• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode drill pada materi trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode drill pada materi trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

CLAUDIUS HENDRA AGATAMA

NIM : 091414016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DRILL PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

CLAUDIUS HENDRA AGATAMA

NIM : 091414016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, Skripsi ini kupersembahkan untuk,

Tuhan Yesus.

Bapak, Ibu, Adik, Simbah, Pacar, Sodara-Sodari, dan Teman-Teman.

(6)
(7)

vi

ABSTRAK

Claudius Hendra Agatama, 2013. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill Pada Materi Trigonometri Di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013 pada materi trigonometri. Penelitian ini diawali dengan observasi. Tujuannya untuk mengumpulkan data sebelum pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dianalisis secara deskripsi kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur tahun ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari 18 siswa dengan materi trigonometri.

Penelitian dimulai sejak bulan Februari dan pengambilan data dilaksanakan selama 2 minggu yang terdiri dari 4 kali kegiatan pembelajaran. Sebelum penelitian dilaksanakan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sesudah penelitian dilaksanakan tes hasil belajar. Dalam proses pembelajaran siswa berlatih secara terus-menerus. Data pretasi belajar siswa diperoleh melalui hasil-hasil tes prestasi belajar siswa. Pengamatan selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang membantu penelitian.

Hasil penelitian terdiri dari (1) deskripsi kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode drill. (2) Melihat sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dalam materi trigonometri menggunakan metode drill. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta mengalami peningkatan prestasi belajar materi trigonometri dengan menggunakan metode drill. Peningkatan prestasi siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tinggi dilihat dari rata-rata kelas dan ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(8)

vii ABSTRACT

Claudius Hendra Agatama, 2013. Improving Student Achievement Through Drill Method On Trigonometric Materials In Sang Timur Catholic High School Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to improve student achievement X3 Sang Timur Catholic High School Yogyakarta the academic year 2012/2013 in the matter of trigonometry. This study begins with the observation. The goal is to collect data before the implementation of the study. This study analyzed qualitative description. The research subjects were students X3 Sang Timur Catholic High School academic year 2012/2013 which consisted of 18 students with the material trigonometry.

This study began in February and retrieval of data held for 2 weeks consisting of 4 times the learning activities. Prior research conducted initial tests to determine the ability of students' initial ability. After studying the results of research conducted test. In the learning process of students practicing continuously. Students' interpretation of the data obtained through the results of student achievement tests. Observations during the learning process conducted by researchers and classroom teachers who helped research. The results consist of (1) a description of classroom teaching and learning activities using the drill. (2) Looking at the extent of drill method can improve student achievement Sang Timur Catholic high school in Yogyakarta trigonometry material using drill. The results showed that students in class X3 Sang Timur Catholic high school has increased student achievement trigonometry material using drill. Increased student achievement X3 class Sang Timur Catholic High School Yogyakarta seen from the relatively high average grade and minimum achievement of mastery criteria (KKM).

(9)
(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan

membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dominikus Arif Budi P. S.Si.,M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi,

pembimbing akademik, pembimbing PPL yang telah bersedia memberi saran,

kritik serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan

(11)

x

5. Sr.Helaria.PIJ, selaku Kepala SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta dan Ibu

Lia, selaku guru yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

6. Siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran

2012/2013 yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian

ini.

7. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

8. Bp. Fl.Haryadi K dan Ibu Budi Murni. Terima kasih atas doa, bimbingan dan

semangatnya selama ini.

9. Orang terkasih Maria Daniar R atas pengorbanannya selama ini.

10.Teman-teman seperjuangan P.Mat 2009 terima kasih atas semangatnya.

11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan para

pembaca.

Yogyakarta, 19 Juli 2013

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar ... 9

2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 13

2.3 Pengertian Metode Belajar ... 15

(13)

xii

3.7 Instrumen Penelitian dan Pembelajaran ... 36

3.8 Validasi Instrumen ... 39

3.9 Metode Analisis Data ... 40

3.10 Perencanaan Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Persiapan Penelitian ... 46

4.2Pelaksanaan Penelitian di Sekolah ... 47

4.3Hasil Penelitian ... 57

4.4Analisis Data dan Pembahasan ... 58

4.5Rangkuman Hasil Analisis dan Pembahasan ... 63

4.6Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 65

5.2Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rumus Trigonometri ... 27

Tabel 2.2 Rumus Identitas Trigonometri ... 28

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X ... 33

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 37

Tabel 3.3 Kisi-Kisi LKS ... 37

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal ... 38

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik ... 41

Tabel 3.6 Hasil Belajar Siswa ... 42

Tabel 4.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 47

Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa ... 48

Tabel 4.3 Hasil Kuis I ... 52

Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar ... 56

Tabel 4.5 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa ... 57

Tabel 4.6 Ketuntasan Tes Hasil Belajar ... 59

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Tes ... 60

Tabel 4.8 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 60

Tabel 4.9 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 61

Tabel 4.10 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Dengan RPP ... 62

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 Surat Ijin Penelitian ... 70

Lampiran2 Tes Awal Trigonometri ... 71

Lampiran3 Latihan Soal Siswa ... 75

Lampiran4 Kuis I ... 77

Lampiran5 Latihan Identitas ... 79

Lampiran6 Tes Akhir Trigonometri ... 81

Lampiran7 Foto Penelitian ... 83

Lampiran8 RPP I ... 86

Lampiran9 RPP II ... 89

Lampiran10 Hasil Pekerjaan Siswa ... 92

Lampiran11 Format Observasi Kelas ... 108

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram tanda trigonometri ... 25

Gambar 2.2 Segitiga siki-siku ABC ... 27

Gambar 4.1 Pekerjaan Siswa ... 50

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meskipun orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang

sulit, namun semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Kesulitan matematika harus diatasi

sedini mungkin, karena hampir semua bidang studi memerlukan ilmu matematika.

Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, banyak siswa yang malas dalam

mengerjakan latihan soal matematika dan lebih menunggu jawaban teman di papan

tulis. Belajar matematika haruslah dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar

matematika itu sama halnya dengan belajar berenang, yakni tidak ada kemajuan

penguasaan jika tidak melakukan kegiatan secara langsung.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya

(Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak

sekedar mengamati, tetapi juga harus menghayati, terlibat langsung dalam

perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Maksudnya adalah siswa

harus memiliki rasa tanggung jawab atas proses,akibat dan hasil pekerjaan yang

(18)

kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan terlalu banyak

ceramah, sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami.

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru

mengajar dan siswa belajar. Siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui

berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek

kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu

menciptakan lingkungan yang efektif dan mampu mengelola proses belajar

mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar mengajar

merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan

sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seorang guru menentukan dan

memilih metode mengajar yang tepat. Selain itu pendidik juga dituntut untuk

mengetahui serta menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya

menguasai metode secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih

metode yang tepat untuk bisa mengoperasionalkan secara baik. ( Zuhairini Abdul

Ghofir,1983;79 ).

Pandangan para ahli menunjukkan bahwa keterlibatan siswa secara langsung

dalam proses pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi siswa tersebut.

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey

dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan

(19)

menerus) adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-

kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih

tinggi dari apa yang dipelajari.( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain,2010;95). Peneliti merasa metode drill merupakan metode yang cocok untuk

melatih siswa mengerjakan latihan soal secara mandiri dan siswa terjun langsung

di dalam pergulatan pemikiran.

Dalam proses belajar mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan

yang salah satunya adalah masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga

menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta

tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum. Di dalam kelas

seringkali siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya dan

sering mereka itu melupakannya. Apalagi ketika ada ujian semester dari dinas,

nilai matematika siswa banyak yang di bawah standart.

Permasalahan tersebut juga terjadi di SMA Katolik Sang Timur

Yogyakarta. Saat ini SMA Katolik Sang Timur memiliki seorang guru lulusan

pendidikan Matematika. Hal ini membuat guru matematika tersebut harus bekerja

keras dalam mengajar (hampir) semua kelas yang ada. Berdasarkan hasil observasi

di SMA Katolik Sang Timur yang memiliki kelas cukup kecil serta siswa kurang

lebih 18-20 orang, guru mencoba menerapkan cara belajar mandiri dalam

pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan pembelajaran matematika di

kelas X, guru berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Setiap

(20)

membantu siswa tersebut secara langsung atau diajukan ke kelas sebagai persoalan

kelas dan atau diterangkan kembali di depan kelas. Ketika siswa diberi kesempatan

untuk bertanya hanya sedikit siswa yang bertanya. Hal ini terjadi karena siswa

bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Kondisi ini tentu sangat

berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pemahaman dan kemajuan pengetahuan

siswa merupakan tanggung jawab guru, oleh karena itu pemilihan metode yang

tepat akan menentukan keberhasilan guru dalam mengajar. Meskipun di bawah

yayasan katolik, namun SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tetap menerima

siswa non katolik, hal ini menambah keberagaman agama dalam bersosial sesama

siswa serta mencerminkan kerukunan antar umat beragama. Namun kebanyakan

masalah yang timbul dalam diri siswa adalah dari rumah, hal ini berdampak pola

belajar di rumah yang tidak terkontrol bahkan mungkin tidak belajar sama sekali di

rumah. Melihat fenomena semacam ini, peneliti berupaya menggugah siswa untuk

belajar secara mandiri di sekolah dengan metode drill. Mengapa peneliti memilih

metode drill? Karena metode drill dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

mengerjakan matematika. Ada pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah

guru yang paling berharga, oleh karena itu metode drill sama dengan memberi

pengalaman belajar secara langsung dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi yang

berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Drill

Pada Materi Trigonometri di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.’’

(21)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis mengemukakan identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Nilai matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur kurang memuaskan, hal

ini akan berdampak buruk pada kelanjutan pembelajaran dan juga nama baik

sekolah.

2. Kurangnya kemampuan siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta

dalam memahami konsep-konsep matematika terutama materi trigonometri

yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

trigonometri.

3. Siswa kurang aktif berlatih mengerjakan soal dan cenderung mencatat apa

yang ditulis guru di papan tulis, sehingga siswa kurang kreatif dalam

menyelesaikan soal.

4. Suasana belajar di kelas kurang kondusif karena banyak siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru.

5. Metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa

merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Guru merasa kewalahan menghadapi keramaian siswa yang tidak terkait

(22)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada

permasalahan penerapan metode drill pada pembelajaran matematika untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang Timur

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi trigonometri.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis dapat mengemukakan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode

drill dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran

Matematika kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?

2. Sejauh mana metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta?

1.5 Tujuan Penelitian

Beranjak dari Rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran

matematika siswa kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMA

(23)

1.6 Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam pertanyaan di definisikan sebagai berikut :

1. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi

seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan

praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang dikatakan belajar,

bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

2. Metode yang dapat dipakai pada penyampaian pembelajaran matematika

sangat bermacam-macam. Tetapi yang dipakai oleh penulis di sini hanya

metode drill.

3. Metode drill adalah cara mengajar seorang guru dengan memberikan

latihan-latihan berupa soal essay kepada siswa agar pengetahuan dan pemahaman

siswa tentang materi ruang dimensi 3 yang telah dipelajari semakin jelas.

4. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam

bidang studi Matematika pokok bahasan Trigonometri semester II (Dua)

setelah penerapan metode drill.

5. Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah segitiga

sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu sudut.

Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu sudut β,

maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β, cosec β serta

(24)

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Calon Guru

Dengan metode drill diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan

sebagai bahan untuk mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik.

2. Bagi Guru

Penggunaan metode drill ini akan mempermudah para guru dalam

mengaktifkan pembelajaran di kelas.

3. Bagi Siswa

Dengan metode drill diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa

(25)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat

mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar

yang di alami oleh siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya

(Slameto,2010;2). Dalam belajar melalui pengalaman (praktek) langsung

siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dari uraian di atas

peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran kemampuan

siswa yang dilihat dari sejauh mana siswa itu menguasai materi yang

diberikan. Dalam hal ini skor tes dijadikan tolok ukur sejauh mana

penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas

pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang

diperolehnya dan praktik yang dilakukannya (Sri & Ratna,2009). Seseorang

(26)

proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku

(Herman,1988:1). Sehingga dalam makna belajar, tidak benar-benar berangkat

dari pengetahuan yang belum diketahui, tetapi merupakan keterkaitan antara

pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Menurut Skinner

(Dimyati, 1999; 9) belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka

menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku berupa

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang terjadi pada

setiap individu melalui pengalaman. Proses perubahan itu tetap, dari belum

tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil

menjadi terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, yang

keseluruhannya bermanfaat bagi lingkungan dan individu itu sendiri.

Teori belajar menurut J. Bruner (Slameto, 2010;12) bahwa belajar

tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah

kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar

lebih banyak dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah

baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju

dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran

tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari

tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk

meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery

(27)

eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian

yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada

bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang

dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam

lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa yang digolongkan

menjadi beberapa tahapan:

1. Tahap enactive: contohnya belajar naik sepeda, yang harus didahului

dengan bermacam-macam keterampilan motorik

2. Tahap iconic: contohnya mengenal jalan yang menuju ke pasar,

mengingat di mana bukunya yang penting diletakkan.

3. Tahap symbolic: contohnya menggunakan kata-kata, menggunakan

formula.

Teori belajar dari Piaget mengenai perkembangan proses belajar

pada anak-anak (Slameto , 2010;14) adalah sebagai berikut :

1. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka

mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk

menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri

dalam belajar.

2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut

(28)

3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui

suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu

tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi

proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan

sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada

tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya.

Teori belajar dari R. Gagne bahwa terhadap masalah belajar, Gagne

memberikan dua definisi, yaitu:

1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi. (Slameto, 2010;8)

Trianto (2011:17) mengemukakan bahwa hakikat pembelajaran adalah

usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai

tujuan yang diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran

adalah interaksi dua arah dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru, yang

intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah disepakati

sebelumnya.

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tentang belajar, dapat diambil

(29)

tingkah laku setelah mendapatkan pengalaman baik secara kognitif, afektif,

dan psikomotor.

2.2Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan hingga seberapa jauh kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi

ujian untuk menyelesaikan soal-soal dengan baik. Sejauh apa anak

memperoleh hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan itu yang disebut

dengan prestasi. Ada yang berpandangan bahwa prestasi belajar adalah sebuah

kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata

”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. ”prestasi” adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual

maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang

tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan

prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan

berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan

keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.

Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan

kerja ( Syaiful Bahri Djamarah,1994;20).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1101), prestasi belajar

diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

(30)

atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan taraf

kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu,

sesuai kurikulum yang telah ditentukan . Siman (1988) mengemukakan bahwa

prestasi belajar adalah suatu ukuran dari kemampuan atau kecakapan siswa

yang berupa penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan yang dicapai

dalam belajar (Eka, 1999:24). Kemampuan belajar siswa memegang peranan

besar terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, semakin tinggi

kemampuan belajar maka semakin besar kemungkinan untuk berhasil di

jenjang itu dengan taraf keberhasilan/ prestasi yang semakin tinggi pula

(Winkel,2007:162).

Zaenal Arifin (1990) mengungkapkan tentang fungsi prestasi belajar

sebagai berikut:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai anak didik

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta

didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan

sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

(31)

indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya

adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan

masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di

masyarakat. Asumsinya bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan

dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik.

2.3Pengertian Metode Belajar

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator siswa belajar

harus memiliki strategi yang efektif dan efisien, agar dapat mengoptimalkan

kualitas pembelajaran. Salah satu cara untuk satu cara untuk memiliki strategi

itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut

metode mengajar. Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui

di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign.S.Ulih Bukit Karo Karo

(Slameto,2010;65) adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada

orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya.

Menurut peneliti ada kaitan antara belajar, metode, dan pengajaran dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen

(32)

mencapai tujuan dalam pengajaran. Djamarah (2010) dalam bukunya

mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya penggunaan metode

dalam proses belajar mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam

pekerjaan mendidik dan mengajar. Metode berarti cara yang paling tepat dan

cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan

benar-benar secara ilmiah. metode juga bisa diartikan sebagai cara mengerjakan

sesuatu. Dan cara itu mungkin baik, tapi mungkin tidak baik. Baik dan tidak

baiknya sesuatu metode banyak tergantung kepada beberapa faktor. Dan

faktor-faktor tersebut, mungkin berupa situasi dan kondisi serta pemakaian

dari suatu metode tersebut.

Metode Belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto,2010;82). Belajar bertujuan untuk

mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan. Banyak siswa

melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari

guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa.

2.4Metode Drill

Peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan

proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan

tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru,

(33)

Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,

sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses

interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan

dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode

yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi

pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah

bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang

demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul

dipikirkan oleh guru. Latihan dan praktek dimaksudkan untuk membantu

siswa supaya menguasai keterampilan secara tepat dan perilaku yang cepat

serta otomatik. Banyak sekolah yang menggunakan cara latihan dan praktek

ini dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi sering latihan itu

dilaksanakan secara tidak kreatif. Pelaksanaan latihan dan praktek secara

kreatif maksudnya latihan tersebut ditujukan untuk memperbaiki keterampilan

afektif, kognitif dan motorik yang mendasar agar lebih bermakna dan

berguna.

Metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,

berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu

asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat

(34)

yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.( Nana Sudjana,1989;86) Metode

drill cocok dipadukan dengan metode resitasi (penugasan) hal ini dikarenakan

kedua metode tersebut sama-sama melatih emandirian siswa dalam berlatih

soal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan praktek

yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan

dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu

diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu

menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang

bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metode

tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatife,anak

kurang kreatif dan kurang dinamis.

Kelebihan metode drill :

1. Untuk memperoleh kecakapan kognitif,afektif dan motorik.

2. Untuk memperoleh kecakapan mental.

3. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti

penggunaan symbol dalam matematika.

4. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta

kecepatan pelaksanaan.

5. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam

(35)

6. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan yang kompleks, rumit , menjadi

lebih otomatis.

7. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat.

8. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan pada diri siswa yang mencapai

penguasaan mengenai keterampilan-keterampilan khusus.

Langkah-langkah penerapan metode drill

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru

memperhatikan langkah - langkah prosedur yang disusun demikian:

1. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat

menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan

sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa

akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang

akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk

melengkapi pelajaran yang diterimanya.

2. Di dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada

diagnosis, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan

siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan

berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan

dialami siswa, sehingga dapat mernilih/menentukan latihan mana yang

perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan kepada siswa

respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang

(36)

situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respon yang berbeda untuk

peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.

3. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat,

kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan

atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu

diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan

cepat.

4. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak

meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan

yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu

dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme

pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan

keterampilan yang baik.

5. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang

esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang

rendah/tidak perlu kurang diperlukan.

6. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga

kemampuan siswa dan kebutuhan masing-masing

tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu

mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan

langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi

(37)

pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara

teori dan praktek di sekolah.

Metode latihan (Drill) cocok digunakan bilamana untuk memperoleh:

1. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menulis, menghafal, membuat

alat-alat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik.

2. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah,

mengenal tanda-tanda simbol dan sebaginya.

3. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan

sebagai hasil proses mekanis semata-mata.

4. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan

suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak

menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus

sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat dalam

pengerjaan soal-soal dalam bidang matematika.

6. Dapat menimbulkan rasa keberhasilan atas tercapainya penguasaan

materi yang dilalui dengan latihan-latihan soal.

Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase

yaitu:

1. Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan.

Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang

(38)

penyelidikan. Dalam bidang matematika misalnya dengan melakukan

banyak latihan soal berarti melatih siswa semakin terampil jika

semakin sering melakukan latihan soal matematika.

2. Fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian

dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat

dikembangkan menurut praktek yang berulang kali. Jadi variasi

praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan.

Semakin rajin siswa melakukan praktek dengan mengerjakan soal

matematika maka tingkat ketelitiannya pun akan terasah. Tapi bukan

berarti karena hafal akan soal, namun lebih kepada paham betul soal

tersebut.

Kelemahan Metode Drill dan Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Tersebut

a. Kelemahan Metode Drill

1. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana

serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.

2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan

atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan

keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.

3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci

dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.

4. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru

(39)

5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu,

maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru

dan menimbulkan perasan tidak berdaya.

6. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak

dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

7. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan

kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

8. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa

melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus

siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.

9. Dapat menimbulkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat

menghafal dimana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan

pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada

pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa

suatu proses berfikir secara logis.

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga

tidak dapat disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa

kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini

(40)

b. Upaya Untuk Mengurangi Kelemahan Di Atas

1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang

sempurna, reaksi yang tepat.

2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, mereaksi,

hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan

kesulitan tersebut.

3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon

yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid

dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan

merespon.

5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang

digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui

tentang kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru

bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil.

Tetapi kelemahan tersebut bisa diatasi apabila guru mengetahui petunjuk

(41)

2.5Trigonometri

Menurut Sukino (2006) pada saat membahas trigonometri, maka

berhubungan dengan sudut dan segitiga. Sudut didefinisikan sebagai

perputaran suatu titik tertentu ke titik tertentu lainnya terhadap pusat putaran.

Jika garis diputar berlawan jarum jam, maka akan terbentuk sudut positif,

sedangkan jika di putar searah jarum jam akan terbentuk sudut negatif. Sudut

dalam trigonometri secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sudut

lancip, sudut tumpul, dan sudut refleks.

Trigonometri merupakan nilai perbandingan sisi-sisi pada sebuah

segitiga sembarang maupun segitiga siku-siku yang dikaitkan dengan suatu

sudut. Trigonometri bersandarkan pada enam perbandingan, misalkan suatu

sudut β, maka perbandingan dapat ditulis sin β,cos β, tan β, cot β, sec β,

cosecβ. Tanda perbandingan trigonometri pada kuadran I,II,III, dan IV.

(42)

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, (ensiklopedia bebas)

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro =

mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut

segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen.

Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada

ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri

adalah bagian dari geometri. Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman

Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000

tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel

aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri.

Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang

menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam

bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh

penjajah India. Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun

tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga. Matematikawan Yunani

lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan

trigonometri lebih lanjut. Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus

menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595

dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.

Dasar dari Trigonometri adalah konsep kesebangunan segitiga

siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun

(43)

Nilai perbandingan trigonometri suatu sudut dalam segitiga :

Keenam perbandingan trigonometri apabila dikaitkan dengan sudut sembarang

dalam suatu sudut segitiga, dapat digunakan untuk menghitung sisi-sisi pada

segitiga atau jarak pada penerapan persoalan sehari-hari.

Adapun rumus-rumus yang harus diterapkan dalam trigonometri sebagai

berikut :

Tabel 2.1: Tabel Rumus Trigonometri

Cos (90º- α)= sin α Sin (-α) = - sin α

sin²α + cos²α = 1 Cos (-α) = cos α

Sin (α + 180º) = - sin α Tan (-α) = - tan α

(44)

Tan (α + 180º) = tan α Cos (180º- α) = - cos α

Sin (α + 90º) = cos α Tan (180º- α) = - tan α

Cos (α + 90º) = - sin α Sin (90º- α) = cos α

Suatu identitas adalah suatu keterhubungan yang benar untuk semua nilai

pengganti variabelnya. Adapun rumus yang dipakai dalam identitas

trigonometri terdapat dalam table berikut ini:

Tabel 2.2: Identitas Trigonometri

Hubungan Kebalikan

a. Sinα =

atau cosecα =

b. Cosα =

atau secα =

c. Tanα =

atau cotanα =

Hubungan Perbandingan

a. Tanα =

b. Cotanα =

Hubungan Teorema Phytagoras

(45)

2.6Kerangka Berpikir

Indikator berhasilnya suatu kegiatan dapat dilihat pada pencapaian

tujuan yang direncanakan, sama halnya dengan keberhasilan pembelajaran

yang dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran. Pemahaman konsep

matematika menjadi salah satu tujuan pelajaran matematika yang harus

dicapai siswa khususnya siswa SMA seperti yang termuat dalam KTSP

Matematika SMA. Salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep

dan keterampilan adalah trigonometri yang diajarkan di kelas X semester 2,

salah satu sub pokok bahasannya adalah perbandingan trigonometri dan

identitas trigonometri.

Kesulitan siswa secara individual dalam memahami suatu konsep

dapat diatasi dengan penerapan metode drill yang mengharuskan siswa

berlatih secara terus menerus terhadap suatu permasalahan trigonometri..

Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan dapat bertanya kepada

guru untuk menemukan cara pemecahan masalah.

Dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui pengalaman

belajar secara mandiri, siswa dapat membangun pengetahuan baru dan dapat

menggunakan pengetahuan tersebut dalam pemecahan masalah sehari-hari.

Untuk dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika, siswa

perlu memahami konsepnya terlebih dahulu. Metode drill dianggap tepat

(46)

trigonometri yang menjadi salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa

kelas X3 SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.

Melalui penerapan metode drill dalam pembelajaran ini, diharapkan

siswa belajar mengatasi kesulitan individu serta menumbuhkan kemandirian

sebagai salah satu kegiatan proses belajar. Sehingga dapat meningkatkan

(47)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan

profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan

tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Jadi PTK merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas (Suharsimi Arikunto,2010;130). Sedangkan sifat penelitian ini

dilakukan secara mandiri oleh peneliti. Penelitian akan berakhir maksimal pada

2 siklus atau setelah terjadi peningkatan minimal 50% dari jumlah siswa.

Alur yang akan penulis pakai dalam PTK ini terdapat 2 siklus yaitu :

Siklus pertama

1. Observasi,

2. Menganilisis dan merumuskan masalah,

3. Merencanakan Tindakan

4. Melaksanakan Tindakan

5. Refleksi dan evaluasi

Siklus kedua

1. Perencanaan tindakan

2. Pelaksanaan tindakan

3. Pengamatan tindakan

(48)

Langkah-langkah tersebut merupakan langkah berurutan, artinya langkah

pertama harus dikerjakan lebih dahulu. sebelum langkah kedua dilaksanakan,

demikian seterusnya. Siklus kedua akan dipakai jika peningkatan belum

mencapai minimal 50%. Analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan dari

proses serta hasil tindakan biasanya ada beberapa permasalahan atau pemikiran

baru yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan

perencanaan ulang, tindakan ulang, serta diikuti refleksi ulang. Tahap-tahap

kegiatan ini berulang, sampai satu permasalahan dianggap teratasi.

Dari penelitian ini akan diperoleh data yang diinginkan, semua data yang

diperoleh yang berupa hasil belajar siswa akan diolah secara kuantitatif serta

wawancara yang dilakukan akan diolah atau dianalisis secara deskriptif

kemudian akan ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang ada.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta.JL.

Batikan no 7, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada awal bulan April 2013

sampai dengan Mei 2013. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran

(49)

3.3 Obyek Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini yang di amati adalah prestasi belajar

siswa setelah guru memberikan metode drill pada saat proses pembelajaran

matematika, dengan harapan siswa mampu bertindak aktif dalam pembelajaran,

sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Populasi

Populasi adalah himpunan semua obyek yang diteliti pada suatu penelitian.

Populasi dari penelitian ini yang digunakan adalah kelas X SMA Katolik

Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Adapun sebaran populasi

yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas X SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013

Sampel merupakan himpunan bagian dari populasi atau sebagian dari

populasi. Sampel yang dipilih adalah kelas X3 SMA Katolik Sang Timur

(50)

Kelas X3 merupakan kelas dengan jumlah siswa 18 yang terdiri dari 8 siswa

perempuan dan 10 siswa laki-laki. Di kelas X3 prestasi belajar siswa

bervariasi, ada siswa yang memiliki prestasi tinggi namun ada pula siswa

yang memiliki prestasi rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa

cenderung ramai dan kurang memperhatikan guru. Guru selalu aktif

mengingatkan siswa untuk focus pada pembelajaran. Kebanyakan siswa

yang kurang memperhatikan adalah siswa yang duduk di belakang.

3.5 Bentuk Data

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Karena bentuk

penelitian dilaksanakan di dalam lingkungan kelas, maka sumber data yang

akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Bentuk data yang didapat

berupa data hasil belajar siswa dengan cara memberi test kemampuan awal dan

test hasil belajar ini digunakan oleh peneliti untuk melihat peningkatan hasil

belajar siswa setelah guru menggunakan metode drill. Jadi bentuk data pada

bagian ini berupa skor yang telah diperoleh. Selain itu ada rekaman video serta

foto pembelajaran yang sedang berlangsung.

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi

lingkungan dan tempat penelitian. Walaupun peneliti adalah alumni dari

(51)

memperkaya informasi tentang sekolah yang di teliti. Dalam observasi ini

metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang

perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti pencapaian atau

kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan. Orang yang

diwawancarai adalah Guru Mata pelajaran Matematika, Kepala Sekolah,

Siswa, dan Narasumber yang berkompeten

2. Rekaman dan Foto

Rekaman dan foto digunakan sebagai bukti pelaksanaan penelitian yang

telah dilakukan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta di kelas X3. Dalam

penelitian ini, dokumentasi yang diperoleh berupa foto dan rekaman video.

Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini

lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan

dalam penelitian sumber datanya tidak berubah. Keutamaan dari metode

dokumentasi adalah: sebagai “bukti” untuk suatu pengkajian, metode ini

sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah sesuai

dengan konteks, metode ini mudah ditemukan dengan kajian isi.

3. Tes Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar

Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang diperoleh oleh

siswa. Test tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam

(52)

siswa. Test yang dimaksud meliputi test kemampuan awal / test

pengetahuan pra syarat, test pengetahuan prasyarat tersebut akan dijadikan

sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal poin

perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap

akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat

prestasi dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran Matematika

melalui metode drill.

3.7 Instrumen Penelitian Dan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan instrumen yang mendukung

keterlaksanakaan pembelajaran dengan metode drill agar pembelajaran

dapat berjalan sesuai dengan harapan. Instrumen pembelajaran yang

digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kerja Siswa (LKS) beupa soal-soal yang berkaitan dengan materi

Trigonometri.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rancangan

proses pembelajaran yang disusun agar pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik dan lancar. Penyampaian materi trogonometri dilaksanakan

dalam dua tahap pembelajaran, sehingga RPP disusun dalam dua tahap.

Dalam RPP ini, peneliti merencanakan pembelajaran berlangsung selama 4

(53)

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP Materi Alokasi Waktu

Tahap I

 Memperkenalkan trigonometri

 Menentukan sin, cos,tan ,sec, cot, cosec dari suatu sudut

mempelajarai materi secara individual. Dalam LKS terdapat ringkasan

materi disertai soal-soal latihan. LKS dibuat dengan kisi-kisi yang sama,

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi LKS

LKS Tujuan Penyusunan Kisi-kisi

Tahap I

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan suatu sudut) pada segitiga siku-siku.

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus.

Siswa dapat menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut di

Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut khusus.

Menentukan nilai perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan menggunakan identitas trigonometri sederhana dalam penyelesaian soal.

Menyelesaikan persamaan trigonometri sederhana.

(54)

Tabel 3.4 Kisi-kisi soal

1.Diketahui segitiga ABC dengan AB=25cm,AC = 24cm, BC = 7cm.siku-siku di C!

Tentukan sinA, cosA, dan tanA!

2. Menentukan nilai

2. Diketahui segitiga ABC dengan AC =12cm, BC = 5 cm , nilai tanA =

Lembar observasi digunakan sebagai panduan bagi guru dan peneliti untuk

menentukan tindakan yang tepat bagi siswanya. Dalam lembar observasi

(55)

mendapatkan langkah yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa terutama dalan trigonometri.

3.8 Validasi Instrumen

Validitas suatu tes adalah ukuran sampai di mana suatu tes mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,1995:242). Untuk

mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel dilakukan proses sebagai

berikut: instrumen disusun berdasarkan kajian teori, kemudian instrumen

dikonsultasikan kepada para ahli (expert jugment) untuk diperiksa dan

dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen tersebut telah

mewakili apa yang diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan

guru pengampu mata pelajaran matematika kelas X (Anggraeni,2010:38).

Validasi instrument pembelajaran dan instrumen observasi dilakukan dengan

konsultasi dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran matematika

kelas X.

Aspek-aspek yang dinilai dalam instrument penelitian meliputi:

a. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penelitian khususnya pada

soal-soal yang diberikan sudah menggunakan bahasa yang baku

dan mudah dipahami oleh siswa. Perintah pada soal tidak

membuat siswa bingung dalam mengerjakan, dilihat dari hasil

pekerjaan siswa.

(56)

Dalam waktu 60 menit, peneliti memberikan soal sejumlah

5 butir soal uraian. Dalam waktu tersebut semua soal dapat

diselesaikan sesuai waktu yang diberikan. Berdasarkan

konsultasi dengan guru dan dosen pembimbing, soal yang

digunakan telah dianggap sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa dan waktu pengerjaan soal.

c. Soal

Soal yang diberikan telah sesuai dengan SK/KD dan

indikator dalam RPP yang disesuaikan dengan tingkat

kemampuan dan karakteristik siswa. Soal-soal yang dipakai

berdasarkan rekomendasi guru.

3.9 Metode Analisis Data

Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisis terhadap

data tersebut. Dari hasil penelitian data yang harus dianilisis setelah melakukan

penelitian dengan melihat pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa

sebagai berikut :

1. Analisis Tes Akhir atau Tes Hasil Belajar.

Suatu hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran

matematika dalam pokok bahasan pecahan dengan menerapkan suatu model

pembelajaran, yaitu pembelajaran mandiri metode drill akan dilihat dari

hasil tes akhir yang akan dianalisis secara kualitatif. Kriteria Ketuntasan

(57)

dicapai oleh siswa per mata pelajaran (Sri,2009:56). Untuk selanjutnya,

peneliti akan menggunakan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM

setiap mata pelajaran ditetapkan oleh masing-masing sekolah dengan

memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan

kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik (Sri,2009:84).

KKM ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria (Sri,2009:58) berikut:

(1) tingkat esensial (kepentingan) dari setiap Indikator Pencapaian (IP),

(2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan),

(3) kemampuan sumber daya pendukung, dan

(4) tingkat kemampuan rata-rata siswa.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Katolik

Sang Timur Yogyakarta adalah sebagai berikut:

• Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran

matematika adalah 75.

Untuk mengetahui kriteria penilaian tes prestasi belajar siswa kelas X3 SMA

Katolik Sang Timur Yogyakarta pada materi Trigonometri digunakan kriteria

penilaian kecakapan akademik berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik

Presentase Ketuntasan Kriteria

Nilai terkini > 80 Sangat tinggi

60< Nilai terkini ≤ 80 Tinggi

(58)

20< Nilai terkini ≤ 40 Rendah

Nilai terkini ≤ 20 Sangat Rendah

Hasil tes dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 3.6 Tabel Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor tes

akhir

Tuntas Belajar Skor tes

awal Tuntas

Tidak Tuntas 1.

2.

Dari tabel hasil analisis Hasil Belajar di atas, dapat dilihat hasil belajar siswa

yang dicapai dimana siswa yang hasil belajarnya tuntas dan tidak tuntas.

Kemudian dari data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan mengenai seberapa

tinggi ketuntasan siswa. Ketuntasan siswa ini dilihat dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari KKM itu maka akan diperoleh

hasil presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas X3 SMA Katolik Sang

Timur Yogyakarta.

2. Analisis video rekaman penelitian

Video rekaman adalah bukti nyata terjadinya penelitian. Dari rekaman

video ini peneliti dapat melihat dan mendeskripsikan bagaimana situasi kelas

saat pembelajaran berlangsung. Sehingga kekurangan saat pertemuan ini dapat

(59)

3.10 Perencanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan siswa kelas X3 SMA

Katolik Sang Timur Yogyakarta pada pembelajaran matematika dengan

metode drill untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa

pada materi trigonometri. Urutan langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai

berikut:

Hari I

1. Siswa diberi test kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal

masing-masing siswa.

2. Siswa diberi penjelasan mengenai metode drill.

3. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru

4. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara

individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing

kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama. Guru dan siswa berdiskusi

untuk menemukan cara penyelesaian yang paling tepat.

5. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang

telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.

Hari II

(60)

2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara

individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing

soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa

kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian

yang paling tepat.

3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang

telah diperoleh dengan metode pemecahan masalah.

4. Pada 20 menit terakhir siswa diminta untuk mengerjakan kuis tahap I

Hari III

1. Siswa diberi sedikit penjelasan tentang materi trigonometri oleh guru.

2. a) Siswa diberi waktu untuk mempelajari materi serta contoh-

contoh soal dalam buku dan menyelesaikan soal-soal latihan secara

individu.

b) Siswa diberi waktu untuk memeriksakan hasil jawaban masing-masing

soal kepada guru. Hanya diambil 10 orang pertama agar pembelajaran terasa

kompetitif. Guru dan siswa berdiskusi untuk menemukan cara penyelesaian

yang paling tepat.

3. Guru mengarahkan semua siswa untuk merangkum hasil pembelajaran yang

(61)

Hari IV

1. Guru mereview pembelajaran selama 3 pertemuan terakhir

2. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang kurang dipahami

demi kelancaran tes.

3. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab secara intensif

4. Setelah semua siswa selesai mempelajari keseluruhan materi, diadakan tes

hasil belajar. Semua siswa mengerjakan soal mengenai keseluruhan materi

trigonometri, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar

Gambar

Gambar 4.2  Pekerjaan Siswa Lanjutan  ................................................................
tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga. Matematikawan Yunani
Tabel 2.1: Tabel Rumus Trigonometri
Tabel 2.2: Identitas Trigonometri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem dapat berupa sistem tertutup maupun sistem terbuka, bergantung dari massa yang tetap atau volume yang tetap pada suatu ruang yang kita pelajari.. Sistem tertutup

Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap pemilikan langsung tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan. Aktiva dalam

Perkembangan titik panas atas hotspot pada hari ini pukul 17.00 WIB berdasarkan pantauan citra satelit Karhutla Monitoring Sistem (KMS) total Riau Cofidance 70% sejumlah 2

Pengembangan Sistem Informasi yang Cocok dengan Perencanaan Bisnis Suatu organisasi yang memutuskan menggunakan system yang baru akan berpikir untuk membangun sistem

Bisa dipastikan dengan nilai p yang telah dikuadratkan lalu dikali 3 dan ditambah 4, maka nilainya pasti lebih besar dari pada 4.. 2x

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang sangat penting, terlebih dalam era globalisasi. Kondisi ini mendorong penyempurnaan berbagai sistem dalam

Pengusaha wajib membayar Upah kepada Pekerja/Buruh yang tidak masuk kerja atau tidak melakukan pekerjaannya karena menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan oleh

SURAT KETERANGAN KERJA DARI KANTOR ATAU SEKOLAH BAGI PELAJAR (ASLI.. DAN DIATAS KOP SURAT