• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

42

DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN ON

ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

HANDI NATA S. 0612010183 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

44

SKRIPSI

DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN ON

ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

 

HANDI NATA S. 0612010183 / FE / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM Tanggal: ……….

Mengetahui Wakil Dekan I

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN ON ASSET

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR

OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan segalanya.

7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan... 10

2.2.1.1. Definisi Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan... 11

2.2.1.2. Karakteristik dan Tujuan Laporan Keuangan ... 12

2.2.1.3. Susunan Laporan Keuangan ... 14

2.2.2. Arus Kas Operasi dan Earnings... 16

2.2.3. Return On Asset... 19

2.2.4. Return yang Diterima Pemegang Saham... 20

(6)

2.2.6. Hubungan Earning dengan Return ... 23

2.2.7. Hubungan Return On Asset dengan Return ... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 30

3.3 Jenis Data dan Sumber Data... 31

3.4. Uji Normalitas ... 32

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 32

3.6. Teknik Analisis... 34

3.7 Uji Hipotesis... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 38

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia ... 38

4.1.2. Lembaga dan Profesi Pasar Modal ... 41

4.1.2.1. Lembaga Penunjang Pasar Modal... 41

4.1.2.2. Profesi Penunjang Pasar Modal ... 42

4.1.3. Latar Belakang Berdirinya BES ... 42

4.1.4. Maksud dan Tujuan Pembentukan BES ... 43

(7)

4.1.6. Sistim Perdagangan di Bursa Efek Indonesia ... 46 4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis... 4.2.1. Hasil Pengujian Hipotesis I... 4.2.1.1. Uji Normalitas ... 4.2.1.1. Uji Asumsi Klasik... 4.2.1.1.1 Autokorelasi ... 4.2.1.1.2 Multikolinearitas ... 4.2.1.1.3 Heteroskedastisitas... 4.2.1.2. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 4.2.1.3. Hasil Pengujian Uji F... 4.2.1.4. Pengujian secara Parsial (Uji t)... 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 4.3.1. Implikasi Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64 5.1. Kesimpulan ... 64 5.2. Saran ... 65

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Data Return perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2007 – 2009 ...7

Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel...47

Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Multikolinieritas ...49

Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ...50

Tabel 4.4 : Koefisien Regresi...51

Tabel 4.5 : Hasil Uji F...52

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAMPAK ARUS KAS OPERASI, EARNING, DAN RETURN

ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN SEKTOR OTOMOTIF DI

BURSA EFEK INDONESIA

Handi Nata S.

ABSTRAK

Pada prinsipnya, setiap perusahaan menginginkan tercapai laba setiap tahunnya akan tetapi kenyataannya tidak selamanya perusahaan mendapatkan laba sesuai target, adakalanya perusahaan mengalami fluktuasi, dimana suatu saat juga akan mengalami kerugian. Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi return saham di pasar modal termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan adalah melakukan analisis rasio keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya pengaruh arus kas operasi, earning dan return on asset terhadap retun saham Pada Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia

Populasi dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh berjumlah 11 Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.

Dari hasil perhitungan Hipotesis, diperoleh hasil untuk variable arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return. Variable laba bersih tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return. Variable return on assets tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut sudah dianalisis. Dari informasi ini dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko atau ketidakpastian , jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal.

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sector yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sabagai dasar pegambilan keputusan investasinya.

Situasi ketidakpastian dalam pasar modal mendorong investor yang rasional untuk untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return

setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected

returnmaka tingkat juga semakin besar. Gambaran resiko dan expected return

(12)

2

kualitatif maupun kuantitatif (Kurniawan dan Nur Indriantoro, 2002 dalam Daniati, 2006). Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan (Indriani, 2005 dalam Daniati, 2006).

Dalam manajemen keuangan terdapat banyak metode yang bisa digunakan untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya, metode penilaian investasi bisa didasarkan atas dua hal yaitu laba akuntansi dan arus kas. Menurut Damadoran (1999) dalam Pradhono (2004) menyatakan bahwa untuk mengukur return dari sebuah investasi dapat digunakan accounting earning dan arus kas.

Earning adalah laba bersih yang dihasilkan dari sebuah proses akuntansi selama satu tahun buku seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi yang juga merupakan bagian dari laporan keuangan. Prinsip yang digunakan investor yakni jika perusahaan tersebut memperoleh laba yang besar maka perusahaan tersebut pati mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang (Pradhono,2004).

(13)

3

kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada pendanaan dari luar (Pradhono,2004).

(14)

4

dengan return saham dalam model regresi non linear. Aliran kedua didukung oleh penelitian Triyono dan Jogiyono (2000) yang menyatakan bahwa perubahan total arus kas dan perubahan laba akuntansi tidak mempunyai kandungan informasi hubungannya dengan return saham. Kurniawan (2002) dalam Daniati (2006) menyimpulkan bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen earning dengan return saham. Danieati (2006) menyimpulkan bahwa arus kas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Salah satu alternatif untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi return saham di pasar modal termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan adalah melakukan analisis rasio keuangan.

Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel untuik memprediksi return saham adalah Return On Asset (ROA). ROA atau yang sering disebut ROI mempunyai arti sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh.

(15)

5

(www.vibiznews.com). Penurunan laba bersih juga dipengaruhi oleh turunnya nilai penjualan dari tahun sebelumnya sehinggga akan mengurangi omset penjualan. Hal ini akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari laba perusahaan dengan melemahnya daya beli masyarakat maka akan menurunkan pula laba yang dihasilkan perusahaan.

Permasalahan lain yang dihadapi Perusahaan Otomotive juga dapat dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki perusahaan baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Kondisi tersebut menyebabkan laba yang dihasilkan Perusahaan Otomotive akan berkurang akibat dari penggunaan laba untuk membayar hutang.

(16)

6

penelitian lainnya ( Sunarto, 2001). Sasongko dan Wulandari (2006) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa ROA tidak ada hubungannya dengan return saham.

Karena adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut maka hal ini penting untuk diteliti karena tujuan utama investasi adalah untuk mendapatkan return. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan actual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan.

(17)

7

Tabel 1 : Data Return perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009

Nama Perusahaan 2007 2008 2009

PT. Astra Internasional -0.42 1.59 -0.56

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan keingintahuan peneliti, maka penelitian ini diberi judul : Dampak Arus Kas Operasi, Earning, dan Return On Asset terhadap Return saham (Studi Pada Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam peneltitian ini adalah :

1. Apakah arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap return saham? 2. Apakah Earning mempunyai pengaruh terhadap return saham?

(18)

8

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. untuk menganalisis adanya pengaruh arus kas operasi terhadap retun saham

2. untuk menganalisis adanya pengaruh earning terhadap retun saham 3. untuk menganalisis adanya pengaruh return on asset terhadap retun

saham.

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, earning, dan return on asset terhadap return saham dan dapat menerapkan teori-teori yang telah diterima penulis selama kuliah di perguruan tinggi. 2. Bagi manajer perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi penggunaan tolok ukur untuk menilai perusahaan atau unit bisnis.

4. Bagi akademisi

(19)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang

sedang dibahas dalam penelitian ini dan menjadi acuan bagi peneliti

diantaranya:

1. Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dengan judul penelitian

“Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan arus

Kas Operasi Terhadap Return saham”.

Dalam penelitian ini masalah yang timbul adalah :

Apakah economic value added, residual income, earnings, dan arus kas

operasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham ?

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah :

Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi

berpengaruh paling signifikan terhadap return saham dan berikutnya

variabel yang juga berpengaruh signifikan adalah earnings.

2. Sunarto (2001) dengan judul penelitian “ Pengaruh Rasio Profitas dan

Leverage Terhadap Return Saham Perusahan manufactur di BEJ”

(20)

10

1. Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas (terutama ROA dan ROE) dan

rasio laverage terhadap return saham ?

2. Faktor fundamental manakah yang dominan berpengaruh terhadap

return saham ?

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah :

Dari hasil hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan

ROE) dan laverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham. Dari

hasil pengujian juga ditemukan bahwa ROA secara konsisten dominan

mempengarihi return saham.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan

Akuntan telah mengakui bahwa untuk menyajikan semua nformasi

yang esensial mengenai suatu perusahaan dalam neraca, perhitungan rugi laba,

laporan ekuitas pemegang saham dan laporan arus kas merupakan tugas yang

sangat sulit. FASB Consepts Statement No. 1 menyatakan bahwa beberapa

informasi yang bermanfaat lebih baik disajikan dengan menggunakan media

pelaporan keuangan selain laporan keuangan. Laporan keuangan, catatan

atas laporan keuangan, dan informasi pelengkap adalah bidang yang secara

langsung dipengaruhi oleh standar-standar FASB. (Kieso dan Weygandt,

(21)

11

2.2.1.1. Definisi Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan

Menurut SAK (2004 : 2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan

perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi pelajaran

yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan.

Pelaporan keuangan adalah pengkomunikasian informasi keuangan yang

tidak terbatas pada full set laporan keuangan formal saja, akan tetapi

informasi keuangan lainnya dan informasi non keuangan sebagai berikut :

a. Full set laporan keuangan formal.

b. Informasi keuangan lainnya

Seperti misalnya prediksi dan ekspektasi keuangan yang diharapkan oleh

manajemen pada masa yang akan datang, release berita keuangan baru,

dan sumber-sumber aktiva, kewajiban, pendapatan, serta timbulnya

biaya atau beban perusahaan.

c. Informasi non keuangan

Misalnya informasi mengenai dampak terhadap lingkungan sosial

(social environment) dari keberadaan perusahaan dan prospek bisnis

mengingat kondisi ekonomi pada umumnya.

Perbedaan antara pelaporan keuangan dan laporan keuangan ini timbul

dari kegunaan masing-masing. Informasi tertentu akan lebih baik bila

(22)

12

lebih baik bila dilaporkan dalam laporan lain. Laporan keuangan merupakan

unsure utama pelaporan keuangan, karena itu tujuan laporan keuangan akan

sama dengan tujuan pelaporan keuangan.

Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK (kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan) menyatakan bahwa

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam

berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan

ynag berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan

segmen industri dan geografis sserta pengungkapan pengaruh perubahan

harga.

2.2.1.2 Karakteristik dan Tujuan Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat

karakteristik kualitatif pokok, yaitu :

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

(23)

13

maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kenutuhan

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,

masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi

mereka masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan

materialitasnya. Informasi dipandang material kalau kelainan untuk

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar keuangan.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi

memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan.

Kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian

yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar

daharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja

keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja

(24)

14

Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK (kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan) menyatakan bahwa

tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Sedangkan menurut Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Ak. (1992 : 17)

laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh

para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga

digunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan lain yaitu sebagai laporan

kepada pihak – pihak di luar perusahaan.

2.2.2.3 Susunan Laporan Keuangan

Menurut Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Ak (2004:23), laporan keuangan

yang utama terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,

dan laporan arus kas.

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan

posisi keuangan perusahaan pada suatu (tanggal) tertentu. Neraca disebut

juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan

(25)

15

modal perusahaan. Aktiva adalah sumber-sumber ekonomik (economic

resources) yang dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan

kemanfaatan di masa mendatang. Utang merupakan

pengorbanan-pengorbanan ekonomik (economic sacrifices) untuk menyerahkan aktiva

atau jasa kepada entitas-entitas lain di masa yang akan datang. Modal

pemilik adalah hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan hutang.

2. Laporan Laba Rugi

laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis

menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu.laporan ini

menyajikan pendapatan selama satu periode dan biaya-biaya untuk

memperoleh pendapatan tersebut pada periode yang sama. Di laporan laba

rugi dilaporkan juga untung (gain) dan rugi (lose).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1, laporan

laba rugi mengandung unsure – unsure sebagai berikut :

a. Penghasilan (income), merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama

periode akuntansi dalam bentuk memasukkan atau menambah aktiva

atau penurunan kewajiban yang berasal dari kontribusi penanaman

modal.

b. Beban (expense), merupakan penurunan manfaat ekonomi selama

periode akuntansi tertentu dalam bentuk arus keluar atau

(26)

16

penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada

penanaman modal.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara

sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan

akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu periode

akuntansi tertentu. Laporan perubahan modal merupakan pelengkap dari

laporan laba rugi.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus (aliran) kas menyajikan secara sistematis informasi

tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

Dalam laporan aliran kas, penerimaan, dan pengeluaran kas diklasifikasi

menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan dan kegiatan investasi.

2.2.2 Arus Kas Operasi

Dalam manajemen keuangan terdapat banyak metode yang bisa digunakan

untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya metode penelitian

investasi bisa diartikan atas dua hal yaitu laba akuntansi atau arus kas.

Menurut Damadoran (199) dalam Pradhono (1994), untuk mengukur return

dari sebuah investasi,dapat digunakan accounting earnings dan arus kas.

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para

(27)

17

struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah waktu dan

arus kas dalam rangka adoptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 manyatakan

bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan

indicator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi

baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktiviitas

penghasilan utama pendapatan perusahaan. Kegiatan operasi melibatkan

pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lain yang dilibatkann dalam

penentuan laba bersih maupun rugi bersih, seperti penerimaan kas dari

penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan

karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban. Arus kas

dibagi menjadi tiga bagian :

1. Arus kas operasi adalah aliran kas dari aktivitas penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan.

2. Arus kas investasi adalah aliran kas dari pelepasan atau pemerolehan

aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

3. Arus kas pendanaan adalah aliran kas dari aktivitas yang mengakibatkan

(28)

18

Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan akan

bisa ditutup oleh penerimaan-penerimaan di masa yang akan datang.

Penerimaan-penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang

diperoleh atas investasi yang bersangkutan. Keuntungan atau laba yang akan

digunakan untuk menutup investasi bisa dalam dua pengertian yakni (1) laba

akuntansi yaitu merupakan laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang

disusun oleh bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada Laporan

Rugi-Laba, (2) laba tunai yaitu laba yang berupa aliran kas atau cashflow.

Dalam investasi lebih banyak menggunakan konsep laba tunai atau cashflow,

mengapa tidak menggunakan konsep laba yang dipergunakan dalam akuntansi

saja? Jawabannya adalah karena laba yang dilaprkan dalam laporan akuntansi

belum pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat

mempunyai jumlah kas yang lebih besar daripada keuntungan yang dilaporkan

dalam laporan akuntansi.

Dalam laporan rugi-laba, biaya yang diperhitungkan semua biaya baik

yang dikeluarkan secara tunai seperti bahan baku, upah, gaji, biaya promosi,

komisi, biaya administrasi & umum, maupun biaya yang dikeluarkan tidak

tunai seperti biaya administrasi & umum, maupun biaya yang dikeluarkan

tidak tunai seperti penyusutan. Penusutan dalam akuntansi akan dimasukkan

sebagai biaya padahal perusahaan tidak pernah mengeluarkan biaya

penyusutan pada periode tersebut. Biaya penyusutan dikeluarkan pada saat

(29)

19

Penyusutan diperlakukan sebagai biaya juga bertujuan untuk mengurangi

jumlah pajak yang harus dibayar (sebagai tax deductale). Oleh karena itu

untuk menghitung aliran kas atau cashflow adalah dengan menambahkan

keuntungan setelah pajak dengan pengeluaran tidak tunai.

Operating Cash Flows = Earning After Tax + Depreciation

Cashflow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi

bisa dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas yaitu (1) Initial Cashflow, (2)

Operational cashflow, dan (3) terminal Cashflow.

(1) Initial Cashflow

Initial cashflow adalah aliran kas yang berhubungan dengan

pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran

kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin,

pembelian peralatan lain, pembelian kendaraan, dan pengeluaran kas lain

dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Termasuk dalam initial cashflow ini

adalah kebutuhan dana yang akan digunakan untuk modal kerja. Initial

cashflow biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu proyek

investasi.

(2) Operation Cashflow

Operation cashflow merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk

menutup investasi. Operational cashflow biasanya diterima setiap tahun

(30)

20

inilah yang sering disebut sebagai cashflow saja. Dengan demikian

operational cashflow dapat dihitung dengan menambahkan laba akuntansi

(EAT) dengan penyusutan.

Permasalahan operational cashflow ini muncul bila dalam keputusan investasi

sumber dana yang dipergunakan berasal dari hutang, yang mengakibatkan

laba setelah pajak (EAT) berbeda, tentunya akan menghasilkan cashflow-nya

menjadi berbeda antara bila dibelanjai dengan modal sendiri dan dibelanjai

dengan hutang.

(3) Terminal Cashflow

Merupakan aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat

habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Terminal Cashflow akan

diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu proyek investasi. Terminal

cashflow ini dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja

yang digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi merupakan nilai

aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku aktiva

yang bersangkutan. besarnya nilai residu ini sangat penting dalam perhitungan

biaya depresiasi dan aliran kas masuk perusahaan.

2.2.3 Earnings

Menurut Pradhono (2004) Earnings adalah laba bersih yang

(31)

21

tercantum dalam laporan laba rugi yang juga merupakan bagian dari laporan

keuangan. Earnings digunakan investor untuk menilai perusahaan. Prinsip

yang dipegang investor yakni jika perusahaan tersebut memperoleh laba yang

besar maka perusahaan tersebut pasti mempunyai prospek yang bagus di masa

mendatang.

Generally accepted accounting principle (GAAP) menyatakan bahwa

pengakuan pendapatan terjadi pada saat transfer of title, tanpa memperdulikan

apakah perusahaan sudah atau belum menerima pembayaran tunai (accrual

basis). Biaya yang berkaitan langsung dengan pendapatan dan akan diakui

pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan. Biaya lain yang tidak

berkaitan langsung dengan pendapatan akan diakui pada periode terjadinya.

(Pradhono, 2004).

Dari pengertian di atas, bisa terjadi earnings akan sangat berbeda

dengan arus kas operasi.. Damadoran (1999) dalam Pradhono (2004)

menyatakan ada tiga faktor signifikan yang mempengaruhi accounting

earnings, tetapi tidak mempengaruhi arus kas, yaitu :

1. Operating versus capital expenditur, menurut akuntansi, pengeluaran yang

diperkirakan mempunyai masa manfaat dalam beberapa metode akuntansi,

tidak akan dikurangkan langsung ke pendapatan pada periode terjadinya,

tetapi akan ditangguhkan dan akan dikurangkan atau dibebankan ke

(32)

22

menerima manfaat dari pengeluaran tersebut. Sebaliknya, arus kas hanya

memperhatikan saat terjadinya transaksi tunai (cash basis).

2. Biaya – biaya non kas, beberapa jenis biaya yang bersifat non kas, seperti

penyusutan dan amortisasi akan dikurangkan dari pendapatan untuk

memperoleh earnings.

3. Accrual versus cash revenue and expenses, adanya perbedaan waktu

antara pengakuan transaksi secara accrual dengan penerimaan atau

pembayaran tunai akan menyebabkan perbedaan antara pendapatan dan

biaya.

Dengan rumus : (Brigham, 2004 : 110)

Laba (Earning) = Harga per lembar Saham Laba per Lembar Saham

2.2.3 Return On Asset

Return On Asset (ROA) yang sering disebut juga sebagai Return On

Investment (ROI) digunakan uintuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya

(Sunarto, 2001). Menurut Hanafi (2003 : 84), rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Menurut Munawir (2002 : 89) karena ROA disebut juga ROI, maka

besarnya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Turnover dari operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan

(33)

23

2. Profit margin, yaitu mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Adapun kegunaan ROI, yaitu:

a. Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi

produksi, dan efisiensi bagian penjualan.

b. Dapat membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan lain.

c. Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua

biaya dan modal ke dalam yang bersangkutan.

d. Dapat mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan

oleh perusahaan.

e. Dapat digunakan untuk keperluan kontrol dan untuk keperluan

perencanaan.

Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

(Hanafi, 2003 : 84)

2.2.4. Return yang Diterima Pemegang Saham

Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan.

Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan

dengan kriditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham

(dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan

(34)

24

kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan

sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai

saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efetivtas perusahaan,

sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti

memaksimumkan kekayaan pemegang saham (Pradhono, 2004).

Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang

diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return

bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya

perubahan harga saham pada suatu periode (Pradhono, 2004).

Sumber – sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama

yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan return yang

mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari

suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return yang

merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham

maupun utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan

(kerugian). Dalam kata lain capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai

perubahan harga sekuritas. Sharpe, dkk (1997:48).

Return saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Pt - Pt -1 + Dt Return Saham =

Pt -1

(35)

25

Keterangan :

Pt = Harga saham perusahaan pada tahun ke-t

Pt -1 = Harga saham perusahaan pada tahun t-1

Dt = Deviden pada tahun ke-t

2.2.5. Hubungan Arus Kas Operasi dengan Return

Arus kas begitu vital karena perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti

laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan

saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai

perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang

(present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar,

maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga

dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Nilai pasar yang tinggi ini akan

mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu

saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas

pada meningkatnya return perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

peningkatan arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham. Demikian

pula sebaliknya, penurunan dalam arus kas dapat mendorong penurunan pada

(36)

26

Livnat dan zarowin (1990) dalam Daniati (2006) yang menguji

komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai

hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibanding hubungan total arus

kas denga return. Ini terlihat dari model penelitian yang menunjukkan

unexpected cash flow atau outflows dari operasi dalam periode tertentu akan

mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga

diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang

signifikan dengan return saham.

Dalam manajemen keuangan terdapat banyak metode yang bisa

digunakan untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya, metode

penilaian investasi bisa didasarkan atas dua hal yaitu laba akuntansi atau arus

kas. Menurut Damodaran, untuk mengukur return dari sebuah investasi, dapat

digunakan accounting earnings dan arus kas (Damodaran 1999).

Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arus kas

operasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

2.2.6. Hubungan Earning dengan Return

EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak atau net

income after tax pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan

(outstanding share) (Robert Ang, 1997:6.22). Semakin meningkatnya EPS

akan meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan dana ke dalam

(37)

27

saham akan berpengaruh terhadap meningkatnya total return yang diperoleh

investor. Dengan demikian EPS berhubungan positif dengan total return.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan Pradhono (2004)

diketahui bahwa earning mempunyai pengaruh nyata terhadap return saham.

Kondisi earning yang membaik berdampak nyata terhadap kinerja saham.

Earning disusun berdasarkan standar akuntansi dan nampak langsung pada

laporan laba rugi. Publikasi earnings seringkali langsung memberikan dampak

positif terhadap perkembangan harga saham. Earning positif juga

memungkinkan perusahaan membagi deviden kepada pemegang sahamnya.

Laba akrual didasarkan pada dua prinsip akuntansi, yakni, pengakuan

pendapatan dan prinsip penandingan. Prinsip pengakuan pendapatan meminta

perusahaan untuk mengakui pendapatan ketika telah melaksanakan semua,

atau satu bagian substansial dari, jasa-jasa yang harus diberikan, dan

penerimaan kas dari transaksi tersebut adalah pasti. Prinsip penandingan

meminta perusahaan untuk mengakui semua biaya yang terkait dengan

pendapatan dalam periode yang sama di mana pendapatan diakui. Karena

proses akrual dianggap mengurangi masalah waktu dan masalah penandingan

yang melekat di arus kas, maka diyakini bahwa laba lebih tepat

menggambarkan kinerja perusahaan Saat ini, penelitian dalam kegunaan laba

untuk keputusan investasi didasarkan pada hipotesis bahwa laba

(38)

28

Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Earnings

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

2.2.7. Hubungan Return On Asset dengan Return

ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after

tax (NIAT) terhadap average total asset. NIAT merupakan pendapatan bersih

sesudah pajak, tetapi kalau ada keuntungan hak minoritas harus ikut

diperhitungkan. Average total assets merupakan rata-rata total asset awal

tahun dan akhir tahun. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja

yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Robert Ang,

1997:18.33).

Return On Asset (ROA) yang sering disebut juga sebagai Return On

Investment (ROI) digunakan uintuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya

(Sunarto, 2001). Menurut Hanafi (2003 : 84), rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Semakin besar ROI/ROA menujukkan keadaan perusahaan yang semakin

baik, karena return semakin besar (Sunarto dan Kartika : 2003).

Hasil penelitian mengenai pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap

return saham yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menunjukkan adanya

(39)

29

Syahib Natarsyah (2000) dalam Sunarto (2001) menunjukkan bahwa ROA

secara signifikan berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Return on

asset mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar I : Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah dan landasan teori

yang diuraikan di atas maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut :

Arus Kas Operasi ( X1 )

Earnings ( X2 )

Return On Asset ( X3 )

(40)

30

1. Arus kas operasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return

saham.

2. Earnings mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

3. Return on asset mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return

(41)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini akan menggunakan dua variabel, yaitu tiga

variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel – variabel tersebut adalah :

1. Variabel Bebas

a. Arus Kas Operasi ( X1 )

Adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas

dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan

utama pendapatan perusahaan selama satu tahun buku, sebagaimana

tercantum dalam laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan

kepada pihak BEI. Arus kas operasi dapat dirumuskan sebagai berikut

(Pradhono, 2004):

Operating Cash Flows = Earning After Tax + Depreciation

(42)

32

b. Earnings ( X2 )

Adalah laba bersih sebelum akun – akun luar biasa (extraordinary

accounts) yang dihasilkan dari sebuah proses akuntansi selama satu

tahun buku sebagaimana tercantum dalam laporan laba rugi yang juga

merupakan bagian dari laporan keuangan. Earnings dapat dirumuskan

sebagai berikut (Pradhono, 2004):

Laba (Earning) = Harga per lembar Saham Laba per Lembar Saham

Earnings diukur dengan satuan rupiah per lembar saham.

c. Return On Assset ( X3 )

Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen

dalam memaksimumkan tingkat pengembalian investasi pemegan

saham. Teknik pengukurannya dengan membagi laba bersih dengan total

asset, satuan pengukuran yang digunakan adalah presentase dan rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut (Hanafi, 2003 : 84) :

% 100

 

asset total

bersih laba

(43)

33

2. Variabel Terikat

Return yang diterima Pemegang Saham ( Y )

Adalah Pengembalian total yang diterima oleh para pemegang saham atas

investasi yang telah dilakukan, bisa berupa deviden maupun selisih

perubahan harga saham ( capital gain / loss) Saham suatu perusahaan bisa

dinilai dari return yang diterima oleh pemegan saham dari perusahaan yang

bersangkutan. Deviden yang digunakan adalahdeviden yang dibagikan

setelah tanggal tanggal laporan keuangan tahunan dipublikasikan sampai

dengan tanggal publikasi laporan keuangan tahun berikutnya. Demikian

juga dengan harga saham, mengikuti tanggal publikasi laporan keuangan

tahun berikutnya. Return dapat dirumskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000 :

109) :

Pt - Pt -1 + Dt

R

=

Pt -1

Keterangan :

R : Return saham pada tahun ke-t

Pt : Harga saham perusahaan pada tahun ke-t

Pt -1 : Harga saham perusahaan pada tahun t-1

(44)

34

Return diukur dengan satuan persen, bertujuan untuk menyetarakan

(ekuivalen) dari semua saham yang diobservasi karena saham – saham

tersebut memiliki harga yang berbeda – beda.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau

karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek

atau obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil

penelitian (Soemarsono, 2004 : 44)

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahan Otomotif di Bursa

Efek Indonesia sampai saat ini berjumlah 19 perusahaan.

2. Sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive

sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi

responden – responden berdasarkan criteria atau sifat khusus yang dimiliki

oleh sampel sebagai bagian dari populasi. Kriteria yang dimaksud adalah:

1. Telah menyampaikan laporan keuangan tahun 2006 – 2009 yang telah

diaudit.

2. Perusahaan Otomotive di PT. Bursa Efek Indonesia pada periode tahun

2006-2009 yang aktif memberikan laporan keuangan pada periode

(45)

35

3. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia di Bursa

Efek Bursa Efek Indonesia

4. Perusahaan Otomotive di PT. Bursa Efek Indonesia pada periode tahun

2006-2009 yang mempunyai nilai return saham fluktuatif

3.3 Taknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena

data diambil dari Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil berupa laporan

keuangan dan non keuangan lainnya di perusahaan yang termasuk dalam

Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berasal dari Bursa

Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Laporan keuangan auditan perusahaan publik yang menjadi sampel selama

periode penelitian.

2. Data harga saham perusahaan publik awal dan akhir tahun selama periode

penelitian

3. Data pembagian deviden kas perusahaan publik selama periode penelitian

(46)

36

3.3.3. Pengumpulan Data

pengumpilan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu suatu teknik

pengumpulan data dengan cara mengkopi, mempelajari, dan menggunakan

laporan keuangan pihak emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini

yang diambil dari perpustakaan Bursa Efek Indonesia.

3.4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti

sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah suatu data tersebut

mengikuti sebaran normal, salah satunya dapat dilakukan dengan metode

kolmogrov sminorv. (Sumarsono, 2004 : 40)

Pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka

distribusi data adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka

distribusi data adalah normal. (Sumarsono, 2004 : 43)

3.5. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linear antar variabel bebas

(47)

37

linear antar variabel bebas, maka persamaan regresi sederhana tidak perlu

dilakukan analisis multikolinearitas. (Sumodiningrat, 2002 : 281)

Tujuan dari multikolinearitas adalah untuk menguji apakah hubungan model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel (Ghozali, 2002 : 57).

b. Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan heterokedastisitas adalah variabel independen

adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu variabel

independen. Pada regresi linear, nilai residu tidak boleh ada hubungan

dengan variabel independen (Algifari, 2000 : 85). Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Renk Sperman antara

residual dengan seluruh variabel bebas.

Pedoman dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah :

a. Apabila nilai signifikan hitang ( sig ) > tingkat signifikan α = 0,05

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Apabila nilai signifikan hitang ( sig ) ≤ tingkat signifikan α = 0,05

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. ( Santoso, 2001 : 231)

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota –

anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu

( seperti pada data return waktu atau time series data ) atau yang tersusun

(48)

38

(Sumodiningrat, 2002 : 231). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu regresi linear ada korelasi kesalahan penganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin

Watson dengan jumlah variabel bebas ( k ) dan jumlah data ( n ) sehingga

diketahui dL dan du maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan atau

tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2001: 61).

Kriteria pengujian Durbin Watson dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Autokorelasi

Durbin Watson Kriteria

0 < DW < dL

Ada autokorelasi negatif

Sumber : Ghozali, 2001 : 61

3.6. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah regresi linear

berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas

(49)

39

Rumus regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ………( Anonim, 2003 : L –21 )

Keterangan :

Y : Return yang diterima pemegang saham

X1 : Arus kas operasi

X2 : Earnings

X3 : Return on asset

a : Konstanta

b1,b2,b3 : Koefisien regresi variabel X1, X2, dan X3

e : Kesalahan baku

3.7 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

thitung =

) (bi se

bi

(Sudjana, 1992 :111).

Keterangan :

t hitung : t hasil perhitungan

bi : koefisien regresi

(50)

40

a. Ho : bi = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Hi : bi 0 ; terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas

terhadap variabel terikat.

b. Tingkat signifikan 5% = 0,05

c. Kriteria pengujian :

1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima

(51)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia

Catatan sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di kota Jakarta pernah di bentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta (1912). Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pembentukan ketiga bursa tersebut diatas dilatar belakangi oleh adanya gejala semakin banyaknya jenis efek yang diperdagangkan di masyarakat, besarnya volume dan nilai perdagangan, serta tingginya biaya transaksi karena efek yang diperdagangan pada waktu itu tercatat di Bursa Amsterdam.

Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan efek di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti karena praktis karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tahun 1951 pemerintah memberlakukan Undang-undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai undang-undang yaitu No. 15 tahun 1952 tentang bursa efek. Berdasarkan undang-undang tersebut Bursa Efek Indonesia dibuka kembali di Jakarta. Karena situasi politik dan

(52)

42

ekonomi saat itu kurang menguntungkan, kegiatan pasar modal praktis terhenti sampai dengan pertengahan tahun 1977.

Pada tanggal 10 Agustus 1990, berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia No. 15 tahun 1976, pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali dengan tujuan :

a. Mempercepat proses perluasan pengikut sertaan masyarakat dalam pemilihan saham perusahaan-perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat.

b. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk pembiayaan pembangunan nasional.

c. Mendorong perusahaan-perusahaan swasta yang sehat dan baik untuk menjual sahamnya melalui pasar dengan memberikan keringanan-keringanan di bidang perpajakan.

Perkembangan pasar modal di Indonesia dari tahun 1977 – 1987 relatif kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal, seperti fasilitas perpajakan (tax

holiday), revaluasi aktiva dan sebagainya.

(53)

43

Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut di atas, pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 1988) dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes1988).

Pakdes 1987 secara umum merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya beberapa biaya yang sebelumnya dipungut oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan untuk membeli efek bagi pemodal asing maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 1987 juga menghapuskan batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkna bursa pararel (over the counter) sebagai pilihan bagi calon emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Pakto 1988, meskipun pada hakekatnya ditujukan pada sektor perbankan akan tetap mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Secara garis besar Pakto 1988 berisikan tentang ketentuan Legal

Lending Limit (L3) dan ketentuan tentang bunga deposito dikenakan pajak

yang bersifat final.

(54)

44

sendirinya. Sedangkan bagi-bagi bank-bank yang terlanjur memberi pinjaman melebihi ketentuan L3, harus berusaha meningkatkan modalnya. Berarti L3 di atas juga mendorong bank-bank yang terlanjur melebihi batas pinjaman yang diberikan kepada nasabahnya untuk go public.

Pengenaan pajak atas bunga deposito yang bersifat final juga mempunyai dampak yang positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan adanya ketentuan tersebut pemerintah memberikan perlakuan yang sama antara sektor perbankan dengan sektor pasar modal.

Pakde 1988, pada intinya memberikan dorongan yang lebih jauh agar pasar modal sama murah dan modalnya dibandingkan dengan sektor pembiayaan lain. Pakde 1988 juga membuka peluang bagi pihak swasta untuk menyelenggarakan Bursa Efek Swasta di kota-kota di luar Jakarta.

4.1.2. Lembaga dan Profesi Pasar Modal

4.1.2.1. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah pihak yang berperan dalam suatu proses penjamin emisi pasar perdana dan atau perdagangan di pasar sekunder. Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 859 dan 860/Kep.01/1987 lembaga penunjang yang keberadaannya terkait dengan adanya pasar modal, yaitu :

(55)

45

d. Perantara perdagangan efek

e. Biro Administrasi Efek (Anonim,1987:62)

4.1.2.2. Profesi Penunjang Pasar Modal

Profesi Penunjang Pasar Modal adalah lembaga penunjang yang keberadaannya tidak semata-mata terkait dengan adanya pasar modal, yaitu :

1) Akuntan publik 2) Penasehat hukum 3) Notaris

4) Perusahaan penilai

5) Penyimpan efek (custodian)

6) Profesi lain yangf ditetapkan oleh BAPEPAM (Anonim, 1987:71)

4.1.3. Latar Belakang Berdirinya BES

Pembentukan Bursa Efek Indonesia (BES) yang mulai beroperasi tanggal 16 Juni 1989, yaitu hampir dua belas tahun sejak pemrintah mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia (10 Agustus 1977) seakan merupakan proses pengulangan sejarah dengan latar belakang yang tentu saja jauh berbeda.

(56)

46

Tahun ke Lima (Pelita V) dilatar belakangi oleh adanya tekad pemerintah untuk mengerahkan segala dan daya semaksimal mungkin guna mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal 5% pertahun.

BES merupakan suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan pada tanggal 30 Maret 1989. Berdasarkan akte No. 73 dari Kartini Mulyadi, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-5101.HT.01.01.TH.89 tanggal 12 Juni 1989. Anggaran Dasar perseroan telah mengalami perubahan sebagaimana termuat dalam Akte Notaris Kartini Mulyadi, SH, No 4 tanggal 2 Juni 1989 dan telah disetujui pula oleh Menetri Kehakiman Republik Indonesia. Izin Usaha Penyelenggarakan BES ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 654/MKK.01/1989 tanggal 14 Juni 1989.

Pembentukan BES merupakan suatu langkah positif dan juga merupakan suatu indikasi adanya peran serta pihak swasta di bidang pasar modal. Hal ini sangat sesuai dengan isi yang terkandung Pakde 1988, yaitu deregulasi di bidang pasar modal.

4.1.4. Maksud dan Tujuan Pembentukan BES

(57)

47

Timur dan Jawa Timur pada khususnya akan lebih mudah menarik dana jangka panjang yang relatif murah dari pasar modal.

Di sisi lain, kehadiran BES berarti memberikan jaminan likuiditas efek yang diperdagangkan karena pilihan pasar sekunder menjadi lebih beragam. Dalam hal ini perusahaan yang menawarkan efek melalui pasar modal dapat mengadakan pilihan untuk pencatatan dan perdagangan efeknya, yaitu di Bursa Efek Indonesia, BES dan di Bursa Paralel. Pembentukan BES pada akhirnya dapat sempurna sehingga diharapkan pasar modal mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi usaha pengerahan dana pembangunan nasional.

4.1.5. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan usaha, BES tunduk peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Pembinaan dan pengawasan terhadap BES dilakukan oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), sesuai dengan Keputusan Presiden No. 60 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang pasar modal.

(58)

48

Perantara Jakarta, 1 Pusat Koperasi KUD Jawa Timur dan 1 Lembaga Pengelola Dana yaitu PT (Persero) Danareksa. Kekuasaan tertinggi di PT. BES sesuai dengan anggaran dasar perusahaan terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham. Seperti lazimnya pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas , dalam struktur PT. BES juga terdapat Dewan Komisaris, terdiri dari satu orang Komisaris Utama dan tiga orang anggota Direksi. Hingga saat ini PT. BES mempunyai satu orang Direktur Utama dan satu orang Direktur.

Fungsi Administrasi dan Operasional dilaksanakan oleh tiga Divisi yaitu Divisi Administrasi dan penerangan, Divisi Keuangan dan Akuntansi dan Divisi Penyelenggaraan Bursa. Setiap divisi membawahi dua bagian.

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia.

R.U.P.S

Dewan Kopmisaris

Direktur Utama

Direktur Utama Direktur Pergangan Ditektur Keuangan

Divisi Divisi Divisi Adm & penerangan Penyalur bursa Keuangan & Akt

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Adm. Umum Penerangan & Humas Pengolahan data Adm. & perdagangan Akuntansi Keuangan

(59)

49

4.1.6. Sistim Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa (pialang). Dalam melaksanakan tugasnya seorang pialang bertindak atas nama perusahaan (securities company). Transaksi berdasarkan mekanisme pasar dengan prosedur pialang memasukkan order ke menu slip order, yang memuat lot dan harga tawaran, sedangkan waktu pemasukan order telah terkontrol langsung oleh sistim komputer.

Fasilitas perdagangan saham digolongkan dalam dua kategori, yaitu Papan Transaksi Asing (Foreign Board) dan Papan Transaksi Lokal (Local

Board). Transaksi perdagangan lokal terbagi atas :

1) Perdagangan Reguler, yaitu perdagangan yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar (action market) dan bersifat terus-menerus dengan lot minimal 500 saham.

2) Perdagangan Non Reguler, yaitu merupakan perdagangan saham jumlah besar (block sale) di atas 10.000 saham dan perdagangan add lot, yaitu dibawah 500 saham.

(60)

50

4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis

4.2.1. Hasil Pengujian Hipotesis I

4.2.1.1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi (probabilitas) yang diproleh lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data tersebut telah terdistribusi normal. (Santoso, 2001 : 97)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka

distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka

distribusi adalah normal.

Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel

Tests of Normality

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

(61)

51

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi dari data adalah mengikuti pola distribusi normal.

4.2.1.1. Uji Asumsi Klasik

4.2.1.1.1 Autokorelasi

Deteksi Autokorelasi:

a. Besarnya Angka Durbin Watson

Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi (positif) Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi (negatif)

Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi

Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini.

Tidak ada autokorelasi

(62)

52

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

d. Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang signifikan.

Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,986, hal ini menunjukkan tidak terdapat gejala autokorelasi (karena antara -2 sampai 2).

4.2.1.1.2 Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi.

Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Multikolinieritas

Coefficientsa

25.929 19.923 1.301 .204

.000 .000 .055 .295 .770 .056 .977 1.024

.000 .000 .040 .216 .830 .041 .969 1.032

1.243 .922 .248 1.349 .188 .247 .988 1.012

(Constant)

(63)

53

untuk OCF (X1) = 1,024: Earnings (X2) = 1,032, dan ROA (X3) = 1,012; (lebih kecil dari 10) yang artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier.

4.2.1.1.3 Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Correlations

ed Residual OCF Earnings ROA

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

(64)

54

4.2.1.2. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Koefisien Regresi

Coefficientsa

25.929 19.923 1.301 .204

.000 .000 .055 .295 .770 .056 .977 1.024

.000 .000 .040 .216 .830 .041 .969 1.032

1.243 .922 .248 1.349 .188 .247 .988 1.012

(Constant)

Sumber : data diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Y = XXe

Y = 25.929 + 0.000 X1 + 0.000 X2 + 1,243 X3 + e

Dengan asumsi bahwa variabel X1, X2, X3 adalah nol atau konstan

maka nilai Prediksi Laba (Y) adalah sebesar 25.929

Koefisien regresi untuk variabel Arus Kas Operasi (X1) diperoleh

nilai 0.000 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Arus Kas Operasi (X1) akan menaikkan nilai Return Saham (Y)

dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

Koefisien regresi untuk variabel laba bersih (X2) diperoleh nilai

(65)

55

variabel terikat. Jadi semakin besar nilai laba bersih (X2) akan menaikkan

nilai Return Saham (Y) dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

Koefisien regresi untuk variabel return on assets (X3) diperoleh

nilai 1,243, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai laba bersih (X2) akan menaikkan

nilai Return Saham (Y) dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

4.2.1.3. Hasil Pengujian Uji F

Tabel 4.5 Hasil Uji F

ANOVAb

5231.454 3 1743.818 .624 .605a

78208.076 28 2793.146

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROA, OCF, Earnings a.

Dependent Variable: Return b.

Terlihat dari angka Fhitung(33-4-1) = 0,624 dengan Sig.0,770 > 0,05 :

(66)

56

untuk teknik analisis ini tidak cocok, oleh karena itu untuk peneliti yang akan datang disarankan untuk menggunakan model teknik analisis ini dengan menambahkan data penelitian atau pengamatannya.

4.2.1.4. Pengujian secara Parsial (Uji t)

Tabel 4.6 Hasil Uji t

Coefficientsa

25.929 19.923 1.301 .204

.000 .000 .055 .295 .770 .056 .977 1.024

.000 .000 .040 .216 .830 .041 .969 1.032

1.243 .922 .248 1.349 .188 .247 .988 1.012

(Constant)

Hasil uji t pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa :

1. Arus Kas Operasi (X1) berpengaruh terhadap Return (Y), tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. ,770 > 0,05 : tidak signifikan [positif]. 2. Laba Bersih (X2) berpengaruh terhadap Return (Y) , tidak dapat diterima

[Sig. ,0,830 > 0,05 : tidak sinifikan [positif].

3. Return On Assets (X3) berpengaruh terhadap Return (Y) tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. ,188 > 0,05 : tidak signifikan [positif].

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Retun Saham

(67)

57

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pasar modal. Informasi yang terkandung dalam laporan arus kas belum mempunyai makna atau nilai bagi investor jika keberadaan tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi dipasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui perubahan harga saham yang diperdagangkan. Salah satu tujuan penyajian informasi arus kas adalah digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas. Selain itu perusahaan Otomotive cenderung membutuhkan waktu lebih lama (adanya lag waktu) agar pengaruh total arus kas dapat dirasakan mempengaruhi return saham, karena data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi jika dilihat pengaruhnya terhadap harga saham. Hal ini membuktikan bahwa arus kas operasi secara parsial tidak dapat memoderasi hubungan antara laba akuntansi dengan return saham. Hal ini tidak mendukung teori Laksmi (2006) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Ini terlihat dari model penelitian yang menunjukkan unexpected cash flow atau outflows

Gambar

Tabel 4.2 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .....................................................49
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia .............................45
Tabel 1 :  Data Return perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia  Tahun 2007 – 2009
Gambar I : Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembinaan dilakukan menyangkut penilaian perkembangan usaha debitur, penggunaan kredit maupun perlindungan kepentingan bank, baik yang dilakukan secara administrative

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan

L7-filter is a packet classifier for the Linux kernel that doesn't look up port numbers or Layer 4 protocols, but instead looks at the data in an IP packet and does a regular

Label halal pada kosmetik membuat persepsi baru bagi masyarakat yaitu kosmetik berlabel halal tidak mengandung alkohol sesuai dengan uji pearson correlation dengan

Bagaimana cara membantu lembaga pendidikan PAUD Aisyiyah 3 Salatiga melakukan manajemen data akademik secara on line dengan melalui website sehingga pengelolaan data

Ilmu (science) merupakan bagian dari pengetahuan (knowledge), membahas bidang pengetahuan tertentu yang tersusun secara sistematis, diperoleh dengan observasi (tahapan

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis data dengan hasil thitung sebesar 7,725 dan ttabel sebesar 1,782 maka dapat disimpulkan bahwa latihan

Kegiatan sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi masyarakat melalui konsultasi publik ( public consultation) , sehingga pemanfaatan Dana Belanja Bantuan