak memerlukan biaya yang
mahal, disamping sederhana penggunaannya juga praktis.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya apapun media
yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menerapkannya
dalam proses pengajaran.
e. Tersedia waktu untuk menggunaknnya; artinya media dapt
digunakan dalam waktu yang efektif sehingga media tersebut
memiliki kegunaan dan bermanfaat bagi siswa selama pengajaran
berlangsung.
f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa; artinya dalam memilih media
untuk proses pengajaran guru harus menyesuaikan dengan tarag
berpikir siswa, agar maknayang terkandung dalam media tersebut
dapat dan mudah dipahami oleh siswa.
Musfiqon (2012: 188-121) berpendapat bahwa kriteria-kriteria
pemilihan media Big Book dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Kesesuaian dengan tujuan
Pemilihan media juga hendaknya menjunjang ke tujuan
sudah ditetapkan dalam tujuan pemeblajaran agar lebih efektif dan
efisien.Maka media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajran dapat berfungsi secara optimal.
b. Ketepatgunaan
Proses konteks media pembelajaran diartikan dengan
pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu
dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan
gunakan dalam pembelajaran seperti media yang digunakan yaitu Big
Book, materi yang dipelajari harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran maka media Big Book juga berisi gambar-gambar.
c. Keadaan peserta didik
Dalam pemilihan media juga harus dipertimbangkan dengan
keadan peserta didik, karena kemampuan siswa juga berbeda-beda
dalam pemilihan media Big Book juga tidak terlalu sulit untuk siswa
suapaya dapat mengerti dengan pembelajaran yang dijelakan oleh
guru.
d. Ketersediaan
Suatu media sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran media juga tidak digunakan jika tidak tersedia di
sekolah, media merupaka alat mengajar yang seharusnya sudah
disediakan dari sekolah untuk memenuhi keperluan guru. Jika guru
maka guru juga harusnya memilih media alternatif yang sudah
tersedia di sekolah untuk membuat media Big Book tersebut.
e. Biaya kecil
Pemilihan media yang digunakan hendaknya dapat dijangkau
dengan biaya yang murah tetapi dapat berguna dalam proses
pembelajaran, dan media tersebut juga dapat digunakan dengan
berulang kali artinya media tersebut tidak sekali pakai dan dapat
digunakan untuk kedepannya.
f. Keterampilan guru
Kemampuan guru terkadang menjadi kendala dalam
pemilihan dan penggunaan media guru lebih dominan menggunakan
media sederhana dengan alasan mereka kurang mampu atau kurang
memahami dalam menggunakan media yang lebih bagus dan
modern. Pada dasarnya media yang akan dapat meningkatkan hasil
yang optimal. Jadi seharusnya guru harus lebih membuka wawasan
dan pengetahuan baru tentang media pembelajaran yang lebih
menarik bagi siswa.
g. Mutu teknis
Media yang dipilih hendaknya memiliki mutu teknis yang
bagus kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian
pesan atau materi pembeljaaran kepada anak didik, Untuk itu media
yang dipilih dan dapat digunakan hendaknya memilih mutu teknis
Selain itu Azhar Arsyad (1997: 75-76) mempaparkan kriteria
memilih media untuk kepentingan pengajaran sebagai berikut;
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran,
b. Tepat untuk mendukung isi pembelajaran,
c. Praktis, luwes, dan bertahan,
d. Guru juga terampil dalam memilih media,
e. Pengelompokkan sasaran,
f. Mutu teknis dan pengembangan yang lebih baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan
bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran
sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang sudah
tercantum di atas, supaya dapat membantu dan mempermudah
tugas-tugas sebagai seorang pengajar, karena dengan media guru mudah
dapat menyampaikan tujuan pembelajaran, dan juga media dapat
mempermudah siswa dalam memahami isi materi yang disampikan.
7. Langkah langkah Pembelajaran Menggunakan Media Big Book Susan Barbara (2006: 494-497) memaparkan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan Big Book supaya memudahkan guru
untuk mengajar lebih mudah. Berikut langkah-langkah pembeljaran
menggunakan media Big Book:
a. Guru yang membuat media Big Book sendiri dapat membuat cerita
yang akan di tulis ke dalam Big Book. Cerita merupakan cerita
sederhana yang cocok untuk kelas IIIB SD. Bisa juga cerita yang
sudah dikenal supaya mereka lebih mengerti jalan cerita.
b. Setelah membuat cerita, guru dapat dapat menggunakan kertas manila,